Anda di halaman 1dari 4

KESEPAKATAN DAN

RENCANA TINDAK LANJUT

Orientasi Integrasi AMPSR-PS2H


Gelombang 1/ 2-4 Juni 2021
KESEPAKATAN

1. Audit maternal perinatal: surveilans dan respon wajib dilaksanakan untuk identifikasi dan mengkaji
faktor-faktor penyebab kematian ibu, lahir mati dan bayi baru lahir untuk menghasilkan rekomendasi
program intervensi yang terukur, tepat sasaran, spesifik, mampu laksana dalam waktu tertentu
2. Seluruh kematian ibu wajib untuk diaudit maternal dan perinatal di tingkat kabupaten/kota, sementara
untuk lahir mati dan kematian bayi baru lahir dilakukan audit maternal dan perinatal dengan sampling
sesuai dengan metode yang ada dalam pedoman AMPSR
3. Hasil AMPSR dan analisis agregat yang dihasilkan menjadi acuan untuk perbaikan pelayanan kesehatan
ibu dan anak, perbaikan sistem kesehatan dan perubahan kebijakan sebagaimana diperlukan
4. Seluruh fasyankes rujukan (RS) tempat kematian menotifikasi kematian ibu dan BBL melalui MPDN
dalam waktu 3 x 24 jam. Kematian yang terjadi di rumah, perjalanan dan FKTP, notifikasi dilakukan
oleh Puskesmas wilayah terjadinya kematian. Apabila belum dinotifikasi oleh fasyankes dalam 1 bulan
setelah kematian, verifikator Dinkes kab/kota harus menginputkan dalam MPDN.
KESEPAKATAN

5. RS mengeluarkan Sertifikat Medik Penyebab Kematian (Maternal dan Perinatal)


6. Setiap bulan RS mengirimkan laporan jumlah kematian maternal dan perinatal yang terjadi
dan jumlah kasus yang dilakukan audit medik (Maternal dan Perinatal) ke Dinkes Kab/Kota
7. Seluruh Kab/Kota melaksanakan pengkajian minimal 1 kali setiap 3 bulan. Hasil pengkajian
yang terdiri dari penyebab kematian, rekomendasi dan apakah rekomendasi sudah
dilaksanakan, diinput ke dalam MPDN oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
8. Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi melakukan evaluasi pemanfaatan
MPDN dan analisis hasil pengkajian minimal tiap 6 bulan bersama Pokja penurunan AKI dan
AKB
RTL
Dinkes Provinsi Dinkes Kab/Kota Puskesmas/RS
• Membuat SK Gubernur tentang Manajemen • Membuat SK Bupati/ Walikota tentang Manajemen • Menotifikasi seluruh kematian ibu, lahir mati
dan Penyelenggaraan AMPSR dan Penyelenggaraan AMPSR dan BBL tahun 2020 dan 2021 dalam MPDN
( dalam 1 minggu setelah orientasi )
• Melakukan monitoring dan evaluasi • Menyelenggarakan pengkajian minimal setiap 3 bulan • Melaksanakan skrining kematian WUS
pemanfaatan MPDN setiap 3 bulan sekali. menggunakan form MAMA IN
• Melakukan analisis hasil pelaporan MPDN • Memasukkan atau memastikan data kematian ibu, • Untuk selanjutnya, seluruh kematian maternal
minimal tiap 6 bulan sebagai dasar lahir mati dan kematian neonatal tahun 2019, 2020 dan perinatal wajib untuk dinotifikasi via MPDN
perencanaan dan pengambilan kebijakan dan 2021 sudah diinput ke dalam MPDN dalam 3x24 jam sejak kematian terjadi

• Memasukkan hasil pengkajian tahun 2021dalam fitur • Puskesmas melaksanakan otopsi verbal untuk
analisis aplikasi MPDN ( dalam 1 minggu setelah kematian ibu, lahir mati dan BBL menggunakan
orientasi ) aplikasi MPDN

• Melakukan analisis hasil pelaporan MPDN sebagai • RS harus melakukan audit medik setiap kasus
dasar perencanaan dan pengambilan kebijakan kematian (Maternal Perinatal) segera setelah
kematian, maksimal 14 hari sejak data
diverifikasi

• Melibatkan seluruh FKTP dan RS diwilayahnya dalam • Melaporkan kematian (Ringkasan Medik,
pemanfaatan MPDN dan pelaksanaan AMPSR Ringkasan Medik Perantara, Otopsi Verbal)
Maternal dan Perinatal segera setelah
kematian, maksimal 21 hari sejak data
diverifikasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

Anda mungkin juga menyukai