Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN


UPTD. PUSKESMAS TANGEN
Jalan Raya Tangen – Galeh Km.2 Dukuh Telp. 0811257007
E-mail : puskesmastangen@gmail.com
S R A G E N - 57261

PEDOMAN

PENGELOLAAN JARINGAN DAN PEMBINAAN JEJARING PUSKESMAS TAHUN 2022

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan


bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mecapai drajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di
Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya
perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya
pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan
mayarakat. Upaya Kesehatan Masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib
menyelenggarakan Upaya Kesehatan masyarakat melalui jaringan dan jejaring.
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana
jaringan dan jejaring dalam melakukan pelayanan di Puskesmas. Sehingga pelayanan
dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperolah hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
C. Sasaran Pedoman
1. Petugas PKD
2. Klinik swasta
3. Bidan Praktek Mandiri
4. Dokter Praktek Mandiri
5. Apotek
D. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan jejaring adalah pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan masyarakat di Puskesmas mencakup kegiatan pengobatan dan
pembinaan di bidan desa (PKD).
1. Bidan Desa/PKD
Tugas bidan desa, sesuai kewenangannya, yaitu:
a. Pelayanan KIA-KB.
b. Pelayanan promotif,preventif dan pemberdayaan masyarakat.
c. Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak,termasuk
gizi.
2. Jejaring Puskesmas
Fungsi Puskesmas dalam hubungannya dengan jejaring adalah pembinaan dalam
hal legalitas dan pelaksanaan prosedur pelayanan.
E. Batasan Operasional
Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan,yang membawahi:
1. Bidan Desa/PKD ( monev)
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa
dalam wilayah kerja Puskesmas sebagai jaringan pelayanan Puskesmas.
Penempatan bidan di desa utamanya adalah dalam upaya percepatan peningkatan
kesehatan ibu dan anak, disamping itu juga untuk peningkatan status kesehatan
masyarakat. Wilayah kerja bidan di desa meliputi 1 (satu) wilayah desa, dan dapat
diperbantukan pada desa yang tidak ada bidan, sesuai dengan penugasan kepala
Puskesmas.
Pembinaan bidan desa adalah pelayanan kesehatan dimasyarakat yang dilakukan
melalui kegiatan pengawasan pengendalian dan penilaian yang meliputi
pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi terhadap bidan desa.
2. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan swasta diluar
Puskesmas yang berada di wilayah Puskesmas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan, dan pelatihan, serta
pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Yang dimaksud dengan
kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan,
masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai performance
(kinerjanya), dan standar kompetensi.
Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan, khususnya yang
berkaitan dengan kualitas atau mutu, antara lain dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah (PP) No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Dalam PP ini antara lain dinyatakan :
1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan (Pasal 3);
dan
2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (Pasal 21).
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,
sebaran, mutu dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya. Untuk jejaring Puskesmas
Tangen, Kualifikasi Sumber Daya Manusia sudah sesuai,. dengan kriteria SDM yang
dibutuhkan.
Data Tim Jaringan dan jejaring :

No. Jenis Tenaga Kesehatan Kualifikasi


1. Dokter Umum S1 Kedokteran 3 orang
2. Bidan Koordinator D3 Keperawatan 1 orang
3. Bidan Wilayah D4 Kebidanan 3 orang
D3 Kebidanan 4 orang
4 Perawat D3 Perawat 6 orang
S1 Perawat 1 orang
B. Jadwal Kegiatan
No Desa 2023

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Katelan Perenca Pembina Kegiatan Kegiatan
an Supervisi Monitoring
2 Dukuh nan
Program jejaring dan
3 Sigit Puskesm dilakukan Evaluasi
as terkait dalam 1 serta
4 Jekawal kegiatan tahun Pembinaan
5 Ngrombo UKP dan sekali Program
atau kegiatan
6 Denayar UKM UKP dan
7 Galeh untuk di atau UKM
laksanak yang akan
an di di lakukan
Jejaring tahun
dan depan.
Jaringan
dilakukan
dalam 1
tahun

JADWAL KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB JARINGAN


BAB III

STANDAR FASILITAS

1. Bidan Desa /PKD (Monev)


Kegiatan yang dilakukan oleh bidan desa atau PKD adalah:

No PROGRAM KEGIATAN
1 KIA/KB
a. Ibu Pendataan ibu hamil
Kelas Bumil
Kunjungan Bumil Risti
Kunjungan nifas
b. Bayi Kunjungan neonatal
Imunisasi
DDTK
c. Anak DDTK
UKTK
d. KB Pencatatan Akseptor KB baru
Penyuluhan
Pelayanan KB
2 Promkes Penyuluhan
Pelatihan
Advokasi
Pendataan PHBS
Pemberdayaan masyarakat: Posyandu,
balita,Posyandu lansia,Posbindu
Upaya kesehatan institusi

3 Gizi Penjaringan balita gizi kurang dan gizi


buruk
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Monitoring ASI Eksklusif
Monitoring pemberian tablet Fe bumil
4 P2P Monitoring PSN
5 Kesling Pendataan rumah sehat
Pemantauan tempat pelayanan umum
6 Pengobatan ANC,PNC,MTBS,MTBM,Pengobatan
dasar,rujukan kasus
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN JARINGAN DAN JEJARING


1. Tata laksana jaringan dan jejaring di Puskesmas Tangen dengan membuat
rencana kerja monev pada jaringan & jejaring puskesmas Tangen Sragen.
2. Tim jaringan dan jejaring melakukan monev sesuai dengan jadwal yang di
rencanakan
3. Tim jaringan dan jejaring menulis hasil monev yang dilakukan dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas.
4. Tim jaringan dan jejaring merencanakan RTL dan TL HASIL MONEV.

B. METODE YANG DIGUNAKAN


Pembinaan jaringan dan jejaring fasilitas kesehatan di wilayah Puskesmas Tangen
dilakukan dengan kunjungan kesasaran dengan menggunakan cheklis yang sudah di
siapkan adapun jadwal pelaksanan pembinaan untuk puskesmas pembantu dan
Poliklinik Kesehatan Desa dilakukan 1 tahun sekali dan untuk jadwal pembinaan klinik
pribadi dan bidan mandiri menunggu koordinasi dari Dinas Kesehatan.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pembinaan kejaringan dilakukan setahun sekali dalam hal administrasi dan mutu
pelayanan.
2. Evaluasi jaringan 6 bulan sekali
3. Kegiatan yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan jejaring Puskesmas adalah
a. Pendataan jenis pelayanan, lokasi, tingkat fayankes
b. Menerima laporan bulanan dari fayankes
c. Pembinaan fayankes yang berkerja sama dengan Puskesmas dalam
pelayanan imunisasi
Kondisi
NO JENIS ALAT Standar Kekurangan
Riil
2
1 Aligator Forssceps P.247 Buah
2
2 Baki logam tempat alat Steril bertututp Buah
1
3 Corong teloinga / Spekulum telinga P.241 Set
 
  Ukuran kecil,besar,sedang      
2
4 Duk bolong,sedang Buah
1
5 Emesis basin/ Nierbeken besar Buah
2
6 Gunting bedah Standar,lurus Buah
2
7 Gunting benang Buah
1
8 Gunting pembalut,Lister Buah
2
9 Kleam Arteri,lurus ( Kelly ) Buah
2
10 Klem/Pemegang jarum jahit,18cm ( mayo hegar ) Buah
2
11 Korentang,Penjepit sponge ( Foerter ) Buah
1
12 Lampu senter untuk periksa/pen light Buah
1
13 Meja Instrumen / Alat Buah
1
14 Pengukur tinggi badan Buah
1
15 Pengukur panjang badan Buah
2
16 Pinset anatomis ( untuk specimen ) Buah
2
17 Pinset anatomis 14,5 cm Buah
2
18 Pinset anatomis,18 cm Buah
2
19 Pinset Bayonet, P.245 Buah
2
20 Pinset Bedah,18 cm Buah
2
21 Pinset Bedah 14,5 cm Buah
2
22 Silinder Korentang Buah
2
23 Skapel,Tangkai Pisau Oprasi Buah
1
24 Sphygmomanometer dewasa Buah
1
25 Standar infus Buah
1
26 Sterilisator Buah
1
27 Stetoskop Buah
1
28 Sundip lidah,logam,panjang 12 cm Buah
1
29 Tempat tidur periksa dan perlengkapannya Buah
30 Termometer 1 Buah
1
31 Timbangan dewasa Buah
1
32 Timbangan bayi Buah
1
33 Tor[niket karet Buah
1
34 Tromol kasa / Kain steril ( 125 x 120 mm ) Buah
SET PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU        
SET PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK        
SET PELAYANAN kb        
SET PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA        
           
1 Alat pemeriksaan HB 1  
2 Tes celup Glucoprotein Urine 1   −
3 Tes celup hCG ( tes kehamilan ) 1   −
4 Tes golongan darah 1   −
5 Kulkas ( penyimpan reagen,vaksin dan obat ) 1   −
BAHAN HABIS PAKAI        
1 Benang silk Sesuai kebutuhan  
2 Betadine solotion atau Desinfektan lainnya 1 Botol    
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan jejaring dan jaringan perlu


diperhatikan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan pelayanan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap pelayanan yang akan dilaksanakan, antara lain pencegahan infeksi dan
komplikasi
Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan harapan, yang
terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena penanganan klinis (Clinical
Management). Penanganan klinis yang tidak sesuai kadang tidak menimbulkan cedera,
maka kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera (KTC). Kejadian nyaris cedera
(KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi
kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan. Keadaan tertentu dalam pelayanan klinis,
misalnya lantai yang licin yang berisiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi menimbulkan
cedera. Keadaan ini disebut Kondisi Potensi Cedera (KPC).
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Tim jaringan dan jejaring dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan pelayanan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya hasil jaringan dan jejaring di evaluasi setelah hasil Monev selesai dan
disampaikan di lokakarya mini.
5. Dilakukan koordinasi bidan setiap 6 bulan sekali.
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan,maupun penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan
salah satu indiktor kualitas pelayanan. Dan banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas
tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan publik sangat
ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali
menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem
pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan
yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari
kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan yg
tidak bisa menyesuaikan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu, managemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam
pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pedoman jejaring
Puskesmas Bulukertoini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, upaya
pengembangan, dan peningkatan pelayanan serta mutu pelayanan di Puskesmas. Hal-hal
tesebut diatas semaksimal mungkin akan dilaksanakan yang pada akhirnya tujuan
kepuasan pelanggan akan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai