Jiwa
November 2022
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
30%
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko
masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
60% 90%
4
Indikator 1
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
Definisi Operasional
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang dilakukan skrining
dengan menggunakan instrumen SDQ (untuk usia 15-18 tahun) atau SRQ-20 (usia di atas 18 tahun)
dan/atau ASSIST, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan/atau kader kesehatan dan/atau guru terlatih
Cara Penghitungan
Jumlah penduduk usia ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang
mendapatkan skrining
x 100%
Jumlah estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa
5
Capaian Indikator update 4 Oktober 2022
Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan
jiwa yang mendapatkan skrining Persentase penduduk usia
Estimasi Jumlah
≥ 15 tahun dengan risiko
Penduduk Usia ≥ 15
NO Provinsi Target masalah kesehatan jiwa
tahun dengan risiko SRQ-20 ASSIST**
SDQ yang mendapatkan
masalah keswa TOTAL
(15-18 th) skrining
19-59 th ≥60 th 15-18 th 19-59 th ≥60 th
14 Jawa Tengah 6863197 2.058.959 9192 1321743 728271 783 2059989 30,02
6
Capaian Indikator update 4 Oktober 2022
16 Jawa Timur 8016049 2.404.815 685 1251 935 3883 6754 0,08
7
Capaian Indikator update 4 Oktober 2022
28 Sulawesi Tengah 582647 174.794 100 701 1842 123 2766 0,47
8
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan
jiwa yang mendapatkan skrining
TW I-II
40,00
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan
35,43%
(609.081)
35,00
30,02%
(2.059.989)
30,00
jiwa yang mendapatkan skrining (%)
25,00
20,00
15,00
8,06%
(22.893) 7,90%
10,00 (64.405)
2,15%
0,37% 6,82% 6,05%
(34.875) 3,72%
(6.092) (9.295) (3.163.026)
1,45% 2,00% 1,71% (33.074) 1,52% 3,62%
0,95% 1,56% 1,04% 0,47%
5,00 (14.576) (20.609) (165.158) 0,37% (15.199) (2.766) (18.104)
(4.330) (5.981) 0,26% (5.406) 0,01%
1,07% (6.475)0,03% (2.988) 1,49% 0,59%
0,12% 0,32% 0,62% (68) 0,14%
(29.578) (564) 0,08% (14.662) (1.952) 0,00 0,00 0,00
(1.502) (2.208) 0,00 (4.431) 0,00 (368)
(6.754)
0,00
Provinsi 9
Permasalahan Masih Rendahnya Cakupan Deteksi Dini
Kesehatan Jiwa yang teridentifikasi
❑ Masih kurangnya Komitmen dari Pemegang Kebijakan di daerah mulai dari Provinsi, Kab./Kota sampai
dengan tingkat Desa
❑ Belum optimalnya dukungan atau peran mitra potensial (dunia usaha, organisasi kemasyarakatan,
akademisi, media massa, organisasi profesi, dll
❑ Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan jiwanya serta
melakukan upaya pencegahan melalui deteksi dini kesehatan jiwa
❑ Belum optimalnya fungsi UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) di Puskesmas yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif dalam upaya kesehatan jiwa
❑ Masih adanya persepsi di Puskesmas, deteksi dini hanya dilakukan pada sasaran penduduk yang
bermasalah kesehatan jiwa
❑ Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat (baik di masyarakat maupun di kelompok
masyarakat)
❑ Pelaksanaan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa masih dilakukan secara manual, mempersulit dalam
melakukan interpretasi hasil deteksi dini
10
Upaya yang dilakukan dalam Meningkatkan Cakupan
Deteksi Dini Kesehatan Jiwa
❑ Mendorong komitmen pemegang kebijakan di daerah baik di tingkat provinsi/kab./kota maupun tingkat
desa/kelurahan melalui kebijakan yang dikeluarkan baik berupa Perda/ Pergub/ Perbup/ Perwali/ Perdes/
Perkel/Surat Edaran ataupun Instruksi
❑ Mendorong pengelola program keswa di dinas kesehatan prov/kab./kota serta Puskesmas untuk
meningkatkan peran serta mitra potensial melalui MoU/PKS
❑ Melakukan integrasi pelaksanaan deteksi dini kesehatan jiwa dengan program lainnya seperti integrasi
dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan anak usia sekolah, penerapan SDIDTK, penerapan Buku KIA,
skrining kesehatan di tempat kerja, skrining kesehatan di LAPAS, skrining kesehatan di Posbindu, dll
❑ Optimalisasi fungsi UKM di Puskesmas yang mengutamakan Upaya Promotif dan Preventif melalui
peningkatan kapasitas petugas kesehatan jiwa di Puskesmas
❑ Mendorong upaya pemberdayaan keluarga, masyarakat dan kelompok masyarakat melalui peningkatan
literasi kesehatan jiwa
❑ Memanfaatkan google form deteksi dini kesehatan jiwa yang dapat mempermudah Petugas dalam
melakukan interpretasi hasil
11
Sasaran Penyelenggaraan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa
12
Tempat Dan Sasaran Kelompok Berisiko
Penyelenggaraan Skrining
17
Pelaksanaan Skrining Kesehatan Jiwa
18
Pelaksanaan Skrining di Kelompok Masyarakat dan
Masyarakat
UKBM: Posyandu, Posbindu, Pos UKK
UKBM/LKD Sasaran Instrumen Pelaksana
Posyandu Anak Balita SDQ 4-10 Kader terlatih didampingi
Tenaga kesehatan
• Ibu yang memiliki anak balita SRQ 20 Kader terlatih didampingi
• Ibu hamil HRV Tenaga kesehatan
• Ibu nifas
19
UKBM/LKD Sasaran Instrumen Pelaksana
Posbindu Usia15-18 th SDQ 11-18 Kader terlatih didampingi
Tenaga kesehatan
Usia > 18 th SRQ 20 Kader terlatih didampingi
HRV Tenaga kesehatan
Pos UKK (Upaya Pekerja informal mulai SRQ 20 Kader terlatih didampingi
Kesehatan Kerja) kelompok usia >18 tahun HRV Tenaga kesehatan
20
Pelaksanaan di Tatanan (Kelompok Masyarakat)
a. Lembaga Pendidikan; PAUD, Sekolah (TK, SD, SMP, SMA sederajat) dan
Perguruan Tinggi
Tatanan Sasaran Instrumen Pelaksana
e. Fasyankes
23
e. Fasyankes
Sasaran Usia Instrumen Pelaksana
• Pasien penyakit kronis 4 – 10 SDQ 4-10 Tenaga kesehatan
• Pasien penyakit endemik
10 – 18 SDQ 11 – 18
• Pasien dengan penyakit
psikosomatik 19 – 59 SRQ 20
• Pasien dengan penyakit HRV
fisik yang tidak membaik >59 GDS
setelah diobati dengan HVLT
adekuat. MMSE
• Ibu hamil dan post
partum
• Calon pengantin
• Calon jemaah haji
24
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi tumbuh kembang
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat
25