ANALISIS :
Berdasarkan indeks PB-TB/U tahun 2020 presentase balita stunting (8.29%) mengalami penurunan dari tahun s
Penurunan tersebut dapat diartikan bahwa tindakan atau intervensi yang dilakukan sebelumnya memberikan
pengaruh yang baik terhadap penurunan angka kejadian stunting di wilayah Kecamatan Moyudan.
PB-TB/U Adanya kebijakan-kebijakan serta program dalam rangka untuk mencegah stunting. Edukasi dan konseling dari
calon ibu untuk upaya pencegahan stunting.
Adanya kesadaran orang tua untuk menimbangkan balitanya di Posyandu tiap bulannya, sehingga ibu akan tah
jadi ibu akan tahu langkah apa yang dilakukan jika anak tidak mengalami peningkatan TB.
Berdasarkan indeks BB/U tahun 2020 presentase balita dengan status gizi kurang (6,36%) mengalami penuruna
Sama halnya dengan presentase balita dengan status gizi sangat kurang/gizi buruk pada tahun 2020 (0,75%) me
Penurunan tersebut dapat diartikan bahwa tindakan atau intervensi yang dilakukan sebelumnya memberikan
pengaruh yang baik terhadap perubahan status gizi di wilayah Kecamatan Moyudan.
Adanya kebijakan-kebijakan serta program dalam rangka untuk mencegah dan mengatasi balita bermasalah. Ed
BB/U untuk paham akan upaya mencegah dan mengatasi permasalahan gizi yang ada pada anaknya. Sadar untuk me
sehingga ibu akan mengetahui status gizi anaknya secara berkala.
Pada indeks BB/U kategori status gizi lebih tahun 2019 sebanyak (3,61%) sedangkan pada tahun 2020 kategori
Kenaikan balita dengan status gizi dengan BB lebih dari normal tersebut dikarenakan adanya perubahan nilai am
Tahun 2020, berat badan balita dengan nilai Z-score >+1SD termasuk dalam kategori status gizi risiko gizi lebih,
z-score +2 masih dalam status gizi baik.
Berdasarkan indeks BB/PB-TB tahun 2020 presentase balita dengan kategori gizi kurang/kurus (3,32%) mengala
Berdasarkan indeks BB/PB-TB tahun 2020 presentase balita dengan kategori gizi buruk/sangat kurus (0,05%) m
Penurunan tersebut dapat diartikan bahwa tindakan atau intervensi yang dilakukan sebelumnya memberikan p
BB/PB-TB di wilayah Kecamatan Moyudan.
Adanya kebijakan-kebijakan serta program dalam rangka untuk mencegah dan mengatasi balita bermasalah. Se
untuk paham akan upaya mencegah dan mengatasi permasalahan gizi yang ada pada anaknya. Sadar untuk me
sehingga ibu akan mengetahui status gizi anaknya secara berkala.
SG PUSKESMAS MOYUDAN
lannya, sehingga ibu akan tahu apakah anak mengalami kenaikan TB atau tidak
engatasi balita bermasalah. Edukasi dan konseling dari tenaga kesehatan. Selain itu, adanya kesadaran orang tua
pada anaknya. Sadar untuk memantau pertumbuhan anaknya tiap bulan
an pada tahun 2020 kategori status gizi risiko BB lebih sebanyak 11,9%.
kan adanya perubahan nilai ambang batas (Z-score). Sesuai dengan PMK No.2
gori status gizi risiko gizi lebih, sedangkan dalam SK Antropometri 2010 nilai
kurang/kurus (3,32%) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (5,7%)
buruk/sangat kurus (0,05%) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (0,16%)
an sebelumnya memberikan pengaruh terhadap permasalahan gizi
Kesimpulan:
Berdasarkan data tersebut faktor determinan tertinggi terhadap tingginya angka kejadian stunting serta balita wasting pa
dan tahun 2020 yaitu adanya anggota keluarga yang merokok.
19 Faktor Determinan Stunting 202
Riwayat Ibu Penyakit No Desa/Kelurahan Tidak ada Tidak Ada Jamban
Kecacingan
Hamil KEK Penyerta JKN / BPJS Sumber Air Tidak Sehat
(%)
(%) (%) (%) Bersih (%) (%)
0.00 0.00 1 SUMBERRAHAYU 34.38 0.00 3.13 3.13
23.53 17.65 2 SUMBERSARI 28.85 0.00 9.62 0.00
9.52 4.76 3 SUMBERAGUNG 37.50 0.00 5.00 0.00
15.38 0.00 4 SUMBERARUM 48.15 0.00 11.11 7.41
12.12 6.06 JUMLAH 35.76 0.00 7.28 1.99
ui asap rokok orang tua perokok yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak.
ggu tumbuh kembangnya.
FAKTOR DETERMINAN
No NAMA TANGGAL LAHIR
Sumber Jamban
JKN/BPJS Kecacingan Imunisasi Merokok
Air Bersih sehat
Keterangan:
Balita An. F dengan status gizi berdasarkan indeks TB/U sangat pendek, indeks BB/U sangat kurang, dan indeks BB/TB giz
Riwayat kelahirannya BBLR dengan berat badan lahir 1,8 kg dan panjang badan 42 cm.
Saat hamil ibu balita mengalami penyakit rubella.
Dilihat secara fisik memang terlihat kurus dan pendek. An. F termasuk dalam anak yang aktif berlari kesana-kemari (susa
Frekuensi makan An.F 3 kali sehari dengan lauk hewani dan lauk nabati 1-2x/hari. Kadang konsumsi buah dan sayur.
Selain karena riwayat BBLR. Pola asuh An.F setiap hari diasuh oleh neneknya, karena kedua orang tua sibuk bekerja.
Dari hasil pemantauan An.F tiap bulan mulai dari bulan Agustus hingga November berat badan dan tinggi badan An.F me
N
Riwayat Penyakit BB TB
UPDATE PERKEMBANGAN TIAP PB-TB/U
Ibu Hamil Penyerta (kg) (cm)
BULAN
NON KEK BBLR AGUSTUS 8.3 83 Sangat Pendek
SEPTEMBER 8.7 84 Sangat Pendek
OKTOBER 8.7 84 Sangat Pendek
NOVEMBER 8.8 85 Sangat Pendek