NAPZA
Senin, 24 Juli 2023
1.150
Angka prevalensi setahun terakhir
meningkat dari 1,8 % (2019)menjadi Perkembangan NPS menciptakan celah
1,95% (2021)atau hampir 3,7 juta jiwa bagi kejahatan dikarenakan banyak
penduduk melakukan penyalahgunaan NPS yang beredar narkotika jenis baru yang belum diatur
narkoba.
di Dunia oleh hukum.
3
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
Tahun 2022 - 2024
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
4
Indikator 3
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
Definisi Operasional
Jumlah penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/atau pembantaran dan/atau kasus
putusan pengadilan dan/atau mendapatkan layanan rehabilitasi medis rawat jalan dan/atau rawat inap di
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
Cara Penghitungan
Jumlah kumulatif penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/ atau
pembantaran, dan/ atau kasus putusan pengadilan dan/ atau mendapatkan layanan rehabilitasi
medis rawat jalan dan/ atau rawat inap di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor).
Data didapatkan dari pelaporan IPWL dan aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan
Rehabilitasi Medis (SELARAS) dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi
5
Prevalensi Target (Kumulatif)
Jumlah Pengguna NAPZA
No. Provinsi Baseline
Kab/Kota Satu Tahun
Terakhir 2020 2021 2022 2023 2024
9
Indikator Kinerja Program Kesehatan Jiwa 3:
Jumlah Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Layanan Rehabilitasi Medis
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
-
2020 2021 2022 2023
Target 9.500 10.000 10.500 11.000
Capaian 9.585 10.149 10.826 11.495
Target Capaian
1600 1555
1490
1400
1276
1200
1000
900 916
777
800
600 527
509
476 473
400 371
309 301
264 252 255
223
200 150
120 107
69 48
39 27 14 14 12 6 5 4 3 2 1 0
0
11
Draft Alur Skrining Gangguan Penggunaan NAPZA
Deteksi Dini
>
SDQ SRQ-20
>
>
>
Normal Borderline Abnormal ≥6 <6
>
>
>
>
Promosi Kesehatan
Konseling oleh guru
Jiwa Deteksi Dini
Promosi Promosi kesehatan jiwa
Rujuk ke Fasyankes Promosi
Kesehatan Jiwa Rujuk ke Fasyankes
Prevensi Gangguan Kesehatan Jiwa
Prevensi Gangguan Jiwa
> Jiwa
>
Pemeriksaan lanjutan,
ASSIST
wawancara psikiatrik
multidisiplin
>
>
>
Tidak ada gangguan jiwa Ada diagnosis gangguan jiwa Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
>
>
>
>
>
Pemberian KIE
Promosi kesehatan juwa, Pemberian KIE Rehabilitasi
pencegahan
Tatalaksana multidisiplin dan konseling medis di IPWL
prevensi gangguan jiwa NAPZA
12
APLIKASI NAPZA BERBASIS WEB DAN
ANDROID
SINAPZA
14
Amanat UU dalam Layanan Rehabilitasi
DASAR PEMBENTUKAN IPWL
UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
PP No. 25 Tahun 2011
tentang Wajib Lapor
Wajib Lapor
Wajib Lapor adalah kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh pecandu Narkotika
yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali dari pecandu
2 narkotika yang belum cukup umur kepada institusi penerima Wajib Lapor untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis.
Rehabilitasi Medis
3 Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan Narkotika dari
ketergantungan Narkotika
17
IPWL di 34 Provinsi
Dinkes Prov
Tim tsb bertugas Dirjen Yankes
meverifikasi dok
validasi dok dan membentuk Tim
pengusulan dan
memberikan Adhoc terdiri dari
tertulis bersurat ke
rekomendasi Dirjen Yankes dan
Dirjen Yankes cc
kepada Menteri Dirjen Kesmas
Dirjen Kesmas
PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN KLAIM
LAMPIRAN
• INSTRUMEN PENGUKURAN PERUBAHAN KUALITAS
HIDUP (WHO-QoL)
• INSTRUMEN PENGUKURAN KEPUASAN LAYANAN
• INSTRUMEN SKRINING (ASSIST)
• INSTRUMEN ASESMEN (ASI)
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Penyalahgunaan NAPZA
PROMOTIF Preventif Kuratif Rehabilitatif
•Edukasi kepada •Deteksi dini (SMP-SMU, •Rehabilitasi medis
masyarakat umum pada Terintergrasi dengan layanan penyalahguna NAPZA di
ceramah-ceramah, VCT,ARV,IMS, PKPR, Pasien IPWL, Faskes primer-
seminar, media sosial Psikosomatis); sekunder dan tertier,
cetak dan elektronik serta •Pemberdayaan orangtua, rawat inap, rumatan dan
iklan layanan masyarakat, edukasi kepada ortu dan anak nonrumatan
di masyarakat umum, sekolah tentang gejala dini
posyandu, Sekolah, penyalahgunaan napza pada
universitas, kantor, pabrik, anggota keluarga oleh nakes,
dan lain-lain guru dan kader
•Penyediaan materi dan •Tatalaksana dini pencegahan
media KIE; adiksi melalui edukasi dan
•Meningkatkan koordinasi Brief intervention pada
dan kerjasama dengan penyalahguna risiko ringan di
lintas program dan lintas faskes primer
sektor, organisasi profesi,
akademisi, LSM, pemerhati
masalah kesehatan jiwa-
napza, dan lain-lain.
Ruang Lingkup Upaya P2 Masalah
Penyalahgunaan NAPZA
Faskes Primer Faskes Sekunder Faskes Tertier
1. Layanan promotif yaitu •Layanan kuratif dan •Layanan kuratif dan
Edukasi kepada masyarakat rehabilitatif rawat inap dan rehabilitative rawat inap
atau rawat jalan •Rujukan dari faskes sekunder
2. Upaya Preventif yaitu : •Rujukan faskes primer •Pelaporan kasus melalui
- Deteksi dan tata;aksana •Pelaporan kasus melalui Sistim Informasi SELARAS
dini (ASSIST) (SMP-SMU, sistim informasi SELARAS •Deteksi dini pada layanan
Terintergrasi dengan •Deteksi dini pada layanan ODHA
layanan VCT,ARV,IMS, ODHA •Upaya promotif dan
PKPR, Pasien •Upaya promotif dan preventif keswamas
Psikosomatis); preventif keswamas
- Pemberdayaan ortu
yaitu edukasi kepada
ortu dan anak sekolah
tentang gejala dini
penyalahgunaan napza
pada anggota keluarga
- IPWL Rawat jalan rumatan
opioid (mencegah
penularan jarum suntik)
Peran Dinas Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan
dan Pengendalian Masalah Penyalahgunaan NAPZA
DINKES PROPINSI DINKES KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
1. Memperluas program secara 1.Memperluas program secara 1. Melaksanakan upaya promotif dan
bertahap bagi kab/kota meliputi bertahap bagi faskes primer dan preventif;
perluasan upaya promotif, preventif, sekunder meliputi perluasan upaya 2. Melaksanakan mini lokakarya P2
kuratif-rehabilitatif; promotif, preventif, kuratif-rehabilitatif; NAPZA;
2. Menyediakan kebutuhan buku 2. Menyediakan kebutuhan buku 3. Merencanakan anggaran P2 NAPZA
pedoman, bahan KIE, tingkat provinsi; pedoman, bahan KIE, tingkat dalam BOK dan sumber pembiayaan
3. Menyediakan kebutuhan tenaga Kab/Kota; lain;
pengelola di tingkat propinsi dan 3. Menyediakan kebutuhan tenaga 4. Melaksanakan koordinasi dengan
pelatihannya di tingkat propinsi dan pengelola di tingkat kab/kota dan lLP/LS dan pihak terkait di lingkungan
kabupaten/kota. nakes di faskes. Puskesmas;
4. Menyediakan anggaran APBD 4. Menyediakan anggaran APBD 9. Melakukan Pencatatan dan
Propinsi dan sumber lain; kab/kota, BOK dan sumber lain; Pelaporan
5. Melaksanakan pelatihan, orientasi 5. Melaksanakan pelatihan, orientasi
dan sosialisasi pengelola program dan dan sosialisasi pengelola program dan
tenaga kesehatan di tingkat propinsi; tenaga kesehatan di tingkat kab/kota;
6. Melaksanakan Monev program 6. Melaksanakan Monev program
tingkat propinsi; tingkat kab/kota;
7. Melakukan koordinasi dengan LP/LS 7. Melakukan koordinasi dengan LP/LS
dan pihak terkait; dan pihak terkait;
8. Membangun rujukan rehabilitasi 8. Membangun rujukan rehabilitasi
medis. medis.
9. Melakukan Pencatatan dan 9. Melakukan Pencatatan dan
Pelaporan Pelaporan
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi tumbuh kembang
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat
27