Anda di halaman 1dari 49

PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

DI WILAYAH DTPK
(DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN, DAN KEPULAUAN TERLUAR)

Oleh:
Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip.Com
Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN

Disampaikan pada:
Pertemuan Peluncuran Laporan Situasi Kependudukan Dunia (SWOP) Tahun 2017
Universitas Brawijaya, Malang, 17 Oktober 2017
SASARAN PROGRAM BIDANG KEPENDUDUKAN DAN KB RPJMN TAHUN 2015-2019
DAN CAPAIAN RPJMN TAHUN 2017
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 Pencapaian
(Hasil survei
RPJMN 2017)

Laju Pertambahan Penduduk (%) 1,38 1,27 1,25 1,23 1,21 1,39
(2010-2015)*
TFR (anak per wanita) 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,40
ASFR 15-19 tahun 46 44 42 40 38 33
Persentase Pemakaian Kontrasepsi 60,5 60,7 60,9 61,1 61,3 57,6
Moderen (CPR)

Persentase Peserta KB Atif (PA) MKJP 20,5 21,19 21,7 22,3 23,5 21,5
Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi 10,6 10,48 10,26 10,14 9,91 17,5
(Unmet Need) PUS (%)

Kehamilan Tidak Diinginkan (%) 7,1 7,0 6,9 6,8 6,6 10,2

Sumber data : Renstra BKKBN 2015-2019 (Revisi)


* : Data SUPAS
SASARAN RENSTRA 2015-2019 DAN
CAPAIAN TAHUN 2017

INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 Pencapaian


(Hasil survei RPJMN
2017)

1. Persentase pengetahuan 16 21 31 50 70 30
Pasangan Usia Subur (PUS)
tentang semua alat/cara KB
modern
2. Persentase keluarga yang 10 20 30 40 50 29,5
memiliki pemahaman dan
kesadaran tentang 8 fungsi
keluarga.
3 Persentase keluarga mempunyai 50,2 55,5 60,5 65,5 70,5 66,7
balita dan anak memahami dan
melaksanakan pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang
balita dan anak

4. Persentase masyarakat (keluarga) 38 42 46 48 50 22,7


yang mengetahui tentang isu
kependudukan 3
SASARAN RENSTRA 2015-2019 DAN
CAPAIAN TAHUN 2017

INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 Pencapaian


(Hasil survei RPJMN
2017)

5 Persentase masyarakat (remaja)


yang mengetahui tentang isu
38 42 46 48 50 34.8
kependudukan
6. Indeks pengetahuan remaja
tentang Kesehatan Reproduksi
48,4 49 50 51 52 52.4
Remaja (KRR)

4
PREVALENSI PEMAKAIAN KONTRASEPSI MENURUT
BEBERAPA SURVEI DAN PENDATAAN KELUARGA (%)

METODA
PK 2015 SUSENAS 2015 PMA 2015 SRPJMN 2016 SRPJMN 2017
KONTRASEPSI
MOW 1.79 1.94 3.8 2.7 3.0
MOP 0.34 0.16 0.1 0.1 0.1
IUD 4.5 4.38 4.8 4 3.6
SUSUK 4.41 3.72 4.4 6 5.7
SUNTIK 39.65 35.73 31.2 32.1 31.7
PIL 10.9 12.42 13.4 13.5 12.3
KONDOM 0.77 0.64 1.7 1.1 1.2
MAL - 0.07 0 0.1 0.1
TRADISIONAL 0.85 0.92 1.6 1.3 2.1
CPR SELURUH METODA 63.21 59.98 60.9 60.9 59.7
CPR MODERN 62.36 58.99 59.3 59.5 57.6
5
ANGKA TFR DAN ASFR 15-19 MENURUT PROVINSI TAHUN 2017
TFR ASFR 15-19

Target Nasional
42 per 1000 Kelahiran

6
PREVALENSI KB (CPR) MENURUT CARA/ALAT KB DAN PREVALENSI KB MENURUT
PROVINSI, RPJMN 2017 (%)

70.0
Indonesia 59.7
Prevalensi KB (CPR) menurut Metoda,
Indonesia, RPJMN 2017 Bengkulu 75.4
59.7 Kep. Bangka Belitung 73.1
60.0 57.6 Kalimantan Barat 71.5
Sulawesi Utara 69.9
Jawa Timur 69.3
Jambi 69.2
50.0
Bali 68.3
DI Yogyakarta 67.2
Sumatera Selatan 66.8
Sulawesi Tengah 66.5
40.0 Kalimantan Tengah 66.3
Kalimantan Selatan 66.3
31.7 Gorontalo 65.6
Kalimantan Timur 65.6
30.0 Lampung 65.5
Jawa Barat 63.9
Banten 62.5
Jawa Tengah 60.6
20.0 Kalimantan Utara 59.3
Riau 56.0
12.3 DKI Jakarta 55.9
Nusa Tenggara Barat 55.9
10.0 Maluku Utara 55.3
5.7 Sulawesi Selatan 53.4
3.0 3.6 Sumatera Barat 53.1
1.2 2.1
0.1 0.1 Sumatera Utara 52.3
0.0 Aceh 51.6
Indonesia Sulawesi Barat 51.3
Kep. Riau 50.2
Semua Metode Modern Sterilisasi Wanita Sulawesi Tenggara 49.0
Sterilisasi Pria Susuk KB/Implan IUD/AKDR/Spiral Maluku 47.3
Nusa Tenggara Timur 44.6
suntik Pil kondom Papua 42.8
MAL Alat tradisional Papua Barat 30.2
UNMETNEED PENJARANGAN, UNMETNEED PEMBATASAN DAN TOTAL UNMETNEED MENURUT
PROVINSI, RPJMN 2017
unmet unmet Total
Provinsi need need unmet Indonesia 17.5
Penjarang Pembatasa need

Aceh 14.5 8.3 22.8 Papua Barat 34.2


Sumatera Utara 11.1 14.2 25.3 Maluku 27.0
Sumatera Barat 10.7 10.1 20.8 Nusa Tenggara Timur 26.5
Riau 5.8 15.0 20.8 Papua 25.4
Jambi 5.4 6.2 11.6 Sulawesi Tenggara 25.3
Sumatera Selatan 5.7 7.2 12.9 Sumatera Utara 25.3
Bengkulu 3.9 4.8 8.7 Sulawesi Barat 23.8
Lampung 4.7 7.3 12.0 Aceh 22.8
Kep. Bangka Belitung 4.2 6.3 10.4 Maluku Utara 21.9
Kep. Riau 10.0 11.3 21.3 DKI Jakarta 21.6
DKI Jakarta 5.9 15.7 21.6 Kep. Riau 21.3
Jawa Barat 4.3 10.1 14.4 Sumatera Barat 20.8
Jawa Tengah 6.2 9.7 15.9 Riau 20.8
DI Yogyakarta 5.1 7.1 12.2
Sulawesi Selatan 20.7
Jawa Timur 5.8 7.1 12.9
Kalimantan Utara 18.3
Banten 6.0 7.6 13.6
Nusa Tenggara Barat 17.5
Bali 4.9 9.8 14.6
Kalimantan Timur 16.9
Nusa Tenggara Barat 11.3 6.3 17.5
Jawa Tengah 15.9
Nusa Tenggara Timur 14.5 12.0 26.5
Kalimantan Barat 7.0 5.6 12.6
Bali 14.6
Kalimantan Tengah 5.7 5.7 11.4
Jawa Barat 14.4
Kalimantan Selatan 4.7 6.5 11.2
Gorontalo 14.0
Kalimantan Timur 8.8 8.1 16.9 Banten 13.6
Kalimantan Utara 12.0 6.2 18.3 Sumatera Selatan 12.9
Sulawesi Utara 4.5 5.9 10.5 Jawa Timur 12.9
Sulawesi Tengah 5.4 6.1 11.5 Kalimantan Barat 12.6
Sulawesi Selatan 8.6 12.0 20.7 DI Yogyakarta 12.2
Sulawesi Tenggara 16.4 8.9 25.3 Lampung 12.0
Gorontalo 6.9 7.0 14.0 Jambi 11.6
Sulawesi Barat 11.3 12.5 23.8 Sulawesi Tengah 11.5
M aluku 13.1 13.9 27.0 Kalimantan Tengah 11.4
M aluku Utara 9.9 12.0 21.9 Kalimantan Selatan 11.2
Papua Barat 21.4 12.8 34.2 Sulawesi Utara 10.5
Papua 14.3 11.1 25.4 Kep. Bangka Belitung 10.4
Bengkulu 8.7
Indonesia 8.2 9.3 17.5
KEBUTUHAN KB YANG TIDAK TERPENUHI (UNMET NEED) PUS
BERDASARKAN DESA KOTA DI TINGKAT PROVINSI (%), 2017
Provinsi Unmet need Unmet need
Kota Desa Kota Desa
Aceh 22.5 22.8
Sumatera Utara 26.2 24.4 Indonesia 19.4
16.3
Sumatera Barat 25.7 18.4
Riau 25.2 17.9 Aceh 22.5
22.8
Sumatera Utara 26.2
Jambi 17.0 9.8 24.4
Sumatera Barat 25.7
Sumatera Selatan 21.1 10.6 18.4
Riau 25.2
Bengkulu 10.4 8.1 17.9
Jambi 17.0
Lampung 15.9 11.1 9.8
Sumatera Selatan 21.1
Kep. Bangka Belitung 12.0 9.4 10.6
Bengkulu 10.4
Kep. Riau 23.2 12.2 8.1
Lampung 15.9
DKI Jakarta 21.6 0.0 11.1
Kep. Bangka Belitung 12.0
Jawa Barat 15.5 11.7 9.4
Kep. Riau 23.2
Jawa Tengah 18.0 14.6 12.2
DKI Jakarta 21.6
0.0
DI Yogyakarta 14.6 7.6 Jawa Barat 15.5
11.7
Jawa Timur 15.5 11.7 Jawa Tengah 18.0
14.6
Banten 14.7 11.6 DI Yogyakarta 14.6
7.6
Bali 15.9 12.8 Jawa Timur 15.5
11.7
Nusa Tenggara Barat 14.6 19.4 Banten 14.7
11.6
Nusa Tenggara Timur 29.4 26.0 Bali 15.9
12.8
Kalimantan Barat 16.4 11.5 Nusa Tenggara Barat 14.6
19.4
Kalimantan Tengah 14.4 10.3 Nusa Tenggara Timur 29.4
26.0
Kalimantan Barat 16.4
Kalimantan Selatan 16.6 9.2 11.5
Kalimantan Tengah 14.4
Kalimantan Timur 16.1 18.1 10.3
Kalimantan Selatan 16.6
Kalimantan Utara 14.2 23.0 9.2
Kalimantan Timur 16.1
Sulawesi Utara 12.3 9.3 18.1
Kalimantan Utara 14.2
Sulawesi Tengah 21.4 10.5 23.0
Sulawesi Utara 12.3
Sulawesi Selatan 18.1 21.7 9.3
Sulawesi Tengah 21.4
Sulawesi Tenggara 39.4 23.6 10.5
Sulawesi Selatan 18.1
Gorontalo 14.9 13.6 21.7
Sulawesi Tenggara 39.4
Sulawesi Barat 34.3 21.3 23.6
Gorontalo 14.9
Maluku 35.1 24.4 13.6
Sulawesi Barat 34.3
21.3
Maluku Utara 29.3 20.1 Maluku 35.1
24.4
Papua Barat 29.0 35.8 Maluku Utara 29.3
20.1
Papua 29.8 21.9 Papua Barat 29.0
35.8
Papua 21.9
29.8 9
Indonesia 19.4 16.3 *SRPJMN 2017
RINCIAN PROYEK PRIORITAS BKKBN
PRO PRIORITAS NASIONAL (1)
No. Prioritas Program Proyek prioritas Target Penanggungjawab
Pembangunan
dan Program
Prioritas 2018
1. KESEHATAN KKBPK 1. Proyek peningkatan 90 persen dari 36 BKKBN (Pusat)
(Peningkatan advokasi program Pimpinan K/L; 85
Kesehatan Ibu KKBPK bagi persen dari 34
dan Anak) stakeholder dan mitra gubernur; 70 persen
kerja dari 514 Bupati/
Walikota
2. Proyek pengelolaan 21. 246 Faskes BKKBN (Pusat) dan
dan permintaan dan Perwakilan BKKBN
pemenuhan kebutuhan Provinsi
alokon di faskes

10
RINCIAN PROYEK PRIORITAS BKKBN
PRO PRIORITAS NASIONAL (2)
No. Prioritas Program Proyek prioritas Target Penanggung
Pembangunan jawab
dan Program
Prioritas 2018
2. PENANGGULA KKBPK 1. Proyek Pengerakan MOP: Perwakilan
NGAN penggerakan 11.992, Penggerakan BKKBN Provinsi
KEMISKINAN pelayanan MKJP MOW: 114.785 ,
(Jaminan dan Penggerakan IUD:
Bantuan Sosial 615.780 , Penggerakan
Tepat Sasaran) Implant: 1.087.232 (total
1.829.788)
2. Peningkatan 9% dari total 16.307.356 Perwakilan
Promosi dan jumlah keluarga yang BKKBN Provinsi
Penguatan Keluarga memiliki lansia
Lansia dan Lansia
melalui BKL

11
RINCIAN PROYEK PRIORITAS BKKBN
PRO PRIORITAS NASIONAL (3)

No. Prioritas Program Proyek prioritas Target Penanggungja


Pembangunan wab
dan Program
Prioritas 2018
3. PEMBANGUNAN KKBPK 1. Proyek 70% dari 15.458 BKKBN (Pusat)
WILAYAH Peningkatan Kinerja tenaga PKB/PLKB
(Pembangunan Tenaga Lini
Wilayah Lapangan
Perbatasan dan 2. Proyek penguatan 50% jumlah desa Perwakilan
Daerah dan pengembangan miskin (Desa Sangat BKKBN Provinsi
Tertinggal) Kampung KB Tertinggal: 13.453 -
Data Kemendesa) =
6.727 Desa

12
RINCIAN PROYEK PRIORITAS BKKBN
PRO PRIORITAS NASIONAL (4)
No. Prioritas Program Proyek prioritas Target Penanggungja
Pembangunan wab
dan Program
Prioritas 2018
4. POLITIK, Pelatihan, Proyek pendidikan 105 BKKBN (Pusat)
HUKUM, Penelitian & dan pelatihan
PERTAHANAN & Pengembangan internasional
KEAMANAN serta Kerjasama Kependudukan dan
(Stabilitas Politik Internasional KB dalam kerangka
dan Keamanan) BKKBN Kerja Sama Selatan
Selatan

13
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEDEPUTIAN BIDANG KB DAN KR TAHUN 2015-2019
Kebijakan :
Meningkatkan Akses Dan Kualitas Pelayanan KB-KR Secara
Merata

Meningkatkan Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi


Secara Merata

Strategi Kedeputian Bidang KB dan KR


a. Meningkatkan pembinaan dan kesertaan KB melalui faskes KB
pemerintah dan Swasta
b. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KBKR yang
terstandarisasi
c. Meningkatkan pembinaan dan kesertaan KB di wilayah dan sasaran
khusus
d. Meningkatkan kualitas promosi dan konseling kesehatan reproduksi di
poktan dan faskes
STRATEGI OPERASIONAL (1)

• Pemanfaatan hasil pendataan keluarga sebagai dasar penggarapan


pelayanan KB KR, dengan prioritas daerah legok
1

• Pengembangan mekanisme operasional pelayanan KB dan KR yang


terintegrasi dengan SJSN Kesehatan (Road Map target dan capaian)
2

• Pemetaan Fasyankes yang melayani KB, pemenuhan sarana dan


pelatihan Yan KB (Registrasi dan klasifikasi Faskes) (Road Map target
3 dan sasaran)

• Integrasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Yan KB (BKKBN – BPJS)


4
STRATEGI OPERASIONAL (2)

• Perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan pencatatan


pelaporan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
5

• Perluasan akses dan peningkatan kualitas pelayanan KBKR secara merata di


seluruh FKTP (Puskesmas, Klinik Pratama, Praktik Dokter, dan RS Kelas D
6 Pratama) dan jejaring/jaringannya serta FKRTL

• Memfasilitasi Bidan Praktik Mandiri untuk menjadi jejaring FKTP dan


memberikan pelayanan KB MKJP
7

• Peningkatan peserta KB baru melalui program KB pasca persalinan dan


pasca keguguran disetiap jenjang Faskes.
8
STRATEGI OPERASIONAL (3)

• Penurunan unmet need dan drop out melalui penguatan pelayanan


peserta KB baru dan pembinaan peserta KB Aktif.
9
• Intensifikasi dan ekstensifikasi pelayanan KB MKJP di seluruh faskes dan
wilayah khusus (Galciltas, Kepulauan, Daerah Aliran Sungai, wilayah
transmigrasi dan di wilayah kumuh miskin perkotaan termasuk
10 Kampung KB)

• Penguatan promosi dan konseling Kespro di Faskes dan Kelompok


Kegatan (Poktan)
11
INOVASI PROGRAM (1)

• Pelaksanaan pelatihan pelayanan KB bagi mahasiswa


Fakultas Kedokteran (pre service training) negeri dan
1 swasta di 10 Provinsi dan Pengembangan di 13
Provinsi

• Pengembangan Model Pelayanan KB JKN di


2 Bidan Praktek Mandiri dan Dokter Praktik
Swasta

• Peningkatan Peran Organisasi Profesi dalam


Pelatihan CTU secara mandiri (tindak lanjut
3 Kepmenkes RI No. 320 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelatihan Klinis Kesehatan
Reproduksi)
INOVASI PROGRAM (2)

• Bekerjasama dengan ADPIN dan Sestama dalam


Pengembangan sistem peringatan dini kekosongan alokon
4 (sirine alokon) di fasilitas kesehatan di 4 provinsi (Kalimantan
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan)

• Bekerjasama dengan ADPIN dan Sestama dalam Penguatan

5 sistem informasi manajemen logistik alokon bekerjasama


dengan John Snow Incorporated (JSI) di 4 provinsi (Sumatera
Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta)

• Sinkronisasi data Kepesertaan KB dan Faskes dengan


6 BPJS Kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan
KB dan pembiayaannya.
INOVASI PROGRAM (3)

• Pendampingan spesialistik di seluruh provinsi/kabupaten


kota yang belum mempunyai dokter MOP untuk mencapai
7 target 1 kabupaten/kota 1 dokter MOP dan Penguatan
pelayanan MOP di 7 provinsi (DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku)

• Intensifikasi pelayanan di 122 Kabupaten DTPK dan 97


8 Miskot melalui kemitraan

• Penyediaan materi promosi konseling kesehatan


9 reproduksi bagi kelompok BKB, BKR, BKL, UPPKS dan
PIK Remaja
INOVASI PROGRAM (4)

• Penguatan komitmen organisasi profesi (HOGSI, POGI)


10 dalam pelayanan KB Pasca Salin dan Pasca Keguguran.

• Membuat panduan pembentukan Centre of Excellence


(CoE) KB Pasca Persalinan (KB PP). Pengembangan 30
11 CoE untuk KB PP yaitu 4 provinsi dari program
PilihanKu dan 2 provinsi lainnya : jawa barat dan jawa
tengah

• Akan adanya MOT dan TOT KB Pasca


12 Persalinan bekerja sama dengan JH Piego di
tahun 2018
Penggarapan KB
di wilayah dan
sasaran khusus
TUJUAN

 Tujuan Umum
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB di wilayah DTPK dan miskin
perkotaan serta sasaran khusus dalam rangka menurunkan unmet need dan
meningkatkan kesertaan KB MKJP terutama KB Pria

 Tujuan Khusus
• Meningkatkan akses Pelayanan KB di wilayah khusus
(Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan, Miskin Perkotaan)
• Meningkatkan kualitas pelayanan KB di wilayah khusus
(Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan, Miskin Perkotaan)
• Meningkatkan kesertaan KB MKJP terutama KB Pria vasektomi
• Meningkatkan jejaring kemitraan dalam upaya pelayanan KB di wilayah
khusus
KEBIJAKAN PENGGARAPAN KB DAN KR DI WILAYAH KHUSUS
(DTPK DAN MISKIN PERKOTAAN)
DAN SASARAN KHUSUS

a. Memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan KB ke


seluruh wilayah NKRI;
b. Advokasi kepada stakeholder tentang pelaksanaan kesertaan
KB MKJP termasuk didalamnya KB Pria Vasektomi di wilayah
dan sasaran khusus secara berkesinambungan;
c. Peningkatan KIE MKJP termasuk KB Pria kepada masyarakat di
wilayah khusus;
d. Peningkatan peran mitra kerja dalam penggarapan KB di
Kampung KB
e. Memfasilitasi distribusi alat dan obat kontrasepsi, sarana
pendukung pelayanan KB serta penggerakkan di wilayah dan
sasaran khusus;
f. Memfasilitasi peningkatan kompetensi tenaga penggerakkan
dan pelayanan KB di wilayah dan sasaran khusus;
STRATEGI PENGGARAPAN KB DAN KR DI WILAYAH KHUSUS
(DTPK DAN MISKIN PERKOTAAN)
DAN SASARAN KHUSUS

a. Meningkatan akses informasi pelayanan KB MKJP di


wilayah dan sasaran khusus;
b. Pemanfaatan sarana pelayanan melalui fasilitas statis;
c. Optimalisasi pemanfaatan fasilitas pelayanan KB bergerak
(Muyan KB, Rumah Sakit Kapal, Klinik Kesehatan Kapal,
Kapal Perintis) untuk menjangkau wilayah dan sasaran
khusus;
d. Meningkatan kompetensi provider di wilayah dan sasaran
khusus;
e. Memberdayaan kelompok dan motivator KB Pria
khususnya dalam kegiatan sosialisasi program KKBPK di
Kampung KB;
STRATEGI PENGGARAPAN KB DAN KR DI WILAYAH KHUSUS
(DTPK DAN MISKIN PERKOTAAN)
DAN SASARAN KHUSUS, lanjutan ….

f. Penguatan peran mitra kerja nasional dan daerah


dalam pelayanan KB di wilayah dan sasaran
khusus;
g. Meningkatkan sinergitas kegiatan bersama mitra
kerja di Kampung KB;
h. Melaksanakan evaluasi dan monitoring kesertaan
KB secara berkala di Kampung KB;
i. Pemberian penghargaan kepada
pengelola/pelaksana program KB di wilayah dan
sasaran khusus.
POKOK-POKOK PELAKSANAAN (1)

• Melakukan advokasi kepada stakeholder tentang


pentingnya pelaksanaan kesertaan KB di wilayah dan
sasaran khusus khusus
ADVOKASI • Melakukan advokasi kepada stakeholder untuk
memprioritaskan dukungan anggaran, pemenuhan sarana
prasarana dan SDM di wilayah khusus

• Mengembangkan KIE Kreatif sesuai dengan kebudayaan


dan kearifan lokal
• Meningkatkan sosialisasi tentang KB MKJP khususnya
KIE MKJP vasektomi di wilayah galciltas, daerah aliran sungai, pesisir
pantai, kawasan transmigrasi, kepulauan, pemukiman
kumuh perkotaan dan bantaran sungai/kali.
POKOK-POKOK PELAKSANAAN (2)

• Menjamin ketersediaan alat dan obat


FASILITASI kontrasepsi di wilayah khusus agar tidak
DISTRIBUSI terjadi stock out
ALOKON

• Melakukan pemetaan terhadap tenaga medis dan


FASILITASI tenaga penggerakkan pelayanan KB di wilayah dan
KOMPETENSI sasaran khusus
TENAGA
PENGGERAKAN DAN • Mengutamakan pelatihan bagi tenaga
PELAYANAN KB penggerakkan dan pelayanan KB yang berada di
wilayah dan sasaran khusus
MEKANISME KETERKAITAN PUSAT SAMPAI KE
KABUPATEN/KOTA
• Advokasi dan KIE kepada stakeholder dan Kementerian/Lembaga
terkait;
• Penyusunan kebijakan dan strategi pembinaan kesertaan KB di wilayah
dan sasaran khusus
PUSAT • Penyusunan bahan sosialsiasi dan promosi KB dan KR
• Kerjasama dengan mitra kerja terkait seperti Kementerian/Lembaga,
Organisasi Profesi, dan LSM/LSOM
• Evaluasi dan pemantauan
• Advokasi dan KIE kepada stakeholder dan pemerintah daerah
• Sosialisasi dan promosi KB dan KR di wilayah dan sasaran khusus
• Melaksanakan penggarapan KB di wilayah dan sasaran khusus
PROVINSI • Integrasi kegiatan bersama mitra kerja terkait yang bersifat rutin atau
momentum strategis
• Pencatatan dan Pelaporan hasil pelayanan KB di wilayah khusus
• Pemantauan dan evaluasi
• Advokasi dan KI kepada stakeholder dan pemerintah daerah kabupaten
dan kota
• Sosialisasi dan promosi KB dan KR di wilayah khusus
• Penggerakkan dan pelayanan KB di wilayah khusus
KABUPATEN • Integrasi kegiatan bersama mitra kerja terkait yang bersifat rutin atau
DAN KOTA momemtum strategis
• Pencatatan dan Pelaporan hasil pelayanan KB di wilayah khusus
• Pematauan dan evaluasi
SASARAN

Fokus
• Wilayah Galciltas berada penggarapan
di 122 kabupaten yang diarahkan pada
SASARAN wilayah yang
WILAYAH tersebar di 23 provinsi memiliki TFR
• Wilayah Miskin Perkotaan tinggi dan CPR
yang rendah.
berada di 97 kota. (KUADRAN II)

1. Menurunnya Unmet need dari 10,6 pada tahun


2015 menjadi 9,91 pada tahun 2019.
SASARAN
PROGRAM 2. Meningkatnya peserta KB pria dari 3,8% pada
tahun 2015 menjadi 4,3% pada tahun 2019.
Daerah Permukiman/Kawasan Transmigrasi

No Provinsi No Provinsi
1 Aceh 13 Gorontalo
2 Sumatera Utara 14 Sulawesi Tengah
3 Sumatera Barat 15 Sulawesi Selatan
4 Riau 16 Sulawesi Barat
5 Jambi 17 Sulawesi Tenggara
6 Bengkulu 18 Maluku
7 Sumatera Selatan 19 Maluku Utara
8 Kalimantan Barat 20 NTT
9 Kalimantan Tengah 21 NTB
10 Kalimantan Selatan 22 Papua
11 Kalimantan Timur 23 Papua Barat
12 Sulawesi Utara 24 Bangka Belitung
25 Lampung

31
31 Pulau-Pulau Terkecil Terluar
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA PULAU
1 Sumatera Utara Kab. Nias Selatan Pulau Simuk
2 Kepulauan Riau Kab. Kep. Natuna Pulau Subi Kecil
Kab. Karimun Karimun Kecil
Kota Batam Pulau Pelampong
3 Bengkulu Kab. Bengkulu Utara Pulau Enggano
4 Jawa Tengah Kab Cilacap Pulau Nusakambangan
5 Kalimantan Timur Kab. Nunukan Pulau Sebatik
Kab. Berau Pulau Maratua
6 Sulawesi Tengah Kab. Tolitoli Pulau Lingian
7 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara Pulau Makalehi
Kab. Minahasa Utara Pulau Manterawu
Kab. Kepulauan Sangihe Pulau Kawaluso
Kab. Kepulauan Sangihe Pulau Kawio
Kab. Kepulauan Sangihe Pulau Marore
Kab. Kepulauan Sangihe Pulau Miangas
Kab. Kepulauan Talaud Pulau Marampit
Kab. Kepulauan Talaud Pulau Kakarutan
8 NTT Kab. Alor Pulau Alor
9 Maluku Utara Kab. Maluku Barat Daya Pulau Liran
10 Maluku Kab. Maluku Barat Daya Pulau Wetar
Kab. Maluku Barat Daya Pulau Kisar
Kab. Maluku Barat Daya Pulau Leti
Kab. Maluku Barat Daya Pulau Meatimiarang
Kab. Maluku Barat Daya Pulau Masela
Kab. Maluku Tenggara Pulau Selaru
Barat Pulau Larat
Kab. Maluku Tenggara Pulau Panambulai
Barat
Kab. Kepulauan Aru
11 Papua Kab. Sarmi Pulau Liki
Kab. Merauke Pulau Kolepon
12 Papua Barat Kab. Supiori Pulau Bepondi
Kab. Supiori Pulau Bras 32
SASARAN WILAYAH KHUSUS MISKIN PERKOTAAN

Bantaran Bantaran
Kali Rel Kereta
Api

Padat Wilayah
Penduduk Kepulauan
Seribu

Wilayah
Rumah batas dengan
susun provinsi lain
BENTUK PELAYANAN KB DAN KR

a. Pelayanan KB Statis (FKTP)


b. Pelayanan KB bergerak
 Peraturan Kepala BKKBN tentang
Penyelenggaraan pelayanan KB Bergerak
 Peraturan Kepala BKKBN tentang
Pelayanan KB dengan MUYAN KB
PELAYANAN KB BERGERAK
Untuk mendekatkan akses pelayanan

• Tim yang dikirim mampu atau kompeten dalam pelayanan


KB terutama KB MKJP.
• Prioritas pelayanan KB adalah Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) : implan, IUD, vasektomi .
• Tubektomi harus di layani di RS.
• (SOP) Pelayanan KB bergerak mengacu pada standar
pelayanan KB di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau di
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (sarana, tenaga, dan
prosedur pelayanan)

Peraturan kepala BKKBN dalam rangka penyelenggaraan pelayanan KB


bergerak dan Peraturan Kepala BKKBN dalam rangka pelayanan KB
dengan MUYAN KB
Data Jumlah Mobil Unit Pelayanan Program KB sd
Semester I Tahun 2017
TABEL 25
MOBIL UNIT PELAYANAN PROGRAM KB
SEMESTER I TAHUN 2017

JUMLAH MOBIL UNIT PELAYANAN KB


DI KABUPATEN/KOTA
NO. KODE PROVINSI
JUMLAH JUMLAH DI PROVINSI
%
KAB./KOTA MUYAN KB
1 31 DKI Jakarta 6 1 16.67% 5
2 32 Jawa Barat 27 26 96.30% 2
3 33 Jawa Tengah 35 31 88.57% 2
4 34 DI Yogyakarta 5 2 40.00% 1
5 35 Jawa Timur 38 34 89.47% 2
6 36 Banten 8 4 50.00% 1
7 51 Bali 9 4 44.44% 1
8 11 Aceh 23 23 100.00% 2
9 12 Sumatera Utara 33 27 81.82% 2
10 13 Sumatera Barat 19 17 89.47% 1
11 16 Sumatera Selatan 17 14 82.35% 1
12 18 Lampung 15 7 46.67% 1
13 19 Bangka Belitung 7 4 57.14% 1
14 52 Nusa Tenggara Barat 10 9 90.00% -
15 61 Kalimantan Barat 14 11 78.57% 1
16 63 Kalimantan Selatan 13 9 69.23% 1
17 71 Sulawesi Utara 15 15 100.00% 1
18 73 Sulawesi Selatan 24 24 100.00% 1
19 75 Gorontalo 6 6 100.00% 1
20 76 Sulawesi Barat 6 5 83.33% 1
21 14 Riau 12 3 25.00% 1
22 15 Jambi 11 8 72.73% 1
23 17 Bengkulu 10 10 100.00% 1
24 21 Kepulauan Riau 7 2 28.57% 1
25 53 Nusa Tenggara Timur 22 15 68.18% 1
26 62 Kalimantan Tengah 14 14 100.00% 1
27 64 Kalimantan Timur 10 8 80.00% 1
28 65 Kalimantan Utara 5 1 20.00% -
29 72 Sulawesi Tengah 13 9 69.23% 1
30 74 Sulawesi Tenggara 17 15 88.24% 1
31 81 Maluku 11 8 72.73% 1
32 82 Maluku Utara 10 6 60.00% 1
33 91 Papua 29 2 6.90% 1
34 92 Papua Barat 13 6 46.15% 1
JUMLAH 514 380 73.93% 41

Sumber Data : Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN BKKBN


Sasaran Khusus
Kesertaan KB Pria
JUMLAH PESERTA KB PRIA
DIANTARA NEGARA-NEGARA DI ASIA

No Negara Jumlah Peserta KB


Pria (%) Diantara negara-
negara di Asia,
1. Korea 27 kesertaan KB
2. Sri Lanka 26 Pria di Indonesia
masih rendah
3. Filipina 24
4. Bangladesh 18
5. Nepal 18
6. Malaysia 16,8
7. China 11
8. Thailand 9
9. Pakistan 9 Sumber: Population Report, Tahun
2014
10. Indonesia 2
KONTRASEPSI PRIA

Vasektomi/MOP
 Operasi kecil pemotongan saluran
benih/saluran sperma pria kanan dan kiri,
sehingga cairan mani yang dikeluarkan pada
saat ejakulasi tidak lagi mengandung sperma,
sehingga tidak terjadi kehamilan
 MESRA (Murah, Efektif, Sederhana, Reversible
dan Aman)

Kondom
 Efektif bila digunakan dengan benar

 Fungsi Dual Protection :

1. Sebagai alat kontrasepsi


2. Pencegahan IMS, HIV dan AIDS
Proyek Prioritas BKKBN
Pro Prioritas Nasional

3. PEMBANGUNAN WILAYAH
Proyek Penguatan dan
(Pembangunan Wilayah Perbatasan
dan Daerah Tertinggal)
pengembangan Kampung KB
Kampung KB merupakan strategi Revitalisasi
Program KKBPK bersinergi dengan lintas sektor

• Program KB perlu
ditingkatkan kembali, agar
manfaatnya lebih
dirasakan oleh masyarakat
(Ir. Joko Widodo, Cirebon,
14 Januari 2016)
• Program KB terkait dengan
upaya pengentasan
kemiskinan
• Kampung KB, mendukung
agenda prioritas
pembangunan nasional
“Nawa Cita”, 5,3 & 8.
Tujuan Kampung KB

• Pembinaan peserta KB
• Mendekatkan pelayanan KKBPK
kepada keluarga;
• Memantapkan ketahanan &
kesejahteraan keluarga melalui
implementasi 8 fungsi Keluarga
dalam kehidupan sehari-hari;
• Menumbuhkan “Gotong Royong”
dalam kehidupan bermasyarakat.
• Memberikan peluang lintas sektor
dalam memberikan pelayanan
kepada keluarga & masyarakat;
• Melaksanakan “Nawa Cita”
Intervensi Program Kegiatan

8 FUNGSI KELUARGA

Agama,
Reproduksi,
Kasih Sayang,
Perlindungan,
Pendidikan,
Sosial Budaya,
Ekonomi,
Pelestarian
lingkungan

Program Pembangunan
Lintas sektor
(Fisik & Non Fisik)
Integrasi dalam OVOP/

Kampung KB
Produk
unggulan Desa
Desa Broadband
TNI MMD Akte terpadu
Kelahiran/
KIA
PAM TBM
Promosi
SIMAS
• Hampir seluruh K/L memiliki PHBS PIKR

program di level PHBK


Desa/keluarga. P2TP PKH
• Peran K/ L mengisi berbagai
PAUD
kegiatan pembangunan di Poskesdes
kampung KB untuk
meningkatkan kualitas & Posyandu
kesejahteraan
keluarga/masyarakat

Kampung KB
Indikator Keberhasilan
Kampung KB
A. Kependudukan, KB, dan Pembangunan
Keluarga:
1. Setiap keluarga mampu melaksanakan fungsinya secara
optimal;
2. Terbinanya kesertaan KB;
3. Tersedinya pusat-pusat pelayanan KKBPK (BKB, BKR, PIK,
BKL, UPPKS, Posyandu, dll) yang bersinergi dengan sektor
lainnya dan dapat diakses keluarga dengan baik;
4. Meningkatnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
5. Tumbuh dan berkembangnya “gotong royong” masyarakat
dalam membangun Kampung KB.
B. Sektor Pembangunan lainnya:
Disesuaikan dengan sasaran/indikator kebehasilan yang
disusun/ditentukan oleh sektor yang bersangkutan
Roadmap
• Terbentuknya
satu Kampung
• Terbentuknya KB disetiap
Kuantitas Satu Kampung Desa Miskin*
KB di 50%
desa miskin;
• Terbentuk 1

2019
Kampung KB
disetiap
Kecamatan • Kesertaan KB
66 %
• Pencanangan
Nasional
(7.166)
2018 • Kesertaan KB
• Keluarga
Prasejahtera
• Terbentuk 1 10 %
65,8
Kampung KB
disetiap Kab/
Kota (514)
2017 • Keluarga
Prasejahtera
• Kesertaan KB 13 %
65,6
• Keluarga
Saat ini telah
2016
• Kesertaan KB
Prasejahtera
15%
terbentuk 663
65,4%
Kampung KB
• Keluarga (9% jml kec)
Prasejahtera
19 %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai