Pendahuluan
01
Capaian Program
02
Strategi Menurunkan AKI
03
PENDAHULUAN
Visi, Misi dan Tujuan BKKBN
Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka
masyarakat dan kerjasama global menjaga kualitas dan struktur penduduk seimbang
VISI
“Terwujudnya
Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan
Keluarga Berkualitas Menyelenggarakan keluarga berencana dan
dan Pertumbuhan kesehatan reproduksi secara komprehensif
komunikasi
Penduduk yang
Seimbang“
Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik
kesejahteraan SDM aparatur integratif sesuai siklus hidup
Misi
Tujuan
1.Terwujudnya keluarga berkualitas, yaitu keluarga yang tentram,
mandiri dan bahagia.
2.Tercapainya pengendalian penduduk agar terbentuk Penduduk
Tumbuh Seimbang (PTS) dengan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga terwujud bonus demografi yang
bermanfaat bagi pembangunan
6
Evolusi Program KB (1)
• 1970an s/d pertengahan 1980an
✓ Kebijakan terfokus pada population control
✓ Berhasil merubah norma sosial:
Dari Banyak Anak Banyak Rejeki menjadi Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera &
berhasil mempromosikan norma Dua Anak Cukup
• Awal 1990an
Pelibatan pihak swasta → KB Mandiri
✓ Berhasil mengembangkan “demand”
✓ Berhasil dalam memobilisasi pihak swasta ➔ Program Lingkaran Biru
7
Evolusi Program KB (2)
• 1997an s/d awal 2000an
– Indonesia mengalami krisis ekonomi
– Reformasi politik
– Desentralisasi ➔ Tantangan :
• Perubahan dari manajemen sentralistik menjadi desentralistik
• Ownership & dukungan dari pemerintah daerah
• 2007
➔ Disahkannya UU dan PP untuk revitalisasi KB
– 3 obligatory functions
– Pemerintah daerah untuk membentuk “institusi” KB & mengalokasikan anggaran
untuk KB
– BKKBN menyediakan DAK
• Jan 2014
➔ Era Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
8
CAPAIAN PROGRAM
Capaian
Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
2014 2015 2016 2017 Target
Description Unit Status
(Baseline) Target Realization Target Realization Target Realization 2019
2,28 2,34 2,4
Total Fertility Rate (TFR) Children 2,6 (IDHS) 2,37 2,36 2,33 2,28
(Supas 2015) (SRPJM) (2017 IDHS)
60,64
Contraceptive Prevalence (Susenas) 59,98 60,90 63,6
Rate (CPR) Any Method % 65,20 65,40 65,6 66,00
61,9 (Susenas) (SRPJM) (2017 IDHS)
(2012 IDHS)
59,39
58,99
Contraceptive Prevalence 57,9 (Susenas) 57,2
Rate (CPR) Modern Method % 60,5 (Susenas) 60,7 60,9 61,3
(2012 IDHS) 59,5 (2017 IDHS)
(SRPJM)
22,3 (SKAP)
27,1
• Dicountinuation Rate % 26 - 25,7 20,6 (SKAP) 25,3 28,8 24,6
(2012 IDHS)
(2017 IDHS)
2.1 2.1
• Provinsi dengan kategori TFR
2
Low Near Replacement Level (2,5 –
2,9) di atas TFR nasional
1.5 Fertility antara lain Sumbar, Kalteng,
Critically Low
NTB, Gorontalo, Sumsel,
1 Kalbar, Aceh, Kaltim, Sulbar,
Sulteng, Kaltara, Sultra, Riau,
0.5 Sumut, Malut.
0 • Provinsi yang baru mulai
masuk ke periode transisi
fertilitas (3,0 – 4,9) antara lain
Maluku, Papua, NTT
Critically Low: ≦ 1,5 Low: 1,6 – 2.1 Near Replacement: 2.2 – 2,9 Transitional: 3,0 –
• Ada tiga provinsi yang
memiliki tren fertilitas naik
4,9 High: ≧ 5,0
antara lain Riau, NTT dan
Sumber: Diolah dari SDKI 2017 oleh Kedeputian Dalduk Maluku
Capaian CPR dan mCPR SDKI 2017
CPR mCPR
SDKI 2017 SDKI 2017
▪ mCPR mengalami
stagnasi
▪ Peningkatan metode
tradisional di provinsi
yang memiliki TFR lebih
tinggi daripada tingkat
nasional (2017)
▪ Penurunan mCPR di
Jakarta, Yogyakarta, Jawa
Barat dan Jawa Tengah
4 4 6.4
3.6 1.8
2.7 0.9 1.2 2.5
2.7 0.7
0.9
13.2 13.2 13.6 12.1
2.7
0.8 15.4 • Method mix sangat penting untuk
17.1 menekan fertilitas– tetapi yang sangat
14.8 dominan adalah suntik dan pil–
meningkatnya metode tradisional
15.2
21.2 27.8
31.8 31.9 29 • Tingginya tingkat putus pakai dengan
11.7
metode kontrasepsi jangka pendek serta
3.1 4.9
meningkatnya pembiayaan untuk
6
4.3 program (biaya layanan)
13.1 4.7
10.3 2.8 3.3
8.1 6.2
4.9 4.7 • Kegagalan serta kehamilan yang tidak
3.9
0.6
2.7
0.7
3.1
0.4
3
0.4
3.7 0.2
3
0.2
3.2
0.2
3.8 diinginkan apabila metode tradisional
yang dipakai.
IDHS 1991 IDHS 1994 IDHS 1997 IDHS 2002 IDHS 2007 IDHS 2012 IDHS 2017
• MKJP sangat rendah
Female Sterilization Male Sterilization IUD
Implant Injectable Pill
Condom Traditional
Tingkat Putus Pakai Pemakaian Kotrasepsi
Discontinuation
leads to high
unintended
pregnancies
leading to
unintended
births or
abortions. Also
linked to
prematurity, low
birth weight and
stunting.
Variasi Unmet Need
Papua Barat 23.7
19.0
Maluku Utara 17.7
17.6
Kalimantan Utara 15.8
15.7
DKI Jakarta 15.7
15.2
Sulawesi Tenggara 15.2
14.6
Sulawesi Selatan 14.4
Sulawesi Utara
12.9 Unmet need for Spacing remains high
12.4
12.3 Unmet need for limiting remains high for all in lowest wealth quintile
Riau 11.3
11.0
Jawa Tengah 10.8
10.7
Sumatera Utara 10.7
10.6
Kalimantan Timur 10.2
10.1
Kalimantan Barat 9.8 ▪ Wilayah Maluku, Papua, sebagian besar provinsi di Sulawesi dan Provinsi NTB, NTT
9.8
Sulawesi Tengah 9.4 dilaporakn lebih tinggi daripada angka nasional
Sumatera Selatan
9.1
8.6
▪ National unmet need stagnan
8.5 ▪ Aceh, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, NNT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Papua
Lampung 8.4
7.8
Barat Unmet Need meningkat.
Bengkulu 6.9 ▪ Dimensi kualitatif:
6.8
Kalimantan Tengah 6.3
▪ MKJP untuk pasangan yang sudah tidak menginginkan anak lagi
6.3 ▪ Adanya kesenjangan dalam informasi maupun pelayanan untuk pasangan muda
Bangka Belitung 5.6
▪ Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin bagi remaja akan
- 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
mempunyai dampak yang signifikan
Variasi ASFR (15-19) SDKI 2017
800 695
Total :
TAHUN 2017
700
600 529
500
475 4,294
400
300 230 193
200 147 138 119 119 117 113 110
107 103 97 91 86 86 75 74
100 61 59 53 53 53 45 44 43 39 34 33 28 24
21
0
KALTARA
RIAU
KALBAR
KALSEL
LAMPUNG
KALTIM
SULTENG
PAPBAR
Banten
JATIM
SUMUT
Bali
Kep. BABEL
MALUKU
DIY
SULUT
MALUT
NTB
NTT
SULBAR
JABAR
SULTRA
SULSEL
SUMBAR
SUMSEL
Kep. RIAU
KALTENG
BENGKULU
JAMBI
PAPUA
ACEH
JATENG
DKI JAKARTA
GORONTALO
Total :
TAHUN 2018
800
700
700 4,221
600 522
500 421
400
300 247
186
200 141 141 139 120
111 102 99 98 95 86
82 81 79 75 74 68 61 60
100 52 51 49 46 44 43 39 35 35 29
10
0
Jumlah ibu yg
meninggal 1 tahun =
AKI x jumlah kelahiran
hidup =
(305/100.000) x 4,8 juta
= 14.640 Jumlah RS: 2.656
Kematian Ibu di RS: 77% (11.272)
Rerata Kematian ibu per RS per
tahun: 4 – 5 orang ibu
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
dalam Indikator SDGs 2030
Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
• Target 3.1: Pada tahun 2030, mengurangi Rasio Angka Kematian Ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
o Indicator 3.1.1: Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)
o Indicator 3.1.2: Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih
• Target 3.2: Pada Tahun 2030, Mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
berusaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup (KH) dan angka
kematian balita 25 per 1000 kelahiran hidup
o Indikator 3.2.1: Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup
o Indikator 3.2.2: Angka kematian neonatal (AKN) dan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
• Target 3.3: Pada Tahun 2030, mengakhiri Epidemi Aids, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan
memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya
o Indikator 3.3.1: Angka Infeksi Baru HIV Per 1000 Populasi Tidak Terinfeksi HIV
• Target 3.7: Pada Tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reporduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan
program nasional
o Indikator 3.7.1: Proporsi pasangan usia subur (15-49 tahun) yang memiliki kebutuhan ber-KB dan menggunakan alat
kontrsepsi metode modern
o Indikator 3.7.2: Angka Kelahiran Pada Perempuan Usia 15-19 Tahun (Age Spesificfertility Rate/ASFR)
Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Strategi Umum
1. Penguatan kapasitas faskes yang melayani Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang dan Kesehatan Reproduksi termasuk KB Pasca Persalinan
2. Peningkatan akses layanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di jejaring
dan jaringan faskes termasuk di unit pelayanan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat
3. Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui
penguatan kemitraan
4. Peningkatan jangkauan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, kepulauan, miskin perkotaan dan wilayah
bencana;
5. Peningkatan kesertaan KB Pria melalui penguatan peran motivator/kelompok KB Pria
dan pemenuhan tenaga kesehatan MOP yang kompeten disetiap kab/kota
6. Penguatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berdasarkan siklus hidup
kepada keluarga dan remaja
7. Peningkatan kemandirian Pasangan Usia Subur dalam berKB
• Target 3.1: Pada tahun 2030, mengurangi Rasio Angka
Kematian Ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran
hidup
346 305
SP 2010 SUPAS 2015
2,4%
Annual Reduction Rate
(ARR)
“Pengurangan angka kematian ibu masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia, meskipun telah ada upaya puluhan tahun dalam
meningkatkan kesehatan ibu. Indonesia memiliki rasio kematian ibu (MMR) 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015)
yang diterjemahkan menjadi 15.000 kematian ibu per tahun, atau sekitar 2 wanita meninggal karena penyebab terkait kehamilan setiap
jam. Angka kematian ibu lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah pedesaan dan di antara komunitas yang lebih miskin ”
High Maternal Mortality Ratio (MMR) compared to ASEAN and BRIC (Brazil, Russia, India and China) countries with similar GNI (300 per 100,000 live births).
There is one maternal death every hour in Indonesia. The rates are stagnating for the past two decades.
Relasi KB dan Kesehatan Ibu Anak
Untuk 1. Mencegah
Penggunaan Merencanakan:
Alat Infeksi Janin
Waktu (intrauterin) Stunting
Kontrasepsi BBLR
melahirkan 2. BBLR
untuk AKI
pertama, 3. Kelahiran
program KB AKB
penjarakan Prematur
kelahiran, 4. Kematian
ukuran keluarga Ibu
( jumlah anak)
Ta n p a K o m p l i k a s i
k e h a m ila n , T F R
4T p e r s a l i n a n , n ifa s
( b e r is ik o )
T id a k K o m p lik a s i Ke m a t ia n
Ib u KBPP k e h a m ila n , Ib u d a n
pasca KTD p e r s a l i n a n , n ifa s Ba yi
b e r s a lin
Aborsi Ko m p lik a s i K e m a t ia n
(b e r is ik o ) Aborsi Ibu
CPR
K B PP K e s e h a t a n ib u & b a yi
AKI
Un m e t AKB
need TFR
20
Fakta
2012 SDKI 2012,2017 2017
2,6 Angka Kelahiran Total (TFR) 2,4
57,9 Prevalensi KB Modern 57,4
(CPR Modern)
POTENSI KEHAMILAN
USIA SUBUR (FERTILITY AGE)
USIA REPRODUKSI SEHAT
DELAYING SPACING LIMITING
DUA ANAK CUKUP
10 15 21 35 40 45 49
USIA KAWIN YANG
SEHAT
LONG-TERM PERMANENTLY
CONTRACEPTIVE METHOD ARE RECCOMENDED FOR ELIGIBLE COUPLES HAVE ≥2 KIDS
AKSES
penunjang pelayanan
KB melalui
program dan tenaga
kesehatan) dalam
KUALITAS
pemanfaatan DAK pelayanan KB
Jaminan Pembiayaan Penguatan Kemitraan
Pelayanan KB melalui dalam Jaga Mutu
BPJS Kesehatan Pelayanan KB
Pembinaan Pasca
Penguatan Kemitraan
Pelayanan Kontrasepsi
Penggerakan Peserta
Monitoring dan Evaluasi
KB oleh Tenaga
(termasuk kualitas R/R)
Lapangan
Strategi Penurunan Unmet Need
Pemetaan lokus wilayah unmet need tinggi dan identifikasi penyebab sebagai fokus
garapan (pemanfaatan data PK dan survei)
Penguatan advokasi kepada toga /toma/todat dan kemitraan dengan organisasi profesi
BkkbN Indonesia
http://www.bkkbn.go.id
TERIMA KASIH
Terima Kasih
BKKBN
https://www.bkkbn.go.id
Jl. Permata Nomor 1 Halim Perdana Kusuma
Jakarta Timur