Anda di halaman 1dari 45

DR.Dr. Tb. Rachmat Sentika SpA.

MARS,
Dokter Umum (82), Spesialis Anak(90), MARS UI(97)
Lemhanas (99), S3 Ilmu Pemerintahan AKK UNPAD(2007
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi 9 Februari 1956
• DOKTER SPESIALIS ANAK, IDAI BANTEN, RS PREMIER BINTARO,
• UKK TUMBUH KEMBANG PEDIATRIK SOSIAL
• STAF AHLI STUNTING HABIBIE INSTITUTE FOR PUBLIC POLICY
• KOMITE PENURUNAN STUNTING,AKI ,DAN SDGs PB IDI 2022-2025
• SURVEIOR AKREDITASI PUSKESMAS KEMENKES,
§ DEWAS RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI 2021-2025
§ DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN ;KEBIJAKAN KEPOLISIAN DAN KTA 2008-SEKARANG
Pengalaman –Karier 1982-2016 (PNS,ANGGOTA DPR RI DAN ORGANISASI)
§ Dewas RSPN HASAN SADIKIN 2016 sd 2020
§ Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
§ Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2014-2016
§ Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
§ Tim ahli KPAI 2007 -2012
§ Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
§ Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
§ Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
§ Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
HP 0811831838 § Kepala Puskesmas Pagaden, Subang 1981 – 1985, PPDS 1986 – 1990
rsentika@yahoo.com § Satuan Tugas Perlindungan Anak,PP.IDAI 2008-SEKARANG
Jl.Mandar 7 ,DC7no7 sek 3a Bintaro § Pembina IDI Cabang Tangerang Selatan 2019-2022
Jaya,Tangerang Selatan Banten 15225 § Wakli Ketua PN PKBI 2019-2024
Kondisi Stunting Terkini di Dr. dr. Tb. Rachmat Sentika, Sp.A, MARS
Indonesia dan Habibie Institute for Public Policy & Governance
Strategi Nasional Percepatan Komite Stunting PB IDI, 2022-2025

Penurunan Stunting Simposium & Workshop (Hybrid)


Comprehensive Management of Stunting, Physician Perspective

(2020-2024) IDAI Jawa Barat – 25 Juni 2022

Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak


Stunting Anak Sehat
Summary
§ Paparan ini menggambarkan situasi
2022 tentang keberadaan Indonesia
dalam mempercepat penangulangan
Stunting pada tahun ke 2 pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah 2019-2024 (RPJM) dan § Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
target Nasional dalam pencapaian perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
SDGs 2030 infeksi berulang, yang ditandai dengan Panjang atau
tinggi badannya berada dibawah standar (faltering
§ Data yag digunakan adalah data
nasional,Provinsi dan Kabupaten /Kota growth) yang ditetapkan oleh Menteri
yang disepakati sebagai Data yg kesehatan.(Perpres 72/2021 tentang stunting dan
digunakan. Bersumber dari PMK 2/2020 tentang Standat Antrophometri)
§ Riskesdas 2013,2018
§ Stunting dsepakati secara global dalam SDGs
§ SSGBI 2019,2021
(2015),dan secara nasional sebagai Program Prioritas
§ ePPGBM
24,27% Nasional no 1,karena dianggap sebagai Indikator
245.5 juta kualitas Hidup Manusia suatu Kawasan (SU,PBB P,20 bln, BB 6,7 TB 77cm
2015)
Arahan Pressiden Stuning sebagai Program Prioritas Nasional
Outline
Dasar hukum (Perpres 72/2021 Percepatan penurunan Stunting

Trend penurunan prevalensi stunting 2019 ke 2021 Hasil pemantauan.

Indikator yang digunakan sebagai alat pemantauan dan evaluasi

Strategi Pencapaian

Peran IDAI selama ini


Spektrum Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
mewujudkan Kualitas hidup Manusia di Indonesia 2020-2024
Arah
Kebijakan "Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Titik
dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu
Nasional hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah. Ini
merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul
ke depan. Itu yang harus dijaga betul. Jangan sampai ada stunting,
kematian ibu, atau kematian bayi meningkat. Tugas besar kita di situ!"
Visi Indonesia Maju
2019-2024 Arahan Presiden RI pada Rakor Stunting 2021

Membangun sumber daya … Anggaran kesehatan Stunting Rp255,3 triliun, atau 9,4% dari
manusia (SDM) yang belanja negara. Anggaran tersebut diarahkan untuk melanjutkan
berkualitas dimulai sejak penanganan pandemi, reformasi sistem kesehatan, percepatan
anak dalam kandungan. penurunan stunting, serta kesinambungan program JKN.
… Selanjutnya, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui
Anak adalah investasi perluasan cakupan seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan
masa depan suatu penguatan sinergi berbagai institusi.
negara, karena kualitas
negara ditentukan oleh Pidato Presiden RI pada Pengantar Nota keuangan RUU APBN Tahun Anggaran
anak sebagai generasi 2022 dalam Rapat Paripurna DPR
penerus. tanggal 16 Agustus 2021
Dasar Hukum :
Percepatan Penurunan Stunting
Perpres 72/2021 Tentang Percepatan
Penurunan Stunting
§ Mewujudkan SDM yg sehat,cerdas dan
produktif, serta pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan dilakukan
percepatan penurunan STUNTING
§ Percepatan penurunan stunting dilaksanakan
secara holistic, integrative,dn berkualitas
melalui koordinasi, sinetgis dan sinkronisasi
diantara Kementerian/Lembaga, Pemerintah
daerah provinsi,Pemerintah daerah
kabupaten/kota,Pemerintah desa dan
pemangku kepentingan
§ Perpres 43/2013 belum dapat
mengakomodasi upaya percepatan
penurunan stunting secara efektif sehingga
perlu diganti
Skenario Bussines As Usual Skenario Realistis Skenario Percepatan
Kondisi Indonesia 2022:
Riskesdas 2018
24,27% dari Balita kita 40 37,2 SSGI 2020

mengalami Stunting (SSGI,2021) 35


30,8 SSGI 2019
SSGI 2021

30 30,8
27,17
26,67
2,7%/tahun
27,67 26,17
Untuk merespon kondisi yang ada, tahun 2018 25,67
25,97 25
Pemerintah meluncurkan Strategi Nasional 25
24,27
Percepatan Pencegahan Stunting sebagai acuan 24,97 22,57
20 22,27 20,87
bersama dalam pelaksanaan Program
19
19,57
Dokumen disusun berdasarkan bukti dan Harus turun
15
pengalaman Indonesia dan internasional dalam 10% dalam 16,87 14
pelaksanaan program (evidence based) dan melalui 10 2,5 tahun
proses konsultasi publik dengan para pihak.
5
Dengan Skenario Percepatan, Stranas menurunkan TARGET
prevalensi stunting 14% tahun 2024, saat ini 0 2024
2,5tahun 10%,45/tahun 2013 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Sumber: SetWapres 2022 8


BKKBN sebagai koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting.
(Peraturan Presiden No 72/2021)
KMK No 1186/2022 Tentang
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASYANKES PRIMER
ADA 144 DIAGNOSTIK
STUNTING ADA DI 4.1.GANGGUAN GIZI”
Gangguan Gizi Ringan E.411; Sedang E 4.1.2. dan berat E 4.1.3
Gangguan Gizi halaman 684 - 694
SSBGI STUNTING DI JAWA BARAT TAHUN 2021

STUNTING
SSGI 2021
§ JABAR 24.5 %

Delapan tertinggi

Kab.Garut 35,2%
Kab Cianjur 3,7%
Kab Bandung 31,1%
Kota Cirebon 30,6%
Kab Bdg Barat 29,6%
Kota Tasikmalaya 28,9%
Kab Bogor 28,6%
Kab Cirebon26,5%
Provinsi Tertinggi Stunting di Indonesia

PROVINSI JUMLAH BALITA


STUNTING
Jawa Barat
1.055.608
Jawa Timur
653.218
Jawa Tengah
543.963
Banten 294.862
Sumatera Utara
383.403
Kalimantan
Barat 51,2% Balita Stunting tinggal di 5 Provinsi ini
ePPGBM (2021)
Sumber: SSGBI 2021

3
Logical framework Penanggulangan Stunting
Dari Hulu sampai hilir :Dampak dari Kesehatan remaja rendah ,Pernikahan dini tinggi,
kualitas Kehamilan rendah,Tumbuh kembang 1000 Hari Pertama Kelahiran Angka awal 2020

1) Lansia mendapatkan yankes 57,66% Ibu Hamil,Kelahiran,nifas


LANSIA 2) Lansia belum memiliki JKN 32% 1) Angka kematian ibu 305/100.000 KH
3) Lansia dengan tingkat ketergantungan 2) WUS hamil KEK 17,3%, tidak hamil KEK 14,5%
sedang/berat/total 3,7% 3) Masih tingginya anemia ibu hamil 48,9%
4) Kunjungan Antenatal 4x 74.1%
USIA REPRODUKSI 5) Persalinan di Faskes 79.3%
1) Metode Kontrasepsi Jangka 6) Konsumsi TTD pada ibu hamil 38.1%
Panjang (MKJP) 23.4% BAYI
2) Unmet need 19,78%
REMAJA PUTRI 1) Angka kematian bayi 24/1000 KH
2) Angka kematian neonatal 15/1000 KH
1) Tingginya Kehamilan Anak 15-19 (36%) ,11% (< 15 tahun) 3) Cakupan IMD 69%
usia 20-24 yang menikah dibawah 18 tahun 25,71% 4) Cakupan ASI Eksklusif 66.02%
2) Konsumsi TTD pada remaja 1.4% (Anemia 43%) 5) Cakupan KN1 sesuai standar 37,9%
PERLUNYA GENRE BKKBN DI SMP 6) Anak 6-23 bulan makan tidak beragam
Jangan Minum Fanta sebelum Minum Coca Cola 53,4%
Jangan Bermain cinta sebelum tamat sekolah BALITA
1) Balita stunting 27.7%
KUALITAS KESEHATAN
1) Perilaku cuci tangan dengan benar pada anak ≥ 10 th REMAJA,IBU HAMIL,MENYUSUI
ANAK-ANAK49,8% 2) Balita wasting 10,2%
3) Balita underweight 17.7% DAN BAYI DAN BALTA
2) Aktifitas fisik kurang pada anak ≥ 10 th 33,5%
4) Balita gemuk 8%
3) Kurang konsumsi sayur dan buah pada anak ≥ 5 th 5) Balita yang ditimbang 45,4%
95.5%
4)sanitasi
Akses Merokok 78.83%pada anak ≥ 10 th 28.8% PKM melaksanakan kesja dasar 81%
Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS 80.54%
Kab/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat 366 PKM
melaksanakan kes.olahraga 82.2%
Sumber: Kondisi dan situasi KIA pada RPJM 2019-2024
PENTING NYA CONTINUUM CARE (Kirana,2021)
13
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK BERKONTRIBUSI PADA
TERJADINYA STUNTING

Prevalensi Stunting

36,8 37,2
Sebelum Hamil Ibu Hamil-Bersalin Bayi-Balita
30,8
27,7
Lahir Bayi Berat 18 19.2
24,4
Anemia Lahir Rendah
Prematur
Anemia
49% 29,5% 6,6% 19.3

Ibu Hamil 19.4


14

32% 24% KEK


Balita 19

Remaja Wanita Balita Diare Pneumonia


17,3%
18.8
Putri Usia 18

Subur 9,8% 1,7% 11.5


Ibu hamil 8.3
5.4

Balita Gizi Kurang


28% 2007 2013 2018 2019
SeverelyStunted
2021
ModeratelyStunted
Targ20e24t
RPJMN
Ibu hamil dengan (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) Riskesdas dan Survey Status Gizi Kemkes
risiko komplikasi 7,1%
Sumber: Riskesdas 2007, 2013, 2018, SSGBI 2019, SSGI 2021 2
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia,
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


RPJMN bidang Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat
anak, keluarga berencana dan kesehatan & pengendalian
kesehatan masyarakat pengendalianpenyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanansektor ketahanan
utama kapabilitas sekunder &tersier farmasi & alat tanggapdarurat
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi rutin penyebab kematian layananprimer kesehatan
imunisasi, gizi Pembangunan RS di Jejaring nasional
menjadi 14antigen tertinggi di tiapsasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
seimbang, olah raga,
dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top10 tenagacadangan
anti rokok, sanitasi &
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh & peningkatan ANC penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, Indonesia. untuk kesehatan ibu & esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
kepatuhan pengobatan bayi. SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.

4 Transformasi sistem Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


5
pembiayaankesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

3
UPDATE AKREDITASI PADA MASA
PANDEMI
Apabila puskesmas Belum di perpanjang ijin operasional dan Belum
Reakredirasi, Kerjasama BPJS Kesehatan di hentikan SE 133/2022
18 Februari 2023
Pengganti SE 455 thn 2020

Akreditasi Faskes pelaksanaanya disesuaikan dengan


kondisi pandemic di daerah : Daring dan/atau Luring

Surat Pernyataan Komitmen dan Sertifikat Akreditasi


dinyatakan masih berlaku 1 tahun terhitung SE
ditetapkan

Surat Pernyataan Komitmen masih dapat dipergunakan


untuk persyaratan kerjasama dengan BPJS sampai 1 tahun
setelah SE ditetapkan
SE MENKES : 133 TAHUN 2022
18 FEBRUARI2022
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING BAGI KABUPATEN/KOTA,
PENILAIAN KEMENDAGRI UNTUK KAB/KOTA (Pemda dan Bappeda)

Aksi #1 ANALISA SITUASI Aksi#2 PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI


DILAKSANAKAN LINTAS PERANGKAT
RENCANA KEGIATAN Aksi#3 DAERAH DAN DESA
REMBUK STUNTING 1. Pencegahan dan Penurunan Prevalensi
Stunting mewujudkan konvergensi
Aksi #4 intervensi gizi prioritas bagi Rumah
Tangga 1000 HPK di lokasi- lokasi
PERBUP / PERWALI TENTANG prioritas.
PERAN DESA 2. Desa memiliki peran penting dalam upaya
pencegahan dan penurunan stunting, 1
Aksi #5
desa minimal memiliki 1 KPM, untuk
KADER PEMBANGUNAN MANUSIA memastikan/monitoring bahwa
(KPM) intervensi gizi menyasar pada 1000 HPK
3. Desa berkewajiban menganggarkan
Aksi #6 MANAJEMEN DATA kegiatan terkait dengan upaya
pencegahan dan penurunan stunting.
Aksi#7
Syarat Pencairan dana desa triwulan ke III
PENGUKURAN & PUBLIKASI KADER PEMBANGUN MANUSIA
DI DESA BERKOLABORASI DENGAN KADER
Aksi #8
POSYANDU, DANA DESA UNTUK STUNTING
REVIU KINERJA TAHUNAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Intervensi Sensitif
Target (Penyebab tidak langsung)

70% pelayanan KB pascapersalinan


15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian
pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses airminum
layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi(air
limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional

90% keluarga berisiko stunting memperoleh


pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentanmemperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahamanyang baik
tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentanyang
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)

4
Sumber: Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021
Sebelum lahir
INTERVENSI DI HULU PADA REMAJA PUTRI
Sasaran Remaja Putri siswi SMP/SMA/Sederajat : 16.256.613 siswi

Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), 1 tablet


1
setiap minggu selama 52 minggu (1 tahun)

2 Skrining Anemia pada remaja putri dengan pemeriksaan kadar Hb, pada
kelas 7 dan 10 utamanya.

Edukasi remaja putri: manfaat TTD, bahaya anemia, kespro, gizi seimbang
3 DAN Kampanye menunda pernikahan di usia anak : Jangan ,inum Fanta
sebelum Minum Coca cola, jangan bermanin Cinta sebelum tamat sekolah

Kegiatan tambahan:
4 - Minum TTD Bersama di sekolah “Anemia No,Tablet Tambah Darah Yes.”
- Sarapan Bersama di sekolah

5
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Sebelum lahir

INTERVENSI PADA IBU HAMIL


Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)

Ibu Hamil mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), minimal


mengonsumsi 90 tablet selama masa kehamilan
1

Evidence: mampu menurunkan kejadian lahirnya Bayi Kecil (Small for


Gestational Age/SGA) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) hingga 13%
(Haider and Bhutta 2015)

2 Skrining Anemia pada saat pemriksaan kehamilan (K1)


Riskesdas 2018: % Ibu Hamil Anemia = 48,9%

3
Edukasi hamil: manfaat TTD, gizi seimbang untuk ibu hamil, IMD,
ASI Eksklusif “Anemia No,Tablet Tambah Darah Yes.”

6
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Sebelum lahir

INTERVENSI PADA IBU HAMIL


Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi

Skrining status gizi ibu hamil dengan pemeriksaan lingkar lengan atas
1 (LILA) pada saat pemeriksaan kehamilan/ANC. Ibu menderiat risiko KEK jika
LILA < 23,5 cm
ANC 6 X, minimal 1X diperiksa oleh dokter

2 Pemberian tambahan asupan gizi untuk ibu Hamil KEK selama


90 hari

3 Edukasi hamil: manfaat makanan tambahan, gizi seimbang untuk ibu


hamil

4 Monitoring tingkat kepatuhan konsumsi tambahan asupan


gizi
secara berkala oleh kader dan tenaga kesehatan

7
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Setelah lahir
ASI EKSKLUSIF
Pemberian ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
sebagai salah satu standar Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
90

80
Tantangan 80
64,5
70
Pandemi COVID-19 berdampak pada pelaksanaan pelayanan kesehatan di 60
47,5
Puskesmas dan Posyandu 50
40
▪ 43,5% Puskesmas meniadakan Pelayanan Posyandu (Survey Cepat 30
Balitbangkes, 2020) 20
10
▪ Cakupan Konseling Pemberian Makan Bayi Dan Anak (PMBA) 0
Bayi 0-5 bulan mendapatkan ASI Eksklusif
menurun 23,5% (Survey Cepat Gizi, 2020)
2018 2021 Target 2024

Solusi Sumber: Riskesdas , 2018 ; SSGI 2021

Pelaksanaan modifikasi layanan konseling PMBA melalui tele-konseling


atau kunjungan ke rumah
▪ 68,7% Puskesmas Melakukan Kunjungan Rumah Balita (Survey Cepat
Balitbangkes, 2020)
▪ 69,42% Puskesmas Melakukan Kunjungan Rumah Ibu Hamil (Survey Cepat
Balitbangkes, 2020)
Penyusunan media KIE terkait menyusui, webinar tentang pentingnya ASI

Sumber: Riskesdas , 2018 ; SSGI 2021

8
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Setelah lahir
Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6 – 23bulan

Mulai usia 6 bulan, kandungan protein dan zat besi Tantangan


pada ASI sudah berkurang sehingga bayi 1. Kurangnya pengetahuan ibu dalam
membutuhkan makanan pendamping ASI yang pemberian Makanan Pendamping ASI
adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizinya sesuai rekomendasi

Asupan gizi pada bayi >6 bulan dapat 2. Masih rendahnya kapasitas tenaga
tercukupi dengan makanan pendamping ASI kesehatan dalam memberikan konseling
kaya protein hewani. dan edukasi terkait MP-ASI

Konsumsi telur sebutir


sehari selama 6 bulan Solusi
dalam periode MP-ASI 6-9 1. Konseling dan penyuluhan Pemberian
bulan terbukti menurunkan Makan Bayi dan Anak yang tepat diberikan
prevalensi stunting 47%
dan underweight 74%.1 kepada ibu balita agar ibu balita tahu dan
mampu memberikan MP-ASI adekuat
untuk anaknya
Konsumsi lebih dari 1
jenis pangan hewani
berasosiasi signifikan dengan 2. Pelatihan Konselor PMBA
risiko stunting yang lebih (Pemberian Makan Bayi dan Anak)
rendah pada usia 18-23 bulan.2 untuk tenaga kesehatan dan kader

1. PEDIATRICS 140:1:2017 9
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
2. Amer.J.Agr.Econ.100(5),20July2017.
Setelah lahir
BALITA GIZI KURANG MENDAPAT TAMBAHAN ASUPAN GIZI

Tantangan
Balita dengan status gizi kurang
1. Tidak dilakukan rujukan dari posyandu ke
mendapatkan tambahan asupan
puskesmas, ketika terjadi weight faltering
gizi selama 90 hari
atau ketika berat badan anak tidak naik(T)

Kegiatan: 2. Kurangnya kapasitas petugas dan kader


dalam penaganan anak gizi kurang
1. Monitoring kepatuhan konsumsi
makanan tambahan
2. Monitoring kenaikan berat badan Solusi
balita yang mendapat tambahan
asupan gizi 1. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
dan kader Posyandu terkait alur rujukan
3. Konseling dan edukasi gizi untuk
keluarga balita 2. Puskesmas dapat memenuhi kebutuhan
bahan terapi gizi dari alokasi Anggaran BOK

10
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Setelah lahir
BALITA GIZI BURUK MENDAPAT TATA LAKSANA
BALITA GIZI BURUK
Tantangan
Balita dengan status gizi buruk
mendapatkan tata laksana gizi buruk 1. Belum semua puskesmas dan rumah sakit
di faskes terlatih memiliki Tim Asuhan Gizi yang terlatih tata
laksana gizi buruk
2. Terbatasnya anggaran puskesmas untuk
Kegiatan: membeli bahan F75/F100 dan PKMK

1. Penerapan 10 Langkah Tata Solusi


laksana gizi buruk oleh Tim Asuhan
Gizi Puskesmas/ Rumah Sakit
1. Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk metode tatap muka dan e-
2. Pemberian Obat Terapi Gizi learning
(F75/F100 dan PKMK)
2. Tersedianya SOP untuk penanganan kasus
3. Monitoring kenaikan berat badan, gizi buruk di puskesmas
status gizi dan kesehatan balita
yang mendapat tatalaksana gizi 3. Puskesmas dapat memenuhi kebutuhan
bahan untuk terapi gizi dari alokasi
Anggaran BOK
11
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Program untuk mencapai target indikator intervensi spesifik
Indikator Intervensi Spesifik Program

1 Skrining Hb remaja putri

Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 2 Pemberian TTD remaja putri
Sebelum lahir

Ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan 3 Pemeriksaan ibu hamil
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (K 4 Pemberian TTD ibu hamil
Pemberian makanan tambahan ibu hamil
5
Kurang Energi Kronis (KEK)

Edukasi Remaja Putri, Ibu Hamil, dan Keluarga Balita


6

Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASIEksklusif Pemberian asupan protein hewani pada
7
baduta
Anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan PendampingASI (MP- ASI)
8 Pemantauan tumbuh kembang
Setelah lahir

Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya

Balita gizi kurang mendapat tambahan asupangizi


9 Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
Peningkatan cakupan dan perluasan jenis
Balita memperoleh imunisasi dasarlengkap 10 imunisasi 12
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
KEBUTUHAN ANGGARAN INTERVENSI SPESIFIK
Intervensi sebelum lahir Kebutuhan Anggaran Mekanisme Anggaran

Pemeriksaan Hb remaja putri Alat pemeriksaan Hb DAK Fisik

Strip pemeriksaan Hb dan bahan habis pakai DAK Fisik

Operasional petugas puskesmas ke sekolah DAK Non Fisik

Pemberian TTD remaja putri Tablet tambah darah DAK Fisik

Pendampingan konsumsi TTD Kemendikbud/ Kemenag

Pemeriksaan ibu hamil Penyediaan USG DAK Fisik

Pelatihan USG APBN Kemkes

Pemberian TTD ibu hamil Tablet tambah darah DAK Fisik

Pendampingan konsumsi TTD BKKBN

Pemberian makanan tambahan ibu Suplemen DAK Fisik


hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Makanan protein hewani Kementan


Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
KEBUTUHAN ANGGARAN INTERVENSI SPESIFIK
Intervensi sebelum lahir Kebutuhan Anggaran Mekanisme Anggaran

Edukasi Remaja Putri, Ibu Hamil, dan Kampanye media massa, media sosial APBN Kemkes
Keluarga Balita
Edukasi tenaga kesehatan DAK Non Fisik

Kelas masak tingkat keluarga BKKBN

Pemberian asupan protein hewani Susu, telur bagi baduta miskin Kemensos
pada baduta
Pemeriksaan tumbuh kembang Antropometri kit DAK Fisik

Operasional posyandu (insentif kader kesehatan) DAK Non Fisik

Pelatihan pengukuran tumbuh kembang bagi kader DAK Non Fisik

Tatalaksana balita dengan masalah gizi Formula 75, Formula 100, Mineral Mix DAK Fisik

Peningkatan cakupan dan perluasan Penyediaan vaksin APBN Kemkes


jenis imunisasi
Bahan habis pakai imunisasi APBN Kemkes

Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021


Hasil Study Persepsi Masyarakat
tentang Stunting Tahun 2020 (balitbangKes,2020)

Pemahaman Umum: Pemahaman Intervensi Penting: Sumber Informasi:

97% 97,3% 66% 74,4% 83,3% 83,3%

Memahami Memahami Cuci


Pernah Mendengar Memahami Resiko Pernikahan Dini Tenaga Tokoh
Tangan Pakai Sabun Kesehatan
Stunting Stunting dengan Bersiko Melahirkan Penting untuk Masyarakat
Benar Anak Kurang Gizi Pencegahan Stunting

97,9% 93,5% 78,6% 75,7% 52,9%


81,1%

Memahami Memahami Memahami Memahami Internet TV


Definisi Stunting Dampak Stunting Pentingnya Tablet Pentingnya ASI
dengan Benar Bagi Kecerdasan Tambah Darah Ekslusif
29
Kemajuan Cakupan Intervensi Spesifik
Tahun 2018 – 2020 (%)

88,54

93,37
90,7

93,5

87,21
89,6

86,23
85,78
88,7
86,4

86,2
82,91

85,2
84,6
89

83,9
78,97

78,97

81,5
81,2

79,7

78,8

78,7
77,9
77,6

81
75,6

73,9
71,2

68,7

68,4
67,7

65,8
65,3

61,27
53,96

48,5
46,6
39,53
Ibu Hamil KEK Ibu hamil Ibu nifas dapat Bayi mendapat Bayi kurang 6 Bayi sampai 6 Balita Kurus Rematri dapat % D/S % N/D Jumlah bayi 6-11 Jumlah balita Jumlah balita 6-
Mendapat mendapat TTD Vit A IMD bulan mendapat bulan mendapat dapat Makanan TTD sesuai bulan dapat 12-59 bulan 59 bulan dapat
Makanan min 90 tablet ASI Eksklusif ASI Eksklusif Tambahan Vitamin A dapat Vit amin A Vitamin A
Tambahan

2018 2019 2020

Secara umum, terjadi kenaikan cakupan intervensi spesifik pada periode 2018 – 2020, kecuali untuk:
• Bayi sampai 6 bulan mendapatkan ASI Ekslusif: turun dari 2018 – 2020
• Remaja Puteri yang memperoleh TTD: turun dari 2018 – 2020. Dimungkinkan karena sekolah online, sehinggaTTD tidak dapat dibagikan.
• Ibu Hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah 90 Tablet: turun tipis dari 2019 – 2020
• Ibu Hamil Kurang Eenergi Kronik (KEK) memperoleh makanan tambahan: turun tipis dari 2019 - 2020
• Tingkat Kedatangan ke Posyandu (D/S) tahun 2020 mengalami penurunan. Dimungkinkan sebagai dampak PSBB pandemi Covid 19.

Sumber Data: https://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id


30
Kemajuan Cakupan Intervensi Sensitif
Tahun 2018 – 2020 (%)

77,2

75,5
75,2

74,4
73,8

73,6

71,9
70,2

73
68,6

72
59,1
58,8

58,7
49,8

47,9

47,8

36,7
35,1
23,6
13,8
8,8

0
WUS Menggunakan Keluarga 1000 HPK Rumah Tangga Rumah Tangga Rumah Tangga Rumah Tangga Balita Memiliki Akte Desa Memiliki
KB Penerima BPNT dengan Fasilitas dengan Sanitasi dengan Air Bersih dengan Air Minum Kelahiran PAUD
CTPS Layak Layak Layak

2018 2019 2020

Pada periode 2018 – 2020, cakupan intervensi sensitif juga mengalami tren kenaikan, kecuali untuk
Wanita Usia Subur menggunakan KB yang mengalami penurunan tipis.
(sumber Data: Susnas 2018 – 2020)

31
Alokasi Anggaran Program
Terkait Percepatan Pencegahan Stunting
pada Kementerian dan Lembaga TA 2019 - 2021

• Program yang terkait dengan


percepatan penurunan stunting
tersebar di banyak Kementerian
dan Lembaga
• Total alokasi Dana tahun 2020
mengalami kenaikan dari 27,5T
menjadi 39 T. Kenaikan terjadi
karena penambahan dana Bansos
untuk meminimalisir dampak Covid
19.
• Pada tahun 2021, dari 19 K/L
terkait, total alokasinya adalah Rp
35,3T; yang 92% nya dilaokasikan
terkait intervensi sensitif; 6,7%
terkait intervensi spesifik; dan 1,1%
untuk dukungan pelaksanaan.
• Program dilaksanakan oleh KL
melalui berbagai mekanisme, baik
itu DAK, Dekonsentrasi maupun
ekseksusi secara langsung oleh K/L.
32
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Anggaran yang Mendukung Penurunan Stunting

Belanja K/L Dana Transfer


Alokasi Anggaran DAK*
19 K/L (dalam Rp T)
4,5
§ 6 K/L kunci 4,3
§ 5 K/L koordinasi/dukungan 4
§ 8 K/L penajaman intervensi 3,5 3,2
*Ket : Total dari DAK Penugasan
220 RO 3
2,6 dan Non Fisik yang ditandai
mendukung penurunan stunting
Jumlah RO (rincian output) 2,5

Rp 0,4 M 2
Rp 2,4,T
(7 %) (1%) 1,5

1
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Dukungan/Koordin
asi
Intervensi Sensitif
DAK digunakan sebagai intervensi pembiayaan
yang terintegrasi dengan belanja K/L
Rp 32,5 T
(92%)
1/7/22
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Sumber: Kemekes Juni Tahun 2021
Apa yang kita lakukan ? Dua Strategi Utama yaitu ?
KOMITMEN
KUAT INTERVENSI SENSITIF.
BUPATI DAN Linsektor
STAKEHOLDERS Air bersih dan Bantuan pangan Rumah Pangan Program Keluarga
sanitasi no tunai Lestari Harapan (PKH) dll

Kolabolasi multi Pelatihan Tenaga INTERVENSI


stakeholders Kesehatan & Kader SPESIFIK/Kesehatan
Intervensi &
Skrining di Validasi di Cek Red Flag di
Solid Kolaborasi Melatih Tenaga Monitoring di
Posyandu Puskesmas RSUD
dengan multi Kesehatan & Kader Puskesmas
sektor Sistem Rujuan untuk anak beresiko Stunting
Penyediaan alat Validasi ulang pengukuran untuk
anak yang bersiko § Perbaikan
ukur
Sedang berlangsung Pelatihan Dokter Penimbangan & Di Puskesmas feeding practice,
§ Treatment
Puskesmas Oleh IDAI Pengukuran PKMK,
Pemeriksaan lebih lanjut di RSUD
§ UKK Gizi Metabolik: Tata laksana gangguan sesuai WHO
untuk penegakan diagnosa & monitoring
Gizi Edukasi Pola Makan Treatment pertumbuhan,
pola makan &
§ Kamas , Tatalaksanan gaguan gizi di RS yang Benar (Feeding
test IQ
§ Dalam rencana Pelatihan Aplikasi Buku KIA : Practice Guidelines) Rujuk Balik Bila sudah tertangani
Dan melanjutkan Terapi
UKK TKPS
POROS POSYANDU KE PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
DAERAH
URGENSI STUNTING

Remaja Ibu
Putri Hamil Anak-
Ibu Baduta Balita
Calon Dewasa
Menyusu
Penganti
i
n
1000 HPK

Puskesmas tetap memberikan Yankes seperti


72% sebelum wabah COVID-19 27,17 %
72,3%
(SSGBI 2019) 13,1% Jumlah kunjungan pasien tetap seperti biasa (SSGBI.2019)
19,2% Puskesmas tetap melaksanakan
kegiatan Posyandu

Cakupan imunisasi di Puskesmas tetap


37,8% terkendali

Puskesmas tetap melaksanakan


16,2% kunjungan rumah PIS-PK

BADUTA • Pandemi Covid-19 di tahun 2020 berdampak negatif bagi bertambahnya angka
BADUTA DENGAN
SEHAT prevalensi stunting di Indonesia.
GANGGUAN GIZI
• Pelemahan daya beli rumah tangga akan berdampak pada pemenuhan gizi
anak.
• Pada saat resesi ekonomi pada tahun 1998-1999, terjadi peningkatan angka
prevalensi stunting sebesar 10% berdasarkan riset Balitbangkesmas
Kementerian Kesehatan.
PERMENKES 29/2019 Tata laksana gangguan Gizi
Petugas UKM Gizi , melakukan Surveilles dan penemuan Kasus,
baik Dari data ePPGBM maupun dari Posyandu atau desa
diwilayah nya TEMUKAN,BATITA YANG
1. Tidak naik BB dalam 2x penimbangan
2. BB dibawah min 2SD gizi kurang SINERGITAS UKM
3. BB dibawah min 3SD gizi buruk DENGAN UKPP
4. Menderita penyakit kronis, TBC,Alergi,
5. Gangguan metabolism
6. Dan penyakit kronik lain nya

Rujuk Ke Puskesmas oleh Petugas gizi UKM ke Dokter UKP di Puskesmas dan Lakukan
§ TATA LAKSANA GANGGUAN GIZI , Sesuai PMK 29 TAHUN 2019
§ TATA LAKSANA ADA DI KMK 514/2015 Tentang Pedoman Nasional Panduan Klinis No 79 dari 144 Diagnosa.
§ BILA DIRUJUK GUNAKAN DIAGNOSA INA CBGs PMK 64/2016, YAITU E.411.Gangguan Gizi Ringan, E
412.Gangguan Gizi Sedang dan E.413.Gangguan Gizi Berat
Stunting adalah : gagal tumbh anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek
untuk usianya. (kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan.
Stunting Setelah lahir, tetapi baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun),faltering growth

UKM melakukan Surveilens dan Penemuan Kasus Gangguan Gizi,


Rujuk Ke UKP untuk mendapat penanganan
Gangguan Gizi sesuai Tatalaksanan Gangguan Gizi memberi PANGAN KHUSUS MEDIS
KHUSUS (PMK 29/2019)

HOME CARE
KUNJUNGAN RUMAH

TOLONG TOLONG AKU SEDANG MENUJU


PENDEK, TAK MUNGKIN LULUS SD
INTERVENSI SPESIFIK DI PUSKESMAS
SINERGITAS UKM DAN UKP, GUNAKAN TATALAKSANA GANGGUAN GIZI
GIZI KURANG , GIZI BURUK, GAGAL TUMBUH
DAN BALITA YANG PENDEK DAN SANGAT PENDEK,
Kolaroborasi Pemerintah Pusat dan Daerah (2017). Kemendesa dan PP.IDAI (Prof Dr dr Damayanti R Sjarif , SpAK – UKK
Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI) di Kabupaten Pandeglang : Telah melatih Kader Posyandu, Bidan Desa, Tenaga Gizi
Puskesmas dan Dokter Anak di RSUD . Berhasil Menurunkan stunting di Desa Bayumundu Kab Pandegalang (8.4 point 6
bulan)
Setelah itu 2018 sd 2020 di uji coba di 10 Kab/kota (PP.IDAI Bersama Kemkes) berhasil menyususn TataLaksana
Penanggulangan Stunting dengan Poros Posyandu-Puskesmas dan RSUD Kab/Kota dan ditetapkan PMK 29/2019 ttg
Tatalaksana Gangguan Gizi.(kode 4.1.1.; 4.1.2 dan 4.13 Gangguan Gizi,R,S,B)
dan 2022 PP.IDAI Satgas JKN dengan Kemkes Membahas PNPK Penanggulangan Stunting ( kode Ina CBGs 4.5)

PERAN IDAI DALAM


PENURUNAN
STUNTING
Praktik Baik Kemitraan
Kerjasama Dengan Universitas, akademisi dan Poltekkes serta LSM / NGO

Penguatan inovasi Pendampingan


Penyebarluasan praktik baik kualitas intervensi
praktik baik kearifan lokal spesifik

Pendampingan IBU HAMIL DAN Peningkatan


IBU BALITA Peningkatan
pemberdayaa n Monev dan
--- melalui kunjungan rumah masyarakat
kapasitas nakes dan
kader
Ketersediaan data

lntervensi spesifik
masuk dalam Pengembangan Advokasi kepada
kurikulum inovasi , IT, Pemda dan
Pendidikan gizi digitalisasi stakeholder
(pre-service)
MODIFIKASI PELAYANAN GIZI DI
MASA PANDEMI COVID-19 (1) ., KEMENTERIA
N KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

Program perbaikan gizi tetap berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan

KEGIATAN POSVANDU memperhatikan zona wilayah. Bila masih PEMANTAUAN MANDIRI


memungkinkan buka Posyandu, dapat dilak ukan dengan protokol Bi la termasuk dalam zona merah, Posyandu tidak dapat
kesehatan ketat: dilaksa nakan.
Pemisahan jadwal kedatangan, Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
Penyesuaian tempat dengan memperhat ikan jaga jarak, dilaksa naka n secara mandiri menggunakan Buku KIA.
Penyediaan sarana kebersihan Bi la pertumbuhan tidak sesuai dengan umurnya, dapat
segera menghubungi kader atau petugas kesehatan terdekat.

._.
. ' - ·--
!•••:•.:.•• oo•: ·• •-.•.:" "."':."-
-,
TELE KONSELING
I:...''....., ·......;;... .:· ..
Edukasi dan konseling pada 0. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ., . , . . . . . . . . .:,

wilayah dengan jangkauan


sinyal yang cukup baik secara I • -

grup maupun perorangan


mem entu grup secara armg
untuk konseling dan edukasi
*dokumentasi Kab Gunung
*dokumentasi Kab Klaten
Kidul, Kulonprogo, Trenggalek

......,_ _______ _
.,.
MODIFIKASI PELAYANAN GIZI DI
MASA PANDEMI COVID-19 (1) ., KEMENTERIA
N KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

Program perbaikan gizi tetap berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan

KEGIATAN POSVANDU memperhatikan zona wilayah. Bila masih PEMANTAUAN MANDIRI


memungkinkan buka Posyandu, dapat dilak ukan dengan protokol Bi la termasuk dalam zona merah, Posyandu tidak dapat
kesehatan ketat: dilaksa nakan.
Pemisahan jadwal kedatangan, Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
Penyesuaian tempat dengan memperhat ikan jaga jarak, dilaksa naka n secara mandiri menggunakan Buku KIA.
Penyediaan sarana kebersihan Bi la pertumbuhan tidak sesuai dengan umurnya, dapat
segera menghubungi kader atau petugas kesehatan terdekat.

._.
. ' - ·--
!•••:•.:.•• oo•: ·• •-.•.:" "."':."-
-,
TELEKONSELING
I:...''....., ·......;;... .:· ..
Edukasi dan konseling pada 0. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ., . , . . . . . . . . .:,

wilayah dengan jangkauan


sinyal yang cukup baik secara I • -

grup maupun perorangan


mem entu grup secara armg
untuk konseling dan edukasi
*dokumentasi Kab Gunung Kidul,
* dokumentasi Kab Klaten
Kulonprogo, Trenggalek

......,_ _______ _
.,.
KESIMPULAN

• Untuk mendapatkan SDM yang unggul perlu strategi yang spesifik dan sensitive, dimulai sejak aw
al kehidupan
• Masalah Gizi akibat Penyakit yang memerlukan upaya khusus untuk penyelamatan hidup harus dit
angani secara baik di rumah sakit
• Sistem rujukan pada kasus stunting harus dapat dilaksanakan sampai ke rumah sakit yang akan me
nyediakan SDM yang kompeten untuk penanganan masalah gizi yang diakibatkan oleh penyakit at
au kondisi tertentu pada bayi secara komprehensif
• Dukungan fasyankes primer dalam surveilans gizi , deteksi dan penemuan kasus di masyarakat sangat
dibutuhkan
• IDAI dalam setiap level harus mengambil peran aktif, melatih dokter umum dan dokter Puskesmas un
tuk Penanggulangan Stuning secara berjenjang dari posyandu-Puskesmas-RS UD
• Pembiayaan dilakukan melalui kolaborasi dalam Rencana Aksi Penangulangan Stuning PP 72/2021 de
ngan coordinator Kepala BKKBN.
DR.dr.Tb.Rachmat Sentika Sp.A.,MARS
HP 0811831838
Email, rsentika@yahoo.com

TERIMA KASIH
www.gizi.kemkes.go.id Direktorat Gizi Masyarakat
www.sigiziterpadu.kemkes.go.id
dir.gizi@yahoo.co.id
@gizimasyarakatkemenkes
@DitGizi

Sumber : Kelompok Kerja Gizi Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
bit.ly/PedomanGiziMasyarakat Kementerian Kesehatan RI Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav
4-9 Jakarta12950

Anda mungkin juga menyukai