Anda di halaman 1dari 19

Pencegahan Pernikahan Dini dan

Pengembangan Layanan Prakonsepsi


pada Catin dan Remaja Putri
di Pulau Sumatera

Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si

Ketua Unit Kajian Kesehatan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

Disampiakan pada Seminar Nasional Hasil Kajian Kebijakan Percepatan Penurunana Stunting di Indonesia, Jakarta, 8 Desember 2022
OUTLINE
• Pendahuluan
• Deskripsi masalah
• Scientific evidence
• Rekomendasi
Sumatera adalah pulau keenam terbesar di
dunia dan terbesar ketiga di Indonesia
setelah Papua dan Kalimantan

Terdiri dari 10 Provinsi, dan 2 diantaranya


termasuk 12 Provinsi prioritas dalam percepatan
penurunan stunting, yaitu Provinsi Aceh dan
Sumatera Utara

Provinsi Aceh : prevalensi tinggi Prev > 30%


Prov Sumatera Utara : jumlah anak stunting yang besar. Prev 20-30% Gb. 1. Sebaran prev stunting
di Sumatera
Prev <20%
IDENTIFIKASI MASALAH : INTERVENSI SPESIFIK

Sumber data
PK21

Lap Prov

SSGI 2021

Provile Kesehatan
Provinsi
Berdasarkan analisis ketercapaian target intervensi spesifik yang masih
ada 4 masalah yang masih randah capaiannya berdasarkan urutan
prioritasnya adalah :
1) Rendahnya cakupan distribusi tablet tambah darah (TTD) pada
remaja putri
2) Rendahnya cakupan distribusi TTD pada ibu hamil
3) Rendahnya cakupan anak usia 6-23 bulan yang mendaptkan MPASI
4) Rendahnya cakupan bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI
exclusive
IDENTIFIKASI MASALAH : INTERVENSI SENSITIF

Sumber data
PK21

Lap Prov

SSGI 2021

Provile Kesehatan
Provinsi
Persentase Pernikahan anak usia 15 tahun dan usia 18 di negara Afrika dan
Indonesia
80
70
60 25,7%
50
40
30
20
10
0

Data pernikahan 15 th
Di Indonesia tdk ada?
15 Tahun 18 Tahun
Analisis ketercapaian target intervensi sensitive yang perlu untuk
mendapat perhatian adalah:
1) Masih tingginya persentase pernikahan terlalu muda
2) Masih rendahnya pasangan usia subur yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan pranikah
3) Masih rendahnya cakupan desa Open Defecation Free (ODF)
4) Masih rendahnya cakupan pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca
persalinan
Pasal 8
Gambar 2. Cakupan distribusi TTD menurut Provinsi di Pulau Sumatra
Lampung 31,8
18,5
Sumsel 36,1
24,8
Bengkulu 36,7
22,1
Jambi 47
22,4
Babel 38,1
18,6
Kepri 17,4
17,6
Riau 27,8
22,3
21,3
Sumut 25,8
22,9
Sumbar
23,3
23
Aceh 33,2
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

% Pernikahan dini % Stunting

Gambar 3. Persentase Pernikahan dini dibandingkan prevalensi stunting berdasarkan Provinsi


A historical journey on terminology

Early married Pernikahan dini


Adolescence marries Pernikahan di bawah umur
Early teen married Pernikahan remaja
Child married Pernikahan anak

The term ‘child marriage’ is used to refer to both formal marriages and informal unions
in which a girl lives with a partner as if married before the age of 18” (UNICEF, WHO)
0

-0,2

-0,4
Short Stature Normal Height
-0,6
Mean HAZ

-0,8
Year 2007
-1 -1,1
-1,25 -1,31 Year 2013
-1,2

-1,4
Year 2018
-1,6 -1,72
-1,8
-1,84 -1,88
-2
Short Stature Mother

Figure 4. Mean Value of HAZ across Short Stature Mother between Three Waves of Riskesdas
Puncak pertumbuhan pada remaja putri dan
remaja laki-laki

Remaja Putri : 12 tahun Remaja laki-laki : 14 tahun


Perlu layanan prakonsepsi yang komprehensif

Layanan prakonsepsi adalah serangkaian


intervensi untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki risiko biomedis, perilau dan risiko
sosial terhadap kesehatan wanita, serta
memperbaiki luaran kehamilan, melalui upaya
preventif dan manajemen (CDC, 2006)

Layanan prakonsepsi adalah pemberian intervensi


kesehatan biomedis, perilaku dan sosial kepada
wanita dan pasangan sebelum terjadi konsepsi
(WHO, 2012)
TUJUAN LAYANAN PRAKONSEPSI

1 Meningkatkan status
Kesehatan pasangan

2
Mengurangi faktor perilaku
yang berkontribusi terhadap Meningkatkan status
rendahnya kualitas outcome Kesehatan ibu dan anak
kehamilan jangka pendek dan jangka
panjang
3 Mengurangi faktor
lingkungan yang
berkontribusi terhadap
rendahnya kualitas
outcome kehamilan
REKOMENDASI
1. Program pendewasaan usia perkawinan yang telah ada perlu
dikembangkan dengan program yang lebih menarik bagi para remaja,
melalui kampanye kegiatan sekolah yang menyenangkan.
2. Program duta remaja dalam bentuk “Genre” yang telah ada lebih
didekatkan pada anak-anak sekolah di wiayah pedesaan, terutama di
wilayah dengan angka pernikan dini yang tinggi.
3. Program gizi dan olahraga untuk para remaja putri di masa puncak
pertumbuhan kedua, yaitu usia 11-12 tahun (siswa SD kelas 5-6) dan
siswa SMP awal, untuk memperbaiki tinggi badan dan pencegahan
anemia.
4. Mengeluarkan regulasi terkait program layanan pranikah komprehensif
agar dapat terselenggara di semua wilayah.
Terima Kasih
UNIVERSITAS AIRLANGGA
CAMPUS C
Jl. Soekarno – Mulyoreja
SURABAYA - INDONESIA

Sri Sumarmi, Seminar Nasional Ukakes - BKKBN (8 November 2021)

Anda mungkin juga menyukai