SKRIPSI
Oleh:
MIA LESTARI
NPM :
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2021
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERJADINYA PERNIKAHAN USIA DINI
DI DESA SUKAMAHI KAB. BOGOR
TAHUN 2021
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada
Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas NasionalJakarta
Oleh:
MIA LESTARI
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2021
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERJADINYA PERNIKAHAN USIA DINI
DI DESA SUKAMAHI KAB. BOGOR
TAHUN 2021
Oleh:
MIA LESTARI
Mengesahkan,
NPM :
Menyetujui,
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
PENDAHULUAN
1.4.2 Instansi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Pernikahan
Dari sudut ilmu bahasa kata perkawinan berasal dari kata “kawin” yang
merupakan terjemahan dari bahasa Arab “nikah”. Kata “nikah” mengandung dua
pengertian, yaitu dalam arti yang sebenarnya (haqikat) berarti berkumpul dan
dalam arti kiasan berarti aqad atau mengadakan perjanjian perkawinan. Menurut
hukum Islam yang dimaksud dengan perkawinan ialah aqad yang bersifat luhur
dan suci antara laki-laki dan perempuan yang menjadi sebab sahnya sebagai
suami isteri dan dihalalkannya hubungan seksual dengan tujuan mencapai
keluarga yang penuh kasih sayang, kebajikan dan saling menyantuni, keadaan
yang lazim disebut sakinah ( Subekti. 2010 ).
1. Menentramkan Jiwa
Apabila telah terjadi akad nikah, istri merasa jiwanya tentram karena ada
yang melindungi dan ada yang bertanggung jawab dalam rumah tangga. Suami pun
merasa tentram karena ada pendampingnya untuk mengurus rumah tangga, tempat
menumpahkan perasaan suka dan duka serta teman bermusyawarah.
2. Memenuhi Kebutuhan Biologis
Kecenderungan cinta lawan jenis dan hubungan seksual sudah ada tertanam
dalam diri manusia atas kehendak Allah. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan
biologis harus diatur melalui lembaga perkawinan agar tidak terjadi penyimpangan
sehingga norma-norma agama dan adat istiadat tidak dilanggar.
4. Melestarikan keturunan.
Biasanya sepasang suami istri tidak ada yang tidak mendambakan anak
turunan untuk meneruskan kelangsungan hidup. Anak turunan diharapkan dapat
mengambil alih tugas, perjuangan dan ide-ide yang pernah tertanam didalam jiwa
suami atau istri (Walgito, 2002).
5. menurut Undangundang Nomor 1 tahun 1974 telah dirumuskan sangat ideal karena
tidak hanya melihat dari segi lahir saja melainkan sekaligus terdapat suatu pertautan
batin antara suami dan isteri yang ditujukan untuk membina suatu keluarga atau
rumah tangga yang kekal dan bahagia bagi keduanya dan yang sesuai dengan
kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Masalah ekonomi pada keluarga sering kali mendorong orang tua untuk
cepat-cepat menikahkan anaknya, karena orang tua yang tidak mampu membiayai
hidup dan sekolah terkadang membuat anak memutuskan untuk menikah di usia
dini dengan alasan beban ekonomi keluarga jadi berkurang dan dapat membantu
perekonomian keluarga, karena menurut orang tua anak perempuan yang sudah
menikah menjadi tanggung jawab suaminya (Artikel BKKBN, 2016). Hal tersebut
sering banyak di jumpai di pedesaan tetapi sekarang ini banyak juga di perkotaan,
tanpa peduli usia anaknya yang belum menginjak usia dewasa, orang tua hanya
mengizinkan saja karena untuk meringankan beban keluarga.
2.4.3. Faktor Budaya
Dalam budaya ini terdapat dua indikator yang mempengaruhi orang tua
menikahkan anak perempuannya diusia muda antara lain :
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek) misalnya orang mau menerima
ceramah-ceramah.
2. Merespons
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikanadalah suatu indikasi dari
sikap.
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendidkusikan suatu
masalah, misalnya seorang ibu menggerakan ibu lain untuk
mengikuti program posbindu PMT di kelurahannya.
4. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas sesuatu yang di pelihara dengan segala
resiko misalnya seseorang mengikuti posbindu PMT lansia
meskipun mendapat tantangan dari kepala keluarga.
Fenomena hamil diluar nikah saat ini sudah banyak di temui di masyarkat
sekitar, karena hampir setiap hari di media TV maupun surat kabar menyajikan
berita-berita mengenai seks, seperti berita pemerkosaan, penlecehan seksual, dll.
Berkembangnya informasi secara cepat membuat video-video porno dapat
ditonton anak remaja dengan mudah. Beredarnya penjualan video porno maupun
dengan mengakses di internet secara mudah didapatkan anak remaja sekarang.
Apabila anak tidak mempunyai bekal kecerdasan emosional, maka anak akan
merasa penasaran dan anak akan mencoba hal-hal baru seperti contohnya
hubungan seks diluar nikah.
Kurangnya kasih sayang dan perhatian dalam keluarga juga menjadi salah
satu penyebab anak terjerumus dalam seks diluar nikah. Anak remaja yang
membutuhkan kasih sayang dan perhatian, apabila tidak ditopang dengan keluarga
yang harmonis maka anak akan mudah melampiaskan dengan melakukan
perbuatan yang di langgar oleh norma dan agama, seperti hubungan seks di luar
nikah.
Adapula faktor karena orang yang sudah hamil diluar nikah yang terpaksa
harus dinikahkan untuk menghinndari aib keluarga mereka, walaupun masih di
bawah umur tetap dinikahkan karena anak perempuannya yang terlanjur hamil
duluan. Selain itu gaya hidup dan perilaku seks yang bebas mempercepat
peningkatan kejadian kehamilan pada remaja, hal ini disebabkan oleh cepatnya
pertembuhan dan perkembangan remaja yang dirangsang olehh banyaknya media
yang mempertontonkan kehidupan seks.
2.5 Kerangka Teori
Faktor Internal
Faktor Eksternal
- Faktor Ekonomi
- Faktor pola fikir masyarakat
- Faktor Pendidikan Orang tua
- Faktor Hamil diluar nikah
- Factor pendidikan responden
PERNIKAHAN USIA
DINI
Faktor pendidikan
Faktor Ekonomi
Faktor Hamil diluar nikah Pernikahan Usia dini
Sikap responden
Faktor budaya
2.7 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Desain penelitian ini menggunakan cross sectional, dimana Cross sectional adalah
penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali untuk mencari hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dimaksudkan untuk menganalisis faktor-
faktor yang berhubungan dengan Pernikahan Dini pada Di Desa sukamahi Tahun 2021 ,
dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel
independen dan dependen (sekali waktu).
Populasi adalah seluruh Wanita dan Pria yang menikah (15-19 tahun) Di
Desa Sukamahi Pada tahun 2021 dengan jumlah 48 Responden.
3.2.2 Sampel
b. Data Sekunder
Jumlah Pendapatan
Faktor 0 = <UMR
2 yang dihasilkan orang Kuisioner Ordinal
ekonomi 1 = UMR/>UMR
tua Setiap bulannya
Kepercayaan
responden terhadap 1 = Mendukung
Faktor
3 pernikahan diusia dini Kuisioner Ordinal 0=Tidak
Budaya
agar tidak menjadi Mendukung
perawan tua
- Koordinasi
- Persiapan
2. Tahap penelitian
- Melakukan observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner
oleh peneliti kepada responden
- Pengisian kuesioner untuk mengetahui variabel yang berhubungan
dengan pernikahan usia dini .
- Pengukurandilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya.
3. Tahap Pasca Penelitian
Penulis akan menguraikan hasil penelian yang telah di lakukan oleh peneliti
mengenai Analisis faktor yang berhubungan dengan Pernikahan dini di desa Sukamahi
tahun 2021.
Data di proses melalui pengumpulan data dengan cara Kuisioner dan pengolahan
data mengunakan SPSS. Dimana Jumlan Responden ini ada sebanyak 40 wanita yang
melakukan pernikahan dini di Desa. Sukamahi.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Analisis Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini di Desa
sukamahi Berdasrkan Jenis kelamin
Frekuensi %
Perempuan 40 83
Laki - Laki 8 17
Total 48 100
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 48 responden data yang
Sedangkan terdapat 8 orang (16,7%) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini berarti responden
Distribusi Frekuensi Analisis Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini di Desa
sukamahi Berdasarkan pendidikan
Frekuensi %
Rendah 11 22.9
Cukup 37 77.1
Total 48 100.0
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 48 responden data yang
dijadikan sampel terdapat 11 orang (22,9%) dengan Pendidikan rendah. Sedangkan
terdapat 37 orang (77,1%) dengan Pendidikan cukup. Hal ini berarti responden dengan
jumlah terbanyak terdapat pada responden Pendidikan cukup
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Analisis Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini di Desa
sukamahi Berdasarkan Penghasilan orang tua
Frekuensi %
<UMR 31 64.6
UMR 17 35.4
Total 48 100.0
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 48 responden data yang
dijadikan sampel terdapat 31 orang (64,6%) dengan penghasilan orangtua kurang dari
UMR. Sedangkan terdapat 17 orang (35,4%) dengan penghasilan orangtua UMR. Hal ini
berarti responden dengan jumlah terbanyak terdapat pada responden Penghasilan
orangtua kurang dari UMR.
Table 4.4
Distribusi Frekuensi Analisis Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini di Desa
sukamahi Berdasarkan Sikap Responden
Frekuensi %
Mendukung 32 64.7
Tidak Mendukung 16 33.3
Total 48 100.0
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 48 responden data yang
dijadikan sampel terdapat 32 orang (64,6%) dengan penghasilan orangtua kurang dari
UMR. Sedangkan terdapat 16 orang (35,4%) dengan penghasilan orangtua UMR. Hal ini
berarti responden dengan jumlah terbanyak terdapat pada responden Penghasilan
orangtua kurang dari UMR
Table 4.5
Distribusi Frekuensi Analisis Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini di Desa
sukamahi Berdasarkan budaya responden
Frekuensi %
Mendukung 24 50
Tidak
Mendukung 24 50
Total 48 100.0
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 48 responden data yang
dijadikan sampel terdapat masing-masing 24 orang (50,0%) yang mendukung dan tidak
mendukung.
Berdasarkan hasil table 4.7 diatas Hasil uji statistic Chi-Square didapatkan nilai)
dengan nilai p-value sebesar 0,361 > taraf signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Hubungan antara pendidikan
dengan pernikahan usia dini.
Table 4.8
Distribusi responden berdasarkan hubungan
Kejadian pernikahan dini dengan penghasilan orang tua responden
Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .018a 1 .893
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .018 1 .893
Fisher's Exact Test 1.000 .595
Linear-by-Linear .018 1 .894
Association
N of Valid Cases 48
Menurut Tabel 4.8 diatas Hasil uji statistic Chi-Square didapatkan nilai
Fisher's Exact Test Exact. Sig.(2-sided) dengan nilai p-value sebesar 1,000 > taraf
signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat Hubungan antara penghasilan orangtua dengan pernikahan
usia dini.
Table 4.9
Distribusi responden berdasarkan hubungan
Kejadian pernikahan dini dengan Sikap Respoden
Menurut table 4.9 diatas Hasil uji statistic Chi-Square didapatkan nilai Fisher's
Exact Test Exact. Sig.(2-sided) dengan nilai p-value sebesar 0,245 > taraf signifikansi
(0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat Hubungan antara Faktor budaya dengan pernikahan usia dini.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Analisis Bivariat
Pada bagian ini penulis akan membahas hasil penelitian sesuai dengan
data distribusi frekuensi. Pembahasan dilakukan dengan menganalisa hasil yang
diperoleh dan dikaitkan dengan teori. Pembahasan dilakukan terhadap masing-
masing variabel sebagai berikut :
A. Distribusi Frekuensi Analisis Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini
di Desa sukamahi Berdasarkan Jenis kelamin
responden data yang dijadikan sampel terdapat 40 orang (83,3%) yang berjenis
Hal ini berarti responden dengan jumlah terbanyak terdapat pada responden berjenis
kelamin perempuan, melihat dari nilai tersebut hal ini tidak sesuai dengan ketentuang
tahun 1974 menyebutkan bahwa anak dianggap remaja bila sudah cukup matang
untuk menikah yaitu pada usia 16 tahun untuk anak perempuan dan usia 19 tahun
untuk anak laki-laki Pernikahan usia dini terjadi bila pernikahan yang dilaksanakan
kurang dari 16 tahun dan laki-laki kurang dari l9 tahun ( Puspasari et al., 2020 ).
B. Hubungan pendidikan dengan pernikahan usia dini Di Desa. Suka mahi tahun
2021
Semakin muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang
dicapai oleh seorang anak. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak tidak lagi
bersekolah, karena kini ia mempunyai tanggungjawab baru, yaitu sebagai istri dan
sebagai calon ibu, atau kepala keluarga dan calon ayah, yang lebih banyak berperan
mengurus rumah tangga dan anak yang akan hadir. Pola lainnya yaitu karena biaya
pendidikan yang tak terjangkau, anak berhenti sekolah dan kemudian dinikahkan
untuk mengalihkan beban tanggung jawab orang tua menghidupi anak tersebut
kepada pasangannya Dari berbagai penelitian didapatkan bahwa terdapat korelasi
antara tingkat pendidikan yang rendah dan usia saat menikah.
Dilihat dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan melihat bahwa Hasil uji
statistic Chi-Square didapatkan nilai dengan nilai p-value sebesar 0,361 > taraf
signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat Hubungan antara pendidikan dengan pernikahan usia dini.
hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka
Wulandari pada tahun2018 yang menyatakan ada hubungan antara pendidikan dengan
kejadian pernikahan usia dini karena dari hasil uji statistik Chi-Square pada taraf
kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan bahwa pvalue = 0,020, jadi pvalue ≤ α
sehingga H1 di terima dan H0 ditolak, menunjukkan bahwa adanya hubungan 62
antara pendidikan dengan pernikaha usia dini di Desa Torobulu Kecamatan Laeya
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2015- 2017.
Masalah ekonomi pada keluarga sering kali mendorong orang tua untuk cepat-
cepat menikahkan anaknya, karena orang tua yang tidak mampu membiayai hidup
dan sekolah terkadang membuat anak memutuskan untuk menikah di usia dini dengan
alasan beban ekonomi keluarga jadi berkurang dan dapat membantu perekonomian
keluarga, karena menurut orang tua anak perempuan yang sudah menikah menjadi
tanggung jawab suaminya (Artikel BKKBN, 2016). Hal tersebut sering banyak di
jumpai di pedesaan tetapi sekarang ini banyak juga di perkotaan, tanpa peduli usia
anaknya yang belum menginjak usia dewasa, orang tua hanya mengizinkan saja
karena untuk meringankan beban keluarga.
Penghasilan adalah seluruh penerimaan baik barang atau uang dari pihak lain
atau hasil sendiri dengan jumlah uang atau harga yang berlaku saat ini. Tingkat
penghasilan atau pendapatan adalah gambaran yang lebih jelas tentang posisi
ekonomi keluarga dalam masyarakat yang merupakan jumlah seluruh penghasilan
dan kekayaan keluarga sehingga penghasilan dapat digolongkan menjadi 3 golongan
yaitu penghasilan tinggi, sedang, dan rendah (Juanita, 2012).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamhur razi pada tahun
2020 dengan judul Hubungan pengetahuan, pendapatan dan budaya dengan kejadian
pernikahan usia dini pada remaja di kecamatan Martapura. Dimana hasil penelitian ini
menyatakan bahwa pengujian statistik menggunakan Uji Pearson Chi Square di
peroleh nilai p = 0,277 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan kejadian pernikahan usia dini pada wanita di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar Tahun 2020.
Alfiyah (2010) menemukan bahwa perkawinan usia muda terjadi karena
keadaan keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, untuk meringankan beban
orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang-orang yang dianggap
mampu. Karena banyak orang tua yang beralasan menikahkan anaknya karena
desakan ekonomi, kehidupan orang di desa sangat membutuhkan ekonomi keluarga,
jika tidak mencukupi uang upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga terhambat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan uji
statistic Chi-Square didapatkan nilai Fisher's Exact Test Exact. Sig.(2-sided) dengan
nilai p-value sebesar 0,245 > taraf signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Hubungan antara Faktor
budaya dengan pernikahan usia dini.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamhur razi pada
tahun 2020 dengan judul Hubungan pengetahuan, pendapatan dan budaya dengan
kejadian pernikahan usia dini pada remaja di kecamatan Martapura, dimana hasil uji
Hasil uji statistik ChiSquare pada taraf kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan bahwa
pvalue = 0,034, jadi pvalue ≤ α sehingga H1 di terima dan H0 ditolak, dan
menerangkan bahwa adanya hubungan antara 64 pendidikan dengan pernikaha usia
dini, kemudian pada penelitian ini menyebukan Semakin tinggi pengaruh
kebudayaan di lingkungan sekitar yang dipercaya oleh remaja dan lingkungannya
maka semakin besar remaja melakukan pernikahan usia muda. Sehingga diharapkan
dengan kemajuan zaman maka remaja dan lingkungan seperti orang tua, tokoh
agama, tokoh masyarakat mampu mengembangkan pemikirannya secara rasional dan
tidak terpatok pada kebudayaan yang turun temurun ada. sehingga pemikiran tentang
pernikahan dapat ditinjau dari keuntungan, dampak dan usia yang tepat untuk
menikah, serta kesiapan dari remaja itu sendiri, sehingga dalam menentukan
keputusan menikah tidak hanya semata-mata karena budaya yang ada di lingkungan
masyarakat (Landung, 2009).
4.4. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang peneliti alami yaitu keterbatasan waktu dan keterbatasan lokasi
antara tempat yang di teliti dengan domisili tempat peneliti tinggal, sehingga memakan
waktu dalam proses pengambilan Sample, dan melakukan penelitian dengan jarak jauh.
Waktu juga menjadi hambatan bagi peneliti yang dominan menghabiskan waktu deadline
untuk bekerja dan kehilangan fokus dalam mengerjakan tanggung jawab sebagai
mahasiswa , dan menyebabkan banyak kesulitan dan kendala dalam menyusun penelitian
ini, maka dari itu peneliti mengucapkan permintaan maaf sebesar besarnya atas
keterlambatan yang sering peneliti lakukan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Faktor yang
berhubungan dengan terjadinya pernikahan usia dini di Desa. Sukamahi tahun 2021 yang
peneliti lakukan pada 48 orang responden, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
5.1.1. Pada Uji Hubungan Pendidikan dengan pernikahan dini , terdapat nilai p-value
sebesar 0,361 > taraf signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga
tidak terdapat Hubungan antara pendidikan dengan pernikahan usia dini.
5.1.2. Pada Uji Hubungan Penghasilan dengan pernikahan dini mendapatkan hasil p-
value sebesar 1,000 > taraf signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Hubungan antara penghasilan orangtua
dengan pernikahan usia dini.
5.1.3. Pada Uji Hubungan Sikap responden dengan pernikahan dini mendapatkan nilai
p-value sebesar 0,413 > taraf signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Hubungan antara sikap responden
dengan pernikahan usia dini.
5.1.4. Pada Uji Hubungan Budaya responden dengan pernikahan dini mendapatkan
hasil p-value sebesar 0,245 > taraf signifikansi (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Hubungan antara Faktor budaya
dengan pernikahan usia dini.
5.2 Saran
5.2.1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti berharap Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian mengenai Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini sebaik
mungkin , selain dapat menambah wawasan baru untuk masyarakat, penelitian
dan pembahasan ini dapat menjadi tambahan inspirasi untuk peneliti selanjutnya
5.2.2. Bagi pendidikan
Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dan bahan ajar
yang dapat diberikan kepada mahasiswi atau pelajar selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Puspasari Herti Windya. 2020. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak pada pernikahan Usia
dini di beberapa Etnis Indonesia : Dampak dan Pencegahannya.
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3672/1981 Diakses
pada Tanggal 17 Januari 2022 Pukul 21.00 WIB.
Kementiran Komunikasi dan Informatika RI. 2022. Wabah Pernikahan dini di tengah
pandemi dan Dampak buruknya. https://katadata.co.id Diakses pada tanggal 18
Januari 2022 Pukul 09.00 WIB
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Jakarta. 2022. Portal Statistik Provinsi DKI
Jakarta. https://statistik.jakarta.go.id/lebih-dari-46-penduduk-dki-jakarta-berstatus-
lajang/ Dakses pada 18 Januari 2022 Pukul 09.30 WIB
Rahayu Rosalia. 2020. Hubungan Pendidikan perempuan dan penghasialn orang tua
dengan pernikahan dini pada perempuan di Desa Kuta Kabupaten Bogor
https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/view/261/302 Diakses
pada tanggal 18 Januari 2022 Pukul 10.00 WIB.
Salmah Syarifah. 2016. Pernikahan dini ditinjau Dari sudut pandang Sosial dan
Pendidikan . file:///C:/Users/Dipo/Downloads/1215-3154-1-SM.pdf Diakses pada
tanggal 20 Januari 2022 Pukul 21.00 WIB.
Fitrianingsih. 2015 Faktor Faktor terjadinya Menikah Muda Usia Muda Perempuan Desa
Sumberdanti Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember.
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/73383/100210301056--
RANI%20FITRIANINGSIH-1-41.pdf?sequence=1 Diakses pada tanggal 28 Januari
2022 Pukul 06.40 WIB
Salamah Siti. 2016. Grobokan berjudul Faktor – Faktor yang berhubungan dengan
pernikahanusia dini di kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobokan.
file:///D:/SKRIPSI%20LEMON%20DAN%20JAHE/skripsi%20orang.pdf
Diakses pada tanggal 15 Februari 2021 Pukul 21.00 WIB
BAB IV