SKRIPSI
MAR’ATUL HUSNA
NPM: 161106160821
Oleh :
MAR’ATUL HUSNA
NPM : 161106160821
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi penyakit :
1. Gejala umum
Misalnya demam,sakit kepala, maleise, nafsu makan kurang,
gejala gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare.
2. Gejala Respiratorik
Seperti batuk, nafas cepet (tachypnoe/fast breathing), napas
sesak (retraksi dada/ chest indrawing), napas cuping hidung, air
hunger dan sianosis.
Air Susu Ibu (ASI ) adalah suatu cairan yang terbentuk dari
campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara ibu, dan bermanfaat sebagai makanan bayi.
(Maryunani,2013)
Dari hasil penelitianyang dilakukan oleh Rasyid, 2013.
Menunjukkan terdapat hubungan paling dominan pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian pneumonia anak balita. anak balita yang
tidak diberi ASI eksklusif besar kemungkinan berpotensi menderita
pneumonia dibanding dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif.
Pemberian ASI dapat memberikan kekebalan terhadap berbagai
macam penyakit terutama pneumonia karena ASI mengandung zat
kekebalan tubuh yang dapat melindungi dirinya dari berbagai
penyakit infeksi, bakteri, virus, jamur maupun parasit (Nugroho,
2011). Kekuatan hubungan pemberian ASI eksklusif adalah
sebesar 1,782 kali (CI 95% : 1,146-2,770) artinya anak balita yang
tidak diberi ASI eksklusif lebih berisiko 1,7 kali menderita
pneumonia dibandingkan anak balita yang diberi ASI eksklusif
(Fanada, 2012).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh iswari dkk, 2017. Hasil
penelitian menunjukkan, terdapat hubungan status imunisasi DPT-HB-
HIB (p=0,016; OR=3,946) dengan pneumonia pada balita usia 12-24
bulan. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara status imunisasi: DPT-HB-HIB dengan pneumonia pada
balita usia 12-24 bulan.
Agent Environment
Sumber : Anderson dan Hockenberry (2000), Wilson (2009)
Gambar diatas memperlihatkan segitiga dalam status keseimbangan
yang normal. Keseimbangan bukan menandakan kesehatan yang optimum,
tetapi pola biasa yang sederhana dari kondisi sehat dan sakit dalam populasi.
Berbagai perubahan yang terjadi pada salah satu sisi (agent, host dan
environment) akan menghasilkan ketidak seimbangan atau terjadi suatu
perubahan pola yang biasa tersebut.
Berikut ini dijabarkan hubungan Tiga komponen yang terdapat
dalam model segitiga epidemiologi dengan faktor risiko terjadinya infeksi
pneumonia pada anak balita:
1. Faktor penyebab (agent) adalah penyebab dari penyakit
pneumonia yaitu berupa bakteri, virus, jamur dan protozoa
(sejenis parasit). Berdasarkan faktor penyebab (agent) pneumonia
dibedakan menjadi 1) pneumonia bakterial/tipikal yaitu
pneumonia yang dapat terjadi pada semua usia; 2) pneumonia
atipikal adalah pneumonia yang di sebabkan oleh mycoplasma ,
legionella dan chlamidya; 3) pneumonia virus adalah pneumonia
yang disebabkan oleh virus, dan 4) pneumonia jamur adalah jenis
pneumonia yang sering merupakan infeksi sekunder terutama
pada penderita dengan daya tubuh lemah.
2. Faktor manusia (host) adalah organisme, biasanya manusia atau
pasien. Faktor risiko infeksi pneumonia pada pasien (host) dalam
hal ini anak balita meliputi : jenis kelamin, status imunisasi, berat
badan lahir, dan riwayat pemberian ASI Eksklusif.
3. Faktor lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan yang dapat menjadi risiko terjadinyan pneumonia pada
balita meliputi kepadatan rumah, kelembaban, cuaca, polusi udara.
Kondisi lingkungan dapat dimodifikasi dan dapat diperkirakan dampak
atau akses buruknya sehingga dapat dicarikan solusi ataupun kondisi
yang paling optimal bagi kesehatan balita.
KETURUNAN
LINGKUNGAN :
PELAYANAN STATUS
Fisik, social
KESEHATAN KESEHATAN
ekonomi, budaya
dll
PERILAKU
Faktor Host
- Usia
Faktor Agent - Jenis Kelamin Faktor Environment
- Berat Badan Lahir
- Riwayat Pemberian
ASI Eksklusif
- Status Gizi
- Riwayat Pemberian
Vitamin A
- Status Imunisasi
- Pendidikan
- Bakteri ibu
- Virus - Pekerjaan ibu
- Jamur - Pendapatan
keluarga
- Kepadatan
hunian
- Ventilasi
udara rumah
PNEUMONIA
- Penggunaan
fasilitas
- Kebiasaan pelayanan
- Riwayat asma merokok kesehatan
anggota
keluarga
Pelayanan Kesehatan
Faktor Genetik
Faktor Perilaku
Faktor perilaku :
Faktor lingkungan :
Pendidikan ibu
Pekerjaan Ibu
Pendapatan keluarga
Kerangka konseptual ini merupakan modifikasi odifikasi Aderson
(2000); Notoatmodjo (2007); Hockenberry dan Wilson (2009), sehingga
peneliti menentukan pemberian ASI eksklusif, kelengkapan status
imunisasi, berat badan lahir, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan
keluarga dan anggota keluarga perokok sebagai variabel independen dan
kejadian pneumonia pada balita merupakan variabel dependen
1.2 Definisi Operasional
1.3 Hipotsis
1. Ha : ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian pneumonia
pada balita.
Ho: Tidak ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian
pneumonia pada balita.
2. Ha : ada hubungan antara Berat Badan Lahir dengan kejadian pneumonia pada
balita
Ho: Tidak ada hubungan antara Berat Badan Lahir dengan kejadian pneumonia
pada balit
3. Ha : ada hubungan antara Status Gizi dengan kejadian pneumonia pada balita.
Ho: Tidak ada hubungan antara Status Gizi dengan kejadian pneumonia pada
balita.
4. Ha: ada hubungan antara Status Imunisasi dengan kejadian pneumonia pada
balita.
Ho: Tidak ada hubungan antara Status Imunisasi dengan kejadian pneumonia pada
balita.
5. Ha: ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita
Ho: tidak ada hubungan antara pendidkan ibu dengan kejadian pneumonia pada
balita
6. Ha: ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita
Ho: tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian pneumonia pada
balita
7. Ha: ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian pneumonia pada
balita
Ho: tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian pneumonia
pada balita
8. Ha: ada hubungan antara Anggota Keluarga Perokok dengan kejadian pneumonia
pada balita.
Ho: Tidak ada hubungan antara Anggota Keluarga Perokok dengan kejadian
pneumonia pada balita.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.2.1 populasi
4.2.2 Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2017
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik responden umum suatu subjek
penelitian dari populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nasir, 2011).
Inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Ibu yang memiliki balita
b. Ibu yang bersedia menjadi responden
c. Ibu yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas semplak
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
a. Ibu yang tidak memiliki balita
b. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
Adapun metode yang akan digunakan untuk pengambilan jumlah sampel yaitu
dengan menggunakan rumus Slovin (1960). Dengan di butuhkan batas untuk
toleransi kesalahan yaitu 10%.
Keterangan :
n = Jumlah sample yang digunakan
N = Jumlah populasi
E = Batas toleransi
n= 3.878
1+3.878(0,1)²
n = 3.878
1+38,78
n = 3.878
39,78
n =97,48 =97
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan (Nasir, 2011). Variabel dalam
penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu :
1. . Editing
Adalah memeriksa dan menyesuaikan dengan rencana semula seperti apa yang
diinginkan.
2. Coding
Adalah usaha mengklasifikasikan jawaban atau hasil-hasil yang ada menurut
jenisnya dengan menggunakan kode-kode tertentu.
3. Transfering
Adalah usaha memindahkan data-data yang telah diperoleh dari responden
kedalam bentuk tabel.
4. Tabulating
Adalah data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi
frekuensi.
5. Matching
Rancangan studi observasional yang merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan komparabilitas antar kelompok perbandingan, yaitu tiap anggota
kelompok studi memiliki seorang padanannya dalam kelompok ntrol, memiliki
karakteristik tertentu yang sama anggota kelompok studi semula. Karakteristik
yang sama itu adalah kovariabel yang dianggap perlu.