Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN


LUKA PERINEUM PADA IBU POSTPARTUM
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “K”
KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :

ROSMALA APRELIA
NIM: P0 5140117083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI DAUN BINAHONG TERHADAP PENYMBUHAN


LUKA PERINEUM PADA IBU POSTPARTUM DI PMB “K”
KOTA BENGKULU

Laporan Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh:

ROSMALA APRELIA

NIM : P05140117083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
TAHUN 2020
BIODATA
Nama : Rosmala Aprelia

Tempat, Tanggal Lahir : Jayakarta, 15 April 1999

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Lintas Kembang Sri-Taba Lagan, Desa


Jayakarta, Kab. Bengkulu Tengah, Kec. Talang IV

Anak ke : 2 (dua)

Nama Ayah : Sujito

Nama Ibu : Widiarti

Nama Saudara : Syaiful Rachman, M.Pd

Riwayat Pendidikan : 1. TK Dharma Wanita, Bengkulu Tengah


2. SD Negeri 01 Bengkulu Tengah
3. SMPN 01 Bengkulu Tengah
4. SMAN 01 Bengkulu Tengah
5. Poltekkes Kemenkes Bengkulu Program Studi
Diploma III Kebidanan (2017-2019).
ABSTRAK

IMPLEMENTASI DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN


LUKA PERINEUM PADA IBU POSTPATUM DI PMB “K” KOTA
BENGKULU

Rosmala Aprelia (2020)


Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Prodi Kebidanan Diploma Tiga

Latar Belakang : Berdasarkan data Organisasi kesehatan dunia (WHO),


Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia dan Negara lainnya Terdapat
infeksi dengan proporsi 20-30% kasus infeksi (25%-55%) disebabkan karena
infeksi jalan lahir atau ruptur perineum. Kematian ibu di Kota Bengkulu tahun
2018 terjadi pada ibu nifas berusia 20-34 tahun sebanyak 3 orang dan pada usia
diatas 35 tahun 1 orang.Berdasarkan survey Praktik Mandiri Bidan “K” pada
tahun 2019 jumlah ibu nifas 15 orang dan terjadi 7 kasus dengan luka
perineum.Infeksi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai
perawatan dan penyembuhan luka perineum.
Tujuan : Untuk mengetahui penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum
menggunakan daun binahong di PMB “K” Kota Bengkulu
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus. Peneliti memilih
penelitian studi kasus dikarenakan ingin mengetahui gambaran penyembuhan luka
perineum dengan daun binahong pada ibu Postpartum.
Hasil : Penyembuhan luka perineum hari kedua dengan skala 9, nilai skala hari
ketiga 7, nilai skala hari keempat 4, skala hari kelima nilai 3, skala hari keenam
nilai 0. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah perawatan luka, obat dan
nutrisi.
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa penerapan menggunakan daun binahong
pada luka perineum dapat sembuh pada hari keenam dengan nilai skala reeda 0.
Kata Kunci : Ibu Postpartum, Luka Perineum, Daun Binahong
ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF BINAHONG LEAVES ON HEALING OF


PERINEUM Wounds IN POSTPATUM MOTHER IN PMB "K" BENGKULU
CITY
Rosmala Aprelia (2020)
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Diploma Three Midwifery Study Program

Background: Based on data from the World Health Organization (WHO), the
direct cause of maternal death in Indonesia and other countries There is an
infection with the proportion of 20-30% of cases of infection (25% -55%) caused
by infection of the birth canal or perineal rupture. Maternal deaths in the city of
Bengkulu in 2018 occurred in postpartum mothers aged 20-34 years as many as 3
people and at the age of 35 years. According to the Independent Midwife
Practices survey "R" in 2019 the number of postpartum mothers was 15 people
and there were 7 cases with injuries perineum. Infection is caused by a lack of
maternal knowledge regarding care and healing of perineal wounds.
Objective: To determine the healing of perineal wounds in postpartum mothers
using binahong leaves in PMB "K" Bengkulu City.
Method: This type of research uses case studies. Researchers chose case study
research because they wanted to know the picture of perineal wound healing with
binahong leaves in Postpartum mothers.
Results: Results obtained paerineal wound healing on the second day with a scale
of 9, the third day scale value of 7, the fourth day scale value 4, the fifth day scale
value 3, the sixth day scale value 0. Factors that influence it is wound care,
medicine and nutrition.
Conclusion: It can be concluded that the implementation using binahong leaves
on perineal wounds can heal on the sixth day with a reeda scale value of 0.
Keywords: Postpartum Mother, Perineum Wound, Binahong Leaves
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah


selesai (dari segala urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada tuhanmulah engkau berharap.” (QS.Al-Insyirah, 6-8)

“Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasan,


menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan”

Persembahan

Alhamulillahirobbil’alamin..

Sujud syukur kusembahkan kepada Allah Yang Maha Esa nan Maha Adil

nan Maha Penyanyang, atas takdirmu telah engkau jadikan aku manusia yang

senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.

Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah bagiku untuk meraih cita-citaku.

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk orang tersayang..

 Kepada kedua orang tua ku bapak dan mamak ( Sujito dan Widiarti)

mereka lah penyemangat ku sehingga aku semangat dalam menyelesaikan

kuliah ini, terimakasih atas semua rasa saying dan cinta kalian kepada ku.

Semoga bapak dan mamak selalu diberikan kesehatan dan diberi umur

panjang sampai aku menyelesaikan kuliah D4 Alih Jenjang nantinya.

 Kepada kakak dan ayuk ipar ku ( Syaiful Rachman,M.Pd dan Alif Yanuar

Zukma Dini, M.Pd), kalian merupakan panutan ku untuk terus kuliah ke

jenjang yang lebih tinggi lagi.


 Terimakasih untuk keluarga kedua ku (Samsul Bahri,S.Pd,MM.) yang

telah memberikan dukungan dan motivasinya sampai saat ini.

 Untuk My support system (Dyosdado Bramantio.S) terimakasih telah

memberikan saran, bantuan, dukungan, motivasi, serta mendengarkan

keluhan ku sampai saat ini. Semangat menyelesaikan kuliahnya, semoga

diberi kelancaran dan jangan malas-malas lagi.

 Untuk sahabatku GBS (Gen Bidan Squad) terimakasih atas suka, duka,

canda, tawa, kalian selama ini. Semoga kita menjadi bidan yang

professional. Aamiin..

 Untuk sahabat ku UNNIE ( Della dan Yopi) teman sejak SMA terimakasih

untuk pendorong semangatku. Semoga kalian cepat menyusul wisuda dan

mempunyai waktu luang bertemu tidak hanya 1 tahun 1 kali saja.

 Untuk kakak asuhku (Tessa dan Elza) terimakasih telah memberikan

contoh yang baik bagiku dan telah memberikan semangat untuk ku.

 Untuk adek asuh ( Nanda dan Sinta) tetap semangat kuliahnya, jangan

mudah pesimis sebelum mencobanya.

 Untuk saudara asuh (Shopiatun) tetap semangat kuliahnya. Anak pertama

itu bahunya harus kuat seperti baja, jangan mudah menyerah untuk

menjalankan sesuatu karena kamu merupakan contoh bagi adikmu.

 Untuk teman bidan angkatan 2017, terimakasih teman-temanku telah

menjadi bagian hidupku selama perkuliahan dan telah berjuang bersama-

sama hingga akhir. Semoga kalian menjadi bidan yang ahli dan

professional. Aamiin..
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir ini dengan judul ”Implementasi Daun Binahong Terhadap

Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Postpartum di Praktik Mandiri Bidan

Kota Bengkulu Tahun 2020”. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Poltekes

Kemenkes Bengkulu.

Dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapat

bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapakan terimakasih kepada :

1. Bapak Darwis, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan

di Poltekkes Kemenkes Bengkulu jurusan Diploma III Kebidanan.

2. Bunda Mariati, SKM, MPH, selaku Ketua Jurusan Diploma III Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

3. Bunda Sri Yaniarti, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

4. Bunda Lusi Andriani, SST, M.Kes, Selaku Pembimbing I yang telah banyak

membimbing saya dalam pembuatan dan penyusunan laporan tugas akhir.


5. Bunda Rialike Burhan, M.Keb, Selaku Pembibing II yang telah banyak

memberikan bimbingan pada saya dalam pembuatan dan penyusunan laporan

tugas akhir.

6. Bunda Dra.Hj.Kosma Heryati, M.Kes, Selaku Ketua penguji yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif pada laporan

tugas akhir ini.

7. Bunda Epti Yorita, SST.MPH, selaku Penguji I yang telah banyak

memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.

8. Bunda Ratna Dewi, SKM, MPH, selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan pada saya dari semester 1 hingga semester 6

ini.

9. Kepada kedua orang tua, kakak, dan teman-teman tercinta yang senantiasa

memberikan motivasi, dukungan moral, dan doa untuk keberhasilan penulis

dalam menyelesaikan laporan tugas akhir.

Mudah-mudahan laporan tugas akhir ini dapat dilaksanakan penelitiannya.

Bengkulu, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii
BIODATA ............................................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN .....................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................viii
KATA PENGANTAR..........................................................................................xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................4
E. Ruang Lingkup ...........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Masa Nifas...........................................................................5
B. Luka Perineum...........................................................................................17
C. Daun Binahong..........................................................................................26
D. Food Recall ...............................................................................................29
F. Skala REEDA ............................................................................................29
D. Kewenangan Bidan....................................................................................31
E. Kerangka Teori...........................................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................................36
B. Tempat dan Waktu.....................................................................................37
C. Subjek Penelitian........................................................................................37
D. Instrumen Pengumpulan data.....................................................................37
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................37
F. Etika Penelitian...........................................................................................38
G. Jadwal Kegiatan.........................................................................................39

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil dan Penelitian...................................................................................41
B. Pembahasan................................................................................................46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...............................................................................................50
B. Saran ..........................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51

LAMPIRAN ..........................................................................................................
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

2.1 Proses Involusi Uterus......................................................................................6


2.2 Program dan Kebijakan Teknik Masa Nifas....................................................16
2.3 Langkah Kerja Pemberian Daun Binahong ....................................................28
2.4 Penilaian Skala Reeda .....................................................................................30
3.1 Jadwal Kegiatan Selama Studi Kasus..............................................................39
3.2 Rencana Kegiatan............................................................................................40
DAFTAR GAMBAR

2.1 Derajat Luka Perineum....................................................................................19


2.2 Daun Binahong................................................................................................26
DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori................................................................................................35


3.1 Desain Asuhan Kebidanan...............................................................................36
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Organisasi Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Bimbingan LTA Pembimbing 1

Lampiran 3 : Lembar Bimbingan LTA Pembimbing 2

Lampiran 4 : Surat Izin Pra Penelitian dari Institusi

Lampiran 5 : Surat Izin Pra Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu

Lampiran 6 : Data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu

Lampiran 7 : Data dari Praktik Mandiri Bidan

Lempiran 8 : Format Pengkajian

Lampiran 9 : SOP Daun Binahong

Lampiran 10 : Lembar Cheklist Pengukuran


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data Organisasi kesehatan dunia (WHO), Penyebab

langsung kematian di Indonesia dan Negara lainnya di dunia hampir sama

yaitu perdarahan (28%), eklamsi (24%) dan infeksi (11%). Terdapat infeksi

dengan proporsi 20-30% kasus infeksi (25%-55%) disebabkan karena infeksi

jalan lahir atau ruptur perineum.

Berdasarkan data terdapat 830 ibu di dunia (di Indonesia 38

ibu,berdasarkan AKI 305) meninggal akibat penyakit atau komplikasi dalam

kehamilan dan infeksi masa nifas (Kemenkes RI,2018). Kematian ibu di Kota

Bengkulu tahun 2018 terjadi pada ibu nifas berusia 20-34 tahun sebanyak 3

orang dan pada usia diatas 35 tahun 1 orang. Kematian ibu disebabkan karena

pendarahan setelah melahirkan (HPP) sebanyak 3 orang, 1 orang karena

emboli air ketuban. (Dinkes Kota Bengkulu, 2018).

Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi

setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam

pertama. Secara nasional,angka kejadian infeksi pada kala nifs mencapai

2,7% dan 0,7% diantaranya berkembang kearah infeksi akut. Infeksi dapat

terjadi karena ibu melahirkan di tenaga kesehatan menggunakan alat tidak

steril. Asuhan pada masa nifas diperlukan dalam hal ini,karena merupakan

masa kritis baik ibu maupun bayi (Hastuti dalam Siregar, 2018).
Masa nifas merupakan masa pemulihan kondisi ibu. Pada masa nifas

luka perineum harus mendapatkan penanganan yang baik sehingga infeksi

tidak terjadi karena perawatan perineum yang tidak benar dapat menyebabkan

kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat menunjang

perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada

perineum (Prawirohardjo dalam Manuntung, 2019).

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah terjadinya

infeksi, meningkatkan rasa aman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan

luka perineum dikelompokkan menjadi terapi farmakologi dan non

farmakologi. Sebagai besar ibu yng mengalami luka perineum masih

menggunakan terapi farmakologi seperti pemberian obat antiseptic dan

antibiotik. (Siregar, 2018)

Menurut penelitian Imron Riyanti (2017) yaitu hasil penelitian

penyembuhan luka perineum dengan menggunakan daun binahong rata-rata

4,88 hari, dengan penyembuhan paling cepat 3 hari dan yang paling lama 8

hari. Sedangkan penyembuhan luka dengan menggunakan terapi farmakologi

seperti antibiotic dan antiseptic lama penyembuhan 6-10 hari.

Dari survey awal pada tanggal 15 Januari 2020 di beberapa PMB

Kota Bengkulu diperoleh data dari 3 Praktik Mandiri Bidan yaitu Praktik

Mandiri Bidan “K” pada tahun 2019 jumlah ibu nifas 49 orang dan terjadi 15

kasus luka perineum, Praktik Mandiri Bidan “S” pada tahun 2019 jumlah ibu

nifas 25 orang dan terjadi 5 kasus luka perineum, Praktik Mandiri Bidan “R”

pada tahun 2019 jumlah ibu nifas 15 orang dan terjadi 7 kasus dengan luka
perineum. Dari data tersebut berdasarkan banyaknya angka kejadian luka

perineum yang tinggi adalah Praktik Mandiri Bidan “K” Kota Bengkulu. Data

ini didapat dari hasil wawancara, banyaknya luka perineum diakibatkan oleh

ibu yang tidak dapat mengedan dengan baik,dan persalinan lama.

Dari data diatas penulis melakukan studi kasus karena masih banyak

ibu yang mengalami luka perineum dan masih kurangnya pengetahuan ibu

tentang cara perawatan luka perineum,sehingga penulis tertarik melakukan

studi kasus yang berjudul “Implementasi Daun Binahong Terhadap

Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Postpartum di Praktik Mandiri Bidan

Kota Bengkulu Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui

“Bagaimanakah memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka

perineum mmengunakan daun binahong di Praktik Mandiri Bidan Kota

Bengkulu tahun 2020” sesuai dengan pendoman standar asuhan kebidanan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas di praktik bidan

mandiri (PMB) Kota Bengkulu dengan mengacu pada KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Asuhan Kebidanan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran penyembuhan luka perineum.

b. Mengetahui faktor-faktor penyembuhan luka.

c. Dapat memberikan asuhan kebidanan dalam penyembuhan luka

perineum dengan menggunakan daun binahong.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan pustaka bagi

Poltekkes Kemenkes Bengkulu, khusunya program studi DIII Kebidanan

dan Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus.

2. Bagi Penulis

Studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan di

bidang ilmu kebidanan dan mahasiswa bisa langsung melakukan

pemantauan asuhan kebidanan dengan menerapkan teori yang telah

didapat didalam situasi yang nyata.

3. Bagi Klien

Studi kasus ini dapat menambah pengetahuan ibu tentang perawatan

postpartum sehingga infeksi pada luka perineum dapat dicegah.

E. Ruang Lingkup

Pengkajian asuhan kebidanan diberikan Pada ibu nifas dengan luka

perineum derajat II di praktik mandiri bidan Kota Bengkulu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Masa Nifas


1. Pengertian Nifas
Masa nifas atau puerperium berasal dari kata Latin yaitu dari kata

“Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Definisi

masa nifas adalah masa dimana tubuh ibu melakukan adaptasi pasca

persalinan, meliputi perubahan kondisi tubuh kembali ke kondisi sebelum

hamil. Masa ini di mulai setelah pasenta lahir, dan sebagai penanda

berakhirnya masa nifas adalah ketika alat-alat kandungan sudah kembali

keadaan sebelum hamil (Astuti, 2016).

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6

minggu (42 hari),namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3

bulan (Nurjanah, 2013).

2. Perubahan Fisiologi Masa Nifas


Perubahan yang terjadi pada masa nifas meliputi :
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1)Involusi Uterus
Setelah mengalamai proses kelahiran bayi dan plasenta,uterus

akan berkontraksi dan retraksi akan menjadi keras sehingga dapat

menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas

implantasi plasenta (Muchtar, 2014). Involusi terjadi karena

41
masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena sitoplasma yang

berlebihan dibuang, involusi disebabkan oleh proses autolysis,

dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian

dibuang melalui air kencing, sehingga kadar nitrogen dalam air

kencing sangat tinggi (Sukma, 2017).

Tabel 2.1 Proses Involusi Uterus

Involusi TFU Berat Uterus


(gr)
Bayi lahir Setinggi Pusat 1000
Uri Lahir Dua Jari 750
Dibawah Pusat
1 Minggu Pertengahan 500
Pusat-Simpisis
2 Minggu Tak teraba 350
diatas Simpisis
6 Minggu Bertambah 50
Kecil
8 Minggu Sebesar 30
Normal
(Muchtar, 2014)

2) Lochea

lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan

vagina dalam masa nifas (Sukma, 2017). Macam-macam lochea

yaitu:

a. Lochea rubra/kruenta : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari

postpartum.

b. Lochea sanguinolenta : Berwarna kuning berisi darah dan lendir,

3-7 hari postpartum.


c. Lochea serosa : Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke7-14 postpartum.

d. Lochea alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.

e. Lochea purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk.

f. Locheastatis : Lochea tidak lancar keluar.

3) Serviks, Vagina, dan Perineum

Keadaan serviks, vagina, dan perineum diinspeksi untuk melihat

adanya laserasi, memar, dan pembentukan hematoma awal. Oleh

karena inspeksi serviks dapat menyakitkan bagi ibu, maka hanya

dilakukan jika ada indikasi. Segera setelah kelahiran, serviks akan

berubab menjadi bersifat patulous, terkulasi, dan tebal. Tonus

vagina dan tampilan jaringan vagina dipengaruhi oleh peregangan

yang telah terjadi selama kala II persalinan. Adanya edema atau

memar pada introitus atau area perineum sebaiknya dicatat

(Muchtar, 2014).

4) Payudara

Secara makroskopis, struktur payudara terdiri dari korpus

(badan), areola dan papilla atau puting. Fungsi payudara pada

bagian alveolus adalah memproduksi susu (air susu ibu) sebagai

nutrisi bagi bayi. Sejak kehamilan trimester pertama kelenjar

mammae sudah dipersiapkan untuk menghadapi masa laktasi

(Sukma, 2017).
d. Perubahan Sistem Pencernaan

Ibu dapat mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat

pencernaan mendapat tekanan, pengeluaran cairan yang berlebih,

kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir, pembengkakan parineal

yang disebabkan episiotomi. Supaya buang air besar kembali normal,

dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan,dan

ambulasi awal. Bila tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat

laksansia (Sukma, 2017).

e. Perubahan Sistem Perkemihan

Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitive dan

kapasitasnya akan bertambah mencapai 3000ml perhari pada 2-5 hari

postpartum. Hal ini akan mengakibatkan kandungan kencing penuh.

Sisa urine dan trauma pada dinding kandung kencing waku ersalinan

memudahkan terjadinya infeksi. Sekitar 40% ibu postpartum akan

mempunyai proteinuria non patologis secak pasca persalinan hingga

hari ke dua postpartum. Mendapatkan urine yang normal harus

diperoleh dari kateterisasi yang tidak terkontaminasi lochea (Sukma,

2017).

f. Menurut Sukma (2017) Perubahan Tanda-tanda Vital, yaitu:

1) Suhu Badan

Dalam 24 jam postpartum suhu badan akan meningkat sedikit

(37,5-3800C) sebagai kaibat kerja keras sewaktu melahirkan,

kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila dalam keadan normal


suhu badan akan menjadi biasa. Pada hari ke 3 suhu badan akan

naik lagi karena ada pembekuan ASI.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80x/m.

denyut nadi setelah melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap

denyut nadi yang melebihi 100x/m adalah abnormal dan hal ini

menunjukan adanya kemungkinan infeksi.

3) Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan

darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena adanya

pendarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat

menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.

g. Perubahan Psikologi

Adaptasi yang perlu dilakukan sesuai dengan fase dibawah ini:

1) Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung

dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat

ini, focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri (Muchtar,

2014)

2) Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada

fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawab dalam merawat bayi (Muchtar, 2014).


3) Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan (Astutik,

2019)

3. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Pada masa nifas ini terjadi perubahan fisik ataupun psikis berupa

organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara

orang tua dan bayi dengan memberikan dukungan. Adapun tujuan asuhan

masa nifas adalah (Nurjanah, 2013) :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikis.

b. Melaksanakan skirining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujk bila terjadinya komplikasi, baik pada ibu

maupun bayi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui, memberikan imunisasi kepada bayi dan

perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan KB.

e. Untuk mendapatkan kesehatan emosi.

f. Memperlancar pembentukan ASI.

g. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa

nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.


4. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahapa (Nurjanah, 2013) , yaitu :

a. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan dimana ibu

telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam

postpartum). Dalam agama islam dianggap telah bersih dan bekerja

setelah 40 hari.

b. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu massa dimana

pemulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama

kurang lebih 6-8 minggu.

c. Remote puerperium (Later Puerperium), waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara

bertahap terutama jika selama masa kehamilan dan persalinan

mengalami komplikasi,waktu untuk sehat bisa berminggu,bulan

bahkan tahun

5. Komplikasi Masa Nifas


a. Pendarahan

Pendarahan Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari

500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi. Penyebab utama

perdarahan Postpartum primer adalah atoni uteri (50-60%), Retensio

plasenta (16-17%), Laserasi jalan lahir (4-5%). Pendarahan

Postpartum disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

1) Robekan Jalan Lahir

Tanda-tanda ibu yang mengalami robekan jalan lahir adalah

pendarahan segar yang mengalir dan terjadi segera bayi lahir,


kontraksi uterus baik, kadang ibu terlihat pucat, lemah, dan

menggigil akibat berkurangnya hemoglobin (Sari, 2014).

2) Atonia Uteri

Atonia Uteri (relaksasi otot uterus) adalah uterus tidak

berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan massase di fundus

uteri. Penyebab dari atonia uteri karena umur ibu terlalu muda

(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 40 tahun),

partus lama atau partus tak maju, kelainan uterus, kehamilan

gemeli. Tanda dan gejalanya uterus tidak berkontraksi dan

lembek, pendarahan segera setelah anak lahir, syok, bekuan

darah pada serviks (Muchtar, 2014).

3) Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah terlambat kelahiran plasenta selama

30 menit setelah bayi lahir. Retensio plasenta juga diartikan

sebagai tertahannya plasenta di dalam uterus. Retensio plasenta

dapat terjadi karena his kurang kuat (penyebab terpenting),

plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi disusut tuba),

Bentuknya (plasenta membran, plasenta anularis), dan ukurannya

plasenta yang sangat kecil (Rukiah, 2012).

4) Inversio Uteri

Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana fundus uteri

masuk kekavum uteri, dapat secara mendadak atau terjadi

perlahan. Diagnosa untuk menentukan keadaan inersio uteri


maka periksa fundus dan hasilnya adalah fundus uteri

menghilang dari abdomen, kemudian tanda dan gejalanya lumen

vagina terisi massa, syok neurogenik, pucat dan limbung (Sari,

2014).

5) Tertinggalnya Sebagian Plasenta (Sisa Plasenta)

Sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus dapat

menyebabkan terjadinya pendarahan. Gejala yang kadang timbul

yaitu Tali pusat putus akibat traksi berlebihan,inversi uteri akibat

tarikan,pendarahan lanjut,uterus berkontraksi tetapi TFU tidak

berkurang (Rukiah, 2012).

b. Infeksi

Infeksi nifas adalah Semua Peradangan yang disebabkan oleh

kuman yang masuk ke dalam organ genetal pada saat persalinan dan

masa nifas. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia

yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu

sampai 38oC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca

persalinan,dengan mengecualikan 24 jam pertama (Joint Committee

on Maternal Welfare,AS). Infeksi nifas terjadi 1-3%. Infeksi jalan

lahir 25-55% dari semua kasus infeksi (Sari, 2014).

Tanda dan gejala yang ditimbulkan pada infeksi nifas antara lain

demam, sakit didaerah infeksi, TD meningkat atau menurun, lochea

berbau nanah, terjadi gangguan involusi uterus, kesadaran gelisah.

Macam-macam infeksi nifas, yaitu :


1) Infeksi pada vulva, vagina, dan serviks
a. Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca

melahirkan terjadi di bekas sayatan episiotomi atau luka

perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak, jahitan

mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan

mengeluarkan nanah (Sari, 2014)

b. Vaginitis

Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis

pada ibu pasca melahirkan terjadi secara langsung pada luka

vagina atau luka perineum. Permukaan mukosa bengkak dan

kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah dari

daerah ulkus (Rukiah, 2012).

c. Servistis

Infeksi ini sering terjadi pada daerah serviks, tapi tidak

menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan

langsung ke dasar ligamnetum latum dapat menyebabkan

infeksi yang menjalar ke parametrium (Sari, 2014).

2) Endometritis

Endometritis adalah radang pada endometrium, kuman-

kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas

insertion plasenta,dan dalam waktu singkat mengikutsertakan

seluruh endometrium. Tanda dan gejalanya kenaikan suhu mulai

dari hari ke-3, uterus pada endometritis agak membesar, nyeri


pada perabaan, uterus lembek, lokia kadang berbau (Rukiah,

2012).

3) Peritonitis

Peritonitis (radang selaput rongga perut) menyerang pada

daerah pelvis (pelvio peritonitis). Gejalanya terbatas pada daerah

pelvis, demam, perut bawah nyeri, keadaan umum tetap baik (Sari,

2014).

4) Septikemia dan pyemia

Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-

kuman yang sangat pathogen, biasanya stetreptococcus

beamlyticus. Infeksi ini sangat berbahaya dan tergolong 50%

penyebab kematian karena infeksi nifas (Sari, 2014)

5) Parametritis

Parametritis merupakan peradangan pada parametrium.

Parametrium merupakan lapisan terluar yang melapisi uterus.

(Sari, 2014).

6) Tromboflebitis

Tromboflefibit pelvis yang sering meradang adalah vena

ovarika, terjadi karena mengalirkan darah dan luka bekas plasenta

didaerah fundus uteri. Tromboflebitis vena femoralis disebabkan

alirah darah lambat pada paha karena tertekan ligamentum

inguinale dan kadar fibrinogen meningkat pada masa nifas (Sari,

2014) .
6. Kebijakan Program Nasional

Kebijakan program nasional masa nifas yaitu paling sedikit 4 kali

melakukan kunjungan pada masa nifas (Nurjanah, 2013), dengan tujuan

untuk :

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan

adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayi.

c. Mendekteksi adanya komplikasi atau masalah yang sering terjadi

pada masa nifas.

d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menggangu

kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Tabel 2.2 Program dan kebijakan teknik masa nifas

Kunjungan I (KF) 6 Kunjungan II (KF II) Kunjungan III (KF


jam-3 hari hari ke 4-28 hari III) hari ke 29-42
hari

a. Memastikan involusi a. Bagaimana a. Permulaan


uterus. persepsi ibu hubungan
b. Menilai adanya tentang persalinan seksual.
tanda-tanda dan kelahiran b. Metode KB
demam,infeksi,atau bayi. yang digunakan.
pendarahan. b. Kondisi payudara. c. Latihan
c. Memastikan ibu c. Ketidaknyam- pengencangan
mendapat cukup anan yang otot perut.
makanan, cairan,dan dirasakan ibu. d. Fungsi
istirahat. d. Istirahat ibu. pencernaan,
d. Memastikan ibu kontipasi, dan
menyusui dengan bagaimana
baik penanganan-
e. Bagimana perawatan nya..
bayi sehari-hari e. Menanyakan
ibu apakah
sudah haid.
(Muchtar, 2014)
B. Luka Perineum
1. Pengertian Luka Perineum
Luka perineum adalah perlukaan perineum pada diafragma

urogenitalis dan musculus lefator ani,yang terjadi pada waktu persalinan

normal, atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka pada kulit

perineum atau vagina, sehingga tidak terlihat dari luar, perlukaan perineum

umumnya terjadi unilateral, namun dapat juga bilateral. Ruptur perineum

adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Robekan

jalan lahir merupakan luka atau robekan jaringan yang tidak teratur

(Rukiyah, 2012).

2. Macam-macam Luka Perineum

a. Ruptur adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses persalinan. Banyak rupture

biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan

penjahitan (Sari, 2012).

b. Episiotomi adalah tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan

terpotongnya selaput lender vagina, cincin selaput dara, jaringan pada

septum rektovaginal, otot-otot dan fasiaperineum dan kulit sebelah

depan perineum (Rukiyah, dkk, 2012). Tujuan Episotomi adalah

(Rohani, 2011).

1) Episiotomi membuat luka yang lurus dengan pinggir yang

tajam, sedangkan rupture perineum yang spontan bersifat luka


koyak dengan dinding luka bergerigi. Sehingga, episiotomy

mudah dijahit dan sembuh dengan sempurna.

2) Mengurangi tekanan pada kepala anak.

3) Mempersingkat kala II.

4) Episiotomi mengurangi kemungkinan rupture perineum titalis.

3. Klasifikasi Luka Perineum dan Tindakan Pada Luka Perineum

Menurut Sondakh (2013) luka perineum dibagi menjadi empat, yaitu :

a. Derajat I : Mukosa vagina,komisura posterior,kulit perineum.

Tindakan : Tidak perlu dijahit jika tidak ada pendarahan dan posisi

luka baik.

b. Derajat II : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot

perineum

Tindakan : Jahit dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum

ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-jaringan dibawahnya.

c. Derajat III : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot

perineum, otot spingter ani eksternal, dinding rectum anterior.

Tindakan : Penolong persalinan tidak dibekali keterampilan untuk

reprasi laserasi perineum. Maka hendaknya segera merujuk ke fasilitas

rujukan.

d. Derajat IV : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot

perineum, otot spingter ani eksternal, dinding rectum anterior, sampai

ke mukosa rectum.
Tindakan : Derajat IV hanya dilakukan oleh dokter, maka hendaknya

segera merujuk ke fasilitas rujukan.

Gambar 2.1 Derajat Luka Perineum

(Sari, 2014)

4. Penyembuhan Luka Perineum

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi

jaringan yang rusak (Rukiah, 2012). Fase-fase penyembuhan luka dibagi

menjadi:

a. Fase Inflamasi, berlangsung selama 1-4 hari.

Selama terjadi trauma, pembuluh darah yang terputus pada

luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha

menghentikannya, pengerutan ujung pembuluh darah yang

terputus (retraksi), reaksi hemostasis serta terjadi reaksi inflamasi

(peradangan). Respon peradangan adalah suatu reaksi normal yang

merupakan hal penting untuk memastikan penyembuhan luka.

Peradangan berfungsi mengisolasi jaringan yang rusak dan

mengurangi penyebaran infeksi.


b. Fase Proliferatif, berlangsung selama 5-20 hari.

Fase proliferasi adalah fase penyembuhan luka yang di

tandai oleh sintesis kolagen. Fibrolast memperbanyak diri dan

membentuk jaringan-jaringan untuk sel-sel yang bermigrasi. Sel-

sel epitel membentuk kuncup pada pinggir luka.kuncup ini

berkembang menjadi kapiler.

c. Fase Maturasi, berlangsung selama 21 hari sampai sebulan,

bahkan tahunan. Setelah 3 minggu setelah cidera, fibroblast mulai

meninggalkan luka. Jaringan parut tanpa besar, sampai

fibrilkolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat.

5. Perawatan Luka Perineum


a. Pengertian
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu

dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya

organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Sari, 2014).

b. Tujuan

Tujuan dari perawatan luka perineum yaitu, untuk menjaga

kebersihan daerah kemaluan, mencegah infeksi, meningkatkan rasa

nyaman, dan mempercepat penyembuhan (Sari, 2014).

c. Lingkup perawatan

Lingkup perawatan luka perineum ditujukan untuk pencegahan

infeksi organ organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya


mikrooganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat

perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea

(pembalut). (Rukiah, 2012).

d. Waktu Perawatan Luka Perineum

Perawatan perineum sebaiknya dilakukan pada (Rukiyah, 2012) :

1) Saat mandi

Pada saat mandi, ibu nifas pasti melepas pembalut, setelah

terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri

padacairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu

dilakukan penggatian pembalut, demikian pula pada perineum ibu,

untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2) Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil, kemungkinan terjadi kontaminasi

air seni pada rectum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri

pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3) Saat buang air besar

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa

kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi

bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka

diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara

keseluruhan.

e. Macam-macam perawatan luka

1) Perawatan luka perineum mengunakan Kompres es


Cara perawatan luka perineum mengunakan es yaitu mengisi

kantong es, tempatkan bungkus es dengan kain bersih pada

perineum untuk mengurangi rasa nyeri (Weniarti, 2016).

2) Perawatan luka perineum mengunakan betadine

Cara perawatan luka perineum dengan mengunakan betadine

yaitu cuci tangan, lepaskan pembalut kotor dari depan ke belakang,

cuci dengan air bagian kemaluan dari depan ke belakang,

keringkan dengan waslap atau handuk dari depan ke belakang,

olesi betadine dengan kasa/kapas dari depan ke belakang,

kemudian rapikan alat dan cuci tangan (Imron ,2018). Tetapi

sekarang perawatan luka perineum dengan menggunakan betadine

tidak dianjurkan.

f. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan perawatan perineum (Rukiah, 2012)

1) Ibu Post Partum

Perawatan Perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi,

dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri

dengan posisi terbuka.

2) Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau

shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang

digunakan adalah air hangat, pembalut nifas, baru dan antiseptic.


3) Cara Kerja

a) Mencuci tangan.

b) Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah

mengarah ke rectum dan letakkan pembalut ke dalam kantung

plastik.

c) Berkemih dan BAB di toilet.

d) Siram keseluruh perineum dengan air.

e) Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan

ke belakang.

f) Pasang pembalut dari depan ke belakang.

g) Cuci kembali tangan.

4) Perawatan pada tindakan pasca episiotomi (Sari, 2014).

a) Untuk menghindari rasa sakit sakit kala buang air besar,ibu

dianjurkan memperbanyak konsumsi serat seperti buah-

buahan dan sayuran.

b) Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada

anus,hindarkan banyak bergerak pada minggu pertama karena

bisa merusak otot-otot perineum. Banyak-banyaklah duduk

dan berbaring. Hindari berjalan karena akan membuat otot

perineum bergeser.

c) Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan

segera melakukan mobilisasi setelah cukup istirahat.


d) Setelah buang air kecil dan besar atau hendak mengganti

pembalut darah nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air.

g. Dampak Perawatan Luka Perineum Tidak Benar

Perawatan perineum yang dilakukan dengan dengan baik dapat

menghindari hal berikut (Rukiah, 2012), yaitu :

1) Infeksi : Kondisi perineumyang terkena lochea dan lembab

akan sangat meunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat

menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.

2) Komplikasi: Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat

pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang

dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung

kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

3) Kematian ibu post partum: Penanganan komplikasi yang

lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu

postpartum mengingat kondisi fisik ibu postpartum masih

lemah.

6. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


1) Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap

proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan

sangat membutuhkan protein (Rukiah, 2012).

2) Pergerakan

Pada daerah yang relatif sering bergerak menyebabkan

penyembuhan terjadi lebih lama (Latifah, 2019).


3) Gangguan sistem imun (infeksi, virus)

Bila sistem daya tubuh, baik seluler maupun humoral terganggu,

maka pembersihan kontaminasi dan jaringan mati serta ketehanan

tubuh terhadap infeksi tidak berjalan baik (Reni, 2019).

4) Obat-obatan (Rukiah, 2012).

a) Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu

respon inflamasi normal.

b) Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.

c) Antibiotik spectrum luka/spesifik : efektif bila diberikan segera

sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kontaminasi

bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena

koagulasi intravaskular.

5) Budaya

Budaya merupakan salah satu yang mempengaruhi status

kesehatan. Budaya atau keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan

luka perineum, misalnya kebiasaan tarak (pantang makan) telur, ikan

dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan

mempengaruhi penyembuhan luka perineum (Rukiah, 2012).

6) Kebersihan diri/Personal Hygine

Kebersihan diri seseorang akan mempengaruhi proses

penyembuhan luka, karena kuman setiap saat dapat masuk melalui

luka bila kebersihan diri kurang (Reni, 2019).


C. Daun Binahong (Anredera cordifolia)

Gambar 2.2
(doktersehat.com)

1. Pengertian

Binahong atau piahong (anredera cordifolia) adalah tanaman obat

tradisional yang tumbuh di dataran rendah dan mempunyai khasiat dalam

menyembuhkan berbagai macam penyakit ringan maupun berat

(KBBI,2016).

2. Sinonim (Widyaningrum,2019)

a. Basella Rubra Linn

b. Boussingaultia basselloides

c. Boussingaultia cordifolia

3. Nama umum (Widyaningrum,2019)

Latin : Basella rubra linn

Indonesia : Binahong

Daerah : Gendola

Cina : Deng san chi

Inggris : Heartleaf madaravine madevine


4. Kandungan

Bagian daun binahong mengandung senyawa saponin, alkaloid, dan

polifenol. Sebagai obat luka, binahong mengandung beberapa kandungan

kimia yaitu kandungan flavonoid segar 11,263 mg/kg, asam oleanolik,

protein, saponin, dan asam askorbat. (Imron, 2018).

5. Manfaat

Secara empiris daun binahong dapat dimanfaatkan sebagai

penyembuhan berbagai jenis penyakit seperti radang usus, melancarkan

dan menormalkan peredaran darah serta tekanan darah, mencegah stroke,

asam urat, maag, menambah vitalis tubuh, dan mengatasi diabetes

(Widyaningrum, dkk, 2019). Manfaat daun binahong mengobati

rheumatic, mencegah sakit pinggang, mengaluskan kulit, menyembuhkan

luka dalam dan luar pasca persalinan atau pasca operasi, pembengkakan,

pembekuan darah, ambien, hidung mimisan, penghangat badan, kanker,

disentri, gatal-gatal, haid tidak lancar (Siregar, 2018).

6. Efektifitas Terhadap Luka Perineum

Daun binahong mengandung polifenol dan saponin berfungsi sebagai

pembersih atau sebagai antibakteri. Kandungan asam askorbat pada

tanaman ini penting untuk mengaktifkan enzim prolil hodroksilalis yang

menunjang tahap hidroksilalis dalam pembentukan kolagen, kandungan

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi pada luka.

Kandungan asam oleanolik berfungsi sebagai antiinflamasi yakni pereda

rasa nyeri (Imron, 2018).


7. Cara Pemberian

a. Alat dan Bahan

1) Alat

Panci, baskom, kompor, saringan, botol

2) Bahan

Air 800 ml (4 gelas), 13 lembar daun binahong (50gr)

b. Langkah Kerja

Tabel 2.3 Langkah Kerja Pemberian Daun Binahong

No Cara Kerja Gambar

1. Siapkan 13 lembar daun binahong (50gr),


kemudian dicuci menggunakan air mengalir

2. Rebus daun binahong dengan air 800ml (4


gelas) selama 15 menit.
Tunggu mendidih sampai tersisa air 400ml
(2 gelas).

3. Setelah mendidih, diamkan hingga suhunya


mencapai 30-4000C (hangat kuku).

4. Kemudian saring dan masukan kedalam


botol (1 botol untuk 1x pakai).

4. Pergunakan untuk Vulva hygiene

(Wijayanti, 2016)
D. Food Recall

1. Pengertian

Metode food recall 24 jam adalah metode mengingat semua tentang

pangan yang dikunsumsi pada periode 24 jam terakhir, dari waktu tengah

malam sampai waktu tengah malam lagi, atau dari bangun tidur sampai bangun

tidur lagi (Kemenkes RI, 2018).

2. Langah-langkah pelaksanaan

Beberapa langkah dan prosedur dari pelaksanaan food recall 24 jam

menurut Kusharto (2014)

a. Petugas menanyakan konsumsi pangan periode 24 jam yang lalu dan

mencatat dalam URT (ukuran rumah tangga).

b. Petugas memperkirakan URT ke dalam berat gram

c. Petugas menganalisis energy dan zat gizi sehari-hari

d. Ditinjau kembali untuk menyakinkan bahwa semua makanan,

termasuk penggunaan suplemen dan mineral, telah tercatat dengan

benar

E. Skala Reeda

Hal terpenting setelah penjahitan laserasi perineum adalah monitoring

penyembuhan luka melalui pemeriksaan perineum pada masa post partum.

Davidson (1974) memperkenalkan REEDA (Redness, edema, ecchymosis,

discharge and approximation) sebagai alat bantu untuk menilai penyembuhan

luka perineum dengan system skor.


REEDA menggunakan kertas perekat disposable (disposable paper tapes)

dengan panjang 4 cm yang ditandai 0,25 cm setiap bagiannya. Saat ibu posisi

mirig kiri atau kanan (simes position) disposable paper tapes ditempatkan

tegak lurus (perpendicular) terhadap garis luka perineum sehingga ukuran

centimeter dapat menandai luka.

Penilaian sistem REEDA meliputi:

a. Redness, tampak kemerahan pada daerah penjahitan

b. Edema, adalah adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal di

jaringan intraseluler tubuh, menunjukan jumlah yang nyata dalam jaringan

subcutis, edema dapat terbatas yang disebabkan oleh obstruksi vena atau

saluran limfatik atau peningkatan permcabilitas vascular

c. Ecchymosis adalah bercak perdarahan yang kecil, lebih besar dari petekie

(bintik merahkeunguan kecil dan bulat sempurna menonjol), pada kulit

perineum membentuk bercak biru atau ungu yang rata, bulat atau tidak

beraturan

d. Discharge adalah adanya eksresi atau pengeluaran dari daerah yang luka

perineum

e. Approximation adalah kedekatan jaringan yang dijahit

Tabel 2.4 Penilaian Skala Reeda

Nilai Redness Edema Ecchymosis Discharge Approxi


(Kemer (Pembengkak (Bercak (Pengeluar mation
ahan) -an) Perdarahan) -an) (Penyatu
an Luka)

0 Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tertutup


ada

1 Kurang Pada perineum Kurang dari Serum Jarak


dari >1 cm dari 0,25cm pada kulit 3
0,25 cm laserasi kedua sisi atau mm atau
pada 0,25 pada satu kurang
kedua sisi
sisi

2 Kurang Pada perineum 0,25-1 cm pada Serosangui Terdapat


dari 0,5 atau vulva, kedua sisi atau nus jarak
cm pada antara 1-2 cm 0,5-2 cm pada antara
kedua dari laserasi satu sisi kulit dan
sisi lemak
laserasi subcutan

3 Lebih Pada perineum .1 cm pada Berdarah, Terdapat


dari 0,5 atau vulva, >2 kedua sisi atau 2 purulent jarak
cm pada cm dari cm pada satu antara
kedua laserasi sisi kulit,
sisi lemak
laserasi subcutan
dan fascia

Skoring skala REEDA


0= Penyembuhan luka baik (good wound healing)
1-5 = Penyembuhan luka kurang baik (insufficient wound healing)
>5 = penyembuhan luka buruk (poor wound healing)

F. Kewenangan Bidan

Kewenangan yang dimiliki bidan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik

Bidan meliputi :

1. Kewenangan Normal
a. Pelayanan kesehatan ibu
Ruang lingkup pelayanan kesehatan ibu terdiri dari pelayanan

konseling pada masa pra hamil, pelayanan antenatal pada kehamilan

normal, pelayanan persalinan normal, pelayanan konseling pada masa

antara dua kehamilan.


Kewenangan bidan dalam pelayanan kesehatan ibu diantranya

adalah episiotomi, pertolongan persalinan normal, penjahitan luka

jalan lahir tingkat 1 dan 2, penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan

dengan perujukan, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil,

pemeberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas, fasilitas/bimbingan

inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif, pemberian

uteretonika pada kelompok ibu hamil, pemberian surat keterangan

kehamilan dan kelahiran.

b. Pelayanan Kesehatan anak

Ruang lingkup pelayanan kesehatan anak terdiri dari pelayanan

kesehatan anak terdiri dari pelayanan bayi baru lahir, pelayanan bayi,

pelayanan anak balita dan pelayanan anak pra sekolah. Kewenangan

kebidanan dalam melakukan pelayanan kesehatan anak adalah sebagai

berikut: pelayanan neonatal esensial, penanganan kegawatdaruratan,

dilanjutkan dengan perujukan, pemantauan tumbuh kembang bayi,

anak balita, dan amak pra sekolah dan konseling dan penyuluhan.

Pelayanan neonatal esensial meliputi inisiasi menyusui dini,

pemotongan tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian

imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda

bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak

dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke fasilitas

pelayanan kesehatan yang lebih mampu kenanganan

kegawatdaruratan, dianjurkan dengan perujukan meliputi: Pemantauan


tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah meliputi:

kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala,

pengukuran ringgi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini

penyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

1) Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana

2) Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

3) Kewenangan dalam menjalankan Program Pemerintah, selain

kewenangan normal sebagai diatas, khusus bidan yang

menjalankan program pemerintah mendapatkan kewenangan

tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan meliputi:

a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dan

rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah

kulit.

b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus

penyakit tertentu.

c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman

yang ditetapkan.

d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan

penyehatan lingkungan.
e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra

sekolah dan anak sekolah.

f) Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan

penyuluhan terhadap infeksi menular seksual termasuk

pemberian kondom, dan penyakit lainnya.

g) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotoprika dan Zat

Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi.

h) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit,

asuhan antenatal terintegras, penanganan bayi dan anak balita

sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan

penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan

penyakit lainnyahanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah

mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

2. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak


memiliki dokter.
Khusus di daerah (Kecamatan atau Kelurahan/Desa) yang belum

ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk

memberikan pelayanan kesehatan diluar kewenangan normal, dengan

syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan diluar

kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah

tersebut sudah terdapat tenaga dokter.


G. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori

Ibu Nifas

Ibu Nifas
dengan luka Penatalaksanaann
perineum n

Farmakologis Non Farmakologis

Antibiotik, Antiinflamasi, Daun Binahong


Antiseptic

Saponin, Asam
Askorbat,Flavonoid,
Asam oleanolik,
Polifenol

Mempercepat proses
penyembuhan luka

Sumber : Teori Modifikasi

(Rukiah (2012), Imron (2018), Siregassr (2018) )


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain laporan tugas akhir yang digunakan adalah metode deskriptif

observasional dengan dasain studi kasus, yaitu studi kasus dilakukan dengan

cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus terdiri dari unit tunggal.

Meskipun didalam studi ini diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun

dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta

penggunaan berbagai teknik secara integritas. (Notoatmodjo,2012).

Bagan 3.1 Desain Asuhan Kebidanan


Input Proses Output

Ibu post parum 1 Manajemen Asuhan Kebidanan Setelah


hari dengan luka dengan Daun Binahong Pada Ibu dilakukan
perineum derajat I. Postpartum perawatan
a. Data Subjektif luka perineum
Ibu mengatakan ada jahitan luka selama 5 hari,
pada jalan lahir,ibu merasa nyeri hasil yang
pada jahitan luka jalan lahir diharapkan
b. Data Objektif adalah luka
Melakukan pemeriksaan keadaan kering (tidak
umum, tanda-tanda vital, tedapat nyeri
pemeriksaan genetalia tekan,
c. Analisa kemerahan,
Ny… Umur… Tahun P..A.. dan
Nifas.. Jam/Hari dengan Luka berbau normal)
Perineum Derajat II.
d. Implementasi
1. Melakukan informed consent
2. Konseling mengenai personal
hygiene yang baik dan benar
3. Anjurkan melakukan
perawatan luka perineum
dengan rebusan daun
binahong minimal 2x perhari

B. Tempat dan Waktu


Penelitian ini akan dilakukan di Praktik Bidan Mandiri “K” Kota

Bengkulu pada bulan Mei sampai Juni tahun 2020.

C. Subjek Penelitian

Subyek dalam laporan tugas akhir ini yaitu satu orang ibu nifas yang

mengalami Luka Perineum, Mengunakan Daun Binahong di Praktik Bidan

Mandiri Kota Bengkulu “K” dengan kriteria ibu nifas dengan luka perineum

derajat II.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen laporan kasus yang digunakan adalah format asuhan

kebidanan ibu neifas dengan luka perineum dengan daun binahong sesuai

KEPMENKES NOMOR.938/Menkes/SK/VII/2007 tentang standar asuhan

kebidanan untuk pengumpulan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan data primer observasi dan

wawancara langsung pada subjek responden, diantaranya :

1. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik selama kehamilan menjelang persalinan

yang bertujuan untuk mendapatkan data objektif apaakah terdapat infeksi

atau tidak dalam penyembuhan luka perineum dari hasil pemeriksaan fisik

yang dilakukan sehingga dapat menunjang proses penulisan laporan

penelitian ini.
2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

penyembuhan luka dan nutrisi yang lengkap dan akurat melalui jawaban

tentang masalah-masalah yang terjadi pada ibu (Wahyuni, 2016).

3. Observasi

Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan

menggunakan panca indra maupun alat (Wahyuni, 2016).. Alat yang

dapat berupa instrument lembar observasi skala REEDA dan food recall.

F. Etika Penelitian

Setelah mendapatkan persetujuan, proses pelaksanaan penelitian

memperhatikan etika penelitian menurut Notoadmojo (2010), meliputi :

1. Informed concent (Lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan, peneliti menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan

diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia

menjadi responden maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun apabila responden menolak untu diteliti maka mereka

menandatangani lembar persetujuan. Pada pelaksanaan informed concent

tetap menghormati hak responden dan tidak ada unsur paksaan sehingga

demikian jika responden menolak maka penelitian tidak dapat dilakukan.

2. Anomity (tanpa nama)


Tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, ini

dibuat untuk menjaga kerahasiaan responden penelitian. Pada lembar

pengumpulan data cukup memberi inisial dan nomor atau kode pada

masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Hanya kelompok atau bagian tetentu saja yang akan disajikan ata

dilaporkan pada hasil penelitian. Hal tersebut karena juga bagian dari

menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh.

G. Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan)

Jadwal penelitian “Implementasi Daun Binahong Terhadap


Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Postpartum”.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Selama Studi Kasus

NO KEGIATAN Des Jan Feb Mar Apr Mei


1. Konsultasi
Judul LTA
2. Pendahuluan
3. Pembuatan
Proposal
4. Konsul
Pembimbing
5. Ujian
Proposal
6. Perbaikan
Proposal
7. Pelaksanaan
8. Studi Kasus
9. Penyusunan
10. Pembuatan
Hasil LTA
11. Konsultasi
Pembimbing
12. Ujian Hasil
LTA
13. Perbaikan
LTA

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan

No Waktu Rencana Asuhan


Kunjungan
1 Hari ke satu a. Informed consent
. b. Anamnesa lengkap
c. Melakukan pemeriksaan fisik dan
observasi luka perineum
d. Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda
infeksi nifas
e. Memberikan implementasi dengan daun
binahong pada ibu
f. Mengajarkan ibu cara melakukan vulva
hygine dan perawatan perineum yang
benar
2. Hari ke dua a. Anamnesa menanyakan keluhan pada
ibu.
b. Melakukan implementasi dengan daun
c. binahong terhadap penyembuhan luka
perineum pada ibu
d. Observasi luka dengan skala reeda
e. Menanyakan kepada ibu mengenai
istirahatnya dan nutrisi sehari-hari
3 Hari ke tiga a. menanyakan keluhan pada ibu.
b. Melakukan observasi pada luka
perineum dengan skala reeda
c. Melakukan implementasi dengan daun
binahong terhadap penyembuhan luka
perineum pada ibu
d. Menanyakan ibu mengenai nutrisinya
4 Hari ke empat a. Anamnesa menanyakan keluhan pada ibu
b. Menanyakan nutrisi yg telah di konsumsi
c. Melakukan observasi pada luka perineum
d. Melakukan implementasi daun binahong
5 Hari ke lima a. Melakukan observasi luka perineum
dengan hasil luka kering, tidak ada
kemerahan, tidak ada odema, tidak
keluar nanah
b. Melakukan implementasi dengan daun
binahong untuk hari terakhir apabila luka
telah sembuh
c. Memberitahu ibu untuk mulai melakukan
kegiatan seperti biasanya
d. Menganjurkan ibu menggunakan KB
e. Memberitahu kepada ibu kunjungan
rumah telah selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Penelitian


1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai pada tanggal 16 Juni 2020-22 Juni 2020 di

Praktik Mandiri Bidan “K” yang beralamat di Jl. Merpati 24 Kelurahan

Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, dengan

batasan wilayah :

a. Sebelah Utara : Kampung Bali

b. Sebelah Selatan : Bandar Raya

c. Sebelah Barat : Beringin Raya

d. Sebelah Timur : Sungai hitam

Nomor surat tanda registrasi bidan (STR) 090262218-1550446

sebagai bukti legalitas dari penyelenggaraan praktik pelayanan ibu, anak,

remaja, dan usia lanjut di PMB tersebut, sedangkan surat izin praktik

mandiri bidan (SIPB) Nomor: 500/226/SIPB/DPMPTSP/VIII/2018. Di

PMB “K” memiliki 2 orang tenaga kerja yang terdiri dari 1 orang bidan

dan 1 orang asisten bidan. Sarana dan prasarana yang terdapat di PMB ini

adalah 1 kamar bersalin, 1 kamar nifas, 1 ruang periksa, 1 kamar mandi

pasien. Jenis pelayanan yang diberikan berupa pelayanan KIA-KB,ANC,

persalinan 24 jam, pelayanan nifas dan imunisasi.


2. Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini hanya dilakukan pada satu responden ibu postpartum

dengan luka perineum sehingga data yang dihasilkan tidak dapat

digeneralisasikan. Kemudian, dikarenakan dalam masa pandemi saat ini

dalam pemesanan paper disposable tapes untuk mengukur skala REEDA

dalam pemesanannya itu terkendala selama 1 bulan. Peneliti juga hanya

melakukan asuhan selama 7 hari dengan melakukan implementasi selama

5 hari. Data yang diperoleh hanya menggunakan data primer yaitu

informasi yang didapatkan oleh responden dan kemungkinan informasi

yang didapat terjadi bias informasi.

3. Hasil Penelitian
a. Diketahui gambaran penyembuhan luka perineum

Responden penelitian penulis yaitu Ny.N berusia 30 tahun

nifas 1 hari, bersalin pada tanggal 15 Juni 2020, beragama islam,

pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu sehari-hari sebagai ibu

rumah tangga. Ibu memiliki suami bernama Tn.A berusia 30 tahun,

bekerja sebagai karyawan swasta. Ibu dan suami bertempat tinggan

di Rawa Makmur, Merpati 17 Kecamatan Muara Bangkahulu Kota

Bengkulu. Saat ini ibu melahirkan anak yang ke empat dan pernah

menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik setelah melahirkan anak

ke dua selama 6 bulan tetapi berhenti.

Gambaran penyembuhan luka perineum pada Ny.N dapat

dilihat dari lembar observasi skala REEDA, sehingga didapatkan

hasil hari kedua jumlah nilai reeda 9 dengan keadaan luka


kemerahan, terdapat bercak darah, terdapat pengeluaran darah, luka

belum menyatu. Hari ke tiga jumlah nilai reeda 7 dengan keadaan

luka kemerahan, terdapat bercak darah, terdapat pengeluaran darah,

luka belum menyatu. Hari ke empat jumlah nilai reeda 4 dengan

keadaan luka kemerahan, terdapat bercak darah, terdapat

pengeluaran, luka belum menyatu. Hari ke lima jumlah nilai reeda 3

dengan keadaan luka kemerahan, terdapat bercak darah, luka mulai

mengering. Hari ke enam dengan jumlah nilai reeda 0 yaitu dengan

keadaan luka tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat pengeluaran,

tidak terdapat bercak darah, tidak terdapat pembengkakan, luka telah

kering dan menyatu.

b. Faktor-faktor penyembuhan luka perineum berdasarkan data


subjektif di praktik mandiri bidan “K” Kota Bengkulu

1) Pemanfaatan daun binahong untuk perawatan luka perineum

mengalami penyembuhan lebih cepat yaitu sembuh pada hari ke

lima dengan keadaan luka tidak terdapat infeksi seperti

kemerahan, berbau, keluar nanah, pembengkakan.

2) Makanan yang bergizi seimbang dengan porsi cukup terutama

kecukupan protein, zinc, vitamin, karbohidrat yang dihitung

menggunakan formulir food recall 24 jam berdasarkan

wawancara dengan responden langsung dan melalui via whatsapp.

Kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu energi 2500-2700 kalori,

protein 64 gram, zinc 12 gram, vitamin B6 2,0 mg perhari. Pada


Ny “N” didapatkan hasil analisa menggunakan food recall,

dengan energi 2650 kkal/hari, mengkonsumsi protein ±125 gram,

zinc 12mg, karbohidrat 360 gram.

3) Konsumsi obat teratur yang telah diberikan oleh bidan yaitu

amoxcilin untuk antibiotik, vitamin A, asam mefenamat obat anti

nyeri dengan dosis selama 3 hari.

4) Keempat, vulva hygine yang benar. Setelah diajarkan pada hari

pertama, ibu mengerti cara vulva hygine yang benar yaitu

membersihkan dari pubis ke anus atau dari depan kebelakang.

Setelah itu, mengeringkan dengan handuk bersih atau tissu.

c. Melakukan implementasi daun binahong terhadap penyembuhan


luka perineum di Praktik Mandiri Bidan “K” Kota Bengkulu
Penulis melakukan implementasi dengan daun binahong

kepada Ny. N dengan tujuan untuk penyembuhan luka perineum.

Asuhan dilakukan selama 7 hari dengan melakukan Implementasi

selama 5 hari dari tanggal 16 Juni 2020 – 22 Juni 2020.

Implementasi daun binahong ini dilakukan pada pagi dan sore hari

dicatat dengan lembar skala reeda menggunakan media disposable

tapes. Cara pembuatannya yaitu siapkan 5 lembar daun binahong,

1000Ml air bersih, kemudian rebus hingga mendidih, saring dan

dinginkan air rebusan, setelah itu berikan air rebusan waktu masih

hangat.
Hari pertama penulis melakukan konseling perawatan luka

perineum dengan daun binahong, mengajarkan personal hygine yang

benar, memberi tahu mengenai tanda-tanda infeksi nifas,

memberikan KIE mengenai makanan bergizi seimbang, memberi

tahu ibu mengenai manfaat daun binahong, mengajarkan ibu cara

membuat rebusan daun binahong untuk vulva hygine, melakukan

konseling kepada ibu untuk tidak cemas dan khawatir apabila cebok

dengan jongkok, karena ibu mengatakan khawatir jika jongkok

jahitan akan lepas.

Hari kedua penulis memusatkan pemantauan luka perineum

dengan menggunakan lembar skala reeda dan menanyakan kepada

ibu mengenai kecukupan nutrisinya dengan menggunakan lembar

food recall, serta melakukan implementasi air rebusan daun

binahong untuk cebok. Keluhan yang dialami ibu adalah mules dan

nyeri pada luka jahitan dan perih jika terkena air. Jumlah nilai skala

reeda yaitu 9 (poor wound healing).

Hari ketiga penulis memusatkan pemantauan luka perineum

dengan menggunakan lembar skala reeda dan mengenai kecukupan

nutrisinya dengan menggunakan lembar food recall, serta melakukan

implementasi air rebusan daun binahong untuk cebok ibu dan

memberikan 5 lembar daun binahong untuk direbus sore hari.

Keluhan yang dialami ibu adalah semalam susah tidur karena perut
terasa sangat mules. Pada luka perineum masih nyeri dan perih jika

cebok. Jumlah nilai skala reeda yaitu 7 (poor wound healing).

Hari keempat penulis memusatkan melakukan observasi luka

perineum dengan lembar skala reeda dan menanyakan kecukupakan

nutrisi dengan lembar food recall serta melakukan implementasi air

rebusan daun binahong untuk cebok. Ibu mengatakan lukanya sudah

tidak perih lagi. Jumlah nilai skala reeda yaitu 3.

Hari kelima penulis melakukan observasi luka perineum

dengan lembar skala reeda dan menanyakan kecukupak nutrisi

dengan menggunakan lembar food recall serta melakukan

implementasi air rebusan daun binahong untuk cebok. Tidak ada

keluhan pada Ny “N”. Jumlah nilai skala reedayaitu 0 dengan

persentasi luka kering, tidak ada tanda-tanda infeksi.

Hari keenam melaukan implementasi air rebusan daun

binahong untuk cebok kepada Ny “N” dan melakukan observasi

ulang untuk melihat luka benar-benar sudah kering dan tidak

adatanda-tanda infeksi.

B. Pembahasan

Hasil Penelitian Studi kasus dengan judul “Implementasi Daun

Binahong Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Postpartum”

dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Mentri Kesehatan RI

no.938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang asuhan kebidanan dan dilanjutkan

dengan catatan perkembangan SOAP. Asuhan yang diberikan selama 7 hari


dengan melakukan implementasi selama 5 hari dimulai dari tanggal 16 Juni

2020 – 22 Juni 2020 di Praktik Mandiri Bidan “K” Kota Bengkulu yang

dicatat melalui lembar observasi dan SOAP.

Gambaran penyembuhan luka perineum pada Ny.N dapat dilihat dari

lembar observasi skala REEDA, sehingga didapatkan hasil hari kedua dengan

jumlah skor reeda 9, hari ke tiga dengan jumlah skor reeda 7, hari ke empat

dengan jumlah skor reeda 4, hari ke lima dengan jumlah skor reeda 3, hari ke

enam dengan jumlah skor reeda 0 yaitu dengan keadaan luka kering.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum yaitu

gizi, peregerakan, usia, budaya, personal hygine, obat-obatan (Rukiah, 2012).

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum pada Ny.N yaitu

dari faktor subjektif pemanfaatan daun binahong untuk perawatan luka

perineum mengalami penyembuhan lebih cepat yaitu sembuh pada hari ke

lima, sedangkan pada teori luka mulai sembuh pada hari ke 6-7 jika tidak

terjadi infeksi. Kedua, makanan yang bergizi seimbang dengan porsi cukup

terutama kecukupan protein yang dihitung menggunakan formulir food recall

24 jam berdasarkan wawancara dengan responden langsung dan melalui via

whatsapp. Ketiga, Konsumsi obat teratur yang telah diberikan oleh bidan.

Keempat, usia ibu yang <35 tahun. Keempat, personal hygine yang benar dan

melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat.

Nutrisi yang dikonsumsi juga harus bergizi seimbang untuk proses

kesembuhan sesudah persalinan. Kebutuhan gizi pada ibu nifas yang harus

dipenuhi berupa kalori, protein, kalsium. magnesium, karbohidrat, lemak,


vitamin, zing. Berdasarkan hasil analisis nutrisi menggunakan lembar food

recall menunjukan bahwa selalu surplus/tinggi asupan protein. Pada Ny “N”

rata-rata kebutuhan nutrisi ibu perhari 2650 kkal, ibu mengkonsumsi protein

±125 gram, zinc 12mg, karbohidrat 360 gram. Zinc dan protein berperan

sebagai penyembuhan luka. Hal ini yang menjadi faktor penyembuhan luka

perineum pada Ny “N” lebih cepat sembuh.

Implementasi yang diberikan pada Ny.N adalah pemberian air rebusan

daun binahong untuk cebok di pagi dan sore selama 5 hari sebanyak 800ml

untuk 2x pemakaian. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Zulmi (2019). Pemberian daun binahong mengalamipenyembuhan lebih cepat

yaitu pada hari ke lima postpartum, sedangkan menurut teori penyembuhan

luka perineum tanpa adanya infeksi 6-7 hari postpartum. Hal ini disebabkan

kandungan yang terdapat dalam binahong seperti asam oleanolik,

antimikroba, asam askorbat, saponin, flavonoid, dan protein. mengandung

senyawa polifenol dan saponin berfungsi sebagai pembersih atau sebagai

antibakteri. Kandungan asam askorbat pada tanaman ini penting untuk

mengaktifkan enzim prolil hodroksilalis yang menunjang tahap hidroksilalis

dalam pembentukan kolagen, kandungan flavonoid berfungsi sebagai

antioksidan dan antiinflamasi pada luka. Kandungan asam oleanolik berfungsi

sebagai antiinflamasi yakni pereda rasa nyeri (Imron, 2018).

Dalam penelitian ini penulis kolaborasi bersama bidan dalam

pemberian obat farmakologi tablet vitamin A, Amoxcilin 500mg, Asam

mefenamat dengan dosis selama 3 hari. Sebenarnya pemberian amoxicilin


dan asam femenamat bertentangan dalam kewenangan bidan, dimana dalam

kewenangan bidan pasal 19 ayat 3 disebutkan bahwa bidan hanya diperboleh

memberikan vitamin A, buka obat farmakologi seperti amoxcilin.

Hasil dari implementasi daun binahong terhadap penyembuhan luka

perineum dapat dilihat dari lembar skala reeda. Pada hari pertama, jumlah

nilai skala reeda yaitu 9 yang artinya penyembuhan luka buruk (good wound

healing). Hari kedua jumlah nilai skala reeda yaitu 7 artinya penyembuhan

luka buruk (good wound healing). Hari ketiga jumlah nilai skala reeda yaitu 4

artinya penyembuhan luka kurang baik (insufficien wound healing). Hari

keempat jumlah nilai skala reeda yaitu 3 artinya penyembuhan luka kurang

baik (insufficien wound healing). Hari ke lima jumlah nilai skala reeda yaitu 0

artinya penyembuhan luka baik atau luka telah kering dan sembuh.

Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan pada Ny “N”, luka

perineum sembuh pada hari ke 5 postpartum dengan jumlah nilai skala reeda

0 dengan persentasi luka kering, menutup, dan tidak ada tanda-tanda infeksi

seperti nanah, bengkak, panas, nyeri tekan, dan berbau. Hal tersebut tidak ada

kesenjangan antara studi studi kasus Ny “N” dengan penelitian Riyanti

(2017), luka perineum sembuh pada hari ke 5-6 postpasrtum pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Prahartiwi (2019).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gambaran penyembuhan luka perineum pada Ny.N dapat dilihat dari

lembar observasi skala REEDA, sehingga didapatkan hasil hari kedua

dengan jumlah nilai reeda 9, hari ke tiga dengan jumlah nilai reeda 7, hari

ke empat dengan jumlah nilai reeda 4, hari ke lima dengan jumlah nilai

reeda 3, hari ke enam dengan jumlah nilai reeda 0.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum pada

Ny’N” yaitu perawatan luka perineum dengan menggunakan air rebusan

daun binahong sebagai cebok. Berdasarkan analisis food recall, Ny “N”

rata-rata perhari ibu mengkonsumsi protein ±125 gram, zinc 12mg,

karbohidrat 360 gram. Zinc dan protein berperan sebagai penyembuhan

luka. Hal ini yang membuat luka cepat sembuh selain itu Ny “N”

mengkonsumsi obat-obatan farmakologi yang diberikan bidan.

3. Asuhan kebidanan dilakukan selama 7 hari dengan impelementasi daun

binahong selama 5 hari dari tanggal 16 Juni 2020 – 22 Juni 2020

B. Saran
1. Manfaat teoritis

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai

bahan acuan penelitian berikutnya bagi institusi pendidikan dalam

pengetahuan peran dan sikap bidan penyembuhan luka perineum dengan

daun binahong.
2. Aplikatif

a) Bagi Profesi

Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan bagi profesi

bidan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

kepada masyarakat dan tentunya dapat memberikan tambahan

khasanah ilmu pengetahuan bagi dunia kebidanan khususnya

mengenai pemanfaatan tanaman tradisional sebagai penyembuhan

luka perineum pada ibu postpartum.

b) Institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama

bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

mutu layanan asuhan kebidanan pada ibu postpartum dengan daun

binahong dalam penyembuhan luka perineum

c) Bagi pasien

Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan ibu

tentang manfaat daun binahong.

d) Bagi penulis

Untuk menambah pengalaman dan wawasan bagi peneliti

dalam melakukan implementasi kebidanan yang benar pada setiap

kasus kebidanan salah satunya pada postpartum dengan luka

perineum.
DAFTAR PUSTAKA

Afin Tim dan Friends. Daun Dahsyat. 2013. Yogyakarta: Kata Hati.

Astutik Yuli Reni. 2019. “Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui”.
Jakarta: CV Trans Info Media.

Astuti Sri, Raden Tina Dewi Judistiani, Ari Indra Susanti. 2016. Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui .Jakarta: Erlangga.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. 2019. Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun
2017. Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

Imron Riyanti, Risneni. 2018. “Perbedaan Efektifitas Povidone Iodine Dengan Air
Rebusan Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu
Postpartum diBPM Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2017”. Sakai Sambayan Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat. Volume 2 No 2, www.scholer.co.id

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Profil Kesehatan Indonesia


2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Survey Konsumsi Pangan.


Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Latifah Anik, Destra Ayu Cahya Rosyida. 2019. “Hubungan Perilaku Ibu Nifas
dengan Penyembuhan Luka Perineum”. Dalam Embrio: Jurnal Kebidanan
Volume XI No 1, www.scholer.co.id.

Manuntung Ernawati Andi, Irmayanti, Ratna. 2019. “Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Lamanya Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Ruang Perawatan Rumah Sakit Mitra Mankarra Mamuja”. dalam Nursing
Inside Community Volume 1 No 3, www.scholer.co.id.

Muchtar Asmujeni, dkk. 2014. Buku ajar Kesehatan Ibu dan anak,
https://www.academia.edu/38577640/ibu-dan-anak.

Narsih Umi, Mutmainnah Zakiyyah, dkk. 2019. ”Pengaruh Pemberian Daun


Binahong (Anredera Cordifolia(Ten) Steen) Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, www.scholer.co.id.

Nurjanah Nunung Siti, Ade Siti Maemunah, Dewi Laelatul Badriah. 2013.
Asuhan Kebidanan Postpartum Dilengkapi dengan Asuhan Kebidanan
Post Sectio Caesar. Bandung: PT Refika Aditama.
Rohani, Reni Saswita, Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika.

Rukiah Yeyeh Ai, Lia Yulianti. 2012. Asuhan Kebidanan (Patologi) bagian 2.
Jakarta Timur: CV.Trans Info Media.

Sari Puspita Eka, Kurnia Dwi Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
(Postnatal Care). Jakarta Timur: Cv.Trans Info Media.

Siregar Yusniar, Raden Roro Siti Hatati Surjantini. 2018. “Efektifitas Air Rebusan
Simpilisia Daun Binahong (Anredera Cordifolia tenore steen) Untuk
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Klinik Murniati
Kecamatan Kota Kisaran Barat”. dalam Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes Volume 9 Nomor 3, http://forikes-ejournal.com/index/SF.

Sondakh SJ Jenny, Mid Clin. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakara: Erlangga.

Sukma Febri, Elli Hidayati, Siti Nurhasiyah. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Yuliaswati Eny, Suparmi, Prahartiwi. 2019. “Penerapan Rebusan Daun Binahong


Untuk Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di RS ASY ASYIFA
BOYOLALI”. Stikes Aisyiyah Surakarta, www.scholer.co.id.

Wahyuni Sri. 2016. “Modul Bahan Ajar Kebidanan Laporan Tugas Akhir”.
Jakarta: Kementerian RI.

Weniarti, Putri Widita Muharyani, Jaji. 2016. “Pengaruh Terapi Ice Pack
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Ibu Post Episiotomi. Dalam Jurnal
Kedokteran Indonesia dan Kesehatan. Volume 3 No 1, www.scholer.co.id.

Widyaningrum Herlina, Tim Solusi Alternatif. 2019. Kitab Tanaman Alternatif.


Yogyakarta: Media Pressindo.

Wijayanti Kartika. 2017. “Effectiveness Of Binahong Decoction Water


(Anredera Cordifolia (ten) Steenis) For Perineal Wound Healing At Home
Delivery Aesya Grabag Magelang, Indonesia. International Jurnal Of
Research In Medical Sciencess, www.scholer.co.id.

Zulmi Daini, Leri Septiani, dkk. 2019. “The Effect Of Sitting And Soaking
Therapy With Binahong Leaf (Anredera Cordifolia) Decoction On
Perineal Wound Healing. Maj Obs Gin,Volume 27 No. 1 April 2019,
www.scholer.co.id.
L

N
ORGANISASI PENELITIAN

Pembimbing I

Nama : Lusi Andriani,SST,M.Kes

NIP : 198008192002122002

Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan

Pembimbing II

Nama : Rialike Burhan,M.Keb

NIP : 19807102002122001

Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan

Peneliti

Nama : Rosmala Aprelia

NIM : P05140117083

Pekerjaan : Mahasisiwi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan DIII


Kebidanan
Alamat : Jl. Lintas Kembang Sri-Taba Lagan, Desa
Jayakarta, Kab. Bengkulu Tengah, Kec. Talang IV
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SKALA REEDA

Hasil
Item Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6
No
Penyembuhan 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3

Redness
1
(Kemerahan)
Edema
2 (Pembengkak
-an)
Ecchymosis
3
(Becak darah)
Discharge
4
(Pengeluaran)

Approximatio
5 -n (Penyatuan
Luka)

Jumlah 9 7 4 3 0

Jumlah Nilai :
1 : Penyembuhan luka baik (good wound healing)
1-5 : Penyembuhan luka kurang baik (insufficien wound healing)
>5 : Penyembuhan luka buruk (poor wound healing)
LEMBAR FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juni 2020

Waktu Nama Menu Bahan Berat Berat


Makanan (URT) (Gram)
Pagi Nasi tim Beras 2 ctg 120
ayam
Ayam 1 potong 30
sayap
Tahu 2 ptg sdg 80
Teh manis Gula 1 sdt 10
Teh 1 ktg kcl 2

Siang Tumis kangkung 1 sdm 10


kangkung
Nasi putih Beras 1 ctg 60
Tempe Kedelai 1 ptg 50

Malam Tumis Kangkung 2 sdm 20


kangkung
Nasi putih Beras 1 ctg 60
Keterangan :
URT : Ukuran Rumah Tangga, misalnya : piring, mangkok, potong, sendok,
gelas, da lain-lain.
Hari/Tanggal : Kamis, 18 Juni 2020

Waktu Nama Menu Bahan Berat Berat


Makanan (URT) (Gram)
Pagi Sayur sup ayam 1 sendok 30
syr
wortel
kol
Nasi putih beras 1 ctg 60
plastik

Siang Nasi putih Nasi putih 1 ctg 60


Sayur sup sayuran 1 sendok 30
syr
Tempe goreng kedelai 1 ptg 50
tepung

Malam Sambal telur telur 1 butir 50


Nasi putih beras 1 ctg 60

Hari/Tanggal : Jumat, 19 Juni 2020

Waktu Nama Menu Bahan Berat Berat


Makanan (URT) (Gram)
Pagi Sayur bening Bayam 2 sdk syr 30
bayam
Nasi putih Beras 1 ctg 60
Teh manis gula 1 gls 12
teh
Siang Sambal ikan Ikan 1 ptg 15
laut
Nasi putih Beras 1 ctg 60
pisang buah 1 bh 100

Malam Sambal ikan Ikan 1 ptg 15


laut
Nasi putih Beras 1 ctg 60
Sayur bening Bayam 1 sdk syr 15
bayam
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Juni 2020

Waktu Nama Menu Bahan Berat Berat


Makanan (URT) (Gram)
Pagi Nasi goreng Beras 1 ctg 70
kayu
Tempe goreng Kedelai 1 ptg 50

Siang Sambal telur Telur 1 butir 50


Nasi putih Beras 1 ctg 60

Malam Tumis kangkung 3 sdm 30


kangkung
Nasi putih Beras 1 ctg 50
Pisang pisang 1 buah 100

Hari/Tanggal : Minggu, 20 Juni 2020

Waktu Nama Menu Bahan Berat Berat


Makanan (URT) (Gram)
Pagi Gado-gado Sayuran 1 piring 100
Teh Teh 1 gelas 100
Nasi putih Gula 1 sdm 15

Siang Nasi putih Beras 1 ct rice 50


cooker
Sambal telur Telur 1 butir
Jeruk Jeruk 1 sedang 100

Malam Nasi putih Beras 1 ctg 50


Sambal ikan Ikan laut 1 ptg 15
laut

ANALISIS ZAT GIZI FOOD RECALL


17 Juni 2020
Menu BB Ene- Prot Lem Karbo- Kals Vit Vit Vit Zi- Magn-
/gr rgi -ein -ak hidrat -ium A C E nc esium
Nasi tim 120 168, 7,0 14,2 25,8 4,8 7,2 0,0 0,0 0,7 15,6
ayam 1
Teh manis 50 6,5 0,0 0,0 1,6 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0
Sayur 30 3,3 0,5 0,0 0,4 15,6 63, 5,4 0,3 0,0 3,3
kangkung 6
Nasi putih 120 156, 2,9 0,0 34,3 3,6 0,0 0,0 0,0 0,5 15,6
0
Jumlah 333, 10,3 14,4 62,2 25,0 70, 5,4 0,3 1,2 35,5
8 8
2500 93,7 69,4 375 1300 850 100 19 12

18 Juni 2020
Menu BB Ene- Prot Lem Karbo- Kals Vit Vit Vit Zi- Magn
(gr) rgi -ein -ak hidrat -ium A C E nc -
esium
Nasi putih 200 260 4,8 0,0 57,2 6,0 0,0 0,0 0,0 0,8 26,0
Sup ayam 60 25,8 2,4 7,3 0,0 1,2 3,6 0,0 0,0 0,2 1,8
Tempe 50 177 8,6 0,0 7,7 42,0 0,5 0,0 1,0 0,8 31,5
goreng
Telur 50 77,6 6,3 212, 0,6 25,0 95, 0,0 1,0 0,6 5,0
ayam 0 0
Jumlah 774, 26,4 219, 116,9 79,6 99, 0,0 1,0 3,0 87,7
4 2 1
2500 93,7 69,4 375 1300 850 100 19 12

19 Juni 2020
Menu BB Ene- Prot- Lem Karbo- Kals Vit Vit Vit Zi- Magn-
(gr) rgi ein -ak hidrat -ium A C E nc esium
Sayur 45 8,5 0,4 0,0 1,8 16,6 353 1,4 0,4 0,1 9,9
bayam ,3
wortel
Nasi putih 180 234 4,3 0,0 51,5 5,4 0,0 0,0 0,0 0,7 23,4
Teh manis 100 12,9 0,0 0,0 3,2 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0
Ikan 15 16,6 3,6 6,9 0,0 2,5 2,4 0,0 0,2 0,1 3,3
tongkol
Jumlah 272, 8,4 6,9 56,5 26,6 355 1,4 0,6 0,4 38,6
1 ,6
2500 93,7 69,4 375 1300 32 850 100 12
20 Juni 2020
Menu BB Ene- Prot Lem Karbo- Kals Vit Vit Vit Zi- Magn-
(gr) rgi -ein -ak hidrat -ium A C E nc esium
Nasi 70 175, 2,5 18,2 14,1 3,5 7,0 0,0 0,7 0,3 7,7
goreng 0
Tempe 50 177, 8,6 0,0 7,7 42,0 0,5 0,0 1,0 0,8 31,5
goreng 0
Telur 50 77,6 6,3 212, 0,6 25,0 95, 0,0 1,0 0,6 5,0
sambal 0 0
Nasi putih 120 156, 2,9 0,0 34,3 3,6 0,0 0,0 0,0 0,5 15,6
0
Sayur 30 3,3 0,5 0,0 0,4 15,6 63, 5,4 0,3 0,0 3,3
kangkung 6
Pisang 100 92,0 1,0 0,0 23,4 6,0 8,0 9,0 0,0 0,2 29,0
ambon
Jumlah 680, 21,7 230, 80,4 95,7 174 14, 3,0 2,4 92,1
9 2 ,1 4
2500 93,7 69,4 375 1300 32 850 100 12

21 Juni 2020
Menu BB Ene- Prot Lem Karbo- Kals Vit Vit Vit Zi- Magne
(gr) rgi -ein -ak hidrat -ium A C E nc -sium
Tahu 20 15,2 1,6 0,0 0,4 21 0,0 0,0 0,0 0,2 20,6
Kangkung 15 2,3 0,3 0,0 0,3 11,1 45, 3,8 0,3 0,0 2,3
5
Bumbu 30 124, 5,6 0,0 3,5 20,1 0,0 0,0 2,1 0,7 36,9
kacang 2
Mie telur 50 70,5 2,4 0,0 14,1 3,5 0,0 0,0 0,0 0,3 9,0
Sayur 20 2,4 0,3 0,0 0,4 13,6 82, 1,0 0,2 0,1 8,8
bayam 0
Telur 50 77,6 6,3 212, 0,6 25 95, 0,0 1,0 0,6 5,0
sambal 0 0
Nasi putih 115 149, 2,8 0,0 32,9 3,5 0,0 0,0 0,0 0,5 14,9
5
Jeruk 100 137, 11,2 0,0 25,9 734, 116 61 1,0 2,4 125
9 0 7,0
Ikan 15 16,6 3,6 6,9 0,0 2,8 2,4 0,0 0,2 0,1 3,3
tongkol
Jumlah 596, 34,2 218, 78,1 834, 139 65, 4,8 4,7 225,8
2 9 6 1,8 8
2500 93,7 69,4 375 1300 32 850 100 12
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN AIR
REBUSAN DAUN BINAHONG
Perawatan luka perineum menggunakan daun binahong
merupakan perawatan perlukaan jalan lahir menggunakan
Pengertian daun binahong yang telah direbus terlebih dahulu dan
kemudian airnya digunakan untuk vulva hygiene sehingga
dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1. Menghilangkan rasa nyeri
Tujuan 2. Mempercepat penyembuhan luka
3. Ibu merasa nyaman

1. Air rebusan daun binahong


2. Baskom
Alat dan Bahan 3. Gayung
4. Handuk bersih atau kain bersih

1. Ibu mencuci tangan dengan teknik 7 langkah untuk


mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke
bagian luka perineum.
2. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke
bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut
kedalam kantong plastic.
3. Setelah ibu selesai mandi/berkemih/BAB di toilet,
Prosedur bersihkan seluruh perineum dengan menggunakan air
mengalir dari depan ke belakang (anus).
4. Lalu bersihkan kembali dengan menggunakan air rebusan
daun binahong dariarah depan ke belakang (anus)
kemudian jangan dibasuh menggunakan air lagi.
5. Pasanglah pembalut dari depan ke belakang.
6. Cuci tangan kembali .
7. Dokumentasi asuhan.

1. Setelah mandi pagi dan sore


Waktu 2. Setelah BAB
Pemberian 3. Setelah BAK

Evaluasi menggunakan skala REEDA yaitu, menilai


penyembuhan luka perineum dengan sistem skor.
1 : Penyembuhan luka baik (good wound healing)
Evaluasi
1-5 : Penyembuhan luka kurang baik (insufficien wound
healing)
>5 : Penyembuhan luka buruk (poor wound healing)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
CARA MEREBUS DAUN BINAHONG
Daun binahong mengandung senyawa saponin, alkaloid, dan
polifenol. Sebagai obat luka, binahong mengandung beberapa
Pengertian kandungan kimia yaitu flavnoid, asam oleanolik, protein,
saponin, dan asam askorbat. (Imron, 2018).

Tujuan Untuk membuat air rebusan daun binahong


1. 13 lembar (50gr)
2. Air 800ml (4 gelas air)
3. Panci
Alat dan Bahan 4. Baskom
5. Kompor
6. Saringan

1. Menyiapkan 13 lembar daun binahong atau 50 gram,


Kemudian cuci dengan air mengalir
2. Rebus daun binahong dengan air 800ml (4 gelas) selama
15 menit. Tunggu mendidih sampai tersisa air 400ml (2
gelas)
Prosedur 3. Setelah mendidih, diamkan hingga suhunya mencapai 30-
4000C (hangat kuku)
4. Kemudian saring dan masukan kedalam botol (1 botol untuk 1x
pakai)
5. Pergunakan untuk Vulva hygiene
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Postpartum

Hari/Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2020

Waktu pengkajian : 07.30 WIB

Tempat pengkajian : PMB “K”

Pengkaji : Rosmala Aprelia

1. Pengkajian

a. Subjektif

1) Identitas

Nama : Ny. N

Umur : 30 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : IRT

Alamat : Rawa Makmur, Merpati 17, Kec Muara

Bangkahulu

No. HP : 081219748973

2) Keluhan utama : Ibu mengatakan melahirkan anak ke empat

Ibu mengetakan mules pada perut

Ibu mengatakan yeri pada jahitan

Ibu mengatakan ASI belum keluar

Ibu mengatakan persalinan sebelumnya ditolong

oleh bidan
3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun,

menular dan menahun seperti jantung, asma , DM, TBC, dan

HIV/AIDS.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit

menurun, menular dan menahun.

c) Riwayat kesehatan keluarga tidak pernah menderita penyakit

menurun, menular dan menahun seperti jantung, asma , DM,

TBC, dan HIV/AIDS.

Ibu mengatakan dikeluarga tidak ada

4) Riwayat perkawinan

Status perkawinan : Sah

Usia menikah : 19 Tahun

Istri : ke 1

Lama menikah : ± 11 Tahun

5) Riwayat obstrektik

a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan anak yang ke 4. Persalinan

sebelumnya melahirkan normal dan dibantu oleh bidan dengan

umur kehamilan 40 minggu.


b) Riwayat Kehamilan

Hamil ke- : 4 (Empat)

Umur kehamilan : 40 Minggu

Keluhan saat hamil : TM I : Mual dan kurang nafsu makan.

TM II : Tidak Keluhan

TM III : Nyeri perut bagian bawah

dan sering kencing

Kunjungan kehamilan : Tujuh kali

Tablet FE : 90 Tablet

Riwayat imunisasi : Imunisasi TT lengkap

c) Riwayat Persalinan sekarang

Anak ke- : 4 (Empat)

Tanggal persalinan : 15 Juni 2020

Penolong : Bidan

Tempat : Praktik Mandiri Bidan

Lama persalinan : Kala I : ± 10 Jam

Kala II : 10 menit

Kala III : 5 menit

Kala IV : terdapat jahitan dengan

episiotomi

Jumlah darah kala IV : ±150 cc

BB bayi : 3400 Gram

Jenis kelamin : Laki-laki


6) Riwayat KB : pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik

setelah melahirkan anak ke dua selama 6 bulan tetapi berhenti.

7) Pola kehidupan sehari-hari

Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3x/hari, minum ±1000ml/hari

Eliminasi : Ibu mengatakan BAK 5-6x/hari, BAB 1x/hari

Istirahat : ibu mengatakan 4-5 jam sehari atau jika bayi tidur ibu

juga ikut tidur

Personal Hygiene : Ibu mengatakan mengganti pembalut 3-4x/hari

atau jika sudah terasa penuh

Aktivitas : Ibu mengatakan belum melakukan aktivitas seperti

nyapu, ngepel dll

b. Data objektif

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/90 MmHg

Nadi : 90 x/menit

Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : 36 oC

TFU : 1 jari dibawah pusat


3) Pemeriksaan fisik

Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan

Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma, tidak ada oedema

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

Telinga : Tidak ada serumen, pendengaran baik

Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatis, tidak ada karies

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tyroid,vena

jugularis

Payudara: Bentuk simetris, aerola mamae hiperpigmentasi, puting

susu menonjol, ASI belum keluar

Abdomen: Tidak ada bekas operasi, tidak ada striae, tidak ada

Strecmach, kontraksi keras

Genetalia: Tidak ada odema, tidak ada varises, tidak ada

pmbengkakan kelenjar bartholine, pengeluaran berupa darah (lochea

rubra), ada jahitan perineum

Ekstremitas atas : Simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada odema

Ekstremitas bawah: Simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada varises,

tidak odema, tanda homan reflek patella +/+

2. Perumusan diagnosa dan masalah kebidanan

a. Diagnosa kebidanan

Ny “N” Umur Tahun P4A4 nifas 6 jam


b. Masalah

- Nyeri pada perut dan luka jahitan

- ASI belum keluar

c. Kebutuhan

1) perawatan luka perineum

2) pemenuhan nutrisi

3) KIE tentang nyeri perineum

4) KIE tentang ASI ekslusif

3. Perencanaan

a). Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, TFU, kontraksi uterus dan

pengeluaran lochea

c) Ajarkan ibu teknik relaksasi saat nyeri luka jahitan perineum yaitu dengan cara

menarik nafas panjang dari hidung dan keluarkan melalui mulut

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup

e) KIE tentang rasa nyeri pada luka perineum

f) Anjurkan ibu untuk menjaga perineum selalu bersih dan kering

g) Anjurkan ibu untu personal hygine seperti kebersihan tubuh, pakaian

h) Anjurkan ibu memakan makananan yang tinggi protein serta minum air ±3

liter/hari

i) Jelaskan ASI eksklusif dan anjurkan kepada ibu teknik menyususi yang benar

j) Jelaskan tentang nutrisi, istirahat, dan mobilisasi

k) Anjurkan ibu mengganti pembalut setiap 4-6 jam dan ajarkan cara memasang

dan melepaskan pembalut dari depan kebelakang untuk menghindari penyebaran

bakteri ke vagina
l) Jelaskan mengenai vulva hygine yang benar, membersihkan vagina dari depan

kebelakang serta mengeringkannya menggunakan tissu atau kain

m) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikanoleh benar

seusai aturan

n) Menganjurkan kepada ibu untuk mengkinsumsi sayur-sayuran sebagai

memperlancar ASI

o) Menjelaskan kepada ibu perawatan luka perineum dengan menggunakan air

rebusan daun binahong

p) Anjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan luka dengan daun binahong

yaitu 2 kali perhari pagi dan sore

1. Implementasi

Hari/tanggal : Selasa, 16 Juni 2020

Pukul : 13.00 WIB

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan keoada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik

dan dapat bekerja sama untuk tindakan selanjutnya

b. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu :

Keadaann umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/90 MmHg

N : 90 x/menit

P : 22 x/menit

S : 360C

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, uterus

terba bulat dan keras


Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada

pembengkakan, terdapat pengeluaran darah, terdapat jahitan.

c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi saat nyeri pada luka jahitan yaitu

dengan cara menarik nafas panjang dari hidung dan keluarkan dari mulut

d. Memberikan KIE kepada ibu tentang rasa nyeri pada luka perineum

disebabkan oleh adanya jahitan

e. Menjelaskan kepada ibu pentingnya perawatan luka perinum untuk

menghidari infeksi luka perineum dengan menggunakan air rebusan dan

binahong

f. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda infeksi pada luka

perineum yaitu keluar nanah, berbau, nyeri, bengkak, suhu tubuh ibu

panas

g. Menjelaskan kepada ibu pentingnya konsumsi makanan tinggi protein

untuk mempercepat penyembuhan luka

h. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga luka perineum selalu bersih dan

kering agar cepat sembuh

i. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikanoleh benar

seusai aturan

j. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkinsumsi sayur-sayuran sebagai

memperlancar ASI

k. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif dan mengajarkan kepada

ibu teknik menyusui dengan benar, saat menyusui badan bayi dan perut

ibu menempel, sebagian aerola masuk dalam mulut bayi, kepala tida
mengadah, mengoleskan ASI paa puting sebelum dan sesudah menyusui

agar puting tidak lecet.

l. Membuat kesepakatan kepada ibu untuk menggunakan air rebusan daun

binahong sebagai upaya mempercepat proses penyembuhan luka

m. Menemani pasien pulang dan membuat surat pernyataan ingin menjadi

pasien

2. Evaluasi

Hari/tanggal : Selasa, 16 Juni 2020

Pukul : 13.00 WIB

a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

b. Ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan oleh bidan

c. Ibu mengerti tentang nyeri pada lukaperineum

d. Ibu mengerti perawatan luka perineum dengan menggunakan air rebusan

daun binahong dan akan menerapkannya

e. Ibu akan menjaga luka perineum agar tetap bersih dan kering

f. Ibu mengerti tentang cara mebersihkan vagina dengan benar

g. Ibu mengetahui tentang tanda-tanda infeksi pada luka perineum

h. Ibu mengatakan akan makan makanan yang tinggi protein, zat besi, serta

sayur-sayuran

i. Ibu maumeminum obat yang telah diberikan oleh bidan

j. Ibu akan melakukan perawatan lukaperineum dengan menggunakan air

rebusan daun binahong.


Dokumentasi

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juni 2020


Pukul : 07.30 WIB
Hari Pertama Implementasi

proses perebusan daun binahong

Ibu melakukan vulva hygine


dengan air rebusan daun binahong

Melakukan pememeriksaan TTV

Keadaan Luka perineum

Melakukan makanan dengan


melalui WA
Hari kedua Implementasi

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Juni 2020

Pukul : 08.00 WIB

Proses perebusan daun binahong

Pencebokan dengan menggunakan air


rebusan daun binahong

Melakukan observasi luka dengan skala


reeda menggunakan disposable tapes
sebagai alat ukur

Pemantauan makanan melalui WA


Hari ketiga Implementasi

Hari/Tanggal : Jumat, 19 Juni 2020

Pukul : 07.30 WIB

Perebusan daun binahong

Pencebokan dengan air rebusan daun


binahong

Observasi keadaan luka


menggunakan lembar skala reeda
dengan alat pengukur disposable
tapes

Pemantaua makanan melalui WA

Hari Keempat Implementasi


Hari/Tanggal : Jumat, 20 Juni 2020

Pukul : 07.30 WIB

Perebusan daun binahong

Pencebokan dengan menggunakan


air rebusan daun binahong

Observasi luka perineum dengan


skala reeda yg di ukur dengan
disposable tapes

Pemantauan makanan melalui WA

Hari Kelima Implementasi

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Juni 2020

Pukul : 07.45 WIB


Perebusan daun binahong

Pencebokan dengan air


rebusan daun binahong

Observasi luka perineum


dengan menggunakan alat
ukur disposable tapes dan
lembar observasi skala reeda

Pemantauan makanan melalui


WA

Anda mungkin juga menyukai