Anda di halaman 1dari 51

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.W USIA 20 TAHUN


G1P0A0 TM III DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI BLUD UPT
PUSKESMAS PANIMBANG
TAHUN 2021

Oleh:
Nama : MAISYAROH
NPM : 19210200111

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.W USIA 20 TAHUN


G1P0A0 TM III DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI BLUD UPT
PUSKESMAS PANIMBANG
TAHUN 2021

Oleh:
Nama : MAISYAROH
NPM : 19210200111

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, ………….. 2021

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

Ageng Septa Rini , S.ST , M.KM


NIDN. 0306129202
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.W USIA 20 TAHUN


G1P0A0 TM III DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI BLUD UPT
PUSKESMAS PANIMBANG
TAHUN 2021

Oleh:
Nama : MAISYAROH
NPM : 19210200111

Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun 2021 dihadapan tim


penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

Tanggal, ………………..2021
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan
Deteksi Dini

Ria Magdalena Damanik, S.SiT Fanni Hanifa , S.ST, M.Keb

Mengesahkan

Dosen Penanggung Jawab Stase

Ageng Septa Rini , S.ST , M.KM


NIDN. 0306129202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat dan

berkat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus

kebidanan yang berjudul, Asuhan Kebidanan Pada NY. E P4A0 Nifas dengan

Hipertensi Di DPM dr. H. Taufan Sunaryo, S.H, M.Kes. Dalam proses

penyusunan laporan ini, ada banyak pihak yang membantu, oleh karena itu sudah

sepantasnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan

banyak terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

2. Dr. H. M. Hafizurrachman, Mph, sebagai Pembina Yayasan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju.

4. Susaldi, S. ST., M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik dan Inovasi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

5. Dr. Rindu, SKM, M. Kes. Selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya dan

Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

6. Hidayani, AM Keb, SKM, MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan

Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Indonesia Maju

7. Nur Rizky Ramadhani, SKM., M. Epid Selaku Wakil Ketua III Bid.

Kemahasiswaan dan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.


8. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes selaku Koordinator Program Studi Kebidanan

Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

9. Ageng Septa Rini , S.ST , M.K.M sebagai dosen pembimbing kelompok yang

senantiasa mendampingi penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan

pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini.

10. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang

telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis

selama mengikuti proses pendidikan.

11. Seluruh teman-teman kelompok dalam Program Studi Profesi Bidan

Departemen Kebidanan STIKIM.

Departemen Kebidanan STIKIM yang senantiasa memberikan motivasi dan

semangat, serta memberikan kesempatan sehingga laporan ini dapat terselesaikan

dengan baik. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dalam

penyempurnaan penulisan laporan ini serta sebagai bahan pembelajaran dalam

penyusunan laporan selanjutnya.

Pandeglang 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 5

1.2.1 Tujuan Umum 5

1.2.2 Tujuan Khusus 5

1.3 Manfaat 6

1.3.1 Manfaat Bagi Lahan Praktek 6


1.3.2 Bagi Tenaga Kesehatan 6

1.3.3 Bagi Mahasiswa 6


1.3.4 Bagi Masyarakat 6

BAB II TINJAUAN TEORI7

2.1 Kehamilan 7

2.2 Anemia Dalam Kehamilan 8


2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil
14

2.4 Pencegahan Anemia 17

2.5 Penatalaksanaan 18

2.6 Penanggulangan Anemia 21

2.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan ANC 21

BAB III TINJAUAN KASUS 24

A. DATA SUBYEKTI 24
B. DATA OBYEKTIF 29

C. PENATALAKSANAAN 34

BAB IV PEMBAHASAN 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 39

DAFTAR PUASTAKA 41
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ibu hamil merupakan kelompok sasaran yang harus mendapatkan perhatian

khusus, karena ibu hamil sangat rentan untuk masalah gizi. Salah satu masalah

gizi yang rentan adalah anemia. Menurut World Health Organization (WHO)

tahun 2018 lebih dari 40% ibu hamil yang ada di dunia mengalami anemia.

Sebanyak 35%-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% di negara industri

mengalami anemia. Di Asia kasus anemia pada ibu hamil masih tinggi yaitu

sekitar 60%.2 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

ibu hamil yang mengalami anemia meningkat yaitu sebesar 48,9% sedangkan

pada tahun 2013 sebesar 37,1%. Anemia dalam kehamilan dapat membahayakan

ibu dan janin. Salah satu risiko anemia pada ibu hamil adalah kematian.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2018 Angka

Kematian Ibu (AKI) di dunia sebanyak 210/100.000 Kelahira Hidup (KH) dimana

sekitar 295.000 ibu meninggal akibat komplikasi selama kehamilan dan

persalinan. Hampir 94% dari angka kematian ibu terjadi di negara berkembang

dan 40% kematian ibu berkaitan dengan anemia selama kehamilan.

Kematian ibu di Indonesia secara umum disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, penyebab obstetri langsung meliputi perdarahan 28%,

preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung

yaitu adanya permasalahan nutrisi meliputi anemia pada ibu hamil 40%.

Kekurangan energi kronis 37%, serta ibu hamil dengan konsumsi energi dibawah

kebutuhan minimal 44,2%.(Depkes RI, 2018). Sebagian besar anemia di


Indonesia selama ini dinyatakan sebagai akibat kekurangan besi (Fe) yang

diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga Pemerintah Indonesia

mengatasinya dengan mengadakan pemberian suplemen besi untuk ibu hamil,

namun hasilnya belum memuaskan. Penduduk Indonesia pada umumnya

mengkonsumsi Fe dari sumber nabati yang memiliki daya serap rendah dibanding

sumber hewani. Kebutuhan Fe pada janin akan meningkat hingga pada trimester

akhir sehingga diperlukan suplemen Fe.(Sulistioningsih, 2018). Di Indonesia

diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus anemia, dan 20 perempuan meninggal

dunia karena kondisi tersebut. Tingginya angka ini disebabkan oleh rendah

pengetahuan dan kesadaran akan bahaya anemia dalam kehamilan cenderung

muncul pada kehamilan Trimester 1 dan III (Yuliatin, 2018)

Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan

dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Dalam peningkatan

status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah menurunnya

angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup pada SDKI 2012 menjadi

306 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 (Kemenkes, 2019).

Jumlah AKI di Provinsi Banten dalam tiga tahun terakhir mengalami

fluktuatif yaitu tahun 2017 sebanyak 226 kasus, tahun 2018 sebanyak 135 kasus

dan tahun 2019 sebanyak 215 kasus. Kabupaten/kota dengan AKI tertinggi tahun

2019 adalah Kabupaten Serang 66 kasus, diikuti Lebak 38 kasus dan Pandeglang

34 kasus. Kabupaten/kota dengan AKI terendah adalah Kota Tangerang 6 kasus

dan Kota Tangerang Selatan 10 kasus. Penyebab langsung kematian maternal di

wilayah Banten sekitar 37% karena pendarahan, 22% infeksi, dan 14% hipertensi,

sisanya karena hal lain seperti kurang sigapnya keluarga terhadap ibu 2 yang
hendak melahirkan. Hal ini menjadi sangat ironis ketika mengingat berbagai

penyebab kematian ibu tersebut seharusnya dapat dicegah jika ditangani dengan

tepat (Dinkes Banten, 2020).

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan

untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan penurunan kapasitas

pengangkut oksigen darah. (Adi Sasmito,2018). Angka kematian ibu (AKI)

merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di Indonesia.

Kematian ibu dapat terjadi karena anemia. Angka kematian ibu menunjukan

bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7%

untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20 secara l;angsung atau tidak

langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan

dengan meningkatnya kesakitan ibu (Amalia,2018)

Menurut World Health Organization (WHO) mendefinisikan anemia

kehamilan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11gr atau kurang dari 33% pada

setiap waktu pada kehamilan yang mempertimbangkan hemodilusi yang normal

terjadi dalam kehamilan dimana kadar hemoglobin kurang dari 11 gr pada

trimester pertama (Atikah Proverawati, 2018). Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dilaporkan angka kejadian anemia pada ibu hamil

di Indonesia secara Nasional adalah sebesar 48,9%. Angka ini meningkat jika

dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 37,1%. Ibu hamil dengan anemia

paling banyak terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 84,6%. Hal ini

tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus, karena artinya hampir separuh ibu

hamil di Indonesia mengalami anemia. Anemia selama kehamilan dilaporkan


memiliki dampak negatif pada kesehatan ibu dan anak dan meningkatkan risiko

kematian ibu dan perinatal. Dampak kesehatan yang negatif bagi ibu antara lain

adalah kelelahan, kapasitas atau kinerja kerja yang buruk, gangguan fungsi

kekebalan tubuh, peningkatan risiko penyakit jantung, dan kematian ibu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anemia selama kehamilan berkontribusi

pada 23% penyebab tidak langsung kematian ibu di negara berkembang. Anemia

pada kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur, bayi

berat lahir rendah (BBLR). Prematur dan BBLR masih menjadi penyebab utama

kematian neonatal di 3 negara berkembang. Selain itu anemia dalam kehamilan

juga berdampak pada peningkatan risiko kematian intrauterin (IUFD),

intrauterine growth restriction (IUGR), asfiksia, stunting, dan lahir mati (Stephen

et al, 2018).

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya

sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan

anak). Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak

yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2012).

Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil sebagian besar disebabkan oleh

defesiensi zat besi, namun prevalensi anemia megaloblastik ternyata tidak bisa

dianggap ringan. Menurut penelitian Fatmawati (2019) bahwa, angka kejadian

anemia defisiensi besi adalah sebesar 60% dan anemia megaloblastik sebesar

29%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian anemia megaloblastik ternyata cukup

besar.
Menurut data penelitian Dr.Rukmaini, S.ST.,M.Keb di Puskesmas Cikuesik

Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa jumlah ibu hamil dengan anemia pada

tahun 2019 sebanyak 278 orang (61,5%) dari 452 ibu hamil, tahun 2020 sebanyak

283 orang (63,02%) dari 449 ibu hamil dan tahun 2021 sampai dengan bulan Juni

sebanyak 260 orang (57,77%) dari 450 ibu hamil (Puskesmas Cikuesik, 2021).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk pengambilan kasus anemia pada ibu hamil di BLUD UPT

Puskesmas Panimbang Tahun 2021

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. W

G1P0A0 hamil 30 minggu dengan anemia ringan di BLUD UPT

Puskesmas Panimbang

1.1.2 Tujuan Khusus

Dalam Penulisan Seminar Kasus ini penulis ingin mengetahui:

1) Mengetahui secara mendalam komponen input yaitu kebijakan,

SDM, dana, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program

Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Panimbang.

2) Mengetahui secara mendalam komponen proses yang dilihat dari

pendataan, pemberian, pencatatan dan pelaporan, dan monitoring

evaluasi dalam pelaksanaan program Pemberian Tablet Fe Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Panimbang.

3) Mendapat gambaran secara mendalam komponen output yaitu


cakupan pelaksanaan Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Di

Puskesmas Panimbang

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Lahan Praktek

Setelah dilakukan studi kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan

Teknik peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil Trimester III Dengan

Pemberian Fe Rutin pada Ny. W dengan Anemia Ringan agar dapat

diterapkan pada ibu Hamil, apabila terdapat masalah seperti ini.

1.3.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan lebih memperdalam lagi dalam memberikan materi

entrepreneur dalam kebidanan seperti PemberianTablet Fe, Sayuran

Hijau dan Pisang dan buah-buahan lainnya sehingga dapat diterapkan

oleh mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

1.3.3 Bagi Mahasiswa

Diharapkan lebih menggali lagi informasi dan berbagai sumber

terpercaya, mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang sudah

didapatkan selama berlangsungnya asuhan kebidanan pada Ny.W

sesuai dengan teori dan wewenang kebidanan.

1.3.4 Bagi Klien dan Masyarakat

Diharapkan bagi suami untuk selalu mengingatkan istri untuk

meminum tablet Fe penambah darah serta pendampingan istri dalam

minum obat dan bagi masyarakat setelah dilaksanakan studi kasus ini

mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai penerapan, Pemberian

Fe,Sayuran Hijau, dan buah-buahan lainnya untuk ibu hamil yang


mengalami masalah Anemia, sehingga apabila dalam masa kehamilan

berikutnya terjadi lagi masalah seperti ini klien atau masyarakat sekitar

dapat menerapkannya

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

1. Defenisi

Kehamilan merupakan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan

melalui proses ovulasi, migrasi spermatozoa menuju ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta

dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai waktunya dilahirkan. Kehamilan

dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama yaitu usia 0 sampai 12

minggu pertama, triwulan kedua 13 minggu sampai 28 minggu, dan triwulan

ketiga 29 minggu sampai 42 minggu (Manuaba, 2012).

Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun

bukan penyakit, tetapi sering kali menyebabkan komplikasi akibat berbagai

perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan

fisiologik yang terjadi adalah perubahan hemodinamik (Prawirohardjo, 2014).

Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu terjadinya perubahan

tubuh, baik secara anatomis, fisiologis, maupun biokimiawi. Terjadi

peningkatan kebutuhan akan zat besi pada masa kehamilan. Peningkatan ini

dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin untuk bertumbuh

(pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi), pertumbuhan


plasenta dan peningkatan volume darah ibu. Kebutuhan zat besi selama

trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari, kemudian meningkat tajam 9 10

selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari (Arisman, 2014). Selama

kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%,

sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia

pada kehamilan cukup tinggi (Irianto, 2014).

2.2 Anemia Dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan

Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit)

dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin (Hb) sehingga tidak mampu

memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan (Ertiana

dan Astutik, 2018). Anemia merupakan penyakit kekurangan sel darah merah.

Apabila jumlah sel darah merah berkurang, asupan oksigen dan aliran darah

menuju otak juga semakin berkurang (Pratiwi dan Fatimah, 2019). Anemia

dalam kehamilan dapat diartikan ibu hamil yang mengalami defisiensi zat

besi dalam darah. Selain itu anemia dalam kehamilan dapat dikatakan juga

sebagai suatu kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) ˂ 11 gr% pada

trimester I dan II sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin lebih kurang

10,5 gr%. Anemia kehamilan di sebut “ Potentional danger to mother and

child” karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak

yang terkait dalam pelayanan Kesehatan ( Ertiana dan Astutik,2018).

Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi

kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11

gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada
trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia

yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam

Astarina, 2014).

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang

dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan

penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. (Adi Sasmito,2018).

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan

merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan

nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar

terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “

potential danger to mother and child “ ( potensial membahayakan ibu dan

anak ), karena itulah anemia merupakan perhatian serius dari semua pihak

terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2012).

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan

merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan murah.

Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan

oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun

akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2012).

2. Patofisiologi Anemia

Darah akan bertambah selama kehamilan, yang lazim disebut hidremia

atau hipervolemia. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam

proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit


sehingga terjadi pengenceran darah (Hemodilusi). Hemodilusi ini

menyebabkan pseudoanemia atau anemia fisiologis. Hemodilusi dimulai pada

trimester pertama kehamilan yaitu pada minggu 12-20 dan hemodilusi

maksimal terjadi pada umur kehamilan 20-36 minggu. Akibat hemodilusi saja

kadar hemoglobin darah ibu dapat menurun sampai 10 gr/dl, umumnya

kondisi ini karena turunnya cadangan zat besi (Sarimawar, 2003 dalam

Samuel, 2019). Menurut Irianto (2014) volume plasma meningkat 45-65%

dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9

dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta

kembali normal 3 bulan setelah partus (Irianto, 2014).

3. Penyebab anemia pada kehamilan

Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan

besi (anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya masukan unsur besi

dalam makanan, gangguan reapsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena

terlampau banyaknya besi keluarnya besi dari badan, misalnya pada

perdarahan (Wiknjosastro, 2006 dalam Ertiana, Astutik 2018).

Menurut Fatonah (2016) Penyebab anemia umumnya adalah :

a) Kurang gizi (malnutrisi)

b) Kurang zat besi dalam diet

c) Malabsorpsi

d) Kehilangan darah yang banyak persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain.

e) Penyakit-penyakit kronik : TBC paru, cacing usus, malaria

4. Tanda Dan Gejala Anemia


Tanda-tanda anemia pada ibu hamil menurut Ertiana & Astutik (2018)

diantaranya yaitu:

a. Terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh

berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.

b. Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha

menyediakan lebih banyak oksigen pada darah.

c. Pusing akibat kurangnya darah ke otak.

d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ

termasuk otot jantung dan rangka.

e. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.

f. Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan

saraf pusat.

g. Penurunan kualitas rambut dan kulit

5. Bahaya dan Dampak Anemia dalam Kehamilan

Dampak yang terjadi karena Anemia: Bagian dalam kelopak mata, lidah

dan kuku pucat, Lemas dan merasa cepat lelah, Kunang-Kunang, Nafas

Pendek Nadi Meningkat, Pingsan(Janah,2012).

Menurut Manuaba (2012) bahaya anemia dalam kehamilan dapat

digolongkan menjadi:

a. Bahaya selama kehamilan

1) Dapat terjadi abortus

2) Persalinan prematuritas

3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim

4) Mudah terjadi infeksi


5) Ancaman decompensasi cordis atau payah jantung (Hb < 6 gr%)

6) Molahidatidosa (hamil anggur)

7) Hiperemesis gravidarum (mual muntah saat hamil muda)

8) Perdarahan antepartum (sebelum melahirkan)

9) Ketuban pecah dini (KPD) sebelum proses melahirkan

b. Bahaya saat persalinan

1) Gangguan his kekuatan mengejan

2) Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar

3) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan

4) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta (plasenta tidak terlepas

dengan sepontan), dan perdarahan postpartum (setelah melahirkan)

akibat atonia uteri (rahim tidak berkontraksi)

5) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia

uteri

c. Bahaya pada kala nifas

1) Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan post partum

2) Memudahkan infeksi puerperium (daerah dibawah genitalia)

3) Pengeluaran ASI berkurang

4) Terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan

5) Anemia kala nifas (masa setelah melahirkan hingga 42 hari)

6) Mudah terjadi infeksi mamae (payudara).

d. Bahaya pada janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari


ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolism

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk:

1) Abortus

2) Terjadinya kematian intrauterine (dalam rahim)

3) Persalinan prematuritas tinggi

4) Berat badan lahir rendah

5) Kelahiran dengan anemia

6) Dapat terjadi cacat bawaan

7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

8) Intelegensia rendah.

6. Diagnosis Anemia

Pada Kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat

dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat

lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih

hebat pada hamil muda. Untuk menegakkan diagnosis anemia pada

kehamilan, dapat dilakukan anamnesis. Pada anamnesis, akan didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunag-kunang, dan keluhan mual-

muntah yang lebih hebat pada kehamilan muda. Pemeriksaan dan

pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli, hasil

pemeriksaan Hb dengan suhu dapat digolongkan sebagai berikut: Hb 11 gr%

tidak anemia, 9-10 gr% anemia ringan, 7-8 gr% anemia sedang, dan kurang

dari 7 gr% anemia berat. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali

selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan


pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia maka

dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di

puskesmas. (Manuaba, 2012).

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

2.3.1 Faktor Dasar

1. Sosial ekonomi

Kondisi lingkungan sosial sangat berkaitan dengan kondisi

ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola konsumsi makanan dan

gizi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Misalnya, kondisi

sosial di pedesaan dan perkotaan memiliki pola konsumsi makanan

dan gizi yang berbeda pula. Kondisi ekonomi seseorang sangat

menentukan dalam penyediaan makanan dan kualitas gizi. Semakin

tinggi tingkat perekonomian seseorang, maka kemungkinan akan

semakin baik status gizinya dan sebalinya (Irianto, 2014).

2. Pengetahuan

Ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan rendah berisiko

mengalami defisiensi zat besi, jadi tingkat pengetahuan yang kurang

tentang defisiensi zat besi akan memberi pengaruh pada ibu hamil

dalam berperilaku kesehatan dan dapat berakibat pada kurangnya

konsumsi makanan yang mengandung zat besi dikarenakan

ketidaktahuannya dan dapat berakibat anemia pada ibu hamil (Wati,

2016)..
3. Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi

pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu

hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani

masalah gizi dan kesehatan keluarga. Sebaliknya, jika tingkat

pendidikan seseorang rendah, akan menghambat perkembangan

perilakunya terhadap penerimaan informasi. Keadaan ini

menyebabkan ibu hamil tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi

selama hamil sehingga menyebabkan terjadinya anemia kehamilan

(Ertiana & Astutik, 2018).

2.3.2 Faktor Tidak Langsung

1. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

pada partumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus

anemia 14 defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi

infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk

menjalani pengawasan antenatal.

2. Umur Ibu

Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok

umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko komplikasi

kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat. Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta 14 Hal ini terkait dengan kondisi biologis dan psikologis

dari ibu hamil. Sebaliknya pada kelompok umur < 20 tahun beresiko

anemia sebab pada kelompok umur tersebut perkembangan biologis


yaitu reproduksi belum optimal. Selain itu, kehamilan pada kelompok

usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan yang beresiko tinggi.

Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga akan rentan anemia.

Hal ini menyebabkan daya tahun tubuh mulai menurun dan mudah

terkena berbagai infeksi selama masa kehamilan (Fatkhiyah, 2018)

2.3.3 Faktor Langsung

1. Kecukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi

anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Apabila ibu

hamil selama masa kehamilan patuh mengkonsumsi tablet Fe maka

resiko terkena anemia semakin kecil (WHO, 2002 dalam Ertiana,

2018).Secara teori waktu yang tepat dalam mengkonsumsi tablet Fe

adalah malam hari.

2. Jarak kehamilan

Seorang wanita dikatakan terlalu sering melahirkan bila

jaraknya kurang dari 2 tahun. Jarak kelahiran yang terlalu dekat

dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi

ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum

optimal sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

dikandung (Wiknjosastro, 2011).

3. Paritas

Jumlah paritas adalah banyaknya bayi yang dilahirkan seorang

ibu dalam keadaan hidup maupun lahir mati. Paritas merupakan

faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama


kehamilan maupun melahirkan. Dikatakan paritas apabila kelahiran

setelah gestasi 20 minggu. Kecendrungan bahwa ibu yang

mengalami kehamilan lebih dari 3 kali dapat meningkatkan risiko

mengalami anemia. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil

dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu dan terjadi banyak

kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemia (Ertiana &

Astutik, 2018).

4. Status gizi

Status gizi adalah gambaran tentang keseimbangan antara

asupan dan kebutuhan gizi seseorang. Apabila keadaan gizi ibu

hamil baik, akan berpengaruh baik bagi ibu dan juga janin begitu

juga sebaliknya apabila keadaan gizi kurang akan dapat

meningkatkan faktor resiko pada kehamilan seperti kejadian

anemia dan bayi lahir dengan berat badan kurang (Ertiana &

Astutik, 2018)

5. Penyakit Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko anemia, infeksi

itu umumnya adalah TBC, cacingan, dan malaria, karena

menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah

merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali

menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat

mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing makan

menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia

defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia (Ertiana


dan Astutuik, 2018)

2.4 Pencegahan Anemia

1) Pemberian Fe

Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi

besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi

selama 6 bulan untuk emmenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan.

Di wilayah-eilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan

untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum

(Prawirohaedjo dalam Astarina, 2014).

2) Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia.

Pemerintah saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai

target. Mereka diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah

1 tablet tiap hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif

dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Asrtarina, 2014).

3) Pemberian Fe selama kehamilan dan setelah kelahiran dapat mencegah

anemia. Pemantauan konsumsi tablet Fe juga perlu diikuti dengan

pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat

mempengaruhi efektifitas penyerapan Fe. Cara minum tablet Fe yang

benar yaitu dengan air putih atau air jeruk (Setyoresmi, 2012 dalam

Astarina, 2014).

2.5 Penatalaksanaan

1) Anemia Ringan

Penderita anemia ringan sebaiknya tidak hanya menggunakan


suplemen zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu

makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak

mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-

kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau,

sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk,

jambu biji dan pisang).(Retnorini dkk,2017). Perhatikan pula gizi dalam

sarapan dan frekuensi makan yang teratur, terutama bagi yang berdiet.

Biasakan pula menambahakan substansi 23 yang memudahkan

penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging, ayam, dan ikan.

Sebaiknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi

patut dihindari. (Syafrudin,2011).

Asuhan kebidanan yang di berikan pada pasien yang mengalami:

a. anemia ringan:

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Motivasi ibu untuk banyak makan-makanan yang mengandung

banyak zat besi

3. Anjurkan ibu untuk sering beristirahat

4. Anjurkan ibu untuk memperhatikan bodimekanik

5. Berikan ibu tablet Fe

6. Beritahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan muda

b. Anemia Sedang

Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000

mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus. Pengobatannya

dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral
sekali sehari.

c. Anemia Berat

Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan

selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak

1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfusi

darah 24 kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang

diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin.

Menurut Pudjiastuti 2012, penatalaksaan anemia dalam kehamilan di

bedakan menjadi :

1. Anemia Ringan

Bila kadar Hb 9-10 gr%, yaitu dengan:

a) Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan

yang mengandung protein, zat besi, asamfolat dan

Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkat kan

kualitas dan kuantitas makanan.

b) Memberikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari

2. Anemia sedang

Bila kadar Hb 7-9 gr %, yaitu dengan :

a) Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan

yang mengandung protein, zat besi, asamfolat dan Vitamin

C. Bila memungkinkan libatkan anggota keluarga pada

saat pendidikan kesehatan.


b) Memberikan suplemen ferum sulfat 325 mg peroral, 3 kali

sehari.

3. Anemia Berat

Bila kadar Hb < 7 gr %, yaitu dengan transfusi darah

diindikasikan pada pasien dengan Hb < 7 g/dL, terutama pada

pada ibu hamil dengan gawat janin atau gawat ibu, hemodinamik

tidak stabil, perdarahan aktif, iskemia organ karena ADB berat.

Transfusi dilakukan dengan packed red cell 300 ml 2 unit. Pasien

yang memerlukan transfusi harus dirujuk

2.6 Penanggulangan Anemia

Menurut Pudiastuti, (2012) Penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu:

1) Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama

hamil

2) Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau

seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.

Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :

1. Kehamilan triwulan I

Beri makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya

susu, sop, buah-buahan, biscuit dan lain-lain.

2. Kehamilan triwulan II

Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan

meningkatkan makanan zat pembangun berupa lauk pauk dan zat

pengatur yaitu sayur dan buah

3. Kehamilan triwulan III


Jumlah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan triwulan II

dan minum tablet tambah darah 1 butir perhari ( minimal 90 butir selama

hamil ) (Pudiastuti, 2012)

2.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan ANC


ANC sebagai Pedoman kerja Petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan

pemeriksaan. Tujuan agar petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sarana untuk

memberikan pelayanan pemeriksaan Ibu Hamil sesuai prosedur.

Prosedur (SOP) Pemeriksaan ANC, yaitu:

a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah

mendaftar di loket pendaftaran

b. Petugas melakukan Anamnesa :

➢ Menanyakan Identitas

➢ Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu

➢ Menanyakan riwayat menstruasi

➢ Menanyakan riwayat persalinan tyagn lalu dan pemakaian alat

kontrasepsi

➢ Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat

penyakit keluarga

➢ Menanyakan keluhan pasien

➢ Mempersilahkan ibu hamil ke Laboratorium untuk periksa Hb dan

golongan darah (untuk Bumil dengan K1), pemeriksaan Hb diulang

pada umur kehamilan trimester III, serta pemeriksaan laboratorum

lainnya (seperti protein urin, reduksi urin) atas indikasi


c. Petugas melakukan pemeriksaan :

➢ Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan Darah

➢ Petugas melakukan Inspeksi kepada pasien

➢ Mengukur ukuran panggul (bila ada indikasi : TB<145 cm)

➢ Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin

➢ Pemeriksan DJJ

d. Petugas memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan TT2

yang akan datang

e. Petugas memberikan penyuluhan (gizi bumil, Hygiene perorangan,

perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya periksakan kehamilan

secara rutin sesuai umur kehamilan) pesan supaya pada saatnya nanti

melahirkan di tenaga kesehatan

f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu, buku KIA, kohort

hamil

g. Petugas mebnulis rese (kalsium laktat, Fe, vitamin)

h. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU /

dokter spesialis seta melakukan kunjungan rumah pasien (perkemas)

i. Petuggas merujuk ke ruan pengobatan / gilut pada pemeriksaan pertama

(K1) atau bila ada indikasi

Petugas mencatat ke kohort ibu sesuai Kartu Ibu


BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Registrasi : 0026335

Tanggal Pengkajian : 23-10-2021

Waktu Pengkajian : 10.00

Tempat Pengkajian : BLUD UPT Puskesmas Panimbang

Pengkaji : Maisyaroh

A. DATA SUBYEKTIF

IDENTITAS
Nama Klien : Ny.W Nama Suami : Tn. S
Umur : 20 tahun Umur : 26 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirasawatsa
Alamat : Kp.Babakan Jati-Panimbang Alamat : Babakan Jati

1. Alasan Kunjungan saat ini

• Kunjungan Pertama

• Kunjungan Ulang

• Rutin ( ѵ)

• Keluhan : tak

2. Riwayat kehamilan ini :

2.1 Riwayat Menstruasi

Hari pertama haid terakhir tanggal: 14-03-2021 pasti/tidak,

Taksiran Persalinan : 21-12-2021

Lamanya : 8 hari

Banyaknya : 3 x ganti pembalut/hari.

Siklus : 28 hari, teratur/tidak teratur

Warna : merah segar

2.2 Tanda-tanda kehamilan (trimester)

Hasil tes kehamilan (jika dilakukan)

Tanggal : 10-05-2021 hasil : positif

2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali


Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : ± 20 kali

2.4 Keluhan yang dirasakan (ada / tidak ada

• Rasa lelah : Ya

• Mual dan muntah yang lama : tak

• Nyeri Perut : tak

• Panas, mengigil :tak

• Sakit kepala berat/terus menerus : tak

• Penglihatan kabur : tak

• Rasa nyeri/panas waktu BAK : tak

• Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tak

• Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, darah, keputihan : tak

• Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tak

• Oedema : tak
2.5 Diet/makan

Sebelum Hamiil Sesudah Hamil

2.6 Makan

a. Frekuensi : 3 x/hari

x/hari

b. Jenis : nasi (tempe,telur,ati

ayam dan sayuran

bayam.

Minum

a. Frekuensi : 6-8 x/hari

x/hari

b. Jenis : air mineral

Keluhan : Tidak ada keluhan

Pola Eliminasi

BAB : 1 x sehari BAK :6 x sehari

Konsistensi : lembek Konsistensi : cair

Warna : kuning kecoklatan Warna : kuning

2.7 Aktifitas sehari-hari

Pola istirahat dan tidur : 8 jam siang : 2 jam, malam : 6 jam.

Seksualitas :3 x dalam seminggu


Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2.8 Riwayat Imunisasi TT

TT1 : ѵ(15-07-2021)

TT2 : ѵ(16-08-2021

TT3 :-

TT4 :-

TT5 :-

2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ber kb

Lamanya : -

3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Anak
Penyakit
Tgl/ Tahun Tempat Usia Jenis
No Penolong Kehamilan &
Persali-nan Pertolongan Kehamilan Persalinan Jenis BB PB Kea
Persalinan
Kelamin (Gr) (cm) daan

1 Hamil ini

4. Riwayat Kesehatan

4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita ( ada / tidak ada )

• Jantung :

• Tekanan darah tinggi :

• Hepar :
• Diabetes melitus :

• Anemia berat :

• Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS :

• Campak :

• Malaria :

• Tuberkulosis :

• Gangguan mental :

• Operasi :

• Lain-lain :

4.2 Prilaku kesehatan

• Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya

• Obat-obatan /jamu yang sering digunakan :

• Merokok, makan sirih :

• Irigasi vagina/ganti pakaian dalam :

5. Data Psikososial

5.1 Status perkawinan : kawin

Jumlah : 1 kali

Lama perkawinan : 1 tahun

5.2 Susunan keluarga yang tinggal serumah :

Hubunga
Jenis Umur Pendidika Keterang
No n Pekerjaan
Kelamin tahun n an
Keluarga
1. Laki 26 Suami SLTA Wiraswast
tahun a
2. Perempua Istri SLTA
n 20 IRT
tahun
5.3 Pengambil keputusan dalam keluarga : suami

5.4 Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : ya

5.5 Jenis kelamin yang diharapkan : baik laki, prempuan yang penting sehat

5.6 Respon Ibu terhadap kehamilan : baik

5.7 Dukungan suami dan keluarga : baik

5.8 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas :

tidak ada

6. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit

A. OBJEKTIF :

1. Keadaan umum : baik kesadaran : cm

2. Keadaan emosional : stabil

3. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/60 mmHg Denyut nadi : 82 x / menit

Suhu tubuh : 36,5 ◦C Pernafasan : 18 x / menit

4. Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 79 kg

5. Kenaikan berat badan selama hamil : 9 kg

6. Pemeriksaan fisik

6.1 Muka : normal tidak oedem, pucat + ,tidak ada kloasma

gravidarum

kelopak mata : tidak oedem

Konjungtiva : anemis
Sklera : ikterik

Mulut dan gigi : tidak ada sariawan,labio skhizis dan tidak ada

caries

6.2 Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan

6.3 Kelenjar getah benning : tidak ada kelainan

6.4 Dada : tidak ada kelainan

Jantung : tidak ada kelainan

Paru : tidak ada bunyi weejing dan ronhi

Payudara : Pembesaran : ada kanan dan kiri

Puting susu : menonjol kanan dan

kiri

Simetris : Ya

Benjolan/tumor : tidak ada

Pengeluaran : tidak ada

Rasa nyeri : tidak ada

Lain-lain : tidak ada

6.5 Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : normal

Pinggang nyeri : tidak ada

6.6 Ekstremitas atas dan bawah odema :

Kekakuan sandi : tidak ada


Kemerahan : tidak ada

Varises : tidak ada

Refleks patela : + kanan dan kiri

LILA : 31 cm

Abdomen :

⮚ Inspeksi

Bentuk : bulat arah memanjang

bekas luka operasi : tidak ada

Stric Gravidarum : tidak ada

Linea nigra : ada

Linea alba : tidak ada

⮚ Palpasi

Leopold I : Tfu 26 cm,teraba bagian besar, bulat ,lunak,


dan tidak melenting

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian yg


memanjang dari atas ke bawah dan bagian kanan teraba
bagian2 kecil janin

Leopold III : pada bagian perut bawah ibu teraba


bagian besar,keras, melenting dan masih bisa di goyangkan

Leopold IV : Sudah masuk PAP (Divergen)

Auskultasi
Punctum maximum : dua jari di bawah pusat bagian kanan
perut ibu

Denyut jantung fetus : 142 X/ menit teratur/tidak teratur

Taksiran berat janin 2325

6.7 Ano-ganital (Tidak Di lakukan)

6.7.1 Inspeksi

Perineum : luka parut :-

Vulva vagina : Warna :- Luka

Fistula :- Varises :

Pengeluaran pervaginam :- Warna :

Konsistensi : -Jumlah

: -

Kelenjar bartolini :-

Pembengkakan :-

Rasa nyeri : -

Anus : haemoroid : -

6.7.2 Periksa dalam (Tidak di lakukan)

Serviks dan vagina (jika ada indikasi)

Dinding vagina : -

Ukuran serviks : -
Posisi serviks : -

Konsistensi : -.

Mobilitas : -

Lain-lain : -

6.7.3 Pelvimetri klinis (tidak di lakukan)

- Promontorium : -

- Spina isiadicha : -

- Linea inominata : -

- Ujung sekrum/coccygis: -

- Dinding samping : -

- Kesan panggul : -

- Arcus pubis : -

6.7.4 Adnexa : -

Ukuran :-

Bentuk : -

Posisi : -

Konsistensi : -
Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : Tanggal 23-10-2021

Darah : Hb : 10,5 mg / dl Golongan darah : A+

Urine Protein : - Reduksi :

Pemeriksaan penunjang lain. HBSaG: (NR),HIV:(NR),Sypilis: (NR)

ANALISIS DATA : NY. W Umur 20 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu

Janin Tunggal Hidup intra uterin Dengan Anemia Ringan

B. PENATALAKSANAAN :

1. Melakukan Informed consent

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu agar mengerti(ibu

mengerti)

3. Menyarankan ibu untuk membaca buku KIA,(ibu bersedia)

4. Menganjurkan ibu makan dengan pola makan gizi seimbang,Kie

Nutrisi.(Ibu mengerti)

5. Memberikan konseling pada ibu hamil untuk mengkonsumsi buah-

buah seperti pisang,buah naga,buah bit (ibu mengerti)

6. Memberikan ibu Tablet FE dan calcium serta menganjurkan ibu

untuk meminumnya secara rutin setiap hari pada malam hari

sebelum tidur(ibu bersedia meminum multivitamin)

7. Menganjurkan ibu untuk Kontrol ke SPOG (USG),(Ibu akan

melakukannya)
8. Menganjurkan agar mengikuti Kelas ibu hamil dan senam ibu

hamil(ibu bersedia)

9. Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali 1 bulan kedepan atau jika

ibu ada keluhan(ibu mengerti).


BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. W, G1P0A0, dengan

anemia ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang pada Tahun 2021, penulis

akan membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tinjauan

kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan anemia ringan. Pada pembahasan ini penulis juga

membandingkan teori-teori yang ada dengan asuhan kebidanan yang telah

diberikan kepada Ny. W G1P0A0 dengan anemia ringan. Penyebab Anemia yang

di alami oleh Ny.W karena Ny.W tidak rajin minum tablet Fe, kurangnya asupan

gizi yang seimbang, kurangnya mengkonsusmsi makanan yang mengandung Fe

seperti,ikan, telur,susu ati ayam dan sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-

buahan. Terjadinya anemia pada Ny.W disebabkan juga karena hemodilusi

dimana karena terjadinya penurunan konsentrasi hemoglobin karena eritrosit

yang meningkat, sehingga menyebabkan pengeceran darah dan berkurangnya

kadar hemoglobin Ny.W. Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan

dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan

60 mg besi selama 6 bulan untuk emmenuhi kebutuhan fisiologik selama

kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan

untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum (Prawirohaedjo

dalam Astarina, 2014)


Dampak yang terjadi karena Anemia: Bagian dalam kelopak mata, lidah

dan kuku pucat, Lemas dan merasa cepat lelah, Kunang-Kunang, Nafas Pendek

Nadi Meningkat, Pingsan(Janah,2012). Dampak yang dirasakan oleh Ny.W adalah

Merasa sering pusing, dan merasa lemas, mengakibatkaan Ny.W jarang

beraktifitas dan terganggunya semua aktifitas sehari-hari karena klien

mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri tanpa bantuan siapapun.

Menganjurkan dan Memberikan Tablet Fe kepada Ny.W rutin setiap hari,

anjurkan untuk minum pada malam hari bersamaan dengan vitamin C yang

diberikan oleh bidan. Kemudian anjurkan juga minum tablet Fe bersamaan

dengan Air jeruk yang banyak mengandung vitamin C agar memudahkan

penyerapan zat besi dan tidak terasa mual sat meminumnya. Hal ini sama dengan

teori (Setyoresmi, 2012 dalam Astarina, 2014). Bahwa Pemberian Fe selama

kehamilan dan setelah kelahiran dapat mencegah anemia. Pemantauan konsumsi

tablet Fe juga perlu diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal

ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan Fe. Cara minum tablet Fe

yang benar yaitu dengan air putih atau air jeruk

Penderita anemia ringan sebaiknya tidak hanya menggunakan suplemen

zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya

dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu,

hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran

berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan

(jeruk, jambu biji dan pisang).(Retnorini dkk,2017).

Memberitahu Ny.W untuk tidak hanya mengkonsumsi Tabet Fe saja,


Ny.W juga bisa mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti bubur

kacang hijau, hati ,pisang ambon, sayuran hijau lainnya. Karena makanan kaya zat

besi juga bisa menaikan kadar hemoglobin . Menurut Pudjiastuti 2012,

penatalaksaan Anemia Ringan Bila kadar Hb 9-10 gr%, yaitu dengan:

Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan yang mengandung

protein, zat besi, asamfolat dan Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkat

kan kualitas dan kuantitas makanan dan memberikan suplemen zat besi 1 atau 2

kali/hari . Oleh karena itu, setelah Ny.W rutin mengkonsumsi tablet Fe pada

malam hari sebelum tidur,dan sayuran hijau,telur, hati dan susu. Sehingga, setelah

2 minggu Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan anemia ringan yang di berikan

kepada Ny.W didapatkan hasil ada peningkatan pada Hemoglobin ibu, yaitu

dengan terjadi kenaikan 1 gr %, dimana pada awal kunjungan hemoglobin ibu 9,5

gr% dan sekarang menjadi 10,5gr%. Dari Asuhan Kebidanan yang dilakukan

kepada Ny.W dengan Anemia Ringan, Keberhasilan pemberian Fe secara rutin

dengan dosis 60mg/hari dan dibantu dengan mengkonsumsi sayuran hijau dan

buah-buahan serta telur,hati dan susu terbukti dapat menaikan Hemoglobin ibu

dalam waktu kurang lebih 2minggu.


BAB V

PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah dilaksanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Teknik

peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil Trimester III Dengan Pemberian Fe

Rutin pada Ny.W dengan Anemia Ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang

Tahun 2021 didapatkan kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pengkajian telah dilakukan dengan mengumpulkan data yang terdiri

dari identitas klien, anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Ny.W

dengan Anemia Ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang Tahun

2021.

2. Pada interprestasi data didapatkan diagnosa ibu Hamil dengan Anemia

Ringan pada Ny.W dengan Anemia Ringan di BLUD UPT Puskesmas

Panimbang Tahun 2021.

3. Pada pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana asuhan pada Ny.W

dengan Anemia Ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang Tahun

2021.

4. Asuhan kebidanan pada ibu Hamil telah didokumentasikan dalam

bentuk SOAP yang telah dilaksanakan pada Ny.W dengan Anemia

Ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang Tahun 2021.


B. SARAN

1. Bagi Lahan Praktek

Setelah dilakukan studi kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan

dengan Teknik peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil Trimester III

Dengan Pemberian Fe Rutin pada Ny. W dengan Anemia Ringan agar

dapat diterapkan pada ibu Hamil, apabila terdapat masalah seperti ini.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan lebih memperdalam dalam memberikan materi

entrepreneur dalam kebidanan seperti PemberianTablet Fe, Sayuran Hijau

dan Pisang sehingga dapat diterapkan oleh mahasiswa dalam

melaksanakan asuhan kebidanan.

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan lebih menggali lagi informasi dan berbagai sumber

terpercaya, mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang sudah

didapatkan selama berlangsungnya asuhan kebidanan pada Ny.W sesuai

dengan teori dan wewenang kebidanan.

4. Bagi Klien dan Masyarakat

Diharapkan bagi suami untuk selalu mengingatkan istri untuk

meminum tablet Fe penambah darah serta pendampingan istri dalam

minum obat dan bagi masyarakat setelah dilaksanakan studi kasus ini

mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai penerapan, Pemberian


Fe,Sayuran Hijau, dan Pisang Ambon untuk ibu hamil yang mengalami

masalah Anemia Ringan, sehingga apabila dalam masa kehamilan

berikutnya terjadi lagi masalah seperti ini klien atau masyarakat sekitar

dapat menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, F., S.A. Nugraheni, A. Kartini. 2018. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
Pengetahuan Praktik Calon Ibu Dalam Pencegahan Kekurangan Energi
Kronik Ibu Hamil (Studi Pada Pengantin Baru Wanita di Wilayah Kerja
Puskesmas Duren, Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 6: 370-
377
Amalia, lia. (2018). Faktor Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan penolong
persalinan. Universitas Negeri Gorontalo.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2020, Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun
2020, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Banten, diakses pada 02
Desember 2021 https://dinkes.bantenprov.go.id/read/profil-kesehatan-
provinsibant/137/PROFIL-KESEHATAN-BANTEN-TAHUN-20120.htm
Fatmawati, 2019. Analisis Faktor Penyebab Kejadian Anemia Pada Ibu. Hamil.
Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 15 (2).14

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:


Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 2 Desember 2021 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 2 Desember 2021 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2018.pdf

Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sulistioningsih,2015. Kejadian Anemia Pada Kadar Hemoglobin EGC,Jakarta
Sulistyoningsih H. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2018.
Stephen, G. et al. (2018) ‘Anaemia in Pregnancy : Prevalence , Risk Factors , and
Adverse Perinatal Outcomes in Northern Tanzania’, 2018.

Trihartini, et.al (2018). Efect of Educational Intervention on Family Support for


Women in Preventing Anemia.Belitung Nursing Journal.Vol.4: 304-311
Widiyanto, J. and Lismawati, G. (2019) ‘Maternal age and anemia are risk
factors of low birthweight of newborn ଝ’, 29, pp. 94–97.
WHO. The Global Prevalence Of Anemia in 2011. Geneva : World Health
Organization, 2018.
WHO (World Health Statistics). 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi. World Bank, 2018
WHO (2018) ‘WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive
Pregnancy Experience : Summary Highlights and Key Messages from
the World Health Organization ’ s 2016 Global Recommendations for
Routine Antenatal Care’, 10(January), pp. 1–10. doi: 10.1186/1742-
4755-10-19.5.
Yuliatin, 2018. Kehamilan. Jilid I. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai