Oleh:
Nama : MAISYAROH
NPM : 19210200111
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Nama : MAISYAROH
NPM : 19210200111
Mengetahui,
Oleh:
Nama : MAISYAROH
NPM : 19210200111
Tanggal, ………………..2021
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan
Deteksi Dini
Mengesahkan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat dan
kebidanan yang berjudul, Asuhan Kebidanan Pada NY. E P4A0 Nifas dengan
penyusunan laporan ini, ada banyak pihak yang membantu, oleh karena itu sudah
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
4. Susaldi, S. ST., M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik dan Inovasi
5. Dr. Rindu, SKM, M. Kes. Selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya dan
7. Nur Rizky Ramadhani, SKM., M. Epid Selaku Wakil Ketua III Bid.
9. Ageng Septa Rini , S.ST , M.K.M sebagai dosen pembimbing kelompok yang
10. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dalam
Pandeglang 2021
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2 Tujuan 5
1.3 Manfaat 6
2.1 Kehamilan 7
2.5 Penatalaksanaan 18
A. DATA SUBYEKTI 24
B. DATA OBYEKTIF 29
C. PENATALAKSANAAN 34
BAB IV PEMBAHASAN 36
DAFTAR PUASTAKA 41
BAB I
PENDAHULUAN
khusus, karena ibu hamil sangat rentan untuk masalah gizi. Salah satu masalah
gizi yang rentan adalah anemia. Menurut World Health Organization (WHO)
tahun 2018 lebih dari 40% ibu hamil yang ada di dunia mengalami anemia.
Sebanyak 35%-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% di negara industri
mengalami anemia. Di Asia kasus anemia pada ibu hamil masih tinggi yaitu
sekitar 60%.2 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
ibu hamil yang mengalami anemia meningkat yaitu sebesar 48,9% sedangkan
pada tahun 2013 sebesar 37,1%. Anemia dalam kehamilan dapat membahayakan
ibu dan janin. Salah satu risiko anemia pada ibu hamil adalah kematian.
Kematian Ibu (AKI) di dunia sebanyak 210/100.000 Kelahira Hidup (KH) dimana
persalinan. Hampir 94% dari angka kematian ibu terjadi di negara berkembang
yaitu adanya permasalahan nutrisi meliputi anemia pada ibu hamil 40%.
Kekurangan energi kronis 37%, serta ibu hamil dengan konsumsi energi dibawah
mengkonsumsi Fe dari sumber nabati yang memiliki daya serap rendah dibanding
sumber hewani. Kebutuhan Fe pada janin akan meningkat hingga pada trimester
dunia karena kondisi tersebut. Tingginya angka ini disebabkan oleh rendah
dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Dalam peningkatan
angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup pada SDKI 2012 menjadi
306 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 (Kemenkes, 2019).
fluktuatif yaitu tahun 2017 sebanyak 226 kasus, tahun 2018 sebanyak 135 kasus
dan tahun 2019 sebanyak 215 kasus. Kabupaten/kota dengan AKI tertinggi tahun
2019 adalah Kabupaten Serang 66 kasus, diikuti Lebak 38 kasus dan Pandeglang
wilayah Banten sekitar 37% karena pendarahan, 22% infeksi, dan 14% hipertensi,
sisanya karena hal lain seperti kurang sigapnya keluarga terhadap ibu 2 yang
hendak melahirkan. Hal ini menjadi sangat ironis ketika mengingat berbagai
penyebab kematian ibu tersebut seharusnya dapat dicegah jika ditangani dengan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
Kematian ibu dapat terjadi karena anemia. Angka kematian ibu menunjukan
bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7%
untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20 secara l;angsung atau tidak
kehamilan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11gr atau kurang dari 33% pada
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dilaporkan angka kejadian anemia pada ibu hamil
di Indonesia secara Nasional adalah sebesar 48,9%. Angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 37,1%. Ibu hamil dengan anemia
paling banyak terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 84,6%. Hal ini
tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus, karena artinya hampir separuh ibu
kematian ibu dan perinatal. Dampak kesehatan yang negatif bagi ibu antara lain
adalah kelelahan, kapasitas atau kinerja kerja yang buruk, gangguan fungsi
pada 23% penyebab tidak langsung kematian ibu di negara berkembang. Anemia
berat lahir rendah (BBLR). Prematur dan BBLR masih menjadi penyebab utama
intrauterine growth restriction (IUGR), asfiksia, stunting, dan lahir mati (Stephen
et al, 2018).
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil
disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan
anak). Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil sebagian besar disebabkan oleh
defesiensi zat besi, namun prevalensi anemia megaloblastik ternyata tidak bisa
anemia defisiensi besi adalah sebesar 60% dan anemia megaloblastik sebesar
29%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian anemia megaloblastik ternyata cukup
besar.
Menurut data penelitian Dr.Rukmaini, S.ST.,M.Keb di Puskesmas Cikuesik
Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa jumlah ibu hamil dengan anemia pada
tahun 2019 sebanyak 278 orang (61,5%) dari 452 ibu hamil, tahun 2020 sebanyak
283 orang (63,02%) dari 449 ibu hamil dan tahun 2021 sampai dengan bulan Juni
sebanyak 260 orang (57,77%) dari 450 ibu hamil (Puskesmas Cikuesik, 2021).
tertarik untuk pengambilan kasus anemia pada ibu hamil di BLUD UPT
1.2 Tujuan
Puskesmas Panimbang
Puskesmas Panimbang
1.3 Manfaat
minum obat dan bagi masyarakat setelah dilaksanakan studi kasus ini
berikutnya terjadi lagi masalah seperti ini klien atau masyarakat sekitar
dapat menerapkannya
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
1. Defenisi
dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama yaitu usia 0 sampai 12
perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan
peningkatan kebutuhan akan zat besi pada masa kehamilan. Peningkatan ini
selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari (Arisman, 2014). Selama
sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin (Hb) sehingga tidak mampu
dan Astutik, 2018). Anemia merupakan penyakit kekurangan sel darah merah.
Apabila jumlah sel darah merah berkurang, asupan oksigen dan aliran darah
menuju otak juga semakin berkurang (Pratiwi dan Fatimah, 2019). Anemia
dalam kehamilan dapat diartikan ibu hamil yang mengalami defisiensi zat
besi dalam darah. Selain itu anemia dalam kehamilan dapat dikatakan juga
sebagai suatu kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) ˂ 11 gr% pada
child” karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada
trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia
yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam
Astarina, 2014).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan
anak ), karena itulah anemia merupakan perhatian serius dari semua pihak
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan
oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun
2. Patofisiologi Anemia
maksimal terjadi pada umur kehamilan 20-36 minggu. Akibat hemodilusi saja
kondisi ini karena turunnya cadangan zat besi (Sarimawar, 2003 dalam
dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9
dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
besi (anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya masukan unsur besi
c) Malabsorpsi
d) Kehilangan darah yang banyak persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain.
diantaranya yaitu:
saraf pusat.
Dampak yang terjadi karena Anemia: Bagian dalam kelopak mata, lidah
dan kuku pucat, Lemas dan merasa cepat lelah, Kunang-Kunang, Nafas
digolongkan menjadi:
2) Persalinan prematuritas
5) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri
1) Abortus
8) Intelegensia rendah.
6. Diagnosis Anemia
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih
keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunag-kunang, dan keluhan mual-
tidak anemia, 9-10 gr% anemia ringan, 7-8 gr% anemia sedang, dan kurang
dari 7 gr% anemia berat. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali
1. Sosial ekonomi
2. Pengetahuan
tentang defisiensi zat besi akan memberi pengaruh pada ibu hamil
2016)..
3. Pendidikan
2. Umur Ibu
umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko komplikasi
dari ibu hamil. Sebaliknya pada kelompok umur < 20 tahun beresiko
Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga akan rentan anemia.
Hal ini menyebabkan daya tahun tubuh mulai menurun dan mudah
anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Apabila ibu
2. Jarak kehamilan
ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum
3. Paritas
dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu dan terjadi banyak
Astutik, 2018).
4. Status gizi
hamil baik, akan berpengaruh baik bagi ibu dan juga janin begitu
anemia dan bayi lahir dengan berat badan kurang (Ertiana &
Astutik, 2018)
5. Penyakit Infeksi
1) Pemberian Fe
1 tablet tiap hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif
pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat
benar yaitu dengan air putih atau air jeruk (Setyoresmi, 2012 dalam
Astarina, 2014).
2.5 Penatalaksanaan
1) Anemia Ringan
mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-
sarapan dan frekuensi makan yang teratur, terutama bagi yang berdiet.
penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging, ayam, dan ikan.
Sebaiknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi
a. anemia ringan:
b. Anemia Sedang
dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral
sekali sehari.
c. Anemia Berat
bedakan menjadi :
1. Anemia Ringan
2. Anemia sedang
sehari.
3. Anemia Berat
pada ibu hamil dengan gawat janin atau gawat ibu, hemodinamik
hamil
2) Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :
1. Kehamilan triwulan I
Beri makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya
2. Kehamilan triwulan II
dan minum tablet tambah darah 1 butir perhari ( minimal 90 butir selama
pemeriksaan. Tujuan agar petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sarana untuk
➢ Menanyakan Identitas
kontrasepsi
penyakit keluarga
➢ Pemeriksan DJJ
secara rutin sesuai umur kehamilan) pesan supaya pada saatnya nanti
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu, buku KIA, kohort
hamil
h. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU /
Pengkaji : Maisyaroh
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Klien : Ny.W Nama Suami : Tn. S
Umur : 20 tahun Umur : 26 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirasawatsa
Alamat : Kp.Babakan Jati-Panimbang Alamat : Babakan Jati
• Kunjungan Pertama
• Kunjungan Ulang
• Rutin ( ѵ)
• Keluhan : tak
Lamanya : 8 hari
• Rasa lelah : Ya
• Oedema : tak
2.5 Diet/makan
2.6 Makan
a. Frekuensi : 3 x/hari
x/hari
bayam.
Minum
x/hari
Pola Eliminasi
TT1 : ѵ(15-07-2021)
TT2 : ѵ(16-08-2021
TT3 :-
TT4 :-
TT5 :-
Lamanya : -
Anak
Penyakit
Tgl/ Tahun Tempat Usia Jenis
No Penolong Kehamilan &
Persali-nan Pertolongan Kehamilan Persalinan Jenis BB PB Kea
Persalinan
Kelamin (Gr) (cm) daan
1 Hamil ini
4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita ( ada / tidak ada )
• Jantung :
• Hepar :
• Diabetes melitus :
• Anemia berat :
• Campak :
• Malaria :
• Tuberkulosis :
• Gangguan mental :
• Operasi :
• Lain-lain :
5. Data Psikososial
Jumlah : 1 kali
Hubunga
Jenis Umur Pendidika Keterang
No n Pekerjaan
Kelamin tahun n an
Keluarga
1. Laki 26 Suami SLTA Wiraswast
tahun a
2. Perempua Istri SLTA
n 20 IRT
tahun
5.3 Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
5.5 Jenis kelamin yang diharapkan : baik laki, prempuan yang penting sehat
tidak ada
A. OBJEKTIF :
3. Tanda-tanda vital
6. Pemeriksaan fisik
gravidarum
Konjungtiva : anemis
Sklera : ikterik
Mulut dan gigi : tidak ada sariawan,labio skhizis dan tidak ada
caries
kiri
Simetris : Ya
LILA : 31 cm
Abdomen :
⮚ Inspeksi
⮚ Palpasi
Auskultasi
Punctum maximum : dua jari di bawah pusat bagian kanan
perut ibu
6.7.1 Inspeksi
Fistula :- Varises :
Konsistensi : -Jumlah
: -
Kelenjar bartolini :-
Pembengkakan :-
Rasa nyeri : -
Anus : haemoroid : -
Dinding vagina : -
Ukuran serviks : -
Posisi serviks : -
Konsistensi : -.
Mobilitas : -
Lain-lain : -
- Promontorium : -
- Spina isiadicha : -
- Linea inominata : -
- Ujung sekrum/coccygis: -
- Dinding samping : -
- Kesan panggul : -
- Arcus pubis : -
6.7.4 Adnexa : -
Ukuran :-
Bentuk : -
Posisi : -
Konsistensi : -
Pemeriksaan Laboratorium
B. PENATALAKSANAAN :
mengerti)
Nutrisi.(Ibu mengerti)
melakukannya)
8. Menganjurkan agar mengikuti Kelas ibu hamil dan senam ibu
hamil(ibu bersedia)
anemia ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang pada Tahun 2021, penulis
akan membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tinjauan
pada ibu hamil dengan anemia ringan. Pada pembahasan ini penulis juga
diberikan kepada Ny. W G1P0A0 dengan anemia ringan. Penyebab Anemia yang
di alami oleh Ny.W karena Ny.W tidak rajin minum tablet Fe, kurangnya asupan
seperti,ikan, telur,susu ati ayam dan sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-
dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan
dan kuku pucat, Lemas dan merasa cepat lelah, Kunang-Kunang, Nafas Pendek
anjurkan untuk minum pada malam hari bersamaan dengan vitamin C yang
penyerapan zat besi dan tidak terasa mual sat meminumnya. Hal ini sama dengan
tablet Fe juga perlu diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal
ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan Fe. Cara minum tablet Fe
zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya
dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu,
hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran
berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan
kacang hijau, hati ,pisang ambon, sayuran hijau lainnya. Karena makanan kaya zat
protein, zat besi, asamfolat dan Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkat
kan kualitas dan kuantitas makanan dan memberikan suplemen zat besi 1 atau 2
kali/hari . Oleh karena itu, setelah Ny.W rutin mengkonsumsi tablet Fe pada
malam hari sebelum tidur,dan sayuran hijau,telur, hati dan susu. Sehingga, setelah
kepada Ny.W didapatkan hasil ada peningkatan pada Hemoglobin ibu, yaitu
dengan terjadi kenaikan 1 gr %, dimana pada awal kunjungan hemoglobin ibu 9,5
gr% dan sekarang menjadi 10,5gr%. Dari Asuhan Kebidanan yang dilakukan
dengan dosis 60mg/hari dan dibantu dengan mengkonsumsi sayuran hijau dan
buah-buahan serta telur,hati dan susu terbukti dapat menaikan Hemoglobin ibu
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Rutin pada Ny.W dengan Anemia Ringan di BLUD UPT Puskesmas Panimbang
2021.
2021.
dapat diterapkan pada ibu Hamil, apabila terdapat masalah seperti ini.
3. Bagi Mahasiswa
minum obat dan bagi masyarakat setelah dilaksanakan studi kasus ini
berikutnya terjadi lagi masalah seperti ini klien atau masyarakat sekitar
dapat menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F., S.A. Nugraheni, A. Kartini. 2018. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
Pengetahuan Praktik Calon Ibu Dalam Pencegahan Kekurangan Energi
Kronik Ibu Hamil (Studi Pada Pengantin Baru Wanita di Wilayah Kerja
Puskesmas Duren, Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 6: 370-
377
Amalia, lia. (2018). Faktor Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan penolong
persalinan. Universitas Negeri Gorontalo.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2020, Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun
2020, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Banten, diakses pada 02
Desember 2021 https://dinkes.bantenprov.go.id/read/profil-kesehatan-
provinsibant/137/PROFIL-KESEHATAN-BANTEN-TAHUN-20120.htm
Fatmawati, 2019. Analisis Faktor Penyebab Kejadian Anemia Pada Ibu. Hamil.
Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 15 (2).14
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sulistioningsih,2015. Kejadian Anemia Pada Kadar Hemoglobin EGC,Jakarta
Sulistyoningsih H. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2018.
Stephen, G. et al. (2018) ‘Anaemia in Pregnancy : Prevalence , Risk Factors , and
Adverse Perinatal Outcomes in Northern Tanzania’, 2018.