Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

T 18 TAHUN DENGAN KEKURANGAN GIZI


KRONIK (KEK)
DI PMB BIDAN A KECAMATAN CIKADU KABUPATEN CIANJUR

Nama : Ai Dede Susilawati


NPM : 19200200085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T 18 TAHUN DENGAN KEKURANGAN GIZI
KRONIK (KEK)
DI PMB BIDAN A KECAMATAN CIKADU KABUPATEN CIANJUR

Oleh:

NAMA :Ai Dede Susilawati


NPM : 19200200085

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan tim penguji.

Tanggal, …………..2021

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Rita Ayu Yolandia S.ST.M.KM)


NIDN
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.T 18 TAHUN DENGAN KEK

DI PMB BIDAN A KECAMATAN CIKADU KABUPATEN CIANJUR

Oleh:
NAMA : Ai Dede Susilawati
NPM : 19200200085

Telah dipresentasikan pada tanggal 8 bulan Juli tahun 2021 di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju.

Tanggal, ……………….. 2021

Menyetujui,

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

Dr. Awidiya Afiati, Sp.A

NIDN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Seminar Kasus dengan judul Asuhan
Kebidanan Pada Ny. T. 18 Tahun G1 P0 A0 Hamil 35 Minggu Dengan KEK Di PMB
Bidan A Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur

Penyusunan laporan ini, guna untuk memenuhi tugas dari Statse 1 Praktik Asuhan
Kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL. Laporan ini disusun dengan
tujuan memberitahukan kepada pembaca tentang masalah yang penyusun bahas dan kaji
di dalam laporan ini.

Apabila di dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan – kekurangan sehingga


jauh dari kesempurnaan penyusun memohon maaf. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Terutama bagi diri penyusun sendiri, sehingga laporan ini dapat
dipergunakan dengan semestinya.

Cianjur, Juni 2021

(Ai Dede Susilawati, SST)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) menyatakan secara global sekitar 830
wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan,
dengan tingkat AKI sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,2017).
Sebanyak 99% kematian Ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau kelahiran
terjadi di negara–negara berkembang.Rasio AKI masih dirasa cukup tinggi
sebagaimana target Sustainable Development Goals SDGs 70 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2030.1
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2015,Angka kematian Ibu ( AKI ) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.Angka ini
masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga di kawasan
ASEAN2.AKI di Negara-negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000
kelahiran hidup.Adapun jumlah kasus kematian ibu tahun 2019 di Indonesia sebanyak
4197 kasus.
Jumlah kasus kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2019 sebanyak 684
kasus, menurun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 700 kasus.Penyebab AKI di Jawa
Barat tahun 2019 yaitu perdarahan 33%,hipertensi dalam kehamilan 33,8%,infeksi
3.4%,gangguan system peredaran darah 9.5%,gangguan metabolic 1.7%, lain-lain
20.5%.2
Data kejadian KEK pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018 sebanyak
15,1%.Berdasarkan umur, kejadian KEK pada ibu hamil tahun 2018 yaitu umur 15 –
19 tahun sebanyak 29.,5%, umur 20 – 24 tahun sebanyak17,1%, umur 25 – 29 tahun
sebanyak 13,9,%, umur 30 – 34 tahun sebanyak13,3%, umur 35 – 39 tahun sebanyak
7,2%, umur 40 – 44 tahun sebanyak7,9%, umur 45 – 49 tahun sebanyak 20,7%.
Sementara itu jumlah ibu hamil dengan KEK di Jawa Barat 12,2%.4
KEK pada ibu hamil dapat menyebabakan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain adalah: berat badan ibu tidak bertambah secara normal, anemia,
pendarahan, dan terkena penyakit infeksi. Sedangkan pengaruh KEK terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sebelum waktunya (prematus), persalinan
sulit dan lama, pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan oprasi
cenderung meningkat. Selain itu, KEK pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, berat badan bayi
rendah (BBLR), bayi mati dalam kandungan.3
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor
penentu angka kematian meskipun ada faktor lain yang mempengaruhinya, seperti
perdarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang, aborsi, dan infeksi.
Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu sebesar 28%
sedangkan penyebab utama terjadinya perdarahan pada ibu hamil adalah anemia dan
KEK.5
Peran bidan yaitu melakukan upaya yang terbaik dalam pelayanan seperti
meningkatkan pelayanan pemeriksaan ANC dengan mendeteksi secara dini pada Ibu
hamil dengan KEK sehingga dapat diberikan penanganan dengan memberikan
penyuluhan asupan gizi untuk Ibu hamil dan pemberian PMT. Penatalaksanaan Ibu
hamil dengan KEK menurut Depkes RI (2013) yaitu dengan cara penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dimaksudkan adalah berupa makanan
tambahan bukan sebagai pengganti makanan utama sehari – hari. Adapun penanganan
pada Ibu hamil dengan KEK adalah dengan menjaga pola makan yang baik yaitu pola
makan yang memiliki asupan gizi yang seimbang, beragam, bervariasi.6
Berdasarkan data PWS KIA Puskesmas Nanggung tahun 2020 didapatkan
jumlah ibu hamil tahun 2020 sebanyak 1094 orang diantaranya mengalami KEK
sebanyak 197 (18,0%) ibu hamil dan diberikan PMT sebanyak 99 (9,0%) ibu hamil.
Berdasarkan uraian diatas angka kejadian KEK masih cukup tinggi dan menjadi salah
satu penyebab kematian pada Ibu dan Bayi. Apabila KEK pada Ibu hamil tidak
ditangani maka ditakukan akan terjadi komplikasi pada Ibu dan janin. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Ny”S” dengan Kekurangan Energi Kronik di Puskesmas Nanggung Tahun
2021”.

I.2. Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan secara menyeluruh terhadap asuhan kebidanan
Pada Ibu Hamil Ny, T dengan Kekurangan Energi Kronik di PMB Bidan A
Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
I.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data Subjektif dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Ibu hamil Ny “T” dengan kekurangan energi kronik di PMB Bidan A
Kecamaatan Cikadu Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
b. Mampu melakukan pengkajian data Objektif dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Ibu hamil Ny”T” dengan kekurangan energi kronik di PMB Bidan A Kecamatan
Cikadu Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
c. Mampu melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny
“T’ dengan kekurangan energi kronik di PMB Bidan A Kecamatan Cikadu Kabupaten
Cianjur Tahun 2021.
d. Mampu melakukan Tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada Ibu hamil Ny”T” dengan kekurangan energi kronik di PMB Bidan A
Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur Tahun 2021.

I.1.3 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
a. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi di perpustakaan dan menambah masukan untuk
mengevaluasi kemamapuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan pelayanan
kebidanan pada ibu hamil.
b. Manfaat Bagi Lahan Praktek
Dapat menambah bahan acuan dan wawasan serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu hamil.
c. Manfaat Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
d. Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada hamil sesuai dengan kebutuhan pada
masa kehamilannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kehamilan
II.1.2. Definisi Kehamilan
Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel sperma,
sehingga terjadi fertilisasi, kemudian dilanjutkan dengan impantasi sampai lahirnya
janin.7
II.1.3. Perubahan Pada Kehamilan
Perubahan pada kehamilan, terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna, serta payudara. Selain perubahan
fisik, wanita hamil juga akan mengalami perubahan psikologis, yang dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan hormon. Perubahan tersebut berinteraksi dengan faktor internal
yang memengaruhi masa transisi wanita hamil menjadi seorang ibu.8
1. Perubahan Fisik
a. Trimester I (1-3 bulan)
Tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada beberapa ibu adalah perdarahan
atau spoting sekitar 11 hari setelah konsepsi pada saat embrio melekat pada
lapisan uterus. Setelah terlambat satu periode menstruasi, perubahan fisik
berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa
kelelahan yang kronis/menetap dan sering BAK. Mual dan muntah biasanya
terjadi pada usia 8-12 minggu. Pada usia kehamilan 12 minggu, pertumbuhan
uterus di atas simfisis pubis dapat teraba. Ibu akan mengalami kenaikan berat
bedan sekitar 1-2 minggu selama trisemester pertama.
b. Trimester II (4-6 bulan)
Uterus akan tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu, uterus biasanya berada
pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Penambahan berat badan
sekitar 0,4-0,5 kg/mg.. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus berada dekat
dengan pusat.Tinggi fundus uteri yang normal adalah 2 cm lebih besar dari
usia kehamilan pada usia kehamilan di bawah 20 minggu sedangkan pada usia
kehamilan diatas 20 mingg useringkali angkanya sama dengan usia kehamilan.
Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu dapat merasakan gerakan
bayinya dan juga mengalami perubahan yang normal pada kulit, meliputi
adanya cloasma, linea nigra, dan striae gravidarum
c.Trimester III (7-9 bulan) Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada
pertengahan antara pusat dan sifoideus. Pada usia kehamilan 32-36 minggu
fundus mencapai prosesus sifoideus. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering
BAK kembali terjadi. Sekita usia khamilan 38 minggu bayi masuk atau turun ke
dalam panggul. Sakit punggung dan sering BAK meningkat. Ibu kemungkinan
akan sulit tidur, dan kontraksi braxton hicks meningkat.
2. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Selama kehamilan tidak hanya terjadi perubahan fisik, akan tetapi kehamilan akan
menimbulkan perubahan psikologi dan emosional.Sering kali kebanyakan seorang
wanita akan merasa bahagia karena menjadi seorang ibu. Namun, tidak jarang
juga banyak wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam
kehamilannya
a. Trimester I (1-3 bulan)
Setelah terjadinya konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen akan
meningkat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi
hari, lemas, lemah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Sering kali ibu pada awal
kehamilannya berharap untuk tidak hamil. Pada saat inilah tugas psikologis
pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kehamilannya. Keadaan ini
menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuk dengan suami.9
b. Trimester II (4-6 bulan)
Trimester kedua adalah keadaan saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah biasa
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
c. Trimester III
Trimester tiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua, seperti terpuasnya perhatian pada kehadiran bayi. Sejumlah
ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap
hidup dan bayinya karena dia tidak akan tahu kapan dia akan melahirkan .
I.1.4. Tanda dan Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Tanda dan
bahaya kehamilan meliputi9:
1. Perdarahan pervaginam
Ibu hamil harus waspada jika mengalami perdarahan pada saat
kehamilan,hal ini bisa mengancam baik pada ibu maupun bayi yang
dikandungnya.Jika mengalami perdarahan hebat pada hamil muda bisa
menjadi tanda keguguran,hamil di luar kandungan atau kehamilan
anggur,sedangkan jika perdarahan pada usia kehamilan tua bisa menjadi
pertanda ada masalah dengan plasenta.
2. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang dapat mengancam jiwa adalah nyeri yang hebat,
menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
abrupsi placenta, infeksi kemih atau infeksi lainnya
3. Berkurangnya gerakan janin
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu.
Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran, kemudian lama kelamaan
semakin terasa seperti tendangan atau sikutan. Bayi bergerak minimal 3
kali dalam 1 jam, jika ibu berbaring atau sedang beristirahat.
4. Bengkak
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan
fisik lain,
5. Pre Eklamsia dan Eklamsia
Pre eklamsia dalam kehamilan terjadi apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg pada kehamilan usia 20 minggu. Sementara Eklampsia
terjadi apabila ditemukan gejala seperti kejang pada penderita pre
eklampsia yang disertai dengan koma.
6. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu ketidak
nyamanan yang wajar dalam kehamilanNamun apabila sakit kepala dirasa
semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan berat dibagian belakang kepala
serta diikuti dengan penglihatan yang kabur, bengkak pada tangan dan
wajah, nyeri ulu hati, serta tekanandarah tinggi maka sang ibu dapat
waspada karena kumpulan gejalatersebut menandakan preeklamsia.
Sehingga sang ibu dapat segerauntuk menghubungi dokter atau menuju
pusat pelayanan kesehatan.
7. Selaput Kelopak Mata Pucat
Ibu hamil yang mengalami kelopak mata puacat, mata menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, panas, banyak mengeluarkan keringat
serta tampak pembengkakan di batang leher bagian depan merupakan
gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan sering
terjadi akibat volume darah meningkat menjadi 50% selama kehamilan.
8. Hyperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual dan muntah ini dapat terjadi akibat
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil
yang mengalami mual dan muntah berlebihan (> 7 kali dalam sehari),
maka disebut hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan tersebut disertai
lemah, tidak selera makan, penurunan berat badan, dan nyeri ulu ati, ada
kemungkinan ibu mengalami penyakit berat.
9. Keluar cairan pervaginam secara tiba-tiba
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan. Ketuban pecah dini dapat disebabkan karena kurangnya
kekuatan membaran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa juga
berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga mengakibatkan
persalinan pre term dan inteksi pada bayi. Cairan ketuban yang keluar
umumnya tidak berwarna dan tidak berbau.

II.2. Kekurangan Energi Kronik (KEK)


II.2.1. Definisi Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan di mana ibu megalami
malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi makanan yang
berlangsung kronik yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu secara relatif atau absolut11. Sementara itu, Hasanah, dkk (2013) menjelaskan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah kurang gizi yang
seringkali terjadi pada wanita hamil, KEK disebabkan karena kekurangan energi
dalam jangka waktu yang cukup lama12.
II.2.2. Dampak KEK Pada Ibu Hamil
Kekurangan energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu
maupun janin yang dikandungnya, berikut ini dampak dari KEK:
1. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain :anemia,
perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal danterkena penyakit infeksi
2. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (premature), perdarahan
3. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahirmati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayidengan berat badan lahir rendah
(BBLR)3
Hasil penelitian dari Mulyani di Puskesmas Pantolan (2016) menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian BBLR dengan riwayat ibu hamil
KEK (p=0.001
II.2.3. Faktor Penyebab KEK
Faktor –Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian KEK yaitu13:
a. Usia
Usia merupakan faktor penting dalam proses kehamilan sampai
persalinan. Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
memiliki risiko KEK yang lebih tinggi.Pada usia muda, diperlukan
tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan
diri sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya.
Sedangkan pada umur tua, diperlukan energi yang besar pula karena fungsi
organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka perlu
adanya tambahan energi yang cukup sebagai pendukung kehamilan yang
sedang berlangsung, sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20
tahun sampai dengan 35 tahun14. Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu
hamil yang berusia kurang dari 20 dan lebih dari 35 berisiko memiliki
peluang 13,5 kali lebih besar mengalami KEK dibandingkan dengan Ibu
yang berusia 20-35 tahun13. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
teori Arisman (2010) menyatakan bahwa usia yang paling baik adalah
lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu
hamil akan lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan umur bukanlah faktor
yang memberikan pengaruh terjadinya kejadian KEK karena para
responden mayoritas berumur ideal untuk hamil. Di Puskesmas Belimbing
Padang Tahun 2016 melakukan uji statistik menggunakan uji chi square
didapatkan nilai ρ =0,024 (ρ<0,05) artinya Ha diterima dan Ho ditolak,
sehingga terdapat hubungan umur dengan KEK. Hampir sama dengan
hasil penelitiaan Sri handayani (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi
kekurangan energi kronis pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Wedi
Klaten bahwa ada hubungan bermakna pendidikan, umur, jarak kelahiran,
dan beban kerja ibu hamil dengan KEK. http://jurnal.syedzasaintika.ac.id
.
b. Pendidikan
Ibu yang berpendidikan rendah lebih banyak mengalami KEK karena ibu
kurang paham mengenai zat gizi dalam makanan, seberapa besar yang
dibutuhkan kehamilannya, cara pengolahan makanan, sehingga nilai gizi
makanan ibu menjadi berkurang bahkan hilang, dan kadang ibu hanya
memakan makanan yang itu-itu saja, hanya makanan yang diinginkan
dengan anggapan yang penting mau makan, sehingga kebutuhan gizi dan
nutrisinya tidak terpenuhi, yang dapat mengakibatkan ibu mengalami

KEK14. Sejalan dengan hasil penelitian Siti Khadijah (2018) dengan judul
penelitian hubungan pendapatankeluarga dan tingkat pendidikan ibu
dengankejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2018. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden dengan tingkat
pendidikan tinggi yaitu sebesar 51%. Sejalan dengan teori Notoadmodjo (2010)
sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah mendapatkan informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang.
Pendidikan dapat mempengaruhi wawasan ibu menjaga pola makan untuk
memenuhi kebutuhan gizi saat hamil. Semakin tinggi pendidikan
informasi tentang kekurangan energi kronik akan lebih banyak.Hasil
penelitian sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu
sebesar 30 (51,7%), menurut pendapart peneliti tingakat pendidikan akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang, namun untuk memenuhi kebutuhan
gizi ibu saat hamil tingkat pengetahuan saja tidak cukup, ibu hamil perlu
mendapat dukungan secara social ekonomi untuk memenuhi kebutuhan gizi
tersebut. http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Jaman
c. Paritas
Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah
kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri karena ibu
memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah
melahirkan anaknya. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat gizi ibu, sehingga ibu dengan paritas tinggi
berisiko akan lebih rentan mengalami KEK14. Hasil penelitian menunjukan
ibu hamil dengan paritas berisiko memiliki peluang 6 kali lebih besar
mengalmi KEK dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas tidak
berisiko13. Menurut penelitian sri handayani (2011) bahwa dari 42
responden, terdapat 19 responden (45,2%) yang memiliki paritas yang
berisiko di Puskesmas Belimbing Padang tahun 2016 didapatkan 14 orang
(37,8%) yang memiliki paritas berisiko. Hal ini dapat dilihat dengan hasil
paling banyak yaitu ibu primigravida atau pertama kali hamil, sehingga
tidak beresiko mengalami KEK. Sedangkan hasil penelitian ini didapatkan
19 responden (45,2%) dengan paritas berisiko.
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id
d. Jarak kehamilan
Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian KEK pada saat
kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan
zat gizi ibu. Selain itu, ibu yang hamil dalam jarak kurang dari 2 tahun
setelah melahirkan sebelumnya memiliki risiko kehamilan premature dan
bayi akan mengalami berat lahir yang rendah16.Hasil penelitian
menunjukan bahwa ibu hamil dengan jarak kehamilan berisiko memiliki
peluang 9,3 kali lebih besar mengalami KEK dibandingkan dengan jarak
kehamilan tidak berisiko13. Sejalan dengan penelitian Anisa ( 2014) Jarak
kehamilan pada penelitian ini menunjukan hasil tidak adanya hubungan
dengan kejadian KEK. Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa secara
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan
KEK dengan nilai p=0,009. Jarak antara kehamilan yang baik untuk
menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya ≥ 2 tahun.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico

e. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi
sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan
dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya
penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan
timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat
memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang buruk dapat
mempermudah infeksi, penyakit infeksi terkait status gizi yaitu TB, diare
dan malaria17. Dari hasil penelitian Renjani dan Misra (2017) ibu hamil
yang mengalami penyakit infeksi memiliki peluang 9,3 kali lebih besar
mengalami KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami
penyakit infeksi13.
II.2.4. Tanda dan Gejala KEK
Tanda dan gejala KEK yaitulelah, letih, lesu, lunglai, susahbuang air besar,
nafsumakanberkurang, LILA kurangdari 23,5 cm17
II.2.5. Cara Pencegahan & Penanganan KEK
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kaloridan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiaphari dan makanan yang
mengandung protein seperti daging, ikan, telur,kacang-kacangan atau susu sekurang-
kurangnya sehari sekali. Minyakdari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada
makanan untukmeningkatkan pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah
secarabertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melaluisanitasi
yang baik dan perawatan kesehatan, terutama mencegahcacingan.Pemberian makanan
tambahan dan zat besi pada ibu hamil yangmenderita KEK dan berasal dari Gakin
dapat meningkatkan konsentrasiHb walaupun besar peningkatannya tidak sebanyak
ibu hamil denganstatus gizi baik. Pada ibu hamil yang menderita KEK dan dari
Gakinkemungkinan masih membutuhkan intervensi tambahan agar dapatmenurunkan
prevalensi anemia sampai ke tingkat yang paling rendah.
Penatalaksanaan ibu hamil dengan dengan KEK menurut DepkesRI (2012)
yaitudengan cara penyelenggaraan Pemberian MakananTambahan (PMT) dimana
PMT yang dimaksudkan adalah berupamakanan tambahan bukan sebagai pengganti
makanan utama sehari hari.Makanan tambahan pemulihan ibu hamil dengan KEK
adalahmakanan bergizi yang diperuntukan bagi ibu hamil sebagai makanantambahan
untuk pemulihan gizi, mkanantambahan ibu hamil diutamakanberupa sumber protein
hewani maupun nabati misalnya seperti ikan,telur, daging, ayam, kacang-kacangan
dan hasil olahan seperti tempedantahu. Makanan tambahan diberikan sekali sehari
selama 90 hari berturut-turut,berbasis makanan lokal dapat diberikan makanan
keluarga ataumakanan kudapan lainnya19.

Adapun Penatalakasanaan ibu hamil dengan kekurangan energikronis menurut


para ahli lainnya, yaitu :
1. Memberikan Penyuluhan dan Melaksanakan Nasihatatau Anjuran
a) TambahanMakanan
Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman umum gizi seimbang17
b) Istirahat lebih banyak
Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan caramengurangi
kegiatan yang melelahkan siang 1 jam/hari,malam 8 jam/hari20
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemberian PMT untuk memenuhi kalori dan protein,serta variasi menu
dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yangharus diberikan dalam
program PMT untuk ibu hamil denganKekurangan Energi Kronis sebesar 600-
700 kalori dan protein 15-20mmg21.Contoh makanan antara lain :
a. Susu ibu hamil
b. Makanan tinggi protein, contoh susu, roti dan biji-bijian.
c. Buah dan sayur yang kaya vitamin C
d. Sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lainnya(Sandjaja, 2014).
3. Cara mengolah makanan menurut23
a. Jangan terlalu lama menyimpan makanan
b. Sayuran segara dihabiskan setelah diolah
c. Susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya karenadapat
menyebabkan hilangnya vitamin B.
d. Jangan member garam pada ikan atau daging sebelum dimasak
e. Makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak janganterlalu
panas.
Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perludilakukan
adalah24:
a. Rujuk untuk konsultasi
b. Perencanaan sasuai kondisi ibu hamil
c. Minum tablet zat besi atau tambah darah. Ibu hamil setiap hariharus
minum satu tablettambah darah (60 mg) selama 90 harimulai minggu ke-
20.
d. Periksa kehamilan secara teratur.Setiap wanita hamil mengadapi
komplikasi yang bisamengancam jiwanya.Ibu hamil sebaiknya
memeriksakankehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar
resiko padawaktu melahirkan dapat dikurangi.Pelayanan prenatal yang
dilakukanadalah minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah
kunjunganrumah bila ada komplikasi oleh bidan.
II.3. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)
II.3.1. Definisi Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep. LILA digunakan
untuk perkiraan tebal lemak-bawah-kulit25. LILA adalah salah satu cara yang
digunakan uuntuk mengetahui gizi kurang pada wanita usia 15-45 tahun. Namun,
pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran LILA cukup representatif, ukuran LILA ibu hamil
erat dengan IMT, yaitu semakin tinggi LILA pada ibu hamil maka diikuti pula dengan
semakin tinggi IMT ibu itu sendiri26.
II.3.2. Tujuan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA memiliki beberapa tujuan yang mencakup masalah WUS baik ibu hamil
maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral, adapun tujuan
tersebut adalah27:
1. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR)
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK
3. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS
yang menderita KEK.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.

II.3.3. Cara Pengukuran LILA


Cara pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah ditetapkan.
Terdapat 7 urutan pengukuran LILA, yaitu27:
1. Tetapkan posisi bahu dan siku
2. Letakkan pita antara bahu dan siku
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
5. Pita jangan terlalu ketat
6. Pita jangan terlalu longgar
7. Cara pembacaan skala harus benar

III.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)


III.4.1 Asuhankebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh
bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya dalam
KIA atau KB.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan atau
masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan,nifas,bayi dan keluarga
berencana termasuk Kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan Kesehatan
masyarakat28.
III.4.2 Pendokumentasian Kebidanan
Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap
keadaan yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau
catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. S adalah
subjektif, O adalah objektif, A adalah analisis/ assessment dan P adalah planning.
SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat.
Alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar
diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses
berfikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu
1. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan
keluarga melalui anamnesa sebagai langkah l Varney.
2. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokusuntuk
mendukung asuhan sebagai langkah l Varney.
3. Analisa data
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi datasubjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa/masalah,antisipasi diagnosa /
masalah potensial perlunya tindakan segera olehbidan atau dokter, konsultan /
kolaborasi dan atau rujukan sebagailangkah 2, 3 dan 4 Varney.
4. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaaan, tindakanimplementasi
dan evaluasi berdasarkan assesmen sebagai langkah 5, 6, 7Varney30.
BAB III

KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

No. Registrasi : 40058.02/06/II/Rm/20


TanggalPengkajian : 27 April 2021
Waktu Pengkajian : 08.30 WIB
TempatPengkajian : Ruang PMB Bidan A
Pengkaji : Ai Dede Susilawati

A. DATA SUBYEKTIF

IDENTITAS

Nama Klien : Ny.Tuti Nama Suami :Tn.Gugun


Umur : 18 Tahun Umur :19 Tahun
Kebangsaan :Indonesia Kebangsaan :Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SD Pendidikan :SD
Pekerjaan :Ibu rumah tangga Pekerjaan :Buruh
Alamat :Kp. Babakan Alamat :Kp Babakan

1. Alasan Kunjungansaatini
 Kunjungan Pertama
 Kunjungan Ulang
 Rutin
 Keluhan

2. Riwayat kehamilan ini :


2.1 RiwayatMenstruasi
Hari pertama haid terakhir tanggal :25 - 08– 2020 pasti/tidak,
Taksiran Persalinan :01– 6 - 2021
Lamanya :7hari
Banyaknya : 3-4 X ganti pembalut/hari.
Siklus : 28 hari, teratur/tidakteratur
Warna :Merah kecoklatan

2.2 Tanda-tanda kehamilan (trimester)


Hasil tes kehamilan (jika dilakukan)
Tanggal : 29– 10 – 2020 hasil: positif/ negatif

2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : Usia kehamilan 4 bulan


Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : Lebih dari 10kali
2.4 Keluhan yang dirasakan (ada / tidakada)
 Rasa lelah
 Mual dan muntah yang lama :
 Nyeri Perut :
 Panas, mengigil :
 Sakit kepala berat/terus menerus :
 Penglihatan kabur :
 Rasa nyeri/panas waktu BAK :
 Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya :
 Pengeluaran pravaginam : cairan, lendir, darah, keputihan :
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai :
 Oedema :
2.5 Diet/makan
Sebelum Hamiil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi :3 x/hari 3-4 x/hari
b. Jenis :Nasi,laukpauk,sayuran Nasi,laukpauk,sayuran
Minum
a. Frekuensi :6-7 gelas /hari 7-8 gelas/hari
b. Jenis :Air putih
Keluhan :Tidak nafsu makan

2.6 Pola Eliminasi


BAB :1 x sehari BAB :1 x sehari
Konsistensi :Lunak Konsistensi:Padat
Warna :Kuning Warna:Kuningkecoklatan
2.7 Aktifitassehari-hari
Pola istirahat dan tidur :Siang tidak pernah tidur siang, malam : 8jam.
Seksualitas : 1 x dalam seminggu
Pekerjaan : Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membereskan
rumah,mencuci, memasak dan lain-lain.
2.8 Riwayat Imunisasi TT
TT1 :16 – 12 - 2020
TT2 :13 – 01 - 2021
TT3 :
TT4 :
TT5 :
2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan :Belum pernah
Lamanya :-

3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Tgl/ Anak
Tempat Usia Jenis PenyakitKeh
Tahun
No Pertolon Kehamil Persalin Penolong amilan&Per B T Keada
Persali- JK
gan an an salinan B B an
nan

1 Hamil ini

4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita ( ada / tidakada )
 Jantung :
 Tekanan darah tinggi :
 Hepar :
 Diabetes melitus :
 Anemia berat :
 Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS :
 Campak :
 Malaria :
 Tuberkulosis :
 Gangguan mental :
 Operasi :
 Lain-lain :
 Prilaku kesehatan
 Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya :Tidak pernah
 Obat-obatan /jamu yang sering digunakan :Tidak pernah
 Merokok, makan sirih : Tidak pernah
 Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : 2-3 kali sehari
5. Data Psikososial
5
5.1 Status perkawinan :
Jumlah : 1kali
Lama perkawinan : 1tahun
5.2 Susunankeluarga yang tinggalserumah :
No JenisKelamin Umurtahun HubunganKeluarga Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 Laki-laki 47 Bapakmertua SD Petani

2 Perempuan 40 Ibumertua SD Ibu rumah


tangga
3 Laki-laki 23 Suami SD
Buruh
4 Perempuan 19 Istri SD
Ibu rumah
5 Laki-laki 15 Adik ipar SMP tangga

6 Perempuan 10 Adikipar SD Pelajar

Pelajar

5.3 Pengambil keputusan dalam keluarga :Bapak mertua


5.4 Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan :Ya
5.5 Jenis kelamin yang diharapkan : Apa saja
5.6 Respon Ibu terhadap kehamilan : Sangat senang
5.7 Dukungan suami dan keluarga :Keluarga sangat mendukung

5.8 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas :Tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada penyakit kronis,menular dan keturunan di keluarga

A. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : Baik kesadaran : Komposmentis
2. Keadaan emosional : Tenang
3. Tanda-tanda vital
Tekanandarah : 100/70mmHg Denyutnadi : 84 x / menit
Suhu tubuh : 36 5 ◦C Pernafasan : 20 x / menit
4. Tinggi badan : 146 cm Berat badan : 42kg
5. Kenaikan berat badan selama hamil : 8 kg
6. Pemeriksaan fisik
6.1. Muka :Tidak ada oedema,tidak ada cloasma gravidarum
kelopak mata :Tidak ada oedema
Konjungtiva :Pucat
Sklera :Tidak ikterik,tidak ada pengeluaran sekret
Mulut dan gigi :Bersih, tidak ada sariawan dan karies
6.2. Kelenjar thyroid :Tidak ada pembesaran
6.3. Kelenjar getah benning : Tidak ada pembesaran
6.4. Dada :
Jantung : Lup dup
Paru : Tidak ada wheezing
Payudara : Pembesaran : Ada
Putingsusu : Menonjol
Simetris : Ya / Tidak
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : Ada colostrum
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain :Tidak ada
6.5. Punggung dan pinggang :
Posisi tulang belakang :Lordosis
Pinggang nyeri :Ya
6.6. Ekstremitas atas dan bawah odema : Tidak ada oedema
Kekakuan sandi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada

Reflek : Patela positif


LILA : 22,5cm
Abdomen :
 Inspeksi
Bentuk : Memanjang
bekas luka operasi : Tidak ada
Stric Gravidarum :Ada
Lineanigra : Ada línea alba :Tidak ada
 Palpasi
Leopold I :Tfu 3 jaribawahPx( 27cm ),di fundusteraba bagian yang bulat,
lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II :Sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin ( ekstermitas )
sebelah kanan teraba bagian yang datar keras seperti papan ( punggung )
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat ,keras dan melenting
(kepala ),belum masuk PAP
Leopold IV :Konvergant ( 5/5 )
Auskultasi
Punctum maximum :Kwadran kanan bawah terdengar satu titik.
Denyut jantung fetus :135 x /menit teratur/tidak teratur
Taksiran berat janin :27 – 12 x 155 = 2325 gr.
6.7. Ano-ganital
6.7.1. Inspeksi
Perineum : luka parut : Tidak ada
Vulva vagina : Warna : Merah muda
Luka :Tidak ada
Fistula :Tidak ada
Varises :Tidak ada
Pengeluaran pervaginam :Tidak ada Warna :-
Konsistensi : - Jumlah :-
Kelenjar bartolini : -
Pembengkakan : -
Rasa nyeri : -
Anus : haemoroid : -

6.7.2. Periksa dalam : Tidak dilakukan


Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Dinding vagina :................................
Ukuran serviks : ................................
Posisi serviks : ................................
Konsistensi : ................................
Mobilitas : ................................
Lain-lain : ................................
6.7.3. Pelvimetri klinis : Tidak dilakukan
Promontorium : ...............................
Spinaisiadicha : ................................
Linea inominata : ...............................
Ujung sekrum/coccygis : ................................
Dindingsamping : ................................
Kesanpanggul : ................................
Arcus pubis :.................................

6.7.4. Adnexa : ……………………………………………………


Ukuran : ……………………………………………………

Bentuk : ……………………………………………………
Posisi : ……………………………………………………
Konsistensi : ……………………………………………………

Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal :26 – 4 – 2021
Darah : Hb : 11gr% Golongan darah :-
Urine Protein :Negatif Reduksi :-
Pemeriksaan penunjang lain:
Tanggal : 16 – 12 - 2020
Hbsag : Negatif H : 11,6 gr%
HIV : Non reaktif Golongan darah : A
Sifilis : Non reaktif Gds : 89

B. ANALISIS DATA :
Ny.T. Usia 18 tahun G1 P0 A0 hamil 35 mg dengan KEK janin tunggal hidup
intra uterin presentasi kepala.
C. PENATALAKSANAAN :
1. Melakukan informad consent atas pemeriksaan yang akan dilakukan, informed
consent telah di tanda tangani
2. Menjelasakan pada ibu hasil pemerikasaan bahwa secara umum keadaan,ibu dan
bayinya baik, TD : 100/70 mmhg, N : 84 X/ menit, R : 20 X/ menit, S: 36 5 0

c,Djj : 135 x/ menit usia kehamilan 35 mg, presentasi kepala, taksiran persalinan
ibu tanggal 01-06 2021,ibu mengerti
3. Menjelasakan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan lain LILA Ibu 22,5 cm,,Tfu 27
cm,adalah keadaan yang kurang normal,dimana LILA yang normal adalah ≥
23,5 cm, dan Tfu minimal 35 cm (sesuai dengan usia kehamilan) hal ini
beresiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR ),ibu
mengerti
4. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat siang minimal 1 jam dan 8 jam pada
malam hari untuk mengurangi kelelahan pada ibu, ibu mengerti
5. Memberikan konseling gizi seimbang dan cara mengolah makanan yang benar
untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan bayi dan mengingatkan ibu untuk
selalu makan sayuran dan buah–buahan selain untuk pemenuhan nutrisi,ibu
mengerti
6. Memberikan KIE tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 seperti
bengkak pada muka,kaki dan tangan,tekanan darah tinggi,perdarahan dari
jalanlahir, ibu mengerti
7. Memberikan tablet Fe 1x1untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu dan B com
1x1 untuk menambah nafsu makan ibu, ibu berjanji akan meminumnya
8. Melakukan rujukan internal kebagian pelayanan gizi untuk mendapatkan PMT,
ibu sudah mendapatkan PMT dan berjanji akan meminumnya
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 27 April 2021,ibu
berjanji akan datang
10. Melakukan pendokumentasian. Dokumentasi sudah dilakukan di register
bumil,kartu ibu dan buku KIA

Cianjur ,26 April 2021


Pengkaji

(Ai Dede Susilawati)


BAB IV
PEMBAHASAN
Pendokumentasian yang digunakan dalam penyusunan kasus ini adalah menggunakan
pendekatan manajemen Varrney dengan menggunakan metode pendokumentasian SOAP.
Pada pembahasan studi kasus ini, penyusun mencoba menyajikan pembahasan yang
membandingkan teori dengan manajemen kebidanan yang diterapkan pada pasien Ny. T, usia
18 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu dengan KEK.
IV.1. Data Subjektif
Asuhan kebidanan pada pasien Kekurangan Energi Kronik dilakukan di PMB
Bidan A pada Ny. T pada Senin, 26 April 2021. Data subjektif yang diperoleh bahwa
Ny. T berumur 18 tahun, agama islam, bangsa Indonesia, pendidikan terakhir SD,
pekerjaan sebagai IRT, dan ibu tinggal di Kp. Babakan, Ibu datang ke PMB Bidan A
untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dengan keluhan yang dirasakan yaitu
ibu merasa lelah dan tidak nafsu makan.HPHT 25-08-2020,TP 01-06-2021.
Berdasarkan data subjektif diperoleh usia ibu 18 tahun hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Renjani dan Misra ( 2017) tentang Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian KEK di Puskesmas Krueng Barona Jaya yang
menyatakan bahwa ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun berisiko memiliki peluang 13,5 kali lebih besar mengalami KEK dibandingkan
dengan Ibu yang berusia 20-35 tahun13 .Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ernawati (2018),di Puskesmas Gabus 1 Kabupaten Pati yaitu ada
hubungan antara umur dengan kejadian KEK pada ibu hamil ,hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0,03 dan nilai rasio prevalen sebesar 4,089.Artinya ibu yang usianya
terlal umuda (<20 tahun) atau terlalu tua (> 35 tahun) beresiko mengalami KEK pada
saat hamil sebesar 4,089 kali di banding ibu hamil usia 20-35 tahun15.
Dari data subjektif juga diperoleh keluhan ibu adalah rasa lelah dan tidak
nafsu makan, sedangkan berdasarkan teori gejala KEK yaitu lelah, letih, lesu, lunglai,
susah buang air besar, nafsu makan berkurang 17. Pada ibu tidak ditemukan gejala
letih,lesu,lunglai dan susah buang air besar, sehingga penatalaksanaan dilakukan
hanya berdasarkan keluhan ibu.

IV.2. Data Objektif


Data objektif diperoleh hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD 100/70 mmHg,
N: 84 x/m, R: 20x/m, T: 36 50
c. LILA 22,5 cm, Leopold I:Tfu 3 jari bawah
Px( 27cm ),di fundus teraba bagian yang bulat, lunak dan tidak melenting (bokong),
Leopold II :Sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin ( ekstermitas ) sebelah kanan
teraba bagian yang datar keras seperti papan ( punggung ), Leopold III : Bagian
terendah teraba bulat ,keras dan melenting (kepala ),belum masuk PAP, Leopold
IV:Konvergant (5/5), Auskultasi: punctum maximum: kwadran kanan bawah
terdengar satu titik, denyut jantung fetus:135x/menit teratur/tidak teratur, taksiran
berat janin sebesar 2325 gr.
Berdasarkan data objektif , LILA 22,5 cm, hal ini sesuai dengan teori tanda
KEK adalah LILA <23,5 cm (Supariasa, 2014).Selain itu dari data objektif juga
diperoleh data TFU 27 cm dan TBJ 2325 gram.sedangkan berdasarkan teori TFU pada
kehamilan diatas 20 minggu seringkali angkanya sama dengan usia kehamilan. Hal ini
menunjukan bahwa perkembangan janin tidak sesuai dengan usia kehamilan dimana
salah satu dampak dari KEK adalah beresiko untuk melahirkan bayi dengan
BBLR3.Hal ini juga sesuai dengan Hasil penelitian dari Mulyani di Puskesmas
Pantolan (2016) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kejadian BBLR dengan riwayat ibu hamil KEK (p=0.0017).
IV.3. Analisa Data
Analisa data menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
datasubjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: diagnosa/masalah, antisipasi
diagnosa / masalah potensial perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultan / kolaborasi dan atau rujukan sebagailangkah 2, 3 dan 4 Varney.Pada kasus
ini penulis dapat menegakkan diagnosa kebidanan yaitu G1P0A0 hamil 35 mg dengan
KEK janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
Dalam penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa potensial
yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi30.
IV.4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menganjurkan pada ibu untuk istirahat
siang minimal 1 jam dan 8 jam pada malam hari,,memberikan konseling gizi
seimbang ,hal ini sesuai dengan teori ahli bahwa salah satu penatalaksaana KEK
adalah menganjurkan ibu untuk istirahat siang minimal 1 jam dan 8 jam pada malam
hari20. dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman pada
gzi seimbang17.Selain itu penatalaksanaan yang dilakukan juga dengan memberikan
makanan tambahan (Depkes RI,2012),PMT yang diberikan berupa susu ibu hamil,hal
ini sesuai dengan teori bahwa makanan tambahan pada ibu hamil dapat berupa
susu21.Menganjurkan ibu untuk minum tablet fe 1 kali sehari sesuai dengan teori yaitu
Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90
harimulai minggu ke-2024.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.T, penyusun dapat
menarik kesimpulan bahwa asuhan kebidanan telah dilakukan secara menyeluruh,mulai
dari pengkajian data subjektif dan objektif,analisa data telah dilakukan berdasarkan data
subjektif dan objektif,serta telah dilakukan penatalaksaaan sesuai dengan kebutuhan
klien.

V.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti membagi saran penelitian ke dalam
empat jenis, yaitu saran untuk institusi pendidikan, lahan praktek, mahasiswa dan
klien. Pada penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat
diaplikasikan pada penelitian selanjutnya mengenai Ibu Hamil dengan KEK. Adapun
saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Saran Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan agar mahasiswa
lulusannya dapat lebih terampil dan terlatih dalam membrikan asuahan kebidanan
2. Saran Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu karena resiko yang
disebabkan oleh ibu hamil dengan KEK,dengan melaksanakan pencegahan melalui
penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan reproduksi calon pengantin,dan
melaksanakan penatalaksanaan ibu hamil dengan adekuat.
3. Saran Bagi Mahasiswa
Agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan
sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
4. Bagi Klien
Agar klien dapat melaksanakan anjuran untuk penatalaksanaan KEK,
sehingga tidak terjadi masalah atau komplikasi pada saat melahikan baik pada ibu
maupun bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. 2017. World Health statistics,Monitoring Health For The SDGs. Launches New
Report : World Health Organization, 2017.
2. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).2015.Angka Kematian
Ibu(internet).Tersediapadahttp:/www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia-2015.pdf(diakses 20 Mei 2021)
3. Waryana. 2016. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia: 2020.
5. Bappenas.2015.https://www.bappenas.go.id/index.php/downloadfile/view/7450/ 5666/
6. Depkes,RI.Profil Kesehatan Indonesia,Departemen Kesehatan RI.Jakarta:2013.
7. Syaiful, Y., Ns,S. K., Kep, M., Fatmawati, L., & ST, S. (2019). Asuhan Keperawatan
Kehamilan. Jakad Media Publishing
8. Sunarsih, V. N. (2011) Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
9. Kumalasari, I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium Dan Klinik Perawatan
Antenatal. Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir, Dan Kontrasepsi.
10. Lalage, Z. (2013). Menghadapi Kehamilan Beresiko Tinggi Ed. 4. Jakarta: EGC
11. Sipahutar, H., Aritonang, E. Y., & Siregar, M. A. (2015). Gambaran Pengetahuan Gizi
Ibu Hamil Trimester Pertama dan Pola Makan Dalam Pemenuhan Gizi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Parsoburan Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir Tahun
2013. Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, 1(1).
12. Hasanah, D. N., Febrianti., Minsarnawati. (2013). Kebiasaan Makan Menjadi Salah
Satu Penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Poli Kebinan
RSI&A Lestari Cirendeu Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 4(2), 91-
104
13. Renjani, R. S., & Misra, M. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Krueng
Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 3(2), 254-270.
14. Helena. 2013. Buku Saku Gizi Dan Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta
15. Ernawati, A. (2018). Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian,
Pengembangan dan IPTEK, 14(1), 27-37.
16. Sutriani, 2015.Pertumbuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. PT. Gramedia
Pustaka Umum : Jakarta
17. Supariasa, DKK. (2014). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
18. Depkes, R.I. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru
Lahir. http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-percepatanpenurunan-angka-
kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia/. Diakses tanggal 11 Mei 2020.
19. Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Depkes RI
20. Wiryo, H. (2012). Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui dengan
Bahan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.
21. Nurpudji. (2011). Kontroversi Seputar Gizi Buruk. Yogyakarta: Nuha Medika
22. Sandjaja, dkk. (2014). Kamus Gizi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
23. Proverawati, A dan Wati, E.K. 2011. Ilmu Gizi untuk Perawat dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Yulia Medika
24. Saifuddin, AB. 2013. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP
25. Almatsier, Sunita, dkk. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
kompas Gramedia.
26. Hidayati, F. (2011). Hubungan antara pola konsumsi, penyakit infeksi dan pantang
makanan terhadap risiko kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil di puskesmas
ciputat kota tangerang selatan tahun 2011.
27. Nugraha, R. N., Lalandos, J. L., & Nurina, R. L. (2019). HUBUNGAN JARAK
KEHAMILAN DAN JUMLAH PARITAS DENGAN KEJADIAN KURANG
ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI KOTA KUPANG. Cendana
Medical Journal (CMJ), 7(2), 273-280.
28. Asrinah, P. S., Sulistyorini, D., Muflihah, I., & Sari, N. D. (2017). Asuhan Kebidanan
Masa Persalinan. Yogyakarta, Graha Ilmu.
29. Waryana. 2016. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
30. Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai