STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”H” PASCA BERSALIN
DENGAN PEB, MAKROSOMIA DAN ANEMIA SEDANG
DIRUANG NIFAS RSUD GERUNG
Disusun Oleh:
Erni Yanti
NIM. P07124019065
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
1
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Kebidanan
Syajaratuddur Faiqah,S.SiT.,M.Kes
NIP.197608032003122002
Tim Penguji,
1. Ketua Penguji
Baiq Iin Rumintang, SST., M.Keb
Nip. 198001312002122003
( )
2. Penguji I
Ati Sulianty, S.SiT., M.Kes ( )
NIP. 197904042005012003
3. Penguji II
Yunita Marlina, S.SiT.,M.Keb ( )
NIP.197906062006042004
Tanggal Lulus:
HALAMAN PERSETUJUAN
2
Disusun Oleh:
Erni Yanti
NIM. P07124019065
Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR
pasca bersalin dengan PEB, Makrosomia dan Anemia Sedang diruang nifas
3
RSUD gerung.
dan arahan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
Kemenkes Mataram.
4. Ati Sulianty, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Politeknik
banyak bimbingan.
kepada penulis
ini.
4
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR SINGKATAN
5
DJJ Denyut jantung janin
HCL Hidrogen klorida
HELLP Hemolisis Elevated Liverenzymes low plateled
IM Intra mascular
IV Intravena
KB Keluarga Berancana
KIA Kesehatan ibu dan anak
KIE Komunikasi Informasi Edukasi
KJDR Kematian janin dalam Rahim
LILA Lingkar lengan
MAP Mean Arterial Pressure
Mgso Magnesium Sulfat
NST Non StresS Test
PEB Pre Eklampsia Berat
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
RL Ringer Lactat
SAP Satuan acara penyuluhan
SC Sectio Caesarea
SDKI Survi Demograpi Kesehatan Indonesia
SGOT/SGPT Serum glutamic transaminase/Serum glutamic pyruvic
transaminase
SOAP Subjek ,Objektif,Assesment,Planning
TTV Tanda tanda vital
USG Ultra Sono Grafift
WHO World Healt Organization
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
Angka Kematian Ibu (AKI) masih sangat tinggi, yaitu 343/100.000
sebagian besar persalinan di NTB ditolong oleh dukun (46,1 %), Bidan
(36,5 %), dokter (4,1 %). Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat
2005).
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, bahkan Angka Kematian Ibu
7
SDGS yaitu menurunkan AKI menjadi kurang dari 70/100000 KH pada
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
perhatian pemerintah saat ini, dimana AKI dan AKB di daerah ini masih
Kesehatan.
Dinkes Prov. Nusa Tenggara Barat, tahun 2020 jumlah kematian ibu
sebanyak 112 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri dari kematian ibu
Gerung Kabupaten Lombok Barat jumlah kasus PEB pada tahun 2020
8
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan
Prawirohardjo, 2014).
penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil, kehamilan
dan pada multipara juga cukup tinggi sebanyak 46 orang (35,9%) untuk
9
Salah satu bentuk komplikasi nifas adalah Preekalmpsia Berat
pasti, bukan hanya satu faktor melainkan beberapa faktor dan besarnya
140/90 mmhg tidak disertai dengan protein uria atau oedema pada umur
kehamilan sebelum 20 minggu atau lebih dan atau pada masa nifas.
10
menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Menurut Kowalak (2011) pada
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu tahun 2019 di dunia yaitu 312.000
Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4.000 gram dan jarang
melebihi 5.000 gram. Dinamakan bayi besar adalah bila berat badannya
lebih dari 4.000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4.000 gram
adalah 5,3% dan yang lebih dari 4.500 gram adalah 0,4%. Janin besar
11
serta peningkatan risiko kelebihan berat badan pada masa selanjutnya
(Sinclair, 2009)
tinggal ibu (desa/ kota) (p= 0,02), jenis kelamin bayi (p=0,011), kadar
ada sebelumnya (p= 0,019), pemeriksaan ANC (p= 0,016) dan episode
diare selama kehamilan (p= 0,034) signifikan berkaitan dengan berat lahir
bayi (Abubakari dkk, 2015). Sebagian besar bayi lahir gemuk atau
pendidikan yang tergolong rendah (p= 0,000; RP= 0,608; 95%CI= 0,273
laki, usia ibu yang tua, kenaikan berat badan yang tinggi selama
kehamilan, dan etnis (Sinclair, 2009). Sedangkan faktor lain yang dapat
mempengaruhi berat bayi lahir besar yaitu meliputi tingkat sosial ekonomi
2015).
12
kematian bayi makrosomia. Prediktor utama makrosomia berdasarkan
WHO secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia
darah yang dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
jarak yang berdekatan, ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial
13
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri
RSUD Gerung”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
14
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
15
berat, makrosomia dan anemia sedang di ruang Nifas RSUD
Gerung.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
16
meningkatkan pelayanan kebidanan pada ibu bersalin, terutama
E. Keorisinalitas Penelitian
17
Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini dapat dilihat
Data
BAB II
18
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pre-Eklampsia Berat
a. Pengertian
karena epilepsi.
(Kosasih,2015).
19
Menurut (Prawiroharjo, 2008) terdapat edema paru dan
jam.
atas
2 mg/dl.
8) Sindrom HELLP
20
1. Solusio plasenta Biasanya terjadi pada ibu yang
penentuan enzim-enzimnya.
21
timbulnya hemolisis, peningkatan enzym hepar, disfungsi
b) Pembesaran jantung
b. Patofisiologi PEB
22
berat badan dan oedema disebabkan penimbunan cairan yang
normal.
darah tinggi
sebelumnya
4) Obesitas
kehamilan sebelumnya
pembuluh darah.
23
lebih dan atau pada masa nifas. Hipertensi yang terjadi pada masa
minggu dan hipertansi yang terjadi secara akut pada waktu nifas
(Saepuddin, 2010).
(2011) pada hipertesi nifas terjadi penurunan aliran darah dan prufusi
uterus.
24
7) Keseimbangan cairan dan pengganti elektrolit untuk memperbaiki
serum harian.
1. Kejang
2. edema paru
3. gagal ginjal
4. stroke
e. Penatalasanaan
Asam mefenamat 500 mg, dopamet 250 mg, pemantau TTV, tinggi
terhadap penyulit organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk
persalinan.
25
Monitoring selama di rumah sakit pemeriksaan sangat teliti
1. Kehamilan
2. Persalinan
26
eklamsia timbul
( 1gr/jam)
27
b) Diberika hingga 24 jam setelah persalinan atau
a) Kesadaran
setiap 2 jam
labetolol 20 mg IV.
28
f. Standar Oprasional Prosedur PEB
RSUD
PATUT PATUH PATJU No. Dokumen No. Revisi Halaman
LOMBOK BARAT 077/BYN/IV 01 ¼
RSUD/2018
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Direktur
OPERASIONAL Ditetapkan
26/04/2018
ARBAIN ISHAK
Timbulnya hipertensi lebih ≥160/110 mmHg disertai protein nuria ˃5
Pengertian Gram/24 Jam atau kualitatif dana atau edema pada ibu nifas pasca
bersalin.
Tujuan Mencegah terjadinya hipertensi (pada ibu dan anak) dan kejang.
Peraturan direktur rumah sakit daerah patut patuh patju, Gerung
Kebijakan Kabupaten Lombok Barat Nomor : 19/PER/BYN/RSUD/IX 2017 tentang
revisi kebijakan pelayanan obstetric neonatal emergency komphrehensif
29
3. Syarat – syarat pemberian Mgso4
a) Harus tersedia antidotum Mgso4 yaitu calcium
glukonas 10% ( 1gr dalam 10 cc) diberikan
secara IV pelan (3 menit).
b) Reflkes patela (+)
c) Frekuensi pernafasan >16x/menit
d) Produksi urin lebih >100 cc dalam 4 jam
sebelumnya.
d) Pemberia anti hipertensi (bila tekanan darah diastolic ≥110
Mmhg)
e) Pemeriksaan laboraturium
1. Hb, trombosit, hemtocrit, asam urat
2. Urine lengkap dan produki urine 24 jam
3. Pungsi hati
4. Pungsi ginjal
f) Konsultasi SMF penyakit dalam, SMF mata, SMF jantung,
DLL.
3. Pengobatan dan evaluasi selama rawat inap diruang nifas
a. Tirah baring
b. Medikamentosa nifedipine 3x10 mg (po)
c. Pemeriksaan laboraturium
1. Hb, trobosit, hematocrit, asam urat
2. Urine lengkap dan produksi urine 24 jam
3. Pungsi hati
4. Pungsi ginjal
d. Diet biasa
e. Dilakukan penilaian kesehjatraan ibu
4. Prawatan konservatif dianggap gagal bila :
a. Adanya tanda-tanda “impending eklamsia” (keluhan
subyektif)
b. Penilaian kesehjatraan ibu
c. Kenaikan tekanan darah progresif
d. Adanya kelainan pungsi ginjal
5. Prawatan konservatif diaanggap berhasil bila penederita sudah
mencapai perbaikan dengan tanda-tanda prieklamisia ringan
dan dilanjutkan sekurang-kurangnya selam 3 hari kemudian
penderita boleh pulang.
6. Bila perwatan konservatif gagal dilakukan terminasi.
B. Prawatan aktif
1. Indikasi
a. Penilaian kesejahtaan ibu
b. Adanya keluhan subyekif
c. Prawatan konservatif gagal
d. Prawataan selam 24 jam, tekanan darah tetap ≥160/110
mmHg
2. Pengobatan medikamentosa
a. Tirah baring miring ke 1 sisi (kiri)
b. Pemberian obat anti kejang ”magnesium sulfat (Mgso4)
1. Dosis awal
Mgso4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dilanjutkan dengan 15 ml Mgso4 (40%) 6 g
dalam larutan ringer laktat/ringer asetat yang
diberikan sampai 24 jam pospartum.
Syarat-syarat pemberian mgso4 :
1. Harus tersedia antidotum Mgso4 yaitu
calcium glukonas 10% (1 gr dalam 10 cc)
diberikan IV pelan (3 menit)
2. Reflex patella (+)
3. Frekuensi pernafasan >16x/menit produksi
30
urine >100 cc dalam 4 jam sebelumnya.
c. Pemberin anti hipertnesi (bila tekanan diatolic ≥110 mmHg.
C. Teori menejemen asuhan kebidanan
1. Standar asuhan kebidanan
Menejemen aasuahan kebidanan mengacu pada
KEPEMENKES NO. 938/MENKES SK VIII 2007 tentang
standar asuhan kebidan yang melingukupi :
a. STANDAR I : pengkjian (rumusan format pengkajian)
b. STANDAR II : perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan
c. STANDAR III : perencanaan
d. STANDAR IV : implementasi
e. STANDAR V : evaluasi
f. STANDAR VI : pencatatan asuhan kebidanan
2. Menejemen asuhan kebidanan
Menejemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin langsung
dibuat berdasarkan tinjaun teori tentang asuhan pada ibu nifas
dengan prieklamsia berat.
Helen parne mengungkapkan alur berfikir bidan pada saat
menghadpi klien meliputi 7 langkah.
2. Makrosomia
a. Definisi Makrosomia
berat badannya lebih dari 4.000 gram. Frekuensi berat badan lahir
lebih dari 4.000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4.500 gram
(Prawirohardjo, 2006).
31
b. Diagnosis Makrosomia
kepala dan tubuh janin dapat diukur pula secara teliti dengan
c. Patofisiologi Makrosomia
32
janin,sehingga menyebabkan terjadinya makrosomia
(Prawirohardjo, 2012)
e. Penatalaksanaan
gram pada Ibu tanpa diabetes dan >4500 gram pada Ibu
dengan diabetes.
33
4. Cesarean menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500
f. Sop Makrosomia
MAKROSOMIA
SOP
No. Dokumentasi
Nomor Revisi :
Tangal Terbit
Halaman : ½
Kepala RSUD Gerung
RSUD PATUT
PATUH PATJU
LOMBOK
BARAT Arbain Ishak
Pengertian Makrosomia atau bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari
400gr. Menurut kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan
distosia kalau beratnya melebihi 4.500 grm. Kesukaran yang
ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau
bahu. Karena regangan dinding Rahim oleh anak yang sangat besar
dapat menimbulkan inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum
lebih besar.
Tujuan Untuk mendeteksi secara dini adanya penyulit pada persalinan
sehingga dapat melakukan asuhan Kebidanan yang tepat dan dapat
menekan angka mordibitas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
Kebijakan -
Referensi -
34
Unit Terkait 1.loket
2.Puskesmas
3.KIA
1. Cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang
4. Badan lemas .
berikut :
35
darah merah
antara lain :
36
Paktor utama penyebab anemia anemia ini adalah, faktor
anemia sedang.
a. Peroral
b. Parental
c. Transpusi darah
37
f. SOP Anemia Sedang
ANEMIA SEDANG
SOP
No. Dokumentasi
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
RSUD PATUT PATUH Kepala Ruangan Nifas
PATJU LPMBOK
BARAT Masayu Diah K,SST,M.
Tr. Keb
1. Pengertian Anemia sedang adalah di mana kadar hemoglobin dalam tubuh antara 7-9gr%
anemia sedang dalam nifas adalah dimana ibu nifas dengan keadaan kadar
hemoglobin antara 7-9gr%
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pnanganan ibu dengan anemia sedang
3. Kebijakan Surat keputusan kepala ruangan tahun 2018
Tentang standar pelayanan klinis Kebidanan
4. Refrensi Buku pelayana Kebidanan
5. Prosedur 1. Melakukan anamnesa kepada pasien
a. Petugas memberikan salam pada pasien
b. Menanyakan keluhan yang dialami ibu nifas sekarang ini,
apakah cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
malaise, nafsu makan turun (anoreksia), nafas pendek, dll.
2. Melakukan pemeriksaan fisik: lakukan pemeriksaan keadaan umum ibu
(tensi, nadi, tespiratori, dan suhu). Lakukan insfeksi, warna konjung tipa
dan bibir pasien.
3. Pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui kadar hemoglobin pada ibu nifas. Jika hasil hemoglobin
menunjukkan 7-9gr% maka ibu mengalami anemia sedang.
4. Penatalaksanaan:
1) .memberitahukan penjelasan kepada ibu tentang hasil
pemriksaan bahwa ibu memgalami anemia sedang.
2) Petugas memberikan konsling tentang bahaya anemia sedang
pada ibu hamil, persalinan dan nifas seperti abortus, premature,
perdarahan posprtum yang mengakibatkan kematian.
3) Petugas memberikan obat-obatan:
Infus RL
Tablet tambah darah
Amoxcillin
Pracetamol
Transpusidarah
4) Petugas memberikan penkes tentang banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi:
Lauk seperti daging, hati, kuning telur
Sayur berwarna hijau seperti bayam, kangkung dll
Buah seperti, kurma, salak, jambu merah
Minum seperti susu ibu hamil.
5) Petugas melakukan pencatatan
6. Unit terkait UGD
R.rawat inap
Laboratorium
7. Dokumen terkait Informant consent
Register
Rekam medis
38
4. Tinjauan Tentang Nifas
a. Pengertian Nifas
2013).
39
7. Tekanan darah tinggi atau (preeklamsia)
(Anggraeni, 2010) :
a) Uterus
b) Lokhea
40
proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis
1) Lokhea rubra
2) Lokhea sanguinolenta
3) Lokhea serosa
ke- 14.
4) Lokhea alba
41
Lokhea yang menetap pada awal periode post
statis”.
c) Perubahan Vagina
d) Perubahan Perineum
42
sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya,
hamil.
tubuh.
43
ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara
lain :
a) Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik
44
b) Nadi
post partum.
c) Tekanan darah
partum.
d) Pernafasan
45
jalan. Masa ini sering terdapat banyak masalah misalnya
bayinya sehari-hari.
Pada masa ini sering terdapat masalah, oleh karena itu, bidan
46
Puerpurium intermedia adalah kepulihan menyeluruh alat-alat
baru lahir.
hipotermia.
47
keadaan stabil.
istirahat.
tanda-tanda penyulit.
istirahat.
48
tanda-tanda penyulit.
di alaminya.
49
1. Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam
(Prawiroharjo, 2008).
50
terpenting adalah pembatasan pemakaian garam dan
perbaikan)
tandatanda IUGR.
51
peningkatan fungsi hepar, trombositopenia).
persalinan berikutnya.
melahirkan bayi pada saat optimal, yaitu sebelum janin mati dalam
52
lemak dan garam.
selama 7 hari.
4) Roborantia
persalinan”.
53
3) Infuse dextrose 5% dimana setiap satu liter diselingi dengan
4) Antasida
pada umumnya.
54
diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama
cedilannid D.
10)Lain-lain
Pemberian MgSo4:
1.Langkah pertama
55
mengeluh merasakan puising,nyeri uluh hati dan kaki bengkak
pada ibu, dan ibu mengatakan sudah merasa kencang tapi
belum sering dan ibu adalah pasien dari voli, kesehatan, ibu
awalnya hanya periksa dan hasil USG air ketuban ibu
sedikit.merasa cepat lelah, aagak pucat, pusing setelah
bangun tidur atau duduk. Data obyektif yaitu merupakan data
dari hasil pemeriksaan yang di lakukan
Tanda-Tanda vital meliputi:
ketuban juga sedikit dan pada palpasi tinggi fundus uteri ibu 41
56
h. Dan dari hasil pemeriksaan penunjang lain yaitu Hb 8,10 gr/ dl
2.Langkah ke Dua
57
dapat terjadi kematian ibu, kelahiran premature, dan resiko
terjadi kematian janin dalam Rahim (KJDR). Pada langkah
ketiga ini bidan menuntut mampu mengantisifasi masalah
potensial, tidak hanya merumusakan masalah potensial yang
terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisifasi agar
masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi. langkah ini
bersifat antisifasi yang rasional atau logis. diagnosa potensial
yang mungkin terjadi pada preeklamsia berat adalah eklamsia.
Antisifasi terjadi eklamsia dilihat dari beberapa paktor yang
meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia dan eklamsia
diantaranya adalah sebagai berikut: resiko yang berhubungan
dengan partner laki laki berupa primigravida (resiko
primigravida 2 kali lebih besar dari pada multigravida),umur
yang terlalu ekstrim terlalu muda atau terlalu tua untuk
kehamilan, partner laki laki yang pernah menikahi wanita
kemudian hamil dan mengalami preeklamsia, inseminasi donor
oocyte, resiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit keluarga berupa riwayat penyakit
preeklamsia, hipertensi kronis, penyakit ginjal, obesitas,
diabetes gestasional, dan resiko yang berhubungan dengan
kehamilan berupa mola hidatodosa kehamilan multiple, dan
hydropsfetals (Yulia Fuziah,2012)
4. Langkah ke Empat
58
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
pemeriksaan proteinuria.
seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis
maka dilakukannya rujukan agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan
sehat.
5.Langkah ke Lima
59
dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus disetujui oleh
pasien.
terapi obat
60
h. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk
kesembuhan ibu
6.Langkah ke Enam
Implementasi/ pelaksanaanasuhan
7. Langkah ke Tujuh
Evaluasi
61
Rencana tersebut dapat di anggap efektif juga memang benar
S (Subjektif )
O (Objektif)
b. Kesadaran :Somnolen
62
c. TTV : TD : 160/100 mmHg R : 24 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,4 c
d. TB : 156 cm
e. BB sebelum hamil : 50 kg
f. BB sekarang : 68 kg g.
g. LILA : 26 cm
A (Assesment)
a. Diagnosis/ masalah
varney).
P (Planning)
SOAP ini di lakukan pada asuhan tahap berikutnya, dan atau pada
63
perkembangan klien.Kunjungan rumah dilakukan untuk asuhan
C. Kerangka Berpikir
1. Hipereffleksia
Penatalaksanaan 2. Sakit kepala
3. Gangguan fisual-
1. Banyak istirahat pandangan kabur,
2. Diet
skotomata
3. Sedativa ringan Penatalaksanaan
4. Nyeri epigastrik
4. Roborantia PEB
5. Oliguria-kurang dari
5. Kunjungan ulang 500cc/24 jam
setiap 1 minggu 1. Memberikan infus RL
6. Tekanan darah
6. Pemeriksaan 2. Pemberian obat
meningkat nifedipine
laboratorium
7. Proteinuria meningkat 3. Asam mefenamat
tajam 4. Pemantau TTV
5. tinggi fundus
uterus
Tindakan SC
6. kontraksi
Faktor Lain 1. Insisi inisial
PEB dengan pisau
1. frekuensi pada bedah dengan
primigraviditas vertical
2. Pisahkan Penatalaksanaan
2. Kehamilan ganda pesika urinaria Makrosomia
3. Hidromnion dan
4. Molahidatidosa myometrium 1.Antepartum
5. Tuanya kehamilan dengan diseksi
2.Induksi persalinan
6. janin dalam uterus tumpul pada
ruang antara 3.Cesarean section
7. timbulnya pesikouterina 4.Persalinan Normal
hipertensi 3. Lakukan insisi berat janin 500
8. oedema meometrium gram
dengan hati-
hati
Faktor Lain 4. Insisi uterus
MAKROSO dibuat 1-2 cm
1. Obesitas Penatalaksanaan
MIA pada bagian
2. Diabetes midline secra
Anemia
Gestasional & tipe 2 tranpersal
3. Kehamilan lebih 64 pada bagian 1. Meningkatkan
bulan bawah uterus gizi penderita
5. Setelah akses 2. Memberi
4. Multiparitas
kedalam
5. Usia Maternal lanjut rongga uterus
suplemen zat
Tanda & Gejala
A. Rancangan
kasus (case study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan yang
1. Lokasi
Gerung
65
2021.
C. Subjek Penelitian
- Kriteria Subjek
- Persalinan normal
- Tanpa komplikasi.
D. JenisData
1) DataPrimer
2) DataSekunder
66
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data
Hadscon.
1. Wawancara
67
riwayat haid, riwayat kesehatan, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
labiratorium terakhir.
2. Observasi
persalinan.
F. Analisa Data
1. Pengolahan Data
kebidanan.
2. Analisa Data
68
khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.
G. Masalah Etika
haktersebut.
kebidanannifas.
69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
antarannya IGD 24 jam yang terdiri IGD PONEK dan IGD, yang
terdiri atas kamar periksa atau kamar tindakan, kamar rawat inap
terdiri atas ruangan klinik anak, klinik bedah mulut, klinik bedah
jiwa, klinik kulit dan kelamin, klinik mata, klinik orthopedi, klinik paru,
klinik penyakit dalam 1 dan 2, klinik syaraf 1 dan 2, klinik THT, dan
atas ruang isolasi, kelas I, kelas II, kelas III, dan ruangan khusus,
jumlah tempat tidur sebanyak 300 unit. Untuk pelayanan rawat jalan,
70
dibuka dari jam 08.00 WITA sampai 13.00 Wita, sedangkan untuk
Ruang Nifas.
2. Gambaran Subjek
rujukan dari puskesmas Kediri ibu hamil 9 bulan mengeluh sakit pinggang
pasien di kaji tanggal 23-10 22, dan di ruang IGD pengeluaran air ketuban (-)
dan gerakan janin masih di rasakan aktif K/U ibu baik kesadaran,
His: 2x/10 menit, DJJ: 130x/m, VT,1 cm eff, 25% ket (+), teraba kepala
denominator belum jelas penurunan kepala di H1, tidak teraba bagian kecil
persentasi kepala K/U ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase laten
71
lpm dan dilakukan pre op dan melakukan skin tes cefrokone dan hasil (-)
thtp, injeksi Tofedek 2X1 ampul (1hari) drip oksitosin 1 ampul/500 ml di ifus
RL sampai 12 jam post op, dan diberikan drip Mgso4 1 gr /jam sampai 24 jam
22 pukul:16:00 hasil yang diperoleh bahwa keadaan umum ibu tampak lemah
dan tekanan darah 150/100 mmhg nadi 80x/m suhu 36 respirasi 20x/m TFU
kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien.dan kondisi klien saat dikaji
lepas pukul 23:25 wita sudah dilepas dan di berikan terapi obat
72
3. Tinjauan Kasus
Pengkajian
Identitas pasien
Pendidikan : s1 : s1
2)Anamnesa
Ibu hamil 9 bulan rujukan dari puskesmas kediri pada tanggal 23-10-21 Ibu
wita,ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi dengan rasa sakitnya sehingga di
dengsan hasil TD: 160/ 110 mmHg, N: 85x/M ,S: 36,5 ° C, respirasi 20x/m,
73
PU:+++, dan VT : 1 cm, eff, 25 %, ketuban utuh, denominator belum
jelas,penurunan kepala di HI, His 2x 10 menit lama 20 detik ,DJJ 136x/ menit
pukul, 03.25 wita diberikan obat anti kejang Mgso4 diinjeksikan 4gr IV (2x
di lakukan observasi lebih lanjut, dan dari hasil observasi dan pemeriksaan
pukul 07.25 wita pembukaan tidak maju maju, dan hasil pemeriksaan di
dapatkan TFU 41cm dan di curigai bayi besar atau makrosimia sehingga di
2021, dan ibu melahirkan pukul 12:30 wita secara SC. berat badan
PU+++.dan ibu lasungung di pindahkan dari ruang oprasi keruang nifas untuk
74
6. Payudara merah panas :tidak ada
: tidak ada
4) Jenis persalinan : SC
Perempuan
75
f) Riwayat Psikososial
3) Kebutuhan nutrisi
4) Pemberian ASI
b) Lamanya : 1 jam
76
BAK Hamil Selama nifas
a) Lokasi : Abdomen
8) Mobilisasi
9) Personal hygiene
a) Kenyamanan fisik
77
Ibu merasa belum nyaman untuk berhubungan dalam waktu
dekat
b) Kenyamanan emosi
dekat
11) Psikologi
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : Stabil
2. Tanda vital
78
a. Nadi : 82xm
b. Suhu : 36, ° C
d. Respirasi : 22x/m
3. Pemeriksaan fisik
b. Wajah
Sklera : Putih
Bibir : Lembab
d. Leher
79
e. Payudara
Simetris : Simetris
Areola : hiperpegmentasi
f. Abdomen
Kontraksi : baik
g. Genetalia
Inspeksi : Terpasang DC
cc
Ekstremitas :
4. Pemeriksaan penunjang
80
Tanggal 23-10-2021
a) Darah
HB : 12,8 gr/%
Golongan Darah :B
b) Urine 24-10-2021
Tanggal 28-10-2021
c) Darah
HB : 12,8 gr%
Sedang
81
6. Penatalaksanaan
kepada ibu
4. Memberi KIE pada ibu tentang gizi ibu nifas dengan anemia,
Lu 1kali.
82
7. Ibu mengerti tentng gizi yang dibutuhkan ibu nifas dengan
anemia
CATATAN PERKEMBANGAN I
Kunjungan I
Pukul : 09:00
83
h. Perasaan sedih atau tidak mampu
3. Riwayat Psikososial
Tablet fe
Pemberian bidan
sayur
3) Porsi :1 piring
d. Pemberian ASI
2) Konsistensi :-
3) Warna :-
84
4) Kesulitan :-
BAK
2) Konsistensi : Cair
f. Istirahat
1) Lama : 2 jam
1) Lokasi : Perut
2) Itensitas : Sedang
h. Mobilisai
i. personal hygine
1) Mandi : 2 x sehari
85
B. DATA OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : stabil
2. Tanda vital
a) Nadi : 80x/menit
b) Suhu : 36,5 ° C
d) Respirasi : 20x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Payudara
Simetris : Simetris
Areola : hyperpegmentasi
Pengeluaran : (+)/(+)
b. Abdomen
Lochea Rubra
kontraksi : Baik
86
TFU : pertengahan pusat dan
simfisis
c. Genetalia
Perdarahan : 10cc
d. Ekstrimitas
telapak kaki)
C.ANALISA
Pusing,pegal –pegal.
Anemia sedang
87
D.PENATALAKSANAAN
buah-buahan dll.
10. Mengajurkan ibu untuk menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau
88
11. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya masa nifas. Adapun
tanda tanda bahaya atau penyakit pada ibu nifas yang harus
diberikan bidan.
13. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan 2 hari lagi tanggal 26-10-
22.
CATATATAN PERKEMBANGAN II
Kunjungan II
Pukul : 09:00
A.DATA SUBYEKTIF
89
a. Demam disertai lochea berbau busuk : tidak ada
3. Riwayat psikososial
c. Kebutuhan Nutrisi/diet
3) Porsi : 1 piring
d. Pemberian ASI
90
BAB
2) .Konsistensi : lunak
BAK
f. istirahat
g. Mobilisasi
h. Personal Hygiene
91
i. Hubungan seksual : Belum Dilakukan
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : stabil
2.Tanda vital
a. Nadi : 80x/menit
b. Suhu : 36,5 ° C
d. Respirasi : 20x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Abdomen
kontraksi : Baik
b. Genetalia
c. Ekstrimitas
92
C.ANALISA
makanan yang bergizi seperti sayur, telur, ikan, daging, tempe, buah-
buahan dll.
tanda tanda bahaya atau penyakit pada ibu nifas yang harus
panas dan nyeri. Ibu mengerti teteng penjelasan yang diberikan bidan.
93
6. .Memeberitahu ibu untuk tetap mengosumsi obat yang diberikan
8. Bayi sudah di rawat gabung dan memberikan KIE terhadap ibu tentang
asi eklusif
Kunjungan III
Pukul : 10:45
94
a. Demam disertai lochea berbau busuk : tidak ada
3 Riwayat Psikososial
d. Pemberian ASI
95
3). Kesulitan : tidak ada
2).Konsistensi : lunak
3).Warna : kekuningan
BAK
2).Konsistensi : Cair
b. Istirahat
1. Pemeriksaan umum
96
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : stabil
2.Tanda vital
a. Nadi : 80x/menit
b. Suhu : 36,5 ° C
d. Respirasi : 20x/menit
3.Pemeriksaan fisik
a.Abdome
kontraksi : Baik
b.Genetalia
c. Ekstrimitas
C.ANALISA
97
D. PENATALAKSANAAN tanggal: 28-10-22 pukul:10:5-0 wita
2. Memerikan penyuluhan tentang diet bagi ibu nifas dengan riwat PEB
atau setiap bayi mengiginkan ibu bersedia sdan bayi menyui bayinya
7. Meberikan KIE pada ibu tentang gizi pada ibu nifas dengan anemia
98
9. Memberitahu ibu untuk dilakukan kunjungan ulang di rumah ibu ,ibu
CATATAN PERKEMBANGAN IV
KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan IV
Pukul : 10:45
99
o. Kehilangan nafsu makan : tidak ada
4 Riwayat Psikososial
d. Pemberian ASI
2).Konsistensi : lunak
3).Warna : kekuningan
100
4) .Kesulitan : tidak ada
BAK
2).Konsistensi : Cair
d. Istirahat
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : stabil
2.Tanda vital
a. Nadi : 80x/menit
b. Suhu : 36,5 ° C
101
c. Tekanan darah : 110/80 mmHg
d. Respirasi : 20x/menit
3.Pemeriksaan fisik
a.Abdomen
kontraksi : Baik
b.Genetalia
c. Ekstrimitas
C.ANALISA
2. Memerikan penyuluhan tentang diet bagi ibu nifas dengan riwat PEB
102
3. Memberikan terapi obat Asam mefenamat 1x500 mg, Amoksilin 1x500
atau setiap bayi mengiginkan ibu bersedia sdan bayi menyui bayinya
7. Meberikan KIE pada ibu tentang gizi pada ibu nifas dengan anemia
E.PEMBAHASAN
asuhan kebidanan yang telah diberikan selama 4 hari. Adapun hasil setiap
103
Tabel. Keluhan pasien
yang hasilnya positif protein urine. Dan dari hasil pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan darah bahwa ibu mengalami anemia dengan Hb, 8,7
gr/dl ,Menurut penelitian reinita dkk tahun 2018 mengatakan bahwa pre
104
Melihat kondisi responden maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan antara praktik atau keluhan pasien dengan teori yang
sudah ada.
seperti perdarahan otak dan eklamtsia serta memberikan efek tokolitik pada
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yang sudah ada.
105
Tabel . intervennsi
I 24-10-2021 Melakukan protaf PEB: Memberikan ibu obat anti kejang Mgs04 6 gr Bolus
post partum pada larutan WIDA RD 500 ml. serta pemberian nifedipin untuk
hari-1 mempertahankan tekanan darah ibu agar tidak naik, serta memeberikan
dukungan dan kenyamanan untuk ibu , melakukan observasi 2 jam PP tiap
10 menit sekali .memberikan obat- obatan post partum ,nifedifin, 3x10 mg,
asmet 3x1, amox 3x1,sf 2x1.
II 26-10-2021 Evaluasi keadaan umum ibu, anjurkan ibu untuk mengosumsi obat yang
3 hari post telah diberikan oleh bidan, dan tetap mengosumsi makannan yang begzi
partum seperti nasi, telur, lauk pauk,buah ,ikan ayam ,sayur, dan memberikan KIE
tentang tanda bahaya masa nifas.
III 28-10-2021 Evaluasi keadaan umum ibu, anjurkan ibu untuk mongosumsi obat yang
5 hari post telah di berikan dan tetap mengigatkan ibu untuk tetap memakan makanan
partum yang bergizi ,dan memberikan KIE tentang cara mengurangi odema pada
ibu.
IV 30-10-2021 Evaluasi keadaan umum ibu ,pantau ibu untuk mengosumsi pengobatan
7hari post yang telah diberikan, KIE ibu tentang diet bagi ibu post partum dengan PEB
partum dan anemia sedang dengan tetap mengigatkan dan memberikan KIE
tentang btetap nmengosumsi makanan y\ang begizi agar kondisi ibu
kembali stabil, dan memberikan konseling untuk dating ke puskesmas
terdekat jika mengalami tanda bahaya atau memiliki keluhan.
1. Segera masuk RS
106
4. Diet tinggi kalori , tinggi protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam
F.KETERBATASAN
Dalam studi kasus ini tidak ada keterbatasan selama proses pemberian
asuhan pada ibu nifas dengan preeklamsia berat ,anemia sedang dan
makrosomia
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
evaluasi tentang KIE menjaga pola makan ibu maka peneliti dapat menarik
darah ibu naik menjadi 160/110 mmHg serta terdapat odema pada
kaki ibu setelah dilakukan pemeriksaan lab hasil protein urine (+++).
hasil data obyektif lain bahwa hasil USG air ketuban sedikit, usia
ibu di lakukan amniotomi dan hasil cairan ketuban juga sedikit dan
pada palpasi tinggi fundus uteri ibu 41 cm dan tafsiran berat janin
Hb 7,8 gr/dl
108
2. Interpensi data dasar dari hasil pengkajian data peneliti menegakan
dan makrosomia.
bayi.
B. Saran
1. Bagi responden
2. Bagi peneliti
109
karena PEB dan anemia dengan memberikan asuhan kebidanan pada
110
111