Anda di halaman 1dari 57

SKRIPSI

EFEKTIFITAS TERAPI JUS BAYAM-TOMAT TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DI PUSTU MINGKIK TAHUN 2024

SILPIANI

30422222

STIKES ABDURAHMAN PALEMBANG PROGRAM


STUDI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIFITAS TERAPI JUS BAYAM-TOMAT TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DI PUSTU MINGKIK

Disusun oleh :

SILPIANI
30422222

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDURAHMAN PALEMBANG

telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan diperkenankan untuk diujikan

Palembang,

Pembimbing I Pembimbing II

Rinda Lamdayani, S.ST.,M.Bmd Ns. Mifta Afriani, S.Kep. M.Kes


NIDN. 0203109001 NIDN.02223048803

ii
HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIFITAS TERAPI JUS BAYAM-TOMAT TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DI PUSTU MINGKIK

Disusun oleh:

SILPIANI
30422222

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Abdurahman Palembang
Program studi S1 Kebidanan, pada :

Hari : Tanggal :

Tim Penguji :

Penguji I
Rinda Lamdayani S.ST., M.Bmd (. )
NIDN. 0203109001

Penguji II
Ns. Mifta Afriani, S.Kep. M.Kes (. )
NIDN. 02223048803

Penguji III
Sagita Darma Sari, S.ST.,M.Kes (. )
NIDN. 0211129001

Mengetahui
Ketua Prodi S1 Kebidanan

Popy Apriyanti, S.ST., M.Keb

iii
NIDN. 0216049003

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Efektifitas Terapi Jus Bayam-
Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Pustu
Mingkik ”. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat mendapatkan Gelar Sarjana
Kebidanan. Dalam Skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan, namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka Skripsi ini dapat diselesaikan. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Hj. Rosidah A. Rahman, selaku Ketua Yayasan Abdurahman Palembang.


2. H. Su’aidy A. Rahman, S.Sos., SE., MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdurahman Palembang
3. Popy Apriyanti, S.ST.,M.Keb selaku Kaprodi S1 Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Abdurahman Palembang.
4. Rinda Lamdayani, S.ST., M.Bmd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5. Raty Rusmiana, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing
dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini
6. Dosen dan Staf Pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdurahman
Palembang.
7. Kepada keluarga yang telah memberikan dukungan moril, materil dan
spiritual serta pengorbanan dan do’a yang tulus sehingga saya dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
8. Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin serta dukungan sehingga
penelitian ini berjalan dengan lancar
9. Staf puskesmas yang juga ikut berpartisipasi memberikan dukungan dan telah
membantu sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini.
10. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswi angkatan II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdurahman Palembang yang telah memberikan semangat dan
dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis juga berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin ya Robbal’ Alamin.

Palembang, April 2024

iv
Penulis

v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kehamilan adalah

sebuah proses dimana seorang perempuan mengandung embrio dan janin

yang sedang berkembang dalam rahimnya selama kurang lebih Sembilan

bulan. Selama proses kehamilan diharapkan ibu hamil dapat memenuhi

asupan gizi dikarenakan jika faktor gizi kurang maka hal itu dapat

menyebabkan anemia. Tingginya angka kematian pada ibu di Indonesia

masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang Kesehatan.

Kematian ibu di Indonesia secara umum disebabkan oleh beberapa faktor

salah satunya anemia pada ibu hamil (Permana et al., 2020).

Berdasarkan data WHO tahun 2017, 40% ibu hamil di seluruh dunia

mengalami anemia 4 dari 10 negara ASEAN berada dalam kategori

berat/severe dengan prevalensi ≥40% antara lain kamboja (51,5%), Laos

(47%), Myanmar (47,8%) dan di Indonesia (44,2%). Peresentase kejadian

anemia pada ibu hamil di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun

2015 hingga 2019, dari 42,1% menjadi 44,3% (WHO, 2021).

Berdasarkan kementerian Kesehatan RI tahun 2018, prevalensi anemia

pada ibu hamil dikategorikan menurut usia, jumlah ibu hamil anemia usia 15-

24 tahun adalah sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun 33,7%, usia 35-44 tahun

33,6% dan usia 45-54 tahun sebesar 24% (Badan Pusat Statistik, 2020).

Bedasarkan profil Kesehatan provinsi Banten, pada tahun 2019 terdata


101,5% ibu hamil mendapatkan 90 Tabelt Fe (Dinas Kesehatan Provinsi

Banten, 2020). Program penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan

memberikan 90 Tabelt Fe pada ibu hamil selama masih kehamilan sudah

dilakukan pemerintah, tetapi angka kejadian anemia pada ibu hamil masih

tinggi yaitu 44,2% (WHO, 2021).

Dampak jika anemia pada ibu hamil tidak diatasi maka dampak yang

akan terjadi pada ibu hamil ialah, anemia zat besi (Fe) pada masa kehamilan

risiko terjadi pre eklamsia dan risiko melahirkan dengan metode section

caesarea (SC) (hidayanti & Rahfildun, 2020). Pada ibu hamil juga dapat

meningkatkan risiko pendarahan berat saat proses persalinan yang kemudian

akan meningkatkan risiko kematian pada ibu (Pritasari et al, 2017).

Menurut Al-Mamouri dan Al- Hakeem (2018), terdapat beberapa

perubahan pada plasenta ibu hamil anemia saat melahirkan diantarannya rata-

rata berat plasenta pada saat melahirkan lebih ringan, ketebalan plasenta

lebih tipis, dan memiliki diameter yang lebih kecil di bandingkan ibu hamil

yang tidak anemia. Dampak anemia yang akan terjadi pada bayi yang akan

dilahirkan antara lain peningkatakan risiko kejadian BBLR (Berat Badan

Lahir Rendah) dan SGA (Small For Gestational Age), peningkatan kejadian

kelahiran premature, kematian bayi baru lahir, dan penurunan skor APGAR

(Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration) serta penurunan

perkembangan mental dan motoric anak (Hidayanti & Rahfiludin, 2020).

Menurut Aditianti dan Djaiman (2020) menyebutkan dalam jurnalnya

bahwa terdapat hubungan terbalik antara perubahan kadar Hb dalam darah


ibu pada masa kehamilan dengan berat badan bayi yang dilahirkan,

semakin rendah kadar Hb dalam darah ibu maka akan semakin besar risiko

ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Anemia pada ibu hamil paling sering ditemukan karena defisiensi zat

besi, penanganan yang biasanya dilakukan adalah mengkonsumsi Tabelt

tambah darah dan asam folat. Akan tetapi akan lebih efektif bila terapi zat

besi ini bisa dikombinasikan dengan terapi komplementer yang berasal dari

herbal, dua diantaranya yaitu kombinasi jus bayam dan tomat.

Sayur bayam merupakan tumbuhan hijau yang kaya akan berbagai nutrisi

khususnya zat besi (Fe) yang cukup tinggi yaitu sebanyak 6,43 mg per 180

gram, serta tidak ada satu pun zat yang dapat membahayakan tubuh

terkandung pada bayam (The George Mateljan Foundation, 2010).

Kandungan di dalam jus bayam hijau menurut WHO, (2020) mengandung

energi 36 kkal, protein 3,5g, lemak 0,5g, karbohidrat 6,5g, kalsium 267mg,

fosfor 67mg, zat besi 3,9mg, Vitamin A 6,090 mg. Vitamin B1 0,080 mg,

Vitamin C 80 mg, Air 86,9mg. Dalam 100gr bayam mengandung Vitamin C

52gr, Daun bayam hijau (Amaranthus Hybridus L) memiliki kandungan zat

besi (Fe) yang sangat tinggi. Fungsi zat besi adalah membentuk sel darah

merah, sehingga apabila produksi sel darah merah dalam tubuh cukup, maka

kadar hemoglobin akan normal (Merida et al., 2021). Salah satu buah yang

memiliki vitamin C dan senyawa bermanfaat untuk kesehatan adalah tomat.

Kandungan tomat dalam 180gram adalah 24,66 mg vitamin C, 0,49 mg zat

besi, dan 27 mcg asam folat. Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil
karena kebutuhan asam folat pada saat hamil akan meningkat dari biasanya

(Merida et al., 2014).

Daun bayam jika dikonsumsi secara rutin, baik itu dijadikan sayur atau

pun dijadikan jus berkhasiat mampu mengatasi beberapa jenis penyakit salah

satunya mencegah anemia karena bayam memiliki zat besi yang tinggi. Setiap

100gram bayam mengandung 2,3gram protein, 3,2gram karbohidrat, 3gram

zat besi, dan 81gram kalsium. Bayam juga akan berbagai macam vitamin dan

mineral, yakni vitamin A, vitamin C, niasin, thiamine, fosfor, riboflavin,

natrium, kalium dan magnesium (Darmayanti & Ulfah, 2021).

Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan praktek di wilayah

Masyarakat ditemukan 7 dari 10 ibu yang mengalami anemia pada trimester

III, selain itu hasil wawancara dengan ibu hamil bahwa ibu hanya minum

Tabelt penambah darah serta belum pernah mengkonsumsi jus bayam dan

tomat untuk meningkatkan hemoglobin. Dari beberapa jurnal penelitian

menunjukan bahwa jus tomat dan bayam itu sangat efektif untuk

meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

Efektifitas Terapi Jus Bayam-Tomat Terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Pustu Mingkik.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada efektifitas Terapi Jus Bayam-Tomat Terhadap Peningkatan

Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Pustu Mingki?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Teranalisis intervensi pemberian Jus Bayam Dan Tomat terhadap

peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan

anemia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk kangetahui karakteristik ibu hamil Trimester III dengan anemia

yang diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat.

2. Untuk kangetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan

anemia sebelum di lakukan Pemberian Jus Bayam Dan Tomat.

3. Untuk kangetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan

anemia setelah di lakukan Pemberian Jus Bayam Dan Tomat.

4. Untuk kangetahui perbedaan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan

anemia sebelum dan setelah di lakukan pemberian Jus Bayam Dan

Tomat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

2.1 Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi, pengetahuan serta

dapat menjadi referensi bagi tenaga kesehatan dalam mengetahui

manfaat dari terapi jus bayam-tomat terhadap peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamil, sehingga dapat menjadi acuan pada

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfa at Praktis


2.2 Penelitian ini diharapkan menambah pengalaman secara langsung

kepada peneliti dalam melakukan terapi jus bayam-tomat terhadap

peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

1.5 Ruang Lingkup

2.3 Penelitian ini meneliti tentang efektifitas terapi jus bayam-tomat

terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Pustu

Mingkik. Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu

terapi jus bayam-tomat dan variabel dependen yaitu peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamil. Penelitiani ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan jenis penetian pre eksperimen dengan rancangan one

grup pretest-postest with control grup. Penelitian ini dilaksanakan pada

2024 di PUSTU Mingkik Kel. Kance Diwe Kec. Dempo Selatan Kota

Pagar Alam sebanyak 2 orang. Teknik pengambilan sampel secara

accidental sampling. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik

pengumpulan data dilakukam dengan cara intervensi dan observasi.

Analisi data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan

menggunakan uji statistic Paired test.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.3.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya

kehamilan mulai dari ovulasi sampai dengan partus kira-kira 280 hari (40

minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Khairoh Miftahul,

2019).

Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel sperma

sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya janin

(Syaiful et al,. 2019). Kehamilan merupakan penyatuan spermatozoa dan

ovum yang dilanjutkan dengan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium (Rasida, 2020).

Maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel

spermatozoa dan ovum di tuba falopi sehingga terjadi fertilisasi yang

kemudian berimplantasi di dalam endometrium sampai permulaan persalinan

kira-kira selama 280 hari (40 minggu).

2.3.2 Perubahan psikologis

a. Trimester pertama

Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa senang dan sedih.

Biasanya dipengaruhi oleh rasa lelah, mual dan sering kencing. Seorang

ibu akan mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya


memang hamil, segala perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu

diperhatikan dengan seksama juga akan mengalami ketakutan dan fantasi

selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya.

b. Trimester kedua

Trimester kedua, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari

segala ketidaknyamanan yang dialami saat hamil, wanita akan

mengevaluasi lagi sekaligus mengevaluasi kembali, semua aspek

hubungan yang ia jalani dengan ibunya sendiri. Dengan timbulnya

quickening, Kontak social berubah, ia lebih banyak bersosialisasi dengan

wanita hamil atau ibu baru lainnya dan minat serta aktivitasnya berfokus

pada kehamilan, serta cara membesarkan anak dan persiapan untuk

menerima peran baru.

c. Trimester ketiga

Ada perasaan cemas mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Pergerakan

janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus

mengingatkan tentang keberadaan bayi. Wanita menjadi lebih protektif

terhadap bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau apapun

yang ia anggap berbahaya.

Rasa cemas dan takut akan proses perslinan dan kelahiran meningkat,

yang menjadi perhatian yaitu rasa saki, luka saat melahirkan, kesehatan

bayinya, mapupun jadi ibu yang bertanggung jawab dan bagaimana

perubahan hubungan dengan suami, ada gangguan tidur (Dartiwen, 2019).


9

2.3.3 Perubahan anatomi dan fisiologi

a. Sistem reproduksi

1) Uterus

a) Ukuran

Tabel 2.1 Ukuran Uterus

Usia kehamilan (Minggu) Tinggi fundus uteri


12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat- simpisis
20 3 jari dibawah simpisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat prosesus
xiphoideus(px)
36 3 jari dibawah prosesus
xiphoideus(px)
40 Pertengahan pusat prosesus
xiphoideus (px)

b) Posisi Rahim dalam kehamilan

1)Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau

retrofleksi.

2)Pada bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis.

3)Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati.

4)Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga

abdomen kanan dan kiri.

c) Berat
Tabel.2.2 Berat dan Bentuk uterus

Usia kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus


Bulan pertama Seperti buah alpukat. Ismust Rahim menjadi
hipertropi dan bertambah panjang sehingga
bila diraba terasa lebih lunak (tanda hegar).
10

Usia kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus


2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban,
Rahim terasa tipis. Itulah sebabnya mengapa
bagian-bagian janin ini dapat dirasakan
melalui perabaan dinding perut.

d) Vaskularisasi

Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter panjang,

dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena berkembang dan

bertambah.

e) Serviks Uteri

Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang

disebut tanda Goodell.Kelenjar endoservikal membesar dan

mengeluarkan banyak cairan mucus.

2) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graditas

sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran

estrogen dan progesterone.

3) Vagina dan vulva

Terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva sehingga pada

bagian tersebut terlihat merah dan kebiruan.

b. Payudara

Karena adanya peningkatan suplai darah dibawah pengaruh aktivitas

hormone, jaringan glandular dari payudara lebih membesar dan putting

menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk


11

membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan.

c. Sistem Metabolisme

1) Rongga mulut

2) Motalitas saluran gastrointestinal

3) Lambung dan esophagus

4) Usus kecil, besar, dan appendik

5) Hati

6) Kandung empedu

d. Sistem Muskuloskeletal

Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal

apabila asupan nutrisinya khususnya produk susu terpenuhi. Tulang dan

gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal.Karena

pengaruh hormon estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari

ligmen-ligmen dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari

sambungan atau otot terutama otot-otot pada pelvic.

e. Sistem Kardiovaskuler .

Terjadi peningkatan cardiac output pada minggu ke-5 dan perubahan

ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik, terjadi juga

peningkatan denyut jantung, pada minggu ke- 10 dan 20 terjadi

peningkatan volume plasma darah sehingga juga terjadipreload.

Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke- 6

hingga ke-8 mencapai puncaknya pada minggu ke-32 hingga ke-34

dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan


12

meningkat kira-kira 40-45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesterone

dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin- angiotensin dan

aldosterone.Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma

daneritrosit.

Eritropetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah

sebanyak 20-30 %, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume

plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan perunanan

konsentrasi hemoglobin dari 15g/dL menjadi 12,3 gr/dl, dan pada 6%

perempuan bias mencapai dibawah 11 gr/dl. Pada kehamilan lanjut kadar

hemoglobin dibawah 11 gr/dl merupakan suatu hal yang abnormal dan

biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada

hypervolemia. Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan antara 1.000 mg

atau rata-rata 6-7mg/hari.

f. Sistem integument

Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan

pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada

kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali

pada payudara, abdomen, vulva dan wajah.

g. Sistem gastrointestinal

Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan

sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada

di dalam lambung dan karena relaksasi spinter di kerongkongan bagian

bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir ke kerongkongan.


13

h. Sistem Urinaria

Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan tetap terjadi

hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun secara perlahan.

Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi glomerular.

i. Sistem Endokrin

1. Hormone plasenta

2. Kelenjar hipofisis

3. Kelenjar tiroid

4. Kelenjar adrenal

j. Sistem pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang

rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru- paru

berfungsi sedikit berbeda dari biasanya.Wanita hamil bernafas lebih

cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk

janin dan untuk dirinya.

2.3.4 Kebutuhan dasar

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi saat

hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu

yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang mengandung nilai

gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal.Gizi pada
14

waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hamil

harusnya mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi dan minum

cukup cairan (menu seimbang).

b. Personal Hygiene

Personal hygiene bagi ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan

oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infekssi, karena badan

yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. Kebersihan ibu

hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu

dalam keadaan hamil.Hal ini dilakukan diantaranya dengan

memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene) pada ibu hamil itu

sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat memberikan efek

negative pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap infeksi.

c. Pakaian

Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman , Pakaian wanita

hamil harus ringan dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan

bertambah besar. Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu yang

bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada

saat kehamilan ketika stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang

sering terjadi.

d. Eliminasi

1. Eliminasi pada ibu hamil

Trimester 1 : frekuensi bak meningkat karena kandung kencing

tertekan oleh pembesaran uterus, Bab normal konsistensi lunak


15

Trimester 2 : frekuensi bak normal kembali karena uterus telah keluar

dari rongga panggul Trimester 3 : frekuensi bak meningkat karena

penurunan kepala ke pap, bab sering obstipasi (sembelit) karena

hormone progesterone meningkat.

2. Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine

a. Diet dan asupan

b. Respon keinginan awal untuk berkemih

c. Gaya hidup

d. Stress psikologis

3. Seksual

Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika

dilakukan dengan hati-hati.Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah

masuk rongga panggul, coitus sebaiknya dihentikan karena dapat

menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.Sebagian perempuan takut

melakukan hubungan seksual saat hamil.Beberapa merasa gairah

seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak

penyesuaian terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang dirahim

mereka (Walyani, 2015).

2.4 Anemia dalam Kehamilan

2.4.1 Pengertian

Menurut Astutik (2016), anemia dalam kehamilan yaitu suatu kondisi

adanya penurunan sel darah merah atau menurunnya kadar Hemoglobin,

sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital


16

pada ibu dan janin menjadi berkurang.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin

(Hemoglobin) dalam darah lebih rendah dari 11 gr/dl (Alam et al., 2019).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin

(Hemoglobin) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan trimester II kadar

hemoglobin < 10,5gr (Astutik Yuli Reni, 2018).

Dapat disimpulkan bahwa anemia dalam kehamilan adalah kondisi

dimana kadar Hemoglobin (Hemoglobin) pada ibu hamil < 11gr% sehingga

terjadi penurunan sel darah merah yang menyebabkan berkurangnya daya

angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital ibu dan janin.

2.4.2 Etiologi

Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan

besi (anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya masukan unsur

besi dalam makanan, gangguan reabsorsi, gangguan penggunaan, atau karena

terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan

(Astutik Yuli Reni, 2018).

Menurut Soebroto (2009) dalam Astuti Yuli Reni dan Dwi Ertiana,

2018, anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh

bermacam-macam penyebab. Selain disebabkan oleh defisiensi besi,

kemungkinan dasar penyebab anemia di antaranya adalah penghancuran sel

darah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya (hemolysis),

kehilangan darah atau perdarahan kronik, produksi sel darah merah yang

tidak optimal, gizi yang buruk misalnya pada gangguan penyerapan protein
17

dan zat besi oleh usus, gangguan pembetukan eritrosit oleh sumsum tulang

belakang.

a. Tanda dan Gejala

Menurut Astutik Yuli Reni (2018), Gejala umum anemia sebagai

mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar Hemoglobin

sampai kadar tertentu (Hemoglobin <8 g/dL). Sindrom anemia terdiri atas

rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging, mata berkunang-kunang,

kaki terasa dingin, dan sesak nafas. Pada pemeriksaan seperti kasus anemia

lainnya, ibu hamil tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva,

mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan dibawah kuku.

Sedangkan tanda-tanda anemia pada ibu hamil diantaranya yaitu

terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha

memberi oksigen lebih banyak ke jaringan, adanya peningkatan kecepatan

pernafasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen pada

darah, pusing akibat kurangnya darah ke otak, terasa lelah karena

meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan

rangka, kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi, mual akibat penurunan

aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat serta penurunan kualitas

rambut dan kulit.

b. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

Menurut Astutik Yuli Reni (2018), Anemia dalam kehamilan terbagi

menjadi :

i. Tidak anemia bila Hemoglobin 11 gr%


18

ii. Anemia ringan bila Hemoglobin 9-10 gr%

iii. Anemia sedang bila Hemoglobin 7-8 gr%

iv. Anemia berat bila Hemoglobin <7 gr%

Anemia dalam kehamilan terbagi atas anemia defisiensi besi, anemia

megaloblastik, anemia hipoplastik, anemia hemolitik dan anemia lainnya

1) Anemia Difisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh

kekurangan zat besi (Fe2+) dalam tubuh. Defisiensi besi merupakan

defisiensi nutrisi yang paling sering ditemukan baik di Negara maju

maupun Negara berkembang, insiden kejadiannya adalah sekitar 62,30%.

Resikonya meningkat pada kehamilan dan berkaitan dengan asupan besi

yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang

cepat.

Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi

maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat

persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900

mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar

perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi rendah, maka

kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi.

2) Anemia Megaloblastik

Anemia megalobstik adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan

folat. Pada kehamilan kebutuhan asam folat meningkat lima sampai

sepuluh kali lipat karena transferfolat dari ibu ke janin yang menyebabkan
19

dilepasnya cadangan folat internal.

3) Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik pada ibu hamil terjadi akibat sumsum tulang

belakang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

4) Anemia Hemolitik

Anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari

pembentukannya (Putri Aditama Lidia, 2019)

5) Patofisiologi

Menurut Rahyani, N. K., & Dkk, (2020) Perubahan hematologi

sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi yang

semakin meningkat terhadap plasenta dan perubahan payudara. Volume

plasma meningkat 45-65% dimulai pada kehamilan trimester II dan

maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkatnya sekitar 1000ml,

menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal setelah 3 bulan

partus. Simulasi yang meningkatkan volume plasma seperti lactogen

plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldosterone.

Hypervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan

darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma, kurangnya zat besi

dalam makanan, dan kebutuhan zat besi meningkat.

c. Dampak

Hasil Penelitian Audrey & Candra (2016), bahwa Anemia pada ibu

hamil menyebabkan BBLR. Kejadian anemia pada ibu hamil juga

berhubungan dengan masalah kekurangan gizi dan berpotensi menimbulkan


20

masalah pada anak balita seperti tubuh pendek (stunting), kondisi ini

berlangsung selama anak didalam kandungan ibu. Ibu hamil dengan

gangguan anemia (kurang darah) memengaruhi keadaan bayi saat lahir,

seperti memicu terjadinya stunting pada bayi dengan status gizi tidak baik

salah satunya karena kekurangan zat besi untuk pembentukan kadar

hemoglobin yang sudah terjadi selama masa kehamilan

Menurut Wagiyo (2016), anemia dalam kehamilan memberi pengaruh

kurang baik pada ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun saat masa

nifas, dan masa selanjutnya. Berbagai masalah dapat timbul akibat anemia

seperti, abortus, partus prematurus, partus lama karena intertia uteri,

perdarahan post partum karena Antonia uteri, shock, infeksi, baik

intapartum ataupun post partum, anemia yang sangat berat dengan

Hemoglobin kurang dari 4g/100ml yang menyebabkan dekompensasi

kordis, seperti yang dilaporkan oleh Lie-Injo, Luan Eng, dkk.

Dampak anemia terhadap ibu hamil selama kehamilan dapat

menyebabkan terjadinya abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh

kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi

kordis Hemoglobin < 6 gr/dl, ketuban pecah dini, dan pendarahan

anterpartum. Saat persalinan, efek anemia dapat menyebabkan gangguan

kekuatan mengejan yang berhubungan langsung dengan gangguan kala nifas

yaitu terjadinya pendarahan postpartum, mudah terinfeksi, anemia kala

nifas, dan dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan. Dampak

Anemia terhadap janin yaitu terjadinya abortus, kematian, berat badan lahir
21

rendah (BBLR), kelahiran dengan Anemia dan cacat bawaan (Manuaba,

2010).

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Dalam Kehamilan

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia dalam kehamilan

menurut Mardha et al., (2019), adalah sebagai berikut:

i. Umur

Umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sangat

berhubungan terhadap terjadinya anemia dalam kehamilan, dimana umur

kecil dari 20 tahun dapat menyebabkan anemia karena semakin rendah

usia ibu, makin rendah pula kadar hemoglobinnya dan pada umur diatas 35

tahun terdapat kecenderungan semakin tua usia hamil, semakin tinggi

presentasi anemia karena pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam

tubuh.

ii. Paritas

Ibu dengan paritas >4 mempunyai resiko lebih tinggi dibanding

dengan ibu paritas <4. Secara fisiologis ibu dengan paritas atau riwayat

kelahiran yang terlalu sering akan mengalami peningkatan volume plasma

darah yang lebih besar sehingga menyebabkan hemodilusi yang lebih

besar pula. Ibu yang telah melahirkan lebih dari 4 kali berisiko mengalami

komplikasi serius seperti perdarahan, hal ini dipengaruhi keadaan anemi

selama kehamilan. Disamping itu pendarahan yang terjadi mengakibatkan

ibu banyak kehilangan haemoglobin dan cadangan zat besi menurun


22

sehingga kehamilan berikutnya menjadi lebih berisiko untuk mengalami

anemia lagi.

iii. Pendidikan

Wanita yang memiliki pendidikan menengah atau tinggi lebih kecil

kemungkinannya untuk terjadi anemia. Pendidikan telah dilaporkan

mengurangi risiko anemia dalam beberapa penelitian. Wanita hamil yang

berpendidikan punya penghasilan yang lebih baik dan makan makanan

bergizi dan karenanya tidak mengidap anemia. Hal ini dikarenakan

pendidikan mampu membentuk pola pikir dan paradigma positif terutama

dalam melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (Stephen dkk, 2018).

2.5 Herbal yang dapat meningkatkan kadar HB

2.6 Konsep Bayam (Amaranthus Hybridus L)

2.6.1 Definisi Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L)

Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L) merupakan dikonsumsi daunnya

yang biasa disebut sayuran hijau. Bayam berasal dari amerika tropic namun

diseluruh dunia sudah tersebar, bayam merupakan tumbuhan yang

mempunyai proses fotosintesis C4. Tumbuhan baya mini dikenal sayuran

yang sumber zat besi yang diperlukan untuk mencegah anemia atau

kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat untuk memperbanyak sel

darah merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh sehingga dapat

mencegah anemia (Kundaryanti et al., 2018).


23

2.7 Gambar 2.1 Bayam Hijau (Google, 2023)

Salah satu bentuk penyajian bayam yang efektif adalah dengan olahan jus

bayam yang merupakan minuman kaya zat besi dapat meningkatkan kadar

hemoglobin ibu hamil. Kapasitas zat besi adalah untuk pembentukan

trombosit merah dalam tubuh cukup, sehingga kadar hemoglobin akan normal

(Zuiatna, 2018). Hemoglobin yang menyatakan bahwa peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamil yang mengkonsumsi jus bayam hijau selama 7

hari didapatkan perubahan kadar Hb rata-rata sebesar 1,23 gr/dL (Anggraini,

2020).

2.7.1 Kandungan Jus Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L)

Kandungan zat besi dalam bayam relative lebih tinggi pada sayuran daun

lain Bayam hijau mempunyai klorofil yang tinggi, sehingga laju

fotosintesisnya juga tinggi. Selain mengandung serat, bayam juga kaya

betakaroten. Bayam mengandung asam folat, zat besi dan sehingga berguna

bagi penderita anemia (Anggraini, 2020). Kandungan didalam jus bayam

hijau mengandung energi 36 kkal, protein 3,5g, lemak 0,5g, karbohidrat 6,5g,

kalsium 267mg, fosfor 67mg, zat besi 3,9mg, Vitamin A 6,090 mg. Vitamin

B1 0,080 mg, Vitamin C 80 mg, Air 86,9mg.


24

Dalam 100gr bayam mengandung Vitamin C 52gr, untuk mengkonsumsi

asupan vitamin C adalah 45 miligram per hari (WHO, 2020).

Tabel 2.3 Zat Gizi Bayam Hijau


Zat Gizi Bayam Hijau
Kalori (Kal) 36 kal
Karbohidrat 6,5gram
Lemak (g) 0,5 gram
Protein 3,5gram
Kalsium 267 mg
Fosfor 6,7 mg
Besi 3,9 mg
Vitamin A 6,090 SI
Vitamin B1 0,08 mg
Vitamin C 80 mg
Air 86,9 grm

Sumber: WHO, 2020

2.7.2 Manfaat

Menurut World Healthiests Food Rating, sayur bayam merupakan

tumbuhan hijau yang banyak mengandung zat besi (Fe) yaitu

6,43mg/180gram dan tidak membahayakan tubuh yang terkandung pada

bayam (The George Mateljan Foundation The World Healhiests Food

Spinach, 2021). Daun bayam hijau (Amaranthus Hybridus L) memiliki

kandungan zat besi (Fe) yang sangat tinggi. Fungsi zat besi adalah

membentuk sel darah merah, sehingga apabila produksi sel darah merah

dalam tubuh cukup, maka kadar hemoglobin akan normal (Merida et al.,

2021).
25

Bayam hijau memiliki manfaat baik bagi tubuh karena merupakan

sumber kalsium, kandungan vitamin A, B2, B6, B12, C, K, mangan,

magnesium, zat besi, kalsium, kalium, fosfor, serat dan betakaroten. Selain itu

bayam juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah

anemia. Kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi terutama Fe yang

dapat digunakan untuk mencegah kelelahan pada anemia. Bayam hijau

mudah diolah menjadi berbagai macam makanan dibanding dengan bahan

makanan lain dan mudah juga didapat. Kadar besi tersebut dapat membantu

pembentukan hem dan globin dalam tubuh (Meylawati et al., 2021).

Menurut pernyataan Noormindhawati (2016) bahwa dalam 1 gelas jus

bayam terdapat 1,7 mg zat besi. Hal ini juga sesuai teori Sutomo bayam

mengandung zat besi yang tinggi dan berkhasiat menambah darah. Selain itu

bayam juga mengandung Vitamin A, B, C dan K, kalium, serta fosfor.

Disetiap 100 g bayam mengandung zat besi 3.9 mg, sehingga dapat

mempengaruhi peningkatan kadar hemoglobin karena adanya kompeten yang

mempengaruhi absorpsi zat besi yakni asam askorbat atau vitamin C yang

terkadung dalam bayam sebanyak 60 mg/100 gr (Chintia, 2019).

2.7.3 Cara Penyajian Jus Bayam

Cara Pembuatan, potong dan cuci bersih daun bayam dan tomat. Setelah

itu masukkan ke dalam blender, tambahkan gula pasir dan air. Blender sampai

halus. Jus tersebut diminum 1 gelas per hari.

Setelah melihat hasil penelitian terdahulu bayam yang digunakan dalam

membuat jus adalah sebanyak 50 – 100 gr daun bayam hijau. Tetapi jus
26

bayam yang paling efektif adalah sebanyak 200 ml yaitu 50 gr daun bayam

hijau dan 150 ml air matang. Pemberian jus bayam sebanyak 200 ml

mengandung zat besi yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar

hemoglobin pada ibu hamil. Banyak nya daun bayam yang digunakan dalam

pembuatan jus bayam adalah sebanyak 100 gr dan menggunakan air matang

sebanyak 150 ml karena dalam setiap 100 gr bayam mengandung zat besi 3.9

mg dan vitamin C sebanyakn 60 mg, namun apabila daun bayam yang

dikonsumsi lebih banyak maka akan lebih banyak zat besi yang didapatkan

sehingga akan mendapat hasil yang lebih efektif (WHO, 2020).

Dalam 1 gelas jus bayam terdapat 1.7 mg zat besi. Hal ini juga sesuai

teori Sutomo bayam mengandung zat besi yang tinggi dan berkhasiat

menambah darah. Selain itu bayam juga mengandung Vitamin A, B, C dan K,

kalium, serta fosfor. Disetiap 100 g bayam mengandung zat besi 3.9 mg,

sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kadar hemoglobin karena adanya

kompeten yang mempengaruhi absorpsi zat besi yakni asam askorbat atau

vitamin C yang terkadung dalam bayam sebanyak 60 mg/100 gr (Chintia,

2019).

2.8 Konsep Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)

2.8.1 Definisi Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)

Buah yang berasal dari benua Amerika, terdiri dari berbagai bentuk dan

dimensi, tingginya dapat mencapai 2.5 meter, ditanam sebagai tanaman buah

di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600 m dpl.

Tomat tergolong buah karena merupakan bagian tanaman yang bisa dimakan,
27

yang mengandung biji atau benih. Buah tomat (Solanum Lycopersicum L.)

memiliki kandungan vitamin dan senyawa yang baik untuk kesehatan

terutama Likopen. Likopen merupakan zat warna merah yang paling banyak

terdapat pada buah tomat. Likopen bermanfaat sebagai antioksidan yang

dapat mencegah radikal bebas yang menyebabkan penyakit. (WHO, 2021)

Gambar 2.2 Tomat (Google, 2023)

Tanaman tomat merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai

ekonomis tinggi. Rasanya yang masam dapat memberikan sensasi segar dan

dapat menambah cita rasa pada masakan. Selain itu, tomat memiliki beberapa

kandungan seperti flavonoid, vitamin C, vitamin E (Pujiastuti & Kristiani,

2019). Tomat juga mengandung likopen yang berfungsi sebagai antioksidan

untuk mencegah radikal bebas serta dapat menurunkan kadar gula darah

(Susanti et al., 2021). Likopen berfungsi untuk mengurangi gula darah

melalui penghambatan terjadinya resistensi hormon insulin yang akhirnya

toleransi sel pada gula darah menjadi naik dan dapat menanggulangi

peningkatan kadar glukosa darah (Sudiarto & Rusmono, 2018).

2.8.2 Kandungan Pada Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)


28

Menurut (The George Mateljan Foundation, 2010). Kandungan pada

tomat dalam 180gram adalah 24,66 mg, Vitamin C 0,49 mg zat besi, dan 27

mcg asam folat yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena kebutuhan

asam folat pada saat hamil akan meningkat dari biasanya. Konsumsi buah –

buahan yang mengandung vitamin C sangat berperang dalam absorsi zat besi

dengan jalan meningkatkan absorbs zat besi non hem hingga empat kali lipat.

Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan vitamin C. peranan

vitamin C 41 dalam proses penyerapan zat besi yaitu membantu mereduksi

besi ferri (Fe3+) dan menjadi Ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah

diabsorbsi proses reduksi tersebut akan semakin besar bila pH di dalam

lambung semakin asam. Vitamin C dapat menambah keasaman sehingga

dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 30% (Sulung & Beauty,

2018). Tomat sangat bermanfaat menjaga sistem imun tubuh, Tiap 100gram

tomat mengandung kalori 20 kal, protein 1 gram, lemak 0,3 gram, karbohidrat

4,2 gram, kalsium 5 miligram, karoten (vitamin A) 1500 SI, thiamin (vitamin

B) 60 mikrogram, asam askorbat (vitamin C) 40 miligram, fosfor 27

miligram, zat besi 0,5 miligram, potassium 360 miligram (Hakiki, 2015).

Selain itu kandungan pada jus tomat terdapat berbagai macam:

1) Likopen: Senyawa pigmen alami yang memberikan warna merah pada

tomat dan memiliki sifat antioksidan.

2) Beta-karoten: Senyawa yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh dan

berperan dalam menjaga kesehatan mata, kulit, dan sistem kekebalan

tubuh.
29

3) Vitamin C: Antioksidan yang penting untuk kekebalan tubuh,

pembentukan kolagen, dan penyerapan zat besi.

4) Vitamin A: Berperan dalam menjaga kesehatan mata, pertumbuhan sel,

dan sistem kekebalan tubuh.

5) Potassium (kalium): Mineral penting yang berperan dalam menjaga

keseimbangan cairan tubuh, fungsi saraf, dan kontraksi otot. Selain itu, jus

tomat juga mengandung vitamin K, vitamin B6, magnesium, zat besi,

fosfor, dan serat makanan dalam jumlah yang lebih rendah.

2.8.3 Manfaat Jus Tomat (Lycopersicum esculentun Mill.)

Jus tomat adalah minuman yang populer dan kaya akan nutrisi. Berikut

adalah beberapa manfaat penting dalam jus tomat:

1) Kaya akan antioksidan: Jus tomat mengandung likopen, sebuah

antioksidan yang memberikan warna merah pada tomat. Likopen

membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas

dan dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker.

2) Menjaga kesehatan jantung: Kandungan likopen, beta-karoten, dan

vitamin C dalam jus tomat dapat membantu menjaga kesehatan jantung

dan mencegah penyakit kardiovaskular.

3) Menurunkan tekanan darah: Jus tomat mengandung kalium yang dapat

membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

4) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh: Jus tomat mengandung vitamin C

dan vitamin A, yang berperan dalam meningkatkan fungsi sistem

kekebalan tubuh.
30

5) Menjaga kesehatan mata: Jus tomat mengandung vitamin A, likopen, dan

lutein, yang penting untuk kesehatan mata dan mencegah penyakit mata

terkait usia, seperti katarak dan degenerasi makula.

2.9 2.6 Cara Pembuatan dan Pemakaian Jus Tomat dan Bayam

2.6.1 Cara Pembuatan Jus Tomat dan Bayam

1 Pilih daun bayam dan tomat yang masih segar.

2 Timbang daun bayam dan tomat tersebut.

3 Cuci daun bayam dan tomat dengan air yang mengalir.

4 Rebus bayam di dalam air mendidih selama kira- kira 5 menit, setelah itu

tiriskan. Namun untuk tomat langsung ditiriskan tanpa direbus terlebih

dahulu.

5 Semua bahan diblender dan ditambah gula ± 2 sendok makan dan air

mineral 500 cc lalu disaring ke dalam gelas.

6 Jus bayam dan jus tomat siap disajikan

2.6.2 Pemakaian Jus Tomat dan Bayam

Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga cara mengkonsumsi

jus bayam dan jus tomat dengan dosis 180 gram atau ± 5 helai daun bayam dan 1

buah tomat ukuran sedang 1 hari sekali.

2.10 2.7 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu, dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2.4 Penelitian terdahulu
Nama
Peneliti Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
dan Penelitian
tahun
Novie Efektifitas Penelitian ini menggunakan desain Setelah dilakukan
Merida, terapi penelitian Quasy experimental dengan penelitian tentang
31

Nama
Peneliti Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
dan Penelitian
tahun
2Misra kombinasi rancangan nonequivalent control-group. efektivitas terapi
wati, jus bayam Ibu hamil penderita anemia kombinasi jus bayam dan
3Wasist dan tomat ringan/sedang tomat terhadap
o Terhadap yang menyatakan setuju untuk peningkatan kadar
Utomo, peningkata berpartisipasi dalam penelitian ini hemoglobin pada ibu
tahun n kadar kemudian menjalani screening untuk hamil dengan anemia,
2001 hemoglobin menentukan kadar hemoglobin awal, diketahui karakteristik
Pada ibu lalu responden paling banyak
hamil dibagi secara acak menjadi dua berusia 20-35 tahun
dengan kelompok, (76,7%),
anemia yaitu kelompok eksperimen dan berada pada trimester 3
kelompok (56,7%), kelompok
kontrol. multigravida (63,3%) dan
Sampel pada penelitian ini adalah 30 tingkat pendidikan SMA
responden ibu hamil yang menderita (43,3%). Hasil uji t
anemia di wilayah kerja Puskesmas Sail dependent pada kelompok
Pekanbaru. Pengambilan sampel eksperimen didapatkan p
menggunakan purposive sampling (0,000) < α (0,05). Hal ini
dengan menunjukkan terdapat
kriteria inklusi ibu hamil trimester II peningkatan antara kadar
dan III hemoglobin sebelum dan
yang mengalami anemia ringan dan sesudah diberi intervensi.
sedang Sedangkan hasil uji t
dengan kadar hemoglobin 8-10 mg/dl. dependent pada kelompok
Responden juga harus mengonsumsi kontrol didapatkan p
tablet (0,499) > α (0,05) yang
suplemen besi secara teratur sejak menunjukkan bahwa tidak
trimester terdapat peningkatan kadar
satu. hemoglobin tanpa
pemberian intervensi.
Berdasarkan hasil uji
statistik t independent
diperoleh p (0,013) < α
(0,05). Maka disimpulkan
terapi kombinasi jus
bayam dan tomat efektif
terhadap peningkatan
kadar hemoglobin pada
ibu hamil dengan anemia.
Desmari Efektifitas Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian dapat
yenti1*, terapi kuantitatif dengan desain Quasi disimpulkan ada efektifitas
Ifni kombinasi Eksperimental dengan menggunakan pemberian terapi
Wilda, jus bayam rancangan penelitian pre and post test kombinasi jus bayam dan
tahun dan tomat design. Penelitian ini bertujuan untuk tomat terhadap
2022 Terhadap mengetahui efektifitas terapi kombinasi peningkatan kadar
peningkata jus bayam dan tomat di Wilayah Kerja haemoglobin ibu hamil di
n kadar Puskesmas Pekanbaru Tahun 2021. Wilayah Kerja Puskesmas
hemoglobin Populasi dalam penelitian ini adalah ibu Pekanbaru Tahun 2021.
hamil di Wilayah kerja Puskesmas
Pekanbaru yang berjumlah 62 orang
dengan anemia. Pada penelitian ini
32

Nama
Peneliti Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
dan Penelitian
tahun
yang menjadi variabel bebas atau
independen
adalah terapi kombinasi jus bayam dan
tomat variabel terikat atau dependen
adalah peningkatan kadar hemoglobin.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Bahan : 50 gram daun
bayam,
75 gram tomat, 2 sendok makan gula
pasir, air 1 gelas (Sutomo, Budi &
Kurnia,
2016). Cara Pembuatan, potong dan
cuci
bersih daun bayam dan tomat. Setelah
itu
masukkan ke dalam blender, tambahkan
gula pasir dan air. Blender sampai
halus.
Jus tersebut diminum 1 gelas per hari.
Teknik pengambilan sampel secara
simple
random sampling hingga tercapai
jumlah
sampel yang akan diberikan intervensi
sebanyak 30 orang, dengan kriteria
inklusi: ibu hamil dengan anemia
ringan.
Annisa Pemberian Penelitian ini menggunakan metode Ibu N berusia 31 tahun
Imania1, Jus Bayam studi kasus, sampel penelitian ini dengan status gravida
Hayuni Dan Tomat adalah seorang ibu berusia 31 tahun G2P1A0 saat pengkajian
Rahmah Untuk dengan status usia
, tahun Mengatasi gravida G2P1A0 usia kehamilan 32 kehamilan 32 minggu.
2021 Defisit minggu. HPHT diketahui 28
Nutrisi Pengumpulan data dilakukan dengan November 2019 dengan
Pada Ibu menggunakan wawancara, observasi taksiran partus 3
Hamil dan September 2020. Dari
Trimester pemeriksaan hasil Hb dengan alat hasil anamnesa, ibu N
Tiga sebelum dan mengeluhkan jika dirinya
Dengan sesudah intervensi pemberian jus sering mual ketika minum
Anemia: bayam dan susu/suplemen yang
Studi Kasus tomat. Pemberian jus bayam dan tomat diberikan serta sering
dilakukan selama 10 hari. mengantuk dan mudah
letih. Selain itu Ibu N juga
mengeluh tidak nyaman di
area punggung bawah saat
berdiri dan juga lengan
atas saat tidur dengan
intensitas nyeri skala 3 dan
rasanya pegal-pegal, sulit
tidur di malam hari, susah
BAB dan mengejan
33

Nama
Peneliti Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
dan Penelitian
tahun
dengan frekuensi 2 hari
sekali, konsistensi feses
keras.
Saat ini ibu cemas dengan
kehamilan saat ini
karena Hb rendah dan
takut kesulitan saat
melahirkan nanti. Wilayah
tempat tinggal klien
masuk zona merah
COVID-19. Ibu N
mengatakan jarang keluar
rumah di situasi pandemi
Covid-19 dan selalu
menggunakan masker saat
keluar rumah.
Siti Pemberian Penelitian menggunakan pretest- Hasil menunjukkan
Yuliana, Kombinasi posttest adanya peningkatan kadar
Endang Jus Bayam diberikan kombinasi jus bayam dan hemoglobin Ny. M dari
Pertiwi dan Tomat : tomat selama 7 hari berturut-turut 9,3 g/dL menjadi 14,0
wati, Studi Kasus kepada Ny. M di hari ke 8 dilakukan g/dL setelah diberikan
tahun Anemia pengukuran kadar hemoglobin dengan kombinasi jus bayam dan
2021 dalam menggunakan alat pengukur Hb (easy tomat selama 7 hari
Kehamilan touch). Sebelum melakukan intervensi berturut-turut yang
komplementer, sehari sebelumnya, diminum sesudah makan
terlebih dahulu mengukur kadar siang. Mahasiswa
hemoglobin Ny. M dengan melakukan intervensi
menggunakan alat easy touch. Kadar unggulan selama 7 hari
hemoglobin Ny. M menunjukkan angka berturut-turut. Kombinasi
9,5 g/dL. Sebelum dilakukan intervensi daun bayam hijau dengan
unggulan, satu hari sebelumnya, Ny. M kandungan zat besinya
diberikan pengetahuan mengenai yang tinggi dan tomat
anemia dengan
pada ibu hamil dan manfaat herbal kandungan vitamin C yang
terutama bayam dan tomat dalam mempercepat penyerapan
mengatasi anemianya selain tablet Fe. zat besi dalam tubuh dapat
Ny. M diberikan leaflet yang berisi meningkatkan produksi sel
penjelasan tentang pengertian anemia, darah merah sehingga
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, kadar hemoglobin juga
perawatan dan pencegahan anemia pada meningkat (14;15).
kehamilan. Ny. M juga diberikan
penjelasan tentang kandungan sayur
bayam dan tomat untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil. Pada hari
pertama, mahasiswa kembali
menjelaskan kandungan jus bayam dan
tomat untuk mengatasi anemia dan
menjelaskan cara membuat jus
kombinasi bayam dan tomat. Mahasiwa
juga langsung mencontohkan cara
membuat jus kombinasi bayam dan
34

Nama
Peneliti Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian
dan Penelitian
tahun
tomat. Sebelum meminum kombinasi
jus
bayam dan tomat Ny. M meminta untuk
ditambahkan gula pada jus, setelah itu
Ny. M langsung meminum jus tersebut.

2.11 2.8 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gambaran atas batasan-batasan tentang teori-teori


yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan, kerangka teori dalam
penelitian ini dibuat berdasarkan teori Roesli (2016), dapat dilihat di bawah ini.
35

Perubahan Fisilogi dalam kehamilan:


1. Sistem Reproduksi
Ibu hamil 2. Sistem Kardiovaskular
3. Sistem Endokrin
4. Sistem Musculos Skeletal

Anemia Kehamilan

Cara Meningkatkan kadar


Hb

Farmakologi Farmakologi
Konsumsi tablet Fe Konsumsi tablet Fe

Jus bayam mengandung Mekanisme


7mg per 100gram zat besi Jus Bayam dan Tomat

Jus bayam mengandung Mekanisme


7mg per 100gram zat besi Jus Bayam dan Tomat
36

BAB III

METODE PENELITIAN

2.12 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai

dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landasan

teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai

laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian, dan lain-lain.

Kerangka konsep terdiri dari variabel independent (bebas) yaitu variabel

yang nilainya menentukan variabel lain dan variabel dependen (terikat) yaitu

variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2019). Variabel

independent dalam penelitian ini adalah terapi jus bayam-tomat dan variabel

dependen adalah peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Kerangka

konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Variabel independen Variabel dependen

Terapi Peningkatan Kadar


Jus Bayam-Tomat Hemoglobin Pada Ibu Hamil

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

2.13 3.2 Hipotesis

Ha : ada efektifitas Jus Bayam-Tomat Terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Pustu Mingkik.

2.14 3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada variabel atau


37

yang menyediakan manipulasi yang diperlukan untuk mengukur variabel

penelitian. Kemampuan terukur merupakan inti dari definisi operasional.

Definisi operasional adalah gambaran batasan variabel masalah atau apa yang

diukur oleh variabel masalah dalam penelitian. (Nasyahtadila et al., 2022).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variable independent)

dan variabel terikat (variable depende)

1. Variabel bebas (variable independent)

Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain atau merupakan variabel yang menyebabkan

perubahan variabel (Sahir, 2021). Variabel independen pada penelitian ini adalah

Terapi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat.

2. Variabel terikat (variable dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen, (Sahir, 2021). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

hemoglobin.

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Definisi Cara Alat Skala
Variabel Hasil
Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel Pemberian jus observasi Standar Sesuai SOP
independe bayam dan tomat operasio Tidak sesuai SOP
n: Jus diberikan dalam nal
ayam dan takaran 50 gram prosedur
tomat bayam hijau dan Pemberi
50 gram tomat an
selama 5 hari Kombin
beturut-turut pada asi Jus
waktu pagi hari Bayam
pukul 07.30-08.30 dan
WIB dan 08.30- Tomat
09.30 WIB
Variabel Kadar hemoglobin observasi Menggu Rentang normal
Dependen diukur nakan kadar hemoglobin
38

Definisi Cara Alat Skala


Variabel Hasil
Operasional Ukur Ukur Ukur
: kadar menggunakan alat alat menurut (WHO
hemoglob ukur GCHb dan ukur 2023)
in pada lembar observasi. GCHb Anemia Ringan:
ibu hamil Yang di ukur dan Kadar Hb ibu
sebelum intervensi lembar hamil 10g/dl –
pada hari ke 6 observas 10,9 g/dL Anemia
setelah intervensi i pre Sedang: 7 gram/dl
jus bayam dan dan post – 9,9 g/dL
tomat hemoglo Anemia Berat:
bin. Kadar Ibu hamil <
7 g/dL
(Sumber: WHO, 2023)

2.15 3.4 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan kasus/kasus yang bertujuan untuk pengumpulan data mendalam yang

melibatkan berbagai sumber informasi dari waktu ke waktu dan dalam suatu

konteks (Yohanda, 2020). Penelitian yang peneliti lakukan “Efektifitas Terapi Jus

Bayam-Tomat terhadap peningkatan kadar Hemoglobin Pada ibu Hamil di Pustu

Mingkik”.

3.1 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah, jumlah orang

atau pribadi mempunyai ciri-ciri yang sama, jumlah penghuni baik manusia pada

suatu satuan ruang tertentu seperti sekelompok orang, benda, atau hal dapat

menjadi sumber pengambilan sampel atau suatu kumpulan memenuhi syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Pariyana, 2021).

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

Responden yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan


39

oleh peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulannya (Elvera et.al, 2021).

Populasi penelitian ini adalah 10 orang ibu hamil Trimester III dengan anemia di

Wilayah Pustu Mingkik.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari karakteristik populasi umum, Amirullah

(2019). Sampel yaitu bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam

penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakterisitik yang

dimiliki oleh populasi, untuk menentukan sampel yang akan digunakan

(Ningtyas, 2019).

Pada penelitian ini peneliti mengambil sebanyak 10 responden yang

terdiagnosis anemia dengan berdasarkan kriteria inklusi.

2.16 3.6 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pustu Mingkik. Penelitian dimulai pada

bulan April 2024 berlangsung intervensi dilakukan dengan frekuensi pemberian

satu kali sehari selama enam hari berturut - turut dengan 10 responden.

2.17 3.7 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap:

1. Tahap persiapan,

a) Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian yang ditujukan pada

Kawasan Pustu Mingkik oleh lembaga pendidikan.

b) Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Bapak

Lurah Mingkik sebagai wilayah penelitian.

2. Tahap pelaksanaan
40

a) Peneliti membuat kontrak waktu dengan Bapak Lurah Mingkik.

b) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta

proses penelitian kepada Bapak Lurah Mingkik.

c) Peneliti telah menyiapkan lembar observasi karakteristik responden,

prosedur pemberian kombinasi jus bayam dan tomat pada klien ibu

hamil trimester III dengan anemia. Surat persetujuan dan pencarian

responden penelitian sesuai kriteria inklusi

d) Peneliti telah menjalin hubungan saling percaya (BHSP) dalam keluarga

responden

e) Peneliti menjelaskan kegiatan penelitian yang dilakukan pada responden

yang akan diberikan kombinasi jus bayam dan tomat untuk penurunan

hemoglobin pada ibu hamil trismeter III dengan anemia.

f) Meminta keluarga responden untuk membaca surat persetujuan dan

menandatangani bahwa responden bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian

g) Melakukan pemeriksaan hemoglobin pada responden sebelum dilakukan

intervensi dengan alat GCHb Metered yang telah disiapkan.

h) Setelah diamati, intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

diberikan 1 kali sehari pada waktu pagi hari selama 6 hari.

i) Periksa tingkat hemoglobin setelah prosedur pemberian kombinasi jus

bayam dan tomat.

j) Peneliti memberikan penguatan positif kepada responden ketika terjadi

perubahan hemoglobin pada ibu hamil trismeter III.


41

3. Tahap Terminasi

a) Setelah mengumpulkan data selama 6 hari, peneliti menjelaskan kepada

keluarga responden bahwa proses intervensi dan implementasi sudah

selesai.

b) Prosedur pengumpulan data.

c) Peneliti melakukan analisis data.

d) Mempresentasikan hasil penelitian di hadapan dewan penguji dan

pengawas.

2.18 3.8 Alur Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mempermudahkan proses penelitian maka

dibuat alur penelitian sebagai berikut :


42

2.19 ALUR PENELITIAN

2.20

2.21

2.22

2.23

Bagan 3.2 Alur Penelitian


2.24 3.9 Etika Penelitian

1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for person)


43

Peneliti menghormati otonom responden dimana responden mempunyai

kebebasan untuk menentukan sendiri apakah ingin mengikuti penelitian ini atau

tidak (Adiputra et al., 2021). Peneliti memberikan kebebasan kepada responden

untuk menentukan sendiri apakah ingin mengikuti penelitian ini atau tidak.

2. Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence)

Peneliti harus menambah nilai kesejahteraan dengan memberikan

keuntungan yang maksimal dan kerugian yang minimum, serta peneliti harus

mempertimbangkan risiko yang diberikan dari intervensi yang dilakukan

(Adiputra et al., 2021). Peneliti melakukan intervensi untuk meningkatkan kadar

hemoglobin responden.

3. Prinsip keadilan (justice)

Peneliti wajib memperlakukan responden secara benar dan layak dalam

memperoleh haknya dan tidak membebani yang bukan tanggung jawab dan

kewajibannya (Adiputra et al., 2021). Peneliti melakukan intervensi secara adil

kepada kedua responden.

4. Prinsip menghormati privasi dan kerahasiaan (respect for privacy and

confidentiality)

Responden mempunyai hak-hak dasar termasuk privasi dan kebebasan

dalam memberikan informasi, peneliti akan menghargai privasi dan kerahasiaan

responden dengan menggunakan data hanya untuk kepentingan penelitian dan

pengembangan ilmu di bidang keperawatan (Haryani & Setyobroto, 2022).

Peneliti memberikan privacy dan kebebasan kepada responden untuk

menghargai kerahasiaan responden.


44

5. Tanpa nama (anomity)

Menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden,

tetapi peneliti akan menuliskan di lembar alat ukur dan lembar pengumpulan data

dengan memberi inisial nama saja. Sehingga lebih menjaga kerahasiaan atau

privasi responden. Peneliti menjaga kerahasiaan dengan tidak mencantumkan

nama jelas responden dan memberi inisial nama saja.

6. Keikhlasan (voluntary)

Keikhlasan adalah jika seseorang bersedia menjadi Responden penelitian

tanpa adanya ancaman dan paksaan. Responden dapat mengundurkan diri kapan

saja, peneliti tidak dapat memaksa ataupun membujuk untuk mengikuti penelitian

atau menjadi Responden penelitian bertentangan dengan keinginannya. Peneliti

memberikan kebebasann memilih responden tanpa adanya ancaman dan paksaan

untuk diberikan intervensi pemberian kombinasi jus bayam dan tomat

7. Inform consent

Responden wajib mendapatkan informasi secara lengkap mengenai tujuan

dari penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak bebas berpartisipasi ataupun

menolak berpartisipasi (Haryani & Setyobroto, 2022). Peneliti memberikan

lembar informed consent yang wajib diberikan kepada responden sebagai

persetujuan menjadi responden dalam intervensi pemberian kombinasi jus bayam

dan tomat.

2.25 3.10 Teknik Pengolahan Data

1. Editing

Hasil wawancara, angket, pengamatan dari lapangan harus dilakukan


45

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan

kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner

tersebut.

2. Coding (Pengkodean Data)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean, yakni dengan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi angka atau bilangan.

3. Processing (Memasukkan Data)

Data-data yang sudah di-editing dan coding selanjutnya akan diproses

agar dapat dianalisa. Pemprosesan data dengan cara meng-entry data dari

kuesioner tabel distribusi frekuensi.

4. Cleaning (Pembersihan Data)

Pembersihan data merupakan apabila semua data dari setiap sumber data

atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sabagainya, kemudian dilakukan pembentukan atau

koreksi

2.26 3.11 Analisis Data

Analisis data adalah kumpulan informasi terstruktur yang memungkinkan

seseorang untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Penyajian data

dirancang untuk menggabungkan informasi yang terorganisir dalam format yang

koheren dan mudah dipahami. Dengan analisis data menjadi lebih mudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan lebih banyak pekerjaan berdasarkan


46

apa yang dipahami. Data dalam penelitian ini disajikan baik secara tekstual

maupun naratif dan dapat disertai kutipan dari pernyataan lisan keterampilan

penelitian dengan 2 orang responden yang mendukung data tersebut,

Notoatmodjo (2018). Metode analisis deskriptif diterapkan untuk menguraikan

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul (Takula et al., 2020).

2.27 3.12 Jadwal penelitian

Jadwal penelitian adalah jadwal yang dibuat dan direncanakan

oleh peneliti dalam proses penelitian. Jadwal penelitian ini dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.


47

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul
Pembuatan proposal dan
bimbingan
Ujian proposal
Perbaikan proposal
Penelitian dan penulisan skripsi
Ujian skripsi
Pengumpulan skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai