24
Ind
p
KEMENTERIANKESEHATANRI | 2020
PEDOMAN
PELAYANA
N
ANTENATA
L
Edisi Ketiga
KEMENTERIAN KESEH ATAN RI | 2020 1
TERPADU
KEMENTERIAN KESEHATAN 2020
RI |
PEDOMAN
PELAYANA
N
ANTENATA
L
Edisi Ketiga
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 2020 1
TERPADU
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
ISBN 978-602-416-974-9
1. Judul
I. P R E N ATAL C AR E
II. O B ST E T R I C S
KONTRIBUTOR
Penasehat:
dr. Kirana Pritasari, MQIH
Penanggung Jawab:
dr. Erna Mulati, M.Sc., CMFM
Tim Penyusun:
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Kesehatan RI
Kontributor i
Kata Pengantar Direktur Kesehatan Keluarga ii
Daftar Isi iii
Daftar Istilah i
v
BAB 1 Pendahuluan
1
BAB 2 Pelayanan Antenatal Terpadu
5
BAB 3 Keterpaduan Program dalam Layanan Antenatal
1
BAB 4 Pencatatan dan Pelaporan
9
BAB 4 Penutup
4
Lampiran 5
Daftar Pustaka 4
8
4
9
7
6
DAFTAR ISTILAH
GAMBAR 1.
TARGET PENURUNAN AKI TAHUN 2020 - 2024
230
AKI
217 205 194 183
GAMBAR 2.
TARGET PENURUNAN AKN
TAHUN 2020 - 2024
AK
12.5
N
11.8 11.2 10.6 10
B . T U J UA N P E N U L I S A N P E D O M A N :
Menyediakan pedoman bagi seluruh petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan antenatal terpadu bagi seluruh ibu hamil di Indonesia.
B . T U J UA N P E L AYA N A N A N T E N ATA L T E R PA D U
1. Tujuan umum:
Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan
berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan
dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat
dan berkualitas.
Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang menyenangkan dan
memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi ibu hamil dalam menjalankan
perannya sebagai perempuan, istri dan ibu.
2. Tujuan khusus:
1. Terlaksananya pelayanan antenatal terpadu, termasuk konseling, dan gizi ibu
hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
2. Terlaksananya dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan keadaan ibu
hamil pada setiap kontak dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
klinis/kebidanan dan interpersonal yang baik.
3. Setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpaduminimal 6
kali selama masa kehamilan.
4. Terlaksananya pemantauan tumbuh kembang janin.
5. Deteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
6. Dilaksanakannya tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu
hamil sedini mungkin atau rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan sistem rujukan yang ada.
C . S A S A R A N P E L AYA N A N A N T E N ATA L T E R PA D U
Seluruh wanita hamil di wilayah Republik Indonesia.
D. INDIK ATOR
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis/kebidanan dan interpersonal yang baik, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus
dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke
8. Kontak pertama dapat dibagi menjadi K1 murni dan K1 akses.
- Kunjungan 5 di trimester 3
Dokter melakukan perencanaan persalinan, skrining faktor risiko persalinan
termasuk pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan rujukan terencana bila
diperlukan.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 7
2020
E . KO N S E P P E L AYA N A N A N T E N ATA L T E R PA D U
Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus mampu
melakukan deteksi dini masalah gizi, faktor risiko, komplikasi kebidanan, gangguan
jiwa, penyakit menular dan tidak menular yang dialami ibu hamil serta melakukan tata
laksana secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan bersih dan
aman. Kerangka Konsep Pelayanan Antenatal Terpadu dapat dilihat pada gambar 1.
Masalahgizi Rujukpenanganangizi
Perencanaanpersalinan
Berisiko aman di fasilitas kesehata
n
Komplikasi Penanganankomplikasi
kebidanan danpersiapanrujukan
-Persalinan
IBU bersih &
HAMI AN Sehat aman
L C -Perawatan
Penyakit Rujukpenanganan BBL
tidak penyakittidak
menular menular
Rujuk
Penyakitmenular penanganan
penyakitmenular
Rujuk
Gangguanjiwa penanganan
gangguanjiwa
Pelayanan antenatal terpadu adalah diberikan kepada semua ibu hamil dengan cara:
1. Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu.
2. Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.
3. Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, termasuk konseling KB
dan pemberian ASI.
4. Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan
kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu hamil agar tetap dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman selama masa kehamilan dan
menyusui.
5. Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.
6. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
7. Melakukan tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin atau melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.
8. Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.
9. Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi pada proses persalinan.
10. Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada kasus
kegawatdaruratan maternal neonatal.
11. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan dan gizi
ibu hamil, mempersiapkan persalinan dan kesiagaan apabila terjadi komplikasi.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 9
2020
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah,
tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dan malaria pada daerah
endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti: gluko-protein
urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria
daerah non endemis, pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan
darah lengkap untuk deteksi dini thalasemia dan pemeriksaan lainnya.
Keterangan:
• Tes laboratorium yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal adalah:
pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan Hb dan pemeriksaaan
glukoproteinuri (atas indikasi).
• Pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang tidak memiliki
vaksin tetanus difteri
dan/atau pemeriksaan
laboratorium, fasilitas
pelayanan kesehatan dapat
berkoordinasi dengan Dinas
F. L A NKesehatan
G K A H T E K N IKabupaten/Kota
S P E L AYA N A N A N T E N ATA L T E R PA D U
dan Puskesmas untuk
1. Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil
penyediaan dan/atau
untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu pada saat dibutuhkan.
pemeriksaan, atau merujuk
ibu hamil Pelayanan
ke Puskesmas antenatal
atau terpadu diberikan pada saat petugas kesehatan
kontak
fasilitas dengan
pelayanan ibu kesehatan
hamil. Kontak dalam hal ini didefinisikan sebagai saat
petugas kesehatan
lainnya yang ibu hamil di fasilitas pelayanan kesehatan maupun saat di
dapat melakukan
dalam sebuahtersebut.
pemeriksaan komunitas/lingkungan. Kontak sebaiknya dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan sehingga ibu hamil mendapatkan pelayanan yang
berkualitas dan komprehensif.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 11
2020
d. Pemeriksaan Penunjang Pada Kehamilan
- Pemeriksaan laboratorium : tes kehamilan, kadar hemoglobin darah,
golongan darah, malaria di daerah endemis,tes triple eliminasi (HIV,
Sifilis dan Hepatitis B), dan tes lainnya sesuai indikasi
- Pemeriksaan USG
- Pemeriksaan EKG atas indikasi
f. Konseling
Pada akhir pemeriksaan dokter harus bisa menyimpulkan:
- Status kehamilannya (GPA)
- Tidak didapatkan penyulit pada kehamilan saat ini, atau
- Didapatkan masalah kesehatan/komplikasi (sebutkan)
Tenaga kesehatan harus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi ibu
hamil (menggunakan grafik evaluasi kehamilan dan grafik peningkatan berat badan,
terlampir). Apabila hasil pemantauan dan evaluasi melewati garis batas grafik, ibu
hamil harus dikonsultasikan ke dokter.
14 PEDOMANPELAYANANANTENATALTERPADU
Indikasi merujuk ke dokter dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
B. Riwayat medis
1. Riwayat penyakit tidak menular (jantung, hipertensi, diabetes mellitus, ginjal,
alergi makanan/obat, autoimun, talasemia/gangguan hematologi lain, epilepsi,
dll)
2. Riwayat penyakit menular (HIV, Sifilis/IMS lainya, Hepatitis B, TB, malaria,
tifoid, dll)
3. Riwayat masalah kejiwaan, dll
KEMENTERIAN KESEHATAN 15
RI | 2020
TABEL 1. PALPASI ABDOMEN DAN TEKNIK LEOPOLD I-IV
Leopo ld II Trimester 2 dan 3 Menentukan bagian janin pada sisi kiri dan
kanan ibu
Leopold IV
Leopold IV Trimester 3 Menentukan berapa jauh masuknya janin
Usia gestasi >36 minggu ke pintu atas panggul
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 17
2020
BAB3:
KETERPADUANPROGRAM
DALAMLAYANANANTENATAL
A. GIZI
Asupan zat gizi untuk bayi di dalam kandungan berasal dari persediaan zat gizi
di dalam tubuh ibunya. Oleh karena itu sangat penting bagi calon ibu hamil untuk
mempunyai status gizi yang baik sebelum memasuki kehamilannya, misalnya tidak
kurus dan tidak anemia, untuk memastikan cadangan zat gizi ibu hamil mencukupi
untuk kebutuhan janinnya. Saat hamil, salah satu indikator apakah janin mendapatkan
asupan makanan yang cukup adalah melalui pemantauan adekuat tidaknya
pertambahan berat badan (BB) ibu selama kehamilannya (PBBH). Bila PBBH tidak
adekuat, janin berisiko tidak mendapatkan asupan yang sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganya
didalam kandungan. Ibu yang saat memasuki kehamilannya kurus dan ditambah
dengan PBBH yang tidak adekuat, berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
PBBH yang optimal berbeda-beda sesuai dengan status gizi Ibu yang diukur
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil atau pada saat memasuki
trimester pertama seperti dijelaskan pada tabel dibawah ini. Semakin kurus seorang
Ibu, semakin besar target PBBH-nya untuk menjamin ketercukupan kebutuhan gizi
janin.
Adapun cara menghitung IMT adalah dengan membagi besaran Berat Badan
(BB) dalam kilogram (kg) dengan Tinggi Badan (TB) dalam meter (m) kuadrat sesuai
formula berikut:
Berat Badan
(kg) IMT =
Tinggi
Badan (m) xTinggi Badan
(m)
Gizi seimbang pada ibu hamil sangat perlu diperhatikan karena ibu hamil harus
memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
janinnya. Ibu hamil harus mengonsumsi beraneka ragam makanan dengan jumlah
dan proporsi yang seimbang. Pesan gizi seimbang yang khusus untuk ibu hamil,
antara lain:
sehingga
sumber
mengura
zat besi
ngi
yangrisiko
sembelit
sangat
pada
baik ibu
hamil.
dikonsu
msi ibu
hamil
yaitu
Ikan,
daging,
hati dan
tempe.
Ibu
hamil
juga
perlu
mengon
sumsi
Kalsium
Untuk
mengga
nti
cadanga
n
kalsium
ibu yang
digunaka
Iodium
n untuk
Iodium
pembent
merupa
ukan
kan
jaringan
bagian
baru
hormon
pada
tiroksin
janin.
(T4)
Apabila
dan
konsums
triodotir
i
onin mengonsumsi makanan yang mengandung garam ti nggi
b. Batasi
kalsium
(T3)
Pembatasan
tidak konsumsi garam dapat mencegah hipertensi selama kehamilan.
yang
Hipertensi
mencuku selama kehamilan akan meningkatkan risiko kematian janin,
berfung
terlepasnya
pi maka plasenta, serta gangguan pertumbuhan.
si untuk
akan
mengat
c. Minum
berakibatair puti h yang lebih banyak
ur
meningk
Air merupakan sumber cairan yang paling baik dan berfungsi untuk membantu
pertum
atkan
pencernaan, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu
buhan
risiko ibu
tubuh. Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar dapat mendukung
dan
mengalajanin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah. Ibu hamil
sirkulasi
perkem
mi
memerlukan asupan air minum sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari).
bangan
komplika
bayi.
si yang
d. Batasi Konsumsi Kafein
Sumber
disebut
iodium
Kafein bila dikonsumsi oleh ibu hamil akan mempunyai efek diuretik dan
keracuna
yang
stimulans. Oleh karenanya bila ibu hamil minum kopi sebagai sumber utama kafein
n
baik tidak terkontrol, akan mengalami peningkatan buang air kecil (BAK) yang akan
yang
kehamila
adalah
berakibat
n (pre dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung juga akan
makana
meningkat.
eklampsi
n laut
a). Selain
seperti
itu ibu
ikan,
akan
udang,
mengala
kerang,
mi
rumput
pengero
laut.
posan
22 Setiap
tulang PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
memas TERPADU
dan gigi.
ak
Sumber
diharusk
kalsium
an
yang
mengg
baik
unakan
adalah
garam
sayuran
beriodi
hijau,
um.
kacang–
Untuk mengatasi “Hiperemesis Gravidarum” (rasa mual dan muntah berlebihan),
kacangan
ibu hamil dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil tetapi sering, makan secara
dan
tidak berlebihan dan hindari makanan berlemak serta makanan berbumbu tajam
ikan teri
(merangsang).
serta
susu.
Pangan sumber kafein lainnya adalah coklat, teh dan minuman suplemen energi. Satu
botol minuman suplemen energi mengandung kafein setara dengan 1-2 cangkir kopi.
Disamping mengandung kafein, kopi juga mengandung inhibitor (zat yang
mengganggu penyerapan zat besi). Konsumsi kafein pada ibu hamil juga akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin, karena metabolisme janin
belum sempurna.
Anemia
Populasi Tidak Anemia
Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5-11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12-14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
WUS tidak hamil 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Sumber: WHO, 2012
Catatan:
- Di daerah endemis malaria, selain upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati malaria, juga
harus tetap disediakan TTD. Pemberian TTD pada ibu hamil yang pernah menderita malaria perlu dimonitor
secara periodik.
- Ibu hamil yang menderita kecacingan tetap diberi TTD disamping pemberian obat cacing. Biasanya ibu
hamil dengan kecacingan akan menderita anemia sedang, maka pemberian TTD dapat mencegah
terjadinya anemia menjadi lebih berat.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 23
2020
3. Pemberian Kalsium pada Ibu Hamil
Pada daerah dengan intake kalsium yang rendah direkomendasikan pemberian
suplementasi tablet kalsium pada ibu hamil sebesar 1.500 -2.000 mg secara oral
dibagi dalam 3x pemberian per hari. Interaksi dapat terjadi antara suplemen besi
dan kalsium. Oleh karena harus ada jarak pemberian selama beberapa jam.
Pemberian tablet kalsium untuk mengurangi risiko preeklamsi.
IBUHAMIL
ANC Terpadu
PENAPISAN
KEK
- Edukasi - Konseling tatalaksana tatalaksana
- Edukasi - Konseling -TTD2 BumilKEK BumilKEK
- Konseling - Pantau BB Tablet dan dan
- Pantau BB - Pantau Janin per hari Tata Tata
TATALAKSANA
IBUHAMIL
KUNJUNGANANTENATAL
- Anamnesa
-
Pemeriksaa
n 10T:Badan
• T1:
Tinggi &
LiLa)
Berat
• T2:
Tekanan Tes HIV, Sifilis &
Darah Hep B bersama - HIV (-)
• T3: dengan - Sifilis (-) Pertahanka
sTatus pemeriksaan - Hepatitis B n
Gizi laboratorium rutin (-)
Hepatitis B,
(ukur lainnya
Malaria, Ulangi tes Bumil
Positif HIV - Sifilis - + pasangan bila
• T4: Hepatitis B berisiko minimal
3 bulan
TFU
• T5: - Pengobatan - Pengobatan - Pengawasan
Tentukan (ART) (BPG) -Kondom
DJJ -Kondom -Kondom - Trace
Janin -Trace pasangan -Trace pasangan pasangan
- IO lain -Comorbidlain -Comorbidlain
• T6:
sTatus
Imunisas - Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil,
i perencanaan kehamilan,
(TT) - Edukasi & konseling persiapan persalinan, pemberian
makanan, pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kepatuhan
• T7: pengobatan.
Tablet - Konseling pasangan keluarga
Fe (90 - Life skill Education, disclosure
Tablet
)
• T8: Tes Lab (Gol darah,
Hb, GDS, Sifilis, HIV,
Proteinuri, sputum,
BTA)
• T9:
KEMENTERIANTataKlaksana
ESEHATAN RI | 27
2020kasus
• T10: Temu
wicara dan
konseling
- Tindak Lanjut
Bagan 3. Alur Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis Selama Kehamilan
IBUHAMIL
ANCT10
Termasuk
tes HIV,
Sifilis,
Hepatitis
HIV B SIFILIS
NR REAKTIF NR REAKTIF
Reanamnesis
diagnosis periksa titer
KIE Segera
TerapiARV KIEstaynegative
Terapiadekuat
JadwalPeriksa
Dini
-KIE& SingleDose
Konseling
- Asesmen Laten
kepatuha TripleDose
n
-
Pemantaua KIE
n JadwalPeriksa
VL
IBUHAMIL
TESHBsAg
HBsAgNonReaktif HBsAgReaktif
PadaBayiVaksinasiHB0 Rujuk
dan lanjutan sesuai RS:
DitetapkanstatuspenyakitHepatitisB
program imunisasi menurut
nasional PNPKataupedomanyangditetapkan
Tidakadamasalah
Adamasalahklinis
klinisdan/atau
dan/atauindikasi
indikasiterapi
terapiberkaitan
berkaitan
dengan Hepatitis
denganHepatitis
B
B
Penatalaksanaan -IbuhamilmelanjutkanANC
sesuaiPNPKatau danpersalinan diFKTP
pedomanyang - Bayi diberikan Vaksin
ditetapkan HB0 dan HBIg < 24 jam
dari saat persalinan
- Selanjutnya HB1, HB2
dan HB3 sesuai
program imunisasi
nasional
Pengobatan ibu hamil dengan Hepatitis B yang dirujuk dan ditangani oleh
dokter spesialis penyakit dalam atau konsultan gastro enterologi dan hepatologi di
Rumah Sakit Rujukan. Sebelum dirujuk, ibu hamil harus mendapatkan informasi yang
lengkap tentang penyakit Hepatitis B, cara pencegahan, cara penularan serta
pengobatan yang sesuai.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 29
2020
C. M AL AR IA
Strategi pelayanan terpadu pengendalian malaria dalam antenatal adalah
pemeriksaan (skrining) malaria pada kunjungan pertama antenatal dan pemberian
kelambu berinsektisida terhadap semua ibu hamil yang tinggal di kabupaten/
kota endemis tinggi malaria. Sedangkan untuk ibu hamil yang tinggal di
kabupaten/kota endemis rendah dilakukan selektif pada ibu hamil yang memiliki
gejala dan:
a) tinggal di desa endemis tinggi malaria (desa merah),
b) ada riwayat berkunjung/tinggal di daerah endemis malaria 1 (satu) bulan
terakhir,
c) pernah sakit malaria dalam 2 tahun terakhir.
P R O G R AM M AL AR I A D E N G A N P E L AYA NA N I B U H A M I L
1. 2. 3.
PEMBERIAN SKRINING DARAH PEMBERIANTERAPI
KELAMBU MALARIA PADAIBUHAMIL
BERINSEKTISIDA (RDT/MIKROSKOPIS) POSITIFMALARIA
DENGA TANPA
ACT# 3HARI N GEJAL
GEJAL A
A
TIDAK -LanjutkanANC
MEMBAI PERIKSAULANG
PA
EDRA
UBAHA K SEDIAANDARAH - LLIN (pakai
N TEBAL kelambu)
- Zat Besi /
RUJU - Nutrisi Fo
K ERA lat
SEG
POSITIF NEGATIF
- La njutkanANC
* Wilayah endemis tinggi malaria semua - LLIN akai
(p kelambu)
ibu hamil skrining malaria, di wilayah
- Zat Besi / Folat
endemis rendah dilakukan secara selektif
** jika malaria berat beri pra rujukan
- Nutrisi
dengan
artesunat i.m (dosis 2.4mg/kgBB)
## ACT yaitu Dihydroartemisinin + Piperaquin
(DHP) 3-3-3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 31
2020
D. T U B E R KO LU S I S
Manifestasi klinis TB pada kehamilan umumnya sama dengan wanita yang
tidak hamil yaitu manifestasi umum dari TB paru. Semua wanita hamil harus
diskrining untuk diagnosis TB. Tes HIV juga penting dilakukan pada wanita hamil
terduga TB. Ibu hamil yang sakit TB, harus segera diberi pengobatan OAT untuk
mencegah penularan dan kematian. Amikasin, Streptomisin, Etionamid/Protionamid
TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pengobatan tuberkulosis pada ibu hamil.
Skrinning gejala dan tanda TBC:
1. Apakah ada batuk lama (2 minggu atau lebih)?
2. Apakah ada batuk berdarah?
3. Apakah ada demam dan lemas?
4. Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas?
5. Apakah terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas?
6. Apakah ada gejala TB Ekstra Paru (kelenjar, tulang, kulit, dll)?
7. Apakah ada kontak serumah atau kontak erat dengan pasien TB?
Apabila hasil skrining menunjukkan gejala TB, maka ibu hamil dirujuk ke Poli
TB untuk tatalaksana lebih lanjut.
KEMENTERIAN KESEHATAN 33
RI | 2020
2. Antenatal Dengan Riwayat Diabetes
Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan klasifikasinya
sebagai salah satu di bawah ini:
a. Diabetes mellitus tipe 2 dengan kehamilan atau
b. Diabetes mellitus gestasional
1 2 3
-RumahSakitUmum
-Kunjungan1
- Puskesmas Propinsi/Nasional
ANC
praktekbidan -Laboratorium -LembagaEijkman
kesehatandaerah RSCM
-Rumahbersalin
-Praktekdokter - Laboratorium
kesehatan
daerah
34 PEDOMANPELAYANANANTENATALTERPADU
Pada kasus ini selain anamnesis dan pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium
tahap awal yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan darah: Haemoglobin, Hematokrit, MCV, MCH, RDW dan morfologi
sel darah merah (sediaan hapus darah tepi).
2. Bila tidak ada fasilitas cell counter dapat dilakukan pemeriksaan Haemoglobin,
Hematokrit, dan morfologi sedarah merah dengan sediaan hapus (hitung sel
darah merah) untuk secara manual menghitung MCV dan MCH.
Poli
KIA
Pengukuran antropometri(BB,TB,LP)
Pemeriksaan(TD,GDS,KadarLipid
Darah)
TentukanDiagnosisdannilaiFRPTM
MemilikiFR Sehat
PTM
CekLaboratorium KIEdanKonseling
TidakPTM
PT Monitoring/Evaluasi
M
Rehabilitasi
/ Paliatif
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 35
2020
F. K E S E H ATA N J I WA
Ibu hamil yang sehat
mentalnya merasa
senang dan bahagia,
mampu menyesuaikan
diri terhadap
kehamilannya sehingga
dapat menerima
berbagai perubahan
fisik yang terjadi pada
dirinya, dan dapat tetap
aktif melakukan
aktivitas
1. Stres sehari-hari.
Masalah
Pada atau gangguan kesehatan jiwa yang dialami oleh ibu hamil tidak saja
berpengaruh
umumn terhadap ibu hamil tersebut, tetapi mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
ya, janinnya saat didalam kandungan, setelah melahirkan, bayinya,
masa
tubuh kanak-kanak dan masa remaja.
Beberapa
akan masalah dan gangguan kesehatan jiwa pada ibu hamil yang dapat terjadi
antara
bereaksilain:
terhadap
2. Gangguan Kecemasan Menyeluruh
setiap
Seringkali suasana perasan kuatir
situasi
berlebihan terhadap hal yang kecil-kecil
yang
yang tidak dapat dikendalikan, gelisah,
tidak
tegang, mudah tersinggung, sulit
menyen
konsentrasi berlebihan dan sulit untuk
angkan.
menenangkan diri disertai gejala fisik
Stres
seperti
3. Gangguan gejala
Panikotonom berlebihan,
bersifat
ketegangan
Rasa
positif gelisah luar mudah lelah, dan
motorik,
mengalami
biasa yang gangguan
muncul tidur yang dialami
dan
hampir setiap hari.
tiba-tiba
negatif, tanpa
alasan
stres yang jelas
dan mengalami
yang
gejala
negatif fisik seperti
jantung
4. Gangguan
(distress berdebar,
Obsesif Kompulsif (OCD)
nafas pada tersengal,
)Gangguan ini mempengaruhi pikiran dan
leher
ibu rasa
perilaku tercekat,pada ibu hamil yang
berulang
otot
hamil tegang,
disadari pusing sulit dikendalikan.
namun
atau
akan sakit
Pikirannya kepala, pada sesuatu hal
terobsesi
berkeringat
mempe
secara terus menerus bisa dan merasa tidak
sampai
ngaruhi nyeri
nyaman ataudadatertekan jika pikiran
dan kram otot
suasana
obsesifnya tidakkaki
dilaksanakan secara
dan
perasaatangan bisasebagai
berulang-ulang respon
sampai
n,
terhadap kesemutan.
kecemasannya. Gejala ini
Serangan
perilaku ini
36 ditemukan
berulang
hampir
beberapa
setiap hari selama 2 PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
dan
minggu berturut-turut. TERPADU
kali
dapatdalam sebulan
dan
menimb berlangsung
dalam
ulkan beberapa
menit.
keluhan
fisik
yang
membu
at ibu
hamil
menderit
a jika
stres
tidak
dikelola.
6. Gangguan Somatoform
Beberapa keluhan fisik
disertai dengan permintaan
pemeriksaan medis
berulang meskipun tidak
ditemukan
7. Gangguan adanya kelainanTrauma
Stres Paska
Bisa dialami ibu hamil mau
dan tidak 6 bulan setelah
mendengarkan
kejadian traumatik,penjelasan
dengan gejala
dokter.
stres, kilas balik terhadap peristiwa
traumatik dan menghindari tempat
atauGangguan
8. pengalamanmental
kejadian.dan perilaku akibat penggunaan
NAPZA
Menggunakan zat psikoaktif hingga menimbulkan ketergantungan,
merugikan ibu hamil dan janinnya, mengalami putus zat jika
berhenti dan jika penggunaan berlebihan dapat menimbulkan
perubahan kesadaran dan sebagainya. Ada juga ibu hamil yang
merokok dan atau minum alkohol yang tidak baik bagi kesehatan
ibuGangguan
9. dan janin yang dikandungnya.
Depresi
Pada kondisi ini, ibu
hamil bisa mengalami
suasana perasaan
sedih, hilang minat,
mudah lelah, sulit
konsentrasi, gangguan
10.pola
Gangguan makan,Skizofrenia
gangguan
Pada ibu hamil tidur, terdapat
merasa
gangguan tidak berharga,
pikiran, perasaan
harga diri rendah,
dan perilaku yang rasa tidak
bersalah, tidak
serasi, sulit dirabarasakan
berguna, suram,
dan tidak dapat menilai putus
asa bahkan
realitas jika depresi
(merasa pikirannya
berat keluar,
tersiar bisa sampaimenggema
ada
atau ide atau pikiran
dimasukkan dari luar).
ingin
Faktor bunuh
Penampilan diri yang
ibu
risiko gangguan hamil
kesehatan jiwa pada ibu hamil merupakan pengaruh dari
dialami
umumnya
faktor selama 2
tidak psikologis
biologis, merawat dan sosial antara lain: (1) riwayat gangguan mental
minggu
sebelum berturut-turut.
diri, kurang hamilkooperatif,
yang tidak tuntas pengobatannya, (2) kehamilan karena
ekspresinyakekerasan
perkosaan, tumpul dalamatau rumah tangga, tidak diinginkan, dan kehamilan dini
datar, remaja,
diusia suasana (4) perasaannya
pernikahan terpaksa atau karena hamil, dijodohkan, atau
sulit dirabarasakan
terlalu dan tidaktraumatik saat kehamilan kekerasan seksual, (6)
dini, (5) peristiwa
serasi. Ibu
faktor hamil tidak dapat
sosioekonomi seperti kurangnya dukungan suami, keuangan, orang
tidur,tunggal,
tua dapat (7) mengalami
penggunaan obat, merokok, alkohol, NAPZA (8) penyakit fisik
halusinasi
kronis suara, dan
(9) retardasi atau(10) disabilitas fisik, mental dan sebagainya.
mental,
mempunyai keyakinan yang
KEMENtidak
TERIAN KEsesuai
SEHATAN dengan
RI | 37
2020kenyataan dan tidak dapat
dikoreksi (waham).
Pemeriksaan kesehatan jiwa pada ibu hamil yang dapat dilaksanakan saat
melaksanakan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan primer sebagai berikut:
• Melaksanakan skrining (deteksi dini) masalah kesehatan jiwa pada ibu hamil saat
pemeriksaan kehamilan melalui wawancara klinis. Jangan lupa menanyakan faktor
risiko gangguan kesehatan jiwa, riwayat masalah kesehatan jiwa yang pernah
dialami dan penggunaan NAPZA. Pemeriksaan kesehatan jiwa pada ibu hamil
minimal dilakukan pada trimester pertama dan trimester ketiga. Apabila pada
trimester pertama ditemukan masalah/gangguan jiwa, maka akan dievaluasi setiap
kunjungan.
• Jika gangguan jiwa tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan primer,
segera merujuk ke R S atau ahli jiwa di wilayah kerja fasilitas pelayanan kesehatan
primer.
• Kelola stres dengan baik dengan cara: rekreasi, senam ibu hamil, jalan sehat,
relaksasi, curhat dengan orang yang tepat, makanan berserat, berpikir positif,
kurangi tuntutan diri sendiri, ekspresikan stres, duduk santai, tidak
membandingkan diri dengan orang lain, menghitung anugrah, melatih pernafasan,
mendengarkan musik dan sebagainya.
• Mempromosikan gaya hidup Ceria yaitu cerdas intelektual, emosional dan spiritual,
empati dalam berkomunikasi yang efektif, rajin beribadah sesuai agama dan
keyakinan, interaksi yang bermanfaat bagi kehidupan, asih, asah dan asuh tumbuh
kembang dalam keluarga dan masyarakat.
IBUHAMIL
PEMERIKSAA PEMERIKSAA
N N
TidakadaRisiko BerisikoMasalah/
Masalah GangguanJiwa
GangguanJiwa
Usia<18Tahun Usia>18Tahun
SDQ SRQ29
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 39
2020
G . I M UNI SASI
Td Kelas 2 dan 5 SD atau yang sederajat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Catatan:
*sebelum pemberian imunisasi Td pada WUS termasuk ibu hamil harus dilakukan
skrining status T terlebih dahulu. Pemberian imunisasi Td dilakukan apabila belum
mencapai status T5
Skrining Status T
Penentuan status Imunisasi T dilakukan dengan prinsip jumlah yang diberikan dan
interval pemberian sebagai berikut:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 41
2020
Contoh penentuan status imunisasi T sebagai berikut:
Anamnesa Status T Pemberian imunisasi Td
Belum pernah mendapat T0 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1,
imunisasi yang mengandung T kemudian diberikan kemba-li dengan interval
sama sekali minimal 4 minggu dan 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi T1 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1,
yang mengandung T satu kali kemudian diberikan kemba-li dengan interval 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi T2 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
yang mengandung T dua kali
dengan interval minimal 4
minggu
Pernah mendapat imunisasi yang T3 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
mengandung T tiga kali dengan
interval minimal yang sesuai
Pernah mendapat imunisasi T4 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
yang mengandung T empat kali
dengan interval yang sesuai
Sudah mendapat imunisasi T5 Tidak perlu diberikan imunisasi
yang mengandung T sebanyak
5 kali dengan interval yang
sesuai
H . K EC AC I NG AN
Infeksi cacing atau cacingan pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan
gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta kehilangan darah (anemia), hal ini
akan mengakibatkan terjadinya hambatan perkembangan fisik pada calon bayi,
bayi dengan berat lahir rendah bahkan terjadinya kompilkasi pendarahan disaat
melahirkan yang diakibatkan karena anemia kronis. Ada tiga jenis cacing yang
umumnya menginfeksi manusia dan memberikan dampak yaitu: Ascaris
lumbricoides (cacing gelang), Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan
Trichiuris trichiura (cacing cambuk).
Penanggulangan Cacingan dimulai dengan mengurangi prevalensi infeksi
cacing dengan membunuh cacing tersebut melalui pengobatan untuk menekan
intensitas infeksi (jumlah cacing per orang), sehingga dapat memperbaiki tingkat
anemia. Namun pengobatan Cacingan harus disertai dengan upaya berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), sanitasi lingkungan serta asupan makanan bergizi.
1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja.
Jika hasil positif diberikan obat cacing secara selektif.
2. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala Cacingan atau
anemi pada saat kunjungan Antenatal dan hasil pemeriksaan tinjanya positif
Cacingan diberikan obat cacing secara selektif.
3. Ibu hamil yang mempunyai hasil positif (+) pada pemeriksaan tinja maka
pemberian obat cacing dapat dilakukan mulai trimester ke 2 dan ke 3 dibawah
pengawasan dokter.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 43
2020
BAB4:
PENCATATANDANPELAPORAN
A . P E N C ATATA N
B . P E L AP O R AN
Pelaporan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir pelaporan yang sudah
ada, yaitu:
1. Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak
2. Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular
3. Laporan PWS KIA
4. Laporan PWS Imunisasi
5. Untuk lintas program terkait, pelaporan mengikuti formulir yang ada pada
program tersebut (ePPGBM, SIHA, SITT, SISMAL).
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 47
2020
BAB5:
PENUTUP
Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil untuk memenuhi hak setiap
ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas. Tujuannya adalah agar
setiap ibu hamil mampu menjalani kehamilan yang sehat dan positif, bersalin dengan
selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan antenatal terpadu mencakup
pelayanan promotif dan preventif sekaligus kuratif dan rehabilitatif. Layanan ini
meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS,
TB, malaria, penyakit menular seksual) penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes
mellitus), ibu hamil yang mengalami kekerasan selama kehamilan serta program
spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Setiap tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta
diharapkan memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap ibu hamil agar dapat
memastikan kehamilan berlangsung normal, mendeteksi dini masalah dan penyakit
yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat, mencatat dan
melaporkannya secara berjenjang dan sistematis. Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu merupakan pedoman yang dinamis, sehingga dapat disesuaikan dengan
perkembangan program dan kebutuhan spesifik daerah.
LAMPIRA
N
LAMPIRAN DAFTAR TILIK ANTENATAL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 51
2020
Status imunisasi tetanus
Riwayat transfusi darah Ya
Riwayat penyakit dalam keluarga (diabetes/hipertensi/
Ya
kehamilan ganda/kelainan kongenital/penyakit kejiwaan)
Riwayat kecelakaan/trauma Ya
Kontak ke K1 K2 K3 K4 K5 K6
Indikasi Merujuk ke Dokter
Usia gestasi (minggu) 0-12 >12-24 >24-kelahiran
Pemeriksaan fisik umum lengkap Ket: dilakukan oleh dokter pada
TM 1 dan TM3
Keadaan umum • Pingsan
• Kejang
Tekanan darah • TD >140/90
• TD<90/60
• Kenaikan sistolik >30mmHg
atau diastolik >15mmHg
Berat badan • IMT >30
• BB turun>2kg/bulan pada
trimester 1
• BB naik <1 kg/bulan pada
trimester 2
• BB naik >2 kg/bulan pada
trimester 3
Pemeriksaan terkait • Permasalahan bertambah
permasalahan pada kunjungan parah atau tidak dapat diatasi
sebelumnya
Lingkar lengan atas (LILA) • LILA <23,5 cm
Tinggi badan • TB<145 cm
Suhu tubuh Suhu>380C
Pernafasan Laju nafas >24x per menit atau
<16x/menit
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 53
2020
Gejala anemia (pucat, nadi cepat) Nadi > 100x per menit atau
<60x per menit
Edema • Kaki/tangan/wajah bengkak
Tanda bahaya lain (s es ak, • Napas sesak saat aktivitas
perdarahan) ringan atau duduk
• Perdarahan pervaginam
selama kehamilan
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Kontak ke K1 K2 K3 K4 K5 K6
Indikasi Merujuk ke Dokter
Usia gestasi (minggu) 0-12 >12-24 >24-kelahiran
Vulva/perineum • Ada massa
• Keluar cairan (darah/keputihan
yang tidak biasa)
• Varises
Inspekulo • Ada massa
• Keluar cairan (darah/keputihan
yang tidak biasa)
Tinggi fundus uteri (TFU) & • TFU > simfisis pada trimester I
palpasi abdomen dengan • TFU di bawah pusat atau < 20
manuver L eopold: cm pada hamil 24 minggu
**lihat Tabel 3.1 • >38 cm pada trimester III
Bagian janin dengan palpasi • Teraba 2 atau lebih bagian
Leopold besar janin
Denyut jantung janin • DJJ<110x per menit
• DJJ>160x per menit
• Terdengar DJJ lebih dari
1 tempat (bayi kembar)
Kontak ke K1 K2 K3 K4 K5 K6
Indikasi Merujuk ke Dokter
Usia gestasi (minggu) 0-12 >12-24 >24-kelahiran
Tes HIV * * * * * Reaktif
Kontak ke K1 K2 K3 K4 K5 K6
Usia gestasi (minggu) 0-12 >12-24 >24-kelahiran
Skrining status T dan imunisasi Td sesuai status ** lihat tabel 5.1
Zat besi dan asam folat (Tablet Tambah Darah)
Aspirin 80mg/ hari * * * * * *
Kalsium 1,5 – 2 gram/hari * * * * * *
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil:
• Pada trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per hari.
• Pada trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit lapis per hari.
• Tiap bungkus Makanan Tambahan (MT) ibu hamil berisi
3 keping biskuit lapis (60 gram).
• Untuk ibu hamil normal, MT diberikan dengan waktu
pemberian maksimal 1 (satu) bulan disertai dengan edukasi.
• MT Ibu Hamil ini dapat juga digunakan pada situasi darurat.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 55
2020
• Untuk ibu hamil K EK (L iL A < 23,5 cm) diberikan MT disertai
konseling yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu
dengan jangka waktu pemberian MT pada ibu hamil K EK dapat
lebih dari 1 bulan.
• Ibu hamil harus menghabiskan MT yang diterima dan melakukan
kunjungan ANC termasuk melakukan pemantauan pertambahan
berat badan sesuai standar kenaikan berat badan ibu hamil dan
atau L iL A .
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 57
2020
Tanda-tanda persalinan
• Adanya his atau rasa mulas yang teratur, semakin lama semakin
sering dan semakin lama
• Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir
• Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput
ketuban
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 59
2020
Kekerasan pada Perempuan
• Pengertian kekerasan pada perempuan
• Bentuk-bentuk kekerasan pada perempuan
• Akibat kekerasan pada perempuan
• Cara pencegahan kekerasan pada perempuan
• Cara penanganan kekerasan pada perempuan
TABEL 18. DAFTAR TILIK KOMUNIKASI, INFORMASI EDUKASI, DAN KONSELING(LANJ UTAN)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 61
2020
3. Pengelolaan Sebelum Konsepsi Pada Perempuan Diabetes Mellitus Tipe 2
Semua perempuan diabetes mellitus tipe 2 yang berencana hamil dianjurkan
untuk:
- Konseling mengenai kehamilan pada DM tipe 2
- Target glukosa darah (Joslin, 2011):
• GDP dan sebelum makan: 80-110 mg/dl
• GD 1 jam setelah makan: 100-155 mg/dl
• HbA1C: < 7%; senormal mungkin tanpa risiko sering hipoglikemia
berulang.
• Hindari hipoglikemia berat.
- Suplemen asam folat 800 mcg – 1 mg/hari ( riwayat neural tube defect: 4
mg/hari)
- Hentikan rokok dan alkohol
- Hentikan obat-obat dengan potensi teratogenik
- Mengganti terapi anti diabetes oral ke insulin, kecuali metformin pada
kasus PCOS (polycystic ovarium syndrome).
- Evaluasi retina oleh optalmologis, koreksi bila perlu
- Evaluasi kardiovaskular
us i a 1 1- 18t h
Untuk setiap pernyataan, beri tanda pada kotak Tidak Benar. Agak Benar atau
Selalu Benar. Akan sangat membantu kami apabila kamu mau menjawab semua
pemyataan sebaik mungkin meskipun kamu tidak yakin benar. Berikan
jawabanmu sebagaimana sesuatu telah terjadi pada dirimu selama enam bulan
terakhir.
Nama................................................... Laki-laki/Perempuan
Tanggal................................................
( 2)0*%& 5 6*%&
( 7(8*8$&
3("*,( 3("*,( 3("*,
C4&&7*-*&/ ( ,$'*<*&/*)%&%(+*0*&1,*"6&8*)"4&7*-*&+(0$8)&0("6*"&+(,*'**"&9 (,(%*&DB,1E( ( 8(
F4&&7*- *&6(8)'*<4&'*-*&#)0*%&0*+*#&0)*9 &$"#$%&;*
H 9(&7*- *&
4& : ( '(,)"6&'*%)#&%(+*8*.&'*%)#&+(,$#&*#*$&9*I*9 ?9 *I*9 &'*%)#&8*)""-
%#$&8*9 *&DGE( 8( 9( :(
*&
K4&DJE( 8*$&' *-*&9 (9 )8)%)&9 *)"*".&MN.&*#*
&L* 8( 9( $&9
: ( *%*"*".&7*-*&/)*'*"-*&/(, /*6)&0("6*"&1,*"6&8*)"&DB,1E( 8(
O4&&7*-*&9 (":*0)&' *"6*#&9 *,*<&0*"&' (,)"6&#)0*%&0*+*#&9 ("6("0*8)%*"&%(9 *,*<*"&' *-
9( :(
*&DM
P4& E(
&7*-*&8(/)< &' $%*&' ("0),)&0*,)+*0*&/
8( 9( :( (,'*9 *&0("6*"&1,*"6&&-*"6&' ( $')*%$&DBE( 8(
Q4&&7*-*&/)*' *"-*&9 (8*%$%*"&*+*&-*"6&0)+(,)"#*<%*"&18(<&1,*"6&8*)"4&DME( :
9(
R4& : (
&7*-*&/ *"-*%&9 (,*'*&I( 9 *'&*#*$&%<*;*#),&#(,<*0*+&*+*+
(S4&7*-
9( *&'(8*8$&')*+&9("181"6&
E( 8( :)%*&'(' (1,*"6&
$"&D&J 8(#(,8$%*.&%(I(;*&*#*$&9
9( :( (,*'*&'*%)#&
&DB,1E( 8(
9(
CT4&3 : ( ( 0*"6&6(8)'*<&*#*$&I(9 *'&&/ *0*"&' *-*&'(,)"6&/ (,6(,*%&U6(,*%&#*"+*&'*- *&'*0*,)&DGE(
)8*&'
CC4&7*-*&9
8( (9 +$"-*)&'
9( :( *#$&1,*"6&#(9 *"&/*)%&*#*$&8(/)<&DBE( :
CF4&7*-*&'(,)"6&/(,#("6%*,&0("6*"&1,*"6&8*)"4&7*-*&0*+*#&9(9*%'*&1,*"6&8*)"&9(8*%$%*"&*+*&& 8( 9( :(
(& &
&&
& 9( 8(
&-*"6&'*-*&)"6)"%*"&DME( ( (
(CH4&7*-*&'(,)"6&9 (,*'*&#)0*%&/ *<*6)*.&' (0)<&*#*$&9 ("*"6)' &DJE(
8( 9(
CK4&V,*"6&8*)"&' ($')*&' *-*&$9$9"-*&9 ("-$%*)&' *-*&DBE( :( 9(
:(
CO4&B(,<*#)*"&'*- *&9$0*<&#(,*8)<.&'*- *&'$8)#&$"#$%&9 (9 $'*#%*"&+(,<*#)*"&+*0*&*+*+$"&DGE( 8(
8(
CP4&7*-*&9(,*'*&6$6$+&0*8*9&')#$*')&/*,$.&'*-*&9$0*<&%(<)8*"6*"&,*'*&+(,I*-*&0),)&DJE& 8( 9( :(
9( :(
CQ4&7*-*&/ (,' )%*+&/*)%&#(,<*0*+&*"*%?*"*%&-*"6&8(/)<&9 $0*&0*,)&'*-*&DB,1E( 8(
CR4&7*-*&' (,)"6&0)#$0$<&/ ( ,/1<1"6&*#*$&/ ( ,/$*#&I$,*"6&DME( 8( 9(
9( :(
CS4&7*-*&' (,)"6&0)6*"66$&*#*$&0)+(,9 *)"%*"&18(<&*"*%?*"*%&*#*$&,( 9 *:*&8*)""-*&DBE( 8( 9(
FT4&7*-*&'
:( (,)"6&9("*;*,%*"&0),)&$"#$%&9(9/*"#$&1,*"6&8*)"&D1,*"6&#$*.&6$,$.&*"*%?*"*%E&DB,1E& 8( 9( :(
:(
FC47*-*&/(,+)%),&#(,8(/)<&0$8$&*%)/*#&-*"6&*%*"&#(,:*0).&'(/(8$9&/(,/$*#&*#*$&9(8*%$%*"&'('$*#$&DGE( :( 9( 8(
FF4&7*-*&9 ("6*9 /)8&/*,*"6&-*"6&/$%*"&9 )8)%&' *-*&0*,)&,$9*<.&' ( %18*<&*#*$&0*,)&9 *"*&'*:*&DME&
8( 9( :(
FH4&7*-*&8(/)<&9 $0*<&/ ( ,#(9 *"&0("6*"&1,*"6&0 ( ; *'*&0*,)+*0*&0("6*"&1,*"6&' ($')*(;*-*&DBE( 8(
FK4&3*"-*%&-*"6&' *-*&#*%$#).&' *-*&9 $0*<&9 (":*0)&#*%$#&DJE( 8(
9( : (
FO47*-*&9("-(8('*)%*"&+(%(,:**"&-*"6&'(0*"6&'*-*&8*%$%*"4&7*-*&9(9+$"-*)&+(,<*#)*"&& :
&&&&&:&(-*"6&/*)%&#(,<*0*+&*+*+$"&DGE&
9( ( ( ( 9( ( 8(
2*"0*&#*"6*"44444444&
2*"66*8&<*,)&)")444444
(Tanda tangan........
Tanggal hari ini..... +.<=>?@(A@;>B(C@DE@A(@F@;(C@DFG@D(
@DH@(
(
Terima kasih banya((k atas bantuan anda
(
KEMENTERIAN KESEHATAN RI( | 63
2020
(
(
(
(
INTERPRETASI DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN SDQ
1. SKOR KESULITAN
a. Gejala Emosional (E)
b. Masalah Perilaku (C)
c. Hiperaktivitas (H)
d. Masalah Teman Sebaya (P)
• Menghitung Total
Skor Kesulitan = Skor
E+ C +11
Usia H -+18
P tahun
• Penilaian :
Jika Skor
0 - 15 : Normal
16 - 19 : Ambang/Boderline
20 – 40 : Abnormal
2. SKOR KEKUATAN
a. Perilaku Prososial (Pro)
- Mampu mempertimbangkan perasaan orang lain.
- Bersedia berbagi dengan anak lain. - Suka Menolong.
- Bersikap baik pada anak yang lebih muda.
- Sering menawarkan diri membantu orang lain.
Penilaian :
Usia 11 - 18 tahun
Jika Skor
6 – 10 : Normal
5 : Ambang/Boderline
0–4 : Abnormal
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 65
2020
KUESIONER SCL-90
Nama :
Tanggal lahir :
Pendidikan/Jurusan :
Status Perkawinan :
Alamat :
Tanggal :
PETUNJUK PENGISIAN
Pernyataan-pernyataan dibawah ini merupakan keluhan atau masalah yang
kadang-kadang kita alami sehari-hari. Bacalah dengan cermat, pilihlah satu
nomor/angka jawaban yang anda anggap sesuai untuk menggambarkan yang
sedang anda rasakan atau sedanganda hadapi dalam waktu sebulan terakhir,
termasuk hari ini.
Nomor / angka jawaban :
0 = tidak sama sekali
1 = sedikit
2 = cukup
3 = agak banyak
4 = banyak
Disebelah
kanan dari
setiap
pernyataan
terdapat
Contoh : Anda merasakan sakit-sakit pada otot 0 1 2 3 4
angka 0 -
sampai
dengan 4
sebagai
jawaban
anda
( 0.1.2.3.4 )
.
Lingkarilah
nomor/angk
a yang
anda pilih :
bila anda
ingin
mengubah
jawaban,
66 PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
hapus atau TERPADU
coretlah
jawaban
sebelumny
a.
DAFTAR KELUHAN / MASALAH :
1 Sakit kepala 0 1 2 3 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 67
2020
27 Rasa sakit di daerah pinggang bawah 0 1 2 3 4
68 Pikiran atau keyakinan bahwa orang lain tak mau bekerja sama 0 1 2 3 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI | 69
2020
LAMPIRAN GRAFIK EVALUASI KEHAMILAN DAN GRAFIK PENINGKATAN BERAT BADAN
PELAYANAN KEHAMILAN
Diisi oleh Bidan atau Perawat
/ ;/
1//////
I I II II///// I III I II III Illl1/I
Pe m e r ik s a
. . ...
45cm
Target Kenaikan
D 12,s -
BB
D
18kg11,s -
-r-r- . . .. .
. �...
170
. . .
30cm
150
. •
.
.. . . .. .. . .. .. . ... ·... .. , . . ... . . . . ... .. .. . .. .
• I"" '
• ..
25cm
140
.. . .
- . . •.. � .
!, �
130 '..,i., •
,
.... .
20cm
12
DJ 0
.
. .. . . . . . . .. . . . . . . . . . .. .. .. . . . . .. .
Jx
110
15cm
90
100 20 TFU 0
80
70
18 . . .. . .. . .. .. .. . . . . . . . . . . .. .. .. . .. . . . . .. .. . 10cm
. .. . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16 Mui Iii .IL UI Tl ti
60
12 5cm
so
8
40 �
4
30 0
Usia Gestasi 12 13 14 15 16 17 18 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 ll l4 35
180>--� 19 +-�
20 21� �
22 � � �� --+� 3--+
6 �37 - -38
- , '� 39
� 4'0; - - � � � � � � � � � � � --
•N a di +170t--+--+-+-+-+-+-+-+--+--+--+--+--+--+--+--+--+--+--+--+--+--+-+-+-+-+-+--+--
� - - - ,� -----,
t--t----<-----1
I
1601--t-t-t-+-+-+-+-+-+-+-+--t--t--+--+--+--+--+--+--+-+-+-+-+-+-+-+-+--t--
t--t--l
Tekanan IIIMQI
Darah 150t--+--+-+-+-+-+-+--+--+--+--+--+--+--+---+----+---+--+---+---+--+-+-+-+-+-+--t--t--
t---;---;-----1
130
120
11
.. .
0 1
..
80
0 0
70
60
Gerakan Bayi
Urin Protein
.
Urin Reduksi
Hemoglobin
Kalsium
Aspirin
*)MAP= (2 X D) + S MAP" 90 Rujuk
3
PELAYANAN KEHAMILAN
Diisi oleh Bidan atau
Perawat
G R A FIK P eningk at an Ber at
Ba dan
Grafik Peningkatan Berat Badan untuk Katagori IMT Pra Kehamilan
kg Adaptasi dari IOM 2009
23
2
2
2
1
. ,.
20
1
9 ,
1
8
,
1
7 I_;
1 � ...
6 .... ,
IS
1 ...
..,. "' _..,.
.... . ' - -
... . , .
4
1
3 ,,
. I..,.
,, ,
,�
......
,,
1
.• ,.- _ ....
. .
-
2 '
, ,_ ,�
.,
_... -
1 ,,
1 ,,
-
. . I ,
1
0
-1
-
2
-- � .
-
10 14 1 18 2 24 26 28 32 34 36 40
- 12 6 20 2 30 38 42
3
MINGGU KEHAMILAN
Tanda
BB Pra- IMTP ra· Re kome nd as i Penin gk at an
Kehamilan Kehamilan Berat Badan
---- - - <18,5
10,5- 24,9
12,5-lSkg
11,5-16kg
-------- 25,0-29,9
�30
7-11,5 kg
5-9 kg
-
KARTU IBU
METODE KONTRASEPSI TANGGAL RENCANA PELAKSANAAN Catatan Khusus: Nama / Kode Puskesmas :
25 26 27 28 Nomor Registrasi Ibu :
Mal
Kondom
Pil IDENTITAS IBU
Suntik Nama Lengkap : NIK : Posyand :
Ibu u
AKDR Nama : NKK : Nama :
Implant Suami Kader
Tanggal : Umu : Disabilita :
MOW lahir r s
Alamat : RT/RW : Tgl Register :
MOP domisili
Desa/ : Kecamata : Telp/ :
Kelurahan n HP
Kab/ : Provins :
PEMANTAUAN PPIA (UNTUK IBU HAMIL YANG POSITIF) Kota i
Pendidikan : Agama :
HASIL DETEKSI DINI
Ibu
1. Jenis Screening Test Tgl Screening / Test* Kode Specimen Hasil Screening* Pekerjaan : Pembiayaa : JKN / Jampersal / Asuransi kesehatan lain /
Ibu n Mandiri
HBsAg Reaktif Non Reaktif
HIV Reaktif Non Reaktif RIWAYAT OBSTETRIK PEMERIKSAAN BIDAN/DOKTER SAAT K1
Hemoglobin (gr/dl)
Skrinng anamnesis*
Glucosa urine (+/-)
TATA
ARV Profilaksis***
PMT Bumil KEK
KON-
Fe (tab/botol)
Periksa Dahak*
Usia Kehamilan
Terkonfirmasi
Pulang (H/M)
No. LAKSANA KETERANGAN
TD (mmHg)
Trimester ke
Presentasi 4)
Malaria (+/-)
Status Gizi 2)
Perdarahan
TBJ (gram)
Kontak Erat
Puskesmas
Tiba (H/M)
Injeksi Td*
SELING
LILA (cm)
TFU (cm)
Sifilis (+/-)
RSIA/RSB
Lain-lain
Lain-lain
TBC (+/-)
Obat***
Obat***
Abortus
AWAL
BB (kg)
HBsAg*
berinsektisida*
Suspek
Infeksi
Klinik
Sehat
JKN*
HDK
(+/-)
KPD
HIV
Tgl Keluhan
RS
Kelambu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Anti Malaria***
Fe (tab/botol)
Pula ng (H/M)
CD4 (kopi/ml)
TD (mmHg)
TATA
Tiba (H/M)
Anti TB***
Bayi Lahir Keadaan Bayi : Hidup / Mati TGL HARI KE/KF KLASIFIKASI
RSIA/RSB
Suhu ºC
Lainnya
Lainnya
Vit. A*
Infeksi
LAKSANA
Klinik
PKM
HDK
ARV
PPP
RS
Plasenta Lahir Berat bayi :
gram
Perdarahan Kala IV 2 jam Jenis Kelamin : Laki / Perempuan
Postpartum
Panjang Bayi :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
cm
MANAJEMEN AKTIF KALA Injeksi Oksitosin Peregangan tali pusat Masase Fundus Uteri
III
PELAYANAN IMD < 1 jam / > 1jam Menggunakan Partograf Catat di Buku KIA
INTEGRASI PROGRAM ARV Profilaksis*** : Obat Anti Malaria*** : Obat Anti TB*** :
Puskesmas RB RSIA RS Lainnya Tidak Dirujuk * : ✓ Jika ** : ✓ Pada salah satu *** : Tulis nama obat yang
DIRUJUK KE KUNJUNGAN NIFAS (KF)
ya/dilakukan kolom diberikan
KF 1 : 6 Jam – 48 jam
KF 2 : 3 - 7 hari X Jika tidak
KEADAAN TIBA hidup / mati Keadaan Pulang : hidup / mati KF 3 : 8 - 28 hari
KF 4 : 29-42 hari
PETUNJUK PENGISIAN
REGISTER KOHORT IBU
Kode Puskesmas :
diisi nama Puskesmas sesuai dengan peraturan yang ada Kolom 1 : Diisi Nama lengkap ibu hamil
kolom 2 : Diisi Nomor Induk Kependudukan di KTP, bila ibu tidak punya KTP diberi tanda (-)
Nama Puskesmas :
Kolom 3 : Diisi alamat ibu hamil, desa/kelurahan
diisi nama Puskesmas sesuai peraturan yang ada
Kolom 4 : Diisi sumber pembiayaan : JKN, Jamkesda, Jampersal, Pribadi,dll
Desa : Kolom 5 : Diisi usia ibu dalam tahun
diisi nama Desa/Kelurahan dilaksanakan kegiatan Kolom 6 : Diisi status Gravida, Partus dan Abortus
Kolom 7 : Diisi jarak kehamilan saat ini dengan kehamilan terakhir (tahun dan bulan)
Bulan :
diisi bulan peserta baru terdaftar Kolom 8 : Diisi tanggal taksiran persalinan (ddmmyy)
Kolom 9 : Diisi tinggi badan ibu hamil dalam cm
Tahun : Kolom 10 : Diisi ukuran Lingkar lengan atas dalam cm, saat diukur pertama kali. Untuk bumil KEK hasil pemantauan LILA diisi di bulan kunjungan
SKRI-NING JIW A
I TD LAKSANA
SKRI-NING TBC
LAKSANA N PERSALINAN PELAYANAN)
KETERANGAN
BERAT BAYI KASUS
Status Imunisasi Td
PELAYANAN
Penyulit Persalinan
Glukosa urin (+/-)
ALAMAT USIA JARAK TAKSIRA
Cara Persalinan
NAM NIK SUMBER STATU TB LILA LAHI KBPP
TBC Mikroskopis
Malaria (+/-)
HBsAg (+/-)
NO. (Desa/ IBU KEHAMI N KONSELING KOMPLIKASI HAMIL Tgl/ MASA
Sifilis (+/-)
Gol. darah
Lain-lain*
R
Injeksi Td
A IBU IBU PEMBIAYAA S GPA (Tanggal &
Penolong
(cm) (cm)
Hb (g/dl)
HIV (+/-)
Lahi
Tempat
Keluraha (Tahu - LAN PERSALI- (tanggal dan NIFAS
N metode KB)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November r
Desember Hidup KF1 KF2 KF3 KF4 (Tanggal
<2500 gr
>2500 gr
n) n) NAN jenis dan jenis
tindakan) tindakan
/ Mati
(+/-)
*** Lahi )
r
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
DAFTAR
PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. (2015).Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Petunjuk Teknis Makanan Tambahan Balita dan
Ibu Hamil. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik
(KEK) pada Ibu Hamil. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet
Tambah Darah. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
PP POGI. Panduan Penetalaksanaan Kehamilan Dengan Diabetes Militus. Jakarta
PP POGI. Panduan Penetalaksanaan Kehamilan Komplikasi Kehamilan. Jakarta
World Health Organization. (2012). Guideline: Daily Iron And Folic Acid
Supplementation In Pregnant Women. Geneva
PB Perkeni. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 Di Indonesia 2015. Jakarta