Anda di halaman 1dari 9

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BIDAN DENGAN


KEPATUHAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT
PADA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
(KB) DI KECAMATAN GROGOL

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi


Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

INTAN KUSUMAWATI
J 410 141 020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
i 2
3
ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak
diterbitkan sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Surakarta. Juni 2016

Penulis

Intan Kusumawati

J410141020

4
iii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BIDAN DENGAN KEPATUHAN
PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA (KB) DI KECAMATAN GROGOL

Abstrak

Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia), CPR (Contraseptive Prevalence Rate) meningkat
hanya sebesar 0,5%, yaitu dari 57,4% (2007) menjadi 57,9% (2012). Hal ini disebabkan masih tingginya
angka drop out kepesertaan ber-KB (20%-27%), dan masih rendahnya pemakaian metode jangka
panjang (25,1%). Bidan sebagai provider bertanggungjawab atas pendokumentasian kebidanan salah
satunya informed consent KB. Pemberian informed consent KB secara signifikan dapat mencegah terjadinya
drop out pemakaian kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi
bidan dengan kepatuhan pemberian informed consent pada pelayanan Keluarga Berencana (KB) di
Kecamatan Grogol. Metode penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan
pendekatan crossectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan yang bekerja di wilayah Kecamatan
Grogol sebanyak 61 bidan. Pemilihan sampel dengan simple random sampling sebanyak 38 bidan. Uji
statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi
bidan dengan kepatuhan pemberian informed consent pada pelayanan Keluarga Berencana (KB), (p-
value=0,022).

Kata Kunci : bidan, informed consent, drop out, motivasi, patuh

Abstract

Results IDHS (Indonesian Demographic and Health Survey), CPR (Contraseptive Prevalence Rate) rose by only
0.5%, from 57.4% (2007) to 57.9% (2012). This is due to high drop out rate of participation in family planning
(20% -27%), and the low use of long-term methods (25.1%). Midwives as the provider is responsible for documenting
the informed consent of obstetrics one KB. Giving informed consent KB can significantly prevent the drop out of
contraceptive use. This study aims to determine the relationship between motivation midwife to compliance with the
provision of informed consent to service of Family Planning (KB) in Grogol. This research method using observational
analytic design with cross sectional approach. The population of this research is all midwives working in the area of
Grogol 61 midwives. Selection of the sample with simple random sampling as much as 38 midwives. The statistical test
using chi square. The results showed that there was a relationship between motivation midwife to compliance with the
provision of informed consent to service of Family Planning (KB), (p-value = 0.022).

Keywords: informed consent, a midwife, drop out, motivation, wayward.

1. PENDAHULUAN
Program Keluarga Berencana (KB) diyakini telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat
kelahiran dan tingkat kematian. Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga, mendukung program KB sebagai salah satu upaya
untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas. Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia), CPR (Contraseptive Prevalence Rate) meningkat hanya sebesar 0,5%, yaitu dari 57,4%
(2007) menjadi 57,9% (2012). Hal ini disebabkan masih tingginya angka drop out kepesertaan ber-
KB (20%-27%), dan masih rendahnya pemakaian metode jangka panjang (25,1%) (Bappenas,
2014).
1
Bidan sebagai provider dalam pelayanan kebidanan bertanggung jawab terhadap dokumentasi
kebidanan, salah satunya dokumentasi pada pelayanan KB yaitu informed consent.
Pendokumentasian merupakan kewajiban bidan dalam menjalankan profesinya yang diatur dalam
Permenkes RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. Salah satu peran bidan dalam upaya
peningkatan pemakaian KB, yaitu dengan memberikan informed choice, pemberian informed choice dan
informed consent juga secara signifikan dapat mencegah drop out pemakaian kontrasepsi (Sofyan,
2006). .
Bidan yang tidak memberikan informed consent dimungkinkan dapat meningkatkan drop out
pada peserta KB. Berdasarkan data hasil rekapitulasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
2014-2015, didapatkan jumlah drop out pengguna alat kontrasepsi mengalami peningkatan di
Kecamatan Grogol. Jumlah drop out di Kecamatan Grogol dari 166 orang (1,07%) pada tahun
2014 menjadi 198 orang (1,31%) pada tahun 2015.sedangkan data hasil pencatatan dan pelaporan
dari PLKB (Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana), jumlah peserta KB MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) yaitu 298 orang (90,85%) diberikan informed consent dan 30 orang
(9,14%) tidak diberikan informed consent. Sedangkan peserta non MKJP tidak diberikan informed
consent sebanyak 1.809 orang (100%).
Rendahnya pemberian informed consent di Kecamatan Grogol dimungkinkan ada pengaruh dari
motivasi bidan pemberi pelayanan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan
antara motivasi bidan dengan kepatuhan pemberian informed consent pada pelayanan Keluarga
Berencana (KB) di Kecamatan Grogol.

2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross
sectional dan dilakukan pada bulan Mei 2016 di wilayah Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Adapun
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja di wilayah
Kecamatan Grogol berjumlah 61 bidan. Menurut Kothari dalam Murti (2010) didapat jumlah
sampel sebanyak 38 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Uji validitas
menggunakan rumus Pearson Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan uji KR-20. Penelitian
ini menggunakan uji chi square dengan derajat kepercayaan (CI) 95% dan tingkat signifikan α=0,05.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini melibatkan bidan praktik di beberapa fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan KB. Fasilitas kesehatan tersebut antara lain Puskesmas Grogol, Puskesmas Pembantu,
PKD (Poli Klinik Desa), RB (Rumah Bersalin) Yulita dan BPM Sri Sunaryati. Adapun distribusi
responden untuk setiap karakteristiknya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden terhadap Motivasi dan Kepatuhan

Karakteristik Motivasi Kepatuhan


Kurang Baik Tidak Patuh Patuh
n(%) n(%) n(%) n(%)
Umur
<26 tahun 1 (2,6) 1 (2,6) 1 (2,6) 1 (2,6)
26-35 tahun 13 (34,2) 12 (31,6) 14 (36,8) 11 (28,9)
36-45 tahun 5 (13,2) 6 (15,8) 6 (15,8) 5 (15,8)
Pendidikan
D1 Keb 0 (0) 2 (5,3) 1 (2,6) 1 (2,6)
D3 Keb 16 (42,1) 15 (39,5) 18 (47,4) 13 (34,2)
D4 Keb 3 (7,9) 2 (5,3) 2 (5,3) 3 (7,9)
Tempat Kerja
BPM 0 (0) 1 (2,6) 0 (0) 1 (2,6)
2
PKD 10 (26,3) 6 (15,8) 12 (31,6) 4 (10,5)
Puskesmas Grogol 2 (5,3) 7 (18,4) 3 (7,9) 6 (15,8)
PUSTU 4 (10,5) 3 (7,9) 3 (7,9) 4 (10,5)
RB Yulita 3 (7,9) 2 (5,3) 3 (7,9) 2 (5,3)
Masa Kerja
<10 tahun 13 (34,2) 12 (31,6) 15 (39,5) 10 (26,3)
10-15 tahun 5 (13,2) 3 (7,9) 4 (10,5) 4 (10,5)
16-20 tahun 1 (2,6) 4 (10,5) 2 (5,3) 3 (7,9)
Status Pekerjaan
Non PNS 13 (34,2) 12 (31,6) 15 (39,5) 10 (26,3)
PNS 6 (15,8) 7 (18,4) 6 (15,8) 7 (18,4)

Umur bidan mayoritas pada kelompok usia 26-35 tahun yaitu 25 orang (65,8%) dan 13 orang
(34,2%) diantaranya memiliki motivasi kurang, sedangkan 14 orang (36,8%) tidak patuh dalam
pemberian informed consent KB. Menurut Hurlock (dalam Wawan dan Dewi 2010), tingkat
pematangan seseorang didapat dari bekerja, seringkali berhubungan dengan penambahan umur.
Menurut UU Tenaga Kerja No 13 tahun 2003 bahwa usia produktif kerja yaitu seseorang yang
berusia antara umur 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Menurut pendapat Notoatmodjo (2005)
bahwa usia produktif cenderung mempunyai motivasi tinggi dan berpotensi untuk dapat
meningkatkan kinerja seseorang. Hal ini didukung oleh penelitian Yulianti (2012) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja bidan puskesmas
dalam penanganan ibu hamil dengan risiko tinggi di Kabupaten Pontianak (p-value=0,026).
Sebagian besar bidan berpendidikan D3 yaitu 31 orang (81,6%). Sebanyak 16 orang (42,1%)
diantaranya memiliki motivasi kurang dan 18 orang (47,4%) bidan tidak patuh terhadap
pemberian informed consent KB. Menurut kebijakan Kepmenkes RI
No.369/MENKES/SK/III/2007, bidan diperbolehkan memberikan pelayanan kebidanan
minimal berpendidikan D3 Kebidanan yaitu sebagai bidan pelaksana. Menurut Notoadmodjo
(2007), pendidikan dapat memperlihatkan tingkat pengetahuan seseorang, dengan pendidikan
seseorang mampu meningkatkan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wardani (2009)
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan dalam pencatatan
pelaporan buku KIA di Kabupaten Blitar (p-value=0,57).
Sebanyak 16 orang (42,1%) bidan bekerja di PKD. Bidan yang bekerja di PKD sebagian
besar memiliki motivasi kurang sebanyak 10 orang (26,3%) dan tidak patuh terhadap pemberian
informed consent KB 12 orang (31,6%). Hal tersebut disebabkan oleh beban kerja yang tinggi
dikarenakan banyaknya pencatatan pelaporan dan kompleknya permasalahan yang ada di
masyarakat. Menurut Anatan (2009), pemberian beban kerja yang berlebihan dapat menimbulkan
stres yang berkepanjangan yaitu kondisi atau keadaan yang tidak menyenangkan yang dihadapi
oleh setiap orang baik secara fisik maupun mental. Selain itu berdampak negatif pada karir yang
berdampak pada penurunan stabilitas dan daya tahan tubuh sehingga kinerja individu akan
menurun. Hal ini sejalan dengan penelitian Andriani (2012) bahwa ada hubungan yang signifikan
antara sikap terhadap kinerja bidan di desa dalam pelaksanaan jaminan persalinan di Kabupaten
Lampung Barat (p-value=0,0005).
Mayoritas bidan bekerja kurang dari 10 tahun sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang memiliki
motivasi kurang sebesar 13 orang (34,2%), serta yang tidak patuh terhadap pemberian informed
consent KB sebesar 15 orang (39,5%). Menurut Ranupendoyo dan Saud (2009), masa kerja yaitu
lamanya seseorang bekerja dalam bidang kegiatan yang sama ataupun beda, yang biasanya diukur
oleh waktu. Masa kerja berpengaruh pada pengalaman-pengalaman yang didapat selama
menjalankan tugas. Hal ini sejalan dengan penelitian Wardani (2009) yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara masa kerja terhadap kepatuhan bidan dalam pelaporan
pencatatan buku KIA di Kabupaten Blitar (p-value=0,039).
3
Status kerja yaitu jabatan yang dimiliki seseorang dalam bekerja. Sebagian besar status bidan
didominasi oleh non PNS, yaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Sebanyak 13 orang (34,2%) bidan
yang berstatus Non PNS memiliki motivasi kurang dan 15 orang (39,5%) bidan tidak patuh
terhadap pemberian informed consent KB. Hal ini dimungkinkan disebabkan oleh faktor hygiene
atau pemeliharaan yang salah satunya sistem imbalan yang berlaku atau insentif yang diterimanya.
Menurut Herzberg (1987) dalam Saleha dan Satrianegara (2009), yang mempengaruhi motivasi
yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahyuni (2011)
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi insentif dengan motivasi bidan
desa dalam penggunaan partograf di Kabupaten Semarang (p-value=0,027).

Tabel 2. Hubungan antara Motivasi Bidan dengan Kepatuhan Pemberian Informed Consent pada
Pelayanan KB

Kepatuhan
Motivasi Tidak Patuh Patuh Total p-value PR CI 95%
n(%) n(%)
Kurang 14 (73,7) 5 (26,3) 19 (100,0) 0,022 2,044 1,204-19,129
Baik 7 (36,8) 12 (63,2) 19 (100,0)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan motivasi kurang mayoritas tidak
patuh sebanyak 14 responden (73,7%), sedangkan responden dengan motivasi baik mayoritas
patuh sebanyak 12 responden (63,2%) dengan p-value = 0,022 (p<0,05). Hal ini didukung oleh
teori Lawrance Green (2005) bahwa perilaku manusia ditentukan oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor
predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Adapun motivasi termasuk salah satu dari
faktor predisposisi terbentuknya perilaku. Menurut Soemanto (1987) dalam Widodo (2007),
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang yang dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Wardani (2009) bahwa ada hubungan yang
signifikan antara motivasi dengan kepatuhan bidan dalam pelaporan pencatatan buku KIA.

4. KESIMPULAN
a. Motivasi bidan berdistribusi sama antara bidan yang mempunyai motivasi baik dengan bidan
yang mempunyai motivasi kurang baik yaitu 19 orang (50%).
b. Lebih dari 50% bidan di wilayah Kecamatan Grogol tidak patuh dalam pemberian informed
consent KB yaitu 21 responden (55,3%).
c. Ada hubungan antara motivasi bidan dengan kepatuhan pemberian informed consent pada
pelayanan Keluarga Berencana (KB).

5. DAFTAR PUSTAKA
Anatan, L. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis Modern. Bandung: Alfabeta.
Andriani, Y. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan di Desa dalam Pelaksanaan
Program Jaminan Persalinan di Kabupaten Lampung Barat. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Bappenas. 2014. Arah Pembangunan kependudukan dan KB dalam RKP 2014. Jakarta: BSJ convention
center.
Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ranupandoyo, H dan Saud, H. 2009. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.

4
Saleha, S dan Satrianegara, M. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Sofyan, M. 2006. Bidan menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI.
Wahyuni, S. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Bidan Desa dalam Menggunakan Partograf
di Kabupaten Semarang. [Tesis Ilmiah]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Wardani, DS. 2009. Kepatuhan Bidan Praktek Swasta dalam Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di
Kabupaten Blitar Provinsi Jaawa Timur. [Tesis Ilmiah]. Semarang: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.
Widodo, A. 2007. Perilaku Manusia Teori, Konsep dan Aplikasinya dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Empat.
Yulianti, E. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas dalam
Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Bidan. ISSN :2339-1731.

Anda mungkin juga menyukai