Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI


YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SUSCATIN
(Studi pada Calon Pengantin yang Terdaftar di KUA
Kabupaten Grobogan)

Dilla Fitriana Salekha1, Sri Achadi Nugraheni2, Atik Mawarni3


1
Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak
2
Bagian Gizi Masyarakat
3
Bagian Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Email: dillafitriana97@gmail.com

Abstract: Reproductive health is currently the target of the 3rd and 5th objective of
sustainable development (SDG) (ensuring healthy living and promoting well-being for
all ages; and achieving gender equality and empowering all women and girls).
Reproductive health is important to be maintained in an effort to realize the welfare
of society and produce a quality generation. The brides are the right target in an
effort to improve the health of the period before pregnancy. The bride and groom
need to prepare good reproductive health for a quality generation. The aim of this
study is to describe the attitudes and knowledge about reproductive health of brides
to be in the Grobogan District. The population was all bride in Grobogan District in
June – August 2019. The sample was 74 respondents with 37 following suscatin and
37 not following suscatin. The results of this study were most of the respondents who
took suscatin and not took suscatin had good knowledge and attitudes about
reproductive health.

Keywords: knowledge, attitude, reproductive health

PENDAHULUAN kesejahteraan masyarakat di suatu


Kesehatan reproduksi saat ini negara.5 Berdasarkan data Supas
menjadi sasaran tujuan pembangunan 2015, AKI sebesar 305 per 100.000
berkelanjutan (SDG) tujuan ke-3 dan KH.6 Pada tahun 2018 AKI di Jawa
SDG tujuan ke-5.1,2 Oleh karena itu, Tengah paling banyak disumbang
kesehatan reproduksi penting untuk oleh Kabupaten Grobogan. Di
dijaga dalam upaya mewujudkan Kabupaten Grobogan, AKI pada tahun
kesejahteraan masyarakat, tetapi 2018 sebanyak 33 kasus atau sebesar
yang terjadi adalah masih adanya 153 per 100.000 KH, dimana
masalah yang berhubungan dengan meningkat dari tahun sebelumnya
kesehatan reproduksi terutama di yaitu 28 kasus pada tahun 2016 dan
negara berkembang.3,4 Di Indonesia 18 kasus pada tahun 2017.7,8 Dalam
masih banyak masalah terkait rangka pemecahan masalah tersebut,
kesehatan reproduksi, hal ini diperlukan persiapan pengetahuan
tercermin dari masih tingginya angka serta sikap yang baik dan mendukung
kematian ibu. Angka kematian ibu mengenai kesehatan reproduksi bagi
(AKI) adalah salah satu indikator yang remaja terutama bagi calon pengantin
peka untuk menggambarkan yang akan menikah dan membangun

675
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

rumah tangga.9 Calon pengantin METODE PENELITIAN


merupakan sasaran yang tepat dalam Penelitian ini adalah penelitian
upaya meningkatkan kesehatan masa deskriptif menggunakan pendekatan
sebelum hamil. Calon pengantin perlu kuantitatif. Desain studi adalah cross
mempersiapkan kesehatan reproduksi sectional. Populasi yaitu adalah calon
baik pada calon pengantin perempuan pengantin yang terdaftar di KUA
maupun pada calon pengantin laki- Kabupaten Grobogan pada bulan Juni
laki, sehingga setelah menikah bisa – Agustus 2019. Jumlah sampel yaitu
memiliki status kesehatan yang baik 74 responden dengan 37 mengikuti
demi menghasilkan generasi yang suscatin dan 37 tidak mengikuti
berkualitas. Berdasarkan suscatin. Kriteria inklusi mengikuti
permasalahan tersebut, pemerintah suscatin adalah catin perempuan yang
Indonesia mengadakan program menikah pada tanggal 1 – 20 Agustus
kursus calon pengantin bagi calon 2019, bersedia jadi responden, tinggal
pengantin atau biasa disebut suscatin di daerah penelitian, ada di rumah
yang bertujuan untuk mempersiapkan saat dikunjungi, mengikuti suscatin
kehidupan kesehatan reproduksi yang yang diselenggarakan Kemenag
sehat sehingga bisa menghasilkan tanggal 29 – 30 Juli 2019. Kriteria
generasi yang berkualitas. Dalam inklusi tidak suscatin adalah catin
suscatin ini terdapat pemberian KIE perempuan yang menikah pada
mengenai kesehatan reproduksi untuk tanggal 1 – 20 Agustus 2019, bersedia
memastikan bahwa calon pengantin jadi responden, tinggal di daerah
memiliki pengetahuan cukup untuk penelitian, ada di rumah saat
mempersiapkan kehamilan dan dikunjungi, tidak mengikuti suscatin
membentuk keluarga yang sehat.10 pada tanggal 29 – 30 Juli 2019.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan,
Pendapatan, Pengalaman Menikah
Mengikuti Tidak Mengikuti
Variabel Suscatin Suscatin
f % f %
Usia Responden
< 20 tahun 4 10,8 7 18,9
20-35 tahun 32 86,5 29 78,4
> 35 tahun 1 2,7 1 2,7
Tingkat Pendidikan
Tamat SD 3 8,1 1 2,7
Tamat SMP 8 21,6 15 40,5
Tamat SMA 20 54,1 16 43,2
Tamat Akademi/PT 6 16,2 5 13,5
Pekerjaan
Tidak Bekerja 5 13,5 11 29,7
PNS 0 0,0 0 0,0
Swasta 14 37,8 16 43,2

676
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Mengikuti Tidak Mengikuti


Variabel Suscatin Suscatin
f % f %
Wiraswasta 12 32,4 7 18,9
Lainnya 6 16,2 3 8,1
Pendapatan
Tidak Miskin (> Rp. 425.250,-) 32 86,5 26 70,3
Miskin (< Rp. 425.250,-) 5 13,5 11 29,7
Pengalaman Menikah
Pernah 6 16,2 4 10,8
Belum Pernah 31 83,8 33 89,2
Sebagian besar responden (BBLR), bayi lahir caesar karena risiko
baik yang mengikuti dan tidak komplikasi yang semakin tinggi,
mengikuti suscatin memiliki usia 20 – keguguran, dan bahkan kematian.11
35 tahun. Usia 20 – 35 tahun Pada karakteristik tingkat pendidikan,
merupakan usia ideal untuk terjadi sebagian besar responden baik yang
kehamilan. Hasil penelitian ini mengikuti dan tidak mengikuti suscatin
menunjukkan bahwa masih ada calon memiliki pendidikan terakhir adalah
pengantin yang masuk dalam usia < tamat SMA. Pendidikan seseorang
20 tahun dan > 35 tahun yang ikut berperan dalam menentukan
termasuk memiliki risiko tinggi apabila mudah atau tidaknya seseorang
terjadi kehamilan. Usia yang terlalu menerima dan menyerap materi serta
muda bisa mempersulit persalinan informasi yang diberikan.12 Pada
karena organ reproduksi belum karakteristik responden pekerjaan,
berkembang secara sempurna responden yang mengikuti dan tidak
sehingga belum bisa menjalankan mengikuti suscatin paling banyak
proses dan fungsinya secara optimal. memiliki pekerjaan swasta dimana
Hal ini bisa menyebabkan keracunan lingkungan pekerjaan ini bisa
kehamilan, perdarahan, kelahiran memberikan dampak yang berbeda
dengan cacat bawaan, BBLR, terhadap pengetahuan dan sikap
keguguran, dan bahkan kematian. seseorang.13 Pada karakteristik
Selain itu, usia yang masih muda responden pendapatan, sebagian
belum sepenuhnya memiliki besar responden yang mnegikuti dan
kematangan psikologi, sehingga hal tidak mengikuti suscatin masuk dalam
ini juga bisa mengganggu kesehatan kategori tidak miskin dimana hal ini
mental dan sosial dari calon ibu yang memberikan kesempatan bagi
dikarenakan belum siap dalam seseorang dalam menerima
menerima kehamilan dan kehadiran pendidikan dan akses informasi yang
anak.10 Begitu juga apabila kehamilan baik atau tidak, dimana pendidikan
terjadi pada usia > 35 tahun dimana dan akses informasi ini bisa
usia ini sudah termasuk usia terlalu berpengaruh pada pengetahuan
tua apabila terjadi kehamilan. Hal ini seseorang.14 Pada karakteristik
bisa meningkatkan risiko terjadinya repsonden pengalaman menikah,
hipertensi, diabetes karena pengaruh sebagian besar responden yang
hormonal. Selain itu, kehamilan yang mengikuti dan tidak mengikuti suscatin
terjadi pada usia tua bisa belum pernah menikah sebelumnya.
menyebabkan risiko bayi lahir Pengalaman pernikahan membuat
prematur, berat bayi lahir rendah seseorang memiliki pengetahuan dan

677
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sikap tentang kesehatan reproduksi melewati proses tersebut.


yang lebih baik karena sudah pernah

Gambaran Pengetahuan tentang Kespro


Pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Keikutsertaan
pada Suscatin
Keikutsertaan Suscatin
Pengetahuan Mengikuti Tidak Mengikuti
f % f %
Baik (≥ median) 34 91,9 20 54,1
Kurang baik (< median) 3 8,1 17 45,9
Total 37 100 37 100
Sebagian besar dari menjelaskan tentang masalah dan
responden yang mengikuti suscatin dampak yang bisa terjadi apabila
memiliki pengetahuan yang baik calon pengantin memiliki informasi
begitu juga dengan yang tidak dan pengetahuan yang rendah
mengikuti suscatin. Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi pada calon terutama sebelum melaksanakan
pengantin adalah informasi yang pernikahan.15

Hasil pernyataan mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi dapat dilihat


hasilnya pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pernyataan Pengetahuan tentang Kesehatan
Reproduksi
Tidak
Mengikuti
Mengikuti
No. Pertanyaan
Benar Benar
f % f %
Kesehatan Reproduksi
1 Definisi kespro 34 91,9 35 94,6
2 Pentingnya kespro 37 100 37 100
3 Organ reproduksi wanita 6 16,2 3 8,1
4 Organ reproduksi wanita 37 100 37 100
5 Organ reproduksi laki-laki 36 97,3 34 91,9
6 Organ reproduksi laki-laki 37 100 36 97,3
7 Definisi gender 13 35,1 5 13,5
8 Definisi kesetaraan gender 13 35,1 8 21,6
9 Kesetaraan gender 34 91,9 30 81,1
10 Penerapan kesetaraan gender 26 70,3 17 45,9
11 Informasi kespro 37 100 36 97,3
12 Cara merawat organ reproduksi 17 45,9 6 16,2
Dari hasil tersebut, masih ada materi organ reproduksi wanita, cara
materi pengetahuan yang harus merawat organ reproduksi, definisi
diperhatikan lebih lagi yaitu pada gender, dan kesetaraan gender.

678
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Penting bagi catin untuk mengetahui karena nantinya setelah pernikahan


organ reproduksi serta cara terjadi dua orang yang berbeda akan
merawatnya. Pengetahuan mengenai menjalankan kehidupan bersama-
organ reproduksi dan cara sama sehingga perlu dipahami dan
merawatnya penting untuk diketahui diterapkan dalam kehidupan berumah
dan dipahami karena untuk tangga supaya tercipta kesejahteraan
menjalankan fungsi, proses, dan dan kenyamanan dalam kehidupan
perilaku reproduksi dengan baik dan keluarga.10 Apabila kesetaraan gender
sehat. Selain itu, pentingnya memiliki tidak diterapkan dalam rumah tangga,
informasi tersebut adalah untuk maka yang terjadi adalah
menjaga organ reproduksi dari segala pertengkaran karena merasa dirinya
masalah kesehatan yang mungkin saling unggul satu sama lain dan
menyerang.16 Pengetahuan tentang tanggung jawab atas pembagian
gender dan kesetaraan gender juga tugas dan peran dalam rumah tangga
penting untuk dimiliki oleh catin tidak ada yang mau menerimanya.

Gambaran Sikap tentang Kespro


Sikap tentang kesehatan reproduksi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Keikutsertaan pada
Suscatin
Keikutsertaan Suscatin
Sikap Mengikuti Tidak Mengikuti
f % f %
Baik (≥ median) 34 91,9 28 75,7
Kurang Baik (< median) 3 8,1 9 24,3
Total 37 100 37 100
Sebagian besar responden yang masih tertutup terhadap stimulus
yang mengikuti suscatin memiliki mengenai kesehatan reproduksi. sikap
sikap yang baik begitu juga yang tidak tidak bisa dilihat secara langsung
mengikuti suscatin. Sikap tentang tetapi bisa diintrepetasikan melalui
kesehatan reproduksi adalah respon perilaku yang tertutup.12

Hasil pernyataan mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi dapat dilihat


hasilnya pada tabel 3.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pernyataan Sikap tentang Kesehatan Reproduksi
Tidak
Mengikuti
Mengikuti
No. Pertanyaan
Setuju Setuju
f % f %
Kesehatan Reproduksi
1 Definisi kespro 37 100 36 97,3
2 Pentingnya kespro 36 97,3 37 100
3 Organ reproduksi wanita 3 8,1 3 8,1
4 Organ reproduksi wanita 37 100 36 97,3
5 Organ reproduksi laki-laki 34 91,9 32 86,5
6 Organ reproduksi laki-laki 37 100 37 100

679
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

7 Definisi gender 18 48,6 13 35,1


8 Definisi kesetaraan gender 31 83,8 26 70,3
9 Kesetaraan gender 11 29,7 10 27,0
10 Penerapan kesetaraan gender 37 100 35 94,6
11 Informasi kespro 35 94,6 32 86,5
12 Cara merawat organ reproduksi 15 40,5 4 10,8
Dari hasil tersebut, masih ada Memberikan pendidikan
sikap tentang kesehatan reproduksi kesehatan reproduksi khususnya
yang harus diperhatikan lagi. Pada pada materi organ reproduksi dan
bagian kesehatan reproduksi secara cara merawatnya, materi gender
umum, materi yang harus diperhatikan dan kesetaraan gender
adalah materi organ reproduksi
wanita, cara merawat organ DAFTAR PUSTAKA
reproduksi, definisi gender, dan 1. Kumar P, Kumar N. Prioritizing
kesetaraan gender. Sikap yang baik reproductive health : Can it be
terhadap materi-materi tersebut bisa the real game changer for
membentuk praktik yang baik. Praktik India ? J Reprod Heal Med
yang baik ini bisa berdampak pada [Internet]. 2015;2(1):1–3.
kehidupan setelah melaksanakan Available
pernikahan dimana bisa berdampak from:http://dx.doi.org/10.1016/j.j
bagi kesehatan diri sendiri dan rhm.2015.08.001
keluarga.9 2. M H. Sexual and reproductive
health and rights in the
SIMPULAN sustainable development goals
Berdasarkan hasil penelitian and the post-2015 development
didapatkan bahwa: agenda: less than a year ago.
1. Sebagian besar responden yang Reprod Heal Matters.
mengikuti (91,9%) dan tidak 2014;22:102–8.
mengikuti suscatin (54,1%) 3. Lewis DI. Educating the next
memiliki pengetahuan yang baik generation of integrative
mengenai kesehatan reproduksi reproductive health
2. Sebagian besar responden yang researchers. J Reprod Heal
mengikuti (91,9%) dan tidak Med [Internet]. 2015;2(1):43–5.
mengikuti suscatin (75,7%) Available from:
memiliki sikap yang baik http://dx.doi.org/10.1016/j.jrhm.
mengenai kesehatan reproduksi 2015.11.001
4. World Health Organisation.
SARAN WHO’s strategic vision in
1. Bagi Peneliti Lain sexual and reproductive health
Melakukan penelitian yang and rights Business Plan 2010–
berfokus pada calon pengantin 2015 [Internet]. 2010. Available
laki-laki from:
2. Bagi Masyarakat http://apps.who.int/iris/bitstream
Lebih aktif lagi dalam mencari /10665/%0A70369/1/WHO_RH
informasi terkait kesehatan R_10.10_eng.pdf.
reproduksi 5. Kementerian Kesehatan
3. Bagi Instansi Terkait Republik Indonesia. Infodatin
ibu [Internet]. Jakarta Selatan:

680
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kementerian Kesehatan RI; KESPRO.pdf


2014. Available from: 11. Prijatni I, Rahayu S. Kesehatan
www.depkes.go.id reproduksi dan keluarga
6. Nuraini, Dkk. Profil penduduk berencana [Internet]. Cetakan I.
Indonesia hasil supas 2015 2016. Available from:
[Internet]. Badan Pusat http://bppsdmk.kemkes.go.id/pu
Statistik; 2015. Available sdiksdmk/wp-
from:https://media.neliti.com/me content/uploads/2017/08/Kespr
dia/publications/48298-ID-profil- o-dan-KBKomprehensif.pdf
penduduk-indonesia-hasil- 12. Notoadmodjo S. Promosi
supas-2015.pdf kesehatan dan perilaku
7. Dinas Kesehatan Kabupaten kesehatan. Jakarta: Rineka
Grobogan. Profil kesehatan Cipta; 2014. 20–21, 138–140,
Kabupaten Grobogan tahun 194–195 p.
2017. 2017. 13. Amalia R, Siswantara P.
8. Dinas Kesehatan Kabupaten Efektivitas penyuluhan
Grobogan. Profil kesehatan kesehatan reproduksi pada
kabupaten Grobogan tahun calon pengantin di Puskesmas
2015 [Internet]. Dinas Pucang Sewu Surabaya. J
Kesehatan Kabupaten Biometrika dan Kependud
Grobogan. Kabupaten [Internet]. 7(1):29–38. Available
Grobogan: Dinas Kesehatan from:
Kabupaten Grobogan; 2016. https://ejournal.unair.ac.id/JBK/
Available from: article/download/6638/pdf
http://www.depkes.go.id/resourc 14. Mihora DPE. Pengaruh
es/download/profil/PROFIL_KA penyuluhan kesehatan
B_KOTA_2015/3315_Jateng_K reproduksi terhadap
ab_Grobogan_2015 pengetahuan dan sikap seks
9. Kementerian Kesehatan pranikah pada siswa kelas X
Republik Indonesia. Lembar SMAN 1 Wawotobi tahun 2018.
balik kesehatan reproduksi dan Politeknik Kesehatan Kendari;
seksual bagi calon pengantin 2018.
[Internet]. 2018. p. 1–86. 15. Setiowati D. Efektivitas
Available from: pendidikan kesehatan
http://kesga.kemkes.go.id/imag reproduksi terhadap
es/pedoman/LEMBAR BALIK peningkatan pengetahuan
KESPRO DAN SEKSUAL BAGI remaja di SMK Wijaya Kusuma
CATIN.pdf Jakarta Selatan. J Keperawatan
10. Kementerian Kesehatan Soedirman [Internet].
Republik Indonesia, 2014;9(2):86–93. Available
kementerian Agama Republik from:
Indonesia. Buku saku https://media.neliti.com/media/p
kesehatan reproduksi calon ublications/107741-ID-
pengantin [Internet]. Jakarta: efektivitaspendidikankesehatan-
Kementerian Kesehatan RI; reprodu.pdf
2018. 1–85 p. Available from: 16. BKKBN. Buku pegangan bagi
http://kesga.kemkes.go.id/imag petugas badan penasihatan,
es/pedoman/BUKU SAKU pembinaan, dan pelestarian

681
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

perkawinan (BP4) tentang https://www.slideshare.net/Ibnu


kursus pranikah untuk calon Azis/buku-pegangan-bagi-bp4-
pengantin [Internet]. Cetakan I. tentang-kursuspranikah-untuk-
Jakarta Timur: BKKBN; 2014. calon-pengantin-seri-genre
Available from:

682

Anda mungkin juga menyukai