Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan

Vol 5, No.2. 2020


ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) TENTANG


KESEHATAN REPRODUKSI PADA CALON PENGANTIN ( CATIN ) DALAM
MEMPERSIAPKAN PERNIKAHAN DAN KEHAMILAN

Meda Yuliani1, Iceu Mulyati,2 Mamay Maesaroh3

1,2,3
Program Studi D3 Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhakti Kencana

Email : meda.yuliani@bku.ac.id, iceu .mulyati@bku.ac.id, mamaymaesaroh67@gmail.com

ABSTRAK

Bagi pasangan yang menikah dibawah usia reproduksi dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai
fisik dan mentalnya siap menerima kehamilannya. Tujuan : mengetahui efektifitas pemberian komunikasi,
jnformasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi pada calon pengantin. Metode : dalam penelitian
ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menggunakan rancangan penelitian cross sectional dan uji wilxocon
signed rank test. Dengan tahap pengambilan data primer melaului pre test dan post test menggunakan
kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan calon pengantin yang berada di wilayah KUA
Cileunyi Kabupaten Bandung. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, dengan
jumlah sampel sebanyak 43 pasang calon pengantin.Hasil : menunjukan bahwa ada kenaikan tingkat
penhetahuan tentang kesehatan repoduksi pada pasangan calon pengantin setelah dilakukan pemberian
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Hasil dari perhitungan menggunakan rumus Wilcoxon signet rank
tes , sebelum dan sesudah menunjukan perbedaan yang signifikan dengan rata – rata sebelum 1,1512 dan
sesudah menunjukan nilai rata-rata 1,0000, Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000 < dari nilai alpha
(0.05). Kesimpulan : Seluruh responden memiliki pengetahuan baik setelah dilakukan pemberian
Komunikasi, Informasi dan edukasi (KIE) pada pasangan calon pengantin. Kemudian bahwa pemberian KIE
tersebut efektif dalam peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi dalam upaya persiapan pernikahan
dan kehamilan pada pasangan calon pengantin.
Kata Kunci : Calon Pengantin, Kesehatan Reproduksi, KIE

PENDAHULUAN pihak pria dan wanita telah mencapai umur 19


Perkawinan dimaksudkan untuk membina (sembilan belas) tahun.5 Sedangkan dari segi
hubungan yang langgeng antara kedua kesehatan menurut BKKBN (Badan
pasangan, sehingga dalam menjalani Kependudukan dan Keluarga Berencana
perkawinan dibutuhkan kedewasaan dan Nasional) mengkampanyekan batasan usia
tanggung jawab baik secara fisik maupun yang ideal untuk menikah baik dari segi fisik
mental. Oleh karena itu, peraturan undang- dan mental, yaitu minimal 21 tahun bagi wanita
undang mengatur batasan umur pernikahan. 5 dan 25 tahun pada pria.1
Perkawinan hanya diizinkan bila kedua belah
*Corresponding Author :
Meda Yuliani
Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
University Bhakti Kencana Bandung, Indonesia
Email : meda.yuliani@bku.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Berdasarkan data dari Badan Kependudukan Populasi dan sampel dalam penelitian ini
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan pasangan calon pengantin yang
Jawa Barat rata-rata usia perkawinan pertama berada di wilayah KUA Cileunyi Kabupaten
perempuan sekarang mencapai 19,8 tahun. Bandung. Teknik pengambilan sampel
Usia perempuan ini biasanya menjadi indikator menggunakan Accidental sampling yang
perkawinan dini atau bukan. Indikatornya dari mana sampel yang diambil adalah pasangan
usia perkawinan pertama perempuan.9 calon pengantin yang datang ke KUA
Kesiapan dalam pernikahan salah satunya Cileunyi pada saat kegiatan Bimbingan
Perkawinan (Bimwim). Jumlah Sampel yang
adalah secara fisik siap untuk menghadapi
diperoleh sebanyak 43 pasang calon
proses kehamilan. Program keluarga
pengantin yang datang ke KUA bersama
berencana merupakan salah satu cara untuk dengan pasangannya, dan calon pasangan
menunda kehamilan yang salah satu pengantij yang akan menikah untuk pertama
fungsinya untuk mempersiapkan reproduksi kalinya ataupun tidak.
sehat. Bagi pasangan yang menikah dibawah Teknik Pengumpulan Data
usia reproduksi dianjurkan untuk menunda Data diperoleh dengan data primer yaitu
kehamilan sampai kesipan fisik dan mentalnya membagikan kuesioner kepada responden
siap menerima kehamilannya. Pernikahan dan dengan dilakukan Prosedur pre test dan post
kehamilan yang terjadi kurang dari usia 20 test kepada calon pengantin mengenai
tahun beresiko, resiko yang bisa terjadi adalah pengetahuan kesehatan reproduksi dalam
anemia pada kehamilan, bayi lahir premature persiapan pernikahan dan kehamilan.
atau pun berat badan lahir rendah, persalinan Setelah itu kemudian dianalisis sebelum dan
dengan resiko perdarahan.3,2 Pemberian sesudah pemberian komunikasi, Informasi
informasi mengenai kehamilan tersebut bisa dan edukasi (KIE).
dilakukan pada kelas catin mengenai Analisis Data
kesehatan reproduksi salah satunya tentang Data dianalisis menggunakan analisis
penggunaan alat kotrasepsi sebagai penunda univariat untuk mengetahui tingkat
kehamilan untuk mengurangi angka kesakitan pengetahuan calon pengantin wanita dan
dan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan dari pria sebelum dan sesudah pemberian KIE.
Dalam analisa ini hanya menghasilkan
penelitian ini untuk mendapatkan gambaran
distribusi frekuensi dan persentase. Analisis
pengetahuan pasa pasangan calon pengantin
selanjutnya yaitu analisa bivariat di lakukan
Pria dan Wanita sebelum dan sesudah terhadap variabel dengan menguji efektivitas
pemberian komunikasi, informasi dan edukasi pemberian edukasi tentang kesehatan
(KIE), serta untuk mengetahui efektifitas reproduksi pada pasangan calon pengantin
pemberian dari pemberian KIE tersebut. dengan menggunakan bantuan software
SPSS 16. . Sebelum dilakukan uji statistik
METODE terlebih dahulu dilakukan pengujian
Rancangan Penelitian normalitas data dengan menggunakan
Jenis penelitian yang digunakan adalah Shapiro-Wilk baik pada data sebelum
deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross maupun sesudah tindakan. Berdasarkan
sectional. Desain ini digunakan untuk hasil perhitungan Shapiro-Wilk pada data
menggambarkan pengetahuan tentang sebelum pemberian KIE didapatkan hasil
kesehatan reproduksi pada calon pengantin 0,000 sedangkan pada data sesudah
dan keefektifan pemberian Komunikasi, pemberian KIE adalah 0,000. Dari hasil
Informasi dan Edukasi (KIE) terhadap hitung baik sebelum dan sesudah pemberian
pengetahuan Calon pengantin. KIE kurang dari 0,005 maka distribusi data
Populasi dan Sampel tersebut dinyatakan distribusi tidak normal.

*Corresponding Author :
Meda Yuliani
Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
University Bhakti Kencana Bandung, Indonesia
Email : meda.yuliani@bku.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Dikarenakan hasil uji normalitas data edukasi seluruh responden berpengetahuan


hasilnya tiak berdistribusi normal, maka baik 100%.
menggunakan uji nonparametris dengan
menggunakan wilcoxon signed rank tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisa Univariat Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tentang
Tabel 1. kebermanfaatan Komunikasi, Informasi
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dan Edukasi (KIE) Tentang Kesehatan
Pada Calon Pengantin (Catin) Wanita Reproduksi Bagi Pasangan Calon
sebelum dan sesudah Pemberian KI Pengantin (Catin)
Tingkat Sebelum Sesudah Edukasi
Kebermanfaatan KIE Sebelum Edukasi
pegetahuan Edukasi
F %
F % F %
Perlu / bermanfaat 43 100
Baik 37 86.0 43 100.00
Cukup 6 14.0 Tidak perlu / tidak
0 0
Bermanfaat
Total 43 100.0 43 100.00
Total 43 100.0

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan hasil


analisis univariat tentang pengetahuan pada Berdasarkan tabel 3 hasil analisis mengenai
calon pengantin wanita sebelum dan sesudah kebermanfaatan tentang pemberian
pemberian KIE. Didapatkan hasil bahwa komunikasi, informasi dan edkuasi (KIE)
sebelum edukasi Sebagian besar tentang kesehatan reproduksi pada
berpengetahuan baik 86.0 dan sesudah pasangan calon pengantin (Catin), selurh
edukasi seluruh responden berpengetahuan responden pasangan calon pengantin
baik 100%. beranggapan bahwa sangat bermanfaat /
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Tingkat diperlukan untuk para pasangan calon
Pengetahuan Pada Calon Pengantin pengantin untuk mempersiapkan kesehatan
(Cantin) Pria sebelum dan sesudah reproduksinya.
Pemberian KIE
Hasil Analisa Bivariat
Tingkat Sebelum Edukasi Sesudah Edukasi
Tabel 4. Efektifitas Pemberian Edukasi
pegetahuan F % F %
Tentang Kesehatan Reproduksi Pada
Baik 36 83,7 43 100,0 Pasangan Calon Pengantin
Cukup 7 7.0
Total 43 100.0 43 100.0 Perlakuan Mean Std. P-
Deviation value
Berdasarkan Tabel 2 tentang pengetahuan
pada calon pengantin pria sebelum dan Pre tes 1.1512 0.36031
sesudah pemberian edukasi menunjukan
bahwa sebelum edukasi Sebagian besar Post tes 1.0000 0 .00000 0.000
berpengetahuan baik 83.7 % dan sesudah

*Corresponding Author :
Meda Yuliani
Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
University Bhakti Kencana Bandung, Indonesia
Email : meda.yuliani@bku.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

informasi dari media elektronik yang


Analisa bivariat dilakukan terhadap variabel sekarang ini mudah sekali diakses. Selain itu
dengan menguji efektivitas pemberian pendidikan responden yang Sebagian besar
edukasi tentang kespro pada catin wanita berpendidikan SMA juga turut
dan, dengan menggunakan bantuan software mempengaruhi terhadap pengetahuan baik
SPSS 16. Sebelum dilakukan uji statistik responden tentang kesehatan reproduksi.
terlebih dahulu dilakukan pengujian Hasil penelitian yang dilakukan di Malawi, di
normalitas data dengan menggunakan dapatkan bahwa remaja wanita memerlukan
Shapiro-Wilk baik pada data sebelum maupun
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
sesudah tindakan. Berdasarkan hasil
perhitungan Shapiro-Wilk pada data sebelum Untuk kesiapaan jika hamil muda, melhiarkan
didapatkan 0,000 sedangkan pada data muda, kesalahpahaman tentang kontrasepsi.
sesudah adalah 0,000 karena nilai Shapiro- Karena kondisinya didaerah sana memang
Wilk hitung baik sebelum dan sesudah angka kehamilan remajanya tinggi. Dan itu
tindakan kurang dari 0,005 maka distribusi salah satunya karena ketidaktahuan tentang
data sebelum dan sesudah pemberian kesehetan reproduksi.20
edukasi tersebut dinyatakan distribusi tidak Penelitian sebelumnya yang dilakukan
normal, sehingga menggunakan uji bahwa sebagian besar calon pengantin di
nonparametris dengan menggunakan KUA Umbulharjo Yogyakarta memiliki
wilcoxon signet rank tes pengetahuan baik tentang kesehatan
Hasil pengolahan data didapatkan bahwa reproduksi. Pengetahuan yang baik
rata-rata sebelum edukasi dan sesudah diperoleh calon pengantin dari sumber
edukasi hasil dari perhitungan dengan pengetahuan, seperti : media massa (cetak
menggunakan rumus wilcoxon signed rank dan elektronik , buku-buku dan majalah
tes sebelum dan sesudah menunjukan kesehatan. Disamping itu pendidikan
perbedaan yang signifikan dengan rata – rata responden yang Sebagian besar SMA juga
sebelum 1.1512 dan sesudah menunjukan turut mempengaruhi pengetahuan tentang
nilai rata-rata 1.0000, Hasil uji statistik kesehatan reproduksi. 13
didapatkan nilai p-value 0,000 < dari nilai Tingkat pengetahuan calon pengantin pria
alpha (0.05) dapat disimpulkan efektif antara dan calon pengantin wanita memiliki tingkat
sebelum dilakukan pemberian edukasi pengetahuan yang Sebagian besar
dengan sesudah dilakukan pemberian berpengetahuan baik pada sebelum
edukasi sehingga H0 di tolak dan Ha diterima pemberian edukasi. Dan setelah pemberian
1.2 Pembahasan edukasi tingkat pengetahuan repsonden
Tingkat pengetahuan calon pengantin seluruh responden memiliki tingkat
sebelum dilakukan penyuluhuan pengetahuan baik.
berdasarkan hasil penelitian pada tingkatan Penelitian yang dilakukan terhadap calon
Sebagian besar 37 responden calon pengantin di Lubuk Begalung Kota Padang
pengantin perempuan berpengetahuan baik menunjukkan hal yang sama dengan
dan 36 repsonden calon pengantin pria penelitian ini dimana dari 31,6% responden
berpengetahuan baik. Pengetahuan yang dengan pengetahuan rendah sebelum
baik ini didukung dengan mendapatkan konseling pranikah diberikan menjadi 97,4%

*Corresponding Author :
Meda Yuliani
Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
University Bhakti Kencana Bandung, Indonesia
Email : meda.yuliani@bku.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

dengan pengetahuan tinggi setelah mendapatkan konseling pranikah dapat


10
dilakukan konseling. menurunkan peluang terjadinya perceraian
Dalam peneliitian ini menunjukan bahwa sebanyak 31%. 11
seluruh repsonden calon pengantin pria Pembuat kebijakan dan praktisi melaporkan
ataupun wanita memiliki pengetahuan baik. bahwa keterlibatan pria yang lebih besar
Dalam pemberian edukasi ini memberikan pada kesehatan reproduksi akan
tambahan peningkatan pengetahuan menghasilkan berbagai manfaat untuk
khusunya kepada calon pengantin pria yang kesehatan ibu dan anak, terutama melalui
biasanya terkadang sulit untuk dilibatkan akses yang lebih besar ke layanan dan
dalam hal kesehatan reproduksi. Hal ini intervensi untuk perempuan dan anak-anak.
16
seperti yang dikemukanan dalam sebuah
penelitian, bahwa keterlibatan laki-laki dalam Peran pasangan dalam hal mempersiapkan
hal kesehatan reproduksi itu sulit, sehingga kehamilan dan persalinan diperlukan sebagai
diperlukan untuk pemberian edukasi dengan suatu kondisi untuk berbagi peran saat
melibatkan remaja laki-laki juga sebagai nantinya.22
persiapn dalam kehidupan kesehatan Maka dalam hal ini diperlukan pengethaun
reproduksi.18 kepada psangan terutama calon pengantin
Temuan dari studi yang di lakukan di pria untuk mempersiapkan masa kehamilan
pengusian kobe Somalia, menginformasikan dan melahirkan untuk pasangannya.
program masa depan di Kobe dan dengan Pada penelitian di Ghana tahun 2017,
fokus pada kebutuhan kesehatan dan didaptkan hasil bahawa Sekitar 35%, 44%,
pembangunan kesehatan remaja. Program dan 20% pria menemani pasangannya
masa depan harus mempertimbangkan perawatan antenatal, persalinan, dan
determinan dari kesehatan dan perawatan postnatal, masing-masing.
pembangunan remaja, termasuk akses ke Keterlibatan pria dalam asuhan antenatal
pendidikan, gender keadilan, dan dan persalinan dipengaruhi oleh
keamanan.dengan kata lain pendidikan sosiodemografi, salah satunya adalah
diperlukan untuk pembangunan kesehatan pendidikan dan pengetahuan.24
remaja, baik berupa pemberian Dari hasil penelitian bahwa semua
edukasi,ataupun pendidikan formal lainnya. responden beranggapan bahwa adanya
15
pemberian komunikasi , informasi dan
Pendidikan kesehatan reproduksi dan edukasi mengenai kesehatan reproduksi
seksual diperlukan sebagai pendukung sangat perlu ataupun bermanfaat, karena
sumber daya masa depan dalam kesehatan bisa memberikan peningkatan pengetahuan
seksual yang bukan hanya seksual aman dan gambaran mengenai kesehtan repoduksi
dan kontrasepsi saja. Tetapi sebagai dan persiapan pernikahan dan juga dalam
penyedia untuk meningkatkan kesehatan mempersiapkan kehamilan pada nantinya
reproduksi.17 baik untuk calon pengantin wanita ataupun
Setiap pasangan yang akan menikah harus kepada calon pengantin pria sebagai
memiliki pengetahuan yang cukup baik pendamping.
mengenai sistem reproduksi yang termasuk Pada studi inipun Pemberian komunikasi ,
di dalamnya manfaat metode kontrasepsi, informasi dan edukasi (KIE ) secara hasil uji
penggunaan alat kontrasepsi yang cocok di efektifitas dengan menggunakan pengujian
masa awal pernikahan jika belum wilxocon signed rank test menunjukan bahwa
menginginkan kehamilan, dan masalah rata-rata sebelum edukasi dan seudah
kesehatan reproduksi lainnya. WHO edukasi hasil dari perhitungan dengan
menyatakan bahwa
*Corresponding Author : pendidikan seksual menggunakan rumus Wilcoxon Signed Rank
dibutuhkan
Meda Yuliani bagi orang yang berada pada Tes sebelum dan sesudah menunjukan
usia yang
Program aktif
Studi D-IIIsecara seksual
Kebidanan dan
Fakultas yang
Ilmu Kesehatan perbedaan yang signifikan dengan rata – rata
melakukan aktifitas
University Bhakti seksual.
Kencana HasilIndonesia
Bandung, penelitian sebelum 1.1512 dan sesudah menunjukan
melaporkan bahwa pasangan
Email : meda.yuliani@bku.ac.id yang
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

nilai rata-rata 1.0000, Hasil uji statistik dan meningkatkan penggunaan kontrasepsi.
7 23
didapatkan nilai p-value 0,000 < dari nilai ,
alpha (0.05) dapat disimpulkan efektif antara pendidikan ini bisa dilakukan tidak pada saat
sebelum dilakukan pemberian edukasi akan menikah saja, hal ini bisa dilakukan
dengan sesudah dilakukan pemberian pada saat persipan menuju dewasa, remaja.
edukasi. Seperti Pendidikan kesehatan reproduksi ini
Penelitian yang dilakukan sebelumnya di bisa dilakukan dila tempat pelayanan seperti
KUA kota Padang, diketahui lebih dari pediatri (dokter anak) yang untuk
separuh responden (79,6%) memiliki mempersiapkan remaja menuju dewasa,
tingkat pengetahuan tinggi tentang pendampingan pada orang tua nya juga. 4,19
kesehatan reproduksi setelah diberikan
konseling pra nikah.12
Status kesehatan ibu sebelum kehamilan KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan faktor penentu untuk proses dan Pengetahuan responden sebelum dan
hasil dari kehamilan serta risiko untuk sesudah pemberian komunikasi, informasi
komplikasi ibu dan bayi. Dalam masyarakat dan edukasi (KIE) baik pada calon pengantin
Barat perawatan prakonsepsi (PCC) secara wanita dan calon pengantin pria mengalami
luas dikenal sebagai cara untuk peningkatan, dimana hasilnya seluruh
mengoptimalkan kesehatan wanita melalui reponden memiliki pengetahuan baik. serta
perubahan biomedis dan perilaku sebelum dari hasil uji perbedaan terdapat rerata
pembuahan tujuan meningkatkan hasil perbedaan antara sebelum dan sesudah
kehamilan.16 pemberian KIE,dan dapat disimpulkan
Pendidikan kesehatan yang dilakukan di bahwa sebelum dan sesudah pemberian KIE
didalam program bimbingan perkawinan ini tentang kesehatan reproduksi tersebut efektif
bisa sebagai pusat informasi kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan
reproduksi bagi calon pengantin.8 Pemberian kesehatan reproduksi dalam mempersiapkan
edukasi kesehatan reproduksi yang pernikahan dan kehamilan.
dilakukan ini menunjukan hasil efektif untuk Diharapkan kepada KUA setempat untuk
meningktkan pengetahuan responden menjadikan materi kesehatan reproduksi
mengenai kesehatan reproduksi, dalam menjadi materi wajib yang harus
persiapan kehamilan untuk lebih bisa disampaikan kepada calon pengantin dan
menjaga dan mempersiapkan kesehatan bisa melakukan revitalisasi kembali
pada saat hamil. Penelitian yang dilakukan di Kerjasama dengan pihak terkait untuk perihal
India, bahwa pusat informasi kesehatan penyuluhan materi kesehatan.
remaja dapat menurunkan angka pernikahan
dini dan bisa meningkatkan angka rentensi
kelulusan sekolah pada remaja. Hal ini
menunjukan bahwa dengan diberikan DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan dapat memberikan dan 1. Sulistyawati . 2019. Pelayanan Keluarga
21
meningkatkan kesehatan reproduksi. Berencana. Jakarta: Salemba Medika
Pendidikan kesehatan reproduksi ini berupa
2. Kementerian Kesehatan Republik
konseling pemberian informasi dan edukasi
tentang penundaan kehamilan yang sehat, Indonesia. 2014 Tentang Pedoman
kondisi gender dalam persiapan pernikahan
Manajemen Keluarga
dan materi tentang kesehatan reproduksi
lainnya yang dapat menunjang kebutuhan Berencana. Jakarta : Kemenkes RI
kesehatan
*Correspondingreproduksi
Author : calon pengantin.
3. Kementerian Kesehatan RI. 2014.
Pendidikan
Meda Yuliani komprehensif tentang pantang
dan kontrasepsi
Program menunda
Studi D-III Kebidanantimbulnya
Fakultas perilaku
Ilmu Kesehatan Kesehatan Reproduksi dan Seksual
seksual,
Universitymenurunkan
Bhakti Kencanajumlah
Bandung,seksual mitra,
Indonesia
Email : meda.yuliani@bku.ac.id
Calon Pengnatin. Jakarta : Kemenkes RI
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

4. Arik V MarcellSexual and Reproductive Kesehatan Reproduksi Pasangan


Health Care Services in the Pediatric Calon Pengantin di KUA Kota Padang
13. Rizka H, 2016. Hubungan Tingkat
Setting. Pediatrics. 2017; 140(5): Pengetahuan Tentang Kesehatan
e20172858 Reproduksi Dengan Kesiapan Menikah
5. Undang-Undang Republik Indonesia. Pada Calon Pengantin Di Kua
Umbulharjo Yogyakarta Tahun 2016
1974. Tentang Perkawinan. Jakarta :
14. Anwar h, 2014. Tutorial Cara Uji Wilcoxon
Yayasan Peduli Anak Signed Rank Test. Terdapat pada :
6. Undang-Undang Republik Indonesia. https://www.statistikian.com/2014/07/tuto
rial-uji-wilcoxon-signed-rank-test.html
2019. Undang -Undang No. 16 Tahun
15. Meghan Greeley, Understanding the
2019 Tentang Revisi Undang-Undang unique experiences, perspectives and
Perkawinan tahun 1974. Jakarta sexual and reproductive health needs of
7. Riantini Amelia. 2018. Efektifitas very young adolescents:Somali refugees
in Ethiopia. Conflict and Health 2017,
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada 11(Suppl 1):26 DOI 10.1186/s13031-
Calon Pengantin Di Puskemas 017-0129-6
pringsewu Surabaya. 16. Jessica Davis, Male involvement in
reproductive, maternal and child health:
8. Atik J. 2020. Pengaruh penyuluhan
a qualitative study of policymaker and
Kesehatan Reproduksi Terhadap Tingkat practitioner perspectives in the
Pengetahuan calon Penganti. PacificReproductive Health (2016) 13:81
DOI 10.1186/s12978-016-0184-2
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.
17. Natasha N. Frederick et,al. Barriers and
php/Jaman/article/view/119 facilitators to sexual and reproductive
9. BKKBN terdapat pada. health communication between pediatric
oncology clinicians and adolescent and
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/nikah-
young adult patients: The clinician
muda di lihat 18 feb 2020 perspective. 2018.
10. Susanti D, Rustam Y, Doni AW. wileyonlinelibrary.com/journal/pbc.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan https://doi.org/10.1002/pbc.27087
Pranikah terhadap Pengetahuan dan 18. Sara Bylund , Mats Målqvist , Nosim
Sikap Calon Pengantin di Lubuk Peter & Sibylle Herzig van Wees (2020)
Begalung Padang. Jurnal Sehat Mandiri. Negotiating social norms, the legacy of
2018;13(2):18-25 vertical health initiatives and
11. Mahmoodi G. The effect of marriage contradicting health policies: aqualitative
counseling on the knowledge of the study of health professionals’
perceptions and attitudes of providing
married couples. Int J Med Res Health
adolescent sexualand reproductive
Sci. 2016;5(7S):354-35 health care in Arusha and Kilimanjaro
*Corresponding Author : region, Tanzania, Global Health
12. Harly I, 2018. Efektifitas Konseling
Meda Yuliani
Kesehatan
Program ReproduksiFakultas
Studi D-III Kebidanan Terhadap
Ilmu Kesehatan
Action,13:1, 1775992, DOI:
Peningkatan
University Pengetahuan
Bhakti Kencana Bandung, Indonesia 10.1080/16549716.2020.
Email : meda.yuliani@bku.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

19. Kristin Nash, Gabrielle O’Malley, Roudsari R. An Account of Iranian


Elizabeth Geoffroy, Ellen Schell, Alice Pregnant Women’ Experiences of
Bvumbwe4 and Donna M. Denno. “Our Spousal Role: An
girls need to see a path to the future”-- Ethnophenomenological Exploration.
perspectives on sexual and reproductive Journal of Midwifery and Reproductive
health information among adolescent Health. 2020; 8(4): 2404-2418. DOI:
girls, guardians, and initiation counselors 10.22038/jmrh.2020.49044.1606
in Mulanje district, Malawi. Nash et al. 22. Burke PJ, Coles MS, Di Meglio G, et
Reproductive Health (2019) 16:8. al;Society for Adolescent Health and
https://doi.org/10.1186/s12978-018- Medicine. Sexual and reproductive health
0661-x care: a position paper of the Society for
20. Devika Mehra, Archana Sarkar, Priyanka Adolescent Health and Medicine. J Adolesc
Sreenath, Jagannath Behera and Sunil Health. 2014;54(4):491–496
Mehra. Effectiveness of a community 23. Joshua Panyin Craymah, Robert Kwame
based intervention to delay early Oppong, and Derek Anamaale Tuoyire. Male
marriage, early pregnancy and improve Involvement in Maternal Health Care at
school retention among adolescents in Anomabo,Central Region, Ghana.
India. Mehra et al. BMC Public Health International Journal of Reproductive
(2018) 18:732. Medicine Volume 2017, Article ID 2929013,
https://doi.org/10.1186/s12889-018- 8 pages.
5586-3 https://doi.org/10.1155/2017/2929013
21. Erfanian Arghavanian F, Heydari A,
Noghani Dokht Bahmani M, Latifnejad

*Corresponding Author :
Meda Yuliani
Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
University Bhakti Kencana Bandung, Indonesia
Email : meda.yuliani@bku.ac.id

Anda mungkin juga menyukai