2 September 2019
ABSTRACT
Low birth weight babies (LBW) are babies born with birth weight less than 2500 grams.
The highest number of LBW in West Java in 2017 was 3,147 in the city of Band ung. In
Bandung City Hospital, the LBW incidence rate from 2016 to 2018 has fluctuated and still
has not reached the set target, which is a maximum of 7%. The causes of LBW are divided
into three factors namely maternal factors such as maternal age, parity , anemia,
complications in pregnancy such as antepartum hemorrhage, pre-eclampsia and antenatal
care and fetal factors such as hydramnios and twin pregnancies and environmental factors
such as socioeconomic factors. The purpose of this study was to identify the factors
associated with the incidence of low birth weight (LBW) in Bandung City Hospital. The
sampling technique used was Accidental Sampling with 82 respondents. The results showed
there was no relationship between the age factor with LBW p value of 0.585. There is a
relationship between parity factor with LBW with p value of 0.029. There is no relationship
between twin pregnancy factors with LBW with a p value of 0.248 There is a relationship
between the factors of preeclampsia with LBW with a p value of 0.038 There is a
relationship between socioeconomic factors with LBW. Socioeconomic factors of education
with a p value of 0.003 and family income factors with a p value of 0.024.
Keywords : Low birth weight babies, Maternal, fetal, socioeconomic.
Rantung (2015) yang mengatakan bahwa kehamilan ganda atau gestasi multijanin
terdapat hubungan antara usia ibu dengan lebih besar kemungkinannya
kejadian BBLR di Rumah sakit pancaran menyebabkan BBLR dari pada kehamilan
kasih Manado (Rantung et. al, 2015). Hasil janin tunggal (Triana et. al, 2015).
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang Penelitian ini juga tidak sesuai dengan
dilakukan oleh Mahayana (2015) yang hasil penelitian yang dilakukan oleh
menyatakan tidak terdapat hubungan antara Khoiriyah (2018) yang menyatakan bahwa
usia ibu dengan kejadian BBLR dimana terdapat hubungan kehamilan ganda
hasil uji Chi-square dengan nilai p value 0,7 dengan kejadian BBLR dengan nilai p
(Kementrian Kesehatan RI, 2015). value sebesar 0,000.
Penelitian ini juga sesuai dengan hasil Hubungan Preeklamsia dengan
penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah Kejadian BBLR
(2018) yang menyatakan tidak terdapat Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan
hubungan antara usia ibu dengan kejadian nilai p value sebesar 0,038 dengan alpha
BBLR dimana hasil uji Chi-square (ɑ) 0,05 dimana p value (0,038) < 0,05.
didapatkan nilai p value 0,654. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
Hubungan Paritas dengan Kejadian hubungan antara faktor preeklamsia
BBLR dengan kejadian BBLR di RSUD Kota
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan Bandung.
nilai p value sebesar 0,029 dengan alpha Hal ini sesuai dengan Cunningham (2012)
(ɑ) 0,05 dimana p value (0,029) < 0,05. mengatakan bahwa preeklamsia dimulai
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pada implantasi disertai invasi tropoblastik
hubungan antara faktor paritas dengan abnormal pada uterus, plasentasi yang
kejadian BBLR di RSUD Kota Bandung kurang baik ditandai dengan invasi tidak
(Maryunani et. al, 2009). Penelitian ini sempurna dinding arteriola spiralis oleh
sesuai dengan hasil penelitian Haryanto trofoblas ekstravilus dan menyebabkan
(2017) menunjukkan bahwa terdapat terbentuknya pembuluh darah berdiameter
hubungan paritas dengan kejadian BBLR sempit dengan resistensi yang tinggi yang
dengan nilai p value sebesar 0,020. akhirnya menyebabkan stress oksidatif
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian pada plasenta. Stres oksidatif pada
yang dilakukan oleh Purwanti (2016) di plasenta akan memacu pelepasan faktor-
RSUP Prof. Dr Kandou terdapat hubungan faktor plasental ke sistemik yang akhirnya
antara paritas dengan kejadian BBLR mencetuskan aktivasi dan disfungsi
dengan nilai p value sebesar 0,004 endotel vaskuler dan hasil akhirnya adalah
(Purwanti, 2016). vasokontriksi. Vasokontriksi yang
Hubungan Kehamilan Kembar dengan menimbulkan efek langsung untuk janin
Kejadian BBLR adalah vasokontriksi pada arteriola spiralis
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan desidua yang berakibat menurunnya aliran
nilai p value sebesar 0,248 dengan alpha darah ke plasenta. Hipoperfusi sirkulasi
(ɑ) 0,05 dimana p value (0,248) > 0,05. uteroplasental ini menyebabkan suplai
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat oksigen dan nutrisi ke janin menurun, hal
hubungan antara faktor kehamilan kembar ini mengakibatkan pertumbuhan seluruh
dengan kejadian BBLR di RSUD Kota tubuh dan organ janin tersebut terbatas dan
Bandung. tidak optimal sehingga saat lahir beratnya
Hal ini tidak sesuai dengan Prawirohardjo akan rendah (Prawirohardjo, 2009).
(2009) yang mengatakan bahwa berat Penelitian ini sesuai dengan hasil
badan janin pada kehamilan kembar lebih penelitian Utami (2017) yang mengatakan
ringan dari pada janin pada kehamilan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. antara preeklamsia dengan kejadian bayi
Pada kehamilan ganda suplai darah ke berat lahir rendah di RS Dr. Oen
janin harus terbagi dan atau lebih untuk Surakarta. Penelitian yang telah
masing-masing janin sehingga suplai dilakukan oleh setiati (2017) mengatakan
nutrisi ke janin menjadi berkurang. Faktor bahwa preeklampsia berpengaruh terhadap
kejadian BBLR dengan nilai p value 0,049. mengatakan bahwa pendapatan keluarga
Berdasarkan hasil penelitian Nurliawati merupakan salah satu faktor sosioekonomi
(2015) menyatakan bahwa ada hubungan yang berperan terhadap BBLR.
yang signifikan anatara preeklamsia Pendapatan keluarga dapat berpengaruh
dengan kejadian BBLR dengan nilai p terhadap menurunnya daya beli terhadap
value sebesar 0.000. pangan untuk memenuhi kebutuhan
Hubungan Pendidikan dengan sehingga mempengaruhi kualitas dan
Kejadian BBLR kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan keluarga (Triana et. al, 2015). Penelitian
nilai p value sebesar 0,003 dengan alpha ini sesuai dengan hasil penelitian
(ɑ) 0,05 dimana p value (0,003) < 0,05 Nurahmawati (2017) mengatakan bahwa
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini kejadian BBLR dipengaruhi oleh
menunjukkan bahwa terdapat hubungan pendapatan keluarga dengan nilai p value
antara faktor pendidikan dengan kejadian sebesar 0,003.
BBLR di RSUD Kota Bandung. Hal ini
sesuai dalam triana (2015)yang PENUTUP
mengatakan bahwa pendidikan merupakan Berdasarkan hasil penelitian tehadap 82
salah satu faktor sosioekonomi yang responden dengan menggunakan teknik
berperan terhadap BBLR. Tingkat sampling accidental sampling dan
pendidikan seorang ibu akan sangat menggunakan uji statistik variabel dengan
berpengaruh dalam penerimaan informasi chi square didapatkan kesimpulan bahwa:
yang diterima. Pendidikan berkaitan 1. Tidak terdapat hubungan antara faktor
dengan pengetahuan dan akan usia dengan kejadian bayi berat lahir
berpengaruh terhadap pemilihan bahan rendah (BBLR) di RSUD Kota Bandung
makanan dan pemenuhan gizi selama dengan nilai p value sebesar 0,585 dengan
kehamilan karena kebutuhan gizi alpha (ɑ) 0,05
meningkat pada kondisi hamil agar 2. Terdapat hubungan antara faktor paritas
metabolisme meningkat serta kebutuhan dengan kejadian bayi berat lahir rendah
untuk persiapan produksi ASI dan tumbuh (BBLR) di RSUD Kota Bandung dengan
kembang janin. Ibu dengan pendidikan nilai p value sebesar 0,029 dengan alpha
yang tinggi akan melakukan hal-hal yang (ɑ) 0,05
diperlukan oleh bayi. Ibu hamil yang 3. Tidak terdapat hubungan antara faktor
berpendidikan rendah cenderung kurang kehamilan kembar dengan kejadian bayi
memperhatikan kesehatan diri dan berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota
kehamilannya, sedangkan ibu hamil yang Bandung dengan nilai p value sebesar
berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih 0,248 dengan alpha (ɑ) 0,05
memperhatikan kesehatan diri dan 4. Terdapat hubungan antara faktor
keluargannya. Penelitian ini sesuai dengan preeklamsia dengan kejadian bayi berat
penelitian Sari (2019) mengatakan bahwa lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota
terdapat hubungan yang signifikan antara Bandung dengan nilai p value sebesar
tingkat pendidikan dengan kejadian bayi 0,038 dengan alpha (ɑ) 0,05
BBLR dengan nilai p value sebesar 0,002. 5. Terdapat hubungan antara pendidikan
Hubungan Penghasilan Keluarga dengan kejadian bayi berat lahir rendah
dengan Kejadian BBLR (BBLR) di RSUD Kota Bandung dengan
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,003 dengan alpha
nilai p value sebesar 0,024 dengan alpha (ɑ) 0,05.
(ɑ) 0,05 dimana p value (0,024) > 0,05 6. Terdapat hubungan antara pendapatan
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini keluarga dengan kejadian bayi berat lahir
menunjukkan bahwa terdapat hubungan rendah (BBLR) di RSUD Kota Bandung
antara faktor penghasilan keluarga dengan faktor dengan nilai p value (0,024) < 0,05.
kejadian BBLR di RSUD Kota Bandung.
Hal ini sesuai dalam Triana (2015) yang