Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH


( BBLR) DI RSI IBNU SINA
YARSIBUKITTINGGI TAHUN 2023
Wira febriani1), Indreswati 2), Detty Afriyanti3)
1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi
email: wirafebriani97@gmail.com

ABSTRAK

Berat Badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kematian neonatal. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terdapat di RUMAH SAKIT ISLAM
IBNU SINA YARSI BUKITTINGGI tahun 2017-2022 mengalami peningkatan yaitu 746 orangTujuan
penelitian adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR.
Desain penelitian ini survey analitik menggunakan rancangan case control dengan pendekatan
retrospektif.populasi dalam penelitian ini adalah Terhadap 138 ibu melahirkan bayi dengan BBLR
sebagai kelompok kasus dan 276 sebagai kelompok kontrol di RSI ISLAM IBNU SINA YARSI
BUKITTINGGI Tahun 2017-2022 dengan teknik total sampling. Data dianaliss secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Analisa Univariat didapatkan 138 responden bayi BBLR, Umur Ibu Beresiko sebanyak 54
Orang Paritas Ibu Sebanyak 61 orang, Jarak Kehamilan 70 orang, Usia Kehamilan 91 orang, Anemia
Sebanyak 80 Orang,Pre Eklamsia Sebanyak 42 Orang, Pendidikan sebanyak 60 orang, Kpd sebanyak 81
Orang, Sedangkan Analisa Bivariat Nya Usia Ibu 54 orang,Paritas Ibu 61 Orang,Jarak Kehamilan 70
Orang,Usia Kehamilan 91 Orang,Anemia 54 Oerang, Pre Eklamsia 42 orang,Pendidikan 60 orang Dan
Kpd 81 orang
Dapat Disimpulkan Bahwa Terdapat Hubungan Antara Umur kehamilan,jarak kehamilan,usia
kehamilan,paritas,pre eklamsia, pendidikan, Kpd dan Anemia. Dengan kejadian BBLR di Rsi Islam Ibnu
Sina Yarsi Bukittinggi.disaran bagi bidan pelaksana agar meningkatkan keterampilan petugas dalam
upaya deteksi resiko ibu hamil,Memberikan informasi kesehatan dan pengisian buku KIA secara rutin
ABSTRACT
Low birth weight (LBW) remains a critical factor influencing neonatal mortality. A preliminary
survey by researchers revealed an alarming increase in cases at IBNU SINA YARSI ISLAMIC
HOSPITAL from 2017 to 2022, totaling 746 instances. This study aimed to identify the factors related to
LBW,
The research adopted an analytical survey design with a case-control approach using retrospective
data. The study population comprised 138 mothers who gave birth to LBW infants (case group) and 276
mothers who did not (control group) at RSI ISLAM IBNU SINA YARSI BUKITTINGGI during 2017-
2022, utilizing a total sampling technique. Data were subjected to univariate and bivariate analyses,
employing the chi-square test.
Univariate analysis indicated that out of the LBW baby respondents, 54 mothers were at risk, 61
experienced parity, 70 had closely spaced pregnancies, 91 had varying gestational ages, 80 encountered
anemia, 42 faced pre-eclampsia, 60 had different education levels, and 81 had Kpd. Meanwhile, bivariate
analysis highlighted relationships between gestational age, parity, pre-eclampsia, education, Kpd, anemia,
and the incidence of LBW at RSI Islam Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi.
In conclusion, gestational age, parity, pre-eclampsia, education, Kpd, and anemia were all found
to have associations with LBW incidence at RSI Islam Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi. It is recommended
that midwives enhance their skills in identifying pregnancy risks, provide comprehensive health
information, and consistently maintain accurate records in the Maternal and Child Health (MCH) book.
PENDAHULUAN dokumentasi/catatan yang dimiliki oleh
Salah satu penyakit yang menjadi anggota rumah tangga, seperti buku
masalah kesehatan masyarakat saat ini Kesehatan Ibu dan Anak dan Kartu Menuju
adalah BBLR (Berat bayi lahir rendah) Sehat, Sedangkan jumlah bayi yang tidak
Berdasarkan kesepakatan global dalam memiliki catatan berat badan lahir, jauh
perwujudan target penurunan Angka lebih banyak. Hal ini berarti kemungkinan
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi yang terlahir dengan BBLR jumlahnya
Bayi (AKB) yang dirumuskan melalui jauh lebih banyak lagi(Riset Kesehatan
Sustainable Development Goals Dasar Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018).
(SDGs),ditargetkan pada tahun 2030 angka Menurut data Riskedas tahun 2018 di
kematian ibu menjadi 70 per 100.000 Sumatera Barat jumlah pasien BBLR adalah
kelahiran hidup Angka Kematian Ibu sebesar 27,43%dengan total keseluruhan
(AKI) yang dihimpun dari pencatatan nya.(Sumatera Barat, 2018). Dan Sementara
program kesehatan keluarga di Kementrian untuk wilayah kota Bukittinggi 30,34%
kesehatan tahun 2020 menunjukkan 4.627 Salah satu penyebab AKB yaitu
kematian di Indonesia. Jumlah ini BBLR. BBLR merupakan faktor utama
menunjukkan peningkatan dibandingkan dalam peningkatan mortalitas dan disabilitas
tahun 2019 sebesar 4.221 kematian (Profil neonatus bayi dan anak serta memberikan
Kemenkes RI, 2020) dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan.kejadian BBLR
World Health Organizations (WHO)
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran
menyebutkan,berat badan saat lahir kurang
didunia dengan batasan 3.3%-38% dan lebih
dari 2500 gram selalu menjadi masalah
sering terjadi dinegara-negara berkembang
signifikan secara global dan berhubungan
atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistic
dengan berbagai konsekuensi jangka pendek
menunjukkan 90% didapatkan di Negara
maupun jangka panjang. Secara keseluruan,
berkembang dan angka kemaSalah satu
diperkirakan 15% - 20% dari seluruh
penyebab AKB yaitu BBLR.Faktor-faktor
kelahiran di dunia mengalami berat badan
penyebab kejadian BBLR menurut hasil
lahir rendah, yang mewakili lebih dari 20
penelitian dari NaRSIh,dkkmeliputi faktor
juta kelahiran per tahun. WHO telah
obsestri, morbiditas dan paparan zat racun
berkomitmen untuk memantau kemajuan
dapat menyebabkan terjadinya bayi dengan
perubahan global dan mendukung target
berat badan lahir rendah.faktor obsestri
global dalam upaya meningkatkan gizi ibu,
memberikan kontribusi terbesar penyebab
bayi dan gizi anak-anak melalui enam target
bayi dengan berat badan lahir
gizi global tahun 2025. Salah satunya adalah
rendah.etiologi dari BBLR juga di
target ketiga yaitu bertujuan untuk mencapai
tambahkan meliputi faktor prematuritas
pengurangan 30% berat badan lahir rendah
yang dapat dipengaruhi oleh keadaan
pada tahun 2025. Hal ini berarti target
janin,plasenta maternal,dan uterus. Faktor
penurunan relatif 3% per tahun antara 2012
terhambatnya pertumbuhan janin juga
hingga 2025 yaitu penurunan dari sekitar 20
1 menimbulkan risiko BBLR( (Wulandari &
juta menjadi sekitar 14 juta bay i dengan
Cahyaningtyas, 2020)
berat badan rendah saat lahir( WHO,2020)
Status Gizi kurang pada ibu hamil
Di Indonesia sendiri persentase BBLR
dapat disebabkan oleh masalah gizi yang
mencapai 93.620 artinya Jumlah ini masih
dialaminya.Masalah gizi yang sering dialami
belum bisa menggambarkan kejadian BBLR
ibu hamil yaitu Kurang Energi Kronik dan
yang sesungguhnya, mengingat angka
Anemia gizi yang dapat menghambat
tersebut didapatkan dari
pertumbuhan janin sehingga menimbulkan
risiko Berat Badan Bayi Lahir Rendah. Ibu rekam medis.(Fitri Nur Indah & Istri Utami,
hamil KEK separuhnya mengalami deficit 2020)
asupan energi dan protein, pemberian Angka kejadian berat bayi lahir rendah
makanan tambahan yang berfokus pada zat (BBLR) di RSI Ibnu Sina Bukittinggi
gizi macro maupun micro bagi ibu hamil jumlah setiap tahun terus mengalami
sangat diperlukan dalam rangka pencegahan peningkatan yang sangat signifikan asumsi
bayi berat lahir rendah dan balita yang paling penting berarti bahwa mengkaji
pendek(Sumiati et al., 2021) beberapa faktor yang mempengaruhi
Menurut Maryunani, kejadian berat kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR)
badan lahir rendah (BBLR) menunjukkan akan menjadi informasi penting untuk
bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan menjadi dasar bagi semua pihak dalam
masyarakat itu masih rendah. Sementara itu, Menurunkan angka kejadian Berat bayi lahir
pencegahan dan perawatan berat badan lahir rendah ( BBLR), pihak petugas menurunkan
rendah (BBLR) merupakan hal yang angka kejadian Berat Bayi lahir rendah (
kompleks dan membutuhkan pengetahuan BBLR) pihak petugas kesehatan seharusnya
dan infrastruktur yang tinggi, rendahnya memberi pengetahuan pada ibu hamil terkait
tingkat pengetahuan ibu hamil disebabkan faktor-faktor yang menjadi penyebab berat
karena responden kurang mendapatkan bayi lahir rendah (BBLR) sehingga angka
informasi terutama pada ibu hamil yang kejadian dapat dikurangi. Berdasarkan
kurang dekat dengan petugas pelayanan permasalahan yang terjadi di RSI Ibnu sina
kesehatan untuk mendapatkan informasi Bukittinggi maka penulis tertarik untuk
tentang kesehatan terutama pada ibu hamil. melakukan penelitian tentang faktor-faktor
Motivasi merupakan satu penggerak dari yang berhubungan dengan kejadian berat
dalam hati seseorang untuk melakukan atau bayi lahir rendah(BBLR) di RSI IBNU
mencapai sesuatu tujuan.Motivasi juga bisa SINA BUKITTINGGI TAHUN 2023
dikatakan sebagai rencana atau keinginan
untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup.(Fathiyati et al., 2020) METODE PENELITIAN
Faktor yang mempengaruhi BBLR Jenis penelitian ini merupakan
yaitu Umur ibu yang berkisar antara <20 penelitian survey analitik menggunakan
tahun dan diatas 35 tahun beresiko rancangan case control dengan pendekatan
mengalami BBLR .Paritas adalah seseorang retrospektif. Penelitian ini dilakukan dengan
yang permah melahirkan > 4 kali .Jarak cara membandingkan antara dua kelompok
kelahiran adalah jarak anak yang berkisar yaitu kelompok kasus dengan kelompok
antara anak pertama dngan anak kedua< 2 Kontrol bertujuan untuk mengetahui faktor-
tahun.pre eklamsia merupakan suatu kondisi faktor yang berhubungan dengan kejadian
dimana tekanan darah ≥140/90 mmhg terjadi BBLR di rumah sakit RSI Ibnu Sina
setelah umur kehamilan 20 minggu dan Bukittinggi tahun 2023.
disertai dengan proteinuria, yang diperoleh
dari rekam medis. Anemia adalah kondisi Penelitian case control atau kasus
ketika tidak memiliki sel darah merah sehat contrrol adalah suatu penelitian analitik
yang cukup hb<11 gr anemia dan tidak yang menyangkut bagaimana faktor resiko
anemia ≥11 gr% .Usia Kehamilan adalah dipelajari dengan menggunakan pendekatan
taksiran usia janin yang dihitung dari hari retrospective.
pertama haid terakhir( HPHT) sampai
dengan melahirkan yang diperoleh dari
HASIL DAN PEMBAHASAN rendah hal ini karena pada usia< 20 tahun
6.2.1 Analisis Resiko Usia Ibu Hamil<20 organ reproduksi anita belum siap dan
dan >35 tahun Terhadap Kejadian matang begitu juga dengan psikologis ibu
BBLR di RS YaRSI Bukittinggi hamil sehingga berdampak pada kurang
Berdasarkan tabel 5.10 didapatkan optimalnya pertumbuhan janin pada rahm
bahwa persentase usia ibu yang beresiko ibu. Sedangkan pada usia > 35 tahun organ
pada kelompok kasus lebih tinggi (39,1%) reproduksi juga sudah tidak optimal lagi
dibandingkan kelompok kontrol untuk pertumbuhan janin (Angga
(22,8%). Hasil uji statistic Chi – square Arsesiana,2021)
didapatkan p value sebesar 0,001 (p ≤ 0,05) Menurut pandangan peneliti adanya
maka dapat diartikan ada hubungan antara kesesuaian dengan pendapat yang
usia ibu hamil dengan Berat Badan Lahir dikemukakan oleh para ahli, dimana peneliti
Rendah di RS YaRSI Bukittinggi. Nilai OR menemukan adanya hubungan antara umur
yang didapatkan adalah 2,173 dalam ibu dengan kejadian BBLR disebabkan
confident Interval 95% (1,396-3,383), karena umur dibawah 20 tahun
artinya ibu yang berusia <20 atau >35 tahun perkembangan sistim reproduksi belum
memiliki 2 kali lipatberesiko melahirkan optimal dan kesiapan psikologis menerima
bayi dengan berat badan lahir rendah kehamilan sehingga berpengaruh pada berat
dibandingkan dengan ibu yang berusia 20- lahir bayi. Pada ibu umur diatas 35 tahun,
35 tahun selama hamil fungsi dari alat reproduksi sudah menurun
Hasil ini sejalan dengan penelitian sehingga akan mempengaruhi
Magdalena dan Sandra dengan judul kehamilannya, juga seiring dengan
hubungan umur dan paritas ibu dengan penambahan umur ibu akan terjadi
kejadian BBLR di ruangan neonatal intesive perubahan-perubahan pada pembuluh darah
care unit (NICU) RSUP Prof. Dr. R.D. dan juga ikut menurunnya fungsi hormon
Kandou Manado tahun 2015 menyatakan yang mengatur
umur ibu yang beresiko sebesar 67,19% 6.2.2 Analisis
Resiko Paritas Ibu >3
dibanding yang tidak 45 Prodi S1 Kebidanan terhadap Kejadian BBLR di RS YaRSI
FK UniveRSItas Andalas beresiko sebesar Bukittinggi
40,80%, hasil uji statistik diperoleh nilai ρ
value = 0,001 berarti ada hubungan antara
Berdasarkan table 5.11 didapatkan
umur ibu dengan kejadian BBLR. Umur ibu
bahwa persentase paritas ibu yang beresiko
saat kehamilan erat kaitannya dengan berat
pada kelompok kasus lebih tinggi (44,2%)
badan bayi. Kehamilan dibawah umur 20
dibandingkan kelompok kontrol
tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi
(23,2%). Hasil uji statistic Chi – square
karena sistim reproduksi belum optimal,
didapatkan p value sebesar 0,000 (p ≤ 0,05)
peredaran darah menuju serviks dan juga
maka dapat diartikan ada hubungan antara
menuju uterus masih belum sempurna
paritas ibu hamil dengan Berat Badan Lahir
sehingga hal ini dapat mengganggu proses
Rendah di RS YaRSI Bukittinggi. Nilai OR
penyaluran nutrisi dari ibu ke janin.
yang didapatkan adalah 2,624 dalam
Kehamilan pada usia<20/> 35 tahun confident Interval 95% (1,695-4,063),
cenderung menyebabkan kurang terpenuhi artinya ibu yang paritas >3 memiliki 2 kali
asupan gizi yang adekuat untuk lipat beresiko melahirkan bayi dengan berat
pertumbuhan janin sehingga dapat badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu
mengakibatkan bayi dengan berat lahi yang jumlah paritas ≤3.
Hasil ini sejalan dengan penelitian pengguna KB dan kujungan ANC yang
Pujiastuti dan Budi dengan judul faktor rendah
faktor yang mempengaruhi kejadian di 6.2.3 Analisis Resiko Jarak Kehamilan
Wilayah kerja Puskesmas Magelang Tengah pada Ibu Terhadap Kejadian
Kota Magelang pada bulan Maret tahu 2016 BBLR di RS YaRSI Bukittinggi
menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara paritas dengan kejadian Berdasarkan tabel 5.12 didapatkan
berat badan lahir rendah (BBLR), dimana bahwa persentase ibu yang memiliki resiko
didapatkan p value = 0,033 dengan nilai OR padajarak kehamilan kelompok kasus lebih
= 3,118 yang berarti ibu dengan paritas >3 tinggi (50,7%) dibandingkan kelompok
mempunyai resiko 3,1 kali lebih besar untuk kontrol (26,8%). Hasil uji statistic Chi–
terjadi berat badan lahir rendah (BBLR) square didapatkan p value sebesar 0,000 (p
dibanding ibu yang tidak mempunyai paritas ≤ 0,05) maka dapat diartikan ada hubungan
≤3. Pada penelitian Setiati dan Rahayu tahun antara jarak kehamilan dengan Berat Badan
2016 tentang faktor yang mempengaruhi Lahir Rendah di RS YaRSI Bukittinggi.
kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Nilai OR yang didapatkan adalah 2,810
di ruang perawatan intensif neonatus RSUD dalam confident Interval 95% (1,833-4,307),
Dr Moewardi di Surakarta didapatkan artinya ibu yang memilki jarak kehamilan
p=0,024 yang berarti ada hubungan yang <2 kaliberesiko 2 kali melahirkan bayi
signifikan antara BBLR dengan Paritas ibu. dengan berat badan lahir rendah
dibandingkan dengan ibu yang memiliki
Paritas yang tinggi akan berdampak jarak pada kehamilan >2 tahun.
pada timbulnya berbagai masalah kesehatan Hal ini sejalan dengan penelitian Eka
baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Mustika ( 2019) berdasarkan penelitian di
Kehamilan dan persalinan yang berulang- dapatkan hasil bahwa ibuyang jarak
ulang menyebabkan kerusakan pembuluh kehamilannya < 2 tahun memiliki resiko
darah di dinding rahim dan kemunduran 1,414 kali lebih besar melahirkan bayi
daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah dengan berat badan rendah. Jarak kehamilan
berulang kali diregangkan saat kehamilan sangat memengaruhi kesehatan ibu hamil
sehingga cenderung timbul kelainan letak dan janin sehingga seorang wanita perlu
ataupun kelainan pertumbuhan plasenta dan waktu 2-3 tahun untuk pulih sempurna dan
pertumbuhan janin sehingga melahirkan siap untuk hamil lagi kehamilan dengan
BBLR(Nurseha,2017) jarak yang terlalu dekat mengindikasikan
Menurut pandangan peneliti dimana kurang siapnya rahim untuk menjadi tempat
paritas berhubungan dengan BBLR hal ini di implantasi embrio sehingga jika terjadi
sebabkan kebanyakan pasangan suami istri kehamilan maka pertumbuhan jua tidak akan
tidak mau melakukan program KB (keluarga optimal.
berencana) mereka beranggapan bahwa anak Menurut Proverawati (2019), salah
adalah rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa satu factor yang Mempengaruhi Terjadinya
sehingga banyak ibu yang melahirkan BBLR adalah jarakhamil dan bersalin terlalu
sampai 4 kali di usia yang tidak muda, hal dekat, seorang ibu dengan jarak kehamilan
ini sangat beresiko dan menyebabkan bayi dan persalinan terlalu dekat meningkatkan
lahir premature, BBLR, bahkan kematian resiko terjadinya BBLR karenajarak yang
janin karena kurangnya pengetahuan atau terlalu dekat secara fisik alat-alatreproduksi
edukasi pada masing masing keluarga belum kembali normal sehingga ada
tersebut hal ini di buktikan dalam datjumlah kemungkinan pada kehamilan tersebut ibu
mengalami gangguan karena pada dasarnya Rendah di RS YaRSI Bukittinggi. Nilai OR
rahimbutuh istirahat dan pemenuhan yang didapatkan adalah 6,285 dalam
kesehatan secarakeseluruhan. confident Interval 95% (4,013-9,843),
Jarak kehamilan seorang artinya ibu yang usia kandungan ≤ 37
ibumerupakan faktor penting dalam waktu mingguberesiko 4 kali melahirkan bayi
menentukan tumbuh kembang dengan berat badan lahir rendah di RS
bayi.Kehamilan harus direncanakan dengan YaRSI Bukittinggi.
baik agar menghasilkan keturunan yang Usia kehamilan yang <37 minggu
optimal.Seorang ibu seharusnya hamil (preterm) sangat erat hubungannya
kembali setelah 2 tahun melahirkan anak dengan berat bayi lahir rendah.
yang pertama.Jarak kehamilan lebih dari 10 Semakin rendah masa gestasi dan makin
tahun,jarak ini adalah dimana organ organ kecil bayi yang dilahirkan makin tinggi
reproduksi sudah tidak bisa bekerja secara morbiditas dan mortalitasnya.Kelahiran
maksimal. Dan resiko tinggi kehamilan yang preterm membuat bayi mengalami
seperti akan terjadi perdarahan semakin kekurangannutrisi,sehingga mempengaruhi
meningkat. Jarak yang terlalu jauh juga akan berat badan bayi saat lahir.Hasil bivariat
mempersulit dalam pola pengasuhan, akan antara hubungan umur kehamilan dengan
beradaptasi dengan cara merawat anak, kejadian BBLR terbukti signifikan sehingga
begitu pula secara finansial yang kurang ada hubungan antara umur kehamilan
efisien dikarenakan usia yang terlalu dengan kejadian BBLR.
jauhdalm mengkapi perlengkapan anak Hubungan antara faktor pajanan pada
kedua. awal kehamilan dan hasil yang merugikan
Menurut asumsi peneliti ada dari persalinan neonatal dianalisis dengan
hubungan jarak kehamilan dengan kejadian menggunakan analisis regresi logistik biner.
BBLR. Jarak kehamilan yang terlalu dekat Hasil: Angka kejadian PB, BBLR dan SGA
pada saat itu rahim dan kesehatan ibu belum berturut-turut adalah 4,76%, 3,53% dan
pulih dengan baik akan membawa dampak 5,74%. Dalam hal PB, hasil analisis
pada kesehatan dan gizi ibu. Organ-organ menunjukkan bahwa kenaikan berat badan
reproduksi akan pulih normal kembali gestasional (GWG) dan tinggal di Cina utara
setelah 2 tahun melahirkan dan agar merupakan faktor protektif, sedangkan
berfungsi secara maksimal sebaik nya 4 ketuban pecah dini, hipertensi gestasional,
tahun. Sebaliknya jika jarak kehamilan pemeriksaan atau perawatan gigi dalam 1-3
terlalu panjang membuat organ reproduksi tahun dan keluarga dengan 3-4 tahun.
membutuhkan proses adaptasi terhadap anggota adalah faktor risiko. Dalam hal
kehamilan sama seperti kehamilan pertama. BBLR, GWG dan konsumsi susu dan
6.2.4 Analisis Resiko Usia produk susu setiap hari adalah faktor
KehamilanTerhadap Kejadian pelindung, sedangkan ketuban pecah dini,
BBLR di RS YaRSI Bukittinggi hipertensi gestasional, waktu kerja menetap
Berdasarkan table 5.13 didapatkan lebih dari 6 jam, pemeriksaan atau
bahwa persentase ibu yang usia kandungan perawatan gigi dalam 1-3 tahun dan perokok
beresiko pada kelompok kasus lebih tinggi pasi
(65,9%) dibandingkan kelompok kontrol Hasil yang signifikan tersebut
(23,6%). Hasil uji statistic Chi–square dikarenakan ibu dengan umur kehamilan 28-
didapatkan p value sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) 36 minggu lebih banyak terjadi pada
maka dapat diartikan ada hubungan antara kelompok kasus sebanyak 25 orang
usia kehamilan dengan Berat Badan Lahir (41,7%) dibandingkan dengan kelompok
kontrol sebanyak 3 orang (5%). Nilai OR bayi berat lahir rendah (BBLR).Jika
13,571 dapat diartikan bahwa resiko seorang ibu mengalami anemia, maka
kejadian BBLR 13,571 kali lebih besar keadaan ibu tersebut akan mempengaruhi
terjadi pada ibu dengan umur kehamilan suplay oksigen dan nutrisi lainnya pada
28-36 minggu dai pada ibu dengan janin sehingga mempengaruhi tumbuh
kehamilan 37-42 minggu (Maimunah, 2016) kembang janin dalam rahim, hal tersebut
Menurut asumsi peneliti ada akan mengakibatkan bayi lahir dalam
hubungan antara usia kehamilan dengan keadaan bayi berat lahir rendah (BBLR).
kejadian BBLR disebabkan oleh usia (Ida, 2017)
kehamilan yang kurang rentan melahirkan Anemia pada kehamilan dapat
bayi berat lahir rendah( BBLR) dikarenakan berakibat burukbaik pada ibu maupun
pertumbuhan bayi belum sempurna. janin. Anemia pada kehamilan kan
Semakin muda usia kehamilan semakin menyebabkan terganggu nya oksigenasi
besar resiko jangka pendek dan jangka maupun suplai nutrisi dari ibu terhadap
panjang yang terjadi umur kehamilan 37 janin. Akibatnya janin akan mengalami
minggu merupakan usia kehamilan yang gangguan penambahan berat badan
baik bagi janin. Bayi yang hidup di dalam sehingga terjadi BBLR.Menurut
rahim ibu sebelum usia kehamilan 37 Manuaba[9] anemia ringan akan
minggu belum dapat tumbuh secara optimal mengakibatkan kelahiran prematur dan
sehingga beresiko bayi memiliki berat lahir BBLR,sedangkan anemia berat selama
kurang dari 2500 gr. masa kehamilan akan meningkatkan risiko
6.2.5 Analisis Resiko AnemiaTerhadap mortalitas dan morbiditas baik pada ibu
Kejadian BBLR di RS YaRSI maupun pada janin.
Bukittinggi Penelitian Ini sejalan dengan
Berdasarkan table 5.14 didapatkan penelitian yang dilakukanAndria, (2017) di
bahwa persentase ibu yang anemia beresiko RSUD Rokan tentang Hubungan Anemia
pada kelompok kasus lebih tinggi (58,0%) dengan BBLR yaitu kejadian anemia pada
dibandingkan kelompok kontrol ibu yang melahirkan di RSUD Rokan Hulu
(27,2%). Hasil uji statistic Chi–square yaitu sebanyak 47 orang Volume 7, Nomor
didapatkan p value sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) 2, Desember 2019 339 (14,9%). Kejadian
maka dapat diartikan ada hubungan antara BBLR pada ibu yang melahirkan di RSUD
anemia dengan Berat Badan Lahir Rendah di Rokan Hulu yaitu sebanyak 55 orang
RS YaRSI Bukittinggi. Nilai OR yang (17,5%). Ada hubungan anemia pada ibu
didapatkan adalah 3,697 dalam confident hamil dengan kejadian BBLR di RSUD
Interval 95% (2,406-5,680), artinya ibu yang Rokan Hulu.
anemia beresiko 3 kali melahirkan bayi Menurut asumsi peneliti sebagian
dengan berat badan lahir rendah di RS besar penyebab ibu hamil menderita anemia
YaRSI Bukittinggi adalah kekurangan zat besi yang diperlukan
Anemia (Kadar HB > 11gr%) pada untuk pembentukan hemoglobin.Pada masa
saat hamil dapat mengakibatkan efek yang pandemic sekarang ini keadaan ekonomi
buruk pada ibu maupun janin, anemia dapat masyarakat menurun sehingga daya beli
mengurangi suplai oksigen pada masyarakat makanan juga menurun.OLeh
metabolisme ibu, karena kekurangan kadar karena itu ibu hamil tidak memperhatikan
hemoglobin untuk mengikat oksigen yang asupan makanan yang bergizi dan seimbang
dapat mengakibatkan efek tidak langsung selama kehamilan sehingga menyebabkan
pada ibu dan janin antara lain terjadinya kekurangan gizi terutama zat besi(Fe)
penurunan kadar hemoglobin kelahiran dan manajemen konservatif
mendukung perubahan angiogenesis tergantung pada usia kehamilan janin,status
plasenta, membatasi ketersediaannya janin,dan tingkat keparahan kondisi ibu pada
oksigen ke janin dan, akibatnya saat penilaian.kehamilannya agar dapat
menyebabkan potensi pembatasan ditangani secara dini dan prematur.
pertumbuhan intrauterin dan rendah berat Keputusan antara kelahiran dan manajemen
lahir. Wanita hamil dengan kadar konservatif tergantung pada usia kehamilan
hemoglobin di bawah 11 g/dL berisiko lebih janin,status janin,dan tingkat keparahan
tinggi untuk mengalaminya bayi berat lahir kondisi ibu pada saat penilaian.
rendah dibandingkan dengan wanita yang Menurut Lou (2021) Penyebab
tidak mengalami anemia selama kehamilan BBLR sangat kompleks dan waktu yang
Data terbaru untuk keseluruhan prevalensi cukup lama. Penyebab salah satunya yaitu
anemia ibu, diperkirakan pada tahun 2011, preeklamsia yang diawali dengan kelainan
adalah 38,2%.Kejadian ini terjadi di seluruh pembentukan pembuluh darah yang dapat
dunia, dan hanya di Amerika Utara menyebabkan BBLR karena IUGR atau
prevalensinya kurang dari 20%. terminasi diawal kehamilan (prematur).20
Berat badan bayi merupakan interaksi dari
6.2.6 Analisis Resiko Preeklampsia beberapa faktor baik factor internal maupun
Terhadap Kejadian BBLR di RS faktor eksternal melalui suatu proses selama
YaRSI Bukittinggi berada dalam kandungan.5 Faktor internal
Berdasarkan table 5.15 didapatkan yang mempengaruhi berat badan lahir
bahwa persentase ibu yang preeklampsi diantaranya adalah usia ibu saat hamil, umur
beresiko pada kelompok kasus lebih tinggi kehamilan, paritas, gizi selama kehamilan,
(30,4%)dibandingkan kelompok kontrol status dan penyakit penyerta misalnya
(7,6%). Hasil uji statistic Chi–square diabetes mellitus, TORCH, hipertensi
didapatkan p value sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) termasuk preeklamsia dan eklamsia.
maka dapat diartikan ada hubungan antara 6.2.7 Analisis Resiko Pendidikan
preeklampsi dengan Berat Badan Lahir Terhadap Kejadian BBLR di RS
Rendah di RS YaRSI Bukittinggi. Nilai OR YaRSI Bukittinggi
yang didapatkan adalah 5,313 dalam Berdasarkan table 5.16 didapatkan
confident Interval 95% (2,992-9,432),artinya bahwa persentase ibu yang tingkat
ibu yang preeklampsi beresiko 5 kali Pendidikan beresiko pada kelompok kasus
melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih tinggi (43,5%) dibandingkan
rendah di RS YaRSI Bukittinggi. kelompok kontrol (6,2%). Hasil uji statistic
Angka kejadian BBLR berhubungan Chi–square didapatkan p value sebesar
denganpenanganan kasus preeklamsia dan 0,000 (p ≤ 0,05) maka dapat diartikan ada
eklamsia yanggawat memerlukan tindakan hubungan antara pendidikan dengan Berat
aktif, yaitu terminasi kehamilan segera tanpa Badan Lahir Rendah di RS YaRSI
memandang usia kehamilandan perkiraan Bukittinggi. Nilai OR yang didapatkan
berat badan janin sehingga dapat melahirkan adalah 11,719 dalam confident Interval 95%
bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh (6,464-21,249), artinya ibu yang Pendidikan
sebab itu,sangat diperlukan pemantauan oleh rendah beresiko 11 kali lipat melahirkan
tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang bayi dengan berat badan lahir rendah di RS
mengalami komplikasi dalam kehamilannya YaRSI Bukittinggi.
terutama yang memiliki tekanan darah yang
tinggi dalam prematur. Keputusan antara
6.2.8 Analisis Resiko KPD Terhadap pecahnya selaput ketuban, maka akan
Kejadian BBLR di RS YaRSI terjadi hubungan langsung antara dunia
Bukittinggi luar dengan janinHal ini akan
Berdasarkan table 5.18 didapatkan meningkatkan risiko infeksi baik pada ibu
bahwa persentase ibu yang KPD beresiko maupun pada janin. Selain itu pecahnya
pada kelompok kasus lebih tinggi (58,7%) selaput ketuban juga bisa merangsang
dibandingkan kelompok kontrol timbulnya kontraksi yang memungkinkan
(8,3%). Hasil uji statistic Chi–square untuk terjadi persalinan kurang bulan.Oleh
didapatkan p value sebesar 0,000 (p ≤ karena itu, pada ibu dengan KPD harus
0,05) maka dapat diartikan ada hubungan mendapatkan penanganan yang tepat.
antara KPD dengan Berat Badan Lahir Kesalahan dalam mengelola KPD akan
Rendah di RS YaRSI Bukittinggi. Nilai membawa akibat meningkatnya angka
OR yang didapatkan adalah 15,632 dalam morbiditas ibu maupun bayinya.
confident Interval 95% (9,064-26,958),
artinya ibu yang KPD beresiko 15 kali lipat SIMPULAN
melahirkan bayi dengan berat badan lahir
Berdasarkan hasil penelitian yang
rendah di RS YaRSI Bukittinggi
dilakukan mengenai Faktor-Faktor yang
Hasil review jurnal dengan jelas
berhubungan dengan kejadian BBLR di
menunjukkan bahwa ketuban pecah dini
RSI Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun
(KPD) berpengaruh terhadap lahirnya bayi
2023 dengan sejumlah sebanyak 137
berat lahir rendah (BBLR), temuan diatas
respponden dapat diambil kesimpulan
sependapat dengan penelitian yang
sebagai berikut :
dilakukan oleh Zahra et al (2018) dengan
Berat badan lahir rendah di RSI Islam Ibnu
judul berat bayi lahir rendah berdasarkan
Sina Bukittinggi Tahun 2023 menunjukan
paritas, ketuban pecah dini dan hipertensi,
persentasi sangat kecil,Kurang dari separoh
menyatakan bahwa KPD memiliki risiko
ibu hamil usia yang beresiko pada
terjadinya BBLR karena infeksi yang
kelompok kasus di RSI Islam Ibnu Sina
berasal dari vagina/ serviks menyebabkan
Bukittinggi Tahun 2023 melagirkan bayi
terjadinya proses biomekanik pada selaput
dengan berat badan lahir rendah ,Lebih
ketuban dalam bentuk proteolitik sel
dari separuh ibu dengan jarak kehamilan
sehingga memudahkan terjadinya ketuban
pada kelompok kasus di RSI Islam Ibnu
pecah. Pada kehamilan yang kurangbulan
Sina Bukittinggi Tahun 2023,Lebih dari
risiko terkait prematuritas lebih besar dari
separoh Usia Kehamilan beresiko pada
pada risiko infeksi setelah ketuban pecah
kelompok kasus di RSI Islam Ibnu Sina
dini.Prematuritas murni yaitu bila masa
Bukittinggi Tahun 2023,Lebih dari separoh
gestasi kurang dari 37 minggu dan berat
Anemia beresiko pada kelompok kasus di
badannya sesuai dengan berat badan untuk
RSI Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun
masa gestasi atau disebut juga neonatus
2023,Kurang dari setengah ibu dengan Pre
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
Eklamsia beresiko pada kelompok kasus di
(NKB-SMK).
RSI Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun
Penelitian yang dilakukan
2023,Kurang dari setengah ibu dengan
oleh Mahaendriningtiyastuti et al (2018)
Pendidikan beresiko pada kelompok kasus
yang berjudul faktor-faktor yang
di RSI Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun
berpengaruh terhadap kejadian bayi berat
2023,Lebih dari separoh ibu dengan KPD
lahir rendah (BBLR) di kota kediri tahun
beresiko pada kelompok kasus di RSI
2016, berpendapat bahwa dengan
Islam Ibnu Sina Bukittinngi Tahun 2023
Ada hubungan umur ibu hamil dengan UCAPAN TERIMA KASIH
kejadian BBLR di di RSI Islam Ibnu Sina
Terima kasih kepada Rektor dan Dekan
Bukittinngi Tahun 2023,Ada hubungan
Fakultas Kesehatan di Universitas Fort De
paritas ibu dengan kejadian BBLR di di RSI
Kock serta semua pihak yang telah
Islam Ibnu Sina Bukittinngi Tahun
membantu pelaksanaan penelitian ini.
2023,Ada hubungan Jarak Kelahiran dengan
Terima kasih kepada RSI IBNU SINA
kejadian BBLR di di RSI Islam Ibnu Sina
YARSI BUKITTINGGIyang telah
Bukittinngi Tahun 2023,Ada hubungan Pre
memberikan izin untuk melaksanakan
Eklamsia dengan kejadian BBLR di RSI
penelitian.
Islam Ibnu Sina Bukittinngi Tahun
2023,Ada hubungan pendidikan dengan
kejadian BBLR di RSI Islam Ibnu Sina
Bukittinngi Tahun 2023.Ada hubungan KPD
dengan kejadian BBLR di RSI Islam Ibnu
Sina Bukittinngi Tahun 2023 dan Ada
hubungan Anemia dengan kejadian BBLR
di RSI Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun
2023. Saran untuk mencapai hasil maksimal
perlu adanya kebijakan pemerintah daerah
khusus mengenai Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian BBLR
REFERENSI Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dan
Al, Detty Afriyanti, Di, H., & Bukittinggi, Umur Dengan Kejadian Bblr Di
K. (2020). Faktor Risiko Yang Rumah Sakit Muhammadiyah
Berhubungan Dengan Kejadian Palembang Tahun 2017. 6(2), 17–22.
Anemia. Xiv(01), 6–23. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera
Ai Yeyeh Rukiyah S, S. (2013). Asuhan Barat Tahun 2018. (2019). Riset
Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera
Astutik, Reni Yuli. (2018). No Title. In Barat Tahun 2018. In Laporan
Anemia Dalam Kehamilan (Pp. 1–2). Riskesdas Nasional 2018.
Budi Utama. (2020). No Title. In Kesehatan Sumiati, Suindri, N., & Mauliku, J. (2021).
Ibu Dan Anak (P. 42). Hubungan Kurang Energi Kronik Pada
Fathiyati, Octavia, R., & Fairuza, F. (2020). Ibu Hamil Dengan Bayi Berat Lahir
Hubungan Prematuritas Dan Paritas Rendah. Info Kesehatan, 11(2), 360–
Dengan Kejadian BBLR Di Rumah 366.
Sakit Kencana Serang Tahun 2019. Susanti, K. (2022). 3) 1,2,3. 6(2).
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima, 8(2), Wicaksana, A. (2016). No Title No Title No
114–122. Title. Https://Medium.Com/, 7–24.
Fitri Nur Indah, & Istri Utami. (2020). Https://Medium.Com/@Arifwicaksana
Faktor-Faktor Yang Berhubungan a/Pengertian-Use-Case-A7e576e1b6bf
Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Wulandari, F. D., & Cahyaningtyas, A. Y.
Rendah (Bblr). Intan Husada Jurnal (2020). Pre Eklampsia Kehamilan
Ilmu Keperawatan, 8(1), 19–35. Berhubungan Dengan Kejadian BBLR
Https://Doi.Org/10.52236/Ih.V8i1.173 Di RSUD Karanganyar. Jurnal
Fitriani, H., & Lestari, C. I. (2019). Stethoscope, 1(1), 32–40.
Hubungan Umur Ibu Dan Paritas Https://Doi.Org/10.54877/Stethoscope.
Dengan Kejadian Bblr Di Wilayah V1i1.779
Puskesmas Wates Kabupaten Kulon
Progo *. 4(2), 2015–2018.
Hasriyani. (2019). Berbagai Faktor Risiko
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Jurnal Epidemiologi
Kesehatan Komunitas, 5, 4–9.
Http://Eprints.Undip.Ac.Id/62287
Ii, B. A. B. (2010). Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. 11–39.
Ludyaningrum, R. M. (2016). Perilaku
Berkendara Dan Jarak Tempuh Dengan
Kejadian Ispa Pada Mahasiswa
Universitas Airlangga Surabaya
Driving Behavior And Mileage With
The Incidence Of Uri On Students At
Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 4(3), 384–395.
Https://Doi.Org/10.20473/Jbe.V4i3
Notoatmodjo. (2018). No Title.
Purnamasari, S., & Sari, M. P. (2017).

Anda mungkin juga menyukai