Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT BADAN LEBIH RENDAH

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

LAPORAN TUGAS AKHIR

SELVANY

Nomor Induk Mahasiswa : 18.01.0046

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG

PANGKALPINANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organizations (WHO) menyebutkan, bayi berat badan lebih rendah saat lahir
kurang dari 2500 gram selalu menjadi masalah signifikan secara global dan berhubungan dengan
berbagai konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang. WHO telah berkomitmen untuk
memantau kemajuan perubahan global dan mendukung target global dalam upaya meningkatkan
gizi ibu, bayi dan gizi anak-anak melalui enam target gizi global tahun 2025

Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat lahir rendah ialah
berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi atau usia
kehamilan

Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia / IDI (2014), BBLR yaitu bayi berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa maemandang masa gestasi dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam satu jam setelah lahir

Banyak kondisi yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Penyebab utama dan
yang paling banyak terjadi adalah kelahiran prematur, yaitu persalinan yang terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Bayi prematur tidak sempat mengalami pertumbuhan pesat yang terjadi
pada trimester akhir kehamilan. Maka dari itu, bayi tersebut cenderung memiliki berat badan
rendah dan bertubuh kecil.

Di samping kelahiran prematur, kondisi lain yang dapat membuat bayi berisiko lahir dengan
barat badan rendah adalah:

-Intrauterine growth restriction. Pada kondisi ini, bayi tidak tumbuh dengan baik saat berada
dalam kandungan. Masalah ini dapat dipicu oleh gangguan pada plasenta yang menghambat
pertumbuhan bayi akibat tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.

-Komplikasi selama kehamilan, misalnya ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi.


-Janin menderita kondisi medis bawaan.

-Bayi kembar. Bayi kembar sering lahir dengan berat badan rendah dan prematur, karena tidak
banyak ruang dalam rahim untuk kedua janin.

-Usia ibu hamil masih muda. Ibu hamil dengan usia kurang dari 15 tahun berisiko tinggi
memiliki bayi

-Ibu hamil mengalami malnutrisi. Misalnya kekurangan asam folat, protein, dan karbohidrat.

-Ibu hamil menggunakan NAPZA atau minum minuman beralkohol.

-Ibu hamil memiliki masalah emosi selama kehamilan

Data WHO (2019) Berat badan lahir rendah terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
signifikan secara global, dan dikaitkan dengan serangkaian konsekuensi jangka pendek dan
jangka panjang. Secara keseluhan diperkirakan bahwa 15%-20% dari semua kelahiran di seluruh
dunia adalah berat badan lahir rendah, mewakili lebih dari 20 juta kelahiran pertahun (WHO,
2019).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama, diperkirakan 15-20% dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah
BBLR yang mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun. Meskipun ada variasi dalam
prevalensi BBLR di setiap negara, namun hampir 95,6% dari mereka berada di negara
berkembang atau negara dengan sosial ekonomi rendah. World Health Assembly telah
menargetkan pengurangan angka kejadian BBLR sebesar 30% pada tahun 2025. Hal ini berarti
ada penurunan relatif 3,9% per tahun antara tahun 2012-2025. Oleh karena itu penting untuk
memiliki data prevalensi yang akurat pada populasi dan faktor risiko BBLR, sehingga dapat
merencanakan pola perawatan khusus untuk pencegahan dan pengelolaan bayi BBLR di unit
bersalin sehingga angka kesakitan dan kematian neonatal dan perinatal dapat berkurang secara
signifikan (Zulkarnain, 2018).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018, proporsi berat badan
lahir < 2500 gram (BBLR) pada bayi dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia sebesar 6,2%
(Persentase ini merupakan hasil rata-rata dari seluruh kassus BBLR yang terjadi diseluruh
penjuru Indonesia (RISKESDAS, 2018).

Data Provil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kematian bayi (0–12 bulan) di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019 berjumlah 188 kasus meningkat dari tahun
2018 sejumlah 166 kasus Jumlah kematian bayi pada tahun 2019 terbanyak terdapat di
Kabupaten Belitung (27,65% dari total kematian bayi) dan paling sedikit terdapat di Kabupaten
Bangka Tengah (5,85% dari total kematian bayi). Kematian tertinggi terjadi pada usia neonatal
(0-28 hari) sebanyak 143 kasus (76,06%). Penyebab kematian bayi antara lain karena BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah), asfiksia, sepsis, kelainan kongenital dan lain-lain. Penyebab
kematian bayi paling banyak disebabkan karena berat bayi lahir rendah (39,86% dari total
kematian neonatus). Kematian neonatus karena BBLR paling banyak terdapat di Kabupaten
Belitung (36,84% dari total kematian neonatus karena BBLR). Kemudian kematian neonatus
yang disebabkan karena asfiksia (25,17% dari total kematian neonatus), kelainan kongenital
(14,68% dari total kematian neonatus), lain-lain (18,18% dari total kematian neonatus).
( DINKES, 2019)

Ciri dan Gejala Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Selain memiliki berat badan lahir yang lebih rendah dari bayi normal, bayi BBLR juga akan
tampak:

-Lebih kurus.

-Memiliki lemak tubuh yang lebih sedikit.

-Memiliki ukuran kepala yang besar dibanding ukuran tubuh lainnya.

-Bayi BBLR juga sering dilahirkan secara prematur. Masalah yang umum ditemui pada bayi
seperti ini adalah:

-Memiliki kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia).

-Memiliki masalah dalam menyusu.


-Memiliki hambatan dalam menaikkan berat badan.

-Kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat pada temperatur yang normal.

-Memiliki terlalu banyak sel darah merah yang membuat darah terlalu kental (polisitemia).

Masalah yang sering terjadi pada Bayi BBLR adalah Masalah Pola Nafas Tidak Efektif.

Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
dalam 1 menit setelah lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang di lahirkan dari ibu dengan
komplikasi, misalnya diabetes melitus. Preeklamsi berat atau eklamsi eritroblastosis fetalis.
Kelahiran kurang bulan (< 34 minggu), kelahiran lewat waktu, plasenta previa, solusio plasentae,
korioamnionitis, hidramnion dan oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anastesi
atau narkotik sebelum kelahiran.(Mansjoer, 2013). Asfiksia neonatorum merupakan
kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa depresi pernafasan yang berlanjut sehingga
menimbulkan berbagai komplikasi. Asfiksia paling sering terjadi pada periode segera setelah
lahir dan menimbulkan sebuah kebutuhan resusitasi dan intervensi segera untuk meminimalkan
mortalitas dan mordibitas. (Anik, 2012). Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi ini sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal, setiap lima menit
terdapat satu neonatus yang meninggal. Adapun penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia,
salah satunya asfiksiayaitu sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir
setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (Depkes RI, 2012). Penyebab asfiksia pada bayi
antara lain karena faktor gangguan pertukaran gas atau pengangkutan selama kehamilan
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel
tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. pada bayi asfiksia secara keseluruhan
mengalami kematian sekitar 10-20%, sedangkan 20-45% dari yang hidup mengalami kelainan
neurologi. Sekitar 60% dengan gejala sisa berat, dan sisanya adalah normal. (Proverawati, 2012)
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.
Tindakan yang akan dilakukan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Hanifa,2013). Komplikasi yang dapat
ditimbulkan oleh asfiksia neonatus adalah hipoksia, hipotermi, prematuritas, dan gangguan
perdarahan otak. Meskipun terjadi penurunan jumlah angka kematian kasus asfiksia neonatus
namun kita harus memperhatikannya, karena bagaimanapun juga kasus asfiksia neonatus
merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi. Hal ini sering disebabkan karena banyak
faktor, misalnya kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan janin, efek teratogen dari gaya
hidup selama masa kehamilan, gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi yang
buruk. (Wiknjosastro,2012). Dari latar belakang di atas perawat tidak hanya terfokus dalam
masalah pemberian asuhan keperawatan akan tetapi juga berperan sebagai konsultan, diantaranya
memberi informasi tentang penyakit asfiksia pada ibu yang hamil atau setelah melahirkan. Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk membahas dan mempelajari lebih dalam tentang Asuhan
Keperawatan Pada BBLR Dengan Masalah Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif

Tingginya angka kejadian dan banyaknya penyakit yang terjadi pada BBLR, maka peran perawat
sebagai Advokasi. Upaya yang dilakukan dalam rangka penurunan kematian bayi adalah
advokasi ke stakeholder terkait; koordinasi lintas program dan lintas sektor; meningkatkan
kapasitas teknis SDM kesehatan, mengembangkan sistem rujukan di semua fasyankes baik
fasyankes pemerintah maupun swasta; Audit Maternal Perinatal terintegrasi dalam SKI;
optimalisasi penerapan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada bayi muda
dan usia 2 bulan sampai dengan 5 tahun. Peningkatan fungsi posyandu terintegrasi; koordinasi
lintas program dan lintas sektor; pembinaan kader; meningkatkan kapasitas teknis SDM gizi,
penundaan usia kehamilan. Optimalisasi dukungan dan sinergitas antara pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan pemerintah desa/kelurahan dalam
implementasi upaya peningkatan kesehatan keluarga antara lain melalui dukungan kebijakan
penganggaran, perencanaan program dan kegiatan lintas sektor (transportasi, listrik, air bersih,
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat) serta penguatan sumber daya manusia (SDM) dan
penerapan tata kelola yang baik (good governance).

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah latar belakang yang diatas maka rumusan masalah sebagai berikut adalah:
Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat badan Lebih Rendah Dengan
Masalah Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif?

1.1 Tujuan Studi Kasus


1.1.1

Tujuan umum

Untuk Menggambarkan Asuhan keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lebih Rendah Dengan
Masalah Keperawatan pola Nafas Tidak Efektif

1.1.2

Tujuan khusus

1.1.2.1 Melaksanakan pengkajian pada bayi baru lahir rendah

1.1.2.2 Menetapkan diagnosis keperawatan pada bayi baru lahir rendah

1.1.2.3 Merencanakan tindakan keperawatan pada bayi baru lahir rendah dengan masalah pola
nafas tidak efektif

1.1.2.4 Melakukan tindakan keperawatan pada bayi baru lahir rendah dengan masalah pola
nafas tidak efektif

1.1.2.5 Mengevaluasi tindakan keperawatan pada bayi baru lahir rendah dengan masalah pola
nafas tidak efektif

1.1.2.6 Mendokumentasi tindakan keperawatan pada bayi baru lahir rendah dengan masalah pola
nafas tidak efektif

1.2 Manfaat Studi Kasus

1.2.1 Bagi Peneliti

Sebagai saran dan masukan untuk menambahkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman
khususnya pada asuhan keperawatan bayi baru lahir rendah

1.2.2 Bagi Lahan Penelitian Rumah Sakit

Sebagai masukan yang diperlukan dalam melaksanakan praktik pelayanan keperawatan


khususnya pada asuhan keperawatan pada bayi baru lahir rendah
1.2.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Sebagai contoh pembalajaran dalam penanganan kasus asuhan keperawatan bayi baru lahir
rendah

1.2.4 Bagi Keluarga

Memberi pengetahuan dalam meningkatkan kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan


bayi baru lahir rendah

1.2.5 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
asuhan keperawatan pada bayi baru lahir rendah
BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Konsep Dasar Teori BBLR

2.1.1 DEFINISI

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram (Maryuni,2009)

Bayi Berat Lahur Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saiffudin,2009)

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan (Proverawati dan Ismawati,2010)

Berat Badan Lahir Rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari
2500 gram (Royyan,2012)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan badan kurang dari 2500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi (Kosim et al.,2014)

2.1.2 ETIOLOGI

Penyebab BBLR sangat kompleks. BBLR dapat disebabkan oleh kehamilan kurang bulan. Bayi
kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya (Kemenkes ,2010)

Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktoral, sehingga kadang
mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun penyebab terbanyak
terjadinya BBLR adalah kelahiran premature (Proverawati dan Ismawati,2010)

Berikut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR adalah:

a. Faktor Ibu
1. Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan seperti: anemia berat, perdarahan antepartum,
hipertensi, preeklamsia berat, eklampsia, infeksi selama hamil (infeksi kandung
kemih dan ginjal)
b) Menderita penyakit seperti: malaria infeksi menular seksual, HIV/ AIDS
2. Ibu
a) Kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari usia 35 tahun
b) Jarak kelahiran terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
d) Ibu perokok
e) Keadaan gizi kurang yang baik
b. Faktor Janin
1) Kelainan kromosom
2) Infeksi janin kronik
3) Radiasi
4) Kehamilan ganda/kembar (gameli)
c. Faktor Plasenta
1) Plasenta yang terlepas sebelum waktunya
2) Sindrom tranfusi bayi kembar
3) Tumor (korioangioma, mola hidatidosa) (Proverawati,2010)

2.1.3 PATOFISIOLOGI

Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin,
dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil kurang
dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan sosial ekonomi. Faktor janin meliputi
hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal,
radiasi, dan zat-zat beracun. Dimana faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim sehingga mengalami gangguan dan suplai makanan ke bayi
jadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi dituntut beradaptasi pada
kehidupan ekstrauterin sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara optimal.

2.1.4 KLASIFIKASI

Klasifikasi BBLR (Proverawati,2010)

Ada beberapa klasifikasi bayi BBLR:

a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram

b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram

c. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari1000 gram
2.1.5 MANIFESTASI KLINIS

Secara umum gambaran klinis dari bayi BBLR menurut (Proverawati dan Ismawati,2010) adalah

a. Berat kurang dari 2500 gram

b. Panjang kurang dari 45 cm

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm

d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

f. Kepala lebih besar

g. Kulit tipis, transparan, rambut rontok lanugo banyak, lemak kurang

h. Otot hipotonik lemah

i. Ekstremitas: paha abduksi. Sendi lutut/kaki fleksi lurus

l. Pernafasan 40-50 kali per menit

m. Nadi 100-140 kali per menit

BBLR menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah yaitu:

a. Tanda-tanda bayi kurang bulan

1. kulit tipis dan mengkilap

2. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna

3. Lanugo ( rambut halus atau lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung

4. Jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titik

5. Pada bayi perempuan, labiya mayor belum menutupi labiya minor

6. Pada bayi laki-laki , skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun

7. Kadang disertai dengan pernafasan yang tidak teratur

8. Aktivitas dan tangisannya lemah

9. Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah

b. Tanda-tanda bayi kecil untuk masa kehamilan [KMK)


1. Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi berat badan kurang dari 2500 gram

2. Gerakannya cukup aktif, tangisan cukup kuat

3. Kulit keriput, lemak dari kulit tipis

4. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting susu kecil, sedangkan bila cukup bulan
payudara sesuai masa kehamilan

5. Bayi perempuan bila cukup bulan labiya mayora menutupi labiya minora

6. Bayi laki-laki testis mungkin lebih turun

7. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian

8. Menghisap cukup kuat

2.1.5 KOMPLIKASI

Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam baik anatomi maupun fisiologi maka
mudah timbul beberapa kelainan pada BBLR

a. Hipotermia

Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan dari
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang
belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur
suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga
mudah kehilangan panas

b. Sindroma gangguan pernafasan idiopatik

Disebut juga penyakit membran hialin. Kesukaran pernafasan pada bayi berat lahir rendah
dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan membran hialain surfaktan paru yang
merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dindimg alveoli paru. Pertumbuhan
surfaktan paru mencapai maksimum pada minggu ke-35 kehamilan

c. Aspirasi pneumonia

Keadaan ini disebabkan karena flek menelan dan batuk pada bayi lahir rendah belum
sempurna

d. Perdarahan intraventrikuler

Hal ini disebabkan oleh karena bayi berat lahir rendah sering menderita apnea, asfiksia berat
dan sindroma gangguan pernafasan. Akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan
hiperkapnia. Keadaan ini menyebankan aliran darah ke otak bertambah. Penambahan aliran
darah ke otak akan lebih banyak lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi
premature, sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan
iskemia di lapisan germinal yang terletak didasar ventrikel lateralis antara nucleus kaudatus dan
ependim. Luasnya perdarahan intraventrikel ini dapat di diagnosis dengan ultrasonografi atau CT
scan

e. Fibropasia retrorental

Penyakit ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan, dengan menggunakan
oksigen dalam konsentrasi tinggi, akan menyebabkan vasokontraksi pembuluh darah retina.
Kemudian setelah bayi bernafas dengan udara biasa lagi, pembuluh darah ini mengalami
vasodilitasi yang selanjutnya akan disusul dengan proloferasi pembuluh darah baru secara tidak
teratur. Kelainan ini dapat dilihat pada bayi yang berat badanya kuranag dari 2000 gram.
Stadium akut penyakit ini dapat terlihat pada umur 3-6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan
vena retina. Pengobatan pada stadium dini dapat dicoba dengan memberikan ACTH atau
kortikosteroid. Dalam hal ini yang paling penting adalah pemasukan oksigen yang diberikan
tidak melebihi 40% hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepatan dua liter
per menit

f. Hiperbilirubinemia

Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kurangnya enzim glukorinil
transferase sehingga konjugasi bilirubin inderek menjadi bilirubin direk belum sempurna dan
kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang.
Kadar bilirubin normal pada bayi premature 10 mg%

g. Sindroma aspirasi mekonium

Hipoksia intrauteri akan mengakibatkan janin mengalami gaspin dalam uterus. Selain itu
mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan amnion. Cairan amnion yang
mengandung mekonium akan masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan
menderita gangguan pernafasan karena melekatnya mekonium dalam saluran pernafasan

h. Hipoglikemia

Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Kecepatan glukosa yang diambil
janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin
menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar darah
50-60 mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40
mg/dL. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemia bila kadar
gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dL

i. Gangguan imonologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadal igG gamma glubolin.
Bayi relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan masih belum baik ( Ridha nabil, 2014)

2.1.6 PENATALAKSANAAN PADA BBLR ( Pantiwati, 2010)

a. Pemberian ASI

Mengutamakan pemberian ASI adalah hal yang penting karena:

1. ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi laktal albumin, zat kekebalan tubuh,
lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan oligosakarida

2. ASI mempunyai faktor pertumbuhan usus ologosakarida untuk memacu motilitas usus dan
perlindungan terhadap penyakit

3. Dari psikologis, pemberian ASI dapat meningkatkan ikatan dari ibu dan bayi

4. Bayi kecil/berat rendah rentan terhadap kekurangan- kekurangan nutrisi fungsi organnya
belum matang, kebutuhan nutrisinya besar dan mudah sakit sehingga pemberian ASI atau nutrisi
yang tepat penting untuk tumbuh kembang yang optimal bagi bayi

b. Pengaturan suhu badan/thermogulasi

Bayi Dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) terutama yang kurang bulan membutuhkan suatu
thermogulasi yaitu suatu pengontrolan suhu badan secara:

1. Fisiologis mengatur pembentukan atau pendistribusian panas

2. Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol kehilangan dan pertumbuhan panas

Terlebih dahulu akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehilangan panas pada
bayi secara umum yang penting diketahui bagi bidan/perawat seperti beberapa cara kehilangan
panas, stress dingin pada bayi, efek klinis hipotermi, faktor penghambat non-shivering
thermologis, pencegahan kehilangan panas, pencegahan hipotermi

1. Kehilangan panas

Kehilangan panas pada bayi dengan berat rendah ada 4 cara yaitu:

a) Konduksi yaitu panas tubuh akan hilang bila bayi ditidurkan diatas permukaan yang dingin.
Seperti menidurkan bayi ditimbangan yang dingin tangan perawat yang dingin atau stetoskop
yang dingin

b) Konveksi yaitu panas tubuh akan hilang bila ada udara dingin bertiup sekitar bayi.
Perhatian agar bayi tidak kehilangan suhunya, bayi tidak berikan oksigen yang dingin
c) Evavorasi yaitu panas tubuh akan hilang dengan adanya penguapan cairan yang ada
dipermukaan tubuh bayi

d) Radiasi yaitu panas tubuh akan hilang bila dekat dengan benda-benda yang dingin, sehingga
panas tubuh akan memancar ke benda-benda dingin disekitarnya

2. Faktor predisposisi

Beberapa hal berikut ini merupakan faktor predisposisi kehilangan panas pada bayi, yaitu:

a) Luas permukaan tubuh yang besar dibanding dengan berat badan. ( Kehilangan suhu tubuh
4 kali lebih besar pada bayi neonatus cukup bulan dan 5 kali lebih besar pada bayi
prematur/BBLR dibanding dengan orang dewasa

b) Lemak subkutan yang lebih tipis terutama pada bayi premature/BBLR dibanding. Suhu inti
tubuh lebih cepat ditransfer kepermukaan

c) Postur bayi mempengaruhi kehilangan panas tubuh. Fleksi ekstremitas mengurangi area
ekspose/paparan terhadap lingkungan. Kemampuan untuk fleksi akan meningkatkan sesuai
dengan pertambahan masa kehamilan

d) Bayi terutama bayi premature/BBLR tidak biasa memproduksi panas dengan mekanisme
menggigil orang dewasa

e) Hipotalamus bayu premature/BBLR sudah berkembang baik tetapi baru lahir mempunyai
(range rentan) yang lebih sempit dibanding dengan manusia biasa

3. Bayi yang beresiko

Berikut ini adalah bayi yang berisiko kehilangan panas (termasuk bayi dengan berat lahir
rendah) yaitu:

a) Bayi yang disedasi, bayi yang ibunya diberikan anestesi atau mendapat analgesik, karena:

i. Gangguan pada konservasi panas oleh vasokontriksi dan respon postural dari bayi

ii. Gangguan produksi panas sebagai respon terhadap dingin, metabolisme yang lambat, terjadi
penundaan ekskresi obat-obatan

b) Bayi asfiksia, lebih cepat timbul dingin karena tidak terjadi vasokontriksi segera setelah lahir

c) Bayi IUGR ( intra uterine growth retardation/pertumbuhan janin terhambat), yaitu bayi

i. Cenderung asfiksia

ii. Tidak mempunyai cadangan glikogen untuk metabolisme dan dapat timbul hipoglikemia
segera
iii. Insulasi jaringan yang sedikit, lemak subkutan berkurang

iv. Luas permukaan tubuh lebih besar dibanding berat badan

d) Bayi premature BBLR biasanya:

i. Luas permukaan tubuhnya luas dibanding berat badan

ii. Predisposisi asfiksia

iii. Metabolisme dan pernafasan yang tidak baik

iv. Hipotermi dan gangguan aktivitas surfaktan meningkatkan bahaya dari sindrom gawat
nafas (RDS) yang berat

v. Brown fat belum ada sampai usia kehamilan 26-30 minggu

e) Brown fat, penyimpanannya:

i. Terdapat di skapula, sekitar leher, di belakang sternum, sekitar ginjal, kelenjar adrenal,
kartorid dan aorta

ii. Terdiri 2-6% dari berat badan lahir

iii. Primitif brown fat muncul pada kehamilan 26-30 minggu

iv. Semakin banyak pada minggu ke 3- ke 5 setelah lahir kecuali terjadi stres dingin

v. Mengandung trigliserida yang dapat dipecah menjadi gliserol dan non ester fatty acid yang
berlomba dengan albumin untuk meningkat bilirubin

f. Stress dingin

Bayi BBLR yang kurang bulan yang tiba-tiba dihadapkan pada suhu dingin akan mengalami
hipotermi. Sebagai respon terhadap udara atau suhu dingin akan terjadi vasokontriksi yang akan
menyebabkan timbulnya metabolisme anaerob dan asidosis metabolic. Hal ini akan
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah paru yang akan makin menyebabkan bertambahnya
hypoxia anaerob metabolisme dan asidosis metabolic. Keadaan ini akan memperburuk respon
bayi yang lahir rendah terhadap dingin. Oleh sebab itu bayi berat lahir rendah yang kurang bulan
mempunyai resiko tinggi terhadap hipotermi dan gejalanya sisanya

g. Efek klinis hipotermi

Bayi baru lahir dengan berat lahir rendah yang telah mengalami hipotermi dapat mempunyai
efek klinis sebagai berikut: penurunan kadar pH, penurunan tekanan oksigen, terjadi
hopiglisemia, peningkatan konsumsi oksigen, peningkatan cadangan kalori, kenaikan berat badan
lambat, peningkatan kematian bayi dapat terjadi gangguan faktor pembekuan darah
h. Faktor penghambat non shivering thermogenesis

Anda mungkin juga menyukai