pada setiap orang ketika mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
(Azizah, 2011). Gizi lansia merupakan bagian dari ilmu gizi yang mempelajari tentang
pencegahan dan pengobatan diet pada lansia. Pemenuhan nutrisi sangat penting bagi
lansia. Bertambahnya usia menyebabkan indra rasa menurun, nafsu makan menurun,
sehingga seringkali banyak lansia yang memilih makanan yang lebih manis atau asin,
untuk itu sangat penting diupayakan makanan yang bergizi. Proses penuaan ini dapat
diperlambat apabila lansia memiliki asupan gizi yang baik dan kesegaran jasmani.
a. Penyakit kronis:
1) Kegemukan atau obesitas terjadi akibat konsumsi berlebih. Obesitas menjadi
pencetus terjadinya penyakit:
Jantung koroner: akibat konsimsi lemak jenuh dan kolesterol yang
berlebih yang terdapat pada bahan makanan hewani.
Diabetes melitus akibat kekurangan insulin yang tidak dapat
memetabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Hipertensi : obesitas akan menyebabkan kerja jantung akan meningkat
dalam memompa darah, selain itu pembuluh darah pada lansia lebih
tebal dan kaku sehingga menyebabkan tekana darah meningkat. Hal ini
akan mudah pula meneyabkan strok.
2) Anemia: karena kurang mengkonsumsi sat besi asam folat dan vit b12. Hal ini
menyebabkan tampak lelah, lesuh, lemah, pucat, berdebar-debar, sesak napas,
pusing, mata berkunang-kunang.
3) Kurang energi kronis(KEK): terjadi karena menurunnya nafsu makan yang
berkepanjangan, sehingga menyebabkan berat badan menurun drastis, jaringan
ikat menjadi keriput dan badan jadi kurus
4) Kekurangan vit A, B1, C, D, E, ZN
b. Problem like depresion: kehilangan daya ingat, arthritis yang dapat mengubah
nafsu makan
c. Kesehatan mulut buruk: penyakit gigi, susah menelan dan mulut kering
d. Obat: terkadang lansia suka menelan/ minum obat tanpa resep dokter
e. Kemiskinan
f. Hidup sendiri
g. Masalah dan morbiditas : yaitu tidak dapat melakukan kegiatannya sendiri.
5. PERENCANAAN NUTRISI
a. Secara umum makanan untuk lansia yaitu:
1) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur
2) Penting memperhatikan porsi makan , diatur merata dalam sehari yaitu lebih
sering dengan porsi kecil dan tidak terlalu kenyang.
3) Minum yang cukup dan kurangi garam sehingga dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan dan mencegah tekanan darah tinggi
4) Makanan mudah di cerna, dan perlu makanan selingan seperti susu dan jus
buah
b. Perencanaan makanan untuk mengatasi perubahan saluran cernah:
1) Sarankan makanan yang berserat tinggi
2) Anjurkan minum lebih sering atau paling kurang 8 gelas sehari.
c. Bagi lanjut usia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut, harus diperhatikan
hal-hal seperti ini:
a. Mengkonsumsi makan yang mudah dicerna
b. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan gorengan
c. Bila kesulitan dalam mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu yang kurang
baik, makanan yang harus diberikan adalah makanan lunak/lembek atau
dicincang
d. Batasi minum kopi dan teh. Minuman tersebut dapat diberikan namun harus
diencerkan terlebih dahulu karena berguna untuk merangsang gerakan usus dan
menambah nafsu makan.
6. KEBUTUHAN NUTRISI
Kebutuhan gizi lansia di pengaruhui oleh:
a. Usia: kebutuhan energi dan lemak menurun
b. Jenis kelamin:pada umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak karena
postur tubuh, otot dan luas permukaan lebih luas
c. Aktifitas fisik dan pekerjan: penurunan kemampuan fisik yang berdampak pada
penurunan kemampuan energi
d. Postur tubuh: postur tubuh lebih besar membutuhkan energi lebih besar
e. Suhu udara: suhu dingin memerlukan sat gizi tinggi untuk memperthankan suhu
tubuhnya.
f. Kondisi kesehatan(stress fisik dan psikososil): kebutuhan gizi disesuaikan dengan
kondisi lansia pada waktu sakit.
Pengkajian
Pangkajian meliputi identitas klien, meliputi nama, umur, pendidikan terakhir,
pekerjaan, suku bangsa, penanggung jawab, agama, alamat.
1. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian, misalnya:
1). Sulit mengunyah makanan
2). Nafsu makan menurun
3). Badan terasa letih dan lemah
b. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit yang pernah diderita oleh klien tetapi masih berhubungan
dengan penyakit sekarang, misalnya penyakit gastritis, dyspepsia, dll.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berisi tentang penyakit yang pernah diderita oleh keluarga klien, baik
berhubungan dengan penyakit yang diderita oleh klien maupun penyakit
keturunan dan menular lainnya.
2. Aktivitas sehari hari
Mencangkup pengkajian tantang miksi, defekasi, mandi, menggosok gigi, cuci
rambut, makan, minum,tidur dan lain-lain.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Kulit kepala
Inspeksi : lihat ada tidaknya lesi, warna kehitaman/ kecoklatan, edema.
Palpasi : raba dan tentukan turgor kulit elastis atau tidak, tekstur kasar atau
halus, akral hangat atau dingin, ada tidaknya benjolan dikepala.
b. Rambut
Inspeksi : penyebaran rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang,
warna rambut (hitam, merah, beruban atau menggunakan cat rambu)
ketombe ada atau tidak, bau rambut atau tidak.
Palpasi : mudah rontok atau tidak, tekstur kasar atau halus.
c. Kepala/ wajah
Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah jika muka kanan dan kiri berbeda itu
menunjukkan ada parase, lihat bentuk wajah.
Palpasi : cari adanya luka, tonjolan patologik dan respon nyeri dengan
menekan kepala sesuai kebutuhan.
d. Mata
Inspeksi : kesimetrisan mata (simetris/tidak, lengkap/tidak, cowong/tidak),
pada palpebra (odema/tidak, adakah ptosis, ada benjolan/tidak, bulu
mata rontok/tidak), konjungtiva merah muda atau pucat, sklera putih
atau kuning, pupil isokor atau anisokor, reflek pupil mengecil atau
melebar (miosis atau midriasis), gerakan bola mata normal atau
tidak.
Palpasi : tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra
okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras, kaji adanya nyeri
tekan.
e. Hidung
Inspeksi : apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret,
terpasang O2 atau tidak.
Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan pada sinus, ada atau tidak benjolan pada
tulang mastoid.
f. Telinga
Inspeksi : daun telinga simetris atau tidak, ukuran, bentuk, kebersihan dan
terdapat lesi atau tidak.
Palpasi : tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, ketegangan daun
telinga.
g. Mulut dan faring
Inspeksi : amati bibir apakah ada kelainan congenital (bibir sumbing)
kesimetrisan, kelembaban, pembengkakan, lesi, amati jumlah dan
bentuk gigi, adakah karang gigi, adakah caries gigi, lidah (warna
merah/putih, tampak kotor/bersih ada bercak-bercak putih/ tidak).
Anjurkan klien membuka mulut lalu amati rongga mulut :
Adakah bau nafas, ada peradangan atau tidak, uvula simetris/tidak,
tonsil ada pembesaran atau tidak
Palpasi : pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan ada massa atau
tumor atau tidak, pembengkakan dan nyeri.
h. Leher
Inspeksi : amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut, amati adanya
pembengkakan kelenjar tiroid, amati kesimetrisan leher.
Palpasi : adakah pembesaran kelenjar limfe (terutama pada leher,
submandibula, dan sekitar telinga), raba denyut nadi karotis.
i. Dada
1). Paru
Inspeksi : amati kesimetrisan dada kanan kiri, amati retraksi interkosta, amari
pergerakan dada, bentuk dada ( normal chest, pigeon chest, funnel
chest, barrel chest)
Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan ,vocal fremitus teraba atau tidak.
Perkusi : biasanya didapatkan resonan atau sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : ada atau tidak suara nafas tambahan yang abnormal seperti
ronki,wheezing,crackles.
2). Jantung
Inspeksi : amati area aorta dan pulmonal terdapat pulsasi atau tidak
Palpasi : teraba ictus cordis pada ICS 4 dan ICS 5 di midclavikula sinistra
Perrkusi : pekak (dullness)
Auskultasi : bunyi jantung I dan bunyi jantung II terdengar tunggal
j. Abdomen
Inspeksi : amati bentuk perut secara umum, kesimetrisan, warna kulit, adanya
retraksi, adanya asites, terdapat umbilicus, apakah ada scar,
colostomy, ataupun kelinan lainnya.elastis dan turgor kulit menurun
(kering)
8. ANALISA DATA:
No Data Etiologi Masalah
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi tubuh b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d otot menelan
lemah
2. Risiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d kanker
Kusharyadi. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika.
Maryam, R. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia