NIM : 2110185P
STRENGTH
1. Pendokumentasian asuhan keperawatan 0,5 2 1
model SOR (Source Oriented Record).
2. Sudah adanya format pendokumentasian
sehingga memudahkan perawat untuk 0,2 4 0,8
rekam medik pasien.
3. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakan pendokumentasian. 0,3 3 0,9 S–W
Total 1 2,7 2,7-1,7= 1
WEAKNESS
1. Jumlah pasien dan beban kerja yang 0,3 1 0,3
tinggi sehingga pendokumentasian belum
optimal. O–P
2. SAK belum dilaksanakan secara optimal. 0,7 2 1,4 3,7 – 2 =
1,7
Total 1 1,7
Total 1 3,7
THREATENED
1. Adanya tingkat kesadaran yang tinggi 1 2 2
pada pasien dan keluarga tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat.
Total 1 2
DIAGRAM LAYANG
- -1 1 2
2
-1
-2
MASALAH TUJUAN RENCANA TARGET
KEGIATAN
Dokumentasi sudah Diharapkan setelah 1. Menyusun konsep 1. Format dokumentasi
dilakukan oleh perwat dilakukan praktek dokumentasi keperawatan yang
namun belum ruangan mampu keperawatan. terstruktur.
terjadwal dan teratur, menerapkan kegiatan 2. Menyusun format 2. Peningkatan disiplin
karena kurang dokumentasi dokumentasi dan kesadaran
disilinnya dan keperawatan yang keperawatan yang perawat akan
kesadaran dari terstruktur secara terstruktur. petingnya
perawat itu sendiri. optimal. 3. Mensosialisasikan dokumentasi
pentingnya kegiatan keperawatan.
dokumentasi 3. Dilakukan
keperawatan. peninjauan kegiatan
4. Melaksanakan kegiatan dokumentasi
dokumentasi keperawatan.
keperawatan.
5. Mengevaluasi hasil
pelksanaan kegiatan
dokumentasi
keperawatan.
PROPOSAL
DOKUMANTASI KEPERAWATAN
DI RUANG UGD RS PRATAMA NAMANG
BANGKA TENGAH
Oleh :
RUSDIANI
NIM 2110185P
1. Latar belakang
Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung jawab perawat untuk perawatan
klien. Catatan klinis memfasilitasi pemberian perawatan, meningkatkan kontinuitas perawatan,
dan membantu mengoordinasikan pengobatan dan evaluasi klien. Dan dokumentasi salah satu
hal yang penting dalam penerapan MAKP. Perawat profesional dimasa yang akan datang
dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan
yang dilaksanakan. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan akan berdampak terhadap citra
keperawatan secara keseluruhan. Kesadaran masyarakat menggunakan jasa pengacara untuk
memperoleh, membela dan meminta tanggung jawab serta tanggung gugat dalam perawatan
kesehatan juga semakin meningkat.Untuk itu dibutuhkan sebuah pendokumentasian yang
lengkap dan jelas (Lyer & Camp, 2004).
Dokumentasi merupakan suatu catatan yang dapat dijadikan bukti hukum jika ditemukan
suatu masalah yang berhubungan dengan kejadian yang terdapat dalam catatan. Pada sistem
Dokumentasi yang digunakan oleh Ruang UGD RS PRATAMA Kabupaten bangka tengah untuk
saat ini adalah pendokumnetasian model Model dokumentasi SOR merupakan model
dokumentasi yang berorientasi pada sumber. Model ini dapat diterapkan pada klien rawat inap,
yang didalamnya terdapat catatan pesan dokter yang ditulis oleh dokter, dan riwayat keperawatan
yang di tulis oleh perawat. Namun demikian, secara umum catatan ini berisi pesan dari dokter.
Catatan-catatan dalam model ini ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang
mengelola pendokumentasian.
Sistem SOR yang digunakan dilengkapi dengan adanya format pengkajian yang berupa
model, pendokumentasian kadang tidak lengkap, pengkajian yang berorientasi pada SOR, lembar
asuhan keperawatan, resume keperawatan dan buku penunjang lain yaitu buku injeksi, observasi
suhu nadi, dan laporan hasil perawat. Namun dalam pengisian dokumentasi keperawatan masih
belum sesuai standart, dikarenakan kurangnya efisiensinya waktu untuk pendokumentasian
keperawatan. Selain itu hambatan dalam pelaksanaan pendokumentasian kadang tidak lengkap,
format kurang sistematis terfokus dalam masalah medis dan mobilisasi pasien yang tinggi
sehingga pendokumentasian kurang optimal.
Maka dari itu Mahasiswa konversi akan mencoba melakukan pendokumentasian yang
benar dan sesuai dengan protap pendokumentasian. Pendokumentasian yang efektif
menggunakan standart terminology (pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi). Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian dicatat sesuai dengan
prosedur, diagnose keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat,
rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan yang permanen,
observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai, evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu,
rencana tindakan yang direfisi berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Menerapkan sistem dokumentasi yang efektif, efisien, akurat dan menjamin kepastian
hukum, sesuai dengan standart terminology (pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi).
2.2 Tujuan Khusus
2.2.1. Mengidentifikasi cara pengkajian dengan format ROS.
2.2.2. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan, tindakan dan perkembangan klien dengan
menggunakan system pendokumentasian model PIE.
2.2.3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dengan lembar observasi.
2.2.4. Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama atau dengan pihakk lain
melalui dokumentasi keperawatan yang efektif.
2.2.5. Melakukan timbang terima setiap pergantin shift.
2.2.6. Melakukan Ronde sesuai dengan standart.
2.2.7. Melakukan discharge-planning pada pasien yang akan pulang
2.2.8. Melakukan resume keperawatan pada pasien yang sudah pulang.
3. Manfaat
3.1. Sebagai bahan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan di depan hukum.
3.2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3.3. Sebagai sarana komunikasi terbuka antara perawat, klien, dan profesi lain.
3.4. Mempunyai nilai penelitian, sebagai bahan atau objek riset
3.5. Sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan
3.6. Sebagai referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan
3.7. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai kualitas askep yang diberikan perawat.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Dokumentasi merupakan suatu catatan yang asli dapat dijadikan buktu hukum, jika saat
ditemukan masalah yang berhubungan dengan kejadian yang terdapat dalam catatan tersebut.
semua catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum.
Dokumentasi memainkan peran yang penting daam beberapa area hukum termasuk klaim
malpraktek medis (Hutahaean, 2010).
Dokumentasi keperawatan adalah bagian dari media komunikasi antara perawat yang
melakukan asuhan keperawatan dengan perawat lain atau dengan tenaga kesehatan lain, serta
pihak-pihak yang memerlukannya dan yang berhak mengetahuinya. keterangan tertulis dari
seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien, baik pasien yang mengalami rawat
inap ataupun rawat jalan (Dinarty, 2009).
2. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah:
2.1. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasiakn (menjelaskan) perawatan klien
termasuk perawatan individual, edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk pemulangan,
adapun tujuan yang lain, diantaranya ;
2.1.1. Koordinasi asuhan keperawatan.
2.1.2. Mencegah informasi berulang.
2.1.3. Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan.
2.1.4. Penggunaan waktu lebih efisien.
2.2. Mekanisme pertanggungjawaban
2.2.1. Dapat dipertangggungjawabkan baik kualitas dan kebenaran.
2.2.2. Sebagai perlindungan hukum bagi perawat.
2.3. Metode pengumpulan data
2.3.1. Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif.
2.3.2. Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi.
2.3.3. Sebagai bahan penelitian.
2.3.4 Sebagai data statistik.
2.3.5. Berbagai aspek pasien : kebutuhan, kekuatan dan keadaan khusus.
Sarana untuk evaluasi
2.4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu
2.4.1.Mencatat secara terintegrasi.
2.4.2.Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim kesehatan.
2.4.3. Sarana pendidikan lanjutan.
2.5.Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi yang berhubungan
untuk asuhan keperawatan.
3. Standar Dokumentasi Keperawatan
3.1 Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau pemerintah.
Pencatatan tersebut menyediakan pedoman penggunaan singkatan, tanda tangan, metode jika ada
kesalahan, dan peraturan jika data terlambat masuk.
3.2 Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Sesuai dengan prosedur
dalam catatan yang permanen. Data yang ada menjabarkan apa yang dilakukan perawat.
3.3 Peraturan tentang praktek keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan. Data
yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat yang independent dan interdependen.
3.4 Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data tentang kegiatan
observasi dan evaluasi.
Kelebihan :
1. Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2. Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3. Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan yang continue karena secara jelas
mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan.
4. Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah
digambarkan.
5. Dapat diadaptasi untuk catatan yang otomatis.
Kelemahan :
1. Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan untuk semua disiplin ilmu.
2. Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan.
PERENCANAAN
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dilaksanakan selama praktik manajemen
keperawatan mulai tanggal .
2. Metode
a. Format pengkajian menggunakan review of system
b. Format catatan keperawatan menggunakan PIE (Problem Intervensi Evaluasi)
3. Instrumen
a. Format pengkajian
b. Catatan keperawatan PIE/ SAK
c. Lembar observasi
d. Resume keperawatan
e. Standart operasinal perawatan
f. Petunjuk teknis pengisian format pengkajian
g. Petunjuk teknis pengisian catatan keperawatan PIE
4. Pengorganisasian
Struktur Pengorganisasian Tanggal
Karu : Rusdiani
Katim Pagi : Mega sari
Anggota :
Pembimbing : 1. Halimah
: 2. Dermawan
Kriteria Hasil
1) Pelaksanaan dokumentasi dapat dilaksanakan dengan baik.
2) Semua pasien terdokumentasi dengan baik
d. Sistem Persyarafan
Di kaji adanya keluhan pusing, tingkat kesadaran , pemeriksaan pupil mata dengan
menggunakan pen light apaka isokor/anisokor, pembesaran pupil, adanya tanda kaku
kuduk, kelumpuhan di organ tubuh, gangguan persepsi sensorik
e. Sistem Perkemihan
Di kaji keluhan saat berkemih, adakah keluhan urine keluar sedikit, disertai nyeri dan
darah, jumlah urine sedikit atau banyak, urine sulit keluar. Intake cairan yang dikonsumsi
sehari – hari (jumlah, jenis)
f. Sistem Pencernaan
Di kaji tentang keluhan di mulut seperti keluhan nyeri telan, adanya luka di rongga mulut
(stomatitis). Pemeriksaan abdomen adakah nyeri tekan, distensi, jejas, diet yang
dikonsumsi (jenis, frekwensi, jumlah)
g. Sistem Musculoskeletal dan Integumen
Di kaji adanya keluhan pergerakan sendi yang terbatas, kelainan fisik dari keempat
ekstermitas, kelainan tulang belakang, kondisi kulit (sianosis, iketrus,akral dingin, turgor)
h. Sistem Endokrin
Dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran kelenjar
getah bening ( konsistensi, pembesaran dan lokasi)
7. Pengkajian Psikososial
Perlu di kaji tentang persepsi klien terhadap penyakit yang di derita saat ini, ekspresi klien
terhadap respon penyakitnya, reaksi saat interaksi (kooperatif/tidak kooperatif), adanya
gangguan konsep diri (gambaran diri, harga diri, identitas, ideal diri dan peran)
8. Pemeriksaan PenunjanDidokumentasikan tentang hasil dari pemeriksaan penunjang ( laborat,
rontge, USG, MRI, EKG dll serta terapi kolaboratif)
DAFTAR PUSTAKA