Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“EDUKASI KELUARA DALAM MENJAGA KESEHATAN LANSIA”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“KEBIDANAN KELUARGA 3”
Dosen Pengampu :NOFA ANGGRAENI, SST., MKES

Disusun oleh : Kelompok 5 :


1. Gina Yustika (200603041)
2. Cindi Cenora (200603020)
3. Monita Pebriana (200603069)
4. Salma Nurfadila (200603091)
5. Sandra Dea M (200603092)
6. Yulianti (200603116)
7. Iis Maesaroh (200603268)
8. Lika (200603136)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA

JAKARTA,2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan

bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan

dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak

perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran

dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.

Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti

rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya

ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan

acaman bagi integritas lanjut usia. Belum lagi mereka harus berhadapan

dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta

perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Kondisi di atas

menyebabkan lanjut usia menjadi lebih rentan untuk mengalami problem

mental, salah satunya adalah depresi.

Keluarga memegang peranan penting yaitu mencapai memberikan

asuhan kesehatan keluarga yang bertugas dalam pemeliharaan kesehatan

(care giver) para anggotanya. Salah satu tugas kesehatan yang harus

dilakukan oleh keluarga menurut Freidman (1981) dalam Effendy (2009)

yaitu memberikan pertolongan dan perawatan (care giver) kepada anggota

keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu diri sendiri karena
cacat fisik ataupun mental, karena apabila terdapat anggota keluarga yang

sakit maka tidak bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhan aktivitas

hidupnya.

Merawat lansia memerlukan pengetahuan, ketrampilan, kemauan,

pengabdian dan kesabaran. Keluarga merupakan orang terdekat yang

secara spontan, akan mengambil bagian menjadi care giver , ketika

keluarga yang dicintainya membutuhkannya. Bantuan/pegaturan aktifitas

yang diberikan dengan tepat tanpa mengurangi kemandirian dari lansia

sehingga memenuhi tujuan perawatan lansia yaitu mencapai kondisi

kesehatan yang optimal, mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan

mandiri sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia. Keluarga sebagai

care giver bisa membuat pengelolaan aktifitas yang terencana dan

terdokumentasikan dalam bentuk tabel harian, seperti yang di contohkan

oleh Baca (2007). Selain itu, keluarga perlu untuk membantu lansia untuk

menyesuaikan dirinya terhadap tugas perkembangan yang harus dilakukan,

seperti: mempersipakan diri untuk kondisi yang menurun, mempersiapkan

diri untuk pension, membina hubungan baik dengan sesama lansia dan

masyarakat dengan keadaan nyaman mempersiapkan kehidupan baru

sebagai lansia dan mempersiapkan untuk kematian pasangan maupun

kematian diri sendiri. Pada tahap ini, peran tenaga kesehatan menjadi

sangat penting dalam membina keluarga dan lansia, terutama dalam hal

bantuan/pengaturan aktifitas yang dilakukan keluarga kepada lansia.


B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah mengenai

apa saja edukasi pada keluarga dalam menjaga kesehatan lansia?

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana cara mengedukasi keluarga dalam menjaga

kesehatan lansia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Lanjut Usia

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan

keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis (Effendi, 2009). Lansia adalah seseorang

yang telah berusia >60 tahun dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari (Ratnawati, 2017).

Klasifikasi pada lansia adalah: Pralansia seseorang yang berusia antara 45-59 tahun,

lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi yaitu

seseorang yang berusia 70 tahun atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan. Hal yang merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat

mempertahankan kasehatan dan kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban bagi

dirinya, keluarga, maupun masyarakat.

B. Hal yang Perlu Diperhatikan Oleh Pra Lansia/Lansia

1. Kenali perubahan lansia

a. Kekuatan tubuh menurun

Contoh : Mudah lelah, kulit kriput, gigi tanggal/goyang, air liur berkurang

b. Daya ingat menurun

Contoh : Mudah lupa, tidak merasa haus, nafsu makan berkurang, kebutuhan

jumlah jam tidur berkurang

c. Pendengaran/penglihatan berkurang

d. Gangguan keseimbangan

Contoh : Mudah jatuh


e. Kekebalan menurun

Contoh : Mudah infeksi

f. Gangguan pencernaan menurun

Contoh : Mudah diare, sembelit, kembung

2. Persiapan diri untuk memasuki masa pra lansia/lansia

a. Menerima sebagai proses alamiah

b. Meningkatkan kesabaran, berfikir positif dan optimis, serta meningkatkan rasa

percaya diri dengan melakukan kegiatan /pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan

c. Tetap setia dengan pasangan yang sah, dan meningkatkan hubungan harmonis

dalam keluarga, pertemanan dan partisipasi dengan lingkungan masyarakat

d. Mempersiapkan tempat tinggal yang aman dan nyaman

e. Mempersiapkan dana untuk biaya hidup dan jaminan kesehatan, (BPJS Kesehatan

atau asuransi lainnya

f. Meningkatkan kesehatan dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat), dan makan dengan gizi seimbang.

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Bagi Pra Lansia/Lansia

1. Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa

2. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, sekurang-kurangnya 1 tahun sekali,

untuk deteksi dini terhadap penyakit kronis, dan gunakan obat sesuai anjuran petugas

kesehatan.

3. Pengaturan gizi/diet seimbang

a. Makanlah beraneka ragam makanan

b. Diet sesuai kebutuhan gizi yang dianjurkan sesuai kondisi kesehatan meliputi

sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral


c. Banyak makan sayur dan buah guna kebutuhan vitamin, mineral dan serat

d. Banyak sumber makanan kalsium : ikan segar, ikan teri segar, sayuran hijau

(bayam, brokoli, sawi hijau, daun singkong, daun pakis/paku dll), buah (jeruk,

pisang, jambu biji, pepaya, mangga, alpukat, apel merah, strawberry, buah naga

dll), kacang kedelai dan susu tinggi kalsium

e. Minum air putih yang cukup minimal 2 liter (8 gelas) per hari.

4. Memelihara kebersihan tubuh secara teratur (mandi 2x sehari dengan sabun mandi),

dan gunakan pakaian, serta alas kaki yang nyaman dan aman

5. Memelihara kebersihan gigi dan mulut (menggosok gigi sehari 2x), apabila

menggunakan gigi palsu dilepas dan dibersihkan setiap hari

6. Biasakan melakukan :

a. Aktivitas fisik (berjalan, mencuci, menyapu, dsb.)

b. Latihan fisik (senam, berjalan, berenang, dsb.) Sekurangnya 30 menit sehari 3

kali seminggu.

7. Jauhi asap rokok dan zat adiktif lainnya (tidak merokok, minuman keras, ganja)

8. Kembangkan hobi sesuai dengan kemampuan seperti:

a. Merangkai bunga/berkebun

b. Melukis,

c. Berdansa,

d. Memasak,

e. Merajut.

f. Melakukan rekreasi aman dan nyaman (wisata, nonton film, dll)

9. Istirahat yang cukup dan kelola stres dengan baik

10. Terus melakukan kegiatan mengasah otak seperti : bermain catur, mengisi tekateki

silang, membaca buku, menari, bermain musik, bercerita, bersosialisasi, dll.


D. Keluhan yang Perlu Diperhatikan

1. Berkurangnya kemampuan gerak: keterbatasan gerak, nyeri pinggang, nyeri sendi

2. Mudah jatuh dan patah tulang

3. Gangguan buang air kecil dan buang air besar: mengompol, buang air kecil tidak

lancar, sembelit, buang air besar tidak terkontrol, dan lain-lain

4. Infeksi: Batuk lebih dari 2 minggu atau berulang, demam

5. Gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan lain-lain

6. Gangguan gigi dan mulut

7. Gangguan gizi: tidak nafsu makan, berat badan kurang atau berlebih

8. Gangguan tidur

9. Sering lupa, kebigungan

10. Kesepian dan menyendiri

11. Gangguan fungsi seksual

12. Tanda anemia, waspadai 5L: lemah, letih lesu, lelah, lunglai

13. Sesak nafas, nyeri dada

14. Kaki bengkak, kesemutan, sering haus

15. Sakit kepala hebat, pusing berputar

16. Benjolan tidak normal

17. Keluar darah atau cairan dari jalan lahir secara terus-menerus

E. Masalah Kesehatan Pada Pra Lansia/Lansia

1. Penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi)

a. Pengertian Hipertensi

adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau

tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga

pasien tidak merasa sakit.


b. Tanda dan gejala

Sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, nafas pendek (terengah-

engah), gelisah, pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah

marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat di tengkuk

c. Komplikasi apabila tidak terkontrol

Stroke (gangguan pembuluh darah otak) yang dapat menyebabkan kelumpuhan,

gagal ginjal, gagal jantung, gangguan penglihatan

d. Cara pencegahan

1) Kurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam (snack,

kerupuk, mie instan, gorengan, makanan yang diasinkan, diasap, makanan

kaleng)

2) Berfikir dan bersikap positif

3) Mengelola stres dengan baik

4) Cek kesehatan rutin ke fasilitas kesehatan

5) Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter

6) Tidak merokok

2. Penyakit kencing manis (Diabetes Melitus)

a. Pengertian Diabetes Melitus

adalah penyakit dimana kadar gula darah dalam tubuh meningkat (lebih dari 200

mg/dl).

b. Tanda dan gejala

Banyak/sering kencing, sering haus, cepat lapar, banyak makan, berat badan yang

menurun tanpa sebab yang jelas, cepat lelah, kesemutan terdapat luka yang sulit

sembuh

c. Komplikasi apabila tidak terkontrol


1) Kelainan mata : gangguan penglihatan dan mudah terjadi katarak

2) Kelainan kulit : gatal, bisul, luka yang sukar mengalami sembuh hingga

kerusakan jaringan (dapat mengakibatkan amputasi)

3) Kelainan syaraf : kesemutan, rasa baal

4) Kelainan ginjal : bengkak seluruh tubuh

5) Kelainan jantung : nyeri dada, susah nafas, bengkak seluruh tubuh

6) Kelainan pada gigi : gigi goyang

d. Cara pencegahan

Pola makan sesuai gizi seimbang:

1) Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

2) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak

3) Biasakan sarapan

4) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

5) Istirahat yang cukup

3. Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

a. Pengertian

adalah penyakit paru kronik (menahun) yang ditandai oleh hambatan aliran udara

di saluran nafas, semakin lama semakin memburuk dan tidak sepenuhnya dapat

kembali normal.

b. Tanda dan gejala

Sesak nafas, batuk berdahak menahun nafas berbunyi (mengi) cepat lelah

c. Cara pencegahan

Tidak/berhenti merokok, hindari pencetus alergi: debu, asap, dll

4. Stroke

a. Pengertian
adalah kondisi berkurangnya suplai oksigen ke otak yang terjadi akibat sumbatan

atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga menyebabkan kerusakan dan

kematian pada jaringan otak.

b. Tanda dan gejala

1) Sakit kepala

2) Anggota tubuh satu sisi melemah atau tidak dapat digerakkan secara tiba-tiba

3) Bibir tidak simetris

4) Gangguan berbicara (pelo)

5) Keseimbangan dan kesadaran terganggu

6) Bisa terjadi penurunan kesadaran

7) Rabun atau gangguan penglihatan tiba-tiba

8) Gangguan/kesulitan menelan

c. Cara pencegahan

Mengendalikan faktor risiko (tekanan darah, gula darah, kolesterol, dalam batas

normal)

5. Asma Bronkhial

a. Pengertian

adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang

menyebabkan reaksi berlebihan dari bronkus, sehingga menyebabkan gejala

berulang berupa mengi, sesak nafas, rasa berat di dada, dan batuk terutama

malam atau dini hari. Gejala berulang tersebut timbul sangat bervariasi dan dapat

kembali normal baik dengan atau tanpa pengobatan.

b. Tanda dan gejala

Batuk berdahak, sesak nafas dan nafas berbunyi (mengi), ditemukan riwayat

keluarga dengan asma atau alergi


6. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

a. Pengertian

Adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah

koroner di jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung

b. Tanda dan gejala

1) Nyeri dada kiri, bahu kiri, lengan kiri, punggung atas, leher dan rahang

bawah, terkadang di ulu hati

2) Sesak nafas

3) Keringat dingin, rasa lemah, berdebar, terkadang sampai pingsan

c. Cara pencegahan

1) Hindari konsumsi makanan yang berlemak (kolesterol)

2) Tidak/berhenti merokok

3) Hindari konsumsi makanan dan minuman manis

4) Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan

5) Beraktivitas dan latihan fisik secara teratur

6) Periksa ke dokter secara teratur

7. Pengeroposan tulang (Osteoporosis)

a. Pengertian

adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan massa tulang,

sehingga tulang tidak tahan terhadap benturan dan menjadi mudah patah.

b. Tanda dan gejala

Mudah jatuh, nyeri pada tulang, gangguan gerak, gangguan postur, tubuh

(bungkuk)

c. Cara pencegahan

1) Konsumsi makanan dan minuman yang cukup Kalsium (teri basah, ikan laut,
susu, keju, sayuran hijau, tempe, dll)

2) Cukup terkena paparan sinar matahari

3) Aktivitas dan latihan fisik teratur (senam osteoporosis)

8. Penyakit sendi (Arthritis)

a. Pengertian

adalah peradangan pada satu atau lebih persendian. Jenis penyakit sendi yang

sering dialami oleh Lansia adalah Osteoarthritis dan Gout Arthritis (penyakit

asam urat).

b. Tanda dan gejala

1) Kaku atau nyeri pada persendian

2) Dapat disertai bengkak kemerahan pada persendian

3) Penurunan/keterbatasan pergerakan sendi

c. Cara pencegahan

1) Kurangi berat badan

2) Kurangi makanan berlemak termasuk gorengan

3) Hindari konsumsi jeroan

4) Kurangi kacang-kacangan, makanan kaleng, makanan dan minuman yang

difermentasi (tape, tuak, dll), hasil laut kecuali ikan.

5) Latihan fisik secara teratur

9. Depresi

a. Pengertian

Adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap lebih dari 2 minggu

b. Tanda dna gejala

Murung /tidak bisa merasa senang, menyendiri, tidak ada minat dan inisiatif,

pesimis, khawatir berlebihan.


c. Cara pencegahan

1) Melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan (rekreasi, kegiatan ibadah

berkelompok, arisan)

2) Aktivitas fisik yang teratur secara mandiri sesuai dengan kemampuan

3) Berfikir positif (bersyukur, berprasangka baik)

4) Menerima keadaan (ikhlas)

10. Pikun (Demensia)

a. Pengertian

Adalah kondisi kemerosotan mental yang terus menerus, makin lama makin

buruk meliputi penurunan daya ingat yang baru saja terjadi, kemunduran

kemahiran berbahasa, kemunduran intelektual, perubahan perilaku dan fungsi

otak lainnya sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

b. Tanda dan gejala

1) Lupa akan kejadian yang baru dialami

2) Salah mengenal waktu, tempat, angka, dan benda

3) Kesulitan dalam menemukan kata yang tepat

4) Sering mengulang kata atau pertanyaan

5) Emosi labil (mudah marah)

6) Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari

c. Cara pencegahan

1) Melakukan kegiatan yang merangsang fungsi otak

2) Mengembangkan hobi dan kegiatan yang bermanfaat

3) Beraktivitas fisik yang teratur secara mandiri sesuai dengan kemampuan

4) Tetap melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan

5) Konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang (sayur, buah, ikan)


11. Menopause

a. Pengertian

adalah masa berhentinya haid yang permanen minimal 1 tahun.

b. Tanda dan gejala

1) Lesu, sakit kepala, pusing, tidak bisa tidur, susah berkonsentrasi

2) Merasa panas diwajah, di badan dan berkeringat

3) Nyeri tulang

4) Jantung berdebar-debar

5) Selera makan tidak menentu

6) Gangguan pencernaan

7) Haid berhenti

8) Lendir saluran jalan lahir berkurang

c. Cara menyikapi

1) Menerima menopause sebagai proses alami pada semua wanita

2) Bila ada keluhan konsultasi ke petugas kesehatan

3) Perbanyak konsumsi sayur, buah dan kacang-kacangan terutama kacang

kedelai (tempe, tahu)

4) Konsumsi minyak ikan, bila ada minyak zaitun, minyak kanola

12. Andropause

a. Pengertian

adalah keluhan yang timbul berkaitan dengan penurunan fungsi hormon androgen

pada semua laki-laki.

b. Tanda dan gejala

1) Penurunan keinginan seksual (libido)

2) Berkurangnya kemampuan ereksi


3) Kekurangan energi/tenaga untuk olah raga dan bekerja

4) Penurunan kekuatan atau ketahanan otot

c. Cara menyikapi

1) Menerima andropause sebagai proses alami pada semua laki-laki

2) Bila ada keluhan konsultasi ke petugas kesehatan

3) Perbanyak konsumsi sayur, buah dan kacang-kacangan terutama kacang

kedelai (tempe, tahu)

4) Konsumsi minyak ikan, bila ada minyak zaitun, minyak kanola

F. Bahan Makanan yang Dianjurkan Untuk Lansia

1. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat digunakan sebagai energi seperti nasi

(beras merah tumbuk, beras putih dll), jagung, ubi, singkong, sagu, kentang, talas,

sukun, bihun,mie, roti gandum dan havermut)

2. Lauk pauk sebagai sumber protein, lemak dan mineral.

a. Sumber makanan hewani : ikan (dianjurkan ikan teri, ikan kembung basah dan

segar dll), daging ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, telur dan susu

rendah lemak dan lainnya

b. Sumber makanan nabati : tempe, tahu dan kacang kacangan serta olahannya

3. Sayuran berwarna sebagai sumber vitamin dan mineral serta serat seperti bayam,

kangkung, wortel, brokoli, labu kuning, labu siam, dan lalapan dan sayuran segar

lainnya

4. Buah berwarna : pepaya, pisang, jeruk manis, alpukat, apel dll

5. Makanan sumber zat besi seperti hati sapi, hati ayam, daging ayam, daging sapi,

sayuran berwarna hijau (bayam) dan kacang kacangan

6. Makanan sumber kalsium seperti : ikan (contoh ikan teri basah dan segar), sayur

hijau (sawi hijau, daun singkong, daun pakis/paku dll) dan buah (jeruk, pisang, jambu
biji, pepaya, alpukat, apel, strawberry, buah naga dll)

7. Minum air putih minimal 8 gelas sehari

G. Bahan Makanan yang Dibatasi Untuk Lansia

1. Konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL) dalam pengolahan makanan sehari adalah

sesuai dengan anjuran (G4G1L5), yang artinya:

a. Konsumsi Gula maksimum 4 sendok makan (50 gram/hari)

b. Konsumsi Garam maksimum 1 sendok teh (2 gram/hari )

c. Konsumsi Lemak maksimum 5 sendok makan minyak sayur (67 gram/hari)

2. Anjuran konsumsi makanan sumber natrium : makanan yang diawetkan seperti ikan

dan daging kalengan, minuman berkarbonasi/bersoda

Mengadakan sumber-sumber ekonomi yang memadai dan pengalokasi secara efektif.

H. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyiapan Makanan

1. Konsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergizi

2. Hindari makanan yang mengandung lemak berlebihan, gula, garam, dan makanan

yang diawetkan.

3. Banyak konsumsi makanan yang mengandung serat (sayursayuran dan buah-buahan).

4. Sayuran dipotong lebih kecil, bila perlu dimasak sampai empuk, daging dicincang,

buah dihaluskan (blender atau parut)

5. Porsi makan kecil dan sering, dianjurkan makanan utama 3 kali dan selingan 3 kali

6. Minum air putih minimal 8 gelas untuk memenuhi kebutuhan air

7. Makan bersama dapat meningkatkan nafsu makan

8. Tingkatkan cita rasa makanan dengan menggunakan berbagai bumbu untuk

mengurangi penggunaan garam, misalnya bawang

9. merah, bawang putih, jahe, kunyit, lada, gula, jeruk nipis, dll
I. Masalah Yang Sering Dihadapi Lansia Yang Dapat Menimbulkan Masalah Gigi

1. Masalah gigi: penyakit gusi, ompong, dan gigi palsu yang tidak pas sehingga

menimbulkan kesulitan mengunyah makanan, seperti daging, buah, dan sayur

2. Berkurangnya sensitivitas terhadap rasa dan aroma makanan, sehingga lansia

cenderung menyukai makanan yang terlalu asin dan manis yang tidak baik untuk

kesehatan

3. Sensitivitas terhadap rasa haus berkurang, sehingga lansia berisiko dehidrasi atau

berkurang cairan tubuh

4. Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan mual dan menurunkan nafsu makan

5. Kesepian dan depresi menghinggapi lansia menyebabkan malas makan

J. Aktivitas Fisik Bagi Pra Lansia/Lansia

Lansia sebaiknya melakukan aktivitas fisik harian dan latihan fisik untuk menjaga

kesehatan dan kebugaran tubuhnya.

1. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran

tenaga atau energi. Contoh: berkebun, menyapu, membersihkan rumah, bermain

dengan cucu, dll

2. Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, dan

berkesinambungan dengan gerakan tubuh yang berulang-ulang serta ditujukan untuk

meningkatan kebugarn jasmani. Contoh: Senam, jalan cepat, jogging, bersepeda,

berenang, dll

K. Manfaat Latihan Fisik Bagi Pra Lansia/Lansia

Dengan melakukan latihan fisik yang baik, benar, terukur, teratur sesuai kaidah

kesehatan akan mendapat manfaat sebagai berikut :

1. Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh sehingga dapat mengurangi risiko

terjadinya jatuh dan cedera


2. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mempertahankan berat badan ideal dan

mencegah kegemukan

3. Memperkuat massa tulang, menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung

dan lutut serta mencegah osteoporosis

4. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru serta pembuluh darah

5. Meningkatkan aktivitas kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan

pengaturan kekebalan tubuh

6. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan percaya diri

7. Mengendalikan stres, kecemasan, dan depresi

L. Peran Anggota Keluarga Terhadap Pra Lansia/Lansia

1. Menghormati dan menghargai orang tua.

2. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku usia lanjut.

3. Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian.

4. Jangan menganggapnya sebagai beban.

5. Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama.

6. Mengajaknya dalam acara-acara keluarga.

7. Membantu mencukupi kebutuhannya (keuangan, rekreasi).

8. Mengingatkan dan mendampingi Lansia untuk memeriksa kesehatan secara teratur ke

fasilitas kesehatan.

9. Memberikan dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat.

10. Menyediakan dan memberikan makanan sehat sesuai dengan prinsip gizi seimbang,

dengan mempertimbangkan kondisi dan selera Pra Lansia/ lansia.

11. Mencegah terjadinya kecelakaan baik di dalam maupun di luar rumah.

12. Sering berkomunikasi dengan orang tua dan keluarga.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persiapan diri untuk memasuki masa pra lansia/lansia :Menerima sebagai proses alamiah,
Meningkatkan kesabaran, Tetap setia dengan pasangan yang sah, Mempersiapkan tempat
tinggal yang aman dan nyaman, Mempersiapkan dana untuk biaya hidup dan jaminan
kesehatan, Meningkatkan kesehatan dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat), dan makan dengan gizi seimbang.

Tanda dan gejala Sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, nafas pendek
(terengah-engah), gelisah, pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah
marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat di tengkuk . Komplikasi apabila tidak
terkontrol Stroke (gangguan pembuluh darah otak) yang dapat menyebabkan kelumpuhan,
gagal ginjal, gagal jantung, gangguan penglihatan .

Cara pencegahan yaitu Kurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam
(snack, kerupuk, mie instan, gorengan, makanan yang diasinkan, diasap, makanan kaleng,
Berfikir dan bersikap positif, Mengelola stres dengan baik , Cek kesehatan rutin ke fasilitas
kesehatan, Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter, Tidak merokok.

Cara pencegahan Pola makan sesuai gizi seimbang: Banyak makan sayuran dan cukup
buah-buahan, Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak, Biasakan sarapan, Lakukan
aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal,Istirahat yang cukup.

Pengertian jantung koroner Adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan
pembuluh darah koroner di jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung. Tanda dan
gejala Nyeri dada kiri, bahu kiri, lengan kiri, punggung atas, leher dan rahang bawah,
terkadang di ulu hati, Sesak nafas, Keringat dingin, rasa lemah, berdebar, terkadang sampai
pingsan

B. Saran

Dalam makalah ini terdapat penjelasan tentang nutrsisi edukasi keluarga dalam menjaga
kesehatan lansia dalam pelayanan kebidanan berharap agar mahasiswi dapat mengetahui isu
etik yang terjadi dalampelayanan kebidanan khususnya sesuai dengan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai