Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN FAMILY ATTACHMENT

INTERPROFESIONAL EDUCATION
MODUL 6.3
MASALAH KESEHATAN DEWASA DAN USIA LANJUT
Dosen Pembimbing Lapangan:
Gemala Anjani, SP, M.Si, PhD
Ahmad Syauqi, S.Gz, MPH

Kelompok 3.8
Anggota:
1.
2.
3.
4.

Dana Tri Asmara


Diva Natasya K
Ayu Narolita F. S.
Farah Fauziyyah

22010113120026
22010113130161
22020113140123
22030113120028

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

BAB 1

PENDAHULUAN

Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan


waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Proses menua (lansia)
adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Usia tua adalah fase akhir dari rentang
kehidupan (Fatimah, 2010). Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang
mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa
dekade (Notoadmojo, 2010). Usia Lanjut atau disebut juga lansia adalah periode akhir
dalam rentang hidup seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat
fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun. Kelompok lansia menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut
dibagi menjadi empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59
tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun,
usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
Sesuai Depkes RI (2003) terdapat klasifikasi dari lansia yang terdiri dari :
pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang
berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak
potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas,
pada usia berapa kondisi kesehatan seseorang mulai menurun. Setiap orang memiliki
fungsi fisiologis alat tubuh yang sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak
fungsi tersebut maupun saat menurunnya. Umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai
puncaknya pada usia 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan
berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit

sesuai dengan bertambahnya usia (Mubarak, 2009).


Pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik secara
biologis, mental, maupun ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan
fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peranperan sosialnya (Tamher, 2009). Oleh karena itu, perlu perlu membantu individu lansia
untuk menjaga harkat dan otonomi maksimal meskipun dalam keadaan kehilangan fisik,
sosial dan psikologis (Smeltzer, 2001).

A. Tujuan
1.1 Tujuan
1.1.1

Tujuan Umum
Mengetahui keadaan lansia beserta keluarganya di Kelurahan Rowosari
melalui

pendekatan

bio-psiko-sosial

dan

membantu

menyelesaikan

permasalahan kesehatannya.
1.1.2

Tujuan Khusus

Mengetahui kondisi kandungan lansia.

Mengetahui kondisi bio-psiko-sosial lansia dan keluarganya.

Mengetahui keadaan keluarga lansia beserta derajat kesehatan dan


pengetahuan kesehatannya.

Mengetahui permasalahan kesehatan yang dialami oleh lansia dan


keluarganya.

Melakukan tatalaksana lebih lanjut berdasarkan keadaan bio-psiko-sosial


lansia yang telah dilakukan survey.

Melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi kesehatan

Memperoleh feedback dari kinerja kesehatan, sarana prasarana


kesehatan, dan program pemerintah yang sudah ada.

Melatih kemampuan berkomunikasi langsung dengan responden selaku


klien kesehatan.

1.2 Manfaat

Memberikan informasi terhadap dunia kesehatan mengenai kondisi lansia


di Kelurahan Rowosari.

Meningkatkan status kesehatan keluarga lansia yang dilakukan survey.

Memperbaiki kinerja kesehatan, sarana prasarana kesehatan, dan program


pemerintah yang sudah ada agar tercapai kepuasan masyarakat yang lebih
lagi.

Penulis dapat berlatih berkomunikasi langsung dengan responden sebelum


benar-benar menghadapi dunia kesehatan secara mandiri

BAB I I
ISI

2.1 Hasil pengkajian dan permasalahan yang ditemukan


A. Identitas Pasien dan Keluarga
Nama : Bapak Muhammad Fauzi
Tanggal Lahir : 04 Mei 1951
Usia : 65 tahun
Alamat : Muntuksari RT 1 RW 6, Kelurahan Rowosari
Penidikan Terakhir : SD/MI
B. Riwayat Penyakit Bapak F
Saat

ini

Bapak

tidak

memiliki

keluhan

atas

kesehatannya dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari


dengan baik. Bapak F sampai saat ini masih ke sawah setiap
hari dan merasa masih kuat untuk melakukan kegiatan
tersebut.

Riwayat

penyakit

Bapak

pernah

menderita

hipertensi 2 tahun yang lalu dengan tekanan darah sebesar


170/80 mmHg, namun langsung dilakukan terapi dengan
minum obat antihipertensi dan menjaga pola makan seperti
tidak makan makanan yang terlalu asin. Saat ini tekanan
darah Bapak F 140/80 mmHg, Bapak F sudah tidak minum
obat antihipertensi dan masih tetap menjaga pola makan
serta minum air rebusan daun sirih setiap hari.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Bapak F tinggal serumah dengan istrinya yaitu Ibu A
yang berusia 56 tahun. Di rumah tersebut juga tinggal
keluarga anak perempuannya bernama Ibu C yang berusia 30
tahun bersama suaminya Bapak K yang berusia 31 tahun dan
kedua anak mereka yaitu S berusia 9 tahun dan A berusia 3
tahun.

Ibu A, istri Bapak F, mengalami keluhan nyeri lutut yang


sudah

sejak

tahun

ini.

Ibu

selalu

memeriksakan

kesehatannya ke dokter umum di klinik pratama dan dokter


mendiagnosis bahwa Ibu A memiliki penyakit asam urat dan
hipertensi.
Genogram Keluarga
Bp. Fauzi

Ibu Aminah

Ibu Nur
Cholifah

Syahdan
Saifullah

Bp.
Kriswanto

Hilyanudi
n Ardan

D. Identifikasi Fungsi Keluarga


1. Fungsi Afektif
Bapak F tinggal bersama istri dan keluarga anak perempuannya. Keluarga
tersebut selalu saling mendunkung jika terjadi masalah dan berkomunikasi dengan
baik sehingga saling mengetahui maslaah satu dengan yang lain, dalam keluarga ini
tidak terdapat disfungsi keluarga. Walaupun keluarga ini tidak memiliki kebiasaan
meklakukan hobi dan rekreasi, namun hubungan antar anggota keluarga baik dan
tidak terdapat masalah psikologik.
2. Fungsi Sosial Budaya
Berdasarkan penilaian skor AKS (Aktifitas Kehidupan Sehari-hari) atau
Barthel Index didapatkan skor total 20, dimana artinya Bapak F masih mandiri dalam
melakukan kegiatas sehari-hari dan belum membutuhkan orang lain. Dalam
keseharian, kegiatan yang dijalankan Bapak F selalu bekerja di sawah setiap hari
terkadang pada pagi hari dan terkadang sore hari. Bapak F juga sering solat berjamaan
di masjid.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan, sikap dan perilaku terkait masalah kesehatan pada keluarga ini
tergolong baik. Masalah kesehatan yang diketahui adalah asam urat jadi Ibu A
membatasi aktifitas yang terlalu berat. Sedangkan untuk masalah hipertensi keluarga
ini sudah faham terkait makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Jika ada masalah
kesehatan keluarga ini memutuskan untuk langsung berobat ke dokter umum di klinik
pratama dekat tempat tinggal mereka.
4. Fungsi Ekonomi
Pendapatan perbulan dalam satu keluarga yang ditinggali Bapak F berada pada
batas yang cukup menurut pengakuan Ibu N namun tidak menyebutkan jumlahnya.

Dalam satu rumah terdapat dua orang yang bekerja yaitu Bapak K dan Ibu N.
5. Fungsi Pendidikan
Tidak ada perencanaan pendidikan keluarga khusus atau dana khusus untuk
pendidikan di keluarga Bapak K.
6. Fungsi Religius
Keluarga Bapak F melakukan kegiatan ibadah dirumah, namun tidak
disediakan ruangan khusus untuk beribadah.

Terkadang Bapak F sering solat

berjamaah di masjid sekitar.


7. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga Bapak F cukup rutin berpartisipasi dalam kegiatan sosial yaitu
arisan, pertemuan RT, dan juga organisasi di lingkungan rumah.
E. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
1. Olahraga
Keluarga Bapak F bekerja di sawah setiap hari dan selalu bersepeda dari
rumah ke sawahnya. Jadi dapat dikatakan Bapak F melakukan olahraga yaitu
bersepeda setiap hari.
2. Personal Higiene
Kebiasaan mandi Bapak F, termasuk pasien, adalah lebih dari dua kali per hari.
Untuk kebiasaan gosok gigi biasa dilakukan 2 kali per hari dan masing-masing
anggota keluarga memiliki sikat gigi sendiri (terpisah). Untuk tempat buang air besar
(BAB) menggunakan WC sendiri.
Kebiasaan cuci tangan pakai sabun setelah BAB selalu dilakukan. Begitu juga
untuk kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Di rumah keluarga Bapak F tidak
memiliki binatang peliharaan dan ternak. Di rumah keluarga Bapak F tidak
menggunakan obat nyamuk.
3. Kebersihan Lingkungan
Di dalam rumah, tidak ada tempat penampungan air. Untuk barang-barang
bekas dan sampah rumah tangga biasanya dibuang ke sungai.

4. Rumah Sehat
Di rumah yang ditinggali keluarga, terdapat jendela kamar dan keluarga yang
hanya kadang-kadang dibuka. Halaman rumah dibersihkan setiap hari, kemudian
sampah dikumpulkan dan dibuang ke sungai dekat rumah.

Keluarga memasak

menggunakan kompor gas.


5. Identifikasi Lingkungan Rumah
Komponen rumah
Tabel 2. Komponen Rumah
No
1.

Komponen rumah
Langit-langit

Hasil pengamatan
bersih dan tidak

Ada,

2.
3.
4.
5.
6.

Dinding
Lantai
Jendela kamar tidur
Jendela ruang keluarga
Ventilasi

kecelakaan
Permanen (tembok kedap air)
Keramik
Ada
Ada
Ada, luas ventilasi <10% dari luas

7.

Lubang asap dapur

lantai
Membuka pintu belakang dapur saat

8.

Pencahayaan

memasak
Terang dan tidak silau sehingga

9.

Hewan ternak

dapat membaca normal


Tidak memelihara hewan ternak

rawan

Sarana sanitasi
Tabel 3. Sarana Sanitasi
No

Sarana sanitasi

Hasil pengamatan

.
1.

SPAL

Ada, dialirkan ke selokan terbuka

2.

Sarana pembuangan

Tidak ada

3.

sampah
Sarana air bersih

Sumur gali

4.

Jarak sumber air bersih

Kurang lebih 100 meter

dengan tempat
pembuangan kotoran

5.

Jamban keluarga

Leher angsa

Akses ke sarana kesehatan


Jarak rumah dengan sarana pelayanan kesehatan terdekat yaitu Klinik pratama
yang biasanya ditempuh dengan sepeda motor.
F. Assesmen Geriatri
No
1.

2.

Jenis Kusioner
SCORE AKS (Aktivitas Kehidupan
Sehari-hari):
INDEKS ACTIVITIES OF DAILY
LIVING/ BARTHEL
INDEX
SKOR NORTON (Untuk Mengukur
Risiko Dekubitus)

3.

MINI MENTAL STATE


EXAMINATION [MMSE]

4.

GERIATRIC DEPRESSION SCALE

5.

SKALA KECEMASAN (Zung Selfrating Anxiety Scale)

6.

KUISIONER SF 36

Interpretasi Hasil Bapak F


Score = 20 : Mandiri
Artinya Bapak F mandiri atau tidak
mengalami ketergantungan
Score = 20 : kecil sekali atau ridak
terjadi
Artinya Bapak F tidak memiliki risiko
ulkus decibitus
Score = 24 : normal
Artinya Bapak F tidak memiliki
gangguan kognitif
Score = 4 : normal
Artinya Bapak F tidak mengalami
depresi
Score = 32 : Normal
Artinya Bapak F tidak mengalami
kecemasan

G. Pola konsumsi lansia


Dilakukan recall asupan makan sebanyak 2 x 24 jam pada Bapak AF untuk mengetahui asupan makannya. Berikut merupakan hasil analisis
recall dari Bapak AF.
Tabel Analisis Recall Asupan Zat Gizi Makro
Data
Recall 1
Recall 2
Rata-rata
Kebutuhan
%pemenuha
n

Energi
Karbohidrat Protein
Lemak
Serat
Air
2497.7
391.6
68.9
74.8
13.4
1958.1
311
63.4
51.8
11.2
2227.9
351.3
66.15
63.3
12.3
2261.49
339.22
84.80
62.8
30
101.1

103.47

78

100.7

41

1800
1800
1800
2600
69.2

Tabel Analisis Recall Asupan Zat Gizi Makro


Data
Recall 1
Recall 2
Rata-rata
Kebutuhan
%pemenuha
n

Vitamin A Vitamin C Kalsium


Besi
Potasium
Sodium
Magnesium
Zinc
Fosfor
1402.4
38.8
270.9
10.7
1950.7
62.1
359.5
7.6
823.5
816.1
105.6
238.1
7
1854.2
193.6
281.4
7.7
735.7
1109.25
72.2
254.5
8.85
1902.45
127.85
320.45
7.65
779.6
600
90
1240
13
4700
1300
500
13
700
184.9

80.2

20.5

68.1

40.5

9.8

64.1

58.8

111.4

Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa asupan energi, karbohidrat, lemak,


dan fosfor Bapak AF sudah optimal. Asupan vitamin A memang cenderung berlebih,
namun masih aman karena tidak melebihi upper level. Asupan vitamin C tergolong
baik, sedangkan asupan protein tergolong cukup. Zat gizi lainnya yaitu serat, air,
kalsium, besi, potassium, sodium, magnesium, dan zinc cenderung belum memenuhi
kebutuhan. Asupan sodium yang cenderung kurang ini dapat disebabkan oleh sulitnya
mengihitung asupan sodium secara pasti dari sumber utama natrium yaitu garam
dapur. Namun karena Bapak AF menderita hipertensi, maka asupan sodium haruslah
tetap menjadi prioritas pemantauan. Asupan sodium yang direkomendasikan oleh
DASH diet adalah kurang dari 2400 mg atau setara dengan 6 gram NaCl (garam
dapur).1 Potasium, kalsium, dan magnesium berkorelasi positif dengan penurunan
tekanan darah,1 sehingga asupan mineral tersebut pada Bapak AF perlu ditingkatkan.
Bapak AF memiliki kebiasaan memakan gorengan. Menurut perhitungan
normal, asupan lemak Bapak AF sudah tergolong optimal jika beliau tidak memiliki
riwayat hipertensi. Namun sesuai rekomendasi DASH diet,1 seharusnya penderita
hipertensi mengurangi asupan lemaknya. Sehingga perlu dilakukan perubahan pola
makan Bapak AF terhadap asupan lemaknya.
Berdasarkan pedoman DASH diet, penderita hipertensi diharuskan untuk
meningkatkan asupan seratnya, yaitu dengan cara meningkatkan konsumsi sayuran
dan buah.1 Berdasarkan analisis recall, Bapak AF masih belum memenuhi asupan
serat sehingga perlu dilakukan modifikasi asupan serat mengingat penyakit hipertensi
yang dialami.
Makanan utama yang dikonsumsi oleh Bapak AF diperoleh dari rumah yaitu
dimasak oleh istri dan anaknya. Namun selain itu Bapak AF juga sering membeli
cemilan dari warung di dekat rumahnya. Keluarga mengaku tidak mengontrol asupan
makan Bapak AF meskipun beliau memiliki riwayat hipertensi.
5. Identifikasi Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada Bapak AF dan keluarganya,
didapatkan bahwa makanan yang dikonsumsi Bapak AF berasal dari rumah, yaitu
dimasak oleh istri dan anaknya. Bapak AF juga seringkali membeli camilan seperti
gorengan di warung dekat rumahnya. Keluarga mengaku tidak mengontrol jenis dan
jumlah makanan yang diasup oleh Bapak AF. Hal ini sangat mempengaruhi pola
makan Bapak AF. Dapat disimpulkan bahwa Bapak AF kurang menjaga asupan

makannya. Selain itu, kurangnya pengetahuan keluarga dan kurangnya kontrol


keluarga terhadap asupan makan Bapak AF dikhawatirkan dapat menyebabkan
kambuhnya hipertensi.
6. Assesmen Geriatri
1.) Assesmen Gizi
Perhitungan Kebutuhan Energi Dengan Cara Miflin
BMR
= 9.99*Wt(kg) + 6.25*Ht(cm) - 4.92*Age + 5
= 9.99*69.6(kg) + 6.25*161(cm) - 4.92*64 + 5
= 695.3+ 1006.25 314.88 + 5
= 1391.7 Kal
SDA = BMR 10%
= 1391.7 10%
= 139.17 Kal
Faktor Aktifitas fisik
= Sedang (1.75 x (1391.67 + 139.17))
=1.75 x 1530.87
= 2679 Kal
Faktor usia
60 - 69 tahun = (10 % x kebutuhan energi basal)
= (10% x 1391.7)
= 139.17 Kal
Faktor berat badan overweight
= 20% x kebutuhan energi basal
= 20% x 1391.7 Kal
= 278.34 Kal
Kebutuhan energi total

= ((BMR + SDA) x faktor aktivitas fisik) - faktor usia - faktor berat badan
overweight
= ((1391.67 + 139.17) x 1.75) - 139.17 - 278.34
=2261.49 Kal
Tabel Assesmen Gizi
Domain Food/Nutrition-Related History (FH)
Kode
FH - 1.3.1.1
Jumlah
Asupan
Cairan
FH - 1.6.1.1
Asupan Lemak
FH - 1.6.4.1
Asupan Serat
FH - 1.7.2.1
Asupan Kalsium
FH - 1.7.2.2
Asupan Besi
FH - 1.7.2.4
Asupan
Magnesium
FH - 1.7.2.5
Asupan Potassium
FH - 1.7.2.8
Asupan Zinc
FH - 3.2.5
Makanan
yang
disukai

Data
Konsumsi
air
1800
(kebutuhan: 2600)

Interpretasi
ml

Sering
mengkonsumsi
gorengan
Konsumsi
serat
12.3
g
(kebutuhan: 30 g)
Asupan kalsium 254.5 mg
(kebutuhan: 1240 mg)
Asupan
besi
8.85
mg
(kebutuhan: 13 mg)

Kurang asupan cairan


Sering
mengkonsumsi
makanan tinggi lemak
Kurang konsumsi serat
Kurang
kalsium

konsumsi

Kurang konsumsi besi

Asupan magnesium 320.45 mg Kurang


(kebutuhan: 500 mg)
magnesium

konsumsi

Asupan potassium 1902.45 mg Kurang


konsumsi
(kebutuhan: 4700 mg)
potassium
Asupan
zinc
7.65
mg
Kurang konsumsi zinc
(kebutuhan: 13 mg)
Suka makan gorengan yang
Tinggi konsumsi lemak
dibeli di warung dekat rumah

Kurangnya pengetahuan
Bapak AF dan Keluarga kurang
mengenai peran gizi
mengetahui peran gizi dalam
untuk
penderita
mengontrol kondisi hipertensi
hipertensi
Bapak AF masih aktif bekerja
sebagi
petani
yang
FH - 6.3.1
Bapak AF memiliki pola
Riwayat Aktifitas membutuhkan pergerakan aktif
hidup aktif
Fisik
meskipun sudah tergolong
lansia
Kesimpulan
Bapak AF memiliki riwayat makan yang kurang sesuai
dengan kondisi hipertensi, yaitu tinggi lemak, rendah serat,
kalsium, magnesium, dan potasium. Selain itu, Bapak AF
juga kurang mengonsumsi cairan, besi, dan zinc. Namun
FH - 3.1.1
Pengetahuan
terkait gizi

Bapak AF masih tergolong aktif di masa lansianya.


Domain Anthropometric Measurement (AD)
AD-1.1.1
Heigh/ lenght
AD-1.1.2
Weight
AD-1.1.5
Body Mass Index
Kesimpulan

Tinggi badan 161 cm

Berat badan 69,6 kg

Oerweight
(Normal:
18,5-22,9
BMI 26.8 kg/m
2
kg/m )
Bapak AF memiliki IMT 26.8 kg/m2yang tergolong
overweight
2

Domain Nutrition-Focused Physical Finding (PD)


PD-1.1.9
Vital signs
Kesimpulan

140/80 mmHg

Hipertensi I

Bapak AF mengalami hipertensi I

Domain Client History (CH)


CH 1.1.1
Usia
CH 1.1.2
Jenis kelamin
CH - 2.1.1
Kesimpulan

64 tahun
Laki-laki
Memiliki riwayat hipertensi
Bapak AF merupakan pria berusia 64 tahun yang memiliki
riwayat hipertensi

7. Permasalahan pada Pasien dan Keluarga


Pasien memiliki riwayat hipertensi tetapi beliau tidak mengontrol asupan
makanan sehari-harinya, terlihat dari kebiasaanya mengonsumsi gorengan. Gorengan
yang dikonsumsinya tersebut merupakan makanan tinggi lemak dan biasanya juga
tinggi natrium. Kebiasaan ini harus dikurangi karena tidak sesuai dengan riwayat
hipertensi yang dimiliki Bapak AF. Keluarga juga memiliki andil besar dalam
makanan yang diasup oleh Bapak AF, karena Bapak AF mengasup makanan utama
dari rumah.

H. Diagnosis Holistik

Aspek Klinis
Saat ini tekanan darah Bapak F yang diperiksa oleh dokter umum di
klinik pratama yaitu 140/80.

Diagnosis Gizi
1.) Perubahan nilai laboratorium (NC - 2.2) berkaitan dengan adanya hipertensi
ditandai dengan tekanan darah 140/80 mmHg
2.) Kurangnya pengetahuan terkait gizi (NB - 1.1) berkaitan dengan kurangnya
paparan informasi terkait gizi ditandai dengan tidak mengetahui rekomendasi
gizi bagi penderita hipertensi
3.) Ketidakseimbangan zat gizi (NI - 5.5) berkaitan dengan rendahnya
pengetahuan terkait gizi ditandai dengan tinggi konsumsi lemak, rendahnya
konsumsi serat (41%), kalsium (20.5%), potassium (40.5%), magnesium
(64.1%)
4.) Overweight (NC - 3.3) berkaitan dengan pola makan yang tidak seimbang
ditandai dengan BMI 26.8 kg/m2 dan tinggi konsumsi lemak.

H. Pengelolaan dan Rencana Intervensi


Penyakit lansia, yaitu Bapak F, yang ditemukan adalah hipertensi. Oleh karena
itu dilakukan intervensi edukasi mengenai penyakit hipertensi dan pola makan yang
dianjurkan untuk pasien hipertensi.
A. Edukasi Penyakit Hipertensi
Tujuan :
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian Bapak F setelah dilakukan
tindakan edukasi terkait hipertensi dan diharapkan dapat mengontrol tekanan

darah dengan mengetahui informasi seputar hipertensi.


Intervensi :
Edukasi mengenai hipertensi dengan menggunakan media booklet yang
berisi :
1. Definisi dari hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Dampak dari hipertensi
5. Cara penanganan hipertensi
6. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
7. Contoh menu makanan untuk pasien hipertensi
Edukasi dilakukan tidak hanya pada Bapak F namun pada seluruh keluarga
agar dapat memantau tekanan darah Bapak F serta untuk edukasi kepada Ibu
A yang memiliki penyakit hipertensi juga.

Evaluasi :
Bapak F sudah mengerti mengenai penyakitnya serta apa makanan yang boleh
dan tidak boleh untuk dikonsumsi sehingga dapat mengontrol makanan yang
akan dimakan. Bapak F yang sering makan gorengan sekarang mulai

mengurangi sedikit demi sedikit gorengan yang dimakan setiap harinya.


Sekarang Ibu N juga memasak makanan yang lebih sehat untuk pasien
hipertensi sesuai dengan booklet yang diberikan. Setiap merasa tidak enak
badan Bapak F juga langsung pergi ke dokter umum klinik pratama di dekat
tempat tinggalnya.
B. Edukasi Penyakit Asam Urat
Tujuan :
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian Ibu A setelah dilakukan
tindakan edukasi terkait asam urat dan diharapkan dapat mengontrol tekanan
darah dengan mengetahui informasi seputar hipertensi.
Intervensi :
Edukasi mengenai asam urat dengan secara langsung mengenai :
1. Definisi dari asam urat
2. Penyebab asam urat
3. Tanda dan gejala asam urat
4. Dampak dari asam urat
5. Cara penanganan asam urat
6. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
Edukasi dilakukan pada Ibu A dan Ibu N agar dapat membantu Ibu A dalam
mengontrol asam uratnya. Untuk Bapak F juga diedukasi untuk pencegahan
agar tidak terjadi asam urat.
Evaluasi :
Ibu A sudah mengerti mengenai penyakitnya dan Ibu N juga membantu
mengontrol asam urat Ibu N dengan memasak masakan yang tidak tinggi purin
seperti jeroan, bayan dan kanngkung.
C. Edukasi Pola Makan
Tujuan :
Untuk menurunkan tekanan darah pasien hingga batas normal, meningkatkan
pengetahuan dan sikap terkait pemilihan makanan bagi pasien hipertensi,
menyeimbangkan asupan pasien sesuai kondisi hipertensi dan overweight, dan
menurunkan berat badan pasien menjadi ideal.
Intervensi :
1. Preskripsi
a. Modifikasi jumlah mikronutrien
Dalam

menjaga

tekanan

darah,

perlu

dilakukan

pembatasan

mikronutrien yaitu asupan sodium maksimal 2400 mg (~6 g garam dapur),


4700 mg potassium, 500 mg magnesium, dan 1240 mg kalsium. 1 Dibatasi

makanan yang dalam pengolahannya menggunakan banyak natrium


seperti garam dapur, bumbu penyedap masakan, soda kue, kecap, terasi,
petis, tauco, dan saus tomat.2
b. Modifikasi jumlah dan jenis lemak
Dilakukan modifikasi jumlah lemak, yaitu hanya 47 gram lemak per
hari. Asupan lemak tersebut didistribusikan dalam 5 penukar minyak serta
lemak yang terkandung bersama protein (2 penukar protein hewani lemak
sedang), (2 penukar protein hewani rendah lemak).2 Asupan kolesterol
dibatasi kurang dari 200 mg/hari. Konsumsi lemak jenuh < 7% dan lemak
tidak jenuh ganda < 10%, selain itu lemak berasal dari jenis lemak jenuh
tunggal.1 Sumber makanan lemak jenuh yaitu jeroan, minyak kelapa, keju,
mentega, kulit ayam serta daging merah, sedangkan sumber lemak tidak
jenuh ganda adalah daging ikan yang berasal dari laut, minyak kedelai,
minyak jagung, susu kedelai wijen, labu. Sumber makanan lemak jenuh
tunggal yaitu minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan.2
c. Modifikasi jumlah serat
Dilakukan modifikasi jumlah serat yaitu sebanyak 30 g per hari. 2
Peningkatan asupan serat dilakukan dengan cara menambah jumlah
sayuran dan buah yang dikonsumsi. 1 Sayuran jenis A dapat dikonsumsi
sekehendak, sayuran jenis B dikonsumsi 2 penukar per hari, dan buah
dikonsumsi sebanyak 3 penukar per hari. Contoh sayuran jenis A adalah,
ketimun, labu air, selada, tomat, lobak, dan oyong, sedangkan contoh
sayuran jenis B adalah bayam, brokoli, buncis, caisim, daun bawang,
jagung muda, kangkung, kacang panjang, kol, labu siam, pare, sawi,
taoge, terong, dan wortel.2
2. Implementasi
a. Perencanaan Menu
DASH diet agak sulit untuk diterapkan dan disesuaikan dengan pola
makan orang Indonesia, sehingga diperlukan modifikasi supaya lebih
mudah diterapkan. Pedoman perencanaan menu akan didasarkan pada diet

rendah garam namun juga mempertimbangkan nilai yang terdapat pada


DASH diet.
Tabel Bahan Penukar
Bahan Makanan
Sumber Karbohidrat
Sumber Protein Hewani 1
Sumber Protein Hewani 2
Sumber Protein Nabati
Sayuran A
Sayuran B
Buah-buahan
Gula
Minyak

Jumlah Penukar
7 penukar
2 penukar
2 penukar
3 penukar
Bebas
2 penukar
3 penukar
3 penukar
5 penukar

*protein hewani 1 : protein lemak sedang (5 g)


*protein hewani 2 : protein rendah lemak (2 g)
Tabel contoh menu
Jam
07.00

Menu
Nasi
Sop baso
Tempe bacem

10.00
12.00

Pisang
Alpukat
Susu skim
Nasi
Pepes ayam
Tumis tahu buncis
Pecel

Es Jeruk
16.00

Susu skim
Roti panggang selai

Bahan Makanan
Nasi
Baso
Kembang kol
Tempe
Kecap
Pisang
Alpukat
Susu skim
Nasi
Ayam
Tahu
Buncis
Minyak
Bayam
Taoge
Kol
Kacang panjang
Daun pepaya
Kacang tanah
Gula jawa
Jeruk
Gula
Susu skim
Roti tawar

URT
2 centong
4 butir
2 sdm
1 potong
1 sdt
1 buah
1 buah
1 gelas
2 centong
1 potong
1 buah
2 sdm
1 sdt
3 sdm
2 sdm
2 sdm
2 sdm
2 sdm
1 sdm
1/2 sdt
2 buah
1 sdm
1 gelas
2 iris

Gram
200 gr
35 gr
20 gr
30 gr
5 gr
45 gr
85 gr
250 ml
200 gr
45 gr
55 gr
30 gr
2.5 gr
45 gr
30 gr
30 gr
30 gr
30 gr
15 gr
2.5 gr
110 gr
10 gr
250 ml
70 gr

coklat
19.00

Nasi
Ikan kakap panggang
Tahu fantasi kukus

Tumis jamur

Selai coklat
Nasi
Ikan kakap
Mentega
Kecap
Tahu
Telur
Wortel
Jamur kuping
Minyak

1 sdm
2 centong
1 ptg sdg
1 sdt
1 sdm
1 potong
1/2 butir
1 sdt potong
dadu
4 sdm
1 sdt

15 gr
200 gr
35 gr
5 gr
10 gr
55 gr
25 gr
5 gr
60 gr
2.5 gr

Tabel Analisis Gizi Contoh Menu


Zat gizi
Energi (Kal)
Protein (g)
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Vit A (mg)
Vit C (mg)
sodium (mg)
potassium (mg)
Kalsium (mg)
Magnesium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Zinc (mg)

Jumlah
2177.6
95.3
316.5
17.3
909.3
116.9
1398.7
3164.3
1083.8
508.8
1459.5
16.4
11.2

b. Edukasi dan Konseling


Edukasi dan konseling diberikan pada lansia dan ditekankan kepada
keluarga selaku pengontrol asupan makan. Materi yang diberikan adalah
mengenai pentingnya manjaga pola makan yang sehat untuk penderita
hipertensi agar tekanan darah pasien tetap stabil dan adanya peningkatan
motivasi untuk menurunkan berat badan.
Materi edukasi:
a. memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya mengenai
pemilihan makanan yang baik sesuai dengan kebutuhan gizi pasien
hipertensi,

b. memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya mengenai manfaat


pemilihan bahan makanan dan jumlah yang harus diasup dengan
kondisi pasien,
c. saat edukasi diberikan media berupa leaflet mengenai diet hipertensi.
Materi konseling:
a. memberikan konseling didahului dengan pemberian informasi hasil
pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet yang akan diberikan, lalu
mendiskusikan perubahan pola makan sesuai perhitungan kebutuhan
pasien.
b. memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga agar pasien dapat

mematuhi diet.
Evaluasi :
1. Perencanaan menu
Perencanaan menu telah diberikan dalam bentuk contoh menu. Contoh
menu tersebut diberikan kepada anak perempuan dari Bapak F, yaitu Ibu
N, karena ia ikut serta dalam memasak dan menentukan menu yang
dimasak di rumah. Pada saat pemaparan contoh menu, Ibu N
memperhatikan dengan baik dan mengajukan pertanyaan jika kurang
mengerti.
2. Edukasi dan konseling gizi
Edukasi dan konseling dilakukan kepada Bapak F selaku pasien serta
didampingi oleh anaknya yaitu Ibu N. Pendampingan dilakukan agar
materi edukasi dan konseling diketahui juga oleh keluarga sebagai
pendukung keberhasilan intervensi. Bapak F dan Ibu N tampak
mendengarkan dengan baik saat pemaparan materi. Ibu N juga aktif
bertanya mengenai materi edukasi jika dirasa kurang paham. Selain itu,
saat konseling Ibu N juga koorperatif dalam penggalian masalah maupun
pengambilan keputusan penyelesaian masalah.

Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi


Diagnosis
Perubahan

Intervensi
nilai Perencanaan

laboratorium (NC 2.2)

menu
Edukasi

Tujuan
Menurunkan

Monitoring
Evaluasi
Memantau tekanan darah pasien Diharapkan materi yang
tekanan
darah Memastikan materi edukasi
disampaikan
dapat
dapat dipahami oleh Bapak AF
pasien hingga batas
dipahami dan diterapkan

dan

konseling gizi

Kurangnya

Edukasi gizi

Ibu

dengan

cara

memberikan

kesempatan

sikap terkait gizi

bertanya
Meminta

mengulangi

bagi

materi

pengetahuan

dan

normal
Meningkatkan
dan
pasien

hipertensi
Menyeimbangkan
asupan

pasien

sesuai

kondisi

hipertensi
Meningkatkan

menurun,
serat,

untuk
edukasi

yang

Memastikan

materi

edukasi

Diharapkan materi yang

dapat dipahami oleh Bapak AF

disampaikan

gizi (NB - 1.1)

bagi pasien hipertensi

dan

dipahami

memberikan

bertanya
Meminta

dengan

cara

kesempatan
untuk

potassium,

berada dalam batas normal

pengetahuan terkait gizi

asupan

meningkat
Diharapkan tekanan darah

pengetahuan terkait

Ibu

dan

magnesium, dan kalium

telah

disampaikan
Recall asupan makan

Diharapkan asupan lemak

mengulangi

dapat

materi
Ketidakseimbanga

Perencanaan menu

edukasi

yang

telah

disampaikan
Menyeimbangkan
Memantau BB pasien
asupan pasien sesuai Memantau tekanan darah pasien
Recall asupan makan
kondisi hipertensi

n zat gizi (NI - 5.5)

dan overweight
Menjaga
tekanan

darah pasien dalam

badan
Overweight (NC -

Perencanaan

3.3)

menu
Edukasi

dan

sesuai

konseling gizi

berat

badan

pada pasien
Diharapkan tekanan darah

berada dalam batas normal


Diharapkan asupan lemak
serat,

dan

asupan

potassium,

magnesium, dan kalium

pasien

Memantau BB pasien
Memastikan materi

edukasi

dapat dipahami oleh Bapak AF

kondisi

dan

dan

Ibu

dengan

memberikan

overweight
Menurunkan berat
badan

terjadi

pasien

hipertensi

penurunan

berat

menjadi ideal
Menyeimbangkan
asupan

Diharapkan

menurun,

batas normal
Menurunkan

pasien

bertanya
Meminta
materi

menjadi ideal

untuk
edukasi

penurunan

terjadi
berat

badan

pada pasien
Diharapkan materi yang

kesempatan

disampaikan

mengulangi

dipahami dan diterapkan


Diharapkan asupan lemak

yang

disampaikan
Recall asupan makan

cara

meningkat
Diharapkan

telah

menurun,
serat,

dapat

dan

asupan

potassium,

magnesium, dan kalium


meningkat

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan ipe yang sudah kami lakukan dapat di simpulkam bahwa masalah
kesehatan pada Bapak F ayng berusia 65 tahun yaitu riwayat hipertensi dan indeks massa
tubuh yang termasuk kategori obesitas. Intervensi yang diberikan menggunakan booklet
adalah dengan tujuan untuk mengontrol tekanan darah tetap normal dan agar indeks
massa tubuh Bapak F menjadi normal. Setelah dilakukan evaluasi keluarga Bapak F dapat
mengerti mengenai penyakitnya dan berusaha mengendalikan agar penyakitnya tidak
bertambah buruk. Didapatkan tekanan darah Bapak F terkendali normal, namun berat
badan Bapak F masih belum turun. Untuk Ibu A yang berusia 55 tahun dan belum
termasuk lansia tetap dilakukan eduakasi mengenai asam urat. Ibu A dan Ibu N
mengetahui bahwa asalah satu cara mengontrol kadar asam urat adalah dengan tidak
mengonsumsi makanan yang tinggi purin seperti jerona, bayam dan kangkung.
B. Saran
Menurut kelompok kami perlu diberikannya pengetahuan atau edukasi tentang
pentingnya penyakit dan kondisi kesehatan lansia sangat penting dan berpengaruh
terhadap kualitas hidup lansia. Selain edukasi untuk lansia juga diperlukannya edukasi
pengetahuan terhadap keluarga yang memiliki perilaku atau kebiasaan pola hidup yang
cenderung berisiko terhadap kesehatan. Edukasi bagi seluruh anggota keluarga perlu
diberikan sedikit demi sedikit namun secara kontinyu agar keluarga mampu memahami
bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
anggota keluarga

25

Lampiran 1. Kuesioner
SCORE AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari :
INDEKS ACTIVITIES OF DAILY LIVING/ BARTHEL INDEX
Sko
r
Makan (Eating)
0
1
2
Mandi (Bathing)
0
1
Membersihkan diri (seka
0
muka, sisir rambut, sikat
1
gigi) (Grooming)
Memakai baju (dressing)
0
1
2

No

Fungsi

1.
2.
3.

4.

Mengendalikan rangsang
pembuangan
tinja
(Bowel)
Mengendalikan rangsang
berkemih (Bladder)

5.

6.

Penggunaan
jamban,
masuk
dan
keluar
(melepaskan, memakai
celana, membersihkan,
menyiram) (Toiletting)
Berubah sikap dari
berbaring ke duduk
(Transfering)

7.

8.

Berpindah / berjalan
(Mobility)

9.

10.

Naik turun tangga

Keterangan
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
Tergantung orang lain
Mandiri
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri

Tergantung orang lain


Sebagian di bantu (misalnya mengancing
baju)
Mandiri
0
Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
1
Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
2
Terkendali teratur
0
Tak terkendali atau pakai kateter
1
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/ 24
2
jam)
Mandiri
0
Tergantung pertolongan orang lain
1
Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan
tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa
2
kegiatan yang lain
Mandiri
0
Tidak mampu
1
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2
2
orang)
3
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
0
Tidak mampu
1
Bisa (pindah) dengan kursi roda
2
Berjalan dengan bantuan 1 orang
3
Mandiri
0
Tidak mampu
1
Butuh pertolongan
2
Mandiri
TOTAL SKOR

Nilai
Skor
2
1
1

2
20

INTERPRETASI HASIL :
20

: Mandiri

12-19 : Ketergantungan Ringan


9-11

: Ketergantungan Sedang

5-8

: Ketergantungan Berat

0-4

: Ketergantungan Total

26

SKOR NORTON (Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)


Penilaian
Kondisi fisik umum :
Baik
Lumayan
Buruk
Sangat buruk
Kesadaran :
Komposmentis
Apatis
Konfus/Soporus
Stupor/Koma
Aktivitas :
Ambulan
Ambulan
dengan
bantuan
Hanya bisa duduk
Tiduran
Mobilitas :
Bergerak bebas
Sedikit terbatas
Sangat terbatas
Tak bisa bergerak
Inkontinensia :
Tidak ada
Kadang-kadang
Sering inkontinensia
urin
Inkontinensia alvi & urin
Skor total
KATEGORI

Skor
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1

4
3
2
1

Skor 16-20

: kecil sekali/tak terjadi

Skor 12-15

: kemungkinan kecil terjadi

Skor <12

: kemungkinan besar terjadi

20

27

MINI MENTAL STATE EXAMINATION [MMSE]


Contoh : Orientasi (9) + Registrasi (3) + Atensi dan Kalkulasi (2) + Mengingat (2) +
Bahasa (8) = 24/30.
MINI MENTAL STATE EXAMINATION
(MMSE)
Nilai

Nilai

Maksimum

Responden
ORIENTASI

(3)

Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?


Sekarang kita berada dimana?

(5)

(Nama rumah sakit atau instansi)


(Instansi, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI

( 3)

Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya :


Satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah responden
mengulang ke tiga nama benda tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah,
ulangi penyebutan ke tiga nama benda tersebut sampai responden
dapat mengatakannya dengan benar :
(bola, kursi, sepatu)
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : --------- kali.
ATENSI DAN KALKULASI

( 2)

Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke bawah.


Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65). Kemungkinan
lain, ejalah kata dengan lima huruf, misalnya DUNIA dari akhir ke
awal / dari kanan ke kiri : AINUD.
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban yang benar.
MENGINGAT
28

( 2)

Tanyakan kembali nama ke tiga benda yang telah disebut di atas.


Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar.
BAHASA

( 9)

a. Apakah nama benda ini? Perlihatkanlah pinsil dan arloji


(2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut: JIKA TIDAK, DAN ATAU TAPI
(1 nilai )

c. Laksanakanlah 3 buah perintah ini :


Peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas
itu pada pertengahan dan letakkan di lantai.
( 3 nilai )
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut :
PEJAMKAN MATA ANDA
(1 nilai)
e. Tulislah sebuah kalimat !
(1 nilai)
f. Tirulah gambar ini !
(1 nilai)

Jumlah nilai :

( 24)

Tandailah tingkat kesadaran responden pada garis absis di bawah ini


dengan huruf X
SADAR

SOMNOLEN

Jam selesai

STUPOR

KOMA

Tempat wawancara :

Lembar Lampiran MMSE (BAHASA) :

BACALAH DAN LAKSANAKANLAH PERINTAH BERIKUT :


PEJAMKAN MATA ANDA !

TULISLAH SEBUAH KALIMAT !


......................................................................................................................................................................................................
......................................................

TIRULAH GAMBAR INI !

29

Pedoman Skor kognitif global (secara umum):


Nilai: 24 -30

: normal

Nilai: 17-23

: probable gangguan kognitif

Nilai: 0-16

:definite gangguan kognitif

Catatan

: dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat pendidikan dan usia responden

Tabel: Interpretasi Skor MMSE


Nilai tertinggi dari MMSE adalah 30.
Metode
Single Cutof
Range

Skor
< 24
< 21

Interpretasi
Abnormal
Meningkatkan kemungkinan menderita

> 25

demensia
Menurunkan kemungkinan menderita

Pendidikan

Keparahan

21

demensia
Abnormal untuk pendidikan kelas 8

< 23

Abnormal untuk pendidikan SMA

< 24
24 30

Abnormal untuk pendidikan kuliah


Tidak ada gangguan kognitif

18 23

Gangguan kognitif ringan

0 17

Gangguan kognitif berat

30

GERIATRIC DEPRESSION SCALE

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENILAI GERIATRIC DEPRESSION SCALE


No
1.

Pertanyaan
Apakah pada dasarnya Anda merasa puas dengan hidup Anda

Ya
V

Tidak

2.

sendiri ?
Apakah Anda sudah tidak melakukan lagi, bamyak aktivitas

3.
4.
5.

dan kegemaran Anda ?


Apakah Anda merasa hidup Anda kosong ?
Apakah Anda sering measa jenuh ?
Apakah Anda serring merasa terganggu oleh fikiran-fikiran

6.
7.

yang tidak bisa hilang dai kepala Anda ?


Apakah Anda sering measa optimis dengan masa depan Anda ?
Apakah Anda memiliki semangat yang baik untuk sebagian

V
V

8.
9

besar waktu Anda ?


Apakah Anda mempunyai semangat yang baik untuk sebagian ?
Apakah Anda merasa takut kalau terjadi sesuatu tehadap diri

V
V

10

Anda ?
Apakah Anda merasa bahagia untuk sebagian besar waktu Anda

11
12
13

?
Apakah Anda seing merasa putus asa ?
Apakah Anda sering merasa gelisah dan gugup ?
Apakah Anda sering tinggal di rumah dari pada keluar dan

14
15

mengerjakan hal-hal yang baru ?


Apakah Anda sering merasa kuatir dengan masa depan Anda ?
Apakah Anda lebih sering menghadapi problem daya ingat

16
17
18

untuk sebagian besar waktu Anda ?


Apakah Anda senang dengan Hidup seorang diri sekarang ?
Apakah Anda sering merasa sedih dan murung ?
Apakah Anda sering merasa tidak berguna dengan keadaan

19
20
21
22
23

Anda sekarang ?
Apakah Anda mempunyai kekhawatiran mengenai masa lalu ?
Apakah Anda measakan hidup ini menyenangkan ?
Apakah sulit bagi Anda untuk memulai proyek yang baru ?
Apakah Anda mempunyai kekuatan yang penuh ?
Apakah Anda merasa bahwa keadaan anda tidak mempuyai

24

harapan lagi ?
Apakah Anda befikir pada kebanyakan oang memiliki keadaan

25

yang lebih baik dari pada keadaan Anda sendiri ?


Apakah Anda sering measa jengkel tehadap masalah yang

26

sepele ?
Apakah Anda sering merasa menangis ?

V
V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

31

27
28
29

Apakah Anda sering measa kesulitan untuk bekonsentasi ?


Apakah Anda menikmati suasana bangun di pagi hari ?
Apakah Anda sering menghindari pada pertemuan-pertemuan

30

bersama.
Apakah Anda dapat mengambil keputusan dengan mudah ?

V
V
V
V

Apakah fikiran Anda tetap jernih seperti sebelumna ?


Interpretasi hasil :
Normal

: 0-10

Depresi Ringan

:11-20

Depresi Berat

: 21-30

SKALA KECEMASAN (Zung Self-rating Anxiety Scale)

No.

Daftar Pertanyaan

Hanya Kadan
sediki
gt
kadan
g
(1)

Cukup
sering
(3)

Hampir
seluruh
waktu
(4)

(2)
1

Saya merasa mental saya


jatuh dan sedih

Pagi adalah saat dimana


perasaan saya paling baik

Saya merasa ingin


menangis

Saya mengalami problem


tidur di malam hari

Saya makan sebanyak yg


biasa saya lakukan

Saya tetap dapat


menikmati seks

Saya perhatikan berat


badan saya turun

Saya punya masalah dlm


buang air besar

Detak jantung saya


berdetak lebih cepat dari

32

biasanya
10

Saya lelah tanpa sebab

11

Pikiran saya sejernih


sebagaimana biasanya

12

Saya merasa mudah untuk


melakukan hal-hal yg dulu
biasa saya lakukan

13

Saya merasa tidak tenang


dan tidak dapat berdiam
diri

14

Saya merasa penuh


harapan akan masa depan

15

Saya lebih mudah


tersinggung daripada
biasanya

16

Saya merasa mudah untuk


memutuskan sesuatu

17

Saya merasa berguna &


dibutuhkan

18

Kehidupan saya baik-baik


saja

19

Saya merasa orang lain


akan lebih baik jika saya
meninggal

20

Saya masih menikmati halhal yang dulu suka saya


lakukan

Kategori:
Normal
: 25-44
Tingkat kecemasan ringan sedang
: 45-59
Tingkat kecemasan yang bermakna-berat : 60-74
Tingkat kecemasan ekstrim
: 75
Skor
: 30 (Kategori normal)

Lampiran 2. Booklet edukasi

33

34

35

36

37

38

Anda mungkin juga menyukai