Anda di halaman 1dari 43

KESEHATAN JIWA

LANSIA

Murgi Handari
• Proses menua (aging) : proses alami yg
disertai penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial yg saling berinteraksi satu sama
lain.
• Keadaan itu cenderung berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan secara umum
maupun kesehatan jiwa secara khusus pd
lansia.
• Psikogeriatri : cabang ilmu kedokteran jiwa yg
mempelajari masalah kesehatan jiwa pd
lansia,menyangkut aspek promotif, preventif,
kuratif & rehabilitatif serta psikososial yg
menyertai kehidupan lansia.
4 ciri sbg pasien Geriatri & Psikogeriatri, :
• Keterbatasan fungsi tubuh yg berhub dg
makin meningkatnya usia
• Adanya akumulasi dari penyakit2 degeneratif
• Lanjut usia scr psikososial yg dinyatakan
krisis a) Ketergantungan pd orang lain
(sangat memerlukan pelayanan orang lain),
b) Mengisolasi diri / menarik diri dr kegiatan
kemasyarakatan (setelah masa pensiun,
setelah sakit cukup berat & lama, setelah
kematian pasangan hidup dll.
• Hal2 yg dpt menimbulkan ggn
keseimbangan  membawa lansia kearah
kerusakan / kemerosotan yg progresif
terutama aspek psikologis yg mendadak
(bingung,panik, depresif, apatis dsb).
Biasanya bersumber dr munculnya stresor
psikososial yg paling berat, misalnya
kematian pasangan hidup, kematian
sanak keluarga dekat, terpaksa
berurusan dengan penegak hukum, /
trauma psikis.
Faktor yg berpengaruh terhadap
kesehatan jiwa lansia.
1. Penurunan Kondisi Fisik
2. Penurunan Fungsi & Potensi Seksual
3. Perubahan Aspek Psikososial
4. Perubahan yang Berkaitan dg
Pekerjaan
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di
Masyarakat
Penurunan Kondisi Fisik
Masa lansia umumnya mulai dihinggapi
kondisi fisik yg bersifat patologis
berganda
tenaga berkurang,
energi menurun,
kulit makin keriput,
gigi makin rontok,
tulang makin rapuh, dsb.
 gangguan / kelainan fungsi fisik,
psikologik maupun sosial
Menyebabkan  ketergantungan
kepada orang lain.
Seorang lansia hrs mampu mengatur
cara hidupnya dgn baik, misalnya
makan, tidur, istirahat dan
bekerja secara seimbang.
Penurunan Fungsi Potensi Seksual
Berhub:
1. Gangguan jantung
2. Gangguan metabolisme, (DM)
3. Vaginitis
4. Baru selesai operasi : misalnya
prostatektomi
5. Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang
sempurna / nafsu makan sangat kurang
6. Penggunaan obat2 tertentu : antihipertensi,
gol. steroid, antianxietas
7. Faktor psikologis yg menyertai lansia :
• Rasa tabu / malu bila mempertahankan
kehidupan seksual pd lansia
• Sikap keluarga & masyarakat yg kurang
menunjang, diperkuat oleh tradisi & budaya
• Kelelahan / kebosanan karena kurang
variasi dalam kehidupannya
• Pasangan hidup telah meninggal
• Disfungsi seksual krn perubahan
hormonal / masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
Perubahan Aspek Psikososial
Lansia  mengalami ↓ fungsi kognitif &
psikomotor.
Fungsi kognitif : proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dll shg
reaksi & perilaku lansia makin lambat.
Fungsi psikomotorik : hal2 yg berhub dg
dorongan kehendak spt gerakan, tindakan,
koordinasi,  menjadi kurang cekatan.
Dengan ↓ ke 2 fungsi tersebut, lansia juga
mengalami perub aspek psikososial yg
berkaitan dgn keadaan kepribadian lansia.
Perubahan dibedakan berdsrkan 5 tipe
kepribadian lansia :
Tipe Kepribadian Konstruktif  tdk banyak
mengalami gejolak, tenang & mantap sampai
sangat tua.
Tipe Kepribadian Mandiri (cenderung mengalami
post power sindrome, apalagi jika pd masa
lansia tdk diisi dg kegiatan yg dpt memberikan
otonomi pada dirinya)
Tipe Kepribadian Tergantung (sngt dipengaruhi
kehidupan keluarga, bila selalu harmonis maka
pd masa lansia tdk bergejolak, ttp jika
pasangan hidup meninggal maka pasangan yg
ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika
tdk segera bangkit dari kedukaannya.
Tipe Kepribadian Bermusuhan (tidak puas
dg kehidupannya, banyak keinginan yg
kadang2 tdk diperhitungkan secara
seksama shg menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi morat-marit)
Tipe Kepribadian Kritik Diri (umumnya
terlihat sengsara, krn perilakunya
sendiri sulit dibantu orang lain /
cenderung membuat susah dirinya).
Perubahan yg Berkaitan dg Pekerjaan
Perub diawali ketika masa pensiun.
Meskipun tujuan ideal pensiun : agar para
lansia dpt menikmati hari tua / jaminan
hari tua, namun kenyataannya sering
diartikan sebaliknya, sbg kehilangan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status & harga diri.
Perub Dlm Peran Sosial di Masyarakat
Akibat ↓fungsi pendengaran, penglihatan,
gerak fisik dsb muncul gangguan
fungsional / kecacatan pd lansia.
Mis badan bungkuk, pendengaran ↓,
penglihatan kabur dsb shg sering
menimbulkan keterasingan.
Pencegahan dg selalu mengajak
beraktivitas selama yg bersangkutan
msh sanggup, agar tdk merasa terasing /
diasingkan.
Krn jika keterasingan terjadi  semakin
menolak utk berkomunikasi dg orang lain
& kdang2 muncul perilaku regresi spt
mudah menangis, mengurung diri,
mengumpulkan barang2 tak berguna
serta merengek-rengek & menangis bila
ketemu orang lain shg perilakunya spt
anak kecil.
Lansia yg memiliki keluarga (budaya
ketimuran) msh sangat beruntung krn
anggota keluarga spt anak, cucu, cicit,
sanak saudara bahkan kerabat ikut
membantu memelihara dg penuh
kesabaran & pengorbanan
Yg tdk punya keluarga / sanak saudara
krn hidup membujang, / punya pasangan
hidup namun tidak punya anak &
pasangannya sdh meninggal, apalagi
hidup dlm perantauan sendiri, seringkali
menjadi terlantar.
Disinilah pentingnya Panti Werdha sbg
tempat utk pemeliharaan & perawatan
bagi lansia di samping sebagai long stay
rehabilitation yg tetap memelihara
Disisi lain perlu dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat bahwa hidup &
kehidupan dlm lingkungan sosial Panti
Werdha lebih baik dr pd hidup sendirian
dlm masyarakat sbg seorang lansia
PENGELOLAAN
PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA
Prinsip Pelayanan
Kesehatan Lansia
• Holistik
• Tata kerja dan tata laksana secara
tim
Holistik
• Lansia harus dipandang sebagai manusia
seutuhnya (Biopsikososiospiritual)
• Vertikal : pemberi pelayanan mulai dari
masyarakat s/d tingkat tertinggi (posbindu
s/d RS)
• Horizontal : pelayanan kesejahteraan secara
menyeluruh dengan lintas sektoral (dinas
sosial, agama, pendidikan dan kebudayaan)
• Harus mencakup preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif
Tata kerja dan tata
laksana secara tim
• Multidisiplin ilmu (dokter, perawat,
sosio medik) ditambah dengan
rehabilitasi medik (fisiotherapi,
terapi okupasi, terapi wicara,
psikolog/psikiater, farmasi dan ahli
gizi)
Tujuan
• Menigkatkan kemampuan pengelola dalam membina
dan mengembangkan layanan kepada anggotanya
didukung oleh petugas kesehatan terlatih
• Meningkatkan kemampuan pengelola dalam
menggalang timbulnya partisipasi aktif para usia
lanjut dan keluarga berada
• Meningkatkan komitmen politis pemerintah
daerah/setempat untuk bekrjasama dalam wadah
pembinaan tertentu
• Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarganya,
tokoh masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan usia lanjut
Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia
• Panti (Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha)
• RS Lansia
• Posbindu
PANTI KHUSUS LANSAI
(JOMPO)
• Tempat merawat dan menampung lansia
(perda, 2002)
• Tempat tinggal yg dirancang khusus untuk
lanjut usia, yg didalamnya disediakan
fasilitas lengkap yg dibutuhkan orang
lanjut usia (Hurlock, 1996)
• Panti Sosial Tresna Werdha berganti
menjadi Balai Perlindungan Sosial Tresna
Werdha (perda no 15 th 2000)
• Panti merupakan UPT yg memberikan pelayanan
sosial bagi lanjut usia supaya mereka dapat
menikmati hari tuanya dengan cara memberikan :
– Tempat tinggal
– Makanan dan pakaian
– Pemeliharaan kesehatan
– Pengisian waktu luang (rekreasi)
– Bimbingan sosial, mental serta agama
(Depsos RI, 2003)
Keuntungan Tinggal di Panti
• Perawatan dan perbaikan wisma oleh lembaga
• Semua makanan mudah didapat dgn biaya
memadai
• Perabotan dibuat untuk rekreasi dan hiburan
• Trdpt kemungkinan dgn teman seusia nya
• Menghilangkan kesepian
• Perayaan hari besar bagi yg tdk mempunyai
keluarga
(Hurlock, 1996)
Kerugian Tinggal di Panti
• Biaya hidup lebih mahal
• Makanan yg kurang menarik
• Memungkinkan tidak menyenangkan
karena tinggal dengan sesama secara
intens
• Letaknya seringkali jauh dari perkotaan
• Tempat tinggalnya cenderung lebih
kecil dari rumahnya
RS Lansia
• Pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat berbasis rumah sakit
• Layanan kesehatan lansia berbasis
rumah sakit
Pelayanan kesehatan lansia
di masyarakat berbasis
rumah sakit
• RS membina lansia baik langsung
maupun tidak langsung melalui
pembinaan puskesmas di wilayah
kerjanya “transfer of knowledge”
(lokakarya, simposium, dll)
• Sebagai sistem rujukan dari layanan
kesehatan yg ada di masyarakat
Layanan kesehatan lansia
berbasis rumah sakit
• Tingkat sederhana : hanya menyediakan
layanan poliklinik lansia
• Tingkat sedang : layanan diberikan selain
poliklinik jg siang terpadu (day hospital)
• Tingkat lengkap : ditambah bangsal lansia
dengan penyakit akut
• Tingkat paripurna : ditambah bangsal dengan
penyakit kronis
Prinsip penanganan
rehabilitasi medik pada
lansia
• Penanganan berdasarkan penyakit yg
mendasari
• Hindari komplikasi immobilisasi
• Memperlihatkan dan meningkatkan
motivasi dan faktor psikologis
• Berikan dorongan untuk mobilisasi
• Cegah isolasi sosial
POSBINDU
Pos Bindu = merupakan suatu wadah
mandiri dalam pembinaan usia lanjut untuk
memudahkan usia lanjut dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan.

Pelayanan kesehatan di Pos Bindu meliputi


1. pemeriksaan kesehatan fisik
2. Pemeriksaan mental emosional
KMS
Suatu alat untuk mencatat kondisi
kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik
maupun mental emosional.

TUJUAN
Sebagai alat pencatat dan pemantau untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman
masalah kesehatan yang dihadapi.
Komponen Posbindu :
1. Adanya proses kepemimpinan
2. Terjadinya proses pengorganisasian
3. Adanya anggota kelompok (lansia) dan
kader
4. Pendanaan
Jenis pelayanan kesehatan yang dapat
diberikan kepada usia lanjut yaitu sbg brkt :

1. Pemeriksaan aktifitas sehari-hari


2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan BB &
TB
4. Pengukuran TD
5. Pemeriksaan Hb
6. Pemeriksaan gula darah
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni
8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada
kelainan pada point 1-7
10. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam
maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan
gizi sesuai dgn masalah kesehatan lansia
11. Kunjungan rumah oleh kader
12. PMT penyuluhan, contoh : menu makanan yang
cocok bagi lansia
13. Kegiatan olah raga antara lain senam usia
lanjut, gerak jalan santai, dll.
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
KEGIATAN POSBINDU
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan,atau
tempat terbuka)
2. Meja dan kursi
3. Alat tulis
4. Buku pencatatan kegiatan (buku register)
5. Kit usia lanjut, yang berisi : timbangan
dewasa, meteran pengukur tinggi badan,
stetoskop, tensi meter, peralatan
laboratorium sederhana, termometer.
6. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut
7. Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Posbindu : Sistem 5 Meja

1. Meja Pertama : pendaftaran anggota


Pos Bindu sebelum pelaksanaan
pelayanan

2. Meja Kedua : pencatatan kegiatan


sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan
3. Meja Ketiga : pengukuran tekanan
darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental.

4. Meja Keempat : pemeriksaan

5. Meja Kelima : pemberian penyuluhan


dan konseling
Bahan untuk mengevaluasi keberhasilan tingkat
perkembangan kegiatan Pos Bindu:
1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan
kegiatan selama satu tahun
2. Kehadiran kader
3. Cakupan pelayanan kesehatan:
-Cakupan penimbangan (BB & TB)
-Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana
(urin dan darah/Hb)
-Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan
-Cakupan anggota yang ikut
penyuluhan/konseling
4. Kegiatan penunjang antara lain :
- Senam lanjut usia
- Pengajian/pendalaman agama untuk
kelompok usila
- Diskusi atau pertemuan ceramah
- Rekreasi, dll.
5. Tersedianya dana untuk
penyelenggaraan kegiatan kelompok usia
lanjut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai