Anda di halaman 1dari 29

NAMA : SALMI SUDIARTI, SKM

TTL : Solok, 25 Juli 1974


Alamat : Tanah Garam Solok
Pendidikan : S1 Kesmas
UNAND Padang (2004)
Status : Menikah (3 orang anak)
Riwayat : 1998 Pusk Talang Babungo
Pekerjaan : 1999 – 2002, Pusk Sulit Air
: 2002 – 2004 Tubel
: 2004 - Juni 2018 Dinkes Kab Solok
: Juli 2018 – skrg DPPKB&P3A
Kab Solok
POLA HIDUP SEHAT ;
Upaya seseorang untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat

LANSIA ;
Seseorang yang sudah mencapai umur >60 thn

LANSIA TANGGUH;
Seseorang atau sekelompok lansia yang sehat
1. Lansia dini (55-64 tahun), kelompok
yang sebagian masih aktif produktif hingga
persiapan menjelang pensiun;
2. Lansia (65 tahun ke atas); dan
3. Lansia berisiko tinggi (70 tahun
ke atas), kelompok yang rentan
terhadap masalah degeneratif kesehatan.
Pada 2016, jumlah
Lansia diprediksi
Meningkat menjadi Semakin banyak
22,6 juta jiwa dari total jumlah Lansia,
populasi penduduk Semakin
255,5 juta orang, serta meningkat
akan mencapai sekitar UHH (Umur
48,2 juta jiwa dari total Harapan Hidup)
populasi penduduk
305,7 juta orang pada
tahun 2035
Meningkatnya ∑ Lansia berdampak pada pembuatan
kebijakan yang tidak hanya kebijakan di bidang
kependudukan, tetapi juga di bidang kesehatan,
sosial, ekonomi, maupun secara politik.
Artinya : pertumbuhan penduduk Lansia tidak hanya
dikarenakan pada seberapa banyak ∑ Lansia, tetapi
besar pengaruhnya pd keberadaan Lansia tersebut
terhadap berbagai sektor pembangunan di Indonesia.
1. Dampak negatif dapat menjadi beban jika Lansia
memiliki masalah penurunan derajat kesehatan yang
berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan,
penurunan pendapat/penghasilan, peningkatan disabilitas,
tidak adanya dukungan sosial, dan lingkungan yang tidak
ramah Lansia.
2. Dampak positif apabila Lansia berada dalam
keadaan sehat, aktif, dan produktif.
Stigma MARJINALISASI :
1. Banyak yang menganggap Lansia sudah tidak
produktif.
2. Lansia yg sengaja mengasingkan diri akibat merasa
sudah tidak kuat lagi.

BKL
(BINA
KELUARGA
LANSIA)
wadah kegiatan keluarga yang mempunyai
Lansia dan Lansianya sendiri yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga yang memiliki Lansia dan Lansia itu
sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup
Lansia dalam rangka mewujudkan Lansia yang
tangguh, yaitu Lansia yang sehat, aktif, mandiri,
dan produktif.
PERMASALAHAN
PADA LANSIA
1. KURANG BERGERAK
gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat
menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang
paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot,
gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh
darah.
2. INSTABILITAS
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia
adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang
mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada
kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke
dalam tempat mandi.
3. BESER
beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu
masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu
keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan
kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah
kesehatan atau sosial
4. GANGGUAN INTELEKTUAL
merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi
gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang
cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya
aktivitas kehidupan sehari-hari.
5. INFEKSI
lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun,
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya
beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang
menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang
6. GANGGUAN PANCA INDRA
gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan
untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya
komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering,
rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
7. KONSTIPASI (Sulit BAB)
kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang
sekali mengandung serat, kurang minum, akibat
pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain.
8. DEPRESI
perubahan status sosial, bertambahnya penyakit
dan berkurangnya kemandirian sosial serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi
salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak
bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu,
pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya
aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya
ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian,
kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya
dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga
diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak
berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
gejala-gejala fisik lainnya.

 Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu


yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala,
jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan
dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas
1. KURANG GIZI
berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat)
terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan,
hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang
sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup
2. TIDAK PUNYA UANG
kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara
perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan
tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan
penghasilan..
3. GANGGUAN TIDUR
sulit untuk masuk dalam proses tidur. tidurnya tidak
dalam dan mudah terbangun, tidurnya banyak mimpi,
jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari,
lesu setelah bangun dipagi hari.
4. MENURUNNYA DAYA TAHAN TUBUH
salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan
bertambahnya umur seseorang walaupun tidak
selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi
dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit
yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit
yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh seseorang
1. Dimensi Spiritual.
lansia bisa belajar untuk menerima keadaan bahwa
ia mengalami perubahan fisik dan psikis saat
menjadi lansia, diperkuat dengan mendekatkan diri
dalam kegiatan rohani
2. Dimensi Intelektual
Kegiatan sederhana itu bisa bantu agar kemampuan
otak lansia tidak menurun, karena mereka terus
diajak berpikir spt mengisi teka teki silang, bermain
catur, atau bahkan mengajak bermain kartu remi.
3. Dimensi Hobi
kegiatan hobi bisa membantu masyarakat lansia
tetap gembira dan hal itu bisa mengurangi berbagai
penyakit psikis yang bisa dialami
4. Dimensi Kesehatan Fisik
selalu mengajak para lansia tetap beraktivitas fisik.
Para keluarga bisa mengajak lansia untuk bergerak
minimal berjalan dengan berkala. Dengan bergerak,
tubuh lansia bisa terus terlatih.
5. Dimensi Vokasional
mengembangkan keahlian, para lansia akan
merasa tetap berguna sehingga merasa bangga
dengan tetap eksis atas keahliannya di
masyarakat.
6. Dimensi Sosial
lansia bisa bergaul dan memiliki banyak teman
seusianya. Spt reuni, atau arisan,
7. Dimensi Lingkungan
memiliki lingkungan yang ramah lansia. .
beberapa lansia yang memiliki keterbatasan fisik
sehingga mereka membutuhkan beberapa alat
bantu dalam bergerak
1. Tingkatkan kemampuan otak
Kemampuan otak dalam berpikir dan mengingat
akan berkurang seiring berjalannya waktu.
2. Olahraga
Olahraga sangat baik untuk menghindari nyeri sendi
akibat rematik. Olahraga yang disarankan untuk
orang lansia antara lain berjalan kaki, yoga,
berenang,dan olahraga ringan yang dilakukan rutin
3. Karbohidrat kompleks
Usia senja membutuhkan karbohidrat kompleks,
seperti nasi merah, roti gandung, gula diet, pasta, dan
kacang-kacangan.
4. Konsumsi lemak sehat
Lemak sehat berguna untuk membentuk dinding sel
yang sehat. Lemak sehat terkandung pada alpukat,
minyak zaitun, dan minyak kedelai. Minyak yang
harus dihindari adalah minyak goreng.
5. Minum cukup air
Minum cukup air setiap hari dapat menurunkan
risiko terkena penyakit. Tetapi akan lebih optimal
untuk orang lansia adalah air tanpa mineral. Mineral
anorganik pada air akan membuat tubuh bekerja
lebih keras untuk membuang mineral yang tidak
dibutuhkan tubuh.
6. Konsumsi kedelai
Kedelai adalah penguat estrogen alami. Untuk orang
lansia, menambahkan banyak kedelai untuk setiap
makanannya dapat membuat lebih sehat.
7. Periksakan darah
Lewat pemeriksaan darah, orang dengan usia senja akan
terhindar dari permasalahan thyroid yang dialami
pascamelahirkan dan masa premenopause.
8. Check up rutin
 General check up dilakukan secara rutin terutama jika
Anda memasuki usia 40 tahun ke atas. Periksa darah untuk
mengetahui kadar Hemoglobin (Hb), leukosit, trombosit,
kolesterol, lemak dan gliserol, serta gula darah. Hal ini
dilakukan karena timbulnya penyakit tidak muncul secara
tiba-tiba.

Anda mungkin juga menyukai