PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dihindari oleh setiap manusia. Lansia (lanjut usia) merupakan subjek dalam
lansia bukan hanya orang yang dihormati, tetapi juga dapat berperan sebagai
posisi nomor empat terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika
serikat. Pada tahun 2018 penduduk Indonesia mencapai 262.787.403 jiwa dari
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun ke atas. Setiap maahkluk hidup
akan mengalami semua proses yang dinamakan menjadi tua atau menua.
Proses menua tersebut bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses
rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Mujiadi & Rachmah, 2021).
Pada laporan kasus ini ditemukan masalah pada lansia binaan yaitu
tekanan darah fase sistolik 140 mmhg menunjukkan fase darah yang sedang
dipompa oleh jantung dan fase diastolic 90 mmhg menunjukkan fase darah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada lansia binaan serta
2. Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN
b) Batasan Lansia
c) Klasifikasi Lansia
tahun
lebih atau seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang
d) Ciri-Ciri Lansia
1. Cri-Ciri Lansia
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih
lama terjadi.
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
e) Tipe-Tipe Lansia
g) Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir
kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan).
Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan
dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh
darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan
regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa
lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, terdapat berbagai
perbedaan teori, namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses
ini lebih banyak ditemukan pada faktor genetik (Khofifah, 2016).
orang lain, ketentraman, merasa berguna, memilki jati diri, serta status
yang jelas
organisasi sosial.
pengetahuan
1. Otonomi (Autonomy)
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
dirinya.
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
klien.
5. Kejujuran (Veracity)
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
6. Loyality/Ketaatan (Fidelity)
meminimalkan penderitaan.
7. Karahasiaan ( Confidentiality)
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatanklien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
8. Akuntabilitas ( Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
C. Konsep Medis
1. Definisi
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin
Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi ini
systole > 140 mmhg dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum,
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan(Nurarif &
Kusuma, 2015) :
2. Hipertensi Sekunder
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan/ atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
perubahan-perubahan pada :
4. Hipertensi
3. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Nurarif & Kusuma,
2015):
yang nmemeriksa. Hal ini berarti hipertensi hipertensi arterial tidak akan
pertolongan medis.
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
6. Komplikasi
b. Strocke/CVA
c. Gagal jantung
d. Infark miokard
e. Distrimia Jantung
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
hipokoagulabilitas, anemia.
ginjal.
da nada DM.
perbaikan ginjal
8. Penatalaksanaan
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tujuan suporsif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat meliputi :
1) Diet
Menghentikan merokok
2) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
yaitu :
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
latihan.
perminggu
3) Edukasi Psikologis
Tehnik Biofeedback
Tehnik relaksasi
relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
menjadi rileks.
darah saja tetapi juga untuk mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
9. Prognosis
Serikat, ras kulit hitam mempunyai angka morbiditas dan mortalitas empat
kali lebih besar dari pada ras kulit putih. Prevalensi hipertensi pada wanita
pre-menopause tampaknya lebih sedikit dari pada laki-laki dan wanita yang
dengan tidak memperhatikan usia, ras dan jenis kelamin (Ibrahim, 2017).
10. Mind Mapping
PENATALAKSANAAN KLASIFIKASI
a. Diet KOMPLIKASI
Hipertensi Emergensi
b. Penurunan berat badan 1. Efek pada organ :
Hipertensi urgensi
c. Penurunan asupan etanol a. Otak
d. Menghentikan merokok 1) Pemekaran pembuluh darah
e. Latihan Fisik 2) Perdarahan
3) Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
1) Malam banyak kencing
D. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Riwayat klien
2. Riwayat Hidup:
3. Riwayat Keluarga
4. Riwayat Pekerjaan
tinggi.
Meliputi : tipe tempat tinggal, jumlah kamar, jumlah orang yang tinggal
6. Obat-Obatan
7. Nutrisi
Menilai apakah ada perubahan nutrisi dalam makan dan minum, pola
karbohidrat, protein, mineral, air, lemak, dan serat. Tetapi diet rendah
8. Pemeriksaan Fisik
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda
klinis dari suatu penyakit dengan teknik inpeksi, aukultasi, palpasi dan
perkusi.
2. Diagnosa Keperawatan
(D.0055)
afterload. (D.0011)
3. Intervensi Keperawatan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan energy
4 Resiko penurunan curah jantung Setelah dilakukan Perawatan Jantung
tindakan keperawatan
berhubungaan dengan perubahan
Observasi
3x24 jam diharapkan
afterload. (D.0011)
ketidakadekuatan
1. Identifikasi
jantung memompa
tanda/gejala primer
darah meningkat
Penurunan curah
dengan kriteria hasil
sebagai berikut :
jantung (meliputi
1.Tekanan darah
dispenea, kelelahan,
menurun
adema ortopnea
2.CRT menurun
paroxysmal nocturnal
3.Palpitasi menurun
dyspenea, peningkatan
4.Distensi vena
CPV)
jugularis membaik
2. Identifikasi tanda
5.Gambaran EKG
/gejala sekunder
Aritmia menurun
penurunan curah
5.Lelah menurun
jantung (meliputi
peningkatan berat
badan, hepatomegali
ditensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit
pucat)
3. Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan
darah ortostatik, jika
perlu)
4. Monitor intake dan
output cairan
5. Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
6. Monitor saturasi
oksigen
7. Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
8. Monitor EKG 12
sadapoan
9. Monitor aritmia
(kelainan irama dan
frekwensi)
10. Monitor nilai
laboratorium jantung
(mis. Elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-
BNP)
11. Monitor fungsi alat
pacu jantung
12. Periksa tekanan darah
dan frekwensi nadi
sebelum dan sesudah
aktifitas
13. Periksa tekanan darah
dan frekwensi nadi
sebelum pemberian
obat (mis.
Betablocker,
ACEinhibitor, calcium
channel blocker,
digoksin)
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung
yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking
elastis atau pneumatik
intermiten, sesuai
indikasi
4. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi hidup
sehat.
5. Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stres, jika
perlu
6. Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
7. Berikan oksigen untuk
memepertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti
merokok
4. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
berat badan harian
5. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
4. Implementasi
keperawatan yang telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/Tgl.: Kamis / 8 Desember 2022
Pintu Masuk
Kamar 1
Kamar 2
Ruang tamu
Kamar 3
RUANG TAMU
Kamar 4
WC
DAPUR Ruang keluarga
I. J. Riwayat Kesehatan
Keluhan – keluhan utama
(metode PQRST):
P : klien mengatakan sakit kepala, leher tegang dan keluhan timbul saat klien
mengonsumsi makanan -makanan yang berlemak seperti daging, dan juga makanan
yang mengandung banyak garam berlebih
Q : Ny.S mengatakan keluhan yang dirasakan seperti memikul benda benda dan merasa
tegang
R : Ny.S mengatakan keluhan dirasakan pada leher bagian belakang
S : Skala nyeri 4 (sedang)
T : Ny.S mengatakan keluhan timbul secara tiba – tiba, tegang bagian leher dirasakan
sekitar -/+ 1 jam
Pengetahuan mengenai kondisi kesehatan saat ini : Klien mengetahui keadaan yang di
alami sekarang, Tetapi klien belum paham mengidentifikasi riwayat yang dia alami
sekarang serta klien juga belum tahu makanan apa yag harus dihindari untuk penderita
hipertensi.
Pemahamannya terhadap proses penuaan : Klien memahami bahwa semakin bertambah usia,
kondisi fisik akan semakin menurun dan mudah terserang penyakit
Status kesehatan umum sejak 6 bulan terakhir : Ny S mengatakan sering mengalami
sakit kepala tegang bagian leher belakang terutama 2 bulan terakhir
Status kesehatan umum sejak 5 tahun yang lalu : Klien mengatakan kalau keadaan
kesehatan sejak 5 tahun terakhir hipertensi beserta sering mengalami kram pada
bagian kaki.
Penyakit masa kanak-kanak : penyakit pada umumnya seperti batuk, demam
Perawatan di RS (catat alasan masuk, tanggal, tempat, lama rawat): Tidak ada catatan
Riwayat Operasi: (catat jenis, tanggal, tempat, alasan operasi): belum pernah operasi
X X
X X
72 ? 460
660
Keterangan : : Laki-Laki : Menikah
: Perempuan : Keturunan
X : Meninggal : Pasien
P. Tinjauan Sistem
Tanda-Tanda Vital:
TD : 160/100 mmHg. S : 36oC.
N : 80 x/menit. P : 24 x/menit.
Beri tanda cek (√) untuk setiap tanda-gejala yang ditemukan, disertai keterangan jika
Ya.
Hemopoetik Kepala
Perdarahan / memar - Sakit kepala
Pembengkakan kelenjar - Trauma masa lalu -
limfe
Anemia - Pusing
Riwayat tranfusi darah - Gatal kulit kepala -
Leher Hidung dan Sinus
Kekakuan Rinorea -
Nyeri/Nyeri Tekan - Rabas -
Benjolan/Massa - Epistaksis -
Keterbatasan Gerak - Obstruksi -
Mata Mendengkur
Nyeri - Nyeri pada sinus -
Air mata berlebihan - Alergi -
Pruritus - Riwayat infeksi -
Bengkak sekitar mata - Penampilan Kemampuan -
Olfkatori
Floater - Payudara
Diplopia - Benjolan / massa -
Kabur √ Nyeri/ nyeri tekan -
Fotofobia - Bengkak -
Riwayat infeksi - Keluar cairan dari putting -
susu
Tanggal - Perubahan pada putting susu -
pemeriksaan
mata terakhir
Dampak pada aktivitas - Pola pemeriksaan
sehari- payudara sendiri
Hari
Telinga Tanggal dan
hasil mamogram
terakhir
Perubahan Kardiovaskuler
pendengaran
Rabas - Nyeri dada -
Tinitus - Palpitasi -
Vertigo - Sesak nafas -
Sensitivitas - Dipsnea pada aktivitas -
pendengaran
Alat-alat prostesa - Dipsnea noktural paroksimal -
Riwayat infeksi - Murmur -
Tanggal pemeriksaan - Edema -
paling akhir
Kebiasaan perawatan - Varises -
telinga
Dampak - Kaki timpang -
pada
aktivitas
seharihari
Mulut dan Parestesia -
Tenggorokan
Sakit tenggorokan - Perubahan warna kaki -
Lesi / ulkus - Perkemihan
Perubahan suara - Disuria -
Kesulitan menelan - Menetes -
Perdarahan gusi - Ragu-ragu -
Karies / sudah tanggal - Hematuria -
Gigi Palsu √ Poliuria -
Riwayat infeksi - Oliguria -
Tanggal pemeriksaan - Nokturia -
gigi terakhir
Frekuensi menggosok 2 kali/hari Inkontinensia -
gigi
Masalah & kebiasaan 2-3 Nyeri saat berkemih -
membersihkan gigi kali/sehari
palsu
Pernafasan Batu -
Batuk - Infeksi -
Sesak napas - Genitorepropduksi Wanita -
Hemoptisis - Lesi -
Sputum - Rabas
Mengi - Dispareunia -
Asma / alergi - Perdarahan pasca sanggama -
pernapasan
Tanggal & hasil - Nyeri pelvic -
pemeriksaan dada
terakhir
Gastrointestinal - Sistokel/ rektokel /prolaps -
Disfagia - Penyakit kelamin -
Tidak dapat mencerna - Infeksi -
Nyeri ulu hati - Masalah aktivitas seksual -
Mual muntah - Riwayat menopause (usia, -
gejala, masalah
pascamenopause)
Hematemesis - Tanggal dan hasil pap paling
akhir
Perubahan nafsu makan - Muskuloskeletal
Intoleran makanan - Nyeri Persendian
Ulkus - Kekakuan -
Nyeri - Pembengkakan sendi -
Ikterik - Deformitas -
Benjolan / massa - Spasme -
Perubahan kebiasaan - Kram
defekasi
Diare - Kelemahan otot √
Konstipasi - Masalah cara berjalan -
Melena - Nyeri punggung -
Hemoroid - Protesa -
Perdarahan rectum - Kebiasaan latihan/olahraga -
Pola defekasi biasanya - Dampak pada Aktivitas -
sehari-hari
Sistem Endokrin Psikososial
Intoleran terhadap panas - Cemas √ (ringan)
Intoleran terhadap - Depresi -
dingin
Goiter - Insomnia -
Pigmentasi kulit/tekstur - Menangis -
Perubahan rambut - Gugup -
Polifagia - Takut -
Polidipsia - Masalah dalam -
pengambilan keputusan
Poliuria - Kesulitan berkonsentrasi -
Sistem Saraf Mekanisme koping -
Sakit kepala √ Stres saat ini -
Kejang - Persepsi tentang kematian -
Sinkope/serangan - Dampak pada aktivitas sehari- -.
jantung hari
Paralisis -
Paresis -
Masalah koordinasi -
Tie/tremor/spasme -
Parestesia -
Cedera kepala -
Masalah Memori -
Tingkat kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari : tingkat kemandirian A
Skala Depresi : tidak depresi
Fungsi intelektual/memori : fungsi intelektual utuh
Masalah-masalah kesehatan lain-lain yang ditemukan : Ny S memiliki Riwayat penyakit
magh
KETERANGAN :
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
KETERANGAN :
Klasifikasi Data
Subjektif Objektif
- P : Klien mengatakan sakit - Klien tampak meringis
kepala,tegang bagian leher keluhan - Tanda-tanda vital
timbul saat klien sering TD : 160/100 mmHg. S : 36oC.
mengonsumsi makan-makanan yang N : 80x/menit. P : 24 x/menit.
berlemak seperti daging dan juga
- Klien nampak lemah
makanan mengandung banyak garam
- klien tidak terlihat menggunakan
- Q : klien mengatakan keluhan yang
kacamata mines
dirasakan seperti memikul benda-
benda dan merasa tegang
- R : Klien mengatakan keluhan
dirasakan pada leher bagian belakang
disertai nyeri kepala
- S : 4 (Sedang)
- T : Ny S mengatakan keluhan timbul
secara tiba-tiba tegang bagian leher
dirasakan sekitar -/+ 1 jam
- Klien mengatakan penglihatan kabur
E. Analisa Data
MASALAH
No DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DO :
Nyeri Akut
- Klien tampak meringis
- Tanda-tanda vital
TD : 160/100 mmHg.
S : 36oC.
N :80 x/menit.
P : 24 x/menit.
Faktor resiko
2 Umur > 65 tahun Resiko Jatuh
- Gangguan penglihatan ( klien
mengeluh penglihatan kabur hipertensi
Penyumbatan pembuluh
darah
Vakonstriksi
Gangguan sirkulasi
Retina
Spasme arteriol
Resiko Jatuh
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
G. IMPLEMENTASI I
NO DX Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi
IMPLEMENTASI III
Harianto, A., & Rini, S. (2015). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 (A.-R. Media (ed.)).
Ibrahim. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi Hypertension in The
Elderly Hypertension akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer untuk menyebut
penyakit tekanan darah tinggi. Idea Nursing Jurnal, II(1), 60–70.
https://core.ac.uk/download/pdf/292076499.pdf
Mujiadi, & Rachmah, S. (2021). Buku Ajar Keperawatan. In E. D. Kartiningrum (Ed.), CV Jejak,
anggota IKAPI (1st ed.). STIKes Majapahit Mojokerto.
file:///C:/Users/User/Downloads/804-Article Text-2304-2-10-20220815.pdf
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.