Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

I. Kosep kebutuhan nutrisi


a. Definisi
Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakanzat gizi dalam makanan, nutrisi
juga memiliki dampak besar bagikesejahteraan, perilaku dan lingkungan manusia (Rosdahl
dan Kowalski, 2014.
Nutrisi berasal dari kata nutrien artinya bahan gizi yangmerupakan proses tersedianya energi
dan bahan kimia dari makananyang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan
penggantian seltubuh (Rahayu dan Harnanto, 2016)
b. Fisiologi system pencernaan
1. Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
2. Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk
pengecapan dan dalam produksi wicara.
3. Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan melumasi
makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa,
sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral
serta mencegah kerusakan gigi.
4. Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva
untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
5. Faring : berperan dalam proses menelan.
6. Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalis.
7. Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus,
produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12), absorpsi.
8. Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses pencernaan makanan yang
dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim
pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti.
9. Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari kimus yang tersisa dan
mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
c. Faktor yang mempengaruhi
Diet
Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem pencernaan sehingga terjadi
gengguan dalam mencerna nutrisi dan akhirnya proses pencernaan tida optimal dalam
melakukan fungsinya. Diet yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah
makanan pedas, asam dan bersantan pekat.
Penyakit
Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh benda-benda dari luar tubuh
misal makanan, sehingga sangat rentan sekali terkena gangguan apabila sistem pertahanan
tubuh tidak adekuat. Tidak heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem pencernaan karena
hal tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak kuman yang masuk kedalam
sistem pencernaan kita.
Bahan kimia
Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik
disengaja maupun tidak disengaja, dan melukai salah satu organ di rongga mulut dan bahkan
masuk sampai organ pencernaan bagian dalam sehingga mengakibatkan fungsi organ tersebut
mengalami gangguan.
d. Macam-macam gangguan pada system pencernaan
1. Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri pada karbohidrat
yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya menghasilkan asam-asam
yang melarutkan email gigi.
2. Kanker rongga mulut
3. Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus distal disertai
dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam respon terhadap menelan.
4. Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.
5. Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa
lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
6. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair)
7. Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga abdomen dan
meliputi visera.

II. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi


a. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
- Keluhan utama
Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari dengan
konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.
- Keluhan sekarang
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu makan meningkat
dan mudah merasa lapar.
- Keluhan masa lalu
Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan.
2. Pemeriksaan fisik : data focus
- Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah
- Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
- Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
- Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia atau
memar, lemak subkutan sedikit
- Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
- Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut
- Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran lidah
bertambah atau berkurang
- Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
- Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
- Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
- Sistem kardiovaskular : Frekuensi nadi meningkat, TD
meningkat, trama jantung abnormal (ireguler)
- Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi
- Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan Hb
- Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl) Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
- Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
- Rontgen
- TG (<150 mg/dl)
- Kolesterol (<200 mg/dl)
- HDL (>50 mg/dl)
- LDL (<130 mg/dl)
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Defisit nutrisi
Pengertian:
Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Penyebab
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
d. Peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan
Data mayor
Subjektif : tidak ada
Objektif: Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Data minor:
Subjektif: Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri abdomen, Nafsu makan menurun
Objektif: Bising usus hiperaktif, Otot pengunyah lemah, Otot menelan lemah,
Membran mukosa pucat, Sariawan, Serum albumin turun, Rambut rontok berlebihan,
Diare
2. Resiko ketidak seimbangan nutrisi dan cairan
Pengertian:
Beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari
intravaskuler, interstisial, dan atau intaseluler
Penyebab:
Prosedur pembedahan mayor, Penyakit ginjal dan kelenjar, Perdarahan, Luka bakar
Faktor resiko:
Prosedur pembedahan mayor, Trauma/perdarahan, Luka bakar, Aferesis, Asites,
Obstruksi intestinal, Peradangan pancreas, Penyakit ginjal dan kelenjar, Disfungsi
intestinal
c. Perencanaan
Luaran keperawatan
Dx/ Defisit nutrisi
Luaran utama
1. Status Nutrisi
Definisi : Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolism
Ekspetasi : Membaik
Kriteria Hasil :
Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2, Sedang 3, Cukup Meningkat 4, Meningkat 5
 Porsi makanan yang dihabiskan
 Kekuatan otot penguyah
 Kekuatan otot menelan
 Serum albumin
 Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi
 Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
 Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
 Pengetahuan tentang asupan nutrisi yang sehat
 Penyiapan dari penyimpanan makanan yang sehat
 Penyiapan dari penyimpanan minuman yang sehat
 Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan
Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4, Menurun 5
 Perasaan cepat kenyang
 Nyeri abdomen
 Sariawan
 Rambut rontok
 Diare
Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4, Membaik
5
 Berat badan 
 Indeks masa tubuh (IMT)
 Frekuensi makan
 Nafsu makan
 Bising usus
 Tebal lipatan kulit trisep
 Membran mukosa
3. Dx/ Resiko ketidak seimbangan nutrisi dan cairan
Manajemen Nutrisi
Keseimbangan cairan meningkat berarti terdapat kondisi ekuilibrium (seimbang) antara
volume cairan di ruang intraselular dan ekstraselular tubuh.
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa keseimbangan cairan meningkat adalah:
 Asupan cairan meningkat
 Output urin meningkat
 Membrane mukosa lembab meningkat
 Edema menurun
 Dehidrasi menurun
 Tekanan darah membaik
 Frekuensi nadi membaik
 Kekuatan nadi membaik
 Tekanan arteri rata-rata membaik
 Mata cekung membaik
 Turgor kulit membaik
Intervensi
Intervensi manajemen nutrisi dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Manajemen nutrisi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi manajemen nutrisi berdasarkan SIKI, antara
lain:
Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
 Ajarkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

Promosi Berat Badan


Intervensi promosi berat badan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Promosi berat badan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
memfasilitasi peningkatan berat badan.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi berat badan berdasarkan SIKI,
antara lain:
Observasi
 Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
 Monitor adanya mual dan muntah
 Monitor jumlah kalori yang di konsumsi sehari-hari
 Monitor berat badan
 Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
Terapeutik
 Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
 Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis: makanan dengan tekstur
halus, makanan yang diblender, makanan cair yang diberikan melalui NGT atau
gastrostomy, total parenteral nutrition sesuai indikasi)
 Hidangkan makanan secara menarik
 Berikan suplemen, jika perlu
 Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
 Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
 Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

Daftar Pustaka
1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
4. Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
5. : EGC
6. NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan
7. Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
8. Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG MAWAR RSUD dr. SOEKARDJO

YENI SURYANI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2023

Anda mungkin juga menyukai