Oleh:
NIM: 2114901125
FAKULTAS KESEHATAN
2021
A. Konsep Teori Kebutuhan
1. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan hasil dari proses pemasukan serta pengolahan zat
makanan oleh tubuh dengan tuuan menghasilkan energi yang mana dapat
digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul dalam Naumi, 2017). Sedangkan,
menurut Barbara Kozier et. al (2011) menyatakan bahwa nutrisi merupakan
jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya dengan artian bahwa nutrisi merupakan yang dimakan oleh
seseorang dan bagaimana makanan tersebut dapat digunakan oleh tubuhnya.
Nutrisi mengandung zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
perkembangan manusia, selain itu untuk dapat memelihara optimalitas jaringan
tubuh dan fungsi normal semua organ (Yuni, 2016).
2. Anatomi Fisiologi Defisit Nutrisi
Seperti yang telah dijabarkan bahwa nutrisi akan masuk dan diolah dalam
tubuh manusia untuk mendapatkan energi. Sistem organ yang bertugas untuk
mengolah zat makanan tersebut adalah sistem penernaan yang terdiri atas mulut
hingga usus halus (Welis dalam Naumi, 2017). Organ tubuh yang berperan
dalam pemenuhan nutrisi sebagai berikut:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal saluran pencernaan, yang mana pada
mulut terjadi proses mekanik karena nutrisi dalam bentuk makanan akan
dihancurkan menjadi ukuran kecil oleh gigi. Selain gigi terdapat pula lidah
yang membantu memposisikan makanan dan mendorong makanan ke dalam
kerongkongan yang disebut proses menelan. Pada bagian ini juga terdapat
proses kimiawi yang dibantu oleh enzim ptialin yang dihasilkan oleh
kelenjar saliva untuk membantu memecah glukosa.
b. Esofagus
Esofagus atau kerongkongan rata-rata memiliki pajang 20 cm pada
orang dewasa. Esofagus akan menghantarkan makanan dari mulut menuju
lambung (gaster). Pada esofagus terdapat gerakan melumat atau memijat
makanan menjadi lebih lunak dan lembut yang disebut dengan gerakan
peristaltik.
c. Gaster (Lambung)
Gaster merupakan organ berongga yang terletak di region hipokondria
kiri. Gaster memiliki tiga enzim yang membantu makanan menjadi bentuk
yang lebih sederhana untuk sel-sel tubuh yakni enzim renin mengubah susu
menadi kasein, enzim peptin mengubahn protein menjadi pepton, dan enzim
HCL untuk mengubah makanan menjadi asam yng berfungsi membunuh
bakteri yang masuk bersama dengan makanan.
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tempat makanan setelah lambung, yang mana
pada usus halus makanan akan diserap sari-sari nutrisi dalam bentuk yang
lebih sederhana oleh jonjot-jonjot yang ada dipermukaan usus. Pada usus
halus terdapat proses kimiawi yang terdiri dari enzim maltase, laktase,
lipase, peptidase, enterokinase dan peptidase. Pada proses kimiawi di usus
halus, terdapat juga bantuan enzim dari pancreas yaitu enzim tripsin, enzim
lipase dan enzim amilase. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian yakni usus
dua belas jari, jejenum dan ileum.
e. Usus Besar
Usus besar atau kolon merupakan sambungan dari usus halus. Pada
usus besar terjadi penyerapan kembali air dan garam mineral pada makanan
dari usus halus. Usus besar terdiri atas kolon asenden, kolon transversum,
kolon desenden, kolon sigmoid dan berakhir pada rectum. Pada usus besar
juga terjadi proses pembusukan makanan yang telah diserap air dan garam
mineralnya oleh bakteri E. coli.
Apabila hormone dan enzim tersebut tidak mampu lagi memecah nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh, maka nutrisi tersebut akan tertimbun dan berpotensi
menyebabkan kelebihan nutrisi dalam tubuh.
d. Manifestasi klinis:
e. Komplikasi:
1) Infeksi
2) Diare
3) Anemia
4) Gangguan keseimbangan elektrolit
Data Objektif:
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Compos Mentis
2) Bangun tubuh : Kurus – sedang
3) Keadaan Kulit : pucat, anemis
4) Kepala :
a) Rambut tidak mudah rontok
5) Mata:
a) Konjungtiva : merah muda – pucat
6) Mulut:
a) Mukosa bibir : pucat, kering
b) Lidah : mengkilap (atrofi papilla lidah)
7) Abdomen :
a) Bising usus : >35x/mt (hiperaktif)
8) Ekstremitas Atas dan Bawah:
a) Kuku: terdapat kuku yang tidak mudah rapuh
1. Pengukuran antropometri
a. Berat badan ideal (TB-100*10%)
2. Laboratorium
a. Hb
b. Htc
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan :
a) Ketidakmampuan mencerna makanan
b) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
c) Peningkatan kebutuhan metabolisme tubuh
d) Faktor psikologis seperti stress ataupun keengganan untuk makan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik, yang mana
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, dalam Potter &
Perry, 1997).
5. Evaluasi Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
1) Perasaan cepat kenyang menurun
2) Nyeri abdomen menurun
3) Frekuensi makan meningkat
4) Nafsu makan meningkat
5) Bising usus menurun (Normal= 35x/mt)
6) Adanya peningkatan berat badan minimal 10% dari sakit.
(SLKI, 2019).
Daftar Pustaka
Artika, Yuni. (2016). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Stase KDP Pada
Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani.
Firiany, Julia dan Amelia Intan Saputri. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal
Averrous Vol. 4(2).
Pradiyadnya, Rivandi dan Ida Ayu Mas Suryani. (2017). Responsi Anemia Defisiensi
Besi. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
WOC Defisit Nutrisi
Stres
Tidak ada nutrisi Asuhpan nutrisi
Tonus otot yang di absorpsi tidak terpenuhi
menurun &
Rasa enggan
peristaltik
makan
lambung
Peningkatan Kram/ nyeri
menurun
kebutuhan abdomen
metabolisme
Mual, Muntah
Penurunan BB,
badan lemas dan
Defisit Nutrisi
wajah pucat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D
Oleh:
NIM: 2114901125
FAKULTAS KESEHATAN
2021
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 14 September 2021 pukul
09.00 WITA dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengeluh badan lemas.
2) Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengeluh badan lemas, penurunan nafsu makan
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh badan lemas sejak 2 hari yang lalu. Wajah klien
pucat dan emosinya labil. Pada tahun 2019 klien pernah dirawat di
RS dengan keluhan sakit lambung.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Klien dinyatakan pernah mengalami campak pada usia muda oleh
keluarganya. Namun, keluarga mengatakan bahwa klien
mendapatkan imunisasi lengkap sewaktu kecil.
6) Genogram
Keterangan
: tinggal bersama
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian : pasien tidak memiliki riwayat gangguan
saat bernafas.
Saat Pengkajian : klien mengeluh sesak saat menarik nafas.
RR klien saat ini 18x/mt. Tidak ada
suara nafas tambahan. Tidak terdapat
sekret, ataupun batuk. Tidak ada retraksi
otot dada saat klien inspirasi dan
ekpirasi. Klien mengaku setelah
melakukan aktivitas klien merasa lebih
panjang saat menghembuskan nafasnya.
RR klien setelah beraktivitas adalah
21x/mt.
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan klien mandi 2x/hari, gosok
gigi 2x/hari, mencuci rambut 2x/hari. Klien
juga sebelum sakit sering mengganti
bajunya.
Saat Pengkajian : sejak klien dirawat di RS klien mandi hanya
lap saja sebanayk 2x/hari dibantu oleh
suaminya, pasien mengatakan gosok gigi
2x/hari. Klien mengatakan mengganti
pakaiannya 1x/hari. Kuku klien tidak terlihat
kotor dan panjang.
7) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan suhu klien normal dan
tidak pernah teraba atau terasa panas.
Saat Pengkajian : klien mengatakan tidak enak badan, klien
mengatakan jarang berkeringat saat dirawat
dan suhu klien 36,6OC.
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : klien merasa nyaman dan klien tidak merasa
nyeri.
Saat Pengkajian : klien mengeluh kram pada bagian perut
seperti tercengkram, selain itu klien
mengeluh badan lemas yang membuatnya
tidak nyaman. Klien juga mengaku pusing/
pening.
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : klien merasa aman dan klien tidak merasa
cemas terhadap kesehatannya.
Saat Pengkajian : klien mengatakan tidak cemas dan
mengikuti dengan ikhlas seluruh rangkaian
perawatan kesehatannya.
13) Belajar
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan kurang paham dengan
penyakitnya.
Saat Pengkajian : klien lebih banyak bertanya tentang
penyakitnya dengan perawat.
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan beragama Hindu, namun
hanya melakukan sembahyang pada hari-hari
tertentu.
Saat Pengkajian : klien mengatakan belum sembahyang, dan
hanya bisa sembahyang di tempat tidur.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Compos Mentis/sadar penuh
b) Bangun Tubuh : Sedang
c) Postur Tubuh : Tegak,
d) Cara Berjalan : Tidak terganggu
e) Gerak Motorik : Normal
f) Keadaan Kulit
Warna : pucat/anemis
Turgor : kurang elastis
Kebersihan: bersih
Luka : tidak ada
Gambar :
Depan Belakang
2) Kepala
a) Kulit kepala : bersih
b) Rambut : tidak rontok
c) Luka : tidak terdapat luka
Gambar
3) Mata
a) Konjungtiva : anemis
b) Sklera : putih
c) Kelopak mata : tidak ada lingkar mata hitam
d) Pupil : reflek pupil baik,
4) Hidung
a) Keadaan : Bersih
b) Penciuman : Baik
c) Nyeri : tidak ada nyeri tekan.
5) Telinga
a) Keadaan : Bersih
b) Nyeri : tidak nyeri
c) pendengaran : baik
6) Mulut
a) Mukosa bibir : pucat, kering
b) Gusi : tidak berdarah,
c) Gigi : gigi lengkap, gigi bersih
d) Lidah : bersih ,tidak terdapat luka
Data lainnya : tidak ada
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : baik/normal
b) Palpasi : tidak ada pembesaran masa/tumor
8) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan dada: bebas
b) Palpasi
Pengembangan dada : simetris
Vibrasi tactile premitus : simetris
c) Perkusi
Suara paru : Sonor/resonan,
d) Auskultasi
Suara paru : vesikuler/normal,
Suara jantung: Regular, S1-S2 tunggal
9) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : asites
b) Auskultasi
Peristaltic usus:38 x/mnt
c) Palpasi : ascites
d) Perkusi : hipertymphani
10) Genetalia
a) Keadaan : Bersih
b) Prosedur Invasif : tidak ada pemasangan kateter.
11) Anus
Keadaan : Bersih
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
Tidak terdapat edema pada tangan kanan ataupun tangan kiri,
kuku tangan terlihat berwarna merah muda dan tidak rapuh,
tangan kanan dan kiri klien teraba dingin. CRT < 2 detik.
b) Ektremitas Bawah
Tidak terdapat edema pada kaki, ekstremitas bawah tidak
mengalami kelemahan otot. Klien mengatakan kadang-kadang
merasakan dingin dan kesemutan pada kakinya. CRT < 2 detik.
555 555
555 555
Analisa Data Ny. D
Dengan Pasien Defisit Nutrisi Br. Buaji Anyar Denpasar
Rumusann Masalah :
1. Defisit Nutrisi
Analisa Masalah :
1. P : Defisit Nutrisi
E : Penurunan nafsu makan
S : klien mengeluh badannya lemas, klien mengatakan nafsu
makannya menurun, klien mengatakan terdapat kram pada daerah
perutnya, klien mengatakan hanya makan 1-2x/hari, klien
mengatakan maksimal habis 2 porsi dalam satu hari, klien terlihat
makan nasi, tempe dan tahu, bising usus klien 38x/mt, BB klien
saat ini mengalami penurunan 10% dari BB ideal klien, mukosa
bibir klien kering, perut klien terdengar hipertimpani dan sites.
Proses Terjadi : penurunan nafsu makan pada klien menyebabkan klien
tidak dapat memenuhi asupan nutrisi. Ketidakseimbangan asupan
nutrisi ini akan berdampak pada fungsi seluruh organ tubuh yang
memerlukan nutrisi sebagai makanan, atau energi untuk dapat
beregenerasi. Jika hal ini dibiarkan maka akan terjadi kelemahan
otot dan rangka karena kurangnya energy untuk bergerak,
selanjutnya menurunnya hemoglobin karena kurang nutrisi untuk
beregenerasi. Setelah menurunnya hb sebagai pembawa pasokan
nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh maka tubuh mulai bereaksi
dengan adanya rasa pusing, gangguan di beberapa organ seperti
abdomen. Jika tubuh kekurangan nutrisi dan oksigen selanjutnya
jantung akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan tekanan
pompa darah agar kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh terpenuhi.
Apabila ini tetap dibiarkan maka yang terjadi adalah klien dapat
menderita kardiomegali ataupun gagal jantung.
Akibat apabila tidak tertangani:
Klien dapat mengalami kardiomegali ataupun gagal jantung.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan ditandai
dengan klien mengeluh badannya lemas, klien mengatakan nafsu
makannya menurun, klien mengatakan terdapat kram pada daerah
perutnya, klien mengatakan hanya makan 2-3x/hari, klien mengatakan
maksimal habis 1/4 s/d 1/2 porsi sekali makan klien terlihat makan
nasi, tempe dan tahu, bising usus klien 38x/mt, BB klien saat ini
mengalami penurunan 10% dari BB ideal klien, mukosa bibir klien
kering, , perut klien terdengar hipertimpani dan asites, rambut klien
tidak terlihat rontok.
C. PERENCANAAN
1. Prioritas masalah keperawatan berdasarkan teori 14 kebutuhan dasar
Virginia Hunderson:
a) Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
2. Rencana Keperawatan (SIKI, 2018)
RENCANA KEPERAWATAN Ny. D
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO HARI/ DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL PARAF
. TGL/JAM KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. Selasa, 14 Defisit Nutrisi Setelah diberikan Observasi Observasi
September berhubungan asuhan 1. Identifikasi 1. agar pasien
2021 Pukul dengan penurunan keperawatan 3 x makanan yang dapat
09.00 nafsu makan 24 jam disukai. meningkatkan
WITA ditandai dengan : diharapkan nutrisi 2. Monitor asupan asupan
DS : klien membaik makanan makannya,
1. klien dengan kriteria Mandiri sehingga dapat
mengeluh hasil 1. Fasilitasi mempercepat
badannya (SLKI,2019): menentukan proses
lemas, 1. nafsu makan pedoman diet. penyembuhan.
2. klien klien 2. Sajikan makanan 2. agar
mengatakan meningkat secara menarik memudahkan
nafsu makannya 2. Bising usus dengan suhu yang dalam
menurun, klien sesuai. mengotrol
3. klien menurun 3. Berikan makanan pemberian dan
mengatakan hingga tinggi kalori dan pemenuhan
hanya makan 2- normal (N protein nutrisi klien.
3x/hari dengan =35x/mt). Edukasi 3. untuk
1/4 s/d 1/2 porsi 3. Mukosa klien 1. Anjurkan posisi menegakkan,
sekali makan, tidak pucat. duduk saat makan serta
DO : 4. Perut klien 2. Informasikan diet mengakurasi
1. klien terlihat tidak keram yang diprogramkan kondisi internal
makan nasi, 3. Informasikan klien. Sehingga
tempe tahu kepada klien dan tenaga medis
dan buah keluarga terkait dapat
2. bising usus penyakit dan segala mengetahui
klien 38x/mt, tindakan yang apakah ada
3. BB klien saat diberikan. penyebab lain
ini mengalami defisit nutrisi
penurunan klien.
10% dari BB Mandiri:
ideal klien, 1. pada saat klien
4. mukosa bibir menentukan
klien kering, pedoman diet
5. perut klien kita dapat
terdengar mengetahui apa
hipertimpani yang disukai
dan asites, klien dengan
apa yang
dibutuhkan
klien. Sehingga
memudahkan
kita dalam
pemberian
informasi serta
pengoptimalan
kesembuhan
klien.
2. memberikan
makanan yang
menarik dengan
suhu yang
sesuai dapat
menggugah
selera makan
klien. Dengan
begitu nafsu
makan klien
juga akan ikut
meningkat.
3. pemberian
makanan tinggi
kalori dan
protein
difungsikan agar
sel-sel klien
dapat dengan
cepat
beregenerasi
bagi klien.
Edukasi :
1. posisi duduk
saat makan
diperlukan
untuk mencegah
adanya aspirasi
pada saat
makan.
2. diet yang telah
diprogramkan
dikomunikasika
n kepada
keluarga dan
klien agar dapat
diterapkan dan
dipahami oleh
klien dan
keluarga
sehingga
tercapainya
pemenuhan
nutrisi klien.
3. Membangun
trust
(kepercayaan)
antara klien,
keluarga dan
petugas medis
serta dapat
menurunkan
ansietas klien.
Kolaborasi
1. agar klien
merasa nyaman
pada saat
makan, sehingga
pemenuhan
nutrisi klien
tercapai.
2. agar tepat
sasaran dan
efisien dalam
pengoptimalan
rencana tujuan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi klien.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Ny. D
DI BR. BUAJI ANYAR DENPASAR
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO. HARI/TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN KEPERWATAN EVALUASI RESPON PAR
KEPERAWATAN AF
1. Selasa, 14 1 1. Mengidentifikasi makanan 1. S : klien mengatakan
September 2021 kesukaan klien sangat menyukai tahu.
pukul 09.00 Wita O: klien terlihat
membawa tahu di
rumahnya.
Pukul 11.00 Wita 1 2. Memonitor asupan makanan 2. S : klien mengatakan
klien kenyang setelah habis
1/4 porsi nasi dan tahu.
Klien mengatakan
terdapat kram pada
perutnya.
O : klien terlihat cepat
kenyang. Bising usus
1 38x/mt.
3. Menganjurkan klien posisi 3. S : klien tampak
duduk mengiyakan anjuran
perawat.
O : klien berusaha duduk
saat makan.
1
Pukul 13.00 Wita 4. Menginformasikan diet yang
4. S : klien bertanya
diprogramkan yakni tinggi
seputar informasi diet.
protein dan kalori.
O : klien tampak
mengerti dengan
informasi yang
disampaikan.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi (Data Subyektif dan Obyektif)
Data subyektif : klien mengatakan nafsu makan menurun
Data obyektif : klien tampak lemas
2. Diagnosa
Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan
3. Tujuan Khusus
a) Nafsu makan klien meningkat
b) Mukosa klien tidak pucat
c) Perut klien tidak kram
d) Bising usus klien menurun hingga normal (N=35 x/mnt)
4. Tindakan Keperawatan
Observasi
1) Identifikasi makanan yang disukai
2) Monitor asupan makanan
Mandiri
Edukasi
Kolaborasi
“Baik ibu, sesuai dengan keluhan ibu dan jadwal hari ini, saya
akan membantu ibu untuk makan iya. Makanan yang diberikan
adalah makanan tinggi kalori dan protein, fungsinya untuk
mempercepat mengembalikan tenaga atau energy untuk tubuh
ibu.”
2) Tempat
“Nanti saya akan bantu ibu makan disini, ibu bisa duduk?”
3) Waktu
“Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 10-15 menit saja.
Apakah ibu bersedia?”
https://drive.google.com/file/d/1wjbCY9ntXKqSWPCT73NGtdFtRwEqxCgM/view?
usp=sharing