Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT NUTRISI

Oleh:

Ida Ayu Jumpung Putri Adnyaswari

NIM: 2114901125

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2021
A. Konsep Teori Kebutuhan
1. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan hasil dari proses pemasukan serta pengolahan zat
makanan oleh tubuh dengan tuuan menghasilkan energi yang mana dapat
digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul dalam Naumi, 2017). Sedangkan,
menurut Barbara Kozier et. al (2011) menyatakan bahwa nutrisi merupakan
jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya dengan artian bahwa nutrisi merupakan yang dimakan oleh
seseorang dan bagaimana makanan tersebut dapat digunakan oleh tubuhnya.
Nutrisi mengandung zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
perkembangan manusia, selain itu untuk dapat memelihara optimalitas jaringan
tubuh dan fungsi normal semua organ (Yuni, 2016).
2. Anatomi Fisiologi Defisit Nutrisi
Seperti yang telah dijabarkan bahwa nutrisi akan masuk dan diolah dalam
tubuh manusia untuk mendapatkan energi. Sistem organ yang bertugas untuk
mengolah zat makanan tersebut adalah sistem penernaan yang terdiri atas mulut
hingga usus halus (Welis dalam Naumi, 2017). Organ tubuh yang berperan
dalam pemenuhan nutrisi sebagai berikut:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal saluran pencernaan, yang mana pada
mulut terjadi proses mekanik karena nutrisi dalam bentuk makanan akan
dihancurkan menjadi ukuran kecil oleh gigi. Selain gigi terdapat pula lidah
yang membantu memposisikan makanan dan mendorong makanan ke dalam
kerongkongan yang disebut proses menelan. Pada bagian ini juga terdapat
proses kimiawi yang dibantu oleh enzim ptialin yang dihasilkan oleh
kelenjar saliva untuk membantu memecah glukosa.
b. Esofagus
Esofagus atau kerongkongan rata-rata memiliki pajang 20 cm pada
orang dewasa. Esofagus akan menghantarkan makanan dari mulut menuju
lambung (gaster). Pada esofagus terdapat gerakan melumat atau memijat
makanan menjadi lebih lunak dan lembut yang disebut dengan gerakan
peristaltik.
c. Gaster (Lambung)
Gaster merupakan organ berongga yang terletak di region hipokondria
kiri. Gaster memiliki tiga enzim yang membantu makanan menjadi bentuk
yang lebih sederhana untuk sel-sel tubuh yakni enzim renin mengubah susu
menadi kasein, enzim peptin mengubahn protein menjadi pepton, dan enzim
HCL untuk mengubah makanan menjadi asam yng berfungsi membunuh
bakteri yang masuk bersama dengan makanan.
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tempat makanan setelah lambung, yang mana
pada usus halus makanan akan diserap sari-sari nutrisi dalam bentuk yang
lebih sederhana oleh jonjot-jonjot yang ada dipermukaan usus. Pada usus
halus terdapat proses kimiawi yang terdiri dari enzim maltase, laktase,
lipase, peptidase, enterokinase dan peptidase. Pada proses kimiawi di usus
halus, terdapat juga bantuan enzim dari pancreas yaitu enzim tripsin, enzim
lipase dan enzim amilase. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian yakni usus
dua belas jari, jejenum dan ileum.
e. Usus Besar
Usus besar atau kolon merupakan sambungan dari usus halus. Pada
usus besar terjadi penyerapan kembali air dan garam mineral pada makanan
dari usus halus. Usus besar terdiri atas kolon asenden, kolon transversum,
kolon desenden, kolon sigmoid dan berakhir pada rectum. Pada usus besar
juga terjadi proses pembusukan makanan yang telah diserap air dan garam
mineralnya oleh bakteri E. coli.

Apabila hormone dan enzim tersebut tidak mampu lagi memecah nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh, maka nutrisi tersebut akan tertimbun dan berpotensi
menyebabkan kelebihan nutrisi dalam tubuh.

3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Gangguan Pemenuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang terhadap manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi
b. Usia
Pada usia 0—10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan
cepat, ha ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal akan relatif
konstan. Oleh karena itu penting diperhatikan asupan gizi pada masing-
masing fase pertumbuhan dan perkembangan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kgBB/jam. Kendati demikian nutrisi lain yang harus
dipenuhi juga zat besi yang berpotensi anemia lebih tinggi yakni pada
wanita.
d. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat
dengan kondisi perekonomian rendah.
e. Status Kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang
nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
Gangguan pemenuhan nutrisi juga dapat menjadi indikasi bahwa kondisi
tubuh sedang tidak baik. Perlu adanya tindakan lanjut seperti pemeriksaan
diagnostik.
f. Gangguan Saluran Pencernaan
Adanya gangguan pada saluran pencernaan dapat menyebabkan
gangguan pola dan nafsu makan. Adanya erosi mukosa pada lambung yang
menyebabkan tonus otot melemah, peristaltik lambung menurun. Setelah itu
duodenum akan dapat refluks ke lambung serta menyebabkan mual dan
muntah. Mual dan muntah akan mengakibatkan penurunan nafsu makan
klien.
4. Gangguan Pemenuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan nutrisi,
dan Anemia defisiensi besi.
a. Kekurangan nutrisi (defisit nutrisi)
Asupan nutrisi yang mana tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh (SDKI, 2017).
b. Etiologi Defisit Nutrisi
Adapun etiologi defisit nutrisi dapat disebabkn oleh: ketidakmampuan
mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan
kebutuhan metabolisme tubuh, faktor ekonomi yang kurang, faktor
psikologis seperti stress ataupun keengganan untuk makan.
c. Proses Terjadi
 Basal metabolisme meningkat maka metabolisme kerja
tubuh juga meningkat, makanan diolah menjadi energi
untuk membantu metabolisme tubuh sehingga tubuh
kekurangan makanan. Tanda dan gejala yang mungkin
timbul : denyut nadi lebih dari 100x/menit, aktivitas pasien
meningkat, tekanan darah tinggi, komplikasi yang mungkin
timbul apabila tidak diatasi : malnutrisi.
 Aktivitas tubuh berlebih sehingga metabolisme dalam tubuh
meningkat, bila asupan makanan seimbang dengan aktivitas
maka tidak akan terjadi gangguan. Bila asupan makanan
tidak seimbang dengan aktivitas maka akan terjadi
malnutrisi dengan tanda dan gejala : denyut nadi
100x/menit, aktivitas meningkat dan tekanan darah tinggi
 Faktor Usia
Pada usia dewasa muda dan pertengahan banyak melakukan
aktivitas, diet tidak seimbang dan stress sehingga asupan
nutrisi tidak terpenuhi dengan baik dan tubuh menjadi
kekurangan nutrisi.
 Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan dingin akan mengakibatkan peningkatan
suhu tubuh sehingga metabolisme dalam tubuh meningkat
dan menyebabkan nafsu makan bertambah sehingga tidak
mungkin terjadi komplikasi.
 Penyakit, mengakibatkan saluran pencernaan terganggu
sehingga asupan nutrisi pasien berkurang dan dapat
memperlambat proses penyembuhan. Tanda dan gejala
yang mungkin muncul pasien tidak mau makan, anoreksia
dengan komplikasi : malnutrisi

d. Manifestasi klinis:

1) Klien mengeluh cepat kenyang


2) Klien mengatakan kram atau nyeri abdomen
3) Klien mengatakan nafsu makan menurun
4) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
5) Bising usus hiperaktif
6) Membrane mukosa pucat
7) Konjungtiva pucat

e. Komplikasi:

1) Infeksi
2) Diare
3) Anemia
4) Gangguan keseimbangan elektrolit

5. Pemeriksaan Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan Haemoglobin (Hb)
Pemeriksaan haemoglobin (Hb) merupakan pemeriksaan diagnostic
untuk menetapkan prevalensi anemia. Selain itu, pemeriksaan Hb juga
digunakan untuk penentuan status anemia sebagai indikator indeks kapasitas
pembawa oksigen pada darah. Pada pemeriksaan Hb nilai yang ditetapkan
sebagai anemia adalah nilai Hb < 10 g/dl. Jika terdapat nilai Hb < 10 g/dl
maka akan digolongkan sebagai anemia (Rivandi dan Mas, 2017).
b. Pemeriksaan Haematokrit (HTC)
Pemeriksaan ini untuk menentukan persentase masa sel darah merah
pada volume darah yang asli. Tujuannya adalah sebagai pemeriksaan
pendukung untuk pengukuran sel darah merah dalam tubuh sebagai
pengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh. Nilai HTC normal
yang disepakati adalah 30% - 50%. Apabila ditemukan nilai <30% maka
kemungkinan besar klien mengalami anemia. Apabila ditemukan nilai >50
% maka kemungkinan besar klien mengalami dehidrasi. (Levina, 2020).
6. Penatalaksanaan Medis
a) Terapi kausal : terapi ini diberikan sesuai dengan penyebabnya. Misalnya
pada anemia akibat cacing tambang maka diberikan terapi khusus untuk
mengobatinya. Terapi kausal harus dilakukan kalau tidak maka kekurangan
nutrisi akan kambuh kembali.
b) Vitamin C
Pemberian vitamin c dianjurkan kepada klien dengan ketentuan
3x100mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi pada kasus anemia.
c) Diet
Pada terapi diet sebaiknya klien diberikan makanan bergizi tinggi
protein terutama yang berasal dari protein hewani pada kasus anemia.
d) Penatalaksaan Invasif
Penatalaksaan invasif dapat berupa pemasangan IVFD dengan cairan
fisiologis sebagai pengganti nutrisi dalam tubuh. Atau apabila klien tidak
dapat menelan atau mengalami penurunan kesadaran maka dapat dipasang
alat bantu makan NGT atau OGT dengan selang nasoenterik.
e) Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan yang dapat diberikan kepada klien
gangguan nutrisi adalah pemberian asupan makan oral yang adekuat (sedikit
tapi sering) kalau mengalami penurunan nafsu makan, delegatif pemberian
IVFD dan vitamin, apabila klien dipasang NGT maka perawat memberikan
nutrisi melalui NGT tersebut.

B. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar


1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan keluarga pasien (penanggung jawab pasien).
b. Riwayat Kesehatan
Data Subjektif :
1) Klien mengeluh cepat kenyang setelah makan
2) Klien mengatakan kram/nyeri bagian perut
3) Klien mengatakan nafsu makan menurun

Data Objektif:

1) Berat badan klien menurun minimal 10% dari berat idealnya.


2) Bising usus hiperaktif
3) Membrane mukosa pucat

c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Compos Mentis
2) Bangun tubuh : Kurus – sedang
3) Keadaan Kulit : pucat, anemis
4) Kepala :
a) Rambut tidak mudah rontok
5) Mata:
a) Konjungtiva : merah muda – pucat
6) Mulut:
a) Mukosa bibir : pucat, kering
b) Lidah : mengkilap (atrofi papilla lidah)
7) Abdomen :
a) Bising usus : >35x/mt (hiperaktif)
8) Ekstremitas Atas dan Bawah:
a) Kuku: terdapat kuku yang tidak mudah rapuh
1. Pengukuran antropometri
a. Berat badan ideal (TB-100*10%)
2. Laboratorium
a. Hb
b. Htc
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan :
a) Ketidakmampuan mencerna makanan
b) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
c) Peningkatan kebutuhan metabolisme tubuh
d) Faktor psikologis seperti stress ataupun keengganan untuk makan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Defisit Nutrisi
1) Rencana Tujuan dan Kriteria Hasil:
Setelah diberikan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan
defisit nutrisi membaik dengan kriteria hasil:
a) Perasaan cepat kenyang menurun
b) Nyeri abdomen menurun
c) Frekuensi makan meningkat
d) Nafsu makan meningkat
e) Bising usus menurun (Normal= 35x/mt)
f) Adanya peningkatan berat badan minimal 10% dari sakit (SLKI,
2019).
2) Intervensi dan Rasional
a) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Rasional:
Pentingnya mengetahui status alergi pasien agar tidak
menimbulkan cidera tambahan disamping penyakit klien saat
menerima perawatan.
b) Identifikasi makanan yang disukai klien
Rasional : mengidentifikasi makanan yang disukai oleh klien
merupakan salah satu trik agar pasien dapat meningkatkan
asupan makannya, sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan.
c) Monitor asupan makanan
Rasional : mengidentifikasi serta memantau asupan makanan
klien diperlukan agar memudahkan dalam mengotrol pemberian
dan pemenuhan nutrisi klien.
d) Monitor berat badan
Rasional : monitor berat badan sebagai indikator capaian output
atau capaian rencana tujuan keperawatan.
e) Monitor hasil pemeriksaan lab
Rasional : pemeriksaan lab diperlukan untuk menegakkan, serta
mengakurasi kondisi internal klien. Sehingga tenaga medis
dapat mengetahui apakah ada penyebab lain defisit nutrisi klien.
f) Fasilitasi klien untuk menentukan pedoman diet (misal piramida
makanan)
Rasional: pada saat klien menentukan pedoman diet kita dapat
mengetahui apa yang disukai klien dengan apa yang dibutuhkan
klien. Sehingga memudahkan kita dalam pemberian informasi
serta pengoptimalan kesembuhan klien.
g) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Rasional: memberikan makanan yang menarik dengan suhu
yang sesuai dapat menggugah selera mkan klien. Dengan begitu
nafsu makan klien juga akan ikut meningkat.
h) Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Rasional : pemberian makanan tinggi kalori dan protein
difungsikan agar sel-sel klien dapat dengan cepat beregenerasi
serta bagi klien dengan penyakit anemia dapat meningktkan
produksi Hb.
i) Berikan suplemen makanan jika perlu
Rasional: pemberian suplemen makanan bagi klien jika perlu
untuk meningkatkan nafsu makan klien sehingga tercapainya
rencana tujuan nafsu makan klien meingkat.
j) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Rasional : posisi duduk saat makan diperlukan untuk mencegah
adanya aspirasi pada saat makan.
k) Ajarkan diet yang diprogramkan
Rasional: diet yang telah diprogramkan dikomunikasikan
kepada keluarga dan klien agar dapat diterapkan dan dipahami
oleh klien dan keluarga sehingga tercapainya pemenuhan nutrisi
klien.
l) Kolaborasikan pemberian anti nyeri sebelum makan (apabila
ada nyeri)
Rasional: agar klien merasa nyamanpada saat makan, sehingga
pemenuhan nutrisi klien tercapai.
m) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk kebutuhan kalori dan nutrient
klien
Rasional: perhitungan kebutuhan kalori dan nutrien klien
diperlukan agar tepat sasaran dan efisien dalam pengopimalan
rencana tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi klien. (SIKI,
2018).

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik, yang mana
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, dalam Potter &
Perry, 1997).

5. Evaluasi Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
1) Perasaan cepat kenyang menurun
2) Nyeri abdomen menurun
3) Frekuensi makan meningkat
4) Nafsu makan meningkat
5) Bising usus menurun (Normal= 35x/mt)
6) Adanya peningkatan berat badan minimal 10% dari sakit.
(SLKI, 2019).
Daftar Pustaka

Artika, Yuni. (2016). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Stase KDP Pada
Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani.

Felicia, dr. Levina. (2020). Tes Hematokrit.


https://www.sehatq.com/tindakan-medis/tes-hematokrit.

Firiany, Julia dan Amelia Intan Saputri. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal
Averrous Vol. 4(2).

Munthe, Naomi F.A. (2017). Asuhan Keperawatan Prioritas Masalah Gangguan


Kebutuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP. H Adam Malik
Medan. http://repositori.usu.ac.id.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2017). Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia (SDKI). PPNI: Jakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018). Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia (SIKI). PPNI: Jakarta

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2019). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia (SLKI). PPNI: Jakarta.

Pradiyadnya, Rivandi dan Ida Ayu Mas Suryani. (2017). Responsi Anemia Defisiensi
Besi. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
WOC Defisit Nutrisi

Penyakit saluran Status kesehatan Usia Pengetahuan Jenis Status


pencernaan menurun Kelamin Ekonomi

Erosi mukosa Tidak dapat Tidak mampu Faktor Psikologis


lambung mencerna makanan membeli pangan

Stres
Tidak ada nutrisi Asuhpan nutrisi
Tonus otot yang di absorpsi tidak terpenuhi
menurun &
Rasa enggan
peristaltik
makan
lambung
Peningkatan Kram/ nyeri
menurun
kebutuhan abdomen
metabolisme

Refluks duodenum Nafsu makan


ke lambung menurun

Mual, Muntah

Penurunan BB,
badan lemas dan
Defisit Nutrisi
wajah pucat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D

DENGAN DEFISIT NUTRISI DI BUAJI ANYAR DENPASAR

TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 17 SEPTEMBER 2021

Oleh:

Ida Ayu Jumpung Putri Adnyaswari

NIM: 2114901125

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2021
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 14 September 2021 pukul
09.00 WITA dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)

1. PENGUMPULAN DATA Penanggung jawab


a. Identitas Pasien (Suami)
Nama : Ny. D Tn. E
Umur : 40 tahun 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan: Kawin Kawin
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : Pedagang Swasta
Alamat: Br. Buaji Anyar, Denpasar Buaji Anyar, Denpasar
Alamat Terdekat : - -
Nomor Telepon : 089768****** 087861******
Nomor Register :- -
Tanggal MRS :- -

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengeluh badan lemas.
2) Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengeluh badan lemas, penurunan nafsu makan
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh badan lemas sejak 2 hari yang lalu. Wajah klien
pucat dan emosinya labil. Pada tahun 2019 klien pernah dirawat di
RS dengan keluhan sakit lambung.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Klien dinyatakan pernah mengalami campak pada usia muda oleh
keluarganya. Namun, keluarga mengatakan bahwa klien
mendapatkan imunisasi lengkap sewaktu kecil.

5) Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular ataupun penyakit tidak menular lainnya seperti:
TB Paru, HIV/AIDS, Hepatitis, DM, Jantung dan lain-lain.

6) Genogram

Keterangan

: laki-laki hidup : laki-laki meninggal

: perempuan hidup : wanita meninggal

: menikah dan memiliki anak

: tinggal bersama

c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian : pasien tidak memiliki riwayat gangguan
saat bernafas.
Saat Pengkajian : klien mengeluh sesak saat menarik nafas.
RR klien saat ini 18x/mt. Tidak ada
suara nafas tambahan. Tidak terdapat
sekret, ataupun batuk. Tidak ada retraksi
otot dada saat klien inspirasi dan
ekpirasi. Klien mengaku setelah
melakukan aktivitas klien merasa lebih
panjang saat menghembuskan nafasnya.
RR klien setelah beraktivitas adalah
21x/mt.

2) Makan dan minum


Sebelum Pengkajian : klien mengatakan bahwa jarang
mengkonsumsi daging dan sayuran. Pola
makan klien biasa 3x sehari. Tidak ada
alergi makanan. Klien hanya
mengkonsumsi nasi dan tahu tempe saja.
Saat Pengkajian : klien memiliki frekuensi makan
2-3x/hari, jenis makanan klien saat
pengkajian hanya nasi putih dan buah.
Klien tidak memiliki pantangan
makanan, klien tidak memiliki alergi
terhadap makanan. Klien bisa
menghabiskan 1/4 s/d 1/2 porsi saat
makan. Klien mengatakan sudah tidak
nafsu makan kembali. Klien mengatakan
hanya minum air putih saat ini kurang
dari 8 gelas karena tidak merasa haus.
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian : BAB klien 1x/hari, teratur dan BAK
biasanya dilakukan 3-4x/hari.
Saat Pengkajian : BAB bisa dilakukan 2 hari sekali, tidak
teratur. Konsistensi padat, warna kuning tidak
ada darah. BAK dilakukan 2-3x/hari.
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan mampu melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang
lain.
Saat Pengkajian : klien mengeluh saat melakukan kegiatan
terhambat karena klien merasa badannya
lemas.

5) Istirahat dan tidur


Sebelum Pengkajian: klien mengatakan tidur seperti biasa sebelum
sakit dengan rentang rata-rata 6-8 jam/hari.
Saat Pengkajian : Klien mengatakan kira-kira tidur sebanyak 5
jam/hari.

6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan klien mandi 2x/hari, gosok
gigi 2x/hari, mencuci rambut 2x/hari. Klien
juga sebelum sakit sering mengganti
bajunya.
Saat Pengkajian : sejak klien dirawat di RS klien mandi hanya
lap saja sebanayk 2x/hari dibantu oleh
suaminya, pasien mengatakan gosok gigi
2x/hari. Klien mengatakan mengganti
pakaiannya 1x/hari. Kuku klien tidak terlihat
kotor dan panjang.
7) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan suhu klien normal dan
tidak pernah teraba atau terasa panas.
Saat Pengkajian : klien mengatakan tidak enak badan, klien
mengatakan jarang berkeringat saat dirawat
dan suhu klien 36,6OC.
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : klien merasa nyaman dan klien tidak merasa
nyeri.
Saat Pengkajian : klien mengeluh kram pada bagian perut
seperti tercengkram, selain itu klien
mengeluh badan lemas yang membuatnya
tidak nyaman. Klien juga mengaku pusing/
pening.
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : klien merasa aman dan klien tidak merasa
cemas terhadap kesehatannya.
Saat Pengkajian : klien mengatakan tidak cemas dan
mengikuti dengan ikhlas seluruh rangkaian
perawatan kesehatannya.

10) Data sosial


Sebelum Pengkajian: klien tidak memiliki masalah social dan
memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga ataupun dengan tetangga.
Saat Pengkajian : Jenis keluarga klien merupakan keluarga inti
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Peran
klien dalam rumah tangga adalah sebagai ibu
rumah tangga. Keluarga klien harmonis,
hubungan keluarga klien dengan lingkungan
baik, dengan perawat baik. Serta klien
menuturkan bahwa lingkungan rumah klien
juga bersih.
11) Prestasi dan produktivitas
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan klien belum memiliki
prestasi yang memuaskan namun saat ini
klien bekerja sebagai pedagang di depan
rumah.
Saat Pengkajian : klien mengatakan sudah tidak dapat bekerja
kembali saat klien sakit.
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan memiliki kebiasaan wisata
kuliner sebanyak 1x seminggu
Saat Pengkajian : klien hanya dapat terbaring di rumah.

13) Belajar
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan kurang paham dengan
penyakitnya.
Saat Pengkajian : klien lebih banyak bertanya tentang
penyakitnya dengan perawat.
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan beragama Hindu, namun
hanya melakukan sembahyang pada hari-hari
tertentu.
Saat Pengkajian : klien mengatakan belum sembahyang, dan
hanya bisa sembahyang di tempat tidur.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Compos Mentis/sadar penuh
b) Bangun Tubuh : Sedang
c) Postur Tubuh : Tegak,
d) Cara Berjalan : Tidak terganggu
e) Gerak Motorik : Normal
f) Keadaan Kulit
Warna : pucat/anemis
Turgor : kurang elastis
Kebersihan: bersih
Luka : tidak ada
Gambar :
Depan Belakang

g) Gejala Kardinal : TD :110/70 mmHg


N : 80 x/mnt
S : 36,6oC
RR :20 x/mnt
h) Ukuran lain : BB : 52 kg
TB :156 cm
LL : 20 cm

2) Kepala
a) Kulit kepala : bersih
b) Rambut : tidak rontok
c) Luka : tidak terdapat luka

Gambar

3) Mata
a) Konjungtiva : anemis
b) Sklera : putih
c) Kelopak mata : tidak ada lingkar mata hitam
d) Pupil : reflek pupil baik,
4) Hidung
a) Keadaan : Bersih
b) Penciuman : Baik
c) Nyeri : tidak ada nyeri tekan.
5) Telinga
a) Keadaan : Bersih
b) Nyeri : tidak nyeri
c) pendengaran : baik

6) Mulut
a) Mukosa bibir : pucat, kering
b) Gusi : tidak berdarah,
c) Gigi : gigi lengkap, gigi bersih
d) Lidah : bersih ,tidak terdapat luka
Data lainnya : tidak ada

7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : baik/normal
b) Palpasi : tidak ada pembesaran masa/tumor

8) Thorax
a) Inspeksi
 Bentuk : simetris
 Gerakan dada: bebas
b) Palpasi
 Pengembangan dada : simetris
 Vibrasi tactile premitus : simetris
c) Perkusi
 Suara paru : Sonor/resonan,
d) Auskultasi
 Suara paru : vesikuler/normal,
 Suara jantung: Regular, S1-S2 tunggal
9) Abdomen
a) Inspeksi
 Pemeriksaan : asites
b) Auskultasi
 Peristaltic usus:38 x/mnt
c) Palpasi : ascites
d) Perkusi : hipertymphani

10) Genetalia
a) Keadaan : Bersih
b) Prosedur Invasif : tidak ada pemasangan kateter.

11) Anus
Keadaan : Bersih

12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
Tidak terdapat edema pada tangan kanan ataupun tangan kiri,
kuku tangan terlihat berwarna merah muda dan tidak rapuh,
tangan kanan dan kiri klien teraba dingin. CRT < 2 detik.
b) Ektremitas Bawah
Tidak terdapat edema pada kaki, ekstremitas bawah tidak
mengalami kelemahan otot. Klien mengatakan kadang-kadang
merasakan dingin dan kesemutan pada kakinya. CRT < 2 detik.

555 555

555 555
Analisa Data Ny. D
Dengan Pasien Defisit Nutrisi Br. Buaji Anyar Denpasar

Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1. Klien mengeluh 1. Klien terlihat Defisit Nutrisi
badannya lemas. makan nasi,
2. Klien mengatakan tempe tahu buah
tidak nafsu 2. Bising usus =
makan. 38x/mt
3. Klien mengatakan 3. BB ideal (170-
ada kram pada 110)= 60 kg, BB
bagian perut saat ini 52 kg.
seperti Terdapat
tercengkram. penurunan > 10%
4. Klien mengatakan BB Ideal.
makan hanya 1- 4. Mukosa bibir
2x/hari klien terlihat
5. Klien mengatakan pucat.
maksimal habis 2 5. Perut klien
porsi makanan/ terdengar
hari. hipertimpani dan
asites.

Rumusann Masalah :
1. Defisit Nutrisi

Analisa Masalah :
1. P : Defisit Nutrisi
E : Penurunan nafsu makan
S : klien mengeluh badannya lemas, klien mengatakan nafsu
makannya menurun, klien mengatakan terdapat kram pada daerah
perutnya, klien mengatakan hanya makan 1-2x/hari, klien
mengatakan maksimal habis 2 porsi dalam satu hari, klien terlihat
makan nasi, tempe dan tahu, bising usus klien 38x/mt, BB klien
saat ini mengalami penurunan 10% dari BB ideal klien, mukosa
bibir klien kering, perut klien terdengar hipertimpani dan sites.
Proses Terjadi : penurunan nafsu makan pada klien menyebabkan klien
tidak dapat memenuhi asupan nutrisi. Ketidakseimbangan asupan
nutrisi ini akan berdampak pada fungsi seluruh organ tubuh yang
memerlukan nutrisi sebagai makanan, atau energi untuk dapat
beregenerasi. Jika hal ini dibiarkan maka akan terjadi kelemahan
otot dan rangka karena kurangnya energy untuk bergerak,
selanjutnya menurunnya hemoglobin karena kurang nutrisi untuk
beregenerasi. Setelah menurunnya hb sebagai pembawa pasokan
nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh maka tubuh mulai bereaksi
dengan adanya rasa pusing, gangguan di beberapa organ seperti
abdomen. Jika tubuh kekurangan nutrisi dan oksigen selanjutnya
jantung akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan tekanan
pompa darah agar kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh terpenuhi.
Apabila ini tetap dibiarkan maka yang terjadi adalah klien dapat
menderita kardiomegali ataupun gagal jantung.
Akibat apabila tidak tertangani:
Klien dapat mengalami kardiomegali ataupun gagal jantung.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan ditandai
dengan klien mengeluh badannya lemas, klien mengatakan nafsu
makannya menurun, klien mengatakan terdapat kram pada daerah
perutnya, klien mengatakan hanya makan 2-3x/hari, klien mengatakan
maksimal habis 1/4 s/d 1/2 porsi sekali makan klien terlihat makan
nasi, tempe dan tahu, bising usus klien 38x/mt, BB klien saat ini
mengalami penurunan 10% dari BB ideal klien, mukosa bibir klien
kering, , perut klien terdengar hipertimpani dan asites, rambut klien
tidak terlihat rontok.

C. PERENCANAAN
1. Prioritas masalah keperawatan berdasarkan teori 14 kebutuhan dasar
Virginia Hunderson:
a) Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
2. Rencana Keperawatan (SIKI, 2018)
RENCANA KEPERAWATAN Ny. D
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO HARI/ DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL PARAF
. TGL/JAM KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. Selasa, 14 Defisit Nutrisi Setelah diberikan Observasi Observasi
September berhubungan asuhan 1. Identifikasi 1. agar pasien
2021 Pukul dengan penurunan keperawatan 3 x makanan yang dapat
09.00 nafsu makan 24 jam disukai. meningkatkan
WITA ditandai dengan : diharapkan nutrisi 2. Monitor asupan asupan
DS : klien membaik makanan makannya,
1. klien dengan kriteria Mandiri sehingga dapat
mengeluh hasil 1. Fasilitasi mempercepat
badannya (SLKI,2019): menentukan proses
lemas, 1. nafsu makan pedoman diet. penyembuhan.
2. klien klien 2. Sajikan makanan 2. agar
mengatakan meningkat secara menarik memudahkan
nafsu makannya 2. Bising usus dengan suhu yang dalam
menurun, klien sesuai. mengotrol
3. klien menurun 3. Berikan makanan pemberian dan
mengatakan hingga tinggi kalori dan pemenuhan
hanya makan 2- normal (N protein nutrisi klien.
3x/hari dengan =35x/mt). Edukasi 3. untuk
1/4 s/d 1/2 porsi 3. Mukosa klien 1. Anjurkan posisi menegakkan,
sekali makan, tidak pucat. duduk saat makan serta
DO : 4. Perut klien 2. Informasikan diet mengakurasi
1. klien terlihat tidak keram yang diprogramkan kondisi internal
makan nasi, 3. Informasikan klien. Sehingga
tempe tahu kepada klien dan tenaga medis
dan buah keluarga terkait dapat
2. bising usus penyakit dan segala mengetahui
klien 38x/mt, tindakan yang apakah ada
3. BB klien saat diberikan. penyebab lain
ini mengalami defisit nutrisi
penurunan klien.
10% dari BB Mandiri:
ideal klien, 1. pada saat klien
4. mukosa bibir menentukan
klien kering, pedoman diet
5. perut klien kita dapat
terdengar mengetahui apa
hipertimpani yang disukai
dan asites, klien dengan
apa yang
dibutuhkan
klien. Sehingga
memudahkan
kita dalam
pemberian
informasi serta
pengoptimalan
kesembuhan
klien.
2. memberikan
makanan yang
menarik dengan
suhu yang
sesuai dapat
menggugah
selera makan
klien. Dengan
begitu nafsu
makan klien
juga akan ikut
meningkat.
3. pemberian
makanan tinggi
kalori dan
protein
difungsikan agar
sel-sel klien
dapat dengan
cepat
beregenerasi
bagi klien.
Edukasi :
1. posisi duduk
saat makan
diperlukan
untuk mencegah
adanya aspirasi
pada saat
makan.
2. diet yang telah
diprogramkan
dikomunikasika
n kepada
keluarga dan
klien agar dapat
diterapkan dan
dipahami oleh
klien dan
keluarga
sehingga
tercapainya
pemenuhan
nutrisi klien.
3. Membangun
trust
(kepercayaan)
antara klien,
keluarga dan
petugas medis
serta dapat
menurunkan
ansietas klien.
Kolaborasi
1. agar klien
merasa nyaman
pada saat
makan, sehingga
pemenuhan
nutrisi klien
tercapai.
2. agar tepat
sasaran dan
efisien dalam
pengoptimalan
rencana tujuan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi klien.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Ny. D
DI BR. BUAJI ANYAR DENPASAR
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO. HARI/TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN KEPERWATAN EVALUASI RESPON PAR
KEPERAWATAN AF
1. Selasa, 14 1 1. Mengidentifikasi makanan 1. S : klien mengatakan
September 2021 kesukaan klien sangat menyukai tahu.
pukul 09.00 Wita O: klien terlihat
membawa tahu di
rumahnya.
Pukul 11.00 Wita 1 2. Memonitor asupan makanan 2. S : klien mengatakan
klien kenyang setelah habis
1/4 porsi nasi dan tahu.
Klien mengatakan
terdapat kram pada
perutnya.
O : klien terlihat cepat
kenyang. Bising usus
1 38x/mt.
3. Menganjurkan klien posisi 3. S : klien tampak
duduk mengiyakan anjuran
perawat.
O : klien berusaha duduk
saat makan.
1
Pukul 13.00 Wita 4. Menginformasikan diet yang
4. S : klien bertanya
diprogramkan yakni tinggi
seputar informasi diet.
protein dan kalori.
O : klien tampak
mengerti dengan
informasi yang
disampaikan.

2. Rabu, 15 1 1. Menganjurkan klien posisi 1. S : klien tampak


September 2021 duduk mengiyakan anjuran
Pukul 10.00 Wita perawat.
O : klien berusaha duduk
saat makan.
1 1. S : klien mengatakan
2. Memberikan makanan dengan tidak menyukai lauk
lauk daging ayam. tersebut.
O : klien terlihat
menyisakan daging
ayam tersebut.
2. S : klien mengatakan
Pukul 11.00 Wita 1 3. Menginformasikan diet yang
tidak suka daging,
diprogramkan oleh tim gizi
namun setelah dijelaskan
klien mengatakan
mencobanya.
O : klien nampak paham
dengan penjelasan
perawat.
3 Kamis, 16 1 1. Memonitor asupan 1. S : -
September 2021 makanan klien O : klien terlihat
Pukul 08.00 Wita mencoba daging ayam
yang disediakan oleh tim
gizi. Makanan klien
habis dalam ½ porsi
diberikan.
Pukul 11.00 Wita 1 2. Memonitor asupan 2. S : -
makanan O : klien nampak makan
daging ayam yang
disediakan oleh tim gizi.
Makanan klien habis
dalam 1 porsi.
Pukul 13.00 Wita 1 3. Menginformasikan
3. S : klien dan keluarga
kepada klien dan keluarga
mengatakan paham atas
terkait lanjutan makanan
informasinya.
serta pola makan.
O : klien dan keluarga
nampak antusias serta
dapat mengulang tugas-
tugas yang diberikan
oleh perawat.
E. EVALUASI PERKEMBANGAN
1) Catatan Perkembangan
CATATAN PERKEMBANGAN Ny. D
DI BR. BUAJI ANYAR DENPASAR
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
1 Selasa, 14 September 2021 1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan S: klien mengatakan tidak menyukai
Pukul 10.00 Wita penurunan nafsu makan. lauk yang diberikan, klien hanya
menyukai tahu.
O: klien terlihat makan nasi bersama
tahu, klien terlihat menyisakan
daging yang disediakan, klien hanya
¼ porsi makan, bising usus klien
38x/mnt.
A: tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi mandiri
1,2,3.

CATATAN PERKEMBANGAN Ny. D


DI BR. BUAJI ANYAR DENPASAR
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
1 Rabu , 15 September 2021 1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan S: klien mengatakan akan mencoba
Pukul 11.00 Wita penurunan nafsu makan. memakan lauk yang disediakan
seperti daging ayam.
O: klien terlihat makan nasi bersama
daging ayam yang disediakan, klien
hanya menyisakan daging yang
disediakan hanya ½ porsi makan,
bising usus klien 38x/mnt. Bibir
mukosa Ny. D saat ini telah lebih
lembab.
A: tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi mandiri 1,2,

CATATAN PERKEMBANGAN Ny. D


DI BR. BUAJI ANYAR DENPASAR
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
1 Kamis, 16 September 2021 1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan S: klien mengatakan akan terus
Pukul 13.00 Wita penurunan nafsu makan. memakan lauk tersebut, klien
mengatakan diet rumah sakit di
rumah. Klien mengatakan perutnya
sudah tidak kram lagi.
O: klien terlihat makan nasi bersama
daging ayam yang disediakan, klien
hanya menyisakan daging yang
disediakan hanya 1 porsi makan,
bising usus klien 35x/mnt. Bibir
mukosa Ny. D saat ini sudah lebih
lembab.
A: Tujuan tercapai
P: Hentikan intervensi

2). Evaluasi Terminasi


EVALUASI KEPERAWATAN Ny. D
DI BR. BUAJI ANYAR DENPASAR
TANGGAL 14 SEPTEMBER S/D 16 SEPTEMBER 2021
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
1 Kamis, 16 September 2021 1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan S : klien mengatakan akan terus
. Pukul 14.00 Wita penurunan nafsu makan. makan lauk tersebut, klien
mengatakan menjalankan diet rumah
sakit dirumah. Klien mengatakan
perutnya sudah tidak kram lagi.
O : klien terlihat makan nasi
bersama daging ayam yang
disediakan, klien terlihat menyisakan
daging yang disediakan hanya
habis 1 porsi makan, , bising usus
klien 35x/mt.
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi klien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Ny. D
DENGAN DEFISIT NUTRISI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi (Data Subyektif dan Obyektif)
Data subyektif : klien mengatakan nafsu makan menurun
Data obyektif : klien tampak lemas
2. Diagnosa
Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan
3. Tujuan Khusus
a) Nafsu makan klien meningkat
b) Mukosa klien tidak pucat
c) Perut klien tidak kram
d) Bising usus klien menurun hingga normal (N=35 x/mnt)
4. Tindakan Keperawatan
Observasi
1) Identifikasi makanan yang disukai
2) Monitor asupan makanan

Mandiri

1) Sajikan makanan secara menarik dengan suhu yang sesuai


2) Berikan makanan tinggi kalori dan protein

Edukasi

1) Anjurkan posisi duduk saat makan


2) Informasikan kepada klien dan keluarga terkait penyakit dan segala
tindakan yang diberikan

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian nutrisi dengan keluarga klien

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapiutik
“Selamat pagi Ibu, perkenalkan saya perawat Putri yang akan
merawat Ibu selama 8 jam kedepan. Sebelumnya apakah benar
dengan ibu D? Boleh saya lihat gelangnya ibu?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kondisi ibu saat ini ?
Apakah masih lemas ibu?”
c. Kontrak
1) Topik

“Baik ibu, sesuai dengan keluhan ibu dan jadwal hari ini, saya
akan membantu ibu untuk makan iya. Makanan yang diberikan
adalah makanan tinggi kalori dan protein, fungsinya untuk
mempercepat mengembalikan tenaga atau energy untuk tubuh
ibu.”

2) Tempat
“Nanti saya akan bantu ibu makan disini, ibu bisa duduk?”
3) Waktu
“Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 10-15 menit saja.
Apakah ibu bersedia?”

2. Kerja (Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan Sesuai


Ceklist terlampir)
a. Persiapan perawat : perawat yakin dan mampu memahami
pelaksanaan prosedur membantu klien makan minum per
oral
b. Persiapan alat :
1) Baki alas
2) Serbet makanan
3) Piring berisi nasi
4) Buah-buahan
5) Piring kecil berisi lauk
6) Obat-obatan jika ada
7) Senduk makan dan garpu
8) Gelas berisi air minum
9) Sedotan/pipet
10) Mangkok untuk cuci tangan
c. Persiapan pasien :
1) Beri salam dan perkenalkan diri
2) Identifikasi nama klien
3) Menjelaskan utama tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan
5) Menanyakan kesediaan pasien
6) Kaji kebutuhan pasien sebelum tindakan
d. Persiapan lingkungan
1) Meminta keluarga atau anggota keluarga yang lain
menunggu diluar
2) Tutup sampiran
e. Fase kerja
1) Bawa alat-alatnya ke dekat pasien
2) Perawat mencuci tangan
3) Pasangkan serbet sebagai alas
4) Anjurkan pasien berdoa sebelum makan
5) Hidangkan makanan ke dekat pasien dengan hati-hati
6) Bantu pasien memotong lauknya
7) Persilakan pasien untuk makan
8) Bila pasien tidak bisa makan dan minum suapi pasien
sedikit demi sedikit sambal berkomunikasi dengan
pasien
9) Berikan pasien buah selesai makan
10) Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet atau
tisu
11) Kembalikan pasien ke semula yang nyaman
12) Bereskan alat dan perawat
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“baik ibu, bagaimana setelah makan? Apakah sudah terasa
lebih enak? Atau masih ada perasaan yang mengganjal?”
b. Evaluasi Obyektif
Klien tampak kenyang
c. Rencana Tindak Lanjut
“Ibu, saya sudah selesai membantu memberikan makanan yang
tinggi protein dan kalori. Sekarang ibu sudah nampak lebih
bertenaga. Nanti kalau ada sesuatu yang dirasakan yang kurang
enak atau perlu bantuan silakan minta bantuan ke keluarga iya
bu.”
d. Kontrak Yang Akan Datang
“terima kasih ibu atas kerja samanya. Nanti saya akan datang
kembali pukul 14.00 iya bu. Saya pamit bu”

https://drive.google.com/file/d/1wjbCY9ntXKqSWPCT73NGtdFtRwEqxCgM/view?
usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai