Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI PADA PENDERITA DIABETES


MELITUS DENGAN SENAM KAKI DIABETES
TANGGAL 16 JANUARI 2023

KELOMPOK 7

NI WAYAN AYU EKA PERANTINI 2214901029


NI LUH ENI SURYANTINI 2214901042

NI PUTU IKA MARTINA DEWI Y. 2214901098


DEWA AYU PUTU DIAN LESTARI 2214901039
NI MADE YESHIKA ARMIANDENI 2214901125
NI KADEK KATARINA AYU D. 2214901048

NI WAYAN JUNI ATI 2214901159

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MOBILISASI PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS DENGAN SENAM KAKI DIABETES

Bahasan : Mobilisasi pada penderita DM


Pokok Bahasan : Senam kaki diabetes
Hari/tanggal : Senin, 16 Januari 2023
Jam : 10.00-10.30 WITA
Waktu : 30 menit
Sasaran : Keluarga dan pasien dengan penyakit DM
Tempat : Ruang perawatan pasien

1. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association,
2013). Indonesia menempati peringkat ke- 7 dunia dengan penderita DM
sebanyak 8,5 juta penduduk pada tahun 2013 (International Diabetes
Federation, 2013). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, prevalensi pasien DM di Bali adalah 1,5% dari jumlah penduduk
Bali atau sekitar 60.830 penduduk (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2013).
Berbagai komplikasi dapat muncul pada pasien DM, salah satunya
adalah neuropati DM. Hiperglikemia kronis dapat menyebabkan gangguan
pada aktivitas jalur poliol (glukosa-sorbitol-fruktosa) sehingga terjadi
penimbunan sorbitol dan fruktosa di dalam sel saraf. Penimbunan ini
menyebabkan edema sel saraf serta memicu stimulasi berbagai enzim yang
dapat merusak sel saraf baik melalui faktor metabolik dan faktor
neurovaskular. Kerusakan pada serat saraf sensorik kaki berdampak pada
penurunan sensitivitas saraf kaki yang enurunan sensitivitas saraf kaki yang
berfungsi sebagai sensasi protektif. Kehilangan sensasi protektif
menyebabkan pasien DM lebih mudah mengalami ulkus kaki diabetik.
Menurut Suyono dkk (2013), pasien DM mempunyai risiko 5 kali lebih
besar mengalami ulkus kaki diabetik. Kejadian amputasi pasien DM lebih
besar 15 kali daripada yang bukan pasien DM. Kejadian amputasi dapat
menurunkan kualitas hidup pasien DM dalam hal mobilisasi dan aktivitas
perawatan diri. Penatalaksanaan sedini mungkin pada pada pasien DM dapat
mencegah komplikasi diabetic foot dan amputasi.
Dasar manajemen dan penatalaksanaan DM untuk mengontrol kadar
glukosa darah adalah diet, latihan fisik, dan terapi obat ditunjang
denganedukasi dan pemantauan yang baik. Pada pasien DM tipe 2, latihan
fisik merupakan tatalaksana utama untuk mengontrol kadar glukosa darah.
Manfaat yang didapat dengan latihan fisik akan optimal apabila
memperhatikan frekuensi, intensitas, dan durasi latihan. Salah satu latihan
fisik yang dianjurkan pada pasien DM adalah senam kaki diabetik.

2. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, peserta mampu memahami dan
mempraktekkan senam kaki diabetik.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang senam kaki
diabetik diharapkan peserta mampu:
1) Menjelaskan pengertian senam kaki diabetes
2) Menyebutkan tujuan senam kaki diabetes
3) Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetes
4) Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dari senam kaki
diabetes
5) Menjelaskan langkah-langkah senam kaki diabetes
6) Mendemostrasikan senam kaki diabetes

3. Materi

(Terlampir)
4. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Demonstrasi

d. Tanya jawab

5. Media

a. Leaflet

6. Pengorganisasian
Perawat terdiri dari 7 orang yang masing-masing memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

a. Moderator

b. Pemateri

c. Fasilitator

d. Observer
7. Job Deks
Moderator
Tugas:
- Memperkenalkan anggota kelompok
- Membuka acara penyuluhan
- Mengatur jalannya penyuluhan
- Memfasilitasi tanya jawab
- Menutup acara penyuluhan
Penyaji
Tugas:
- Menyajikan materi penyuluhan
Fasilitator
Tugas:
- Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
diskusi
Observer
Tugas:
- Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, dan
mengevaluasi jalannya penyuluhan

8. Setting Tempat

Moderator Pemateri 1 dan 2

Fasilitator Fasilitator

Keluarga Klien

Klien Keluarga
Keluarga Klien

Observer Fasilitator

9. Kegiatan Penyuluhan
Respon
Tahap Kegiatan Penyuluh Media Waktu
Sasaran
Pembukaan Pendahuluan 3 Menit
1. Membuka a. Membalas
penyuluhandengan salam
mengucapkan salam b. Mendengar
2. Memperkenalkan kan
diri c. Memperhat
3. Menjelaskan tujuan ikan
instruksional umum/ d. Memperhat
khusus ikan
4. Menjelaska manfaat e. Memberika
penyuluhan yang n respon
diberikan
5. Kontrak waktu
Penyampaian Inti Mendengarka leaflet 20
materi n dengan Menit
Pemaparan materi
penuh
1. Pengertian senam
perhatian dan
kakidiabetes
memperhatika
2. Tujuan senam kaki n
diabetes

3. Indikasi dan
kontraindikasi

4. Hal-hal yang perlu


diperhatikan dari
senamkaki diabetes

5. Langkah-langkah
senamkaki diabetes

6. Demostrasi senam
kaki diabetes

Mempraktekk
an
senam kaki
bersama-sama
Evaluasi 1. Memberikan - Mengajukan 5 Menit
kesempatan klien dan pertanyaan
keluarga untuk - Menjelaska
mengajukan n
pertanyaan - Menjawab
2. Memberi kesempatan
klien dan keluarga
mengulang materi
yang diberikan(review)
3. Menanyakan kembali
kepada peserta apa
yangtelah disampaikan
Penutup Penutup - Mendengar 2 Menit
kan
1. Menyimpulkan
- Membalas
materi yangtelah
salam
disampaikan

2. Menutup
penyuluhan dengan
salam
10. Evaluasi

a. Evaluasi struktur

1. Peserta hadir saat penyuluhan

2. Kesiapan tempat penyuluhan dilaksanakan

3. Kesiapan alat dan materi penyuluhan

4. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya

b. Evaluasi proses

1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

2. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai

3. Peserta dapat mengulang materi yang telah disampaikan

4. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

5. Kejelasan materi yang disampaikan

c. Evaluasi hasil

Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 90% peserta mampu mengerti,


memahami dan mempraktekkan penyuluhan senam kaki diabetes yang
diberikan sesuai dengan tujuanyang ditetapkan
LAMPIRAN

MOBILISASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUSDENGAN


SENAM KAKI DIABETES

1. Pengertian senam kaki diabetes

Berbagai komplikasi dapat muncul pada pasien DM, salah satunya


adalah neuropati DM. Kehilangan sensasi pada saraf menyebabkan pasien
DM lebih mudah mengalami ulkus kaki diabetic (luka kaki diabetes).
Menurut Waspadji (2014) kaki diabetes merupakan salah satu infeksi kronik
DM. Menurut Suyono dkk (2013), pasien DM mempunyai risiko 5 kali lebih
besar mengalami ulkus kaki diabetik.

Pada pasien DM tipe 2, latihan fisik merupakan tatalaksana utama


untuk mengontrol kadar glukosa darah. Manfaat yang didapat dengan latihan
fisik akan optimal apabila memperhatikan frekuensi, intensitas, dan durasi
latihan. Salah satu latihan fisik yang dianjurkan pada pasien DM adalah
senam kaki diabetic.

Senam kaki diabetik adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan


dengan cara menggerakkan otot dan sendi kaki oleh pasien DM untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian
kaki (Sanjaya, et.al., 2019). Pada area kaki yang kaku, atau area yang ototnya
ketat atau kram dapat merasa lebih baik. Latihan kaki merupakan gerakan
sederhana pada kedua kaki yang dilaksanakan dengan posisi duduk.

Senam kaki diabetik dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi darah,


memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha, serta mengatasi keterbatasan
gerak sendi. Sensitivitas sel otot yang berkontraksi terhadap insulin akan
meningkat sehingga glukosa darah yang kadarnya tinggi di pembuluh darah
dapat digunakan oleh sel otot sebagai energi. Penurunan kadar glukosa darah
juga akan mengurangi timbunan glukosa, sorbitol, dan fruktosa (zat yang
terdapat pada gula darah yang berlebih di pembuluh darah) pada sel saraf. Hal
ini akan meningkatkan sirkulasi dan fungsi sel saraf atau meningkatkan
sensitivitas saraf kaki dan menurunkan risiko/mencegah terjadinya luka kaki
diabetic.

2. Tujuan senam kaki diabetes


Latihan atau olahraga mampu memberikan dampak pada pengendalian
kondisipasien DM melalui :
a. Meningkatkan penggunaan insulin oleh tubuh
b. Membantu pembakaran lemak tubuh serta membantu mengontrol berat
badan
c. Meningkatkan kekuatan otot
d. Meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan kerusakan saraf
e. Menurunkan stress, meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan dan
kecemasan.
Latihan kaki memiliki fungsi yang sangat baik bagi upaya pencegahan
komplikasi kaki diabetik. Menurut Black & Hawks (2014) tujuan senam kaki
diabetes adalah sebagaiberikut :
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
f. Mengurangi rasa nyeri, kram dan kaku
g. Mengurangi kerusakan saraf
h. Mengontrol gula darah.
3. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

1. Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes


mellitus denganDM tipe 1 dan tipe 2.

2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita


Diabetes Mellitussebagai tindakan pencegahan dini.
b. Kontraindikasi
1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti sesak nafas atau
nyeri dada.
2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari senam kaki diabetes

a. Senam kaki dapat dilaksanakan bila pasien memiliki gula darah dan
tekanan darah yang terkontrol atau pasien yang tidak memiliki keluhan
pusing, nyeri kepala

b. Senam kaki hanya boleh dilaksanakan oleh pasien diabetes yang tidak
memiliki lukadikaki.

c. Pelaksanaan senam dapat dilaksanakan satu sampai tiga kali sehari, pada
pagi, siang,dan sore hari, masing-masing selama 10-20 menit.
5. Langkah-langkah senam kaki diabetes

Persiapan alat:

1) Kertas koran

2) Kursi
Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes (Flora, 2013).

1) Posisi duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai atau
posisi berbaringdengan kaki diluruskan.

2) Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki


diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar
ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar
ayam sebanyak 10 kali

3) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas. Dilakukan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur,
menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kiri dan
kaki kanan sebanyak 10 kali

4) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
5) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Pada posisi tidur kaki harus diangkat sedikit agar dapat melakukan
gerakan memutar pada pergelangan kakisebanyak 10 kali.

6) Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 10 dilakukan secara bergantian.

7) Letakkan sehelai koran di atas lantai. Bentuk kertas koran menjadi


seperti bola dengan kedua kaki. Kemudian buka bola menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua kaki. Cara ini dilakukan hanya
sekali saja.
8) Lalu sobek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran
tersebut.

9) Sebagian koran disobek kecil-kecil dengan kedua kaki

10) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut pada koran yang


utuh denganmenggunakan kedua kaki

11) Lalu bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2013). Peripheral Neuropathy, (online),


(http://www.diabetes.org/living-with-
diabetes/complication/neuropathy/pe ripheral- neuropathy.html,
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Berman, Audrey, Snyder, Shirlee J. (2012). Koizer & Erb’s Fundamentals of
Nursing. Concepts, Process, and Practice. Ninth Edition. Pearson
Education, Inc. New Jersey
Black, J., Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R.
Jakarta: Salemba Emban Patria.
Flora. (2013). Pelatihan senam kaki pada penderita diabetes komplikasi pada kaki
(diabetes foot). Jurnal pengabdian Sriwijaya, pp. 7-15.
Priyatno, S. (2012). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki dan Kadar
Gula Darah Pada Agregat Lansia Diabetes Melitus di Magelang.
Thesis tidak diterbitkan. Depok Fakultas Keperawatan Universitas
Indonesia.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan
Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Sanjaya, P., Yanti, E., Puspita, L. (2019). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap
Sensitivitas Kaki Pada Pasien DM Tipe 2. Community of Publishing in
Nursing (COPING) Volume 7, Nomor 2, pp 97-102.
Suwandewi, N. (2012). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap Diabetic
Peripheral Neuropathy Pada Kaki Pasien Diabetes Melitus di
Puskesmas 1 Denpasar Selatan. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Suyono, M. dkk. (2013). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi
Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Waspadji, S. (2014). Komplikasi kronik diabetes: mekanisme terjadinya,
diagnosis, dan strategi pengelolaan

Anda mungkin juga menyukai