OLEH :
LAKSMYTA ADIL, S.Kep
NIM. 16.901.1426
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi, tingkat kemakmuran, dan informasi
semakin pesat pula. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadi
pergeseran pola konsumsi serta gaya hidup masyarakat. Pergeseran-pergeseran ini tentu
saja berpengaruh terhadap tingkat kesehatan yang dialai oleh masyarakat. Penyakit yang
dahulu banyak disebabkan oleh infeksi kuman beralih ke munculnya sindroma metabolik
salah satunya adalah Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suastika, 2008). Menurut American Diabetes
Association/ADA (2006), DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena destruksi sel beta dan resistensi insulin.
DM saat ini menjadi penyakit yang sangat populer di kalangan penduduk dunia.
WHO menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2011 mencapai lebih dari
346 juta jiwa. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030
tanpa intervensi. Berdasarkan survey WHO pada tahun 2006, jumlah penderita DM di
Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan
terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (Prihatno, 2006). Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah penderita DM tipe 2 di Bali pada tahun 2009
sebanyak 610 orang dan peningkatan kasus pada tahun 2010 sebanyak 819 orang.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan perilaku
penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien perlu belajar mengatur
keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya harus belajar merawat diri sendiri
setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang
mendadak tetapi juga harus memiliki perilaku preventif untuk mencegah komplikasi
diabetes mellitus.
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus adalah kaki
diabetes. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Sapto Adji H, Sp.OT dari bagian bedah
ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), beliau menyebutkan bahwa
komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki
yaitu sebesar 15% yang kini disebut kaki diabetes.
Strategi pengelolaan pasien dibagi ke dalam tiga bagian. Strategi pertama adalah
diagnosis DM sedini mungkin, diikuti strategi kedua dengan kontrol glikemik dan
perawatan kaki sebaik-baiknya, dan strategi ketiga ditujukan pada pengendalian keluhan
neuropati/nyeri neuropati diabetik. Perawatan kaki yang dapat dilakukan seperti menjaga
kebersihan kulit, hindari trauma kaki seperti sepatu yang sempit (Subekti, 2006; Setyanto,
2009). Menurut Setyanto (2009) salah satu perawatan kaki yang baik dilakukan oleh
penderita DM adalah latihan senam kaki diabetes. Latihan senam kaki diabetes ini dapat
dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya duduk dengan
kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan
menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram
pada jari-jari kaki (Soegondo, 2008).
Pada keluarga Tn. W disebutkan bahwa Ny. G menderita DM sejak tahun 3 tahun
yang lalu, namun keluarga belum terlalu memahami mengenai penyakit DM itu sendiri.
Hal ini menyebabkan tingginya risiko komplikasi dari penyakit yang diderita Ny. G
akibat kurangnya pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit DM dan
perawatannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan mengenai penyakit
DM dan perawatan pada pasien DM pada keluarga Tn. W untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam perawatan pasien DM khususnya yang
dapat dilakukan di rumah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapakan sasaran dapat mengerti
dan memahami mengenai penyakit Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:
1) Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali Senam Kaki Diabetik
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali Manfaat Senam Kaki Diabetik
C. PESERTA PENYULUHAN
Keluarga Bpk. W yang berjumlah 5 orang yaitu Ny. WM, An. AP, Tn. MR, Ny. G.
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan Senam Kaki Diabetik adalah Laksmyta Adil, S.Kep. yang
merupakan mahasiswa Program Studi Profesi Ners.
F. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
G. STRATEGI PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1. 5 menit Pembukaan :
- Penyaji memberikan salam - Peserta membalas salam
- Penyaji memperkenalkan diri - Peserta mendengarkan penyaji
- Penyaji melakukan kontrak - Peserta mendengarkan penyaji
topik, waktu dan tempat
2. 30 menit Penyampaian Materi
- Penyuluh menggali sedikit
(10 menit - Sasaran mengeksplorasi apa
informasi pada sasaran
materi, yang mereka ketahui tentang
mengenai Senam Kaki Diabetik.
10 menit Senam Kaki Diabetik
- Penyuluh menjelaskan materi
demons-
mengenai :
trasi dan - Sasaran memperhatikan
1) Pengertian Senam Kaki
rede- penjelasan dan mencermati
Diabetik
monstrasi materi.
2) Manfaat Senam Kaki
senam
Diabetik
kaki
3) Gerakan Senam Kaki
diabetik,
Diabetik
10 menit - Sasaran mendemonstrasikan
tanya senam kaki diabetik.
Tanya Jawab
jawab)
- Penyuluh membuka sesi tanya
- Sasaran mengajukan
jawab.
- Penyuluh menjawab pertanyaan pertanyaan.
sasaran. - Sasaran memperhatikan
jawaban yang diberikan.
3. 7 menit Evaluasi
- Penyaji menanyakan kepada - Peserta menjawab pertanyaan
peserta beberapa pertanyaan sesuai dengan pemahaman.
mengenai materi yang telah
disampaikan
4. 3 menit Terminasi
- Penyaji menyimpulkan seluruh - Peserta mendengarkan penyaji
materi
- Penyaji mengucapkan - Peserta membalas terimakasih
terimakasih dari penyaji
- Penyaji menyampaikan salam - Peserta membalas salam
Penutup
H. MEDIA DAN ALAT
1. Leaflet
2. Koran bekas
I. SETTING TEMPAT
2 2
2 2
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Peserta
J. PENGORGANISASIAN
Penyuluh : Laksmyta Adil, S.Kep
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan kontrak
sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana seperti
leaflet dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 50% dari jumlah total
peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total
peserta.
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus
b. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Senam Kaki Diabetik.
c. Memahami dan mampu menyebutkan kembali Manfaat Senam Kaki Diabetik.
d. Memahami dan mampu mempratekkan kembali Gerakan Senam Kaki Diabetik.
L. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Soal
3. Leaflet
LAMPIRAN MATERI
SENAM KAKI DIABETIK
2. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas.
Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.
5. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kedua tumit diangkat dan buat gerakan memutar ke
samping. Turunkan kembali ke lantai dan gerakkan ke tengah, dengan pergerakkan
pada pergelangan kaki, masing-masing sebanyak 10 kali.
6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan
kembali kaki anda, bergantian kiri dan kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi gerak keenam, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
11. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
a. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
c. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
Brunner & Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta: EGC.
Setyanto, Purwo. 2009. Senam Kaki untuk Cegah Diabetic Foot di Persatuan Diabetes
Indonesia (PERSADIA) Unit RS Ciremai Cirebon, (Online),
(http://www.kesad.mil.id/content/senam-kaki, diakses 22 Agustus 2012)
Smeltzer, Suzane C. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Jakarta: EGC
Suastika, Ketut. 2008. Kumpulan Naskah Ilmiah. Obesitas, Sindrom Metabolik, Diabetes,
Displidemia, Penyakit Tiroid. Bali. Penerbit: Udayana University Press.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing
Waspadji, Sarwono. 2006. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI.