Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM GANGGUAN


PENCERNAAN

DOSEN MATA KULIAH : Ns. Hendri Hariyanto, S.Kep., M.Kep.,Sp.,KMB

ANGGOTA KELOMPOK 2
1. AMOY SP. CHAIRUL P05120219003
2. CITRAANGGUN JUNISA S P05120219008
3. DETIA VANOZA P05120219011
4. EDO BISRI AFRIANSA P05120219012
5. MAHPIDA MASKADETA DAMAYANA P05120219020
6. REZKI RAHMADANI P05120219029
KELAS : II A
 

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan
Sistem Pencernaan ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan pada tugas
pembuatan berikutnya.

Semoga makalah ini dapat diterapkan sehingga berguna bagi mahasiswa keperawatan
secara umum,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PEMBAHASAN
B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................
1. Pengkajian .....................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................
3. Intervensi Keperawatan ................................................................
KONSEP ASKEP GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

A.PENGKAJIAN

1. IDENTITAS
Biasanya penderita gangguan sistem pencernaan berasal dari segala usia. Pada jenis kelamin
gangguan sistem pencernaan dapat dialami baik wanita maupun pria. Pekerjaan yang beresiko
terkena gangguan sistem pencernaan adalah pekerjaan berat  dan cenderung mengalami
stress. Tempat tinggal dan lingkungan yang kumuh dapat juga mempengaruhi kualitas
makanan seseorang dan menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.

2.        RIWAYAT KESEHATAN


a.        Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama (saat masuk rumah sakit dan saat ini)
Biasanya pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen Kaji lokasi, durasi, pola, frekwensi,
distribusi penyebaran dan waktu nyeri dan faktor yang memperburuk dan yang meredakan
nyeri,. biasanya pasien juga merasa kembung, mual dan muntah, hematemesis, diare,
perubahan kebiasaan defekasi serta karakteristik  urin dan feses.

Alasan masuk rumah sakit


Nyeri dan diare merupakan alasan dan gejala utama dari penyakit gastrointestinal dan nafas
terasa sesak, terkadang juga disertai dengan mual muntah.

Upaya yang di lakukan untuk mengatasinya


Membawa pasien  kerumah  sakit atau pelayanan kesehatan terdekat.

b.        Riwayat kesehatan dahulu


Pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama . pernah mengalami
pembedahan atau cidera saluran pencernaan atau abdomen sebelumnya

c.         Riwayat kesehatan keluarga


Biasanya penyakit sistem pencernaan tidak ada faktor keturunan tetapi faktor dari lingkungan
terutama keluarga yang mempunyai pola hidup yang tidak sehat.
3.        POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN
Persepsi terhadap penyakit : biasanya Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang
penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.

4.        POLA NUTRISI / METABOLISME


Pola makan/minum
Makan  : Tidak nafsu makan, porsi makan  tidak habis disebabkan mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc         

5.      POLA ELIMINASI
BAK : bisa terjadi gangguan seperti adanya perubahan warna urin, retensi urin / inkonteninsia
urine
BAB: bisa terjadi konstipasi

6.        POLA AKTIVITAS / LATIHAN


Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena nyeri

7.        POLA ISTIRAHAT TIDUR


 Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri

8.        POLA KOGNITIF – PERSEPSI


Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
9.        POLA PERAN HUBUNGAN
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien
malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.

10.    POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI


Pasien mengalami kesulitan dalam hubungan seksualitas akibat penyakit.

11.    POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI


Pasien ingin cepat sembuh  dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi.
12.    POLA KOPING – TOLERANSI STRES
Biasanya pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis
kesakitan

13.    POLA KEYAKINAN NILAI


Berbeda pada setiap pasien. Biasanya pasien yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Tuhan.
14.    PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
Tanda vital Biasanya pada pasien gangguan sistem pencernaan 
tekanan darah, nadi,  dan pernafasan  meningkat
karena  adanya nyeri
Berat badan Adanya penurunan berat badan ketika pasien
mengalami penyakit atau gangguan  sistem
pencernaan  diakibatkan oleh kekurangan cairan dan
nutrisi
Kepala :
Mata Biasanya pada pasien matanya terdapat konjungtiva
Mulut anemis, sklera ikterik.
Pada bibir, mukosa bibir terlihat kering.
Inspeksi warna bibir, kesimetrisan, luka/ulkus
Kemampuan membuka dan menutup mulut
Inspeksi lidah, bagian dalam mulut, warna dan kondisi
membrane mukosa
Keadaan gigi geligi dan gusi, dikaji apakah ada
carries, inflamasi atau tanda-tanda perdarahan.
 Setiap gangguan saluran pencernaan atas (bibir,
mulut, faring dan esofagus) biasanya menyebabkan
masalah  asupan  nutrisi yang  tidak adekuat dapat 
juga mempengaruhi asupan makanan dan minuman,
yang menganggu kesehatan pasien.
Abdomen I: Perubahan warna di abdomen scar atau ikterik,
adanya jaringan parut. Adanya benjolan, lesi, striae,
petechie, kesimetrisan, mendeteksi cairan.
A: Bising usus lebih dari batas normal.
P: Adanya nyeri tekan,  adanya perubahan tekstur
seperti pada hati, adanya pembesaran ukuran organ
(mis. hati ginjal limpa)
P: Adanya pembesaran hepar, nyeri tekan pada
abdomen, adanya rongga udara/cairan abnormal.

15.    PEMERIKSAAN PENUNJANG


a.       Diagnostik
1)      Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk
memperoleh jaringan dari dalam tubuh)

2)      Rontgen Foto polos perut.


Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan
persiapan khusus.dari.penderita.
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
a)      suatu penyumbatan
b)      kelumpuhan saluran pencernaan
c)      pola udara abnormal di dalam rongga perut
d)     pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa)

3)       Pemeriksaan barium.


      Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto rontgen dan
membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan dari kerongkongan,
lambung dan usus halus. Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya
ulkus, erosi, tumor dan varises kerongkongan.

4)      Ultrasonografi (USG)


      USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ
dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan
pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat
menunjukkan adanya cairan.

b.      Laboratorium
1)      Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3)
dan ketidak seimbangan elektrolit.

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis 


2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d ketidak mampuan makan,
ketidakmampuan mencerna makanan, kedidakmampuan mengabsorpsi nutrien,
kurang asupan makanan
3.  Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C.      INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx Keperawatan NOC NIC


1. Nyeri Akut   Kontrol nyeri (pain control) Pain Management
berhubungan Indikator: 1.      melakukan assement komprehensif sakit untuk memasukkan lokasi,
dengan agen cedera 1.      mengakui timbulnya nyeri. karakteristik, onset / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan
biologis 2.      menjelaskan faktor nyeri, dan faktor pencetus.
penyebab. 2.      mengamati isyarat nonverbal dari ketidaknyamanan, terutama pada
3.      menggunakan buku harian mereka tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
untuk memantau gejala dari 3.      menjamin perawatan pasien analgesik penuh perhatian.
waktu ke waktu. 4.      menentukan dampak dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
4.      menggunakan langkah- (mis: tidur, nafsu makan, aktivitas, kognisi, suasana hati, hubungan,
langkah pencegahan. kinerja pekerjaan, dan peran tanggung jawab)
5.      menggunakan langkah- 5.      menjelajahi dengan pasien faktor-faktor yang meningkatkan /
langkah bantuan non- memperburuk rasa sakit..
analgesik. 6.      mengevaluasi, dengan pasien dan tim kesehatan, efektivitas
6.      menggunakan alnalgesic tindakan pengendalian nyeri masa lalu yang telah digunakan.
seperti yang 7.      menentukan frekuensi yang diperlukan untuk membuat penilaian
direkomendasikan. kenyamanan pasien dan melaksanakan pemantauan rencana.
7.      laporan perubahan gejala 8.      memberikan informasi tentang rasa sakit, seperti penyebab nyeri,
sakit untuk profesional berapa lama akan berlangsung, dan diantisipasi ketidaknyamanan dari
kesehatan. Prosedur dasar.
8.      Laporan gejala yang tidak 9.      mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang memicu atau
terkontrol untuk profesional meningkatkan pengalaman nyeri (misalnya: ketakutan, kelelahan,
kesehatan. monoton, dan kurangnya pengetahuan)
9.      menggunakan sumber daya 10.  pilih dan menerapkan berbagai ukuran (mis: farmakologis,
yang tersedia. nonfarmakologi, interpersonal) untuk memfasilitasi penghilang rasa sakit,
10.  mengakui gejala terkait yang sesuai.
nyeri. 11.  prinsip-prinsip mengajar manajemen nyeri.
11.  laporan nyeri terkontrol. 12.  mendorong pasien untuk memantau nyeri sendiri dan untuk campur
tangan tepat.
  Tingkat nyeri (pain level) 13.  mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi.
Indikator: 14.  mengeksplorasi pasien penggunaan saat metode farmakologikal
1.      melaporkan nyeri. nyeri.
2.      panjang episode nyeri. 15.  mengajarkan tentang metode farmakologis nyeri.
3.      menggosok daerah 16.  mendorong pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit
effcted.ekspresi mengerang yang memadai.
kesakitan. 17.  berkolaborasi dengan pasien, penting lainnya, dan profesional
4.      restlessness. kesehatan lainnya untuk memilih dan menerapkan nonfarmakologis
5.      agiatation. ukuran nyeri, yang sesuai.
6.      mudah marah. 18.  analgesik (PCA), jika sesuai.
7.      meringis. 19.  penggunaan kontrol nyeri ukuran sebelum nyeri menjadi parah.
8.      robek. Analgesic Administration
9.      diaforesis. 1.      menentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
10.  mondar-mandir. sebelum mengobati pasien.
11.  menyempit fokus. 2.      cek perintah medis untuk obat, dosis, dan frekuensi analgesik yang
12.  ketegangan otot. diresepkan.
13.  kehilangan nafsu makan. 3.      sejarah cek untuk alergi obat.
14.  neusea. 4.      mengevaluasi kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
15.  makanan intoleransi pemilihan analgesik, rute, dan dosis, dan melibatkan pasien, yang sesuai.
. 5.      memilih analgesik atau kombinasi analgesik yang tepat ketika lebih
  Nyeri: Efek yang dari satu yang diresepkan.
mengganggu 6.      menentukan pilihan analgesik (narkotik, non narkotika, atau
Indikator : NSAID), berdasarkan jenis dan tingkat keparahan nyeri.
1)      Ketidaknyamanan 7.      menentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis untuk
2)      Gangguan hubungan mencapai analgesik yang optimal.
interpersonal 8.      memilih rute IV, bukan IM, untuk sering nyeri injeksi obat, bila
3)      Gangguan penampilan memungkinkan.
peran 9.      keluar narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, sesuai dengan
4)      Gangguan konsentrasi protokol lembaga.
5)      Gangguan dalam perasaan 10.  Monitor tanda vital sebelum dan setelah pemberian analgesik
mengontrol narkotika dengan dosis pertama kalinya atau tanda yang tidak biasa
6)      Gangguan alam perasaan dicatat..
7)      Kurang kesabaran 11.  analgesik kelola, sekitar jam untuk mencegah puncak dan palung
8)      Interupsi pada saat tidur analgesia, especilly dengan nyeri severa.
9)      Gangguan dalam rutinitas 12.  Tindakan pengamanan lembaga untuk mereka yang menerima
10)  Gangguan pergerakan fisik analgesik narkotika, yang sesuai.
11)  Gangguan pada aktivitas 13.  menginstruksikan untuk meminta obat nyeri PRN sebelum sakit
hidup sehari-hari parah.
12)  Gangguan penampilan kerja 14.  menginformasikan individu yang dengan pemberian narkotika,
13)  Gangguan penampilan mengantuk kadang-kadang terjadi selama 2 sampai 3 hari dan kemudian
disekolah mereda.
14)  Kehilangan nafsu makan 15.  kesalahpahaman yang benar / mitos pasien atau anggota keluarga
15)  Gangguan eliminasi urin dapat memegang mengenai analgesik, khususnya opioid (mis: kecanduan
16)  Gangguan eliminasi usus dan risiko overdosis).
17)  Abseb dari kerja 16.  mengevaluasi efektivitas analgesik pada interval yang sering rutin
18)  Absen dari sekolah setelah setiap administrasi, tetapi terutama setelah dosis awal juga
19) Kesulitan dalam mengamati untuk tanda dan gejala efek tak diinginkan (misalnya: depresi
mempertahankan pernapasan, neusea dan muntah, mulut kering, dan sembelit).
Terapi relaksasi
1.      Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi sera jensi relaksasi
yang tersedia
2.      Uji  penurunan tingkat energi saat ini ketidakmampuan untuk 
konsentrasi atau gejala lain yang mengiringi yang mungkin
mempengaruhi kemampuan kognisi untuk befokus pada teknik relaksasi
3.      Tentukan apakah ada intervensi relaksasi yang sudah diberikan
manfaat
4.      Petimbangkan keingin individu untuk berpatisipasi , pilihan,
pengalaman masa lalu dan konraindikasi sebelum memilih strategi
relaksasi tertentu
5.      Ciptakan lingkungan yang tenag dan tanpa distraksi dengan lampu
yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
6.      Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan pakaina
longgar dan mata tertutup
7.      Spesifikan isi intervensi relaksasi
8.      Dapatakan perilaku yang menunjukan terjadi relaksasi,misalnya
bernafas dalam,menguap,pernafasan perut,atayu bayangan yang
menenangkan
9.      Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
10.  Gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat untuk setiap
kata
11.  Tunjukana dan praktikan teknik relaksasi pada klien
12.  ]dorong klien untuk mengulang  praktek teknik relaksasi,jika
memungkinkan
13.  Antisipasi penggunan relaksasi
14.  Berikan informasi tertulis mengenai persiapan keterlibatan didadalam
tenik relaksasi
15.  Dorong pengulangan teknik praktik-praktik tertentu secara berkala
16.  Berikan waktu yang tidak terganggu karena mungkin saja klien
tertidur
17.  Dorong knotrol sendiri ketika relaksasi dilakukan
18.  Kembangkan kaset teknik relaksasi untuk digunakan individu dengan
tepat
2. Ketidakseimbanga  Status Nutrisi : indicator Manajemen Gangguan Makan
n nutrisi: kurang 1)      Asupan gizi Aktivitas :
dari kebutuhan 2)      Asupan makanan 1.      Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan
tubuh berhubungan 3)      Asupan cairan rencana perawatan dengan melibatkan klien dan orang-orang
dengan kurang 4)      Energy terdekatnya dengan tepat
asupan makanan 5)      Rasio berat badan/tinggi 2.      Rundingkan dengan tim dan klien untuk mengatur target pencapaian
badan berat badan jika berat badan klien tidak berada dalam rentang berat
6)      Hidrasi badan yang direkomendasikan sesuai umur dan bentuk tubuh
  Status Nutrisi : asupan nutrisi 3.      Tentukan pencapaian berat badan harian yang sesuai
Indicator : 4.      Aajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien (dan
1)      Asupan kalori orang terdekat dengan klien dengan tepat)
2)      Asupan protein 5.      Dorong klien untuk mendiskusikan makanan yang disukaibersama
3)      Asupan lemak dengan ahli gizi
4)      Asupan karbohidrat 6.      Monitor tanda-tanda fisiologis
5)      Asupan serat 7.      Monitor intake / asupan dan asupan cairan secara tepat
6)      Asupan vitamin 8.      Monitor asupan kalori makanan harian
7)      Asupan mineral 9.      Batasi makanan sesuai dengan jadwal, makanan pembuka dan
8)      Asupan zat besi makanan ringan
9)      Asupan kalsium 10.  Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan,
10)  Asupan natrium pemnambahan dan kehilangan berat badan
  Nafsu Makan 11.  Berikan konsekuensi pengulangan ketika berespon dengan
1)      Hasrat / keinginan untuk kehilangan berat badan, perilaku mrngurangi berat badan
makan 12.  Monitor berat badan klien sesuai secara rutin
2)      Mencari makan 13.  Bantu klien untuk mengembangkan harga diri yang sesuai dengan
3)      Menyenangi makanan berat badan yang sehat
4)      Merasakan makanan’energi 14.  Berikan dukungan dan arahan jika diperlukan
untuk makan 15.  Batasi aktifitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan berat
5)      Intake makanan badan
6)      Intake nutrisi 16.  Sediakan program latihan di bawah obsevasi jika diperlukan
7)      Intake cairan Manajemen Nutrisi
8)      Rangsangan untuk makan Aktivitas :
1.      Tentukan statis gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2.      Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki
pasien
3.      Tentukan apa yang menjadi referensi makanan bagi pasien
4.      Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi (yaitu : membahas
oedoan diet dan piramida maknan )
5.      Bantu menentukan pedoman atau piramida makanan yang paling
cocok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi
6.      Tentukan jumlah kalori dan jenisnutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
7.      Atur diet yang diperlukan
8.      Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan
9.      Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum
makan
10.  Pastikan pasien menggunakan gigi palsu yang pas, dengan cara yang
tepat
11.  Beri obat-obatan sebelum makan
12.  Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak dikursi, jika
memungkinkan
13.  Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu
yang paling cocok untuk konsumsi secara optimal
14.  Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit pasien
sementara pasien berada di rumah sakit atau fasilitas perawatan yang
sesuai
15.  Bantu pasien membuka kemasan, memotong makanan, dan makan
jika diperlukan
16.  Tawarkan makanan yang ringan yang padat gizi
17.  Monitor kalori dan asupan makanan
18.  Monitor kecenderungan terjadinnya penurunan dan kenaikkan berat
badan
19.  Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake makanan
20.  Bantu pasien untuk mengakses program gizi komunitas
3. Gangguan rasa   Status Kenyamanan Pengaturan Posisi
nyaman   Status kenyamanan: Fisik Aktivitas:
berhubungan Indikator : 1)      Tempatkan pasien diatas matras/ tempat tidur terapeutik
dengan gejala 1)      Kesejahteraan fisik 2)      Berikan matras yang lembut
terkait penyakit 2)      Kontrol terhadap gejala 3)      Jelaskan pada pasien bahwa badan pasien akan dibalik
3)      Kesejahteraan psikologis 4)      Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan posisi
4)      Lingkungan fisik 5)      Monitor status oksigenasi[pasien sebelum dan setelah perubahan
5)      Suhu ruangan tindakan]
6)      Dukungan sosial dari 6)      berikan obat sebelum membalikan badan pasien dengan tepat
keluarga 7)      tempatkan pasien dengan posisi teraupetik yang sudah dirancang
7)      Dukungan sosial dari 8)      masukan posisi tidur yang diinginkan kedalam rencana keperawatan
teman-teman jika tidak ada kontra indikasi
8)      Hubungan sosial 9)      posisikan pasien sesuai dengan kesejajaran tubuh yang tepat
9)      Kehidupan spiritual 10)  imobilisasi pasien atau sokong bagian tubuh yang terkena dampak
10)  Perawatan sesuai dengan dengan tepat
keyakinan budaya 11)  tinggikan bagian tubuh tang terkena dampak
11)  Perawatan sesuai dengan 12)  posisikan pasien untuk mengurangi dyspnea misalnya posisi semi
kebutuhan fowler
12)  Mampu 13)  sokong bagian tubuh yang oedem misalnya dengan menempatkan
mengkomunikasikan bantal dibawah lengan atau dibawah skrotum
kebutuhan 14)  posisikan pasien tuntuk memfasilitasi ventilasiperfusi
13)  Relaksasi otot 15)  dorong latihan ROM aktif dan pasif
14)  Posisi yang nyaman 16)  Sokong leher pasien dengan tepat
15)  Perawatan pribadi dan 17)  jangan menempatkan pasien dengan posisi yang meningkatkan nyeri
kebersihan 18)  minimalisir gerakan dan cedera ketika memposisikan dan
16)  Intake makanan membalikan tubuh pasien
17)  Intake cairan 19)  balikkan tubuh pasien dengan menggunakan teknik gelinding dan
18)  Tingkat energi gulung
19)  Suhu tubuh 20)  Jangan memposisikan pasien dengan penekanan pada luka
20)  Kepatenan jalan napas 21)  sangga dengan sandaran yang sesuai
21)  Saturasi oksigen 22)  tinggikan anggota badan yang terkena dampak setinggi 20 derajat
22)  Gatal-gatal atau lebih, lebih tinggi dari jantung, untuk meninglkatkan aliran balik
23)  Sesak napas vena
24)  Perasaan sulit bernapas
25)  Sindrom RLS/Restless Legs
Syndrome
26)  Nyeri otot
27)  Sakit kepala
28)  Mual
29)  Muntah
30)  Inkontinensi urin
31)  Inkontinensi usus
32)  Diare
33)  konstipasi
4. Intoleransi NOC: Activity Theraphy
Aktivitas   Toleransi aktivitas 1.      Tentukan kemampuan pasien untuk berlatih dalam kegiatan
berhubungan Indikator: spesifik.
dengan kelemahan 1)      Kemudahan beraktivitas 2.      Berkolaborasi dengan therapits kerja, fisik, atau rekreasi dalam
umum 2)      Tekanan darah sistolik perencanaan dan
dengan aktivitas   3.      pemantauan program kegiatan, yang sesuai.
3)      Kekuatan tubuh bagian atas 4.      Tentukan komitmen pasien untuk meningkatkan frekuensi dan
4)      Kekuatan tubuh bagian berbagai kegiatan.
bawah berjalan kaki, 5.      Membantu pasien untuk mengeksplorasi makna pribadi yang biasa
5)      toleransi memanjat tangga,  kerja aktivitas mis dan kegiatan rekreasi favorit.
6)      kemudahan melakukan 6.      Membantu pasien untuk memilih kegiatan dan tujuan prestasi bagi
aktivitas sehari-hari kegiatan sesuai dengan fisik, dan kemampuan sosial.
7.      Membantu pasien untuk fokus pada kemampuan, bukan pada
  Daya tahan defisit.
1)      Aktivitas fisik 8.      Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
2)      Konsentrasi daya yang diperlukan untuk kegiatan yang diinginkan.
3)      Katahanan otot 9.      Mendorong kegiatan kreatif, yang sesuai.
4)      Pemulihan energi setelah 10.  Membantu pasien untuk mendapatkan transportasi ke kegiatan,
istirahat seperti approprite.
5)      Kadar oksigen darah saat 11.  Membantu pasien untuk mengidentifikasi preferensi untuk kegiatan.
beraktivitas 12.  Membantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan yang berarti.
6)      Kelelahan Kelesuan 13.  Membantu pasien untuk menjadwalkan waktu tertentu untuk kegiatan
7)      Keletihan dalam rutinitas harian.
14.  Membantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi defisit dalam
tingkat aktivitas.
15. mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan partisipasi pasien
dalam kegiatan yang diinginkan.
15.  menginstruksikan pasien dan keluarga tentang peran aktivitas fisik,
sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi dan kesehatan.
16.  pasien menginstruksikan dan keluarga bagaimana melakukan
kegiatan yang diinginkan atau ditentukan.
17.  mengkoordinasikan pilihan pasien dari kegiatan sesuai usia.
18.  membantu pasien dan keluarga untuk beradaptasi lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang diinginkan.
19.  menyediakan kegiatan untuk meningkatkan rentang perhatian dalam
konsultasi dengan terapis okupasi.
20.   memfasilitasi substitusi aktivitas ketika pasien memiliki keterbatasan
dalam waktu, tenaga, atau gerakan, dalam konsultasi dengan fisik
pekerjaan, atau terapis rekreasi.
21.  mendorong keterlibatan dalam kegiatan kelompok atau terapis, yang
sesuai.
22.  merujuk ke pusat-pusat komunitas atau program kegiatan, sesuai.
23.  membantu dengan kegiatan fisik secara teratur (mis: ambulasi,
transfer, balik, dan perawatan pribadi), sebagai kebutuhan.
24.  memberikan kegiatan motorik kasar untuk pasien hiperaktif.
25.  mempromosikan gaya hidup aktif secara fisik untuk menghindari
kenaikan berat badan yang tidak diperlukan, yang sesuai.
26.  menyarankan metode peningkatan aktivitas fisik sehari-hari, yang
sesuai.
27.  make lingkungan yang aman bagi kontinyu gerakan otot besar,
seperti yang ditunjukkan.
28.  memberikan aktivitas motorik untuk meredakan ketegangan otot.
29.  memberikan kegiatan dengan implisit dan emosional komponen
memori (mis; khusus dipilih kegiatan relegious) untuk pasien demensia,
yang sesuai.
30.  memberikan kompetitif, terstruktur, dan aktif pertandingan grup.
31.  mempromosikan keterlibatan dalam kegiatan rekreasi dan pengalihan
ditujukan untuk mengurangi kecemasan.
32.  mempekerjakan hewan membantu program kegiatan, yang sesuai.
33.  memberikan penguatan positif untuk berpartisipasi dalam kegiatan.
34.  menginstruksikan keluarga untuk memberikan penguatan positif
untuk berpartisipasi dalam kegiatan.
35.  memungkinkan untuk partisipasi keluarga dalam kegiatan, yang
sesuai.
36.  membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan.
37.  Monitor emosional, fisik, sosial, dan respon spiritual aktivitas.
38.  membantu pasien dan keluarga untuk memantau kemajuan sendiri
terhadap prestasi tujuan.
5 Pertanyaan :

1. Gejala yang sering di alami pasien saat nyeri pada bagian abdomen..
a. kembung, mual dan muntah.
b. hematemesis, diare.
c. perubahan kebiasaan defekasi.
d. karakteristik  urin dan feses
e. semua jawaban benar
2. Diaknosa keperawatan yang sering di temukan pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan kecuali..
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis 
b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d ketidak mampuan makan, ketidakmampuan mencerna makanan,
kedidakmampuan mengabsorpsi nutrien, kurang asupan makanan
c. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
d. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
e. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Apa yang dilakukan seorang perawat saat melakukan Pain Management pada pasien yang berdiaknosa Nyeri Akut berhubungan dengan
agen cedera biologis..
a. Melakukan assement komprehensif sakit untuk memasukkan lokasi, karakteristik, onset / durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor pencetus.
b. Posisikan pasien sesuai dengan kesejajaran tubuh yang tepat.
c. Monitor emosional, fisik, sosial, dan respon spiritual aktivitas.
d. pemantauan program kegiatan, yang sesuai.
e. Monitor intake / asupan dan asupan cairan secara tepat.
4. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam proses pengkajian ?
a. Data diri
b. Riwayat kesehatan
c. Cpola eleminasi
d. Pola nutrisi
e. Semua benar
5. Apa yang perlu di perhatikan dalam proses pengkajian kecuali?

a. Data diri
b. Riwayat kesehatan
c. Cpola eleminasi
d. Pola nutrisi
e. Makanan yang di makan

Anda mungkin juga menyukai