Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN AN.

A
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG HUSNA ANAK
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

DI SUSUN OLEH:

ANNURUL AZZA
A32020014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN AN. A


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG HUSNA ANAK
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Yang Disusun Oleh:


Annurul Azza
A32020014

Mengetahui,
Fasilitator

Wuri Utami, M. Kep


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
1. Termoregulasi merupakan  suatu pengaturan fisiologi tubuh manusia mengenai keseimbangan
produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubh dapat diperhatikan secara konstan (Aziz,
2012).
2. Ketidakektefisan termoregulasi merupakan fluktuasi suhu diantara hipotermia dan hipertermia
(NANDA, 2018).
3. Hipertermi merupakan salah satu masalah yang harus diatasi, maka apabila terjadi hipertermi harus
segera di atasi jika tidak segera diatasi atau berkepanjangan akan berakibat fatal seperti halnya dapat
menyebabkan kejang demam pada anak, kekurangan volume cairan atau bahkan terjadi syok dan
gangguan tumbuh kembang pada anak (Asmadi, 2018).

B. Etiologi
1. Usia
2. Olahraga
3. Kadar hormon
4. Stress
5. Lingkungan
6. Kelelahan akibat panas
7. Dehidrasi
8. Penyakit
C. Batasan karakteristik
1.      Dasar kuku sianotik
2.      Kulit kemerahan
3.      Hipertensi
4.      Peningkatan frekuensi pernapasan
5.      Menggigil ringan
6.      Pucat sedang
7.      Piloereksi
8.      Penurunan suhu tubuh di bawah kisaran normal
9.      Kejang
10.  Kulit dingin
11.  Kulit hangat
12.  Pengisian ulang kapiler yang lambat
13.  Takikardia
D. Fokus pengkajian
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling olongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal
ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2
tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik
dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga
berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x, muntah, diare, kembung, demam.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan
3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat
rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci
tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
8. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt,
nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi
otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah
protes, putus asa, dan kemudian menerima.
9. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan bab di wc / jamban / sungai / kebun,
personal hygiene ?, sanitasi ?, sumber air minum ?
b. Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah, makanan / minuman terakhir yang
dimakan, makan makanan yang tidak biasa / belum pernah dimakan, alergi, minum ASI atau susu
formula, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan, efek samping obat, jumlah cairan
yang masuk selama diare, makan / minum di warung ?
c. Pola eleminasi
a. Bab : frekuensi, warna, konsistensi, bau, lendir, darah
b. Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria
d. Pola aktifitas dan latihan : travelling
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perceptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
j. Pola persepsi diri dan konsep diri
i. Pola seksual dan reproduksi
E. Patofisiologi dan pathway
Menurut (Vivian, 2010), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah sebagai berikut:
gangguan osmotik merupakan akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
sehingga timbul diare. Gangguan sekresi akibat rangsangan tentunya misal toksin pada dinding usus atau
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat isi ronga usus. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul diare pula.
Pathway
Mikro organisme

Membetuk toksin radang usus

Menggangu arsorbsi usus dan menimbulkan sekresi berlebihan

Kurang pengetahuan
Diare

Makanan : jumlah berlebihan,


Keracunan,basi, alergi, intoleransi
protein
Sanitasi kurang

Perilaku tak higeienis hipertermi

psikis

cemas orangtua

F. Masalah keperawatan lain yang muncul


1. Hipertermi b/d proses penyakit
2. Diare b/d proses infeksi
3. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi
G. Intervensi keperawatan
dx. 1 :
- identifikasi penyebab hipertermi
- monitor suhu
- kolab pemberian cairan intravena dan antipiterik jika perlu
dx 2 :
- indentifikasi penyebab diare
- monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
- monito jumlah pengeluaran diare’
- berikan cairan intravena jika perlu
dx 3:
- identifikasi kesiapan untuk menerima informasi
- identifikasi kemampuann menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- jadwalkan pendidikan kesehatan
- praktekan bersama keluarga cara menjaga kebersihan diri
- jelaskan masalah yang timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Proses Pengkajian Askep Lengkap

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

No RM : 00375208
Nama Pasien : An. A
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK Jenis L
(Dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ruang Kelamin :
rawat)
Tgl Lahir : 27-4-2019

Mohon diisi/ ditempelstiker jikaada


Tanggal Masuk Rumah
Sakit Waktu Pemeriksaan

28-09- 28-09-
2020 2020 Ruangan : Husna

I. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA (Saat pengkajian)

Ibu pasien mengatakan anaknya diare dan demam

Riwayat penyakit sekarang: (Secara Kronologis mulai awal sakit hingga saat ini)

Klien diare, demam, tidak mau makan, kadang muntah

ALERGI / REAKSI

Tidak ada alergi


Alergi Obat, sebutkan ……………………………… Reaksi ……………….……………......
Alergi makanan, sebutkan ……………………..... …… Reaksi …………………………….
Alergi lainnya, sebutkan …………………….... ….….. Reaksi .……………………………
Tidak diketahui
RIWAYAT
B. KELAHIRAN
Usia Berat badan Panjang badan
kehamilan : ........40 minggu lahir: ...2500...... gr lahir : .......... 47 cm
Persalinan :  Spontan 
SC 
Forcep 
Vakum Ekstraksi
Menangis : Ya 
Tidak
 
Riwayat kuning : Ya Tidak
C. RIWAYAT IMUNISASI DASAR

Lengkap : BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak  Tidak pernah

Tidak lengkap, sebutkan yang belum ……………………………………………………
RIWAYAT
D. KELUARGA
Ibu: Ny. w
Umur : 52 Bangsa : IND Kesehatan : sehat
Ayah: Tn. J Umur : 50 Bangsa : IND Kesehatan : sehat
Anak anak lain : 3
E. RIWAYAT KESEHATAN
Pernah dirawat : v Tidak Ya, Diagnosis .....................................................
Kapan................................ .......
Apakah terpasang alat implant: Tidak Ya, sebutkan: ……………………….…………………………………………………….…...
Apakah ada riwayat dalam keluarga (ayah / ibu dan kakek / nenek) memiliki penyakit
Mayor:
Tidak
Ya,Asma/ DM/ Cardiovascular/Kanker/Thalasemia/Lain-
lain........................... (lingkari penyakit yang sesuai)

F. RIWAYAT TUMBUH KEMBANGAN


PENGKAJIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
(1) Pertumbuhan
Berat Badan ( BB ) : 8 kg Status Gizi (BB/TB) : s/d SD
Tinggi Badan ( TB ) : 67 cm Lingkar Kepala ( LK ): 42 cm
(2)Perkembangan
(Diisi dengan melampirkan format KPSP)
1. TES DAYA DENGAR ( TDD ) DAN TES DAYA LIHAT ( TDL )
a. Tes Daya Dengar

NO. UMUR 0-6 Bulan YA TIDAK


1 Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau membuat kegaduhan,
apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
2 Pada waktu bayi tidur terlentang dan anda duduk didekat kepala bayi pada posisi
yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda bertepuk tangan dengan keras,
apakah bayi terkeut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh
sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
3 Apabila ada suara nyaring (misalnya suara batuk, salak anjing, piring jatuh
kelantai dll), apakah bayi terkeut atau terlompat?
Umur 6-9 Bulan
1 Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau membuat kegaduhan,
apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
2 Pada waktu bayi tidur terlentang dan anda duduk didekat kepala bayi pada posisi
yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda bertepuk tangan dengan keras,
apakah bayi terkeut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh
sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
3 Apabila ada suara nyaring (misalnya suara batuk, salak anjing, piring jatuh
kelantai dll), apakah bayi terkeut atau terlompat?
4 Anda berada disisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebut namanya atau bunyikan
sesuatu, apakah bayi memalingkan kepala mencari sumber suara?
Umur 9-12 Bulan
1 Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau membuat kegaduhan,
apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
2 Pada waktu bayi terlentang dan anda duduk didekat kepala bayi pada posisi yang
tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda bertepuk tangan dengan keras, apakah
bayi terkeut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas?
3 Apabila ada suara nyaring (misalnya suara batuk, salak anjing, piring jatuh
kelantai dll), apakah bayi terkeut atau terlompat?
4 Anda berada disamping atau belakang bayi dan tidak terlihat oleh bayi, sebut
namanya atau bunyikan sesuatu, apakah bayi langsung memalingkan kepala ke
arah sumber suara tersebut disamping atau belakangnya?
Umur 12-24 bulan
Pada waktu anak tidur kemudian anda berbicara atau membuat kegaduhan, v
apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
Pada waktu anak tidur terlentang dan anda duduk didekat kepala bayi pada posisi v
yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda bertepuk tangan dengan keras,
apakah bayi terkeut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh
sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
Apabila ada suara nyaring (misalnya suara batuk, salak anjing, piring jatuh v
kelantai dll), apakah anak terkeut atau terlompat?
Tanpa terlihat oleh anak, buat suara yang menarik perhatian anak, apakah anak v
langsung mengetahui posisi anda sebagai sumber suara yang berpindah-pindah
Ucapkan kata-kata yang mudah dan sederhana, dapatkah anak menirukan anda? v
UMUR 2-3 TAHUN YA TIDAK
1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir anda,
tanyakan pada anak; “peganng matamu”, “Pegang kakimu”. Apakah anak
memegang mata dan kakinya dengan benar?
2. Pilih gambar dari majalah/buku begambar. Tutup mulut anda dengan
buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan pada anak : Tunjukkan
gambar kucing, (atau anjing, kuda, mobil, rumah, bunga dan sebagainya)?”,
Dapatkah anak menunjukkan gabar yang dimaksud dengan benar
3. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda,
perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu, seperti : “Berikan boneka itu
kepada saya”, “Taruh kubus – kubus ini diatas meja/kursi”, dan sebagainya.
Apakah anak dapat mengerjakan perintah tersebut dengan benar.
Umur lebih dari 3 tahun
1 Perlihatkan benda-benda yang ada disekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola,
bunga dsb. Suruh anak menyebutkan nama-nama benda tersebut. Apakah anak
dapat menyebutkan nama benda tersebut dengan benar?
2 Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak. suruh anak
mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan “empat”, “Satu”, “delapan”
atau menirukan dengan menggunakan ari tangannya. Kemudian tutup mulut
anda dengan buku/kertas, ucapkan 4 angka yang berlainan. Apakah anak dapat
No. Pertanyaan Ya Tidak
sehari-hari atau persentasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami v
kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menenjukkan adanya perubahan pola tidur? v
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di
waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? v
(sepeti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama
sekali).
9. Apakah anak anda sering kali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan- v
keluhan fisik lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk v
mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan v
yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, mengisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan
orang tua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang v
jelas?
Interpretasi Hasil :
Tidak ada jawaban “ya”, anak diinterpretasikan tidak mengalami masalah emosi

d. CHECKLIST FOR AUTISM IN TODDLER ( CHAT ) (18-36 Bulan)

A Alo Anamnesis Ya Tidak


1 Apakah anak senang diayun – ayun atau diguncang naik turun (bounched) di paha v
anda?
2 Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain.
3 Apakah anak suka memanjat – manjat seperti memanjat tangga? v
4 Apakah anak suka bermain “ciluk ba”, petak umpet? v
5 Apakah anak pernah bermain seolah – olah membuat secangkir teh menggunakan v
mainan berbentuk cangkir dan teko, atau permainan lain?
6 Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjukkan jari? v
7 Apakah anak pernah menggunakan jari ntuk menunjuk ke sesuatu agar anda v
melihat kesana?
8 Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobi atau kubus) v
9 Apakah anak pernah membeikan suatu benda untuk menunjukkan sesuatu? v
B Pengamatan
1 Selama pemeriksaan, apakah anakmenatap (kontak mata) dengan pemeriksa? v
2 Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di v
ruangan pemeriksaan sambil mengatakan : “Lihat itu ada bola (atau mainan lain)”!
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk, bukan melihat
Interpretasi Hasil :
Anak dalam batas normal

e. ABBREVIATED CONNERS RATTING SCALA ( CONNERS )

FORMULIR DETEKSI DINI

Deteksi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

(Abbreviated Conners Ratting Scale)

Interpretasi Hasil :
Tidak ditemukan indikasi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
ALASAN PENGKAJIAN
RIWAYAT
G. PSIKOSOSIAL
Status Psikologi :
     
Cemas Takut Marah Sedih Kecenderungan bunuh diri lain lain,
Sebutkan ............................
................
Status
Sosial :
a. Hubungan pasien dengan anggota
 
keluarga baik tidak baik
b. Tempat tinggal : Rumah / Apartemen / Panti /
Lainnya ...................................................................................

H. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah:......../...... mmHg Nadi : ..124...... x/mnt Pernafasan: ..24.....x / menit
Suhu : ..37......°C

Neurologi
Kesadaran : kompos mentis / apatis / somnolen / sopor / coma (lingkari yang sesuai )
Gangguan neurologis : □ Tidak ada □ Ada, sebutkan ……………………………………………………………..……..

Pernafasan
Irama :  Regular 
Irregular
Retraksi dada :  Tidak ada 
Ada

Tidak normal,
Bentuk dada :  Normal sebutkan ...............................................................................

Tidak normal,
Pola nafas :  Normal sebutkan ...............................................................................

Tidak normal,

Suara nafas : Normal sebutkan ...............................................................................
Nafas Cuping
Hidung :  Tidak ada  Ada
Sianosis :  Tidak ada  Ada

Kanul/RB Mask/NRB Mask (lingkari yang sesuai) L/mn

Alat bantu nafas : Spontan O2 ........ t
Ventilator, setting ................................................................................................................

Sirkulasi
Sianosis : □ Tidak ada □ Ada Edema : □ Tidak ada □ Ada
Pucat : □ Tidak ada □ Ada Akral : □ Hangat □ Dingin
Intensitas nadi : □ Kuat □ Lemah □Bounding CRT : □< 3detik □> 3 detik
Irama nadi : □ Reguler □ Irreguler Clubbing finger : □ Tidak ada □ Ada

Gastrointestinal
□ Labio / Palatoschizis □ Perdarahan gusi □ Lain-lain ……………………………………….………
Muntah : □ Ya □ Tidak Nyeri uluhati : □ Tidak ada □ Ada
Mual : □ Ya □ Tidak Ascites : □ Tidak ada □ Ada
Peristaltik Usus ....3..
: ..x/menit Lingkar perut : ..........cm

Eliminasi
Defekasi
Pengeluara □ Stoma, sebutkan …………………………………………………….
n : □ Anus ………......................
: ............................ :...............................................
Frekuensi 5.... Konsistensi .................
Karakteristik Feses : □ □ Terdapat darah □ Lain
Normal □ Cair □ Hijau □ Dempul lain ..................................
Urin
Pengeluara
n : □ Spontan □ Kateter urine □ Cystostomy
□ Ada, ....................................................
Kelainan : □ Tidak ada sebutkan ....................................
: .....
.......
.......
Diuresis . ml/jam

Integumen
□ Pucat □
Warna kulit : □ Normal Kuning □ Mottled
Kelainan : □ Tidak Ada □ Ada
Risiko
dekubitus : □ Tidak Ada □ Ada
Luka : □ Tidak ada □ Ada

Muskuloskeletal
Kelainan
Tulang : □ Tidak Ada □ Ada, sebutkan ………………………………………………..………
Gerakan anak : □ Bebas □ Terbatas


Genetalia
□ Kelainan,
□ Normal sebutkan ........................................................

I. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri Tidak 
Ya
Lokasi : ............. Frekuensi : ......................... Durasi : .............................
......................... .... ....
2. Skor nyeri ..........
: ......
3.Tipe nyeri 
: terus menerus  hilang timbul
4. Karakteristik nyeri :

Terbakar  Tertusuk  Tumpul

Tertekan  Berat 
Tajam

Kram
5. Nyeri mempengaruhi :
 
Tidur Aktifitas fisik  Konsentrasi
  
Emosi Nafsu makan Tidur

J. SKRINING GIZI
TinggiBadan : ………………………..
cm BeratBadan : ……………………… kgLingkarKepala : …………………….. cm
SKRINING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN(MODIFIKASI STRONG – KIDS)
Jawaba
No Pertanyaan n

1 Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk secara klinis? Tidak (0) Ya (1)
(Anak kurus/ sangat kurus, mata cekung, wajah tampak “tua”, edema,
rambut tipis dan jarang,
otot lengan dan paha tipis, iga gambang, perut kempes, bokong tipis
dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir?
Atau
Tidak (0) Ya (1)
Untuk bayi <1 tahun berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir?
Jika pasien menjawab tidak tahu, dianggap jawaban “Ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut?
 Diare profuse (≥5x/hari) dan atau muntah (>3x/hari) Tidak (0) Ya (1)
 Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir

Apakah terdapat penyakit dasar atau keadaan yang mengakibatkan


4 pasien berisiko
mengalami malnutrisi (lihat tabel di bawah)? Tidak (0) Ya (2)

Total Skor 3

Daftar Penyakit atau keadaan yang berisiko mengakibatkan malnutrisi


 Diare persisten (≥2 minggu)  Infeksi HIV  Wajah Dismorfik (aneh)
 Prematuritas  Kanker  Penyakit metabolik
 Penyakit Jantung Bawaan  Penyakit hati kronik  Retardasi metabolik

Kelainan bawaan 1 atau lebih  Penyakit ginjal kronik Penyakit paru  Keterlambatan
(Celah bibir&langit-labit, atresia
ani, dll)
kronik perkembangan
 Penyakit Akut Berat  Luka
Paru : Pneumonia, Terdapat stoma usus halus  bakar
Asma, dll
Hati : Hepatitis, dll  Trauma  Rencana operasi mayor
Ginjal : GGA, GNA,
dll  Konstipasi berulang  Obesitas

Gagal Tumbuh (Ukuran endek & Mungil)
Skor 0 (risiko malnutrisi kecil)lapor ke DPJP
Skor: 1-3 (berisiko malnutrisi sedang) laporkan ke DPJP
dan disarankan
Jika skor : 4-5 (automatic policy) lapor ke dokter pemeriksa dan disarankan untuk
dirujuk ke Poliklinik Gizi

STATUS
K. FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA HUMPTY
DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor

Dibawah 3
Umur tahun 4 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2 2
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4

Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas,


dehidrasi, 3 1
anemia,anorexia, sinkop, Sakit kepala dll)
Kelainan psikis/ perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Lupa
keterbatasan 2 1
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/ anak 4
Pasien menggunakan alat bantu atau box/ mebel 3
Pasien berada di tempat tidur 2 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3 3
operasi/’ obat Dalam 48 jam 2
penenang/efek >48 jam 1
anasthesi

Penggunaan obat: sedative (kecuali pasien ICU, yang


Penggunaan obat menggunakan sedasi 3
dan paralisis) hipnotik, barbiturat, fenotialin, antidepresan,
laksatif/
diuretika,
narkotik

Salah satu dari pengobatan diatas 2


Pengobatan
lain 1 1
Total
14
Skor: 7-11- Risiko jatuh rendah; ≥12 – Risiko jatuh tinggi

L. KEBUTUHAN
EDUKASI
Hambatan pembelajaran :
Tidak ada Pendengaran Lain-lain
Penglihatan Kognitif
Budaya/kepercayaan Emosi
Bahasa Motivasi
Edukasi yang diperlukan :
Stimulasi tumbuh kembang Nutrisi
Perawatan Luka Perawatan stoma
Managemen nyeri Medikasi
Lain-lain, ....................... Jaminan finansial
M. CATATAN
Rujukan :
 
Dietisien Fisioterapis
 
Terapi wicara Perawatan paliatif
 
Unit pelayanan jaminan Lain lain ................................

ANALISA DATA
Tanggal/Jam : 28 sep 2020 / 10.00
No Data Pathway Masalah Keperawatan Etiologi

1 Ds : ibu pasien mengatakan Mikro organisme masuk Hipertemi Proses penyakit


anaknya demam dan rewel terus
Do :
-anak tampak gelisah dan rewel radang usus
-akral hangat
-ttv : s : 38,7 0c, RR : 24 x/mnt, hipertermi
N : 108 x/mnt.

Diare Proses infeksi


Ds : ibu pasien mengatakan mikro organisme masuk
2. anaknya diare 2 x dengan
konsistensi cair
membentuk toksin
Do :
-anak tampak gelisah dan rewel
-ttv : s : 38,7 0c, RR : 24 x/mnt, mengganggu absorbsi
N : 108 x/mnt. usus dan sekresi
berlebihan

diare

Ds : ibu pasien mengatakan Defisit pengetahuan Kurang terpapar


3 bingung dan tidak tahu informasi
bagaimana mengatasi masalah diare
pada anaknya
kebersihan diri dan
Do : lingkungan
-orang tua nampak kebingungan
dan pasrah terhadap tindakan perilaku tidak tahu
medis
defisit pengetahuan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi b/d proses penyakit
2. Diare b/d proses infeksi
3. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi

INTERVENSI
Tanggal/Jam :
NO DX NOC NIC RASIONAL
1 Setelah dilakukan tindakan Manjemen hipertermi
keperawatan selama 3x 24 l.15506 - Untuk mengidentifikasi penyebab
jam diharapkan masalah - Identifikasi penyebab terjadinya hipertermi
hipertermi dapat teratasi hipertermi - Untuk memonitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil: - Monitor suhu tubuh pasien ada perubahan atau tidak
Termoregulasi L.14134 - Longgarkan atau - Untuk membantu mengurangi rasa
-Suhu kulit 2 ke 5 lepaskan pakaian panas akibat pakaian
-suhu tubuh 2 ke 5 - Anjurkan tirah baring - Untuk membantu mengganti
Ket : - Kolaborasi pemberian posisi saat tubuh panas
1. Memburuk cairan jika perlu - Kolaborasi pemberian cairan
2. Cukup memburuk untuk membantu menurunkan
3. Sedang panas tubuh
4. Cukup membaik
5. Membaik

2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare I.03101 - Untuk mengidentifikasi penyebab


keperawatan selama 3x 24 - Identifikasi penyebab diare pada pasien
jam diharapkan masalah diare - Untuk mengidentifikasi pemberian
diare dapat teratasi dengan
kriteria hasil: - Identifikasi pemberian makan kepada pasien
Eliminasi fekal L.04033 makan - Untuk memonitor warna , volume,
-konsistensi feses 2 ke 5 - Monitor warna, volume, dan konsistensi tinja
-frekuensi defekasi 2 ke 5 dan konsistensi tinja - Untuk memonitor seberapa jumlah
Ket: - Monitor jumlah pengeluaran diare
1. Memburuk pengeluaran diare
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik

Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan I.12383


3 keperawatan selama 3x 24 - Identifikasi kesiapan - Untuk melihat apakah subjek
jam diharapkan masalah dan kemampuan sudah siap dan mampu menerima
pengetahuan dapat menerima informasi informasi
teratasi dengan kriteria - Jadwalkan pendidikan - Untuk membantu memberikan
hasil: kesehatan pendidikan kesehatan terhadap
Tingkat pengetahuan - Ajarkan perilaku suatu penyakit
L.12111 kesehatan - Untuk membantu mengajarkan
-perilaku sesuai anjuran 3 - Jelaskan faktor resiko perilaku kesehatan yang baik dan
ke 5 yang dapat mempengaruhi benar
-pengetahuan sesuai topik kesehatan - Untuk menjelaskann faktor resiko
3 ke 5 yang timbul apabila tidak
Ket : mematuhi perilaku kesehatan
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat

IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 28 sep 2020/ 10.00
NO IMPLEMENTASI TTD
DX
1. - Mengidentifikasi penyebab hipertermi
- Mengidentifikasi suhu tubuh pasien dan ttv
S : 38, 7 0c, RR: 24x/mnt, N: 108 x/mnt
- Menganjurkan pasien untuk melonggarkan pakaian pasien
- Memberikan terapi obat paracetamol 100 mg rute iv

2. - Identifikasi penyebab diare


- Identifikasi pemberian makan
- Monitor warna, volume, dan konsistensi tinja
Konsistensi : diare masih cair, dengan frekuensi 1 x
- Monitor jumlah pengeluaran diare

3. - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


- Jadwalkan pendidikan kesehatan tentang hand hygiene
Tanggal/Jam : 29 sep 2020/ 10.00
NO IMPLEMENTASI TTD
DX
1. - Mengidentifikasi suhu tubuh pasien
S : 37,5 0c
- Menganjurkan pasien untuk melonggarkan pakaian pasien
- Memberikan terapi obat paracetamol 100 mg rute iv

2. - Identifikasi pemberian makan


- Monitor warna, volume, dan konsistensi tinja
Konsistensi : diare masih cair, dengan frekuensi 1 x
- Monitor jumlah pengeluaran diare

3. - Jadwalkan pendidikan kesehatan


- Ajarkan perilaku kesehatan tentang hand hygiene
- Jelaskan perilaku kesehatan yang timbul jika tidak menerapkan perilaku
kesehatan

Tanggal/Jam : 30 sep 2020 / 10.00


NO IMPLEMENTASI TTD
DX
1.
- Mengidentifikasi suhu tubuh pasien dengan ttv
S : 36, 7 0c , RR : 24 x/mnt, N: 100 x/mnt
- Menganjurkan pasien untuk melonggarkan pakaian pasien
- Mengganti cairan infus pasien D5

2. - Monitor warna, volume, dan konsistensi tinja


Konsistensi feses masih sedikit cair tapi sudah ada ampasnya dengan
frekuensi 1 x
- Memberikan cairan infus rute iv D5

3. - Kaji perilaku yang telah diajarkan


- Menganjurkan untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat
EVALUASI

NO HARI/TANGGAL/JAM EVALUASI
DX
1 Senin / 28 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya demam dan rewel
O: - akral hangat,
-anak tampak rewel,
- suhu tubuh : 38,7 0C
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-ajarkan tirah baring
-berikan terapi paracetamol 100 mg rute iv

Selasa/ 29 sep 20/ 20.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya demam dan rewel
O:
-anak tampak rewel,
- suhu tubuh : 37,5 0C
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-ajarkan tirah baring
-berikan terapi paracetamol 100 mg rute iv

Rabu /30 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
O:
- suhu tubuh : 36,7 0C
A: masalah hipertermi sudah teratasi
P: pertahankan intervensi

2 Senin / 28 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya diare 2 x dengan konsistensi cair
O:,
A: masalah diare belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-monitor konsistensi diare
-monitor pembrian makan

Selasa/ 29 sep 20/ 20.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya diare 1 x dengan konsistensi sedikit
cair
O:,
A: masalah diare belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-monitor konsistensi diare
-monitor pembrian makan

Rabu /30 sep 20/ 14.00


S: ibu pasien mengatakan anaknya sudah bab 1 x walaupun lembek
O:,
A: masalah diare belum teratasi
P: pertahankan intervensi
3 Senin / 28 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan kebingungan dengan kondisi anaknya dan tidak
tau harus bagaimana
O:,
A: masalah pengetahuan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-berikan pendidikan kesehatan tentang hand hygiene
-ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Selasa/ 29 sep 20/ 20.00 S: ibu pasien mengatakan sudah sedikit paham dengan perilaku hidup
bersih sehat
O:,
A: masalah pengetahuan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-berikan pendidikan kesehatan tentang hand hygiene
-ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Rabu /30 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan sudah paham dengan perilaku hidup bersih
sehat
O:, orang tua pasien tampak bisa mempraktikan perilaku hidup bersih
sehat
A: masalah pengetahuan sudah teratasi
P:pertahankan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN

Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu “diarroi” yang berarti
mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen (Yatsuyanagi, 2018).
Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta pada kandungan air dan volume
kotoran itu. Para Odha sering mengalami diare. Diare dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat
pulih dalam beberapa hari. Namun, diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau
masalah gizi yang berat (Yayasan Spiritia, 2017). Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada
anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare
berat (Simatupang, 2004).
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Menurut peneltian (Fahrial Syam, 2018)
mengatakan bahwa perilaku mencuci tangan sangat penting untuk mencegah penyakit infeksi saluran
pencernaan, seperti diare merupakan salah satu penyakit akibat tidak mencuci tangan dengan benar misalnya,
seseorang setelah buang air besar atau kecil, tangannya membawa bakteri, bisa berupa cacing atau
bakteri lainnya.
Derajat morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang,
dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia
(Magdarina, 2011). Diare adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai dan hal ini menjadi
prioritas pemerintah untuk segera ditangani yang pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi.
Usaha preventif ini diharapkan mampu mencegah kematian pada anak akibat diare. Tindakan hand
hygiene dengan kejadian diare pada anak usia sekolah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2010,
kebiasaan mencuci tangan pakai sabun kurang dari 34%. Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh
anak usia sekolah sangat bervariasi, masalah tersebut muncul karena kebiasaan dan perilaku hidup yang tidak
bersih dan sehat, seperti tidak mencuci tangan menggunakan sabun.
Melalui jurnal Jurnal Kesehatan Budi Luhur Cimahi, Volume 11 Nomer 2, Februari-Juli 2018 data tabel
distribusi frekuensi korelasi sikap hand hygiene dengan kejadian diare pada anak usia sekolah, dapat dilihat
dari 51 responden yang menyatakan sikap hand hygiene negatif sebanyak 35 (50,0%) responden yang terkena
diare, dan 19 responden yang menyatakan sikap hand hygiene positif sebanyak 6 (8,6%) responden yang
terkena diare, Perilaku kebersihan tangan yang baik dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 50%.
Anak usia sekolah berpotensi sebagai agen perubahan dan dapat ditingkatkan kompetensinya dalam
aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam bidang kesehatan. jadi kesimpulannya adalah penerapan
perilaku hidup bersih sehat dengan menerapkan hand hygiene dapat mencegah terjadinya diare.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2018). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung : Mandar Maju.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Diare di
Indonesia ISSN 2088-270X, Pusat Data & Informasi.

Lisna .(2018). Korelasi Perilaku Hand Hygiene Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Sdit
Salsabila Bekasi Timur 2017. Jurnal Kesehatan Budi Luhur Cimahi, Volume 11 Nomer 2, Februari-Juli
2018.
Magdarina. (2011). Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan. Yogyakarta : EGC

Yatsuyanagi. (2018). Standar Pelayanan Medis RS DR. Sardjito. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai