A
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG HUSNA ANAK
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
DI SUSUN OLEH:
ANNURUL AZZA
A32020014
Mengetahui,
Fasilitator
A. Pengertian
1. Termoregulasi merupakan suatu pengaturan fisiologi tubuh manusia mengenai keseimbangan
produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubh dapat diperhatikan secara konstan (Aziz,
2012).
2. Ketidakektefisan termoregulasi merupakan fluktuasi suhu diantara hipotermia dan hipertermia
(NANDA, 2018).
3. Hipertermi merupakan salah satu masalah yang harus diatasi, maka apabila terjadi hipertermi harus
segera di atasi jika tidak segera diatasi atau berkepanjangan akan berakibat fatal seperti halnya dapat
menyebabkan kejang demam pada anak, kekurangan volume cairan atau bahkan terjadi syok dan
gangguan tumbuh kembang pada anak (Asmadi, 2018).
B. Etiologi
1. Usia
2. Olahraga
3. Kadar hormon
4. Stress
5. Lingkungan
6. Kelelahan akibat panas
7. Dehidrasi
8. Penyakit
C. Batasan karakteristik
1. Dasar kuku sianotik
2. Kulit kemerahan
3. Hipertensi
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil ringan
6. Pucat sedang
7. Piloereksi
8. Penurunan suhu tubuh di bawah kisaran normal
9. Kejang
10. Kulit dingin
11. Kulit hangat
12. Pengisian ulang kapiler yang lambat
13. Takikardia
D. Fokus pengkajian
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling olongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal
ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2
tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik
dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga
berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x, muntah, diare, kembung, demam.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan
3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat
rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci
tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
8. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt,
nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi
otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah
protes, putus asa, dan kemudian menerima.
9. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan bab di wc / jamban / sungai / kebun,
personal hygiene ?, sanitasi ?, sumber air minum ?
b. Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah, makanan / minuman terakhir yang
dimakan, makan makanan yang tidak biasa / belum pernah dimakan, alergi, minum ASI atau susu
formula, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan, efek samping obat, jumlah cairan
yang masuk selama diare, makan / minum di warung ?
c. Pola eleminasi
a. Bab : frekuensi, warna, konsistensi, bau, lendir, darah
b. Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria
d. Pola aktifitas dan latihan : travelling
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perceptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
j. Pola persepsi diri dan konsep diri
i. Pola seksual dan reproduksi
E. Patofisiologi dan pathway
Menurut (Vivian, 2010), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah sebagai berikut:
gangguan osmotik merupakan akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
sehingga timbul diare. Gangguan sekresi akibat rangsangan tentunya misal toksin pada dinding usus atau
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat isi ronga usus. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul diare pula.
Pathway
Mikro organisme
Kurang pengetahuan
Diare
psikis
cemas orangtua
No RM : 00375208
Nama Pasien : An. A
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK Jenis L
(Dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ruang Kelamin :
rawat)
Tgl Lahir : 27-4-2019
28-09- 28-09-
2020 2020 Ruangan : Husna
I. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA (Saat pengkajian)
Riwayat penyakit sekarang: (Secara Kronologis mulai awal sakit hingga saat ini)
ALERGI / REAKSI
Interpretasi Hasil :
Tidak ditemukan indikasi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
ALASAN PENGKAJIAN
RIWAYAT
G. PSIKOSOSIAL
Status Psikologi :
Cemas Takut Marah Sedih Kecenderungan bunuh diri lain lain,
Sebutkan ............................
................
Status
Sosial :
a. Hubungan pasien dengan anggota
keluarga baik tidak baik
b. Tempat tinggal : Rumah / Apartemen / Panti /
Lainnya ...................................................................................
H. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah:......../...... mmHg Nadi : ..124...... x/mnt Pernafasan: ..24.....x / menit
Suhu : ..37......°C
Neurologi
Kesadaran : kompos mentis / apatis / somnolen / sopor / coma (lingkari yang sesuai )
Gangguan neurologis : □ Tidak ada □ Ada, sebutkan ……………………………………………………………..……..
Pernafasan
Irama : Regular
Irregular
Retraksi dada : Tidak ada
Ada
Tidak normal,
Bentuk dada : Normal sebutkan ...............................................................................
Tidak normal,
Pola nafas : Normal sebutkan ...............................................................................
Tidak normal,
Suara nafas : Normal sebutkan ...............................................................................
Nafas Cuping
Hidung : Tidak ada Ada
Sianosis : Tidak ada Ada
Kanul/RB Mask/NRB Mask (lingkari yang sesuai) L/mn
Alat bantu nafas : Spontan O2 ........ t
Ventilator, setting ................................................................................................................
Sirkulasi
Sianosis : □ Tidak ada □ Ada Edema : □ Tidak ada □ Ada
Pucat : □ Tidak ada □ Ada Akral : □ Hangat □ Dingin
Intensitas nadi : □ Kuat □ Lemah □Bounding CRT : □< 3detik □> 3 detik
Irama nadi : □ Reguler □ Irreguler Clubbing finger : □ Tidak ada □ Ada
Gastrointestinal
□ Labio / Palatoschizis □ Perdarahan gusi □ Lain-lain ……………………………………….………
Muntah : □ Ya □ Tidak Nyeri uluhati : □ Tidak ada □ Ada
Mual : □ Ya □ Tidak Ascites : □ Tidak ada □ Ada
Peristaltik Usus ....3..
: ..x/menit Lingkar perut : ..........cm
Eliminasi
Defekasi
Pengeluara □ Stoma, sebutkan …………………………………………………….
n : □ Anus ………......................
: ............................ :...............................................
Frekuensi 5.... Konsistensi .................
Karakteristik Feses : □ □ Terdapat darah □ Lain
Normal □ Cair □ Hijau □ Dempul lain ..................................
Urin
Pengeluara
n : □ Spontan □ Kateter urine □ Cystostomy
□ Ada, ....................................................
Kelainan : □ Tidak ada sebutkan ....................................
: .....
.......
.......
Diuresis . ml/jam
Integumen
□ Pucat □
Warna kulit : □ Normal Kuning □ Mottled
Kelainan : □ Tidak Ada □ Ada
Risiko
dekubitus : □ Tidak Ada □ Ada
Luka : □ Tidak ada □ Ada
Muskuloskeletal
Kelainan
Tulang : □ Tidak Ada □ Ada, sebutkan ………………………………………………..………
Gerakan anak : □ Bebas □ Terbatas
Genetalia
□ Kelainan,
□ Normal sebutkan ........................................................
I. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri Tidak
Ya
Lokasi : ............. Frekuensi : ......................... Durasi : .............................
......................... .... ....
2. Skor nyeri ..........
: ......
3.Tipe nyeri
: terus menerus hilang timbul
4. Karakteristik nyeri :
Terbakar Tertusuk Tumpul
Tertekan Berat
Tajam
Kram
5. Nyeri mempengaruhi :
Tidur Aktifitas fisik Konsentrasi
Emosi Nafsu makan Tidur
J. SKRINING GIZI
TinggiBadan : ………………………..
cm BeratBadan : ……………………… kgLingkarKepala : …………………….. cm
SKRINING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN(MODIFIKASI STRONG – KIDS)
Jawaba
No Pertanyaan n
1 Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk secara klinis? Tidak (0) Ya (1)
(Anak kurus/ sangat kurus, mata cekung, wajah tampak “tua”, edema,
rambut tipis dan jarang,
otot lengan dan paha tipis, iga gambang, perut kempes, bokong tipis
dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir?
Atau
Tidak (0) Ya (1)
Untuk bayi <1 tahun berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir?
Jika pasien menjawab tidak tahu, dianggap jawaban “Ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut?
Diare profuse (≥5x/hari) dan atau muntah (>3x/hari) Tidak (0) Ya (1)
Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir
Total Skor 3
STATUS
K. FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA HUMPTY
DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor
Dibawah 3
Umur tahun 4 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2 2
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4
L. KEBUTUHAN
EDUKASI
Hambatan pembelajaran :
Tidak ada Pendengaran Lain-lain
Penglihatan Kognitif
Budaya/kepercayaan Emosi
Bahasa Motivasi
Edukasi yang diperlukan :
Stimulasi tumbuh kembang Nutrisi
Perawatan Luka Perawatan stoma
Managemen nyeri Medikasi
Lain-lain, ....................... Jaminan finansial
M. CATATAN
Rujukan :
Dietisien Fisioterapis
Terapi wicara Perawatan paliatif
Unit pelayanan jaminan Lain lain ................................
ANALISA DATA
Tanggal/Jam : 28 sep 2020 / 10.00
No Data Pathway Masalah Keperawatan Etiologi
diare
INTERVENSI
Tanggal/Jam :
NO DX NOC NIC RASIONAL
1 Setelah dilakukan tindakan Manjemen hipertermi
keperawatan selama 3x 24 l.15506 - Untuk mengidentifikasi penyebab
jam diharapkan masalah - Identifikasi penyebab terjadinya hipertermi
hipertermi dapat teratasi hipertermi - Untuk memonitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil: - Monitor suhu tubuh pasien ada perubahan atau tidak
Termoregulasi L.14134 - Longgarkan atau - Untuk membantu mengurangi rasa
-Suhu kulit 2 ke 5 lepaskan pakaian panas akibat pakaian
-suhu tubuh 2 ke 5 - Anjurkan tirah baring - Untuk membantu mengganti
Ket : - Kolaborasi pemberian posisi saat tubuh panas
1. Memburuk cairan jika perlu - Kolaborasi pemberian cairan
2. Cukup memburuk untuk membantu menurunkan
3. Sedang panas tubuh
4. Cukup membaik
5. Membaik
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 28 sep 2020/ 10.00
NO IMPLEMENTASI TTD
DX
1. - Mengidentifikasi penyebab hipertermi
- Mengidentifikasi suhu tubuh pasien dan ttv
S : 38, 7 0c, RR: 24x/mnt, N: 108 x/mnt
- Menganjurkan pasien untuk melonggarkan pakaian pasien
- Memberikan terapi obat paracetamol 100 mg rute iv
NO HARI/TANGGAL/JAM EVALUASI
DX
1 Senin / 28 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya demam dan rewel
O: - akral hangat,
-anak tampak rewel,
- suhu tubuh : 38,7 0C
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-ajarkan tirah baring
-berikan terapi paracetamol 100 mg rute iv
Selasa/ 29 sep 20/ 20.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya demam dan rewel
O:
-anak tampak rewel,
- suhu tubuh : 37,5 0C
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-ajarkan tirah baring
-berikan terapi paracetamol 100 mg rute iv
Rabu /30 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
O:
- suhu tubuh : 36,7 0C
A: masalah hipertermi sudah teratasi
P: pertahankan intervensi
2 Senin / 28 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya diare 2 x dengan konsistensi cair
O:,
A: masalah diare belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-monitor konsistensi diare
-monitor pembrian makan
Selasa/ 29 sep 20/ 20.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya diare 1 x dengan konsistensi sedikit
cair
O:,
A: masalah diare belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-monitor konsistensi diare
-monitor pembrian makan
Selasa/ 29 sep 20/ 20.00 S: ibu pasien mengatakan sudah sedikit paham dengan perilaku hidup
bersih sehat
O:,
A: masalah pengetahuan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-berikan pendidikan kesehatan tentang hand hygiene
-ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Rabu /30 sep 20/ 14.00 S: ibu pasien mengatakan sudah paham dengan perilaku hidup bersih
sehat
O:, orang tua pasien tampak bisa mempraktikan perilaku hidup bersih
sehat
A: masalah pengetahuan sudah teratasi
P:pertahankan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN
Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu “diarroi” yang berarti
mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen (Yatsuyanagi, 2018).
Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta pada kandungan air dan volume
kotoran itu. Para Odha sering mengalami diare. Diare dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat
pulih dalam beberapa hari. Namun, diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau
masalah gizi yang berat (Yayasan Spiritia, 2017). Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada
anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare
berat (Simatupang, 2004).
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Menurut peneltian (Fahrial Syam, 2018)
mengatakan bahwa perilaku mencuci tangan sangat penting untuk mencegah penyakit infeksi saluran
pencernaan, seperti diare merupakan salah satu penyakit akibat tidak mencuci tangan dengan benar misalnya,
seseorang setelah buang air besar atau kecil, tangannya membawa bakteri, bisa berupa cacing atau
bakteri lainnya.
Derajat morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang,
dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia
(Magdarina, 2011). Diare adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai dan hal ini menjadi
prioritas pemerintah untuk segera ditangani yang pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi.
Usaha preventif ini diharapkan mampu mencegah kematian pada anak akibat diare. Tindakan hand
hygiene dengan kejadian diare pada anak usia sekolah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2010,
kebiasaan mencuci tangan pakai sabun kurang dari 34%. Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh
anak usia sekolah sangat bervariasi, masalah tersebut muncul karena kebiasaan dan perilaku hidup yang tidak
bersih dan sehat, seperti tidak mencuci tangan menggunakan sabun.
Melalui jurnal Jurnal Kesehatan Budi Luhur Cimahi, Volume 11 Nomer 2, Februari-Juli 2018 data tabel
distribusi frekuensi korelasi sikap hand hygiene dengan kejadian diare pada anak usia sekolah, dapat dilihat
dari 51 responden yang menyatakan sikap hand hygiene negatif sebanyak 35 (50,0%) responden yang terkena
diare, dan 19 responden yang menyatakan sikap hand hygiene positif sebanyak 6 (8,6%) responden yang
terkena diare, Perilaku kebersihan tangan yang baik dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 50%.
Anak usia sekolah berpotensi sebagai agen perubahan dan dapat ditingkatkan kompetensinya dalam
aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam bidang kesehatan. jadi kesimpulannya adalah penerapan
perilaku hidup bersih sehat dengan menerapkan hand hygiene dapat mencegah terjadinya diare.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Diare di
Indonesia ISSN 2088-270X, Pusat Data & Informasi.
Lisna .(2018). Korelasi Perilaku Hand Hygiene Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Sdit
Salsabila Bekasi Timur 2017. Jurnal Kesehatan Budi Luhur Cimahi, Volume 11 Nomer 2, Februari-Juli
2018.
Magdarina. (2011). Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Yatsuyanagi. (2018). Standar Pelayanan Medis RS DR. Sardjito. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.