DI SUSUN OLEH
Nama : ROSANTI
Nim : 2022032045
penggantian sel tubuh. Nutrisi merupakan zat organik dan anorganik yang
(Tarwoto, 2019).
(Tarwoto, 2019).
2. Anatomi
3. fisiologi
1. mulut
Mulut adalah bagian awal dari sistem gastrointestinal. Mulut terdiri dari
dua bagian, bagian luar disebut ves- tibula yakni gigi, ruang antargusi, pipi
bagian dalam, dan bibir, dan bagian dalam yakni rongga mulut.
Esofagus
Esofagus sendiri adalah bagian dari sistem pencernaan yang
Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan. Lambung
adalah sebuah organ berongga yang ada didalam perut bagian atas, di
Usus Halus
Usus halus Panjang usus halus kurang lebih 2,5 meter menyerupai
fosfat.(Evelyn 2019).
Usus besar
Koneksi antara ileum usus kecil dan usus besar adalah katup
ileocecal, atau ileocolic. Katup ini biasanya mencegah hasil dari usus
halus mema- suki usus besar sebelum waktunya dan mencegah produk
limbah kembali ke usus kecil. Usus besar adalah organ utama dari
eliminasi bowel yang terletak dibagian bawah, atau distal, dari saluran
pencernaan. Panjang usus besar pada orang de- wasa sekitar 5 kaki (1,5
m), Lebar juga bervariasi kurang lebih selebar 2,5 cm. Usus besar terdiri
atas tiga yakni colon asendens, tranvesium, dan desendes yang pada
Rectum
Rectum merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh .
sebelim di buang lewat anus feses akan di tampung terlebih dahuluh pada bagian
rectum.
2. Perubahan fungsi
a. Obessitas
Pada kondisi obesitas, individu mengalami kelebihan berat badan lebih dari
20% berat badan normal. Hal ini terjadi ketika asupan kalori berlebih namun
penggu- naan kalori rendah (ketidak seimbangan nutrisi).
b. Malnutrisi
Berbeda dengan kondisi pada obesitas, malnutrisi merupakan kondisi
asupan nutrisi de- ngan kebutuhan tubuh. Ditandai dengan berat badan di
3. Pemeriksaan fisik
1. Mulut
Kaji keberhihan mulut, apakan ada stomatistis, gigi yang tumbuh
mukosa pipi, mukosa bibir, lidah, dasar mulut, punggung dan dasar lidah,
pelatun keras dan lunak.
rongga mulut
bibir dan rahang : warna, testur, lesi, dan pembenkakan.
2. Abdomen
inspeksi : bagaiaman bentuk abdomen (simetriks,adakah luka, apakah ada
pemebesaran abdomen).
lambung (timpani)
Palpasi : adanya nyeri tekan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi.
4. Pemeriksaan Diagnostik
pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penderita deficit nutrisi
yaitu :
a. Pemeriksa laboratorium
Hb (N:12 mg%)
b. Pengukuran antropomentri :
Pria : 28,3 cm
5. Tindakan penanganan
a. Penatalaksanaan defisit nutrisi
Penatalaksanaan defisit nutrisi dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis yaitu terafi gizi medis RKTP (rendah kalori tinggi protein)
nutrisi pada diet defisit nutrisi adalah kebutuhan kalori, protein dan serat.
BMI atau IMT = BB (kg) . adapun ketentuan untuk berat badan kurang
(TB(m))2
Adalah IMT < 18,5(Tarwoto,2019).
a. Kebutuhan kalori
Untuk menetukan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu: berat
badan idaman (BBI) = (TB(cm) – 100) – 10%. Apabila hasilnya < 90%
2019).
b. Kebutuhan karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan kalori
c. Kebutuhan protein
Untuk adekuatnya cadangan protein, diperlukan kira-kira 10%-20%
d. Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak kuran dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari
e. Kebutuhan serat
Serat dibutuhkan sekitar 20-30 g/hari dari berbagai bahan makanan atau
nutrisi, yaitu:
1. Anthropolometric measurement
Berat badan.
Lingkar Tubuh.
2. Biochemical data
Untuk mengkaji status nutri pasien, diperlukan pemeriksaan
a. Nilai normal
wanita : 12-14g/dl
4. Dietery history
Umumnya masyarakat pernah melakukan diet tetapi tidak melakukan
perubahan kebiasaan. Kebiasaan makan dan pola makan dipengaruhi oleh
status so- sial ekonomi, latar belakang budaya, aspek psikolo- gis, dan
lain-lain.
Ada beberapa beberapa faktor yang penting untuk dikaji terkait
dengan riwayat nutrisi.
Poladiet/makan Vegetarian, tidak mengkomsumsi ikan laut,
dan sebagainya
Pengetahuan tentang nutrisi Menentukan tingkat pengetahuan klien terkait
kebutuhan nutrisi
Kebiasaan makanan Makan bersama, makan sambal melakukan
aktivitas lain, seperti mendengarkan music
atau menenton televise
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat,
suka roti
Intake cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam,
perlu makanan tambahan atau tidak
Riwayat Adanya riwayat elergi, atau penyakit tertentu
kesehatan/pengkomsumsia seperti diabetes meletus
n obat
Refleks normal, emosi Refleks kurang, iritable, perhatian tidak fokus,
dan perhatian baik emosi labil
1. Diagnose keperawatan
1. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan adanya defisi insulin
keluarga.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun klien
2. Perencanaan keperawatan
1. Ganguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ganguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
Kreteria
Porsi makan yang disajikan diet 1900 kalori habis. Berat badan klien
Intervensi :
Tentukan proram diet dan pola makan klien serta bangdinkan dengan
tarepaotik
Tujuan
Setelah dilakukan asuan keperawatan dalam waktu kali 24jam diharapkan
kelelahan dapat teratasi
Kreteria
Klien menunjukan perbaikan kemampuan untuk beradap tasi dalam
aktivitas yang diinginkan
Intervensi
Diskusikan dengan klien kebutuhan aktivitas buat jadwal perencanaan
dengan klien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
Berikan aktivitas alternative dengan priode istirahat yang cukup atau
tampa diganggu
Pantau nadi, prekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum atau
sesudah aktivitas
Rasional
Pendidikan dapat memberikan motifsi untuk meningkatkan tingkat
psiologis
Tujuan
Kreteria
Tidak adanya proses infeksi lebih langjut sushu tubuh norml 36c-37c
Intervensi
yang sesuai.
Rasional
Deteksi dini infeksi memungkinkan penangan yang cepat untuk
salemba madika.
Pelmi, 1.2020 proses asuhan gizi standar pada pasien poltekes kemenkes riau
Febrianti, 2019 analisis status gizi pada pasien remaja. At diaskes 2oktober 2020.
medikal salemba.