Anda di halaman 1dari 34

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA

PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP


BEDAH RSU ANUTAPURA PALU

PROPOSAL

RIVALDI NARDI
201801081

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA


PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP
BEDAH RSU ANUTAPURA PALU

PROPOSAL

RIVALDI NARDI
201801081

Proposal ini telah Disetujui


Untuk Diseminarkan

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H Sintong Hutabarat. M.Sc


NIK. 20120901027 NIK. 20210901123

Mengetahui
Ketua Prodi Ners
Widya Nusantara Palu

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg


NIK. 20110901019
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Beban Kerja.................................................................. 5
B. Tinjauan Kepuasan Kerja...................................................................... 9
C. Kerangka Konsep.................................................................................. 21
D. Hipotesis............................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................................. 23
B. Tempat dan waktu penelitian................................................................ 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 23
D. Variabel Penelitian................................................................................ 25
E. Definisi Operasional............................................................................. 25
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 25
G. Teknik pengumpulan data..................................................................... 26
H. Analisis Data......................................................................................... 27
I. Bagan Alur Penelitian........................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep .......................................................................24


Gambar 3.1 Alur Penelitian ...................................29
v

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengambilan Data Awal


2. Lembar Permohonan Menjadi Responden
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4. Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pelayanan kesehatan sendiri merupakan suatu upaya yang dilakukan
organisasi baik mandiri maupun bersama-sama dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit seseorang, baik kelompok maupun
masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat perlu
dilakukan dengan profesional agar dapat memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa pelayanan kesehatan. Dalam mewujudkan kualitas tenaga
kesehatan yang bekerja dalam sebuah rumah sakit haruslah benar-benar
melakukan pekerjaannya dengan profesional serta mempunyai loyalitas yang
tinggi di tempat mereka bekerja1.
Pelayanan kesehatan diantaranya ialah pelayanan keperawatan yang
merupakan suatu kesatuan dalam pelayanan dirumah sakit. Pelayanan
keperawatan yang optimal merupakan bentuk tanggungjawab yang semestinya
diterapkan tenaga keperawatan dalam proses peningkatan serta
mempertahankan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24 jam
secara berkesinambungan2.
Berdasarkan World Health Organization (WHO)3 menyatakan bahwa
jumlah perawat di seluruh dunia pada tahun 2019 ada sebanyak 28 juta perawat
dimana perawat professional dengan jumlah 19,3 juta, 6 juta perawat
professional asosiasi dan sisanya tidak diklasifikasikan. Jumlah perawat di
Indonesia setiap tahunnya meningkat, menurut Badan Pusat Statistik pada
tahun 2019 jumlah perawat sebanyak 345.508, meningkat sebesar 92.726 pada
tahun 2020 menjadi 438.234. Pada tahun 2021 jumlah perawat kembali
meningkat sebesar 72.957 dan menjadi 511.191.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(KEMENKES RI), menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang

1
2

bertugas di Rumah sakit di Indonesia pada tahun 2020 berjumlah 434.308


orang. Jumlah tenaga kesehatan di Rumah sakit terbanyak adalah perawat
sebanyak 132.353 orang, dokter sebanyak 24.750 orang, tenaga kesehatan
masyarakat sebanyak 22.306 orang, tenaga kefarmasian sebanyak 17.981
orang, tenaga gizi sebanyak 15.114 orang, tenaga kesehatan lingkungan
sebanyak 13.293 orang, ahli teknologi laboratorium sebanyak 12.020 orang,
dan jumlah terendah yaitu dokter gigi hanya sebanyak 8.235 orang3.
Berdasarkan data jumlah tenaga kesehatan diatas, kecukupan dokter, perawat
dan bidan dirumah sakit secara nasional sudah melebihi standar namun
distribusi yang belum merata ke setiap provinsi di Indonesia4.
Berdasarkan Dinas Kesehatan (DINKES) Provinsi Sulawesi Tengah
tahun 2020, bahwa jumlah capaian tertinggi tenaga kesehatan yaitu Perawat
berjumlah 6.254 orang, berikutnya bidan yaitu berjumlah 4.926, tenaga
kesehatan masyarakat berjumlah 1.691 orang, dan Dokter umum berjumlah
698 orang, akan tetapi penyebaran tenaga kesehatan belum merata5.
Seluruh aktivitas atau kegiatan fisik maupun mental yang berlangsung
pada unit pelayanan keperawatan merupakan beban kerja perawat6. Setiap
tugas yang dijalankan oleh perawat didasari pada tugas utama serta tugas
tambahan merupakan indikator beban kerja yang berat dialami perawat,
diantaranya jumlah pasien yang melakukan perawatan, kelengkapan fasilitas
dalam menunjang proses asuhan keperawatan, waktu kerja perawat setiap
harinya serta kapasitas kerjanya sesuai dengan pendidikan yang diperoleh7.
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh beban kerja. Ketidakpuasan
kerja yang berlanjut pada kurangnya motivasi merupakan dampak yang akan
terjadi jika tidak proposionalnya beban kerja yang diberikan, proses ini diawali
dengan rasa stress yang kemudian telah melewati sehingga dapat menimbukan
dampak negatif yaitu ketidakpuasan. Terpenuhinya kebutuhan secara psikis
dan fisik staf yang dapat dipenuhi oleh seorang manajer merupakan suatu
bentuk kepuasan kerja staf 8.
Sikap seseorang terhadap pekerjaan yang dijalani merupakan kepuasan
kerja, sikap positif yang diterapkan dalam pekerjaan mencerminkan tingginya
tingkat kepuasan individu tersebut, begitunya sebaliknya jika individu tidak
3

memperoleh tingkat kepuasan kerja yang tinggi, bukan hanya terkait


kematangan psikologis yang kemudian mengakibatkan menjadi bosan, emosi
yang tidak stabil, frustasi, cepat lelah, sering absen serta menyibukkan diri
dengan aktivitas yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan9.
Berbagai hasil yang dihasilkan dari sikap atau attitude yang dimiliki
perawat merupakan kepuasan kerja. Sikap ialah berbagai hal yang berkaitan
dengan pekerjaan serta indikator yang spesifik misalnya supervisi atau
pengawasan, tunjangan, kondisi kerja, gaji, kesempatan dalam memperoleh
promosi serta kenaikan jabatan, peniliaian yang adil dan tidak membuat
kerugian social dalam hubungan pekerjaan, pengalaman terhadap kecakapan,
respon yang cepat terhadap keluhan serta perlakuan yang baik dari pimpinan
terhadap karyawan. Menurunnya loyalitas serta motivasi disebabkan oleh
ketidakpuasan kerja perawat10.
Berdasarkan hasil penelitian Wahyu Riski41 tentang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara jumlah perawat dengan beban kerja perawat. Bangsal
merupakan ruangan dengan beban kerja tertinggi disertai kekurangan jumlah
perawat jika dibandingkan dengan ideal jumlah yang disesuaikan perhitungan
Depkes. Rumah sakit harus mengevaluasi beban kerja perawat untuk
mengoptimalkan beban kerja perawat pelaksana. Penelitian lainnya dilakukan
oleh Hikmawati42 didapatkan bahwa beban kerja berhubungan dengan stres
kerja perawat, tenaga perawat yang melayani dipelayanan di rawat inap
cenderung memiliki beban kerja yang banyak dibandingkan dengan ruang lain.
Beban kerja yang lebih merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stres
kerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Putri Handayani 43, didapatkan bahwa
ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan perawat. Perbedaan
aktivitas pekerjaan pada perawat yang cukup beragam ditambah dengan
tingginya angka kunjungan pasien menyebabkan kenaikan jumlah beban kerja
yang harus diselesaikan oleh perawat sehingga berdampak pada terjadinya
kelelahan kerja.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Rawat Inap
Bedah RSU Anutapura Palu tanggal 11 Februari Tahun 2022, di tiga ruangan
yaitu ruangan Garuda Atas, Garuda Bawah dan Ruangan Kakatua. Hasil
4

wawancara yang dilakukan didapatkan jumlah perawat yang bertugas di


ruangan garuda atas yaitu sebanyak 14 perawat yang terdiri atas 1 kepala
ruangan, 2 ketua tim serta 11 perawat pelaksana dan juga pada ruangan garuda
atas terdapat 3 kelas yaitu, kelas I terdapat 3 bed, kelas II 4 bed, kelas III 7 bed,
serta terdapat 1 ruangan khusus Nurse station. Sedangkan di ruangan Garuda
bawah terdapat 13 perawat dimana terdapat 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, 10
perawat pelaksana, dan juga ruangan garuda bawah memiliki 3 kelas yaitu,
kelas I terdapat 3 bed, kelas II 4 bed, kelas III 7 bed, dan terdapat 1 ruangan
khusus Nurse station. Sedangkan ruangan Kaka tua sebanyak 14 perawat yang
terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, 11 perawat pelaksana dan ruangan
kakatua memiiliki 4 ruangan dimana masing-masing ruangan tersebut terdapat
2 bed. Karakteristik pasien di ruangan garuda atas, garuda bawah dan ruangan
kakatua memiliki karakteristik ketergantuan pasien yang sama yaitu partial
care, karena sebagian aktivitas pasien yang ada pada ketiga rungan tersebut
belum dilakukan secara mandiri atau masih membutuhkan bantuan dari
perawat dan keluarga.
Hasil wawancara dilakukan pada 7 orang perawat pelaksana diruangan
garuda atas. 5 orang perawat pelaksana menyatakan kewalahan dalam
memberikan asuhan keperawatan dikarenakan pada saat pemberian jadwal
dinas yang telah di tetapkan, ada beberapa orang perawat tidak mengikuti
jadwal dinas yang sudah ditetapkan (tidak masuk) dan perawat mengatakan
pada saat hari minggu biasanya perawat pelaksana yang hanya masuk dinas 1
atau 2 perawat saja. Dan 2 perawat mengatakan tidak selamanya terbebani
tergantung situasi dan kondisi. Hasil wawancara dilakukan pada 5 orang
perawat pelaksana di ruangan garuda bawah, 4 orang perawat pelaksana
mengatakan bahwa beban kerja bertambah apabila semua bed terisi penuh, dan
pada saat ada kejadian yang tidak terduga seperti virus baru misalnya seperti
kondisi pandemik covid-19. Sedangkan pada ruangan kakatua peneliti
melakukan wawancara terhadap 3 perawat pelaksana didapatkan 2 perawat
mengungkapkan bahwa beban kerja terasa berat jika jumlah tenaga perawat
tidak sebanding dengan jumlah pasien dan ketika bed terisi penuh serta ada
5

perawat yang cuti, dan 1 perawat mengatakan bahwa beban kerja akan
meningkat pada kondisi hari raya karena ada perawat yang cuti hari raya
sehingga jumlah perawat sedikit dan proses pendokumentasian asuhan
keperawatan dapat meningkatkan beban kerja.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan beban kerja
dengan kepuasan kerja perawat pelaksana diruangan bedah RSU Anutapura
Palu.”

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut “Adakah Hubungan beban kerja dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah RSU Anutapura
Palu?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah RSU Anutapura Palu.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi Beban Kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat
Inap Bedah RSU Anutapura Palu.
b. Untuk mengidentifikasi Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang
Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu.
c. Untuk Menganalisis Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu.

D. Manfaat penelitian
1. Bagi institusi pendidikan ( STIKes Widya Nusantara Palu )
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan tambahan referensi di
perpustakaan.
6

2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini, dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi
masyarakat
3. Bagi RSU Anutapura
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi RSU Anutapura dan
digunakan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori
1. Tinjauan umum Beban kerja
a. Pengertian
Berbagai indikator yang berkaitan dengan jumlah kesulitan
seseorang dalam pekerjaan dapat didefenisikan sebagai beban kerja.
Beban kerja juga dapat dimaknai sebagai keseluruhan stuktur pekerjaan
disuatu waktu pada lingkungan, organisasi, pribadi adalah hal fisik serta
psikologis, dan faktor situasional 11.
Beban kerja ialah hasil dari keseluruhan pekerjaan yang dapat di
hitung dengan cara hasil perkalian antara waktu, jumlah pekerjaan serta
besaran pekerjaan yang ditanggung pada suatu jabatan atau posisi diunit
organisasi. Perlu dilakukan kerselarasan antara beban kerja, kemampuan
kerja, dan lingkungan kerja dalam mencegah timbulnya bahaya bagi diri
sendiri dan secara umum bagi masyarakat serta dapat memperoleh
optimalisasi dan produktivitas kerja, perihal ini tertuang dalam UU
Kesehatan No.36 Tahun 2009 12.
Beban kerja yaitu penilaian pada suatu waktu tertentu yang
berkaitan dengan frekuensi atau jumlah kegiatan rata-rata dari berbagai
pekerjaan. Beban kerja diartikan sebagai pencatatan terkait volume atau
hasil pekerjaan yang dapat megambarkan produktifitas pekerja pada
suatu bagian. Sejumlah pekerjaan harusnya diselesaikan dalam suatu
waktu oleh seseorang atau kelompok atau beban kerja dapat dinilai pada
dua sudut pandangan yaitu sudut pandang subjektif dan objektif. Beban
kerja subyektif ialah individu yang menggunakan ukuran, tekanan serta
kepuasan kerja dengan menggunakan perasaan kelebihan beban kerja.
Sedangkan penilaian yang dilakukan menggunakan waktu yang terpakai
dan jumlah aktivitas merupakan beban kerja secara objektif 13.
8

Beban kerja yaitu penerimaan atau tanggungan pekerjaan yang


dinilai dari kemampuan tubuh individu. Keseimbangan antara psikologis
dan kemampuan fisik individu harusnya seimbang dan sesuai dengan
setiap beban kerja yang diterima. Beban kerja terdiri atas dua beban kerja
psikologis dan beban kerja fisik. Beban kerja psikologis menggambarkan
sejauh mana tingkat kealihan atau kemampuan serta prestasi kerja yang
diperoleh antar individu. Sedangkan beban kerja fisik seperti mendorong
dan mengangkat14.
Beban kerja perawat merupakan keseluruhan kegiatan atau
aktifitas yang diterapkan perwat diunit pelayanan keperawatan. Beban
kerja tebagi menjadi dua yaitu beban kerja kualitatif dan kuantitatif.
Beban kerja kualitatif ialah perawat dengan rasa tanggungjawab yang
tinggi dalam proses memberikan asuhan keperawatan sedangkan beban
kerja kuantitatif sejumlah pekerjaan yang seharusnya diterapkan dalam
pemenuhan kebutuhan kesehatan klien14.
Beban kerja yang tinggi dapat berdampak buruk pada hubungan
perawat dan pasien misalnya komunikasi yang diterapkan perawat
kurang efektif dan juga berpengaruh dalam proses kolaborasi dokter
dengan perawat, serta perawat akan memilih keluar dari tempat kerja
dikarenakan ketidakpuasan kerja perawat. Perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan atau aktivitasnya lebih banyak dilangsungkan di
ruang rawat inap, dan jumlah perawat, pasein serta jumlah kegiatan
merupakan faktor yang mempengaruhi beban kerja 14.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja
1) Jumlah tenaga perawat
Ketidakseimbangan beban kerja merupakan salah satu
persoalan yang sering muncul di rumah sakit. Kesulitan yang dialami
manager dalam mengetahui kualitas beban kerja dikarena keluhan
yang disampaikan lebih mendasar atau bersifat subyektif. Kondisi ini
diawali dengan ketidaksesuaian antara kapasitas kerja pada institusi
pelayanan kesehatan dengan proses perencanaan kebutuhan tenaga
perawat.
9

2) Kondisi lingkungan kerja


Salah satu sumber terjadinya beban kerja ialah lingkungan
kerja diantaranya tanggungjawab yang diemban, tuntutan kerja, dan
juga lingkungan atau relasi antara perawat yang kurang baik sehingga
mengakibatkan meningkatnya beban kerja.
3) Kepemimpinan
Proses perencanaan pengembangan karir, situasi kerja yang
kondusif serta dinamis merupakan suatu peran yang perlu di terapkan
oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan seharusnya memberikan
motivasi bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang baik dan
memiliki pandangan dalam peningkatan profesionalitas perawat.
4) Tanggung jawab perawat
Pertanggungjawaban perawat tidak hanya sebatas pada pasien
melainkan bagi sesama rekan kerja perawat. Perawat yang baru perlu
adanya kerjasama dengan perawat yang berada pada suatu ruang
tertentu, perawat yang baru terindikasi bisa meningkatkan beban kerja
perawat lainnya, hal tersebut juga dapat terjadi didasari rasa
bertanggungjawab terhadap keselamatan pasien yang menjadi
kelolaan perawat baru tersebut 15.
5) Tehnik pengukuran beban kerja
Terdapat empat tehnik untuk menghitung beban kerja perawat yaitu :
a) Time and task frequency
Tujuan dari Teknik ini ialah untuk mengetahui kualitas pekerjaan
dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu asuhan
keperawatan secara baik dan benar. Setelah itu diakumulasikan
serta dicari rata-rata atau skoring.
Tahapan dalam menghitung ialah:
(1) Penetuan besaran sampel perawat yang diperlukan
(2) pembuatan formulir kegiatan yang akan digunakan untuk
pengamatan serta ada kolom untuk menulis waktunya
(3) Penentuan observer yang dapat mengidentifikasi kualitas
pekerjaan yang akan diamati
10

(4) Seorang perawat akan diamati oleh satu observer selama proses
bekerja sesuai dengan shiftnya.
b) Work sampling (sampling pekerjaan)
Teknik ini diterapkan untuk pengamatan setiap aktivitas yang
dijalankan oleh perawat. Metode dalam memperoleh informasi
yaitu jenik aktivitas yang dilakukan sesuai kemampuan dalam
interval waktu yang telah ditetapkan. Observer perlu melakukan
pengamatan dari jarak yang jauh seakan-akan tidak sedang
mengamati agar perawat yang bekerja sesuai aslinya atau kebiasaan
selama ini.
c) Continous sampling (Pengambilan sampel terus menerus)
Teknik pengambilan sampel terus menerus tidak jauh beda
terhadap teknik sampling pekerjaan letak perbedaan pada kedua
teknik ini berada pada metode pengamatan setiap aktivitas perawat
yang diterapkan terus menerus dan dicatat atau didokumentasi
secara detail dan juga menggunakan perhitungan lama waktu
pelaksanaan. Proses pendokumentasian dijalankan dari datangnya
perawat hingga pada waktu pulangnya perawat. Pengamatan juga
dilakukan terhadap beberapa perawat secara menyeluruh.
Pengamatan dapat dilakukan kepada satu atau lebih perawat secara
bersamaan.
d) Self reporting (variasi antara time studyand task frequency)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh observer, dimana observer
menilai setiap daftar aktivitas yang ditentukan oleh peneliti
sehingga kegiatan yang dikerjakan dapat diisi pada daftar tersebut.
Pendokumentasian tugas harian yang berisikan setiap pekerjaan
yang ditugaskan, proses ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Hasil dari pendokumentasian ini dapat dinilai dari lamanya
kegiatan yang dilangsungkan serta jenis kegiatan yang
dikerjakan.16.
c. Standar beban kerja
Standar beban kerja perawat sebagai berikut:
11

1) Dinas pagi
Jumlah jam efektif 357 menit sedangkan jumlah jam dinas 420 menit.
Beban kerja: K4: 1428 menit, K3: 1071menit, K2 : 714 menit K1: 357
menit.
2) Dinas sore
Jam dinas = 420 menit. Jumlah jam efektif = 357 menit.
Beban kerja: K1 = 357 menit, K2 = 714 menit, K3 = 1071 menit, K4
= 1428 menit.
3) Dinas malam
Jam dinas = 600 menit. Jumlah jam efektif = 510 menit.
Beban kerja: K1 = 510 menit, K2 = 1020 menit, K3 = 1530 menit, K4
= 2040 menit.
Keterangan:
K1 : Kategori klien dengan perawatan mandiri dan diberi bobot 1
K2 : Kategori klien dengan perawatan minimal dan diberi bobot 2
K3 : Kategori klien dengan perawatan moderat dan diberi bobot 3
K4 : Kategori klien dengan perawatan intensif dan diberi bobot 417.
2. Kepuasan Kerja
a. Definisi kepuasan kerja
Kepuasan seseorang dalam bekerja akan diawali dengan rasa
tenang dan nyaman dalam bekerja memperoleh kepuasan kerja sesuai apa
yang diinginkan. Seseorang mengalami suatu rasa puas dan memperoleh
rasa senang dikarenakan terpenuhinya apa yang menjadi harpan bahkan
melebihi harapan orang tersebut. Kepuasan kerja juga bisa diartikan
sebagai bentuk usaha individu dalam mencapai suatu keinginan atau
tujuan dengan mendapat kompensasi atau imbalan dari tempat dimana
individu itu bekerja 18.
Respon emosional atau respon afektif individu dalam menanggapi
berbagai aspek atau segi pekerjaan merupakan bentuk dari kepuasan
kerja. Sehubungan dengan hal tersebut kepuasan kerja bukan merupakan
konsep tunggal, melainkan berbagai konsep kerja yang berkaitan dengan
promosi, upah/gaji, supervise, rekan kerja ataupun secara menyeluruh
12

pada tempat kerja, banyak penelitian telah dilakukan, jika karyawan


diberi pertanyaan terkait tanggapan yang berhubungan dengan pekerjaan
yang telah mereka jalankan, terdapat berbagai respon yang bervariasi
bagi elemen kerja, secara umum para karyawan secara keseluruhan
merasakan kepuasan19.
Proses mencintai sesuatu hal yang dikerjakan serta secara sikap
emosional timbulnya perasaan menyenangkan dalam menjalani pekerjaan
merupakan gambaran dari kepuasan kerja. Peningkatan kualitas atau
kinerja sumber daya manusia dalam pekerjaan dapat tercermin dari sikap
atau moral kerja karyawan yang mempunyai tingkat kepuasan yang baik
akan memberikan sumbangsih yang baik dalam pekerjaan.20.

b. Teori Kepuasan Kerja


1) Teori Ketidaksesuaian /Discrepancy Theory (Lock 1996)
Teori ketidaksesuaian mengungkapkan bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan dari beberapa aspek pekerjaan menggunakan dasar
pertimbangan dua nilai atau value, ialah
(1) Presepsi yang diharapkan seseorang dengan hasil yang diterima
tidak sebanding dengan apa yang menjadi impian individu
tersebut merupakan definisi dari ketidaksesuaian
(2) Secara keseluruhan respon individu terkait kepuasan kerja ialah
dari berbagai segi pekerjaan yang dilimpahkan dengan pentingnya
pekerjaan individu merupakan aspek dari kepuasan kerja dari
setiap aspek pekerjaan. Teori ini menjabarkan berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap kepasan kerja ialah; 21.
a) Gaji
Secara signifikan kepuasan kerja dipengaruhi oleh gaji tetapi jika
dipandang secara umum lebih luas juga menggambarkan berbagai
dimensi dari kepuasan.
b) Fasilitas
Setiap peralatan yang menunjang atau mendukung pekerjaan perlu
disediakan karena fasilitas juga dapat mempegaruhi kepuasan kerja.
13

c) Hubungan kerja
Hubungan atau relasi antar perawat yang terjalin dalam pekerjaan
perlu dibangun..Saifuddin44, mengungkapkan bahwa rekan kerja
secara sosial dapat saling mendukung satu sama lain yang
merupakan faktor dari kepuasan kerja.
d) Kesesuaian kerja ialah latar belakan Pendidikan yang tidak sesuai
dengan pekerjaan yang diemban.
e) Pengawasan
Kemampuan dari pengawas dalam memberikan dukungan.
Menurut Salbiah45, setiap kegiatan profesional dalam proses
pelayanan keperawatan yang dijalankan oleh kepala ruangan
merupakan bentuk supervisi keperawatan yang berkaitan dengan
restorative, formatif, dan normative dalam peningkatan
produktivitas kerja.
Swasto46 menjelaskan bahwa proses perpindahan dari satu
posisi ke posisi yang lain yang lebih tinggi merupakan promosi
sebagai bentuk prestasi kerja atau imbalan dari hasil dari masa
kerja yang lama dan progress kerja yang baik. Asas promosi
jabatan sebagaimana Hasibuan47 mengemukakan bahwa :
(1) Formasi, pelaksanaan promosi sepatutnya didasari pada asas
yang berlaku dikarenakan promosi karyawan dapat
dilaksanakan bila ada formasi atau lowongan, agar terdapat
uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh individu
tersebut.
(2) Kepercayaan, merupakan dasar dari promosi, sebelum
melangsungkan promosi alangkah baiknya berlandaskan pada
asas keyakinan atau kepercayaan berkaitan dengan kejujuran,
kecakapan dan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan dalam
melaksanakan berbagai tugas dengan baik pada sturuktur atau
jabatan tersebut.
14

(3) Keadilan, promosi sebaiknya berdasarkan pada asas keadilan,


mengenai penilaian kejujuran, kemampuan dan kecakapan
kepada semua karyawan
f) Jabatan
Jabatan sebagai prosedur yang dilakukan untuk menetapkan tugas
dari jabatan, serta spesifikasi sumber daya manusia yang tepat
untuk menempati jabatan tersebut.
g) Bekerja pada tempat yang tepat
Proses yang berkaitan dengan tempat yang tepat lebih ditekankan
pada pemindahan tempat kerja dari tempat yang kapasitas
ruangannya kecil ke tempat dengan ruangan berkapasitas besar atau
luas dalam menunjang kepuasan individu lain yang merasa
perubahan tempat kerja ke ruangan yang lebih luas yang dapat
memberi perasaan nyaman bagi dirinya.
h) Harapan
Harapan merupakan faktor yang timbul dalam diri individu atau
dapat disebut sebagai faktor intrinsik. Harapan ialah keyakinan
akan tercapainya suatu keinginan. Harapan secara tidak langsung
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja,
karena kesenjangan atau perbedaan yang berkaitan dengan
kepuasan serta ketidak puasan yang dirasakan oleh individu
disebabkan oleh harapan dan kenyataan yang di alami. Berikutnya
teori tersebut dikenal dengan Teori ketidak samaan Locke.
Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam membuat
harapan harusnya realistis, sebab tercapai atau tidaknya suatu
harapan akan berpengaruh pada kepuasan kerja.
2) Teori keseimbangan/ Equity Theori (J.Stacy Adams, 1965)
Prinsip Teori ini menjelaskan bahwa individu akan merasa
puas atau tidak puas, berrgantung pada rasa keadilan atau equity
dalam suatu situasi yang didapatkan dengan membandingkan
prosesnya dengan proses orang lain yang berada sekantor maupun
ditempat lainnya 22.
15

Pengelompokan berbagai indikator dari teori ini terbagi


menjadi tiga yaitu besarnya kepentingan atau ekuitas (equity-in-
equity), perbandingan hasil (outcome comparison) dan pemasukan
(input). Yulk dan wexley berpendapat bahwa input merupakan rasa
berharga yang dialami oleh karyawan sebagai reword bagi setiap
pekerjaan dapat menunjang pekerjan atau semua nilai yang di terima
pegawai. Input dapat dicontohkan dengan skill, usaha, pengalaman,
peralatan, Pendidikan dan lainya. Outcome yaitu berbagai nilai yang
diperoleh serta dirasakan karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya,
seperti upah, kesempatan untuk berekspresi atau berprestasi,
keuntungan tambahan status simbol, pengenalan kembali
(recognition). Sedangkan comparasion person dapat di defenisikan
sebagai perasaan individu pada perusahaan yang sama, atau ditempat
lain, dapat juga dengan dirinya sendiri di waktu lampau 23.
3) Teori pemenuhan kebutuhan (Abraham Maslow,1943)
Hirarki kebutuhan menurut konsep Maslow yang berasumsi
kepuasan yang terlebih dahulu diutamakan pada kebutuhan yang lebih
rendah tingkatannya sebelum kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan
ini berupa rasa aman, sosial, kebutuhan fisik, penghargaan dan
aktualisasi diri. Lima kebutuhan yang membentuk hiraraki kebutuhan
ini merupakan kebutuhan konotatif, artinya bercirikan motivasi.
Kebutuhan ini sering kali disebut kebutuhan dasar24.
3. Tinjauan umum tentang perawat
a. Definisi perawat
Perawat merupakan seseorang atau individu yang telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan telah memenuhi syarat
dalam memberikan pelayanan keperawatan, bertanggung jawab dalam
meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan menjadikan pondasi
dasar untuk melakukan praktik keperawatan. Keperawatan juga
merupakan ilmu yang dapat berperan dalam meningkatkan kesehatan
16

seseorang, kelompok maupun masyarakat sehingga muncul sikap positif


dalam diri tiap individu yang menerima pelayanan kesehatan 25.
b. Karakteristik
Karakteristik keperawatan sebagai profesi diataranya :
1) Memiliki ilmu pengetahuan mengenai tubuh manusia secara sistemis
2) Mengembangan ilmu pengetahuan mengenai tubuh manusia yang
secara konstan.
3) Mempelajari pendidikan tinggi
4) Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia didalam
pelayanan
5) Memiliki fungsi otonomi dalam merumuskan kebijakan praktik secara
professional
6) Memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat dan
berpegang teguh pada tradisi ataupun etika profesi.
7) Memberikan kesempatan untuk dapat bertumbuh secara profesional
dan pendokumentasian perawat. Tugas pokok perawat adalah
memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga
dan kelompok masyarakat dalam upaya pencegahan serta
penyembuhan dan pemulihan penyakit masyarakat dalam rangka
kemandirian dibidang keperawatan 26.
Perawat pelaksana merupakan perawat yang paling erring
memberikan tindakan jika klien memerlukan pemberian cairan intravena
ataupun obat, pemberian injeksi, mengganti balutan dan menyembuhkan
luka. Perawat memberikan medikasi dalam mengatasi nyeri, memantau
kemajuan pemulihan klien dan paling sering kontak dengan klien.
Perawat lebih dulu menemukan masalah klien sebelum orang lain
menemukan masalah klien 27.
c. Peran perawat
Peran merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang diinginkan
individu pada orang lain seseuai pada kedudukannya disuatu bidang.
Peran juga dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari
luar yang bersifat stabil 29. Karena itu peran perawat merupakan kegiatan
17

perawat didalam praktik serta telah menyelesaikan pendidikan formal


yang diakui dan diberikan kewenangan dalam menjalankan tanggung
jawab sebagai seorang perawat profesional sesuai kode etik. Peran
perawat diantaranya sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
pengelola dan peneliti30. Didalam menjalankan asuhan keperawatan,
perawat juga memiliki peran dan funsi sebagai advokad keluarga pasien,
pencegah penyakit, konserling, kolaborasi serta pengambilan keputusan
etik31.
Keperawatan memiliki peran-peran pokok dalam pelayanan
kesehatan masyarakat. Peran pokok perawat antara lain :
1) Pemberi perawatan (Care Giver)
Peran yang paling utama perawat ialah memberikan pelayanan
keperawatan yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuan asah, asih
dan asuh. contohnya pemberian asuhan keperawatan yang berkaitan
dengan tindakan melayani pasien secara fisik ataupun psikologis 32
.
Tindakan perawat yang dibutuhkan seperti asuhan penuh, asuhan
parsial bagi pasien dengan tingkat ketergantungan sebagian dan
keperawatan supportif-edukatif untuk membantu pasien memperoleh
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Perencanaan keperawatan
yang paling efektif bagi pasein yang dirawat haruslah benar-benar
didasarkan pada hasil identifikasi kebutuhan pasein dan keluarga .
33

2) Sebagai “advocate”keluarga
Peran perawat sebagai “advocat” keluarga yaitu lebih kepada
membantu menentukan hak pasien. Didalam peran ini, perawat
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan pasien sebagai tenaga
kesehatan, beberapa contoh peran tersebut adalah menyampaikan
kemauan pasien, penjelasan mengenai informasi dari dokter dan juga
memberi rasa tenang dan nyaman kepada pasien dalam bentuk
dukungan positif.
3) Pelayan pasien
Upaya dalam pencegahan penyakit merupakan salah satu
bentuk pelayanan keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan.
18

Ini dikarenakan perawat selalu mengupayakan pencegahan agar tidak


menimbulkan masalah baru ataupun dampak dari penyakit yang
diderita oleh pasien. Misalnya keamanan karena kelompok lanjut usia
beresiko mengalami cidera, dengan melakukan penyuluhan preventif
yang dapat membantu pencegahan cidera, inipun dapat menurunkan
tingkat cacat akibat cidera.
4) Pendidik
Didalam pemberian asuhan keperawatan untuk pasien, semua
perawat haruslah menerapkan perannya sebagai pendidik, karena apa
yang disampaikan akan mengubah perilaku pasien serta keluarga cara
melakukannnya yaitu dengan melangsungkan promosi atau
pendidikan kesehatan, dari proses pendidikan yang diterapkan
diharapkan pasien tidak lagi menjalani permasalah yang sama serta
dapat mengubah tingkahlaku yang tidak sehat. Proses penyuliuhan
kesehatan dalam mengurangi stress, pembelajaran tentang asuhan
keperawatan dirumah sakit serta meyakinkan keluarga pasien dapat
melanjutkan pemberiaan asuhan keperawatan dirumah saat dibolehkan
untuk perawatan lanjutan di rumah merupakan contoh dari peran
perawat sebagai pendidik 33.
5) Konseling
Konseling yaitu perawat meluangkan waktu bagi pasien untuk
dapat konsultasi terkait persoalan yang dialami pasien dan juga
keluarga dengan harapan persoalan tersebut dapat teratasi tanpa ada
kesenjangan diantara pasien, perawat dan keluarga proses ini
merupakan strategi perawat didalam melakukan perannya. diharapkan
masalah tersebut mampu teratasi dengan cepat dan tidak ada
kesenjangan antara perawat, pasien dan keluarga pasien. konseling
yang dilakukan perawat harus memberikan dukungan keluarga secara
ilmu pengetahuan, emosional dan psikologis, perihal ini perawat akan
memberikan konsultasi kepada pasien agar pasien fokus memberikan
menyesuaikan dan mengembangakan sikap dan perilaku dengan cara
19

mendorong pasien memperoleh solusi alternatif mengenai


pengembangan dan pengendalian diri 34
.
6) Kolaborasi
Kolaborasi ialah proses bekerjasama dalam mengambil
keputusan untuk penentuan tindakan yang akan diterapkan perawat
serta tim kesehatan lainnya. dalam pelayanan keperawatan pasien
tidak dikerjakan secara mandiri tetapi dikerjakan oleh tim lain seperti
dokter, psikologis dan ahli gizi. Pasien dikategorikan sebagai individu
yang membutuhkan pengembangan serta pelatihan tentang
kesehatannya.
7) Pengambilan keputusan etik
Didalam pengambilan keputusan atau tindakan, perawat
memiliki peran yang sangat penting dikarenakan keberadaan perawat
selama 24 jam disisi pasien, untuk itu peran perawat sebagai
pengambil keputusan etik bisa dilakukkan oleh perawat itu sendiri
seperti menerapkan pelayanan keperawatan 35
.
8) Peneliti
Peran ini sangat penting dan perlu diperoleh setiap perawat
sebagai peneliti perawat dapat menerapkan kajian keperawatan kepada
pasien, kajian yang dilakukan untuk perkembangan teknologi
keperawatan dan juga dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan pada pasien 36.
20

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan seperti pada


gambar berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen

Beban kerja Kepuasan kerja


perawat pelaksana Perawat Pelaksana

C. Hipotesis

Ha : Ada Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana


di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu
Ho : Tidak ada Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu
21

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dan


pendekatan Cross Sectional, dimana penelitian yang dilangsungkan secara
bersamaan antara variabel independen dengan variabel dependen.37 Penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Bedah RSU
Anutapura Palu (Ruangan garuda atas, garuda bawah, kakatua)
2. Waktu
Penelitian akan dilakukan pada bulan Juni Tahun 2022.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan
subjek yang memiliki karakteristik tertentu dan diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan tarik kesimpulannya38. Populasi pada penelitian ini
adalah perawat pelaksana yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah RSU
Anutapura Palu berjumlah 32 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling
yaitu. semua perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah RSU
22

Anutapura Palu berjumlah 32 orang. Tehnik pengambilan sampel yang


digunakan adalah dengan menggunakan metode Total Sampling yang
merupakan penentuan sampel secara keseluruhan dari semua perawat
pelaksana yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Indepeden
Variabel indepnden merupakan variabel bebas yang mana
keberadaan dari karakteristik subjek penelitian akan merubah variabel
lainnya 39 Variabel independen dari penelitian ini adalah Beban kerja.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel terikat yang berubah akibat
adanya pengaruh dari variabel independen.Variabel dependen pada
penelitian ini Kepuasan kerja Perawat pelaksana.

E. Definisi Operasional

1. Beban kerja
Definisi : Beban kerja perawat ialah setiap aktivitas perawat
yang tidak terpikirkan dikarenakan beragam jenis
pekerjaan yang menuntut perawat untuk dapat
menjamin keselamatan pasien.
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Pengisian Kuesioner
Skala : Ordinal
Hasil Ukur : Beban Kerja Berat Jika Nilai Responden ≤ 13-25
: Beban Kerja sedang Jika Nilai Responden ≥ 26 -38
: Beban kerja Ringan Jika Nilai Responden ≥ 39-52
23

2. Kepuasan Kerja
Definisi : Kepuasan kerja ialah suatu perasaan senang yang
dialami oleh perawat pelaksana, berkaitan dengan
pencapaian harapan atau hasil dari aspek gaji,
fasilitas, hubungan kerja, kesesuaian kerja,
pengawasan dan promosi.
Alat Ukur
: Kuesioner
Cara Ukur
: Pengisian Kuesioner
Skala
: Nominal
Hasil Ukur
: Kurang Puas jika nilai < Mean/Median
Puas jika nilai ≥ Mean/Median

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat-alat yang digunakan dalam


melakukan pengumpulan. Instrumen yang digunakan terdapat dua kategori
yaitu kuisioner beban kerja dan kepuasan kerja perawat pelaksana.
1. Kuesioner beban kerja diadopsi dari kuesioner “Nursalam 2017”
dengan indikator penilaian aktifitas kerja, kegiatan yang dilakukan, dan
penggunaan waktu kerja. Terdiri dari 13 item pertanyaan yang sudah
tervalidasi dengan terdiri 4 pilihan yaitu 4 = tidak menjadi beban kerja
apa bila kegiatan yang dilakukan tidak mempengaruhi beban perawat, 3
= Beban kerja Ringan Apa bila kegiatan yang dilakukan mempengaruhi
tapi tidak terasa berat, 2 = Beban berat Sedang apa bila kegiatan yang di
lakukan mempengaruhi dan mulai dirasa berat, dan 1 = Beban kerja
Berat apa bila kegiatan yang dilakukan mempengaruhi dan dirasa berat.
2. Kuesioner Kepuasan kerja diadopsi dari item-item peryataan dalam
kuesioner yang di kutip dari Maya Sriwulandari yang telah dilakukan uji
validitas dan realibilitas dengan nilai croncbach’s alpha 0,720,
Pertanyaan dalam kuesioner tersebut, Kuesioner Kepuasan Kerja terdiri
dari 20 item peryataan dengan peryataan positif dan menggunakan skala
24

likert dengan pilihan jawaban tidak puas diberi nilai 0, puas di beri nilai 1
dan sangat puas diberi nilai 2.

G. Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung pihak
pertama, hal yang dimaksud yaitu data yang didapatkan langsung dari
responden melaluai kuisioner, kelompok fokus, panel atau dari hasil
wawancara peneliti dengan narasumber/responden48. Adapun data primer
dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh responden di
Ruang Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung
atau data yang sudah ada dari sumber lain, hal yang dimaksud, yaitu data
yang didapatkan dari catatan buku, majalah/koran, berupa laporan data dari
suatu perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori dan
lain sebgainya49. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah data
jumlah perawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Anutapura Palu.

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menganalisis univariat untuk


mengetahui frekuensi dari masing-masing variabel. Setelah data dikumpulkan
data tersebut dilakukan pengolahan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut : 40.
1 Analisis univariat
Analisa ini diperoleh dalam bentuk persentase, Analisis univariat di sajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan rumus sebagai berikut:
f
P = X 100%=…%
n
Keterangan :
P :proporsi
f : jumlah subjek yang ada
25

n : Sampel.

2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis data yang digunakan untuk
menentukan hipotesis. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui makna
hubungan antara variabel independen dan dependen dengan mengggunakan
uji Chi-Square.
Peneliti menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubunghan
antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji Chi-
Square.
Peneliti menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan
antara variabel yang akan diteliti dengan taraf signifikan (a = 0,05) a = 0,05
yaitu batasan maksimal tertinggi yang akan dijadikan patokan peneliti yaitu
jika nila p-value ≥0,05 maka HO diterima yang berarti tidak ada hubungan
dan sebaliknya jika nilai p-value ≤0,05 maka HO ditolak artinya ada
hubungan yang bermakna.18
Rumus Chi-Square :
(f 0−fe)
x ²=Ʃ
fe
Keterangan :
x2= Nilai Chi-Square
f0= frekuensi observasi atau pengamatan
fe= frekuensi ekspetasi atau harapan
syarat uji Chi-Square yaitu sel yang mempunyai nilai expected lebih
dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat dari uji Chi-Square tidak
memenuhi maka menggunakan alternatif uji Chi-Square yang bergantung
pada tabel.
a. Untuk tabel 2x2 alternatif uji Chi-Square adalah uji Fisher’s
b. Untuk tabel 2xK atau Bx2 dimana B dan K merupakan data kategori
nominal lebih dari dua kategori, alternatif Chi-Square adalah
penyerderhanaan sel. Jika penyederhanaan sel tidak logis, terpaksa kita
menggunakan uji Chi-Square.
26

c. Untuk tabel 2xK atau Bx2, dimana B dan K merupakan data kategorik
lebih dari 2, alternatif Chi-Square merupakan uji Mann-Whitneyatau
penyederhanaan sel.
I. Alur penelitian

Studi pendahuluan/isentifikasi masalah


(Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bedah Survey
RSU Anutapura Palu) Literatur

Studi Pustaka
Hipotesis

Menentukan Variabel Menentukan Sumber Data

 Beban Kerja a. Populasi


 Kepuasan Kerja b. Sampel
c. Pengampilan sampel
d. Subjek yang akan diteliti

Menentukan Dan Menyusun


Instrumen Penelitian

Observasi
Lapangan Dan
Peijinan
Mengumpulkan Data

Lembar Penelitian Data Sekunder


Kuesioner Juni 2022 Jurnal

Pengolahan Data

Analisa Data Uji Chi Square

Hasil Penelitian: Mengetahui ada Hubungan Beban Kerja dengan


Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bedah RSU
Anutapura Palu
27

DAFTAR PUSTAKA

1. Musdalifah, Dirdjo MM. Hubungan antara Beban Kerja Dengan Stres


Kerja Perawat di Rumah Sakit : Studi Literature Review. Borneo Student
Res. 2021;3(1):53–8.
2. Sriwulandari M. Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dolopo
Madiun. 2020;3(2017):54–67.
3. World Health Organization, Global Nursing Number, 2019;
4. Kemenkes RI. .Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. 2021.
5. Sulawesi Tengah DKPS. Profil Kesehatan. Palu; 2020.
6. Runtu V V, Hamel R, Pondaag L. Hubungan Beban Kerja Fisik Dengan
Stres Kerja Perawat di ruang Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Gmim Pancaran Kasih Manado. J Keperawatan. 2018;6(1):1–7.
7. Mawikere Y, Manampiring AE, Toar JM. Hubungan Beban Kerja Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Di Ruang Rawat Inap Rsu Gmim Pancaran Kasih Manado. J Keperawatan.
2021;9(1):71.
8. Barahama KF, Katuuk M, Oroh WM. Hubungan Beban Kerja Dengan
Kepuasan Kerja Perawat Di Ruangan Perawatan Dewasa Rsu Gmim
Pancaran Kasih Manado. J Keperawatan. 2019;7(1).
9. Dwiyana N, Sastria A, ... Hubungan Stres Kerja Dan Beban Kerja Dengan
Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. J Ilm
Kesehat Iqra [Internet]. 2021;9(1):22–30. Available from: https://stikesmu-
sidrap.e-journal.id/JIKI/article/view/247
10. Nugraha F, Suherna. Pengaruh Beban Kerja dan Komunikasi Terhadap
Kepuasan Kerja Melalui Mediasi Stres Kerja dan Hubungan Rekan Kerja. J
Ris Bisnis dan Manaj Tirtayasa. 2019;3(1):37–52.
11. Hikmat R, Melinda M. Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja
Perawat. J Kesehat. 2020;10(2):135–41.
12. Nursalam. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Jakarta: Jakarta : Salemba Medika; 2016.
13. Hurlock EB. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga; 2016.
14. Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Jakarta : Salemba
Medika; 2016.
15. Saam, Z. dan Wahyuni (2013). Psikologi Keperawatan. Jakarta: Rajawali
Pers.
16. Saifuddin. (2007).Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
17. Salbiah, Santosa, H., & Sihotang, H. (2016). Hubungan Fungsi Supervisi
Kepala Ruangan Dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan. Idea Journal Nursing.
18. Satria, W. (2013). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
Mengimplementasikan Patient Safety Di Rumah Sakit Universitas
Hasanudin Tahun 2013. 1-11.
19. Septiasri, Yety. 2017. Coping Stress Perawat IGD RSI Asy-Syifaa
28

Lampung Tengah.Jurnal Dunia Kesmas Volume 6 Nomor 4.


20. Siagian. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
21. Siagian, Sondang P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Satu.
Jakarta : PT. Bumi Aksara
22. Sugiyarti, G. (2018). Analisa Otonomi Kerja Terhadap Komitmen
Organisasi dan Kepuasan Kerja Dengan Peran Moderasi Budaya Organisasi
Pedagang Kaki Lima Di Perumnas Tlogosari Semarang. Jurnal Ilmiah
Untag Vol.7 No.2 , 90-96.
23. Sutarni, N. (2008). Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta. Depok: Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, UI.
24. Sutrisno, E. (2018). Budaya Organisasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
25. Swasto, B. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UB Press
26. Tarwaka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi
Dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
27. Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta:
EGC.
28. Wijaya, Andri. 2018. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Dengan Stress Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Pekerja di Hotel
Maxone Kota Malang.
29. Nursalam MN. Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. 4th ed. Suslia A, editor. Jakarta Selatan: Salemba
Medika; 2014. 346–348 p.
30. Menkes RI.2010. Peraturan Menteri Kesehatan No 340/PER/III
31. Retnaningtyas, L. E. (2018). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stress Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Siti Aisyah Kota Madiun.
Madiun: Prodi Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
32. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
33. Roelen, C. (2008.). Which Work Factor Determine Job Satisfaction.
International Journal of Industrial Ergonomics.
34. Nurcahyo, M. (2018). Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Pada
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.
Madiun.
35. Nurjanah, S. (2017). Analisis Beban Kerja Tenaga Perawat Di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum daerah (RSU) Kota Kendari Tahun 2016.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat , 1-11.
36. Hasibuan, M. S. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
37. Hasibuan, S. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Bumi
Aksara.
38. Hikmat, R., & Melinda. (2019). Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan
Kerja Perawat Di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon. 1370-
1376.
39. Hussain, N. K. (2011). Impact of Karasek Job Demand Control Mode on
The Satisfaction of The Job Satisfaction of The Employees of Nadra.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business, Vol.3,
No.5 .
29

40. Romadhoni, R. D. (2016). Beban Kerja Obyektif Tenaga Perawat Di


Pelayanan Rawat Inap
41. Rizky W, Darmaningtyas N, Yulitasari BI. Hubungan Jumlah Tenaga
Perawat dengan Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
Kelas III RSUD Wates. Indones J Hosp Adm. 2018;1(1):38
42. Hikmawati AN, Maulana N, ... Beban Kerja Berhubungan dengan Stres
Kerja Perawat. J Ilm … [Internet]. 2020;2(3):95–102. Available from:
http://jurnal.rs-amino.jatengprov.go.id/index.php/JIKJ/article/view/23
43. Handayani P, Hotmaria N. Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Pada Perawat. Indones J Nurs Heal Sci [Internet]. 2021;6(1):1–5. Available
from: https://digilib.esaunggul.ac.id/UEU-Journal-11_1438/20303
44. Saifuddin. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yongyakarta: Pustaka
pelajar 2013;
45. Salbiah, Santosa H SH. Hubungan fungsi sepervisi kepala ruangan dengan
produktifitas perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter dr
Pirmadi Medan. J Nurs. 2016;
46. Swasto, B. Manejemen sumber daya manusia. Malang: UB Press;2015
47. Hasibuan M. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara;2016
48. Bustami. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya.
Jakarta: Erlangga; 2011.
49. Wulandari A. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pengendalian Mutu
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Makassar [skripsi]. Makassar:
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar; 2018. 142 hal.

Anda mungkin juga menyukai