Anda di halaman 1dari 22

KEADAAN KESEHATAN BAYI

DAN BALITA DI INDONESIA

LUAS WILAYAH : 1.910.931,32 km²


JUMLAH PENDUDUK : 237.641.326
JUMLAH BAYI 0-11 BLN : 4.372.600
JUMLAH BALITA 0-59 BLN : 21.805.008
ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN BAYI

 Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi


dibandingkan dengan negara berkembang lainnya
 AKB adalah jumlah kematian bayi dalam 1 tahun
pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup
 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 sebesar 32/1000 kelahiran hidup
 Target MDGs 2015 : 32
 Angka kematian neonatus adalah jumlah kematian
neonatus usia kurang dari 28 hari per 1000
kelahiran hidup sebesar 19/1000 kelahiran hidup
 59% dari kematian terjadi pada usia yang sangat
dini (periode neonatal)
 Angka ini merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan bangsa  tingginya AKB menjadi
petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal
kurang baik
 Dibutuhkan upaya untuk menurunkan AKB
tersebut
 Kematian bayi terbanyak karena diare (42%) dan
pneumonia (24%)
 Kematian neonatal disebabkan oleh sepsis (20,5%),
malformasi kongenital (18,1%), pneumonia (15,4%)
PENYEBAB TERJADINYA KESAKITAN DAN
KEMATIAN PADA BAYI
 Angka kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR) : 10,5% masih diatas rata-rata
 Salah satu penyebab kematian neonatus
tersering adalah BBLR baik cukup bulan
maupun kurang bulan (prematur)
 Bayi yang lahir dari ibu muda mengalami
lebih sering kejadian prematuritas atau berat
badan kurang  risiko melahirkan bayi
dengan BBLR pada ibu berusia <20 tahun
adalah 1,34 kali dibanding ibu berusia 20-35
tahun
 Berat badan kurang pada bayi yang dilahirkan dari
ibu yang sangat muda ternyata berhubungan
dengan cacat bawaan fisik atau mental seperti
ayan, kejang – kejang, keterbelakangan, kebutaan
atau ketulian
 Pertumbuhan dan perkembangan BBLR setelah
lahir mungkin akan mendapat banyak hambatan
 Perawatan setelah lahir diperlukan bayi untuk
dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangannya
 Kemampuan ibu untuk memahami sinyal
dan berespon terhadap bayi prematur
berinteraksi dan memberikan dekapan
 BBLR dapat mengalami gangguan mental
dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya sehingga membutuhkan biaya
perawatan yang tinggi
 Angka kematian yang lebih tinggi pada bayi
yang dilahirkan dari ibu yang lebih tua
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
persalinan preterm (prematur) atau BBLR

1. Faktor ibu meliputi; gizi saat hamil yang kurang, umur


kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil
dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu,
hipertensi, jantung gangguan pembuluh darah
(perokok) dan faktor pekerja yang terlalu berat
2. Faktor kehamilan meliputi; hamil dengan hidramnion,
hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi
hamil: preeklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin meliputi; cacat bawaan, infeksi dalam
rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN BALITA

 Angka Kematian Balita (AKBAL) pada


tahun 2012 dari data SDKI sebesar
40/1000 kelahiran hidup
 Target MDGs 2015 : 32
 Kematian balita disebabkan diare (25,2%),
pnemonia (15,5%) dan DBD (6,8%)
 Prevalensi kurang gizi 17,9%
 Prevalensi gizi buruk 4,9%
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN ANAK

Pertimbangan pendidikan, ekonomi, sosial


dan budaya
Sumber daya dan pemanfaatannya
Keadaan iklim dan geografis
Prevalensi dan ekologi agen infeksi dan
hospesnya
Genetik
USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MENURUNKAN
ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI DAN
BALITA

Umumnya kehamilan berkembang dengan normal


dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan  sulit sekali diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah

Pelayanan antenatal/ asuhan antenatal merupakan


cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal
Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalisasi kesehatan mental fisik ibu hamil
sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan memberi ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar

Pada negara berkembang kunjungan ANC minimal 4 kali


yaitu 1 kali pada trimester I & II dan 2 kali pada trimester III

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau


dokter sedini mungkin setelah dirinya hamil, untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal yang lebih lengkap

Pemeriksaan kehamilan adalah suatu cara untuk menjamin


setiap kehamilan berpuncak pada upaya untuk melahirkan
bayi yang sehat tanpa menganggu kesehatan ibunya
Faktor penentu BBLR antara lain adalah
faktor demografi dan psikososial termasuk di dalamnya (usia
ibu, status ekonomi, pendidikan, penghasilan)
faktor berikutnya adalah faktor perawatan antenatal
termasuk didalamnya (kunjungan antenatal pertama, jumlah
kunjungan pemeriksaan kehamilan dan kualitas perawatan
antenatal).

Apabila faktor-faktor di atas tidak segera diatasi maka jumlah


kelahiran BBLR kemungkinan semakin meningkat  beban
pembangunan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang,
karena dampak jangka pendek meningkatnya jumlah
kematian bayi usia 0-28 hari, sedangkan jangka panjang
BBLR rentan terhadap timbulnya beberapa jenis penyakit
pada usia dewasa.
SDGs (Sustainable Development Goals) Gantikan
MDGs (Millennium Development Goals)

SDGs merupakan agenda pembangunan pasca-MDGs.

MDGs memiliki delapan program pokok, yakni memberantas


kemiskinan dan kelaparan ekstrem; mencapai pendidikan dasar
universal, mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan; mengurangi angka kematian anak; meningkatkan
kesehatan ibu; memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya;
menjamin kelestarian lingkungan; serta mengembangkan global
partnership untuk pembangunan.

Hasil Open Working Group on Sustainable Development Goals yang


akan menjadi target dan tujuan pembangunan dunia sampai 2030.

Anda mungkin juga menyukai