Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor hormonal (prolaktin dan oksitosin), asupan

makanan, kondisi psikis ibu, perawatan payudara, frekuensi bayi menyusu, konsumsi obat-

obatan /kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi produksi ASI. ASI berperan dalam

perkembangan kognitif, sensorik, motorik dan memberikan perlindungan terhadap infeksi

dan penyakit kronis (Kompas, 2013).

Masalah pada ibu menyusui pasca persalinan dini yaitu pembengkakan pada

payudara (breast engorgement) atau disebut bendungan asi. Pembengkakan pada payudara

merupakan bendungan air susu yang terjadi karena penyempitan duktus laktiferus atau

kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna, yang ditandai dengan payudara akan

terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang dan bengkak. Hal ini berlangsung pada

pasca melahirkan hari ke 1 – 6 hari ( Zuhana, 2017). Pembengkakan dapat terjadi karena

bayi jarang menyusu atau bayi malas menyusu sehingga mengakibatkan pengeluaran ASI

yang tidak lancar dan menyebabkan ASI bertumpuk di payudara ibu. Pembengkakan bisa

terjadi pada satu atau kedua belah payudara (Rosita, 2008).

Salah satu metode breast care yang tidak menimbulkan rasa nyeri yaitu pijat oketani.

Pijat oketani dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI

dan membuat payudara menjadi lebih lembut dan elastis sehingga memudahkan bayi untuk
1
mengisap ASI. Selain itu, pijat oketani juga dapat memberikan rasa lega dan nyaman secara,

meningkatkan kualitas ASI, mencegah putting lecet dan mastitis serta dapat memperbaiki

/mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh putting yang rata (flat nipple), putting

yang masuk kedalam (inverted). Sebanyak 8 sampel dari 10 sampel yang diteliti menyatakan

bahwa hasil pijat oketani 80% efektif mengatasi masalaah payudara diantaranya untuk

kelancaran ASI dan putting yang tidak menonjol (Kabir & Tasnim, 2009).

Upaya untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin selain dengan memerah

ASI juga dapat dilakukan dengan melakukan perawatan payudara (breast care), pemijatan

pada payudara serta pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk

mengatasi ketidak cukupnya ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang

belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk

merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani,

2006; Yohmi & Roesli, 2009). Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin

yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun keluar.

Studi pedahuluan yang telah dilakukan di Ruang Camar 1 RSUD Arifin Ahmad

Pekanbaru, didapatkan bahwa masalah yang umum terjadi pada ibu nifas adalah ibu sering

melaporkan kejadian pembengkakan payudara akibat bendungan ASI, dimana hal ini terjadi

akibat produksi ASI pada hari 1 – 3 yang tidak lancar. Kejadian pembengkakan payudara

dalam 3 bulan terakhir dialami oleh ± 33 orang ibu postpartum. Pembengkakan payudara

terbanyak dialami oleh ibu postpartum dengan persalinan sectio caesaria (SC). Namun,

tidak menutup kemungkinan ibu postpartum dengan persalinan spontan juga mengalami

pembengkakan payudra bila ibu menunda pemberian ASI kepada bayi. Laporan terhadap

pembengkakan payudara sering dilaporkan pada hari nifas ke 2 sampai ke 3, karena pada

2
saat tersebut produksi ASI ibu masih kurang dan ibu beranggapan untuk memberi susu

formula kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan bayinya sehingga pengosongan ASI yang

seharusnya dilakukan menjadi tidak adekuat.

Akibat dari pembengkakan payudara tersebut, ibu akan mengalami nyeri dan rasa

tidak nyaman, hal itu mengakibatkan ibu tidak memberikan ASI pada bayi. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penerapan evidence based practice tentang

efektifitas pijat oketani dan pijat oksitosin untuk mengurangi nyeri bendungan ASI pada ibu

pasca melahirkan di Ruang Camar 1 RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

B. Tujuan Penulisan

Mengetahui sejauh mana pijat oketani dan pijat oksitosin dapat mengurangi nyeri

bendungan ASI pada ibu pasca melahirkan.

C. Manfaat Penulisan

1. Pelayanan keperawatan

Dapat digunakan sebagai salah bentuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan

untuk mengurangi nyeri bendungan ASI pada ibu pasca melahirkan.

2. Pendidikan keperawatan

Dapat digunakan sebagai informasi tambahan pengetahuan dan menjadi salah satu

intervensi yang dapat diterapkan pada asuhan keperawatan.

3. Penelitiaan keperawatan

Dapat menjadikan data dasar terhadap pengurangan nyeri bendungan ASI pada ibu

pasca melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai