PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor hormonal (prolaktin dan oksitosin), asupan
makanan, kondisi psikis ibu, perawatan payudara, frekuensi bayi menyusu, konsumsi obat-
obatan /kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi produksi ASI. ASI berperan dalam
Masalah pada ibu menyusui pasca persalinan dini yaitu pembengkakan pada
payudara (breast engorgement) atau disebut bendungan asi. Pembengkakan pada payudara
merupakan bendungan air susu yang terjadi karena penyempitan duktus laktiferus atau
kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna, yang ditandai dengan payudara akan
terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang dan bengkak. Hal ini berlangsung pada
pasca melahirkan hari ke 1 – 6 hari ( Zuhana, 2017). Pembengkakan dapat terjadi karena
bayi jarang menyusu atau bayi malas menyusu sehingga mengakibatkan pengeluaran ASI
yang tidak lancar dan menyebabkan ASI bertumpuk di payudara ibu. Pembengkakan bisa
Salah satu metode breast care yang tidak menimbulkan rasa nyeri yaitu pijat oketani.
Pijat oketani dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI
dan membuat payudara menjadi lebih lembut dan elastis sehingga memudahkan bayi untuk
1
mengisap ASI. Selain itu, pijat oketani juga dapat memberikan rasa lega dan nyaman secara,
meningkatkan kualitas ASI, mencegah putting lecet dan mastitis serta dapat memperbaiki
/mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh putting yang rata (flat nipple), putting
yang masuk kedalam (inverted). Sebanyak 8 sampel dari 10 sampel yang diteliti menyatakan
bahwa hasil pijat oketani 80% efektif mengatasi masalaah payudara diantaranya untuk
kelancaran ASI dan putting yang tidak menonjol (Kabir & Tasnim, 2009).
Upaya untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin selain dengan memerah
ASI juga dapat dilakukan dengan melakukan perawatan payudara (breast care), pemijatan
pada payudara serta pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi ketidak cukupnya ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani,
2006; Yohmi & Roesli, 2009). Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin
Studi pedahuluan yang telah dilakukan di Ruang Camar 1 RSUD Arifin Ahmad
Pekanbaru, didapatkan bahwa masalah yang umum terjadi pada ibu nifas adalah ibu sering
melaporkan kejadian pembengkakan payudara akibat bendungan ASI, dimana hal ini terjadi
akibat produksi ASI pada hari 1 – 3 yang tidak lancar. Kejadian pembengkakan payudara
dalam 3 bulan terakhir dialami oleh ± 33 orang ibu postpartum. Pembengkakan payudara
terbanyak dialami oleh ibu postpartum dengan persalinan sectio caesaria (SC). Namun,
tidak menutup kemungkinan ibu postpartum dengan persalinan spontan juga mengalami
pembengkakan payudra bila ibu menunda pemberian ASI kepada bayi. Laporan terhadap
pembengkakan payudara sering dilaporkan pada hari nifas ke 2 sampai ke 3, karena pada
2
saat tersebut produksi ASI ibu masih kurang dan ibu beranggapan untuk memberi susu
formula kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan bayinya sehingga pengosongan ASI yang
Akibat dari pembengkakan payudara tersebut, ibu akan mengalami nyeri dan rasa
tidak nyaman, hal itu mengakibatkan ibu tidak memberikan ASI pada bayi. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penerapan evidence based practice tentang
efektifitas pijat oketani dan pijat oksitosin untuk mengurangi nyeri bendungan ASI pada ibu
B. Tujuan Penulisan
Mengetahui sejauh mana pijat oketani dan pijat oksitosin dapat mengurangi nyeri
C. Manfaat Penulisan
1. Pelayanan keperawatan
Dapat digunakan sebagai salah bentuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan
2. Pendidikan keperawatan
Dapat digunakan sebagai informasi tambahan pengetahuan dan menjadi salah satu
3. Penelitiaan keperawatan
Dapat menjadikan data dasar terhadap pengurangan nyeri bendungan ASI pada ibu
pasca melahirkan.