BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28
hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut
South East Asia Nations) seperti di Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup,
Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 17 per 1000 kelahiran hidup,
Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dari negara ASEAN lainnya, jika
kandungan dan luar kandungan. Kematian bayi dalam kandungan adalah kematian
bayi yang dibawa oleh bayi sejak lahir seperti asfiksia. Sedangkan kematian bayi
luar kandungan atau kematian post neonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang
dimana hiperbilirubin merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering
ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu pertama dalam kehidupannya.
angka hiperbilirubin pada bayi baru lahir di Indonesia sebesar 51,47%, di Sumatra
2
Barat 47,3% dengan faktor penyebabnya antara lain, Asfiksia 51%, BBLR 42,9%,
Sectio Cesaria 18,9%, Prematur 33,3%, kelainan kongenital 2,8%, sepsis 12%.
oleh penimbunan bilirubin dalam jaringan tubuh sehingga kulit, mukosa, dan
selaput lender, kulit, atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Peningkatan
kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 dan mencapai puncaknya pada hari
ke-5 sampai hari ke-7, kemudian menurun kembali pada hari ke-10 sampai hari
Terjadinya kuning pada bayi baru lahir, merupakan keadaan yang relatif
tidak berbahaya, tetapi pada kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksik dan
bilirubin yang tinggi, yang serumnya mungkin menjurus kearah terjadinya kern
ikterus bila kadar bilirubin tidak dikendalikan. Kern ikterus adalah ensefalopati
bilirubin yang biasanya ditemukan pada bayi cukup bulan dengan hiperbilirubin
berat (bilirubin indirek lebih dari 20 mg%), disertai penyakit hemolitik berat dan
yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Hiperbilirubin
patologis adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah
mencapai nilai yang melebihi batas normal hiperbilirubin dan mempunyai potensi
Hiperbilirubin patologis terjadi pada 24 jam pertama pada bayi baru lahir,
karena patologis dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai 12 mg% untuk
3
cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan, dampak buruk yang diderita
bayi seperti: kulit berwarna kuning sampai jingga, bayi tampak lemah, urine
menjadi berwarna gelap sampai berwarna coklat dan apabila penyakit ini tidak
ditangani dengan segera maka akan menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi
yaitu kern ikterus suatu kerusakan pada otak akibat perlengketan bilirubin indirek
pada otak yang ditandai dengan bayi tidak mau mengisap, letargi, gerakan tidak
menentu, kejang, tonus otot kaku, leher kaku dan bisa mengakibatkan kematian
(preeklamsi, anak sunsang, anak besar), faktor perinatal seperti infeksi pada bayi
baru lahir (asfiksia), trauma lahir (cepalhematom) dan jenis persalinan (Sectio
Caesarea), dan faktor bayi baru lahir seperti prematuritas, rendah asupan ASI,
hipoglikemia, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan rendahnya asupa ASI.
hiperbilirubin adalah bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). World Health
bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500gram. BBLR masih terus menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global karena efek jangka
15% bayi di seluruh dunia (lebih dari 20 juta jiwa), lahir dengan BBLR (UNICEF,
(Balitbangkes and Kemenkes RI, 2013), artinya, satu dari sepuluh bayi di
4
Indonesia dilahirkan dengan BBLR. Jumlah ini masih belum bisa menggambarkan
Kesehatan Ibu dan Anak dan Kartu Menuju Sehat. Sedangkan jumlah bayi yang
tidak memiliki catatan berat badan lahir, jauh lebih banyak. Hal ini berarti
kemungkinan bayi yang terlahir dengan BBLR jumlahnya jauh lebih banyak lagi.
Berat badan lahir dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Wardlaw (2004)
mengemukakan bahwa berat badan lahir tidak lepas dari gaya hidup (merokok,
makanan ibu selama hamil, usia ibu dan penyakit yang mungkin diderita ibu
kekurangan lebih sering memiliki bayi dengan berat lahir rendah. Pada keadaan
seperti ini, berat badan bayi lahir rendah berarti disebabkan oleh ibu yang
Dari uraian latar belakang tersebut diatas, untuk mengetahui hubungan antara BBLR
neonatus?
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan BBLR dengan
Selanjutnya, penelitian ini mempunyai tujuan khusus seperti diuraikan berikut ini:
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran dan
Hiperbilirubinemia pada neonatus dan sebagai acuan/sumber data bagi penelitian lebih
lanjut.
Teoritis
6
BAB III
sering ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu pertama dalam
sunsang, anak besar), faktor perinatal seperti infeksi pada bayi baru lahir
Caesarea), dan faktor bayi baru lahir seperti prematuritas, rendah asupan
ASI, hipoglikemia dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). BBLR dan
bilirubin yang terkonjugasi menurun. Namun pada bayi cukup bulan dan
bayi prematur terjadi peningkatan hemolisis karena umur sel darah merah
7
yang pendek pada neonatus dan pada bayi BBLR, pembentukan hepar
Keterangan:
3.3 Hipotesis
METODE PENELITIAN
dengan desain cross sectional, untuk mengetahui apakah BBLR merupakan faktor
(efek).
Hiperbilirubinemia (+)
BBLR (+)
Sampel
Hiperbilirubinemia (-)
Hiperbilirubinemia (+)
BBLR (-)
Hiperbilirubinemia (-)
9
4.2.1 Tempat Penelitian
Populasi target pada penelitian ini adalah semua neonatus, baik yang
inap di perinatologi dan Dara RSUD Wangaya Kota Denpasar periode Juli
perinatologi dan Dara RSUD Wangaya yang memenuhi kriteria inklusi dan
Semua pasien anak dari bulan Januari 2017 yang memenuhi kriteria
Z 2 ( PQ)
n
d2
2
n = 1,645 x 0,51 x (1-0,51)
2
0,1
n = 67,6
n = 68
Keterangan :
n : besar sampel
Q : (1- P)
peneliti) → 0.1
11
4.4 Variabel Penelitian
1. Hiperbilirubinemia
2. Berat badan lahir: Berat badan pada saat bayi lahir. Didapatkan dari data
BBLASR <1000 gram. Dalam analisa dibagi menjadi BBLR dan tidak
BBLR
kelahiran.
5. Usia gestasi: Durasi dari gestasi diukur dari awal hari pertama haid
12
bayi cukup bulan (≥37 minggu). Dalam analisa dibagi menjadi bayi kurang
Pengambilan data dilihat dari data register dari bulan Januari 2017 hingga jumlah
sampel terpenuhi. Data yang diambil sudah memenuhi kriteria inkulusi dan
13
Analisa data menggunakan program statistik
uji statistic Chi Square dan diolah dengan Statistical Product and Service
14