Definisi
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human immunodeficiency virus) yang termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV.
Patofisiologi
Gejala Klinis
1. Fase Akut
Fase akut menggambarkan respon awal seorang dewasa yang imunokompeten terhadap
infeksi HIV. Secara klinis, secara khas penyakit pada fase ini sembuh sendiri 3-6 minggu
setelah infeksi. 3
2. Fase Kronis
Fase kronis menunjukkan tahap penahanan relatif virus. Para pasien tidak
menunjukkan gejala ataupun menderita limfadenopati persisten, dan banyak penderita yang
mengalami infeksi oportunistik, seperti sariawan (Candidiasis) atau herpes zoster.
Limfadenopati persisten yang disertai dengan kemunculan gejala konstitusional yang
bermakna (demam, ruam, mudah lelah) mencerminkan onset adanya dekompensasi sistem
imun, peningkatan replikasi virus, dan onset fase krisis. 3
3. Fase Krisis
Fase ini ditandai dengan kehancuran pertahanan pejamu yang sangat merugikan,
peningkatan viremia yang nyata, serta penyakit klinis. Pasien khasnya akan mengalami
demam lebih dari 1 bulan, mudah lelah, penurunan berat badan, dan diare. Jumlah CD4+
menurun dibawah 500 sel/µL. 3
Setelah interval yang berubah- ubah, pasien mengalami infeksi oportunistik yang
serius, neoplasma sekunder, dan/ atau manifestasi neurologis , dan pasien yang
bersangkutan dikatakan telah menderita AIDS yang sesungguhnya. 3
Menurut penurunan CD4+, CDC ( Centers for Disease Control ) mengklasifikasikan gejala
pasien berdasarkan jumlah sel CD4+, yaitu:3
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital, BB, tanda-tanda yang mengarah kepada infeksi
oportunistik sesuai dengan stadium klinis HIV seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.
Stadium 1
Tidak ada gejala
Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium 2
Penurunan berat badan bersifat sedang yang tidak diketahui penyebabnya (<10%
dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya)
Infeksi saluran pernafasan yang berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis
media,faringitis)
Herpes zoster
Stadium 3
Penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya (lebih dari 10% dari
perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya)
Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya selama lebih dari 1 bulan
Demam menetap yang tak diketahui penyebab
Kandidiasis pada mulut yang menetap
Stadium 4
Sindrom wasting HIV
Pneumonia Pneumocystis jiroveci
Pneumonia bakteri berat yang berulang
Infeksi Herpes simplex kronis (orolabial, genital, atau anorektal selama lebih dari 1
bulan atau viseral di bagian manapun)
Kandidiasis esofageal (atau kandidiasis trakea, bronkus atau paru)
Tuberkulosis ekstra paru
Sarkoma Kaposi
Pemeriksaan Penunjang
Prosedur pemeriksaan laboratorium untuk HIV sesuai dengan panduan nasional yang
berlaku pada saat ini, yaitu dengan menggunakan strategi 3 (untuk penegakan Diagnosis,
menggunakan 3 macam tes dengan titik tangkap yang berbeda) dan selalu didahului dengan
konseling pra tes atau informasi singkat. Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes
cepat atau dengan ELISA. Untuk pemeriksaan pertama (A1) harus digunakan tes dengan
sensitifitas yang tinggi (>99%), sedang untuk pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3)
menggunakan tes dengan spesifisitas tinggi (>99%). Antibodi biasanya baru dapat terdeteksi
dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan setelah terinfeksi HIV yang disebut masa jendela. Bila
tes HIV yang dilakukan dalam masa jendela menunjukkan hasil ”negatif”, maka perlu
dilakukan tes ulang, terutama bila masih terdapat perilaku yang berisiko.
Terapi
Non-Medikamentosa
o KIE
Ada beberapa jenis program yang terbukti sukses diterapkan dibeberapa Negara dan amat
dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, untuk dilaksanakan secara sekaligus, yaitu:
o Medikamentosa
Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat anti retroviral (ARV). Kombinasi
yang diberikan adalah kombinasi penghambat reverse transcriptase dan penghambat protease.
Komplikasi
Infeksi oprtunistik sesuai stadium yang dapat menyebabkan kematian. (etc: Tuberkulosis
ekstra paru, Sarkoma Kaposi, Penyakit cytomegalovirus (retinitisatau infeksi organ lain, tidak
termasuk hati, limpa dan kelenjargetah bening), Toksoplasmosis di sistim saraf pusat,
Ensefalopati HIV)
Prognosis
Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 3 tahun
pertama, 50% berkembang menjadi pasien AIDS sesudah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun
hampIr semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian
meninggal.
8 Maret 2016
Pro : Bpk.Tono
Umur : 35 th
Alamat : Jalan. Darmo Permai Timur No 11 Surabaya