(BBLR)
Disusun oleh :
JOMBANG 2022-2023
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa parinatal. Selain itu
bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
tinggi. Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) hingga saat ini masih
dan kematian pada masa bayi baru lahir. Masih tingginya prevalensi gizi
kurang pada anak balita berhubungan dengan faktor banyaknya bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR termasuk faktor utama dalam
terhadap makanan juga mempengaruhi zat gizi dari makan yang di peroleh
ibu hamil. Kebutuhan zat gizi meningkat ketika saat hamil dan tabu
makanan dapat memperparah kejadian kurang gizi saat kehamilan. Bila tabu
makanan dilakukan dengan ketat maka dapat mempengaruhi zat gizi ibu saat
hamil dan dapat terjadi defisiensi zat gizi (Sholiha, dkk, 2014).
1
Resiko terbesar BBLR adalah wanita yang melahirkan pada usia
remaja (Atikah dan Cahyo, 2010). Umur ibu merupakan salah satu factor
yang menyebabkan kejadian bayi dengan berat lahir rendah, dimana angka
kejadian tertinggi BBLR adalah pada usia di bawah 20 tahun dan pada
adalah pada usia ibu hamil antara 26-30 tahun(Atikah dan Cahyo, 2010).
15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih
dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah
multicenter di peroleh angka BBLR dengan rentang 2,1% - 17,2%. Saat ini
orang. Bila di rata-rata perbulan, ada sembilan hingga sepuluh bayi yang
asfiksia, aspirasi atau gagal bernafas secara spontan dan teratur sesaat atau
gangguan nutrisi dan resiko infeksi.Masalah pada bayi dengan berat badan
2
lahir rendah juga meliputi permasalahan pada system pernafasan, susunan
angka BBLR yang turun untuk tidak meningkat kembali.Salah satu dapat
sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli gizi (Atikah dan Cahyo, 2010).
Memberikan tablet tambah darah (TTD) yang mengandung zat besi dan
asam folat sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Hal ini di lakukan sebagai
upaya mengurangi anemia pada ibu hamil dan risiko terjadinya BBLR,
kematian ibu dan bayi. Selain zat besi, zat gizi mikro lainnya juga di
perlukan ibu hamil. Zat gizi mikro dari asupan makanan kurang mencukupi
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
berat badan kurang dari 2500 gram (H. Nabiel ridha, 2017).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah
Bayi Berat badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
2.1.2. Penggolongan
Masa gestasi < 37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut
SMK)
5
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
(KMK).
(2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500
gram.
(1) Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan
(2) Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan
janin.
(3) Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan
6
Gebrehiwet (2017) ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan masalah BBLR yaitu:
1. Faktor ibu
a. Usia
b. Parietas
c. Gizi
7
d. Jarak kehamilan
rutin.
e. Pola hidup
2. Faktor kehamilan
a. Eklampsia / Pre-eklampsia.
c. Perdarahan Antepartum.
e. Faktor janin
8
2.1.4 Manifestasi Klinis BBLR
Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
7. menangis lemah
8. Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu tegak,
kali/menit
terjadi oedem, garis telapak kaki sedikit, telapak kaki halus, tumit
mengkilat
13. Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak
9
BBLR menunjukan belum sempurnanya fungsi organ tubuh
dengan sempurna
minora
belum turun
terbentuk
10
d. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
kecerdasan otak
3. Gangguan Imunologik
belum matang
11
Sindroma Gangguan Pernafasan pada BBLR adalah
kehamilan.
5. Masalah Eliminasi
6. Gangguan Pencernaan
12
dapat dibungkus dengan kain dan di sampingnya di taruh botol
yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. ASI (Air Susu Ibu )
2010).
3. Pencegahan Infeksi
terhadap bayi BBLR dari bahaya infeksi. Oleh karena itu bayi
13
apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan
tepat (Sudarti,
2012).
dengan ketat.
5. Pemberian Oksigen
menimbulkan kebutaan.
14
<1500 gram adalah 150-200 gram seminggu (misalnya 20-30
gram/hari)
(Sudarti, 2012).
2.1.6 Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
masalah gizi.
15
1. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
Prematur.
aterm.
16
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
hari ketiga
17
18
BAB 3
3.1. Pengkajian
1. Identitas : BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu )
2. Riwayat kesehatan
Kesadaran apatis, daya hisap lemah atau bayi tak mau minum,
ekstravaskuler
panjang badan < 45 cm. Gambaran fisik : kepala lebih besar dari
subkutan tipis, daya hisap lemah atau bayi tak mau minum, tangis
yang melengking.
19
Adanya riwayat melahirkan sebelumnya,dan pada saat partus
didalamnya.
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat nutrisi
berat lahir lebih dari 2000 gram umumnya bisa langsung menetek
(Proverawati.dkk, 2010).
3. Kebutuhan dasar
terganggu
20
b. Pola Personal hygiene : Perawat dan keluarga pasien harus
BAB dan BAK harus diganti popok khusus bayi BBLR yang
antara 1-2 ml/kg berat badan per jam, jadi bila berat badan bayi
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
4) 140x/menit
6) 40x/menit
21
b. Pemeriksaan ABCD
1) Kepala
Inspeksi : biasanya pada BBLR kepala lebih besar dari badan, kulit
tipis, ubun ubun besar dan kecil belum menutup
Palpasi : pada BBLR rambut tipis dan halus, lingkar kepala <33 cm
2) Mata
3) Hidung
22
Palpasi : pada BBLR tulang hidung masih lunak, karena tulang
rawan belum sempurna
4) Mulut
5) Telinga
6) Wajah
7) Leher
8) Paru-paru
23
9) Jantung
10) Abdomen
11) Punggung
12) Genetalia
Pada bayi BBLR perempuan, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, klitoris menonjol. Pada bayi laki-laki testis belum turun dan
rague pada skrotum kurang
13) Ekstremitas
304
24
3) Resiko defisit nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
Terapeutik :
25
2. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
7. Penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
9. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
304
26
5) Kemerahan menurun
6) Nyeri menurun
7) Bengkak menurun
8) Kadar sel darah putih membaik
Tindakan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
27
3) Resiko defisit nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
Terapeutik
28
2) Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik
(termasuk olahraga) yang sesuai
3) Lakukan kontrak perilaku (mis: target berat badan,
tanggungjawab perilaku)
4) Damping ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku
memuntahkan Kembali makanan
5) Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan
perubahan perilaku
6) Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai
kontrak
7) Rencanakan program pengobatan untuk perawatan di rumah
(mis: medis, konseling)
Edukasi
Kolaborasi
3.3 Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
29
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan
3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri dilanjutkan, atau diubah (Kozier, 2011 )
30
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang di lahirkan dengan berat badan
kurang dari 2500 gram (H. Nabiel ridha, 2017).
Menurut WHO (1961), istilah bayi prematur diganti dengan Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur (Winkjosastro,
2009).
4.2 SARAN
Demikian makalah ini kami buat untuk meningkatan pemahanman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatananak baru lahir dengan
penyakit BBLR, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Makalah
ini sangat jauh dari kata sempurna maka sangat diperlukan kritik dan saran
bagi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009. Asuhan Keperawatan berdasarkan Medis & NANDA NIC NOC.
Jogjakarta. Media action.
Rampengan T.H, 2009. Asuhan Keperawatan berdasarkan Medis & NANDA NIC
NOC.EGC : Jakarta.
Rio, 2014. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa BBLR. Diakses pada
tanggal 16 Juni 2017 padapukul 17.00 WIB
Slamet, B. 2018. Golden Period Bayi BBLR hanya 1 jam, Jawa Pos, : Surabaya
https://1drv.ms/w/s!At8CaXKpGqCZgjk8TI7sGanPLSyV