Disusun Oleh:
Sitia Nuraeni Mutaqien
NPM : F623146
Kelas D
PENDAHULUAN
premature baby dengan low birth weight baby karena tidak semua bayi dengan
berat kurang 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur. Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) atau Low birth weight baby ini merupakan bayi dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menjadi
angka kematian bayi. Secara stastitik, angka kesakitan dan kematian pada
BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) merupakan bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan ibu. Faktor penyebab
terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini diantaranya status gizi ibu,
umur ibu saat hamil, umur kehamilan, kehamilan ganda, tingkat pendidikan,
penyakit ibu, faktor kebiasaan ibu (merokok, minum beralkohol, pecandu obat
beracun).3
memiliki risiko kematian 20 kali lebih besar dari bayi dengan berat normal.
Children’s Emergency Fund), pada tahun 2013 sekitar 22 juta bayi dilahirkan
didunia, dimana 16% diantaranya 2 lahir dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dinegara berkembang adalah 16,5% dua kali lebih besar dari pada
negara maju (7%). Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang
(11,1%) setelah India (27,6%) dan Afrika Selatan (13,2%). Selain itu
Sebanyak 7000 Bayi Baru Lahir (BBL) didunia meninggal setiap harinya
(BBL) yang kurang optimal segera setelah lahir dan beberapa hari pertama
setelah lahir.2 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) juga dapat mengalami
hiperbilirubinemia.3
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek
pada setiap bayi berbeda beda. Dapat juga diartikan sebagai ikterus dengan
kuning yang terjadi pada neonatus atau bayi-bayi yang baru lahir. Perubahan
warna ini dapat dilihat pada mata, rongga, mulut, dan kulit.4
Semua bayi lahir akan mengalami proses “menjadi kuning” yang disebut
ikterus neonatorum. Kejadian bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada
Bayi Baru Lahir (BBL) sekitar 50% pada bayi cukup bulan dan 75% pada
bayi kurang bulan.5 Ikterus ini terjadi karena peninggian kadar bilirubin
merupakan hasil penguraian sel darah merah didalam darah. Penguraian sel
darah ini akan dikeluarkan melalui uri (plasenta) dan diuraikan oleh hati ibu.
Bila kadar bilirubin darah melebihi 2 mg% maka ikterus akan terlihat namun
pada neonatus ikterus masih belum terlihat meskipun kadar bilirubin darah
sudah melampaui 5 mg%. Asal mula bilirubin dibuat dari pada heme yang
patologi, dan kern ikterus. Ikterus yang kemungkinan menjadi patologi atau
dapat dianggap sebagai hiperbilirubin ialah ikterus yang terjadi pada 24 jam
kehamilan pada remaja, gestasi kurang dari 36 minggu, dan ikterus yang
disebabkan oleh bayi baru lahir kurang bulan dari 2000 gram yang
puncak hidung, mulut, dada, perut dan ektremitas bawah berwarna kuning,
yang dilakukan oleh Krisnha Kishore Sukla, dkk pada tahun 2013 di India
mengatakan dari 421 Bayi Baru Lahir (BBL), 38% menunjukkan berat badan
lahir rendah dan 16% adalah bayi premature. 101 Bayi Baru lahir (BBL)
menyatakan bahwa dari 88 bayi lahir dengan berat badan normal, 72 bayi
bayi (85,1%) mempunyai kadar bilirubin tidak normal, sehingga berat bayi
ikterus neonatarum secara tepat guna menekan terjadinya AKB yang masih
“Hubungan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian ikterus
neonatorum”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah
terdapat Hubungan antara bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan
(BBLR)
menganalisis
neonatorum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) adalah bayi lahir dengan berat
(Berat Badan Lahir Rendah) dibedakan menjadi dua bagian yaitu BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah) sangat rendah bila berat badan lahir
kurang dari 1.500 gram dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) bila
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir adalah
bayi premature.3
kelahiran dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi
berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam
7
peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus. Bayi dapat memberikan
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar 9-
30%, hasil studi di tujuh daerah multisenter diperoleh angka BBLR dengan rentang
2,1% - 17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar
pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni 7%.7
1.500 gram.
gram.
golongan, yaitu :
pertumbuhan intrauterine.7
adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
A. Berat badan yang kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari
30 cm.
A. Pemeriksaan Fisik
1) Berat badan
3) Tanda – tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil
3) Darah rutin, glukosa darah, jika perlu dan tersedia diperiksa kadar
Berat badan lahir seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
dari ibu maupun dari bayi itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah:
Kualitas bayi lahir sangat bergantung pada asupan gizi ibu hamil.
Gizi yang cukup akan menjamin bayi lahir sehat dengan berat badan
zat-zat yang dibutuhkan oleh janin. Untuk mengetahui status gizi ibu
Status gizi ibu sebelum hamil berperan dalam pencapaian gizi ibu
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), ibu dengan status gizi kurang
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis
ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas dan tebal lemak di bawah kulit. Selain antopometri ada
badan dalam meter kuadrat (m²) dan tidak terikat dengan jenis
Tabel 2.1
Penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan IMT
janin dapat dinilai secara langsung dengan mengetahui berat badan ibu
bahkan bayi bisa premature dan berat lahir kurang. Hal ini disebabkan
Sedangkan wanita yang hamil pada usia >35 tahun sendiri berkaitan
C. Umur kehamilan
3500 gram.3
D. Paritas
empat atau lebih. Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya
atau BBLR.8
Ibu dengan paritas 1 dan ≥ 4 berisiko melahirkan BBLR, pada
Sedangkan ibu yang melahirkan anak >4 lebih sering terjadi BBLR
sempurna, plasenta menjadi lebih tipis, mencakup uterus lebih luas dan
E. Tingkat pendidikan
F. Penyakit ibu
1) Jantung.
2) Hipertensi.
4) Diabetes Melitus.
5) Carcinoma.
lebih kecil dan lemah dari pada yang diharapkan untuk tahap
kehamilan bersangkutan.3
6) Anemia
peningkatan risiko berat lahir rendah dari bayi kecil untuk masa
dihindarkan.10
tahun untuk hamil kembali agar pulih secara fisiologik dari kehamilan
dan persalinan. Hal ini sangat penting untuk mempersiapkan diri untuk
K. Faktor janin
1) Hidramnion
3) kelainan kromosom.7
4) Prematur7
L. Faktor lingkungan
anak.13
1) Hipotermia
2) Hipoglikemia
4) Hiperbilirubinemia
7) Infeksi
8) Perdarahan intravaskkuler
9) Apnea
10) Anemia
B. Masalah jangka panjang yang mungkin akan terjadi pada BBLR antara
lain :7
2) Gangguan pendengaran
menjadi balita dengan status gizi yang rendah. Balita kurang gizi
dewasa yang pendek, dan apabila itu wanita maka jelas wanita
2) Hipotermi
3) Asfiksia
4) Kematian
1) Postur
kemudian diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu. Pada bayi
2) Square Window
Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari
°, 45 °, 30 °, dan 0 °.14
3) Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps
90-100 °.14
4) Popliteal Angle
5) Scarf Sign
permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada
dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni,
6) Heel to Ear
lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat
pada permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan
atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2);
1) Kulit
perkamen.15
2) Lanugo
3) Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini
garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi
tertentu.15
panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40
mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm
4) Payudara
dan ibu jari. Pada bayi ekstrim prematur palpebara akan menempel
erat satu sama lain Dengan bertambahnya maturitas palpebra
kematangan palpebra.15
6) Genital (Pria)
7) Genital (wanita)
membesar.15
menonjol.15
2.1.9 Penatalaksanaan
yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan
badannya mendekati dalam rahim, apa bila tidak ada inkubator bayi
dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air
panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermi. Bayi
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering, dan hangat.
ganti handuk dan kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi
dengan selimut dan kain hangat, kering, dan bersih. Kain basah
tersebut selesai.3
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
5) Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
menyusui bayi, pada bayi kurang bulan yang belum bisa mentek
juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini
segera setelah lahir, cara ini merupakan salah satu dari 7 rantai
hangat.
bahwa ibu dan bayi harus berdekapan, kulit (bayi telajang, tidak
suhu tubuh bayi lebih stabil dan lebih normal, serta gula darah bayi
lebih meningkat. Tidak hanya itu, kontak kulit segera setelah lahir
membuat bayi dikolonisasi oleh bakteri yang sama seperti ibunya. Hal
dalam inkubator.
normal.
lama.
Tidak ada alasan yang dapat dijadikan halangan sebagian besar bayi
selama paling tidak satu jam. Prosedur rutin rumah sakit, seperti
Secara klinis, dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan
tubuhnya pun lebih baik. Selain itu, cara ini mencegah bayi
kedinginan. Bayi dapat tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang,
batin antara ibu dan anak, serta mempersingkat masa perawatan secara
keseluruhan. Bagi orang tua, hal ini turut menumbuhkan rasa percaya
diri dan kepuasan bekerja. Perawatan bayi lekat atau metode kangguru
atau kalori yang minimal, terutama bagi BBLR yang persediaan atau
udara hangat dalam atau antara selimut atau baju kangguru dan bayi.
bayi bisa mandiri tanpa harus dirawat dalam inkubator, yaitu sekitar
neneknya.3
Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain. Memakai
dengan kain bersih dan hangat. Bayi perlu memakai tutup kepala
atau topi dan popok selama penggunaan metode ini. Posisi bayi
duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu. Setelah bayi
Berat (gram) 1 2 3 4 5+
Pemberian 1 2 3 4 5 6 7
ASI merupakan makanan yang paling utama sehingga ASI lah yang
cc/kgBB/hari.3
C. Ikterus
secara efisien sampai 4-5 hari berlalu. Ikterus dapat diperberat oleh
dapat menyebabkan kern ikterus maka warna bayi harus sering dicatat
dan bilirubin diperika, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat.3
D. Pernapasan
E. Hipoglikemia
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
F. Menghindari infeksi
2.2 Ikterus
Ikterus ialah warna kuning yang dapat terlihat pada skelera, selaput
lendir, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Keadaan ini
merupakan penyakit darah. Bilirubin merupakan hasil penguraian sel darah
merah didalam darah. Penguraian sel darah merah merupakan proses yang
dilakukan oleh tubuh badan manusia apabila sel darah merah telah berusia
120 hari. Hasil penguraian hari (hepar) dan signifikan dari badan melalui
Ketika bayi berada didalam kandungan, sel darah ini akan dikeluarkan
melalui uri (plasenta) dan diuraikan oleh hati ibu. Bila kadar bilirubin darah
melebihi 2 mg% maka ikterus akan terllihat namun pada neonatus ikterus
dan atau kadar bilirubin direk (conjugated). Bilirubin sendiri adalah anion
584. Asal mula bilirubin dibuat dari pada heme yang merupakan gabungan
pada setiap bayi berbeda beda. Dapat juga diartikan sebagai ikterus dengan
dapat dikendalikan.3
kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang di
tandai dengan ikterus, yang dikenal dengan ikterus neonatorum patologis.
bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 50% pada bayi dengan berat
badan normal.
dalam bentuk bilirubin indirek. Skema metabolism ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini, yaitu skema yang dikemukakan oleh Brown dengan
berikut :
A. Produksi
lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Bilirubin indirek yaitu
bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo (reaksi
Hymans v.d. Bergh), yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut
dalam lemak.17
B. Transportasi
C. Konjugasi
D. Ekskresi
kuning.
B. Letargi.
A. Ikterus Fisiologi
fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga
merah yang cepat. Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun
sulit dalam air. Masalahnya organ bayi sebagian bayi baru lahir belum
organ hati pada setiap hati berbeda beda. Namun umumnya pada hari
Ikterus fisiologi timbul pada hari kedua dan hari ketiga setelah itu
B. Ikterus Patologi
5) Ikterus yang disebabkan oleh bayi baru lahir kurang dari 2000
ikterus bisa terjadi pada bayi tertentu tanpa disertai pada bayi tertentu
Hanya satu gejala sisa spesifik pada bayi yang selamat yakni serebral
sekitar 70% bayi baru lahir yang mengalami kern ikterus akan
2.2.5 Etiologi
Etiologi ikterus pada Bayi Baru Lahir (BBL) dapat berdiri sendiri
ataupun disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi itu
hepar.3
dalam hepar atau diluar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan
Dapat dibedakan dari penyebab lain dengan susu formula selama 1-2
hari. Hal ini untuk membedakan ikterus pada bayi yang disusui asi
kemudian akan diresorbsi oleh usus. Bayi yang mendapat ASI bila
frekuensi pemberian.3
biasa (daylight).3
1 Kepala 5
2 Daerah 1 (+) 9
Badan bagian atas
3 Daerah 1,2 (+) 11
Badan bagian bawah dan
tungkai
4 Daerah 1,2,3 (+) 12
Lengan dan kaki dibawah
dengkul
5 Daerah 1,2,3,4 (+) >12,5
Tangan dan kaki
Sumber : Marmi S, ST & rahardjo kukuh. Asuhan neonatus, bayi, balita,
dan anak prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.
2) Pemeriksaan diagostic
a) Test coombs pada tali pusat bayi baru lahir : hasil positif test
atau anti B dalam darah ibu. Hasil positif dari test coombs direk
neonatus.3
bilitas ABO.3
mg/dl dalam 24 jam atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi
berat badan).3
d)
Protein serum total : kadar kurang dari 3,0 g/dl menandakan
lengkap kurang dari 30 mg/dl atau tes glukosa serum kurang dari
A. Ikterus hemolitik
1) Inkompatibilitas Rheus
Gejala klinik yang dapat terlihat ialah ikterus tersebut makin lama
makin berat, disertai dengan anemia yang makin lama makin berat
maka bayi dapat lahir dengan edema umum disertai ikterus dan
2) Inkompatibilitas ABO
B. Ikterus Obstruktiva
pembedahan.
1) Hepatitis neonatal
Gejala klinik tanda dari penyakit ini ialah adanya ikterus akibat
digunakan.3
usus. Ini bermula pada hari keempat hingga hari ketujuh dan
heparin.3
kadar bilirubinnya.3
C. Terapi Sinar
mudah larut dalam air tanpa harus diubah dahulu oleh organ hati,
terapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tidak terus
bayi, seluruh pakaianya dilepas kecuali mata dan alat kelamin harus
sinar adalah :3
cahaya fototerapi.
5) Posisi lampu diatur dengan jarak 20-30 cm diatas tubuh bayi,
seluas mungkin.
perlu.
dehiderasi.
ditingkatkan.
Tanning (perubahan warna kulit) Induksi sintesis dan atau disperse oleh supaya
ultraviolet
Sindrom bayi bronze Penurunan ekskresi hepatic dari foto produk
bilirubin
Diare Bilirubin menginduksi sekresi usus
Intoleransi laktosa Trauma fotosintesis pada eritrosit sirkulasi
Kulit terbakar Paparan berlebihan karena emisi gelombang
pendek lampu flourense
Dehidrasi Peningkatan kehilangan air yang tidak disadari
karena energy fotori yang diabsorbsi
Ruam kulit Trauma fotosintesis pada sel mast kulit
pelepasan histamine
Sumber : Marmi S, ST & rahardjo kukuh. Asuhan neonatus, bayi, balita, dan
anak prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.
walaupun kadar albumin kurang dan 3,5 mg gram per 100 ml.
3) Pada kenaikan cepat bilirubin tidak langsung serum bayi pada hari
dekompensia jantung.
adalah transfusi tukar tiap 4-6 jam selama 24 jam pasca transfusi
transfusi tukar.12
tukar.12
Tabel 2.7 Pedoman pengolaan ikterus menurut waktu timbulnya
Sebelum dan seaduah transfuse tukar beri terapi sinar + bila tak
observasi dan jika kadar bilirubin >5 mg% penyebab ikterus perlu
diselidiki.3
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
bergantung pada bahan ajar, bahan ajar dalam penelitian ini yaitu jurnal ilmiah,
yaitu mengumpulkan data atau laporan yang berkaitan dengan obyek penelitian
Analisis masalah dalam penelitian ini adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
lahir <2500 gram tanpa memandang usia kehamilan ibu. Faktor penyebab
terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini diantaranya status gizi ibu,
umur ibu saat hamil, umur kehamilan, kehamilan ganda, tingkat pendidikan,
penyakit ibu, faktor kebiasaan ibu (merokok, minum beralkohol, pecandu obat
beracun). Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) juga dapat
hiperbilirubinemia.3
mukosa akan berwarna kuning. Keaadan tersebut juga berpotensi besar terjadi
ikterus, yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. 3
Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 50% pada bayi dengan berat badan normal.
tahun 2018 bahwa bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang mengalami
Widiawati pada tahun 2016 bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Paranggian Lumbantoruan pada tahun 2017 Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
Dian Andesty pada tahun 2015 Berat Bada Lahir Rendah (BBLR) mengalami
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
metode dokumentasi yaitu dengan cara mencari atau menggali data jurnal dari
google scholar, microsoft academic, pubmed, public health, BMC public health,
umum.24
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
lahir <2500 gram tanpa memandang usia kehamilan ibu. Berat badan lahir
rendah dibedakan menjadi dua bagian yaitu BBLSR (Berat Badan Lahir
Sangat Rendah) bila berat badan lahir kurang dari 1.500 gram dan BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah) bila berat badan lahir antara 1.500-2.499
Faktor ibu yang menyebabkan berat badan lahir rendah yaitu seperti
usia ibu, usia kehamilan, status gizi, riwayat pendidikan ibu, penyakit
berat badan lahir rendah seperti radiasi, polusi, dan limbah beracun.
didapatkan hasil faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah yaitu
status gizi ibu sebanyak 64,616%, gizi yang cukup akan menjamin bayi
sehat dengan berat badan cukup, namun kurang gizi yang adekuat dapat
menyebabkan berat badan lahir rendah. Untuk mengetahui status gizi ibu
hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA), dan mengukur kadar Hb.
militus melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. hal ini
5.1 Simpulan
diantaranya faktor maternal: usia ibu, usia kehamilan, status gizi, riwayat
status ekonomi rendah, paritas ibu, jarak kehamilan, dan ibu dengan
riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Faktor neonatal:
limbah beracun.
Ikterus Neonatorum
1. Aprillya Pw. Faktor ibu terdahap kejadian bayi berat lahir rendah. Public
Health Research and Development. 2019;1.
2. Achadi El. Kematian maternal dan neonatal di indonesia [10 januari 2020].
Available from: https://kemkes.go.id.
3. Marmi S, ST & rahardjo kukuh. Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2012.
4. Prof. dr. manuaba gde bagus ida s. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan
& keluarga berencana untuk pendidikan bidan.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC:199.
5. Ratih Pd. Pengaruh paparan sinar matahari pagi terhadap penurunan tanda
ikterus pada ikterus neonatrum fisiologis. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
2006;XIII131-140.
6. Lulu L. Hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan kejadian ikterus di
rumah sakit umum daerah soreang periode januari-desember tahun 2015.
Midwife journal. 2017;3:13-31.
7. Br. Sembiring, Juliana. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra-sekolah. Yogyakarta: Budi Utomo: 2019
8. Ernawati W. Hubungan faktor umur ibu dan paritas dengan kejadian bayi
berat badan lagir rendah di rumah sakit umum pku muhammadiyah bantul
tahun 2016. 2017
10. Proverawati Atikah Sic. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika: 2014.
11. Al. Djde. Maternal Risk Factors For Low Birth Weight Neonates: A Hospital
Based Case-Control Study In Rural Area Of Western Maharashtra, India.
2011.
12. Indasari, N. Faktor resiko pada kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Jurnal Keperawatan. 2012;VIII(2):114-123
13. Jonshon, J. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Rapha Publishing: 2010.
14. Jose Rl, Bambang Tridjaya dan Aman B.pulungan. 2010. Buku Ajar
Endokrinologi anak Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
15. Vivian, Nanny. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta:
Salemba Medika: 2018.
16. Hidayat AA. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan
Jakarta: Salemba Medika: 2008.
17. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: 2002.
19. Bagus Wi. Hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan asfiksia
neonatrum di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Directory of open
access journals. 2018;9:95-9.
20. Susi W. Hubungan sepsis neonatorum, BBLR dan asfiksia dengan kejadian
ikterus pada bayi baru lahir. 2016;6.
21. Paranggian Lr. Hubungan derajat asfiksia dengan kejadian hipoglikemia pada
neonatus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Biomedical
journal of Indonesia. 2017 3:20-9.
24. Rahayu, T, dkk. Teknik Menulis Review Literatur Dalam Sebuah Artikel
Ilmiah.
25. Arvin BK. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Buku Kedokteran ECG: 2000.
26. Rukiyah, AY, dkk. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans
Info Media: 2013
27. Ramayulis, R. Diet Rest ala Rita Ramayulis atasi darah Kental Setelah 21
Hari Respons Kembali Normal. Jakarta: PT. Grandmedia Pustaka Utama:
2017