( Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet)
Dosen Pengampu :
Siti Muniroh, S.Kep.Ners, M.Kep
Disusun oleh:
Muhammad rafi salsabil (7121008)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Gizi dan Diet dengan
judul “Pre Eklampsi”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pre eklampsi?
2. Apa penyebab terjadinya pre eklampsi pada ibu hamil?
3. Apa jenis jenis saja pada pre eklampsi ?
4. Bagaimana diet pada kehamilan gangguan pre eklampsi ?
5. Apa yang dimaksud dengan eklampsi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pre eklampsi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pre eklampsi.
3. Untuk mengetahui jenis jenis pada pre eklampsi.
4. Untuk mengetahui diet pada kehamilan gangguan pre eklampsi.
5. Untuk mengetahui definisi eklampsi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami
oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia
umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus
ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-
tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998).
Tidak berbeda dengan definisi Rustam, (Manuaba, 1998) mendefinisikan bahwa
preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi
pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. Selain itu,
(Mansjoer, 2000) mendefinisikan bahwa preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000). Menurut kamus saku kedokteran Dorland,
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,
edema, dan proteinuria.
Preeklampsia atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah suatu
kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil tapi tak terjadi pada wanita yang
tidak hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh
peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan
mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada
pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada
awal masa kehamilan.
3
2.2 Etiologi pre eklampsi
Penyebab preeklamsi saat ini belum dapat diketahui secara pasti, walaupun
penelitian dilakukan terhadap penyakit ini sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan
pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah sebabnya preklamsi
disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang diasumsikan pada teori.
Adapun teori tersebut antara lain :
2.2.1 Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklamsi dan eklamsi didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,
sehingga terjadi penurunan prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat,
aktivasi pengumpalan dan fibionalisis, yang kemudian akan diganti trombin dan
plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin.
Aktivitas trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotinin,
sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2.2.2 Peran faktor imunologis
Preeklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukkan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang
semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1992) mendapatkan
beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita preeklamsi ;
beberapa wanita dengan preeklamsi mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa
studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem komplemen pada preeklamsi diikuti
proteiuri.
2.2.3 Faktor genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian preeklamsi
antara lain :
a. Preeklamsi hanya terjadi pada manusia
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi preeklamsi pada anak
anak dari ibu yang menderita preeklamsi
c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi preeklamsi pada anak dan cucu ibu
hamil dengan riwayat preeklamsi dan bukan pada ipar mereka
d. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem (RAAS)
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang
terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor – faktor tersebut antara lain, gizi buruk,
kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor resiko terjadinya preeklamsi,
4
preeklamsi umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia
remaja, dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah:
riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengelami
preeklampsia sebelumnya, riwayat preeklampsi pada ibu atau saudara perempuan,
kegemukan, mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan
ginjal lupus atau rematoid arthritis.
2.3 Jenis- jenis pre eklampsi.
3. Mencegahataumengurangitekanandarahtinggi
4. Mencapaikeseimbangan Nitrogen
5
2.4.2 Syarat Diet
Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan
energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan diet sebelum hamil.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringan nyaretensi garam atau
air.Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg / bulan atau dibawah 1 kg /
minggu.
Protein tinggi (1 setengah g/kg berat badan)
Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan tidak jenuh
ganda.
Vitamin cukup ;vit.Cdan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria cairan di batasi dan
disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat dan pernafasan.
6
2.4.4 Bahan makanan dan waktu pemberian makanan preeklamsi I
7
2.4.5 Pembagian waktu dan jumlah bahan makanan Sehari preeklamsia II dan III
8
Ikan 1 ptgsdg 50 gram
9
2.5 Definisi Eklamsi
2.5.1 Definisi
Eklamsi adalah kelainanakut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat neurologik) dan/ atau
koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala- gejala preeklamsi.
Eklamsi adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan wanita
masa nifas disertai dengan hipertensi, oedema dan protenuria.
Eklamsi lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, hydramnion, mola hydatidosa, dan
eklamsi dapat terjadi sebelum kehamilan bulan ke-6.
2.5.2 Tanda dan gejala
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklamsi dan terjadinya
gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di
episgastrium, dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan diobati, akan timbul
kejang; terutama pada persalinan, ini bahaya besar. Konvulsi eklamsi dibagi dalam 4
tingkat, yaitu :
a. Tingkat awal atau aura. Gejala ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata terbuka tanpa
melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya, dan kepala diputar kekanan
atau ke kiri
b. Kemudian timbul tingkat kejang tonik yang berlangsung 30 detik. Dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam, dan kaki
bengkok ke dalam. Pernafasan berhemti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat
tergigit.
c. Stadium ini kemudian disusul oleh tingkat kejang klonik yang berlangsung antara 1-
2 menit. Spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam
tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola
mata menonjol. Dari mulut keluar lidah berbusa, muka menunjukkan kongesti dan
sianosis. Penderita menjadi tak sadar. Kejang klonik ini dapat demikian hebatnya,
sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya. Akhirnya, kejang terhenti dan
penderita menarik nafas secara mendengkur.
d. Sekarang masuk tingkat koma, lamanya ketidak sadaran tidak berlangsung lama.
Secara perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi serangan ini dapat
terjadi secara berulang sehingga ia tetap koma.
10
e. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat, dan suhu meninggkat sampai
40 derajat Celcius. Sehingga akibat serangan dapat terjadi komplikasi-komplikasi
seperti : lidah tergigit, sehingga terjadi perlukaan dan fraktura, gangguan pernafasan,
solusio plasenta, dan perdarahan otak.
2.5.3 Diagnosis
Dengan adanya tanda-tanda dan gejala preeklamsi yang disusul dengan serangan kejang
yang telah diuraikan diatas, maka diagnosis eklamsi sudah tidak diragukan. Walaupun
demikian eklamsi harus dibedakan antara :
a. Epilepsi; dalam anamesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil
muda dan tanda preeklamsi tidak ada
b. Kejang karena obat anastesi; apabila obat anastesi lokal diinjeksikan kedalam vena,
dapat timbul kejang
c. Koma karena sebab seperti diabetes, perdarahan otak, meningitis, ensefalitis, dan
lain-lain
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Preeklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematian ibu dan
bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat.
Penyebab terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Itulah
sebabnya preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang diasumsikan
pada teori. Preklamsi ringan ditandai dengan : kehamilan lebih dari 20 minggu; kenaikan
tekanana darah 140/90 mmHg atau lebih dangan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam
keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit);
edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan;
proteinuria lebih 0,3 gr/liter/2jam, kualitatif +2.
Preeklamsi berat di tandai dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolik > 110
mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, trombosit < 100.000/ mm3, oliguria <
400 ml/24 jam, protein urine > 3 gr/liter, nyeri episgtastrium, skotoma dan gangguan visus
lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odem pulmonum.
Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani dengan baik pada ibu hamil, maka
akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu hamil. Eklamsi adalah kelainan akut
pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang
(bukan karena kelainan neorologik) atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala pre eklamsi.
3.2 Saran
Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yang kami tulis dan kami paparkan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikannya yang
membangun demi kelancaran makalah kami ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mukhlas,Asep.Preeklamsia.From:http://preeklamsia.blogspot.com/2013/07/makalah
preeklamsia.html, 28 juli 2018
Yeyeh, Ai Rukiah. Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta:
Tim 2010
Gusta, Dien Anggraini Nursal. Dkk. Faktor Resiko Kejadian Preeklamsi Pada Ibu Hamil di
RSUPM.-DJAMIL padang Tahun 2014. From : http://jurnal.
Fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161, 30 juli 2018
13