Anda di halaman 1dari 16

PRE EKLAMPSI

( Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet)

Dosen Pengampu :
Siti Muniroh, S.Kep.Ners, M.Kep

Disusun oleh:
Muhammad rafi salsabil (7121008)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Gizi dan Diet dengan
judul “Pre Eklampsi”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jombang, 14 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.2 Definisi Pre Eklampsi....................................................................................................3

2.2 Etiologi pre eklampsi....................................................................................................4

2.3 Jenis- jenis pre eklampsi................................................................................................5

2.4 Diet Pada gangguan Pre Eklampsi.................................................................................5

2.5 Definisi Eklamsi............................................................................................................10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12

3.2 Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu di indonesia masih cukup tinggi. salah satu penyebab
utama tinggi angka kematian ibu ini adalah pre-eklamsia/eklampsia. Pre-eklampsia
sering terjadi pada kehamilan terutama pada kehamilan pertama, kehamilan kembar
dan wanita yang berusia diatas usia 35 tahun. Selama kehamilan, tanda-tanda pre-
eklampsia ini harus dipantau terlebih pada wanita yang berisiko terjadi pre-
eklampsia pada kehamilannya ini. Tanda khas pre-eklampsia ini adalah tekanan
darah tinggi, ditemukan protein dalam urine dan oedema. Adapun gejala-gejala yang
juga harus diketahui yaitu kenaikan BB berlebihan, nyeri kepala yang hebat, muntah,
gangguan penglihatan. Jika tanda-tanda tersebut terlambat dideteksi maka akan
semakin parah dan keadaan paling berat ini akan kejang, pasien yang akan
mengalami kehilangan kesadaran, bahkan sampai pada kematian karena kegagalan
jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati dan pendarahan otak.
Usia sebagai salah satu faktor predisposisi terjadinya pre-eklampsia dapat
menimbulkan kematian maternal. Wanita hamil diatas usia 35 tahun meningkat 3
kali lipat terjadinya pre-eklampsia. Jika tidak terdeteksi secara dini tentu kasus pre-
eklampsia ini akan berubah menjadi eklampsia yang harus mempunyai penanganan
yang lebih khusus.
Untuk mengatasi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu-ibu
adalah pelayanan kesehatan prenatal yang baik dan tidak boleh menganggap remeh
jika menemukan salah satu tanda dari pre-eklampsia.
Jika kasus pre-eklampsia ini menjadi semakin berat dan tidak segera
ditangani lamanya akan berakibat buruk kondisi ibu dan janin, bahkan akan
berakibatkan kematian ibu dan janin

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pre eklampsi?
2. Apa penyebab terjadinya pre eklampsi pada ibu hamil?
3. Apa jenis jenis saja pada pre eklampsi ?
4. Bagaimana diet pada kehamilan gangguan pre eklampsi ?
5. Apa yang dimaksud dengan eklampsi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pre eklampsi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pre eklampsi.
3. Untuk mengetahui jenis jenis pada pre eklampsi.
4. Untuk mengetahui diet pada kehamilan gangguan pre eklampsi.
5. Untuk mengetahui definisi eklampsi.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pre Eklampsi

Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami
oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia
umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus
ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-
tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998).
Tidak berbeda dengan definisi Rustam, (Manuaba, 1998) mendefinisikan bahwa
preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi
pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. Selain itu,
(Mansjoer, 2000) mendefinisikan bahwa preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000). Menurut kamus saku kedokteran Dorland,
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,
edema, dan proteinuria.
Preeklampsia atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah suatu
kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil tapi tak terjadi pada wanita yang
tidak hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh
peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan
mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada
pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada
awal masa kehamilan.

3
2.2 Etiologi pre eklampsi
Penyebab preeklamsi saat ini belum dapat diketahui secara pasti, walaupun
penelitian dilakukan terhadap penyakit ini sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan
pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah sebabnya preklamsi
disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang diasumsikan pada teori.
Adapun teori tersebut antara lain :
2.2.1 Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklamsi dan eklamsi didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,
sehingga terjadi penurunan prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat,
aktivasi pengumpalan dan fibionalisis, yang kemudian akan diganti trombin dan
plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin.
Aktivitas trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotinin,
sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2.2.2 Peran faktor imunologis
Preeklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukkan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang
semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1992) mendapatkan
beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita preeklamsi ;
beberapa wanita dengan preeklamsi mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa
studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem komplemen pada preeklamsi diikuti
proteiuri.
2.2.3 Faktor genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian preeklamsi
antara lain :
a. Preeklamsi hanya terjadi pada manusia
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi preeklamsi pada anak
anak dari ibu yang menderita preeklamsi
c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi preeklamsi pada anak dan cucu ibu
hamil dengan riwayat preeklamsi dan bukan pada ipar mereka
d. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem (RAAS)
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang
terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor – faktor tersebut antara lain, gizi buruk,
kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor resiko terjadinya preeklamsi,

4
preeklamsi umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia
remaja, dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah:
riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengelami
preeklampsia sebelumnya, riwayat preeklampsi pada ibu atau saudara perempuan,
kegemukan, mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan
ginjal lupus atau rematoid arthritis.
2.3 Jenis- jenis pre eklampsi.

Diagnosis Tekanan Darah Tanda Lain


Pre-Eklamsi Kenaikan TD diastolic 15 Protein Urin +1
Ringan mmHg/79 mmHg dengan 2x
pengamatan berjarak 1
jam/tekanan diastolic
mencapai 110 mmHg.
Pre-Eklamsi Kenaikan TD systolic 30 Protein urin positif 2 oedem umum,
Sedang mmHg/lebih atau mencapai kaki, jari tangan dan muka, kenaikan
140 mmHg. BB 1 kg tiap minggu.
Pre-Eklamsi Tekanan diastolic >110 Protein urine positif ¾ oliguria (urine
Berat mmHg 5 gr/L) hiperefleksia, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat
oedem paru dan sinosis.

2.4 Diet Pada gangguan Pre Eklampsi

2.4.1 Tujuan Diet

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi normal

2. Mencapai dan mempertahankan tekanandarah normal

3. Mencegahataumengurangitekanandarahtinggi

4. Mencapaikeseimbangan Nitrogen

5. Menjaga agar penambahanberatbadantidakmelebihi normal

5
2.4.2 Syarat Diet
Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan
energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan diet sebelum hamil.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringan nyaretensi garam atau
air.Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg / bulan atau dibawah 1 kg /
minggu.
 Protein tinggi (1 setengah g/kg berat badan)
 Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan tidak jenuh
ganda.
 Vitamin cukup ;vit.Cdan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
 Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
 Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria cairan di batasi dan
disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat dan pernafasan.

2.4.3 Macam-macam diet dan Indikasi pemberian


Diet preeklampsia I
Diberikan pada p asien preeclampsia berat. Diet ini diberikan sebagai makanan
perpindahan dari preeclampsia I atau kepada pasien yang tidak begitu berat. Makanan
berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini
cukup energy dan zat gizi lainnya.
Diet preeklamsia II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeclampsia I makanan ini juga tidak
begitu berat dan makanannya berbentuk lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam.
Diet preeklampsia III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklamsia II atau kepada pasien
preeklamsiaringan. Makanan ini mengandung protein tinggi, dan garam rendah,
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi.Karena
jumlah energinya sesuai dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap
bulan.

6
2.4.4 Bahan makanan dan waktu pemberian makanan preeklamsi I

Bahan makanan Jumlah berat (g)

Beras 3 gelas / tim 4 gelas 150 / 200 gram

Telur 1 butir 50 gram

Tempe 2 potong / 4 potong sedang 50 / 100 gram

Sayuran 2 gelas 200 gram

Daging 2 potong sedang 100 gram

Sari buah atau buah 5/4 potong 1000 / 400 gram

Gula pasir 8 sdm / 3 sdm 80 / 30 gram

Minyak nabati 1/2 stengah sdm 15 / 25 gram

*Susu bubuk 5/10 sdm 15/50/75 gram

*)susu khusus ibu hamil

Waktu Pemberian bahan makanan

Waktu / Jam Makanan Jumlah

06.00 Air The 1 gelas

08.00 Sari Tomat 1 gelas

10.00 Sari jeruk 1 gelas

13.00 Sari alpokat dan susu 1 gelas

16.00 Sari tomat dan susu 1 gelas

18.00 Sari papaya dan Jeruk 1 gelas

20.00 Air The dan susu 1 gelas

7
2.4.5 Pembagian waktu dan jumlah bahan makanan Sehari preeklamsia II dan III

Waktu Bahan Makanan Jumlah / berat

Pagi Beras /tim 1 gls 50 gram

Telur 1 butir 50 gram

Sayuran 5 ½ sdm 55 gram

Minyak 5,5 sdm 5 ½ sdm

Susu bubuk 5 sdm 25 gram

Gula pasir 1 sdm 10 gram

Pukul 10.00 Buah 1 ptg / pepaya 100 gram

Gula pasir 1 sdm 10 gram

Siang Beras /nasi 1 gls 50-75 gram

Daging 1 ptg sdg 50 gram

Tahu ½ atau 1 buah 50-100 gram

Sayuran ¾ gls atau 1 75-100 gram


buah

Buah papaya 1 ptg 100 gram

Pukul 16.00 Buah 1 ptg sdg 100 gram

Gula pasir 1 sdm 10 gram

Susu bubuk 5 sdm 25 gram

Malam Beras / nasi 1 ½ gls 50-75 gram

8
Ikan 1 ptgsdg 50 gram

Tempe 1-2 ptgsdg 25-50 gram

Sayuran ¼ - ¾ gls 75 gram

Buah papaya 1 ptg sdg 100 gram

Minyak ½ - 1 sdm 5-10 gram

2.4.6 Contoh Menu makanan sehari

Waktu Jenis Makanan

Pagi Nasitim, telurceplok, tumis kacang,


gondong tahu, susu.

Siang Nasitim, air , daging, pisang

Malam Nasitim, bumbu terikikan, toge tahu


bacam, jeruk

pukul 10.00 Selada

Pukul 16.00 Buah jeruk

Pukul 20.00 Air Teh

9
2.5 Definisi Eklamsi

2.5.1 Definisi

Eklamsi adalah kelainanakut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat neurologik) dan/ atau
koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala- gejala preeklamsi.
Eklamsi adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan wanita
masa nifas disertai dengan hipertensi, oedema dan protenuria.
Eklamsi lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, hydramnion, mola hydatidosa, dan
eklamsi dapat terjadi sebelum kehamilan bulan ke-6.
2.5.2 Tanda dan gejala
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklamsi dan terjadinya
gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di
episgastrium, dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan diobati, akan timbul
kejang; terutama pada persalinan, ini bahaya besar. Konvulsi eklamsi dibagi dalam 4
tingkat, yaitu :
a. Tingkat awal atau aura. Gejala ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata terbuka tanpa
melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya, dan kepala diputar kekanan
atau ke kiri
b. Kemudian timbul tingkat kejang tonik yang berlangsung 30 detik. Dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam, dan kaki
bengkok ke dalam. Pernafasan berhemti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat
tergigit.
c. Stadium ini kemudian disusul oleh tingkat kejang klonik yang berlangsung antara 1-
2 menit. Spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam
tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola
mata menonjol. Dari mulut keluar lidah berbusa, muka menunjukkan kongesti dan
sianosis. Penderita menjadi tak sadar. Kejang klonik ini dapat demikian hebatnya,
sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya. Akhirnya, kejang terhenti dan
penderita menarik nafas secara mendengkur.
d. Sekarang masuk tingkat koma, lamanya ketidak sadaran tidak berlangsung lama.
Secara perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi serangan ini dapat
terjadi secara berulang sehingga ia tetap koma.

10
e. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat, dan suhu meninggkat sampai
40 derajat Celcius. Sehingga akibat serangan dapat terjadi komplikasi-komplikasi
seperti : lidah tergigit, sehingga terjadi perlukaan dan fraktura, gangguan pernafasan,
solusio plasenta, dan perdarahan otak.
2.5.3 Diagnosis
Dengan adanya tanda-tanda dan gejala preeklamsi yang disusul dengan serangan kejang
yang telah diuraikan diatas, maka diagnosis eklamsi sudah tidak diragukan. Walaupun
demikian eklamsi harus dibedakan antara :
a. Epilepsi; dalam anamesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil
muda dan tanda preeklamsi tidak ada
b. Kejang karena obat anastesi; apabila obat anastesi lokal diinjeksikan kedalam vena,
dapat timbul kejang
c. Koma karena sebab seperti diabetes, perdarahan otak, meningitis, ensefalitis, dan
lain-lain

11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Preeklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematian ibu dan
bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat.
Penyebab terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Itulah
sebabnya preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang diasumsikan
pada teori. Preklamsi ringan ditandai dengan : kehamilan lebih dari 20 minggu; kenaikan
tekanana darah 140/90 mmHg atau lebih dangan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam
keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit);
edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan;
proteinuria lebih 0,3 gr/liter/2jam, kualitatif +2.
Preeklamsi berat di tandai dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolik > 110
mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, trombosit < 100.000/ mm3, oliguria <
400 ml/24 jam, protein urine > 3 gr/liter, nyeri episgtastrium, skotoma dan gangguan visus
lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odem pulmonum.
Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani dengan baik pada ibu hamil, maka
akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu hamil. Eklamsi adalah kelainan akut
pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang
(bukan karena kelainan neorologik) atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala pre eklamsi.

3.2 Saran
Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yang kami tulis dan kami paparkan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikannya yang
membangun demi kelancaran makalah kami ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mukhlas,Asep.Preeklamsia.From:http://preeklamsia.blogspot.com/2013/07/makalah
preeklamsia.html, 28 juli 2018

Yeyeh, Ai Rukiah. Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta:
Tim 2010

Gusta, Dien Anggraini Nursal. Dkk. Faktor Resiko Kejadian Preeklamsi Pada Ibu Hamil di
RSUPM.-DJAMIL padang Tahun 2014. From : http://jurnal.
Fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161, 30 juli 2018

Padang Tahun 2014. From : http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161,


30 juli 2018

Magdalena, Mariah. Diah Hisoryati. Gambaran Faktor Penyebab Preeklampsia Pada


Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembelang Jombang. From :
file:///C:/Users/asus/Downloads/30-Article%20Text-58-1-10-20160828.pdf, 30 Juli 2018

13

Anda mungkin juga menyukai