PREEKLAMPSIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi Diet
Dosen Pengajar : Rany Yuliani, SST., M. Kes
TK 2C
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah Gizi dan Diet yang membahas
mengenai “Kebutuhan Nutrisi Pada Ibu Dengan Gangguan Kehamilan Preeklampsia”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berusaha untuk menyajikan secara ringkas dan
mudah mengenai Gizi dan Diet untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami
kebutuhan nutrisi pada Ibu dengan Gangguan Kehamilan Preeklampsia
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang nyata
tentang penyakit preeklampsia pada ibu hamil
1.3 Rumusan Masalah
1) Bagaimana definisi dari penyakit preeklampsia?
2) Bagaimana etiologi dari penyakit preeklampsia ?
4) Apa saja faktor resiko terjadinya preeklampsia?
5) Apa saja komplikasi penyakit preeklampsia?
6) Apa saja pencegahan penyakit preeklampsia?
7) Apa saja Macam-macam diet dan indikasi pemberian?
8) Apa saja syarat diet preeklampsia ?
9) Bagaimana tujuan diet preeklampsia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Preeklampsia
1.Preeklampsia
Preeklampsia / Preeclampsia adalah komplikasi kehamilan yang cukup serius
yaitu kondisi ketika tekanan darah ibu hamil meningkat disertai adanya protein di dalam
urin. Kondisi ini diduga dipicu oleh plasenta janin yang tidak berfungsi atau berkembang
dengan baik. Preeklampsia / eklampsia merupakan penyebab kedua setelah perdarahan
sebagai penyebab langsung yang spesifik terhadap kematian maternal.
Preeklampsia adalah sindrom yang meliputi pengembangan Hipertensi pada
paruh kedua kehamilan. Meskipun sering disertai dengan Proteinuria, preeklampsia dapat
dikaitkan dengan banyak tanda-tanda dan gejala, termasuk gangguan penglihatan, sakit
kepala, nyeri epigastrium dan perkembangan pesat dari edema.
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik
dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan
adanya Hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem
organ lainnya pada usia kehamilan di atas 20 minggu.
2.2 Etiologi
Etiologi preeklampsia belum diketahui secara pasti. Preeklampsia diperkirakan
terjadi akibat interaksi berbagai faktor risiko dengan polimorfisme genetik, yang
menyebabkan sintesis beberapa protein yang memiliki fungsi berbeda dari fungsi aslinya.
Hal tersebut mengawali gangguan perfusi plasenta serta produksi mediator inflamasi yang
merusak endotel, sehingga terjadi abnormalitas plasentasi. Selanjutnya, terjadi gangguan
remodelling arteri spiralis, iskemia plasenta, hipoksia, stres oksidatif, dan disfungsi
fisiologis pada kehamilan.
Maladaptasi sistem imun, toksisitas lipoprotein densitas amat rendah (very low-
density lipoprotein), kelainan genetik, ketidakseimbangan faktor angiogenik, peningkatan
apoptosis atau nekrosis trofoblas, serta respons inflamasi maternal yang berlebihan
terhadap trofoblas juga diperkirakan merupakan etiologi preeklampsia.
2.3 Tanda Gejala
Preeklampsia memiliki beberapa tanda dan gejala berupa :
a. Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi
dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan
tidak tergantung keadaan emosional pasien.
b. Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada 2
pengukuran beranjak 1 jam atau lebih.
c. Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :
1) Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan atau dalam 48 jam
pascapersalinan.
2) Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum krhamilan 20 minggu.
(Saifuddin, 2006)
Menurut (Ida Bagus Gde Manuaba, 2009) gejala klinis preeklampsia
terdiri dari :
a. Gejala ringan
Gejala ringan yaitu tekanan darah sekitar 140/90 mmHg atau kenaikan
tekanan darah 30 mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolic dengan
interval pengukuran selam 6 jam, dan terdapat pengeluaran protein dalam urine 0,3
g/liter atau kualitatif +1 - +2, edema (bengkak kaki, tangan, atau lainnya) dan
kenaikan berat badan lebih dari 1 kg/ minggu.
b. Gejala berat
Gejala berat meliputi tekanan darah dari 160/110 mmHg atau lebih,
pengeluaran protein dalam urine lebih dari 5g / 24 jam, terjadi penurunan produksi
urine kurang dari 400 cc/ 24 jam, terdapat edema paru dan sianosis (kebiruan) dan
sesak napas, terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri di
daerah perut atas. ( Manuaba, 2009)
2.4 Faktor resiko terjadinya preeklampsia
1.Berdasarkan Karakteristik
• Umur
Ibu yang hamil dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun akan memiliki risiko lebih
besar terkena preeklamsia dibandingkan dengan ibu yang hamil diusia 20-35
tahun (Nuning et al,2016)
• Riwayat Preeklamsia
Penelitian yang dilakukan oleh Nuning (2016), bahwa seseorang yang memiliki
riwayat preeklamsia memiliki kemungkinan untuk terkena preeklamsia lagi.
• Riwayat Hipertensi
Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi berisiko besar terkena preeklampsia
(Nuning, 2016).
• Riwayat Diabetes Melitus
Penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2016) Ibu hamil dengan diabetes melitus
akan berisiko terkena preeklampsia
• Obesitas
Obesitas merupakan gangguan yang terjadi karena terdapat kelebihan
lemak pada tubuh yang akan meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan.
Wanita yang mengalami obesitas akan meningkatkan risiko preeklampsia
karena obesitas akan terjadi beberapa kerusakan yaitu resistensi insulin,
inflamasi, dislipidemia, dan lain-lain (Zahra et al., 2016).
• Jarak kehamilan
Jarak kehamilan merupakan batasan sela antara kelahiran yang lalu dengan
kehamilan saat ini. Ibu dengan interval kurang dari 2-4 tahun akan
meningkatkan risiko preeklamsia (Natiqotul, 2016).
2.5 Komplikasi
Diet pre-klampsia ini juga meliputi beberapa syarat berikut yang harus
dipenuhi, yakni:
• Cukup energi dan zat gizi
• Protein tinggi
Pemberian protein tinggi sebanyak 1½ sampai 2 gram per kilogram berat badan.
• Bentuk makanan
• Pemberian cairan
Cairan yang diberikan saat diet pre-eklampsia sebanyak 2,500 ml perhari, dan
pada kondisi oliguria pemberian cairan dibatasi dan diseuaikan dengan cairan
yang keluar melalui keringat, urin, nafas dan lain-lain.
Tujuan terapi gizi untuk pre eklamsi adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi dan tekanan dalam keadaan darah normal. Mencegah atau
mengurangi retensi garam atau air. Mencapai keseimbangan nitrogen.
BAB III
PENUTUP
3.9 Kesimpulan
Beberapa faktor yang menjadi pemicu pre-eklampsia pada ibu hamil adalah kondisi
yang sama pada kehamilan sebelumnya ataupun riwayat hipertensi sebelum hamil. Usia
ibu hamil yang sudah lebih dari 40 tahun dan juga obesitas dapat menjadi faktor pemicu.
Selain faktor pemicu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa preeklampsia disebabkan
oleh plasenta. Ibu hamil dengan preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak
berfungsi dengan normal, akibat bentuknya yang lebih sempit dan memiliki reaksi terhadap
hormon yang berbeda, sehingga menyebabkan aliran darah dapat masuk ke plasenta
menjadi terbatas.
Preeklampsia dapat muncul dengan gejala maupun tanpa gejala. Tekanan darah
tinggi biasanya muncul secara perlahan-lahan, sehingga ibu hamil biasanya tidak sadar dan
tidak mengetahuinya hingga ia memeriksakan dirinya dalam kontrol rutin antenatal care
baik ke bidan maupun ke dokter.Tanda yang sering muncul pada ibu hamil dengan
preeclampsia antara lain nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut kanan atas, mual
dan muntah, serta produksi urin menurun.
Pencegahan preeklamsia masih sulit dilakukan. Beberapa studi menyatakan bahwa
dengan modifikasi dari gaya hidup seperti restriksi kalori, membatasi asupan garam,
mengonsumsi bawang putih, serta mengonsumsi vitamin C dan E, masih tidak
menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna dalam upaya pencegahan preeklampsia ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/2525-upaya-pencegahan-
preeklamsia-pada-ibu-hamil
http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/2461/3/2%20SKRIPSI%20%28%20066%20%29%20NI%20KOMANG%20A
YU%20PUSPITASARI-26-41%20%281%29.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/preeklampsia/faktor-risiko
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1937/pengumpulan-dan-pengelolaan-spesimen-
dahak
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/preeklampsia/prognosis
http://eprints.aiska-
university.ac.id/1980/1/Booklet%20Faktor%20Resiko%20Preeklamsia%20pada%20Ibu%20
Hamil_2.pdf
https://repository.unja.ac.id/21685/4/BAB%20V.pdf
https://id.scribd.com/document/326721945/Macam-diet-dan-indikasi-pemberian-docx
http://scholar.unand.ac.id/11993/2/bab%201%20pendahuluan.pdf