PRE EKLAMSIA
KELOMPOK 7
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TANJUNGPINANG
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai
dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah
minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul
pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes
mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Salah satu penyebab kematian ibu yaitu terjadinya eklamsi dalam persalinan,
eklamsi diawali dengan pre-eklamsi pada kehamilan lanjut terutama pada trimester III.
Kehamilan dengan pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi dengan protein
urine, edema atau keduanya yang terjadi akibat kehamilan setelah 20 minggu atau
kadang timbul lebih awal. Meskipun secara tradisional diagnosis pre eklamsia
memerlukan adanya hipertensikarena kehamilan disertai protein urine atau edema, ada
yang mengatakan bahwa edema pada tangan dan muka sangat sering ditemukan pada
wanita hamil sehingga diagnosa pre eklamsia tidak dapat disingkirkan dengan
tidakadanya edema. Insiden pre eklamsia pada wanita dengan hipertensi
kronik berariasi karena belum ada definisi yang pasti.
Karena dampak pre klamsia ringan sangat signifikan untuk itu ibu harus mampu
mengenali dan mengobati pre eklamsia ringan agar tidak berlanjut pada pre eklamsi
berat lalu ke eklamsi, pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, serta
melakukan diet makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
untuk itu dalam mengurangikejadian dan menurunkan angka kejadian pre eklamsia
ringan dapat menyebabkan kematian. Mengingat kejadian komplikasi pada ibu dan
BBL sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan, pemeriksaan kesehatan saat
hamil dan kehadiran tenaga kesehatan yang terampil pada masa kehamilan menjadi
sangat penting. Pengetahuan masyarakat tentang gejala komplikasi dan tindakan cepat
untuk segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi kunci utama
dalam menurunkan AKI dan dan AKB.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapatkan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pre eklamsia ?
2. Apa etiologi dari pre eklamsia ?
3. Apa saja jenis-jenis pre eklamsia ?
4. Apa saja gejala dari pre eklamsia ?
5. Bagaimana patofisiologi dari pre eklamsia ?
6. Bagaimana protap penanganan pre eklamsia ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka tujuan dalam
penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pre eklamsia
2. Untuk mengetahui etiologi dari pre eklamsia
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pre eklamsia.
4. Untuk mengetahui gejala dari pre eklamsia.
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari pre eklamsia.
6. Untuk mengetahui protap penanganan pre eklamsia.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
referensi, sehingga menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa terkait pokok
bahasan pre eklamasi dan juga dapat memperaktekkan nya di dalam dunia
keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Penyebab pre eklamsia sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, oleh
sebab itu pre eklamsia disebut juga “disease of theory” artinya gangguan kesehatan
yang diasumsikan pada teori. Keadaan ini merupakan tantangan bagi kita agar
senatiasa waspada agar dapat menegakkan diagnosa pre eklamsia sedini mungkin.
Oleh karena itu kita harus waspada apabila menghadapi ibu hamil yang menghidap
faktor berikut yang dapat mempengaruhi terjadinya pre eklamsia.
Beberapa faktor resiko antara lain :
a. Primigrafida, terutama primigrafida tua dan primigrafida muda.
b. Kelompok sosial ekonomi rendah.
c. Hipertensi essesnsial
d. Ginjal kronik.
e. Diabetes mellitus.
f. Polihidramnion.
g. Obesitas.
h. Riwayat pre eklamsia pada kehamilan yang lalu atau pada keluarga.
4
C. Jenis-jenis Pre-eklamsia
Adapaun klasifikasi pre eklamsia dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
sebagai berikut :
1. Pre eklamsia ringan
Pre eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Penyebab
preeklamsi ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai
“maladaptation sundrome” akibat vasospasme general segala akibat. Gejala klinis
pre eklamsia ringan meliputi :
a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau
lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih
dari sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastole 90 mmHg sampai
kurang 110 mmHg.
b. Proteinuri: secara kuantitatif lebih dari 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara
kualitatif positif 2 (+2).
c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
5
D. Tanda dan Gejala Pre eklamsia
1. Hypertensi : gejala yang paling dulu timbul ialah hypertensi yang terjadi selagai
batas diambil tekanan darah 140 mm systolis dan 90 mm diastolis tapi juga
kenaikan systolis 30 mm atau diastolis 15 mm diatas tekanan yang biasa
merupakan pertanda. Tekanan darah dapat mencapai 180/110 mmHg tetapi jarang
menapai 200mmHg. Jika tekanan darah melebihi 200 mmHg maka sebabnya
biasanya hypertensi essentialis.
2. Odema : timbulnya odema didahului oleh tambah berat badan yang berlebihan.
Penambahan berat ½ kg pada seoarang yang hamil dianggap normal, tetapi kalau
mencapai 1 kg seminggu per 3 kg dalam sebulan pre eklamsia harus dicurigai.
Penambahan berat badan tersebut disesbabkan oleh retensi air dalam jaringan dan
kemudian baru odema nya kelihatan.
3. Proteinuria : terjadi karena vasospasmus pembuluh darah ginjal. Proteinuria
biasanya timbul lebih lambat dari hypertensi dan tambah berat.
4. Gejala subjektif :
✓ Sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau odema otak. Jarang
ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan sering terjadi pada kasus-kasus
yang berat. Nyeri sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital dan tidak
sembiuh dengan pemberian analgesic biasa.
✓ Sakit hulu hati dikakarena adanya rengangan selaput hati oleh hemorrhagia
atau odema, bahkan sakit tersebut dapat di akibatkan karena perubahan pada
lambung.
✓ Gangguan pengelihatan. Pengelihatan menjadi kabur, kadang-kadang pasien
bisa mengalami kebutaan. Gangguan ini disebabakan vasospasmus, odema
atau ablation retinae. Perubahan-perubahan ini dapat dilihat dengan
ophthalmoskop.
6
E. Patofisiologi Pre eklamsia
Pada pre eklamsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan
sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia. Wanita dengan
hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai
substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan
vasospasme dan agregasi plantaet. Penumpukan thrombus dan peredaran dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf
lokal dan kejang. Neokronis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dan nekronis hepatoseluler
menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap
kardiovaskular meliputi penurunan volume intravaskular, meningkatnya cardiak
output dan peningkatan tahanan pembuluh karifer. Peningkatan hemolisis
microangiopati menyebabkan anemia dan trombostopeni. Infark plasenta dan
obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian pada
janin dalam rahim. Adapun pengaruh perubahan pada organ-organ sebagai berikut :
1. Perubahan kardiovaskular
Ganguan fungsi kardiovaskular yang parah sering terjadi pada pre eklamsia
dan eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata
dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hypervolemia kehamilan atau
yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intravena,
dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi kedalam ruang ekstravaskular terutam
paru.
2. Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai pre eklamsia dan eklamsia tidak
diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada
penderita pre eklamsia dan eklamsia daripada wanita hamil biasa atau penderita
hipertensi kronik. Penderita pre eklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan
sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi
glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah.
Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada
pre eklamsia.
7
3. Mata
Dapat dijumpai adanya odema dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat
terjadi ablasio yang disebabkan oleh odema intra-okuler dan merupakan salah satu
indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukan
tanda pre eklamsia berat yang mengarah pada eklamsia adalah adanya skotoma,
diplopia, dan amblyopia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah
dalam pusat pengelihatan di korteks serebri atau di dalam rentina.
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia
pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan pendarahan.
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin karena kekurangan
oksigen. Pada pre eklamsia dan eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim
dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
6. Paru-paru
Kematian ibu pada pre eklamsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya
aspirasi pneumonia atau abses paru.
8
F. Protap penanganan Pre eklamsia dan eklamsia
PRE EKLAMSIA
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pre eklamsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi
penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan
masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Pre-eklampsia dalam kehamilan
adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
(akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.
Penyebab terjadinya pre eklamsia sampai saat ini belum dapat diketahui secara
pasti, oleh sebab itu pre eklamsia disebut juga “disease of theory” artinya gangguan
kesehatan yang diasumsikan pada teori. Pre eklamsia terbagi menjadi dua bagian yaitu
pre eklamsia ringan dan pre eklamsia berat. Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan
antara lain hipertensi, odema, proteinuria, serta sakit kepasa, sakit ulu hati dan
gangguan pada pengelihatan.
Patofisiologi pre eklamsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah
organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia,
sehingga berpengaruh pada perubahan kardiovaskular, metabolisme air dan elektrolit,
mata, otak, uterus, serta paru-paru. Adapun protap penanganan pre eklamsia
diantaranya pemeriksaan, dasar diagnosa klinis, konservatif, terapi aktif, seksio
sesarea, dan pengobatan konservatif berhasil.
B. Saran
Demikianlah paparan isi materi yang kami sajikan dalam makalah ini. Semoga
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa apa yang kami tulis dan
kami paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan nya
yang sifatnya membangun. Terimakasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba ida bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidana, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Boidan. Jakarta : EGC.
Mariam siti, makalah pre-eklamsia, 14 april 2013, diakses tanggal 27 juni 2013 , dari,
http://sitimaryamhsb.makalah-pre-eklamsia.html.
Mukhlas, Asep. Pre-eklamsia. From: http://preeklamsia.blogspot.com/2013/07/makalah-
preeklamsia.html, 28 juli 2018.
Nugroho, taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha media.
11