Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)

STASE KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN


(KDPK)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” GESTASI 11 -12 MINGGU


DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI RSUD LUWUK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Preseptor Pembimbing Pendidikan : Rezky Devi Akib, S.ST.M.Keb

Disusun Oleh :

HASNAH
202210073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

i
1
2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................5

B. Tujuan Penulisan ..............................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Hyperemesis Gravidarum.......................................9

1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum.............................................9

2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum.................................................9

3. Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum. .......................................10

4. Tanda dan Gejala Hyperemesis Gravidarum. ...............................11

5. Diagnosa Hyperemesis Gravidarum. ...........................................12

6. Pencegahan Hyperemesis Gravidarum. .......................................12

7. Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum. ...............................13

8. Komplikasi Hyperemesis Gravidarum Pada

Ibu hamil dan Janin....................................................................16

B. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan ........................16

C. Kewenangan Bidan dalam Asuhan Kebidanan .................................17

1. Permenkes Tentang Hypermesis Gravidarum...............................17

2. Standar Kebidanan Tentang Hypermesis Gravidarum .................19

3. Kompetensi Bidan Tentang Hypermesis Gravidarum....................20

BAB III DOKUMENTASI SOAP DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Subjectif (S) ..................................................................................22

B. Objektif (O) ...................................................................................23

C. Assestment (A) ..............................................................................23

D. Planning ....,..................................................................................23

E. Rencana tindak lanjut ..................................................................24

iii 3
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................25

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................30

B. Saran ...........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................32

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar wanita hamil memiliki derajat emesis yang berbeda-

beda pada saat hamil, ada yang tidak mengalami keluhan apapun dalam

kehamilannya dan ada juga yang merasakan mual,bahkan hingga

merasakan mual dan muntah yang berlebihan yang biasanya sering terjadi

pada trimester pertama bahkan sampai 16 minggu umur kehamilannya

sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari d bahkan dapat

membahayakan hidup ibu hamil.

Mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut Morning

Sickness. Dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil dan merupakan

fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan biasanya bersifat ingin

dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi

individu. Meskipun kondisi ini biasanya berhenti pada trimester pertama

namun gejalanya dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi,

penurunan berat badan, serta ketidakseimbangan elektrolit (Ratna Dewi

Pudiastuti, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO) dari data yang

dikeluarkan memperkirakan bahwa sedikitnya 790.000 ibu hamil yang

mengalami Hyperemesis Gravidarum 10-14% dari jumlah ibu hamil pada

tahun 2012 (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id.co)

Berdasarkan data SDKI tahun 2012 tercatat jumlah ibu hamil rata-

rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 10.000 kelahiran

hidup. Dimana salah salah satu komplikasi kehamilanyang mempengaruhi

status kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin adalah Hyperemesis

Gravidarum. Gejala mual dan muntah 91% terjadi pada trimester dan hanya

3% pada trimester terakhir. Mual dan muntah yang sering dijumpai pada

trimester I sekitar 60- 80% pada primigravida dan 40-60% pada

multigravida. Hyperemesis Gravidarum terjadi berkisar antara 0,3-2% dari


5
1000 kehamilan. Sehingga pemerintah dituntut bekerja keras

menurunkannya hingga mencapai target Millenium Development Goal

(MDG) menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup

(http://antaranewsonline.com)

Salah satu upaya penurunan AKI adalah melakukan pelayanan

antenatal yaitu 6 kali kunjungan. Penyuluhan kepada ibu hamil perlu

dilakukan karena banyak ibu hamil yang tidak mengerti arti pentingnya

pemeriksaan kehamilan, terutama penyuluhan tentang komplikasi sebagai

akibat langsung kehamilan yang merupakan hal patologis yaitu salah

satunya adalah ”Hyperemesis Gravidarum” yang dapat mempengaruhi

keadaan ibu dan bayi bahkan dapat pula menyebabkan kematian ibu.

Diharapkan dengan penerapan asuhan kebidanan yang baik maka

komplikasi-kompliksi yang terjadi pada ibu maupun janinnya dapat

dideteksi lebih dini agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman yang

pada akhirnya dapat lahir seorang bayi yang sehat dengan kondisi ibu yang

sehat (Ina Kuswanti. 2014).

Berdasarkan data mengenai Hyperemesis Gravidarum untuk

Daerah Sulewesi Selatan hasil laporan pada tahun 2015 jumlah ibu hamil

sebanyak 2.203 dan 543 ibu hamil sekitar 24,65% yang mengalami

Hyperemesis Gravidarum (http://www.kesehatanibu. depkes.go.id.com)

Pada umumnya ibu hamil mengalami keadaan ini. Meskipun

demikian, gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4

bulan. Di mana pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan

umum menjadi buruk karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan

HCG dalam serum (Erni Nur Rahmawati, 2011).

Penyebab Hyperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.

tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak

ditemukan kelainan biokimia perubahan-perubahan anatomi pada otak,

jantung hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta

zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum (Erni

Nur Rahmawati, 2011).


6
Berdasarkan latar belakang serta kasus yang ada maka penulis

mengangkat kasus ini CBD yang berjudul “Hyperemesis Gravidarum Tingkat

I Pada Ny ”Y’’ Gestasi 11-12 di RSUD Luwuk ”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care

dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat I Pada Ny ”Y’’ Gestasi 11-12

minggu di RSUD Luwuk ” dengan mengunakan 7 langkah varney

dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan penulis mampu

1) Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ny “ Y “Gestasi 11-12

minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat di RSUD

Luwuk

2) Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk

menegakkan diagnosa/masalah aktual pada Ny “ Y “Gestasi 11-

12 minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat I di RSUD

Luwuk

3) Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk

menegakkan diagnosa/masalah potensial pada Ny ” Y ’’ Gestasi

11-12 minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat I di

RSUD Luwuk

4) Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny “ Y

“Gestasi 11-12 minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat

I di RSUD Luwuk

5) Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”Y’’

Gestasi 11-12 minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat I

di RSUD Luwuk

6) Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”Y’’

Gestasi 11-12 minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat I

di RSUD Luwuk.
7
7) Dapat mengevaluasi Manajemen Asuhan Kebidanan yang telah

dilaksanakan pada Ny “ Y “Gestasi 11-12 minggu dengan

Gravidarum Tingkat I di RSUD Luwuk

b. Penulis mampu menganalisi kesenjangan antara teori dan kasus

yang ada di lapangan termaksud faktor yang mendukung dan

menghambat.

c. Penulis mampu untuk memberikan rencan tindakan untuk

pemecahannya masalah kasus yang ada.

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Hyperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum

a) Hyperemesis Gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau

tidak terkendali selama masa kehamilan, yang menyebabkan

dehidrasi, ketidakseimbangan eletrolit, atau defisiensi nutrisi atau

kehilangan berat badan (Erni Nur Rahmawati, 2011).

b) Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang timbul

kurang dari 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir pada ibu

hamil yang disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen

dan HCG dalam serum, dimana satu diantara seribu kehamilan

gejala-gejala ini menjadi berat dan menyebabkan keadaan umum

menjadi buruk (Ina Kuswanti, 2014).

c) Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga

menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari hingga berat badan

sangat turun, turgor kulit kurang, diurase kurang dan timbul

aceton dalam air kencing sehingga memerlukan perawatan (Ratna

Dewi Pudiastuti, 2012).

Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan

bahwa Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang

terjadi pada ibu hamil yang berlebihan disebabkan karena

meningkatnya hormon estrogen dan HCG. Dan ini sering dijumpai

pada kehamilan pada trimester I setelah haid terakhir yang

menyebabkan dehidrasi sehingga dapat memperburuk keadaan ibu

dan janin

2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum

Penyebab Hyperemesis Gravidarum belum diketahui secara

pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor

toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia perubahan-perubahan


9
anatomi pada otak, jantung hati dan susunan saraf disebabkan oleh

kekurangan vitamin (Eni Nur Rahmawati, 2011).

Beberapa faktor lain yang dikemukakan yang menyebabkan

Hyperemesis Gravidarum yaitu :

a. Adanya faktor predisposisi yaitu primigravida, mola hidatidosa, dan

kehamilan ganda, dimana pada keadaan tersebut hormon khorionik

gonodotropin terbentuk.

b. Masuknya villi khorialis ke dalam sirkulasi darah maternal.

c. Faktor elergi.

d. Faktor psikologis, seperti ketidakharmonisan dalam rumah tangga,

kehamilan yang tidak diinginkan, kehilangan pekerjaan, takut

untuk hamil, yang dapat mengakibatkan konflik mental sehingga

dapat memperberat mual dan muntah (Ina Kuswanti, 2014)

3. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen,

oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh

fisiologi hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem

saraf pusat. Berkurangnya penyesuaian terjadi pada kebanyakan

wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat

berlangsung berbulan-bulan (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011).

Hyperemesis Gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena

oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan

tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton

dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan

cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah

turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

10
jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.

Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya

ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang

lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang

sulit dipatahkan( Erni Nur Rahmawai, 2011).

4. Tanda dan Gejala Hyperemesis Gravidarum (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011)

Tanda dan gejala Hyperemesis Gravidarum, menurut berat

ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :

a). Tingkat I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita sehingga menimbulkan dehidrasi , ibu merasa lemah,

nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada

epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan

darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan

mata cekung.

b). Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih

berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan

cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat

badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah,

hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Aseton dapat tercium

dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas

dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

c). Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran

menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu

badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat

terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati

Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini

adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin

11
B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.

5. Diagnosa Hyperemesis Gravidarum

Diagnosa Hyperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus

ditentukan adanya kehamilan mudah dan muntah yang terus

menerus, hingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian

harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonevritis,

hepatitis, ulkusventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula

memberikan gejala muntah. Hyperemesis Gravidarum yang terus

menerus dapat menyebabkan kekurangan makan yang dapat

mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu

segera diberikan (Eni Nur Rahmawati, 2011)

6. Pencegahan Hyperemesis Gravidarum (Eni Nur Rahmawati, 2011).

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi

Hyperemesis Gravidarum dengan :

a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologik.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan 4 bulan.

c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tapi sering.

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari

tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit

dengan dengan teh hangat.

e. Makanan berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat

dingin.

g. Defekasi teratur.

h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting

dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

12
7. Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum

Penatalaksanaan pada ibu dengan Hyperemesis Gravidarum

dimulai dengan (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011) :

a. Pencegahan

Dilakukan dengan jalan memberikan penerangan tentang

kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,

memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan bulan berikutnya, menganjurkan untuk

mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah

kecil tetapi lebih sering.

b.Obat-obatan

1) Sedativa : Phenobartbital.

2) Vitamin : vitamin B1 dan B6.

3) Anti histamin : dramamin, avomin.

4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : disiklomin hidro-

khloride.

c. Isolasi

Penderita dibiarkan sendiri dalam kamar yang tenang cahaya

dan peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang

boleh keluar masuk sampai muntah berhenti dan pasien mau

makan.

d. Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan dengan menghilangkan rasa takut karena kehamilan

serta mengurangi pekerjaan dan masalah/konflik yang dialami.

e. Cairan Parenteral (jika ibu dirawat di rumah sakit dan atas

instruksi Dokter)

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan

protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3

13
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin,

khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada

kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra

vena.

f. Penghentian kehamilan

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan

psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,

kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam

keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri

kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur

kandung diantaranya:

1) Gangguan kejiwaan : Delirium, apatis, nsomnolenn sampai koma,

terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle.

2) Gangguan penglihatan : Pendarahan retina, kemunduran

penglihatan.

3) Gangguan faal : Hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk

anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat,

tekanan darah menurun .

g. Diet

Diet Hyperemesis Gravidarum mempunyai tujuan yaitu:

1) Diet Hyperemesis Gravidarum berfungsi untuk mengganti

persediaan glikogen tubuh.

2) Mengontrol asidosis dan secara berangsur akan diberikan

makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

Diet Hyperemesis Gravidarum memiliki beberapa syarat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi

total.

b) Lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total.

c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering.


14
e) Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7

- 10 gelas/hari.

f) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran

pencernaan dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

g) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian

dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam

hari.

h) Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam

porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

gizi klien.

Ada 3 macam diet Hyperemesis Gravidarum (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011)

yaitu :

1) Diet Hyperemesis I

Diet Hyperemesis I diberikan kepada pasien dengan

Hyperemesis Gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti

kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-

buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam

sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di

dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.

2) Diet Hyperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah

berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan

memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman

tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan

makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan

gizi kecuali kebutuhan energi.

3) Diet Hyperemesis III

Diet Hyperemesis III diberikan kepada pasien Hyperemesis

Gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan

minuman boleh diberikan bersama makanan.

15
Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan

semua zat gizi. Makanan yang dianjurkan untuk diet Hyperemesis I,

II, dan III adalah : Roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan

sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh

dan kopi encer. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet

Hyperemesis I, II, II adalah makanan yang umumnya merangsang

saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang

mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan

(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

8. Komplikasi Hypermesis Gravidarum pada Ibu dan Janin (Ai Yeyeh

Rukiyah, 2011)

a. Bagi Wanita Hamil

Hyperemesis Gravidarum dapat menyebabkan komplikasi

selama kehamilan pada organ tubuh, diantaranya kelainan organ

hepar, jantung, otak dan ginjal. Adapun kelainan organ pada hepar

menyebabkan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis; pada

jantung menyebabkan jantungatrofi, kecil dan biasa; pada otak

menyebabkan perdarahan bercak dan pada ginjal menyebabkan pucat,

degenerasi lemak pada tubuli kontroli.

b. Bagi Janin

Bayi dari wanita dengan Hyperemesis berat yang mendapatkan

kurang dari 7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir

rendah, kecil untuk usia kehamilan, dan lahir sebelum usia kehamilan

37 minggu. Sebaliknya, bayi dari wanita dengan Hyperemesis yang

memiliki keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul mirip

sebagai bayi dari kehamilan tanpa komplikasi. Tidak ada jangka

panjang tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak dari ibu

Hyperemesis.

B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan yang biasa disebut dengan

16
SOAP adalah cara mencatat informasi tentang pasien yang berhubungan

dengan masalah pasien yang terdapat pada catatan kehamilan. Adapun

konsep SOAP sebagai berikut (Vivan Nanny Lia Dewi, 2014).

a. S (Subjektif)

Catatan yang berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

hubungannya dengan diagnosis dan mengambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis

sebagai langkah 1 Varney.

b. O (Objektif)

Data yang memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosis, data fisiologi, hasil observasi yang

jujur, informasi kajian teknologi dapat digolongkan dalam kategori ini

dan mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien.

c. A (Assesment/analisa)

Masalah atau diagnosis yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif dan objektif yang dikumpulkan dapat disimpulkan.

Menegakan diagnose kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan

dalam upaya menanggulangi rencana keselamatan pasien/klien dan

mengambarkan pendokumentasian sebagai langkah 2, 3, dan 4.

d. P (Planning/perencanaan)

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang ini

untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau

menjaga dan mempertahankan kesejahteraannya guna untuk

memecahkan masalah pasien dan mengambarkan pendokumentasian

dan tindakan evaluasi perencanaan berdasarkan assestment langkah

5, 6, dan 7 Varney (Ari Sulistyawati, 2012).

C. Kewenangan Bidan Dalam Asuhan Kebidanan

1. Permenkes

17
Pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di

Indonesia, dalam kasus hamil dengan Hyperemesis Gravidarum, bidan

memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam Permenkes

RI/No.900/Menkes/SK/VII/2002 Bab V pasal 14 dan 16 tentang

registrasi dan praktek bidan. Dalam kasus ini pengelolaan kasus

hamil dengan Hyperemesis Gravidarum sesuai dengan pasal 14 dan

16. Praktik Kebidanan Pasal 14Bidan dalam menjalankan prakteknya

berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :

a. Pelayanan kebidanan Pasal 14.

Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a

ditujukan kepada ibu dan anak yaitu :

1) Penyuluhan dan konseling.

2) Pemeriksaan fisik.

3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.

4) Pertolongan persalinan normal.

5) Pelayanan ibu nifas normal.

6) Pemeriksaan bayi baru lahir.

7) Perawatan tali pusat.

8) Perawatan bayi.

9) Resusitasi pada bayi baru lahir.

10) Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas

pemerintah.

11) Pemberian penyuluhan serta pelayanan kepada ibu diberikan pada

masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, menyusui, dan masa antara (periode interval).

b. Praktik Kebidanan Pasal 16

Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi

1) Penyuluhan dan konseling.

2) Pemeriksaan fisik

3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.

18
4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil

dengan abortus iminens, Hyperemesis Gravidarum tingkat 1,

preeklamsi ringan, anemia ringan.

5) Pertolongan persalinan.

6) Pertolongan persalinan yang mencakup letak sungsang, partus

macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi,

perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena

inersia uteri primer, postterem, dan preterm.

7) Pelayanan ibu nifas normal.

8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta,

renjatan dan infeksi ringan.

9) Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi

keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid

(KEPMENKES RI NO 900 pasal 14dan 16).

2. Standar Pelayanan Kebidanan yang Berkaitan dengan Hypermesis

Gravidarum

Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal

Tujuannya :

a. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini

komplikasi kehamilan.

b. Bidan memberikan sedikitnya 6 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

normal

c. Bidan juga mengenal kehamilan resti/kelainan khususnya anemia,

kurang gizi, Hyperemesis Gravidarum, hipertensi, PMS/infeksi HIV

dengan memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan

kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.

d. Ibu hamil mendapat pelayanan antenatal minimal 6 kali selama

kehamilan.

19
e. Meningkatkan pemamfaatan jasa bidan oleh masyarakat dengan

deteksi dini dan komplikasi kehamilan

f. Ibu hamil, suami, dan keluarga beserta masyarakat mengetahui tanda

bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.

g. Mengurus transformasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi

kegawatdaruratan(Nurul Hidayatullah,2013).

3. Kompetensi Bidan yang Berkaitan dengan Hyperemesis Gravidarum

Kompetensi ke 3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi

untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi

deteksi dini, pengobatan, atau rujukan (Ari Sulistyawati, 2012):

a. Pengetahuan Dasar .

1) Tanda tanda dan gejala kehamilan.

2) Mendiagnosa kehamilan

3) Perkembangan normal kehamilan.

4) Komponen riwayat kesehatan.

5) Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.

6) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran

dan atau tinggi fundus uteri.

7) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, Hyperemesis

Gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus iminens, mola

hydaticlosa dan komplikasinya dengan kehamilan ganda, kelainan

letak serta pre eklampsia.

8) Nilai normal dari pemeriksaan laboratoriurn seperti haemogiobin

dalam darah, test gula, protein, aceton dan bakteri dalam urine.

9) Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,

ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang

diharapkan.

10) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak

kehamilan terhadap keluarga.

20
11) Penyuluhan dalam kehamilan : perubahan fisik, perawatan buah

dada, ketidaknyamanan, kebersihan, seksualias, nutrisi, pekerjaan

dan aktifitas (senam hamil).

12) Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

13) Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.

14) Pertumbuhan dan perkembangan janin.

15) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.

b. Keterampilan Dasar

1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

menganalisanya pada setiap kunjungan atau pemeriksaan ibu

hamil.

2) Melakukan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.

3) Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk

pengukuran tinggi fundus uteri atau posisi atau presentasi dan

penurunan janin..

4) Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan

pertumbuhan janin.

5) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan

komplikasi kehamilan.

6) Memberikan penyuluhan pada klien atau keluarga mengenai tanda

tanda berbahaya dan serta bagaimana menghubungi bidan.

7) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,

Hyperemesis Gravidarum tingkat 1, abortus iminens dan pre

eklamsi ringan.

21
BAB III

DOKUMENTASI SOAP DAN RENCANA TINDAK LANJUT


STASE KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN
DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
PADA NY “ Y “ GESTASI 11-12 minggu
DI RSUD LUWUK

No. Register : 19 XX XX

Tanggal Masuk : 5/1/2023 Jam 09.15 Wita.

Tanggal Pengkajian : 6/1/2023 Jam 09.30 Wita.

1. Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny.” Y “ / Tn.”S”

Umur : 20 Tahun / 28 Tahun

Nikah / Lamanya : 1 kali / + 11 Tahun

Suku : Jawa / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Tintingan

A. Data Subjektif

1. Hamil Pertama dan tidak pernah keguguran.

2. Hari pertama Haid terakhir tanggal 18 Oktober 2022

3. Umur kehamilan sekitar 3 bulan.

4. Ibu belum merasakan pergerakan janin.Ibu mengeluh setiap habis

makan, makanan yang dimasukkan selalu dimuntahkan,

karakteristik muntah yaitu makanan campur lendir berwarna kuning.

5. Selama hamil nafsu makan ibu kurang baik dari biasanya .

6. Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati dan mengeluh pusing, serta

merasa sangat lemas.

7. BB sebelum hamil 55 kg, BB sekarang 52 kg maka ibu mengalami

penurunan berat badan sebanyak 3 kg.

22
8. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya.

9. Ibu mengatakan sering buang air kecil.

B. Data Objektif

1. Ibu tampak lemah, kesadaran composmentis.

2. BB sebelum hamil 55 kg, BB sekarang 52 kg.

3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan Darah : 90/60 mmHg.

b. Nadi : 100 x /menit.

c. Suhu : 36,5 0C.

d. Pernapasan : 22 x /menit

4. Bibir dan lidah tampak kering

5. Konjungtiva merah muda, mata tampak cekung dan sklera tidak

ikterus.

6. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid, dan vena

jugularis.

7. Pada palpasi belum teraba bagian-bagian janin.

C. Assesment

Ny Y , GIIl PII A0, Gestasi 11-12 minggu dengan Hyperemesis Gravidarum

Tingkat I.

D. Planning

1. Mengobservasi keadaan mual dan muntah.

Hasil : Ibu tidak muntah selama pengkajian.

2. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

a. Tekanan Darah : 90/60 mmHg.

b. Nadi : 100 x /menit.

c. Suhu : 36,5 0C.

d. Pernapasan : 22 x /menit

e. Umur kehamilan : 11 Minggu 3 hari.

Hasil : Keadaan umum ibu nampak lemah.

23
3. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan-perubahan yang terjadi

dalam kehamilan seperti peningkatan hormon estrogen dan HCG yang

menyebabkan mual dan muntah yang berlebihan.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi makanan yang banyak

mengandung zat besi seperti sayur-sayuran yang berwarna hijau,

serta makanan yang berserat seperti buah-buahan.

5. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang 1 – 2 jam

dan tidur malam 7 – 8 jam.

7. Menganjurkan ibu untuk rutin mengkomsumsi obat yang telah

diresepkan oleh dokter sesuai dengan dosis yang diberikan.

E. RENCANA TINDAK LANJUT :

1. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya dalam kehamilan dan

menganjurkan untuk segera kepelayaan kesehatan, jika terdapat

salah satu tanda bahaya kehamilan.

a.Sakit kepala yang menetap

b.Penglihatan Kabur

c. Oedema pada tungkai dan wajah

d. Mual muntah berlebihan

e.Nyeri perut yang hebat

f. Pergerakan janin yang menurun

g.Perdarahan pervaginam

h.Demam

i. Kejang

j. Keluar cairan dari vagina

2. Menjelaskan tentang pentingnya zat gizi bagi ibu dan janin terutama

pada saat kehamilan.

3. Mengingatkan Ibu untuk kembali memeriksakan kehamilan 1 bulan

berikutnya atau jika ada keluhan dipelayanan kesehatan terdekat

24
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi

antara tinjauan teori dengan tinjauan dalam kasus Hypermesis Gravidarum

Tingkat I pada Ny “ Y “ Gestasi 11-12 minggu dengan di RSUD Luwuk

dengan teori yang ada menurut langkah-langkah dalam bentuk SOAP.

A. Langkah I. Pengumpulan dan Analisa Data Dasar

Dalam pengkajian dimulai dari pengumpulan data berupa anamnesa

serta data-data yang dapat ditemukan saat melakukan anamnese yang

dapat mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah dilakukan

anamnese dilakukan pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi kemudian pemeriksaan laboratorium untuk mendukung

hasil pemeriksaan.

Dalam tinjauan pustaka ibu hamil dikatakan mengalami

hyperemesis gravidarum Tingkat I bila mengalami keluhan-keluhan

sebagai berikut : Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan

umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan

menurun, nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100 kali per

menit, tekanan darah menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering

dan mata cekung (Ai Yeyeh Rukiyah,2011).

Pada tinjauan kasus yaitu melalui pengkajian pada anamnese dan

pemeriksaan fisik ditemukan : Ibu mengeluh mual dan muntah setiap

kali makan, mengeluh nyeri ulu hati dan tidak ada nafsu makan sejak

sering muntah, berat badan sekarang 52 kg sedangkan berat badan ibu

sebelum hamil 55 kg, Turgor kulit jelek, bibir dan lidah tampak kering,

konjungtiva merah muda, mata tampak cekung dan sklera tidak ikterus,

dan tanda-tanda vital dengan tekanan darah 90/60mmHg, pernapasan

22 x /menit, nadi 100 x /menit, suhu 36,50C. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

25
B. Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah kebidanan

berdasarkan interpensi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpul diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita

yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian (Vivan

Nanny Lia Dewi, 2014).

Dari data hasil pengkajian pada Ny” Y “ didaptkan haid terakhir

tanggal 06 Januari 2023 dengan keluhan Ibu mengeluh mual dan

muntah setiap kalimakan, mengeluh nyeri ulu hati dan tidak ada nafsu

makan sejak sering muntah, ibu nampak lemah, berat badan turun ,

Turgor kulit jelek, bibir dan lidah tampak kering, konjungtiva merah

muda, mata tampak cekung dan sklera tidak ikterus maka penulis

merumuskan diagnosa aktual yaitu Glll Pll A0, gestasi 11 -12 Minggu,

Hyperemesis Gravidarum Tingkat I dan gangguan keseimbangan cairan.

Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus

pada Ny.” Y “ secara garis besar tidak ada kesenjangan dalam diagnosa

aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan dalam memberikan

tindakan selanjutnya.

C. Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Langkah ini dalam proses manajemen kebidanan merupakan

antisipasi terjadinya masalah sehingga hal tersebut tidak berlanjut

menjadi masalah yang memerlukan penanganan yang serius

Dalam tinjauan pustaka dijelaskan bahwa jika mual dan muntah

tidak ditangani akan mempengaruhi keadaan umum penderita, turgor

kulit lebih mengering, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik

yang merupakan tanda Hyperemesis Gravidarum Tingkat II sehingga

penulis mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial terjadinya

Hypermesis Gravidarum tingkat II (Ina Kuswanti, 2014).

26
Dengan demikian pada tahap ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara tinjauan kasus dengan studi kasus pada Ny” Y “ di

RSUD Luwuk

D. Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi

Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa beberapa data mungkin

mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak

segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan janinnya. Situasi

lainnya juga bisa saja tidak memerlukan kegawatan tetapi memerlukan

konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

Pada kasus Ny” Y “ tidak ada data yang mendukung untuk

dilakukan tindakan segera/emergency sehingga penulis tidak

menemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan studi kasus

pada Ny” Y “ di RSUD Luwuk

E. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Dalam membuat perencanaan penulis melakukan sesuai data yang

diperoleh dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan ibu.

Penetapan tujuan dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam suatu

tindakan.

Dalam tinjauan pustaka penanganan yang diberikan pada pasien

Hyperemesis Gravidarum yaitu berupa pencegahan dengan memberikan

informasi dan edukasi tentang kehamilan, istirahat yang cukup, anjuran

makan dalam porsi kecil tapi sering, makan roti kering atau biscuit

dengan minuman teh manis, terapi obat dan terapi psikologik (Eni Nur

Rahmawati, 2011).

Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan pada Ny” Y “ Gestasi 11-

12 Minggu dengan Hypermesis Gravidarum Tingkat I di RSUD Luwuk

adalah :

1. Mengobservasi keadaan mual dan muntah.

2. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu kehamilan normal dan

keadaan ibu lemah.

27
3. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan-perubahan yang terjadi

dalam kehamilan yang menyebabkan mual dan muntah yang

berlebihan.

4. Menjelaskan tentang pentingnya zat gizi bagi ibu dan janin.

5. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering.

6. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada trimester I.

7. Pendarahan pervaginam.

8. Ketuban pecah dini.

9. Nyeri perut berlebihan.

10. Janin berhenti bergerak.

11. Sakit kepala yang hebat.

12. Mengingatkan Ibu untuk kembali memeriksakan kehamilan 1 bulan

berikutnya atau jika ada keluhan dipelayanan kesehatan terdekat.

Dari rencana tindakan diatas secara garis besar menunjukkan adanya

kesamaan antara tinjauan pustaka dengan studi kasus pada Ny” Y “ di di

RSUD Luwuk .

F. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan pustaka dijelaskan rencana asuhan menyeluruh yang

direncanakan dilaksanakan secara efisien dan aman, dengan

menyesuaikan kondisi, keadaan dan kebutuhan ibu dan menjelaskan

apa yang dilakukan sehingga ibu dan keluarganya dapat membantu dan

berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Rencana tindakan

yang sudah dibuat pada Ny “ Y “ sudah dilaksanakan seluruhnya di di

RSUD Luwuk Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan penulis tidak

menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan

penerimaan yang baik dari klien dan keluarga serta dukungan,

bimbingan dan arahan dari pembimbing di lahan praktek.

G. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan

yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan

28
klien dengan berpedoman pada masalah dan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Hyperemesis gravidarum Tingkat I teratasi yang ditandai :

a. Mual dan muntah sudah berhenti.

b. Nafsu makan membaik.

c. Nyeri epigastrium berkurang/hilang

d. Konjungtiva tidak pucat dan mata tidak cekung

e. Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.

Dengan melihat hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada

kasus Ny “ Y “ telah tecapai sesuai dengan yang di harapkan karena

kehamilannya dapat berlangsung normal dengan TFU sesuai umur

kehamilan serta keluhan-keluhan yang mempengaruhi keadaan umum

penderita dapat teratasi.

29
BAB V

PENUTUP

Setelah menguraikan dan menguraikan kasus Ny” Y “ Gestasi 11-12

Minggu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat l di RSUDLuwuk Maka

dalam bab ini menarik kesimpulan dan saran :

A. Kesimpulan

1. Pengkajian dan analisa data pada Ny” Y “ dapat dilaksanakan dengan

baik karena bantuan klien yang kooperatif. Sehingga semua masalah-

masalah dapat terdeteksi secara dini dan tidak berlanjut kemasalah

yang lebih berat.

2. Diagnose atau masalah aktual pada Ny “ Y “ adalah Glll PII A0, Gestasi

11-12 minggu dengan Hypermesis Gravidarum tingkat 1, gangguan

keseimbangan elektrolit.

3. Diagnose atau masalah potensial pada Ny “ Y “ adalah potensial

terjadinya Hyperemesis Gravidarum tingkat II.

4. Perencanaan asuhan kebidanan disesuaikan dengan penanganan

Hyperemesis Gravidarum tingkat I.

5. Pelaksanaan asuhan kebidanan secara keseluruhan sesuai dengan

rencana yang telah disusun.

6. Evaluasi hasil asuhan kebidanan sudah berhasil secara keseluruhan,

karena Hyperemesis Gravidarum tingkat I sudah teratasi.

7. Hasil Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap

tahap dari proses manajemen kebidanan, karena hal ini merupakan

bukti pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan kebidanan yang

telah diberikan terhadap klien.

B. Saran-Saran

1. Bagi Ibu Hamil

a. Diharapkan ibu hamil rajin memeriksakan diri selama hamil dan

30
bersedia melaksanakan nasehat serta aturan yang diberikan oleh

petugas kesehatan.

b. Membiasakan diri mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi

tinggi sehingga kebutuhan ibu dan janin dapat terpenuhi selama

kehamilan.

2. Bagi Petugas Kesehatan

a. Senantiasa memberikan informasi kepada ibu hamil dan keluarga

tentang kehamilannya dan pendidikan kesehatan yang penting agar

kehamilan dapat berlangsung normal

b. Dalam melakukan pelayanan terhadap ibu hamil sebaiknya

menggunakan proses asuhan kebidanan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan.

c. Mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan sebagai

pembuktian pertanggung jawaban petugas kesehatan terhadap

asuhan yang diberikan.

3. Saran bagi Institusi Pendidikan

Diharapakan setiap institusi pendidikan dapat meningkatkan dan

mengembangkan metode pelaksanaan menajemen asuhan kebidanan

dalam memecahkan masalah kebidanan. Mengingat metode tersebut

sangat bermamfaat dalam membina petugas kesehatan guna

menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan profesional.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiyah, 2011”Asuhan Kebidanan 4 (Patologi)” Salemba medika,

Jakarta

Ai Yeyeh Rukiyah, 2012, Asuhan Keperawatan Fisiologi dan Patologi, Nuha

Medika, Jakarta.

Ari Sulistyawati, 2012 “Asuhan Kebidanan pada Masalah kehamilan”,

Salemba Medika, Jakarta

Depkes RI, 2015. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id.com

Erni Nur Rahmawati, 2011 “Ilmu Praktis Kebidanan Praktis”, Fitramaya,

Jakarta.

FK. Unpad, 2012, Obstetri, FK. Unpad, Bandung

Ina Kuswanti. 2014 “Perawatan Ibu Hamil Cet.3 “ Fitramaya, Yokyakarta.

Ratna Dewi Pudiastuti, 2012”Asuhan kebidanan pada ibu normal dan

patologi” Nuda Melika, Yogjakarta.

Rahmat Fauzi Hidayatullah, 2012. http://antaranewsonline.com’

Sarwono Prawirohardjo, 2014 “Ilmu Kebidanan” EKG , Jakarta

Sunarti,2013 “Asuhan Kehamilan” In Media, Jakarta

Vivan Nanny Lia Dewi, 2014 “Asuhan Kebidanan Patologis”, Salemba

Medika, Jakarta

32

Anda mungkin juga menyukai