HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT I
Disusun oleh
NIM : PO7124120009
PRODI : D3 KEBIDANAN
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul KONSELING ASUHAN KEBIDANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
saya, pada mata kuliah KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang KONSELING
ASUHAN KEBIDANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM bagi para pembaca dan
juga penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
A. Simpulan.............................................................................................. 11
B. Saran.................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan
disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi
tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya(Sarwono, 2006: 22).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian
obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect
obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian obstetrik langsung disebabkan
oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya. Di negara-negara sedang
berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus. Kematian
tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis,
anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum. (Sarwono, 2006: 22)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-
perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida,
mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor
organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik,
faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya.
Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual
biasanya terjadi pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama
kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih
mengalaminya hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009)
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri,
salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan
yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan
dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi
mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena
masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang
dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan
mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat
kesehatan ibu dan anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Hiperemesis Gradidarum?
2. Apa saja faktor penyebab Hiperemesis Gravidarum?
3. Bagaimana bentuk patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
4. Bagaimana Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa saja diagnosis dari Hiperemesis Grvidarum?
6. Bagaimana bentuk komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum?
7. Bagimana cara penanganan Hiperemesis Gravidarum?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian Hiperemesis Gradidarum.
2. Mengetahui apa saja faktor penyebab Hiperemesis Gravidarum.
3. Mengetahui bagaimana bentuk patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum.
4. Mengetahui bagaimana Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum.
5. Mengetahui apa saja diagnosis dari Hiperemesis Grvidarum.
6. Mengetahui bagaimana bentuk komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum.
7. Mengetahui bagimana cara penanganan Hiperemesis Gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Patofisiologi
Diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan
dehidrasi, tekanan darah turun, dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke
jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2.
Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik
yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat
menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi.
Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital
berikut ini
1. Liver
a. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun.
b. Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus.
c. Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga mmenyebabkan gangguan
fungsi umum.
2. Ginjal
a. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun seperti asam laktat
dan benda keton
b. Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal
c. Diuresis berkurang bahkan dapat anuria
d. Mungkin terjadi albuminuria
3. Sistem saraf pusat
a. Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel
b. Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf
pusat yang menimbulkan kelainan ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus,
gangguan kesadaran dan mental serta diplopia
c. Perdarahan pada retina dapat mengaburkan penglihatan. (Manuaba, 2007)
F. Komplikasi
a) Bagi wanita hamil
Jika tidak diobati, HG dapat menyebabkan
gagal ginjal, mielinolisis pontine pusat, koagulopati, atrofi, Mallory-Weiss sindrom,
hipoglikemia, sakit kuning, kekurangan
gizi, ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum, rhabdomyolysis, deconditioning, avul
sion limpa, dan vasospasms arteri serebral. Depresi merupakan
komplikasi sekunder umum HG. Pada kesempatan langka seorang wanita
dapat meninggal karena hiperemesis; Charlotte Bronte adalah korban diduga penyakit
ini.
b) Bagi janin
Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang dari
7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil untuk usia
kehamilan, dan lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi dari wanita
dengan hiperemesis yang memiliki keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul
mirip sebagai bayi dari kehamilan tanpa komplikasi. Tidak ada jangka panjang
tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak dari ibu hiperemesis.
G. Penanganan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit denagn teh hangat. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,
menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
1. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen.
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah B1 dan
B6. Anti histaminika juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat
diberikan antiemetik, seperti disiklominhidrokhlorid atau khlorpromasin. Penanganan
hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan peredaran udara
yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita, sanpai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak
diberikan makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium, dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi
diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit
pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk memberikan minum dan
dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan di atas, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan
untuk melakukan abortus teraupetik sering sulit diambil, oleh karana itu di satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala
ireversibel pada organ vital. (Wiknjosastro, 2005)
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah
berat) dan terus menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi
mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering.
B. Saran
Saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar lebih memperhatikan
pola makan dan keadaan fisik ibu, dan sran untuk bidan agar dapat meberikan asuhan dan
pandangan tentang Hioeremesis gravudarum dengan cara menginformasikannya kepada
seorang ibu dengan baik, agar kedepannya seorang ibu dapat menjadi ibu yang tidap lagi
menjadi penderita hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA