Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS

GRAVIDARUM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN


NURMALA SARI KOTA JAMBI
TAHUN 2022

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Dewi Sartika
PO 71242220012

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
2022
Lembar Pengesahan

Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan emesis
gravidarum di Praktik Mandiri Bidan Nurmala Sari Kota Jambi Tahun 2022” guna
memenuhi tugas Stase Kehamilan Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi tahun 2022.

Jambi, September 2022

Mengetahui :
Preseptor Akademik Pembimbing Lahan

(Herinawati, M.Keb) (Nurmalasari, STR.Keb)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada ibu
hamil dengan emesis gravidarum di Praktik Mandiri Bidan Nurmala Sari Kota Jambi
Tahun 2022”.
Dalam penyusunan Laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Hj.Suryani, S.Pd,MPH selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi.
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi.
3. Herinawati, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi
4. Rekan-rekan sejawat yang telah memberi banyak masukan dan pengarahan
dalam penyusunan Laporan ini sehingga laporan ini diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta
kritik yang membangun dari Dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga hasil laporan kasus ini dapat memberikan manfaat yang
berguna bagi yang membutuhkannya.

Jambi, Sempteber 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................................ i


Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................................ 4
D. Manfaat ..................................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Kehamilan..................................................................................... 6
B. Manajemen Kebidanan ............................................................................. 27
B. Evidence Based Midwivery....................................................................... 17

BAB III. TINJAUAN KASUS


A. Tinjauan Kasus ........................................................................................ 25

BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM ........................................... 31

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 47
B. Saran ......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Morning sickness (emesis gravidarum) adalah mual dan muntah

selama kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus

berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan

membaik. Mual dan muntah selama kehamilan dapat berupa gejala yang

ringan hingga berat.Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang

timbul setiap saat dan malam hari.Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6 minggu

setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu

(Manuaba, 2016).

World Health Organization (WHO) kejadian emesis gravidarum

mencapai 12,5 % dari jumlah kehamilan di dunia. Mual dan muntah dapat

mengganggu dan membuat ketidakseimbangan cairan pada jaringan ginjal

dan hati menjadi nekrosis. Tinjuan sistematis dari Jewell Daniow di Cina,

mengidentifikasi angka mual antara 70% dan 85% dengan sekitar setengah

dari presentase ini mengalami mual muntah.Sementara itu, kejadian

Hiperemesis Gravidarum juga banyak terjadi terjadi di Asia contohnya di

Pakistan, Turki dan Malaysia. Sementara itu, angka kejadian Hiperemesis

Gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1% sampai 13% dari seluruh

kehamilan. Kejadian emesis gravidarum tidak ada dilaporkan secara rutin

setiap tahunnya, namun, data RSUD Raden Mataher Jambi tahun 2017

menyatakan bahwa sebanyak 5% dari komplikasi kehamilan yang dirawat


adalah karena ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum, dan di RSUD

Chatib Quzwain Sarolangun tercatat 3,4% ibu hamil yang dirawat karena

hiperemesis gravidarum ( Data MR , 2019).

Morning sickness dapat bertambah berat menjadi hyperemesis

gravidarum yang menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum

atau makan, akibatnya tubuh ibu semakin lemah, pucat, dan frekuensi buang

air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi

kental (hemokonsentrasi) yang mengakibatkan peredaran darah melambat

sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayat, 2019).

Data Puskesmas Sarolangun menyatakan bahwa pada tahun 2019

tercatat 19 orang (5,7%) ibu hamil yang datang dirawat karena Morning

sickness, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 11 orang

(3,4%). Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada 10 ibu hamil

dengan Morning sickness diketahui bahwa semua ibu mengalami gejala mual

muntah pada 3 bulan pertama kehamilannya, 4 orang sempat mendapatkan

perawatan di Puskesmas Sarolangun, Setiap wanita hamil akan memiliki

derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa,

tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan

ingin muntah setiap saat (Maulana,2018). Mual dan muntah bisa di cegah

dengan cara farmakologi dan non farmakologi (LeMone & Burke, 2018).

Terapi farmakologi bisa dengan pemberian vitamin B6 dan obat

antiemetik , obat antihistamin misalnya prometazin atau fenotiazin untuk

meringankan mual dan muntah ringan atau mual dan muntah berat. Namun
penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu,

kehamilan maupun bayi. Untuk itu pengobatan Non farmakologi salah satu

pengobatan alternatif untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan

(Kia,et al,2014).

Terapi non farmakologi yang dapat di lakukan untuk mengatasi mual

dan muntah pada kehamilan adalah dengan perubahan diet, pengobatan

herbal, akupresur, akupuntur, refleksologi, osteopati, homeopati, hipnoterapi

dan aromaterapi. Untuk itu sebaiknya dalam mengurangi mual muntah ibu

hamil menggunakan terapi komplementer antara lain dengan buah-buahan

dan tanaman herbal atau tradisional yang bisa dilakukan dengan mudah

dirumah (Kia,et al,2014).

Terapi komplementer dengan menggunakan tanaman herbal yang bisa

digunakan untuk mengurangi mual muntah selama kehamilan yaitu

buahKapulaga, karena buah kapulaga merupakan salah satu pilihan

terapi herbal lain nya yang efektif dalam mengatasi mual dan muntah

(morning sickness) selama kehamilan. Di dalam buah kapulaga terdapat

minyak atsiri dengan komposisi sineol, terpineol, borneol. Kadar sineol

dalam buah lebih kurang 12% (Sinaga, 2018)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan

yang ada maka dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana Asuhan

Kebidanan ibu hamil pada Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan

12 minggu dengan Emesis Gravidarum di Praktik Mandiri Bidan


Nurmala Sari dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

7 langkah Varney.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.E G1P0A0

umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan Emesis

Gravidarum di Praktik Mandiri Bidan Nurmala Sari dengan

menggunakan manajemen pendekatan 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan penulis mampu :

1. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil pada Ny.E G1P0A0

umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan Emesis

Gravidarum

2. Menginterpretasikan data serta merumuskan diagnosa

kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil pada Ny.E

G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan

Emesis Gravidarum

3. Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil pada Ny.E

G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan

Emesis Gravidarum

4. Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil pada

Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu

dengan Emesis Gravidarum


5. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan

pengkajian pada ibu hamil pada Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun

umur kehamilan 12 minggu dengan Emesis Gravidarum

6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil pada

Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu

dengan Emesis Gravidarum

7. Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada ibu

hamil pada Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan 12

minggu dengan Emesis Gravidarum

b. Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan

praktek pada ibu hamil pada Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun umur

kehamilan 12 minggu dengan Emesis Gravidarum

c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap

kesenjangan antara teori dan praktek pada ibu hamil pada Ny.E

G1P0A0 umur 21 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan

Emesis Gravidarum

D. Manfaat Laporan Kasus

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang

penatalaksanaan asuhan kebidanan serta dapat menerapkan teori dan

praktek kebidanan pada kasus ibu hamil dengan emesis

gravidarum.
2. Bagi Profesi

Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih

memperhatikan dan meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai

standar asuhan kebidanan khususnya pada kasus ibu hamil dengan

emesis gravidarum.

3. Bagi Institusi

a. Praktik Mandiri Bidan

Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.

b. Pendidikan

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan

diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya tentang ibu hamil dengan emesis gravidarum


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

1) Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan

(Manuaba, 2017).

2) Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai dengan

lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Prawirohardjo, 2017)

b. Tanda-tanda Kehamilan

1) Tanda-tanda kemungkinan hamil

Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro (2017),

adalah :

a) Amenorhoe, (tidak dapat haid) gejala ini penting karena wanita

hamil tidak dapat haid lagi.

b) Nause (enek) dan emesis (mual), enek terjadi umumnya pada

bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang- kadang oleh

emesis sering terjadi dipagi hari.

c) Sering buang air kecil.


d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.

e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan servik.

f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar disekitar

puting menjadi menonjol.

g) Mengidam, sering terjadi pada bulan pertama tetapi menghilang

dengan makin tuanya kehamilan.

h) Pembesaran rahim dan perut.

i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan.

Menurut Sulistyawati (2019), tanda-tanda tidak pasti hamil yaitu:

a) Rahim membesar.

b) Tanda Hegar.

c) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan

vulva.

d) Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah

sehingga menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.

e) Braxton Hicks.

Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah

berkontraksi.

f) Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat.

g) Ballottement positif.

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara

menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa

“pantulan” di sisi yang lain.


h) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif.

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi

pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui

kadar hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi

ambang normal,mengindikasikan bahwa wanita mengalami

kehamilan.

3) Tanda-tanda pasti kehamilan

Menurut Sulistyawati (2019), tanda-tanda pasti kehamilan adalah :

a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ).

b) Terasa gerak janin.

c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada

gambaran embrio.

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (> 16

minggu).

c. Perubahan fisologi kehamilan

Menurut prawirohardjo (2017), perubahan fisiologi kehamilan antara lain

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Uterus mempunyai kemampuan untuk bertambah besar

dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan

semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan

kebiruan akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada

seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan

hiperplasia pada kelenjar – kelenjar serviks.

3) Vagina dan perinium

Selam kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda

chadwick.

4) Kulit abdomen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.

5) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya lebih

lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan

vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan

lebih besar, kehitaman, dan tegak.

6) Perubahan metabolik

Pada kehamilan diperkirakan berat badan akan bertambah 12,5 kg.

7) Sistem kardivaskuler

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini

terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler sistemik. Selain itu juga

terjadi peningkatan denyut jantung.


8) Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan

bergeser. Demikian juga yang lainnya seperti appendiks yang akan

bergeser ke arah atas dan lateral.

9) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan

oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering

berkemih.

d. Klasifikasi kehamilan

Menurut Manuaba (2017), klasifikasi kehamilan meliputi :

1) Kehamilan trimester I : 0 sampai 12 minggu

2) Kehamilan trimester II : 13 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester III : 29 sampai 40 minggu

e. Proses kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2017), proses kehamilan merupakan mata rantai

yang berkesinambungan yang terdiri atas :

1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormon yang kompleks.

2) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba yang

memiliki fibriae, maka ovum diangkat dan menuju uterus, sedangkan

spermatozoa masuk kedalam alat genetalia menuju tuba fallopi.

3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum dengan

inti spermatozoa.
4) Nidasi (implantasi) pada uterus adalah proses penempelan hasil

konsepsi di dalam endometrium.

5) Pembentukan plasenta.

6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm.

f. Ketidaknyamanan kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2017), ketidaknyamanan yang biasanya terjadi

pada ibu hamil adalah :

1) Nause (enek) dan emesis (mual), enek terjadi umumnya pada bulan-

bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis sering

terjadi dipagi hari.

2) Sering buang air kecil.

3) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.

4) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

2. Emesis Gravidarum

a. Pengertian emesis gravidarum

1) Emesis gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan

trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula

terjadi setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2017)

2) Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu

hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari

tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Emesis

gravidarum kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu

(Prawirohardjo, 2017).
b. Etiologi Emesis gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat

diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual

disebabkan oleh karena meningkatnya hormon estrogen dan HCG

(Human Chorionic Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro, 2017).

Kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil, mungkin

merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan

wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi

lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan. Dalam

kehamilan terjadi kekenduran relative jaringan otot dalam sistem

pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan

asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik belum dapat menjelaskan

secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan,

namun tidak semua ibu hamil mengalaminya (Yuni, 2019).

Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal

kehamilan, serta gaya hidup juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis

gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan-

makanan yang berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6

rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun

berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau

istirahat dan stres dapat memperburuk rasa mual (Neil, 2017).

c. Tanda dan Gejala Emesis gravidarum

Tanda-tanda emesis gravidarum menurut Manuaba (2017), adalah :


1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi dipagi

hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

2) Nafsu makan berkurang.

3) Mudah lelah.

4) Emosi yang cenderung tidak stabil

Biasanya semakin tua kehamilan akan semakin berkurang

kejadiannya.

d. Pengaruh Emesis Gravidarum pada Ibu

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah

menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus,

mengganggu keseimbangan gizi cairan dan elektrolit tubuh.

Pengaruh emesis gravidarum bagi ibu adalah :

1) Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh

berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi)

2) Sirkulasi darah ke jaringan terhambat. Jika hal ini terjadi, maka

konsumsi O2 dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan

makanan dan O2 ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang

dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang

dikandungnya (Admin, 2017).

3) Akan lemas, apatis, kulit mulai jelek, lidah kotor dan kering.

4) Dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada

kehamilannya.
5) kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula

terjadi robekan kecil pada selaput lendir

esophagus dan lambung atau syndrome Mallary Weiss akibat

perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2017).

Menurut Yuni (2019), tanda-tanda dehidrasi adalah :

1) Berat badan menurun

2) Denyut nadi meningkat (120/menit dan terus naik)

3) Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)

4) Mata cekung

5) Elastisitas kulit menghilang

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka

harus segera mendapatkan pertolongan bidan atau tenaga kesehatan

lainnya. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang- kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologi pada awal kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-

hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering (Yuni,2019).

e. Penanganan Emesis gravidarum

Menurut Yuni (2019), Penanganan Emesis Gravidarum adalah sebagai

berikut :

1) Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi

Emesis gravidarum

a) Makanlah sesering mungkin dalam porsi kecil. Siang hari untuk

porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.

b) Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi


keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.

c) Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker

untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.

d) Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari

tempat tidur secara perlahan-lahan.

e) Berolahraga dan hiruplah udara segar dengan melakukan

olahraga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan

membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.

f) Beberapa kali ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin

B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum

dalam dosis tinggi atau harus menurut aturan dokter.

2) Hal-hal yang harus dihindari

a) Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng

karena akan lebih sulit untuk dicerna.

b) Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.

c) Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang

problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi

dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihan waktu

yang tepat untuk menggosok gigi.

d) Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat Bau

menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya

dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.

e) Hindari mengenakan pakaian yang ketat


Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak

nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual. (Yuni,

2019)

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah merupakan bukti pencatatan dan pelaporan

berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki

oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk

kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Wildan

2019).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan

manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum dengan

metode 7 langkah Varney karena pendekatannya sistematik dan analitik

sehingga memudahkan dalam pengarahan dan pemecahan masalah

terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari

pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi , yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pada langkah ini data yang dikumpulkan adalah data subyektif dan

data obyektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data

dalam catatan harian sebelum didokumentasikan (Wildan, 2019).

Pengumpulan data meliputi :


a. Data Subyektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh

dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien atau dari keluarga

dan tenaga kesehatan (Wildan, 2019).

Data subyektif meliputi :

1) Identitas Klien dan suami menurut Marmi (2012), identitas

meliputi :

a) Nama

Digunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan

yang lain .

b) Umur

Untuk mengetahui umur masa reproduksi klien beresiko

tinggi atau tidak.

c) Agama

Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan

kepada ibu selama memberikan asuhan.

d) Pekerjaan

Pekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu kelelahan.

Secara tidak langsung dapat menyebabkan masa kehamilan

akan terganggu.

e) Suku/ras

Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya.

f) Alamat

Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal.


2) Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien

datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2019).

Pada kasus emesis gravidarum keluhan yang muncul yaitu rasa

mual, bahkan sampai muntah, nafsu makan berkurang mudah

lelah, emosi yang cenderung tidak stabil (Manuaba, 22017).

3) Riwayat haid/menstruasi

Data yang kita peroleh akan menggambarkan tentang keadaan

dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita

peroleh dari riwayat menstruasi antara lain : Menarche, siklus

menstruasi, volume, keluhan (Sulistyawati, 2019).

4) Riwayat Kehamilan Sekarang

Untuk mengetahui tanggal hari pertama haid, umur kehamilan,

perkiraan lahir, masalah atau kelainan pada kehamilan sekarang,

keluhan selama hamil (Prawirohardjo, 22017).

5) Riwayat penyakit

a) Penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah

pada keadaan ibu hamil emesis gravidarum menderita sakit

flu, batuk dan demam (Winkjosastro, 2017).

b) Riwayat penyakit sistemik

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu

hamil diantaranya yaitu diabetes melitus, jantung, TBC,

asma, hepatitis, ginjal, trombofeblitis, kelainan pada


kelenjar/endokrin, gastrointestinal, kanker, hipertensi,

HIV/AIDS, penyakit kejiwaan, epilepsi, anemia dan kelainan

makan (Varney, 2017).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk memberitahu adanya penyakit menurun dalam

keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, kehamilan

kembar dan kelainan bawaan (Prawirohardjo, 22017).

d) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

mempunyai riwayat keturunan kembar (Saifudin, 2017).

e) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan

tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat

mengganggu dalam proses kehamilan ini (Winkjosastro,

2017).

6) Riwayat perkawinan

Untuk mengkaji karena dari data ini akan mendapatkan

gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan

(Sulistyawati, 2019).

7) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah

dipakai dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah

keluhan selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati

& Wulandari, 2018).


8) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

a) Kehamilan : Dikaji untuk mengetahui berapa umur kehamilan

(Wiknjosastro, 2017).

b) Persalinan : Dikaji untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu

spontan atau buatan, lahir aterm atau premature, ada

perdarahan, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana

tempat melahirkan (Wiknjosastro, 2017)

c) Nifas : Dikaji untuk mengetahui adakah komplikasi

pada masa nifas sebelumnya, untuk dapat melakukan

pencegahan atau waspada terhadap kemungkinan

kekambuhan komplikasi (Nursalam, 2018)

d) Anak : Dikaji untuk mengetahui riwayat anak, jenis

kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa

dan sebab meninggal, berat badan dan panjang badan waktu

lahir (Wiknjosastro, 2017).

9) Riwayat laktasi

Dikaji untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui,

adakah keluhan atau tidak saat menyusui (Wiknjosastro,

2017).

10) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan

selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan,

jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa


banyak ibu minum dalam satu hari. Pada ibu hamil dengan

emesis gravidarum asupan makan dan minum ibu berkurang,

ibu mengalami mual dan muntah setelah makan (Manuaba

22017).

b) Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien

sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah

konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi,

warna dan jumlah. Pada kasus emesis gravidarum frekuensi

urine berkurang, karena mual dan muntah yang dirasakan

(Manuaba 22017).

c) Aktivitas

Dikaji untuk mengetahui pola aktivitas pasien sehari-hari.

Pada kasus emesis gravidarum aktivitasnya sedikit terganggu

(Sulistyawati, 2019).

d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa

lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada kasus

emesis gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang karena

adanya gangguan rasa nyaman ibu mengalami mual dan

muntah (Ambarwati&Wulandari 2018).

e) Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan

seksual dan ada keluhan atau tidak selama ibu melakukan


aktivitas seksual (Sulistyawati, 2019).

11) Psikososial budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam

menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang

diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak, adakah

pantangan makan selama kehamilan, kebiasaan atau istiadat

dalam kehamilan (Sulistyawati, 2019).

12) Penggunaan obat-obatan atau rokok

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obat-

obatan selama hamil atau tidak (Nursalam, 2018).

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur menurut

Nursalam, (2018) meliputi :

1) Pemeriksaan Generalis

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik atau

memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang

lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan

dalam berjalan, lemah atau buruk yaitu kurang atau tidak

memberi respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain,

serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri. Pada

kasus emesis gravidarum ibu masih memperlihatkan respon yang

baik terhadap lingkungan dan tidak mengalami ketergantungan

dalam berjalan (Sulistyawati, 2019).


b) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu, menurut Nursalam

(2018), meliputi :

(1) Composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan respon

yang cukup terhadap stimulus yang diberikan)

(2) Somnolen (kesadaran yang mau tidur saja. Dapat dibangunkan

dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi)

(3) Koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau

rangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada).

(4) Apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya), (Alimul,

2006). Pada keadaan ibu hamil dengan emesis

gravidarum kesadaran ibu composmentis (Nursalam, 2018).

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan

nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60 -

130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 15

mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada

pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam (Manuaba,

22017).

d) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau

febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak

pada kehamilan, suhu diukur dengan menggunakan skala derajat

celcius. Batas normal 36,5 -37,5ºC (Saifuddin, 2006).


e) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam 1

menit, denyut nadi normal adalah 70 x/menit sampai 88 x/menit

(Saifuddin, 2017).

f) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang dihitung dalam 1

menit, respirasi normal adalah 12 x/menit sampai 20 x/menit

(Saifuddin, 2017).

g) Berat badan

Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan pasien selama

hamil, penambahan berat badan rata-rata 0,3 - 0,5 kg/minggu,

tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama

kehamilan 9 – 12 kg (Alimul, 2006).

h) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Nursalam, 2018).

i) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan batas lingkar

lengan normal, yaitu 23,5 cm (Wiknjosastro, 2017).

2) Pemeriksaan sistematis

a) Inspeksi

(1) Kepala, meliputi :

(a) Rambut

Untuk mengetahui warna rambut klien, kebersihan rambut

dan rambut mudah rontok atau tidak (Sulistyawati, 2019)


(b) Muka

Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak ada

oedema dan cloasma gravidarum atau tidak. Pada ibu

hamil emesis gravidarum muka terlihat sedikit pucat

(Prawirohardjo, 22017).

(c) Mata

Untuk mengetahui warna conjungtiva dan sklera,

kebersihan mata, ada kelainan atau tidak dan adakah

gangguan penglihatan seperti rabun jauh/dekat. Pada ibu

hamil emesis gravidarum conjungtiva pucat dan sklera

putih (Sulistyawati, 2019).

(d) Hidung

Untuk mengetahui kebersihan hidung klien, ada polip atau

tidak, apakah klien alergi terhadap debu atau tidak

(Sulistyawati, 2019).

(e) Telinga

Untuk mengetahui kebersihan telinga klien serta ada

gangguan pendengaran atau tidak (Sulistyawati, 2019).

(f) Mulut

Untuk mengetahui keadaan bibir, lidah dan gigi klien.

Mengkaji warna bibir, integritas jaringan (lembab, kering

atau pecah-pecah). Mengkaji lidah klien tentang warna dan

kebersihannya serta gigi klien tentang kebersihan gigi,

caries atau tidak serta gangguan pada mulut (bau mulut)

(Alimul, 2006).
(2) Leher

Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok atau

pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006).

(3) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak,

puting susu menonjol atau tidak, areola hiperpigmentasi atau

tidak, keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak

(Nursalam, 2018).

(4) Abdomen

Untuk mengetahui adanya pembesaran abdomen atau perut,

adanya jaringan parut, luka bekas operasi dan pergerakan janin

(Nursalam, 2018).

(5) Genetalia

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui

apakah ada pembengkakan kelenjar bartholini, mengetahui

pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus (Wiknjosastro,

2017).

(6) Anus

Adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak

(Wiknjosastro, 2017).

(7) Ekstermitas

Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices,

reflek patella positif atau negatif, betis merah lembek atau

keras (Wiknjosastro, 2017).


b) Palpasi

Menurut Manuaba (22017), yaitu :

(1) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian

janin dalam fundus serta konsistensi uterus.

(2) Leopold II : Untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada

perut ibu.

(3) Leopold III : Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat

dibagian bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah

atau belum masuk pintu atas panggul.

(4) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa masuknya bagian

bawah janin kedalam rongga panggul.

(5) TBJ : Untuk mengetahui perkiraan berat janin.

Dihitung dengan cara TFU bila kepala janin

sudah masuk panggul dikurangi 11, dan bila

kepala janin belum masuk panggul dikurangi 12

dikali 155.

c) Auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ karena

merupakan tanda pasti kehamilan. Terdengarnya DJJ menunjukkan

bahwa janin dalam keadaan hidup (Manuaba, 22017).

3) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium pada kasus

emesis gravidarum dikaji dengan pemeriksaan USG untuk

mengetahui tanda-tanda pasti kehamilan yaitu terlihat adanya kantong


kehamilan dan ada gambaran embrio (Sulistyawati, 2019).

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang

sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau

diagnosa yang spesifik (Varney, 2017).

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah “Ny S

G1P0A0 umur 24 tahun umur kehamilan 8 minggu dengan emesis

gravidarum”.

Dasar :

Data Subyektif :

Menurut Wiknjosastro (2017), yaitu :

1) hari pertama haid terakhir pada tanggal....

2) ini kehamilan yang ke....

3) mual muntah pada pagi hari.

4) badannya lemas.

5) nafsu makan berkurang karena mual.

6) frekuensi BAK berkurang. Data Obyektif :

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik (Wildan, 2019).

1) HPL (Hari Perkiraan Lahir)

2) Keadaan umum dan vital sign (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi)

3) Leopold I
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang

ada dalam fundus.

4) Leopold II

Digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian

kecil pada anak.

5) Leopold III

Digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian

bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang

oleh pintu atas panggul.

6) Leopold IV

Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan

seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul.

7) Kontraksi ada atau tidak

8) TFU Mc. Donald

Untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan

perhitungan tafsiran berat janin dengan rumus.

9) TBJ

Untuk mengetahui perkiraan berat janin.

Dihitung dengan cara TFU bila kepala janin sudah masuk panggul

dikurangi 11, dan bila kepala janin belum masuk panggul dikurangi

12 dikali 155 (Manuaba, 2017).

10) Mata
Ada gangguan penglihatan atau tidak

11) Anogenital

Apakah ada kandidiasis vagina atau tidak

12) Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan kadar gula darah, glukosa dalam urine, keton dalam

urin dan apakah terjadi peningkatan hemoglobin.

b. Masalah

Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah masalah dan diagnosis.

Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak dapat

didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan

untuk membuat rencana yang menyeluruh (Sulistyawati, 2019).

Masalah yang muncul pada kasus emesis gravidarum adalah ibu

merasa cemas dengan kehamilannya (Mansjoer, 2019).

c. Kebutuhan

Berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu biasanya

dibutuhkan konseling lebih lanjut (Marmi, 2012). Kebutuhan pada

kasus emesis gravidarum adalah memberikan konseling dan motivasi

dukungan pada ibu (Mansjoer, 2019).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi (Nursalam, 2018). Langkah ini membutuhkan antisipasi,

bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan


diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini

benar-benar terjadi, dan yang paling penting adalah melakukan asuhan

yang aman. Dari kasus emesis gravidarum didapatkan diagnosa

potensial terjadinya dehidrasi, jika tidak segera diatasi akan mengarah ke

hiperemesis gravidarum (Varney, 2017).

Langkah IV : Antisipasi

Antisipasi adalah mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

(Sofyan 2006). Antisipasi dalam kasus emesis gravidarum yaitu dengan

memberikan terapi vitamin B compleks mediamer B6 sebagai vitamin

dan anti muntah, sedatif ringan (luminal 3 x 30 mg (barbiturat), valium),

antimual-muntah (stimetil 3 x 30 mg primperan, emetrol)

(Manuaba 22017).

Langkah V : Perencanaan

Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap

diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada

langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat

dilengkapi. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan

menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan

pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi

tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2017).

Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus emesis

gravidarum menurut Manuaba (22017), adalah :

a. Komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ) tentang hamil muda yang


selalu dapat disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan

berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

b. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan syaraf pusat.

c. Nasihat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.

Makanan yang merangsang timbulnya mual muntah dihindari.

d. Disarankan tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng, mentega,

margarin, minyak dan tidak berbau menyengat.

e. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis

gravidarum :

1) Vitamin yang diperlukan (vitamin B compleks, mediamer B6 sebagai

vitamin dan antimuntah).

2) Pengobatan

a) sedatif ringan (luminal 3x30 mg (barbiturat), valium).

b) antimual-muntah (stimetil 3x30 mg, primperan, emetrol).

3) Nasihat pengobatan yaitu banyak minum air dan minuman lain,

hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi

lambung.

4) Nasihat kontrol antenatal atau pemeriksaan hamil lebih sering, segera

datang bila terjadi keadaan abnormal.

Langkah VI : Pelaksanaan (Implementasi)

Menurut varney (2017), pada langkah ini rencana asuhan


menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah perencanaan,

dilaksanakan secara efisien dan aman. Penatalaksanaan ini bisa

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau tenaga

kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri tetapi

dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

penatalaksanaannya.

Penatalaksanaan asuhan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum

menurut Manuaba (22017), yaitu :

a. Memberi komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ) tentang hamil

muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum. Emesis

gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur

kehamilan 4 bulan.

b. Memberi nasehat agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan syaraf pusat.

c. Memberikan nasihat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi

lebih sering. Makanan yang merangsang timbulnya mual muntah

dihindari.

d. Menyarankan tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng, mentega,

margarin, minyak dan tidak berbau menyengat.

e. Memberi terapi, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada

emesis gravidarum :

1) Memberi vitamin yang diperlukan (vitamin B compleks, mediamer

B6 sebagai vitamin dan antimuntah).

2) Memberi pengobatan
a) sedatif ringan (luminal 3x30 mg (barbiturat), valium).

b) antimual-muntah (stimetil 3x30 mg, primperan, emetrol).

3) Memberi nasihat pengobatan (banyak minum air dan minuman lain,

hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi

lambung).

4) Memberi nasihat kontrol antenatal (pemeriksaan hamil lebih sering,

segera datang bila terjadi keadaan abnormal).

Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

asuhan yang diberikan, menandakan seberapa jauh rencana tindakan dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2018). Pada langkah

ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam

pelaksanaannya (Varney, 2017). Evaluasi yang diharapkan dalam asuhan

ini adalah :

a. Keadaan umum baik

b. Mual muntah sembuh

c. Ibu dan janin sehat

d. Nafsu makan sudah baik

e. Berat badan naik

f. Tidak terjadi dehidrasi

g. Tidak terjadi hiperemesis gravidarum


Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

a) Diagnosis ataumasalah
b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi
dan / atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari
rujukan.

BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. E G1P0A0 UMUR 21

TAHUN UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN EMESIS

GRAVIDARUM DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN

NURMALA SARI KOTA JAMBI

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 29 September 2022

Pukul : 19.00 WIB

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

Nama : Ny. E Nama : Tn. F

Umur : 21 tahun Umur : 25 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku bangsa : Madura Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : RT 16 Kenali Besar

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) :

1. Keluhan utama pada waktu masuk : mual dan muntah sejak 3 hari

yang lalu pada pagi hari 3-4 x/hari berupa cairan.


2. Riwayat menstruasi

a. Menarche : haid pada umur 14 tahun

b. Siklus : siklus haidnya 28 hari

c. Lama : haid lamanya 5 – 6 hari

d. Banyaknya : haid banyaknya 2 – 3 x

ganti pembalut / hari

e. Teratur/tidak teratur : haidnya teratur

f. Sifat darah : darahnya encer

g. Dismenorhoe : tidak pernah

3. Riwayat Hamil ini

a. HPHT : 5 Juli 2022

HPL : 12 April 2023

b. Gerakan janin : belum merasakan adanya gerakan janin.

c. Vitamin / jamu yang dikonsumsi hanya mengkonsumsi obat dari

bidan seperti anti muntah dan vitamin.

d. Keluhan – keluhan pada

Trimester I : merasa mual muntah pada pagi hari

Trimester II :-

Trimester III :-

e. ANC

2 kali dilakukan dibidan pada saat umur kehamilan 1 dan 2 bulan


f. Penyuluhan yang pernah didapat

sudah pernah mendapatkan penyuluhan gizi ibu hamil pada umur

kehamilan 1 bulan

g. Imunisasi TT

selama hamil belum imunisasi TT

h. Kekhawatiran khusus

merasa cemas dengan kondisi kehamilannya

4. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang

mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu, mual dan muntah 3-4x

sehari berupa cairan.

b. Riwayat Penyakit Sistemik

1) Jantung : dada sebelah kirinya tidak berdebar-debar dan

tidak keluar keringat dingin pada telapak tangannya.

2) Ginjal : pada pinggangnya tidak pernah sakit saat BAK.

3) Asma / TBC : tidak pernah mengalami batuk yang

berkepanjangan sampai 3 bulan atau lebih dan ibu tidak pernah

mengalami sesak nafas.

4) Hepatitis : pada kuku, mata, dan kulitnya tidak berwarna

kuning.

5) DM : tidak mudah haus, lapar, dan tidak sering BAK

pada malam hari kurang lebih 8 kali.

6) Hipertensi : tidak pernah mengalami tekanan darah


tinggi lebih dari 140/90 mmHg, dengan keluhan misalnya :

pusing, tengkuk terasa kaku dan tegang.

7) Epilepsi : tidak pernah mengalami kejang sampai

mengeluarkan busa dari mulutnya.

8) Lain – lain : tidak memiliki riwayat penyakit apapun,

misalnya : HIV/AIDS, malaria, dan lain-lain

c. Riwayat Penyakit Keluarga :

bahwa dalam keluarga baik dari pihak ayah maupun ibu tidak ada

yang memiliki riwayat penyakit Menurun seperti hipertensi, DM,

Asma, penyakit Menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS

d. Riwayat Keturunan Kembar :

bahwa baik dari pihak ayah maupun ibu tidak ada yang

mempunyai riwayat keturunan kembar.

e. Riwayat operasi

bahwa sampai saat ini belum pernah mengalami riwayat operasi

apapun.

5. Riwayat perkawinan

a. Status perkawinan : syah, kawin 1 kali

b. Kawin I : umur 20 tahun, dengan suami umur 24 tahun Lamanya : 1 tahun.

6. Riwayat keluarga berencana :

belum pernah menggunakan metode KB apapun.

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


N Thn/ Temp Um Jenis Pen ANA NIFAS Keada
O K
tgl at ur Partu o Jen BB PB keada lakta an
Partus partus (kh s Lo is (gra (cm an si Anak
ml) ng (p/l m) ) sekar
) ang
1. Hamil
Sekar
ang

8. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Sebelum hamil : makan 3x sehari porsi sedang jenisnya nasi,

sayur, tahu, telur, minum air putih kurang lebih 8

gelas/hari.

Selama hamil : sejak 3 hari yang lalu nafsu makan menurun dan

merasa malas untuk makan dan minum, makan

tidak teratur ±2x sehari porsi sedikit, jenisnya nasi,

sayur, tempe, daging, minum ± 5-6 kali/hari

ditambah susu 1 gelas/hari, setiap muntah

mengeluarkan cairan.

b. Eliminasi

Sebelum hamil : BAB 1 kali/hari konsistensi lunak warna kuning

kecoklatan, bau khas feses.

: BAK 4-5 kali/hari dengan warna kuning jernih bau

khas urine, tidak ada keluhan.

Selama hamil : BAB 1 kali/hari konsistensi lunak warna kuning

kecoklatan, bau khas feses. BAK 3-4 kali/hari

dengan warna kuning jernih, bau khas urine.

c. Aktivitas
Sebelum hamil : melakukan aktivitas seperti biasa, melakukan

pekerjaan rumah sendiri.

Selama hamil : mengurangi aktivitasnya sehari- hari seperti tidak

memasak dan mencuci pakaian serta dibantu suami

suami dalam menyelesaikan pekerjaan rumah

tangga lainnya dan sejak 3 hari yang lalu lebih

banyak tiduran tapi tetep melakukan aktivitas

ringan seperti menyapu dan mencuci piring.

d. Istirahat/tidur

Sebelum hamil : tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam.

Selama hamil : tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 6-7 jam

kadang terbangun karena merasa mual dan

muntah.

e. Seksualitas

Sebelum hamil : melakukan hubungan seksual 2-3 kali dalam

seminggu, dan tidak ada keluhan.

Selama hamil : melakukan hubungan seksual 2 kali dalam

seminggu, dan tidak ada keluhan

f. Personal Hygiene

Sebelum hamil : mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari,

gosok gigi 2 kali sehari, dan kramas 3 kali dalam

seminggu.

Selama hamil : mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari,

gosok gigi 2 kali sehari, dan kramas 3 kali dalam


seminggu.

g. Psikososial Budaya

1) Perasaan tentang kehamilan ini sangat senang dengan kehamilannya.

2) Kehamilan ini direncakan/tidak kehamilannya ini direncanakan .

3) Jenis kelamin yang diharapkan

jenis kelamin dan laki-laki tidak jadi masalah yang penting

anaknya bisa lahir normal dan selamat.

4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan keluarganya sangat mendukung dengan

kehamilan ini.

5) Keluarga lain yang tinggal serumah hanya tinggal dengan suaminya.

6) Pantangan makanan

menghindari makanan pedas dan bersantan untuk mengurangi

rasa mualnya.

7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

dalam keluarganya mengadakan tradisi 4 bulan dan 7 bulanan.

h. Penggunaan obat-obatan / rokok

tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan, dan

tidak merokok.

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)

1. Status Generalis
a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD : 110/70 mmHg N : 82 x/menit R : 22 x/menit S : 36,2

d. TB : 156 cm

e. BB sebelum hamil : 52 kg

f. BB sekarang : 51 kg

g. LLA : 24 cm

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Hitam, bersih, tidak mudah rontok, tidak berketombe.

2) Muka : Bersih, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat,

tidak ada oedema.

3) Mata

a) Oedema : Tidak oedema

b) Conjungtiva : Merah muda

c) Sklera : Putih

4) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada benjolan.

5) Telinga : Normal, simetris, bersih, tidak ada serumen.

6) Mulut/Gigi/Gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries,

gusi tidak mudah berdarah.

b. Leher

1) Kelenjar gondok : Tidak mengalami pembesaran


2) Tumor : Tidak ada benjolan

3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar

limfe dan parotis.

c. Dada dan Axilla

1) Mammae

a) Membesar : Normal

b) Tumor : Tidak ada benjolan

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri

d) Areola : Mengalami hipergimentasi

e) Puting susu : Menonjol

f) Kolostrum : Belum keluar

2) Axilla

a) Benjolan: Tidak ada benjolan.

b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

d. Extremitas

1) Varises : Tidak ada varises

2) Oedema : Tidak ada oedema

3) Reflek patella : Kanan dan kiri positif

4) Kuku : Bersih

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

a. Abdomen
1) Inspeksi

a) Pembesaran perut : Sesuai umur kehamilan

b) Bentuk perut : Memanjang

c) Linea alba / nigra : Linea Nigra

d) Strie albican / livide : Tidak ada

e) Kelainan: Tidak ada kelainan

f) Pergerakan janin : Belum teraba

2) Palpasi

a) Pergerakan Janin : Belum teraba gerakan janin

b) Leopold I : Konsistensi uterus keras

c) Leopold II : Tidak dilakukan

d) Leopold III : Tidak dilakukan

e) Leopold IV : Tidak dilakukan

f) TFU Mc Donald : Tidak dilakukan

g) TBJ : Tidak dilakukan

3) Auskultasi

DJJ :

Punctum maximum :Tidak dilakukan

Frekuensi : Tidak dilakukan

Teratur / Tidak: Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan Panggul

1) Kesan panggul : Normal (gynekoid)


2) Distantia spinarum : Tidak dilakukan

3) Distantia Kristarum : Tidak dilakukan

4) Konjugata Eksternal (boudelogue) : Tidak dilakukan

5) Lingkar panggul : Tidak dilakukan

c. Anogenital

1) Vulva vagina

a) Varises : Tidak ada varises di vulva

b) Luka : Tidak ada luka

c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan

d) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

e) Kelenjar bartolini : Tidak ada pembesaran

f) Pengeluaran pervagina : Tidak ada pengeluaran Pervaginam

2) Perinium

a) bekas luka : Tidak ada bekas

luka diperinium

b) Lain-lain: Tidak ada

3) Anus

a) Haemorhoid : Tidak ada haemoroid di anus

b) Lain-lain: Tidak ada

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 11,2 g/dl

Golda :A

HBSag : Negatif

HIV : NR

Syphilis : NR

b. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 29 September 2022 Pukul : 19.00 WIB

A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny. E G1 P0 A0 umur ibu 21 tahun umur kehamilan 12 minggu, keadaan

umum ibu dan janin baik dengan emesis gravidarum.

Data Dasar

Data Subyektif :

1. ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah keguguran.

2. hari pertama haid terakhirnya tanggal 5 Juli 2022

3. Sering mual dan muntah pada pagi hari sejak 3 hari yang lalu mual-

muntah 3-4x/hari berupa cairan.

Data Obyektif :

1. HPL : 12 April 2023

2. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.

3. Vital sign : TD : 110/70 mmHg N : 82x/menit

R : 22 x/menit S : 36,2ºC

4. BB sebelum hamil : 52 kg
BB sekarang : 51 kg
5. Mata : Simetris, tidak pucat, conjungtiva merah muda,

sklera putih

6. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries,

gusi tidak mudah berdarah.


7. Leher : Tidak ada pembesaran, tidak ada benjolan.

8. Palpasi abdoman : Konsistensi uterus keras, teraba tegang.

B. MASALAH

Ibu merasa cemas dengan kehamilannya karena ibu mengalami mual

dan muntah sampai 3-4x sehari berupa cairan

C. KEBUTUHAN

Memberi suport mental pada ibu.

Memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami oleh ibu.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Hiperemesis Gravidarum

IV. ANTISIPASI

Memberikan terapi B6 10 mg, kalk 500 mg, Vitamin C 120 mg 1x1 sehari.

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 29 September 2022 Pukul : 19.15 WIB


1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

2. Jelaskan pada ibu mengenai keluhan-keluhan yang dialami.

3. Berikan nasehat pada ibu agar tidak segera bangun dari tempat tidur saat

pagi hari.

4. Anjurkan pada ibu untuk diet

5. Anjurkan pada ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau

menyengat.

6. Berikan terapi pada ibu.

7. Anjurkan ibu untuk menggunakan aromaterapi lemon dirumah

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Tanggal : 29 September 2022 Pukul : 19.20 WIB

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD : 110/70 mmHg N : 82 x/menit

R : 22 x/menit S : 36,2ºC

Ibu mengerti

2. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan-keluhan yang dialaminya saat

ini yaitu mual-muntah 4-5x sehari itu adalah gejala emesis gravidarum

yang terjadi pada ibu hamil. Biasanya ini terjadi pada usia kehamilan

muda dan akan menghilang setelah usia kehamilan 20 minggu atau

kehamilan muda dan ini adalah keadaan yang normal, Ibu sudah
mengerti dan paham tentang keluhan yang dialaminya saat ini

3. Memberikan nasehat pada ibu agar tidak segera bangun dari tempat

tidur pada pagi hari, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju

susunan syaraf pusat. Ibu bersedia

4. Menganjurkan pada ibu untuk diet yaitu makan dengan porsi sedikit tapi

sering, dan menghindari makanan yang merangsang timbulnya mual dan

muntah (gorengan, berbau menyengat). Ibu bersedia

5. Memberikan terapi pada ibu

1x1 sehari berjumlah 10 tablet

1x1 sehari berjumlah 10 tablet


1x1 sehari berjumlah 10 tablet

Terapi pada ibu telah diberikan dan ibu bersedia meminumnya di rumah.

6. Menganjurkan ibu untuk menggunakan aromaterapi lemon dirumah untuk

mengurangi mual

7. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 bulan lagi atau bila ada

Keluhan, ibu bersedia.

VI. EVALUASI

Tanggal : 29 September 2022

Jam : 19.30 WIB


S : Pasien memahami dan dapat mengulang konseling yang telah diberikan oleh petugas

O : Kalk, B6, dan Vit C sudah diberikan

A : Ny. S G1 P0 A0 umur ibu 21 tahun umur kehamilan 12 minggu, dengan emesis gravidarum.

P : Anjurkan kontrol ulang 1 bulan lagi


BAB IV

PEMBAHASAN

Pengumpulan data subjektif ini peneliti melakukan anamnesis dengan cara

wawancara kepada Ny. E dan keluarga. Peneliti menemukan beberapa hal dalam data

subjektif yaitu pada kunjungan pertama klien mengatakan hamil 3 bulan mengeluh mual

dan muntah sejak 3 hari yang lalu pada pagi hari 3-4 x/hari berupa cairan . hamil

anak ke-1 dan tidak pernah keguguran, mengeluh merasa cemas karena sering muntah

dan takut bayinya terganggu karena tidak mendapatkan gizi dari ibunya, mengalami

penurunan nafsu makan baik porsi maupun frekwensinya sejak 1 minggu yang lalu, susah

tidur dan tidak dapat melakukan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga karena badannya

terasa lemas dan pusing.

Emesis gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan

trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula terjadi setiap

saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2017). Emesis gravidarum gejala yang

wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil trimester I. Mual dan muntah

biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam

hari. Emesis gravidarum kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama

haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo,

2017).

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat

diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan

oleh karena meningkatnya hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic


Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro, 2017). Kadar hormon estrogen

yang tinggi saat hamil, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil

untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon

estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami

gangguan kehamilan. Dalam kehamilan terjadi kekenduran relative jaringan

otot dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan

kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik belum dapat

menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada

kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya (Yuni, 2019).

Pada tahap pengumpulan data objektif, peneliti memperoleh data dengan

melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang ditemukan keadaan umum klien lemah, TD 110/70 mmHg, N 100

x/menit, berat badan turun sebanyak 1 kg dari 52 kg menjadi 51 kg, muka pucat, mata

tidak cekung, bibir tampak kering, lidah kering, mulut bau aseton, abdomen TFU 2 jari di

atas simpisis pubis, ekstremitas turgor kulit kurang. Pada kasus yang ditemukan pada Ny.

E dan dibandingkan dengan teori yang ada dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan.

Mengidentifikassi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan

diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap

mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali

dalam melakukan asuhan yang aman. Pada kasis ini diagnose yang ditegakkan yaitu Ny.

E G1 P0 A0 umur ibu 21 tahun umur kehamilan 12 minggu, keadaan umum

ibu dan janin baik dengan emesis gravidarum.


Menurut Sulaiman (2018) manajemen asuhan kebidanan mengidentifikasikan

masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan pengumpulan data,

pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat

kondisi yang tidak normal, dan apabila tidak mendapatkan penanganan segera dapat

membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam penderita.

Berdasarkan teori dan kasus yang ada dilapangan dapat disimpulkan tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

Ny. E dianjurkan untuk diet yaitu makan dengan porsi sedikit tapi sering,

dan menghindari makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah

(gorengan, berbau menyengat). Menurut Saiffudin (2016) penatalaksanaan pada klien

hiperemesis gravidarum tingkat I yaitu dianjurkan makan makanan dengan porsi kecil

tetapi lebih sering, makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya jangan

dimakan karena pada umumnya menyebabkan mual, makanan diselingi dengan makanan

kecil misalnya roti kering, kentang, agar-agar atau biscuit dengan teh hangat pada waktu

bangun pagi, pada siang hari dn sebelum tidur, makanan dan minuman seyogyanya

disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

Diberikan terapi farmakologis, Pola makan calon ibu sebelum maupun

pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya hidup juga berpengaruh

terhadap terjadinya emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon

ibu yang makan-makanan yang berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan

bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual

pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau

istirahat dan stres dapat memperburuk rasa mual (Neil, 2017).

Selain terapi farmakolgis juga dianjurkan untuk menggunakan terapi

nonfarmakologis untuk mengurangi mual muntah yaitu dengan menganjurkan untuk


menggunakan aromaterapi lemon yang dipercaua dapat mengurangi mual muntah.

Sesuai dengan penelitian Yayat Suryati (2018) Hasil penelitian didapatkan nilai

rata-rata pretest pada kelompok intervensi 10,13 dan rata-rata post test pada

kelompok intervensi 7,38. Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol 9,06 dan nilai

rata-rata post test kelompok kontrol 8,81. Hasil uji statistik menunjukan terdapat

pengaruh aromatherapy lemon terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil

trimester 1 dengan p value = 0,03 < a =0,05. Berdasarkan hasil penelitian

disarankan kepada seluruh ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum bahwa

dapat menggunakan aromaterapyl lemon sebagai pilihan alternative untuk

mengurangi emesis gravidarum pada kehamilan.

Penelitain lain juga menyatakan hal yang serupa Siti Cholifah (2021) asil

Penelitian menunjukkan bahwa skala mual muntah ibu hamil trimester I sebelum

pemberian aromaterapi Mean+SD 23,33+3,913 sedangkan setelah pemberian

aromaterapi Mean+SD 13,67 +4.071. Hasil Wilcoxon Sign Rank Test dengan

tingkat kemaknaan α= 0,05 didapatkan p= 0,0001 (P < α 0,05) maka H1 diterima

dan H0 ditolak.Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi lemon

secara bermakna mempunyai pengaruh dalam menurunkan mual muntah pada ibu

hamil trimester I.

Pada umumnya penulis melihat bahwa dalam penatalaksanaan kasus hiperemesis

gravidarum tingkat I sudah sesuai dengan teori yaitu seluruh rencana asuhan dapat

penulis lakukan sesuai rencana.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari Asuhan

Kebidanan pada Ibu Hamil Ny.E G1P0A0 Umur Kehamilan 12 minggu

dengan emesis gravidarum yaitu :

1. Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny.E G1P0A0 Umur Kehamilan

12 minggu, dengan emesis gravidarum diperoleh data subyektif ibu

hamil Ny.E ini kehamilan pertama, dan belum pernah keguguran, ,

usianya 21 tahun, HPHT : 5 Juli 2022, mengeluh sejak 3 hari yang

lalu mual dan muntah ± 4- 5x/hari pada pagi hari setelah makan yang

berupa cairan, sedangkan pada data obyektif didapatkan hasil

pemeriksaan fisik keadaan umum baik, kesadaran composmentis TD :

110/70 mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,2ºC,TB : 156 cm,

BB sebelum hamil : 52 kg, BB sekarang : 51 kg, mata : simetris,

conjungtiva merah muda, sklera putih, mulut : tidak ada stomatitis,

gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.

2. Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti

dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny.E G1P0A0 umur 21

tahun, hamil 12 minggu, dengan emesis gravidarum.

3. Diagnosa potensial pada kasus Ny.E tidak muncul karena dapat

ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur.


4. Antisipasi pada Ny.E adalah dilakukan informasi dan edukasi tentang

kehamilannya, dan memberikan terapi B6 10 mg, Vitamin C 120 mg,

Kalk 120 mg dan aromaterapi lemon.

5. Rencana tindakan yang diberikan pada Ny.E yaitu beritahu ibu hasil

pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan yang

dialaminya sekarang, berikan nasehat pada ibu agar tidak segera

bangun dari tempat tidur saat pagi hari, anjurkan pada ibu untuk diet,

anjurkan pada ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau

menyengat, berikan terapi pada ibu.

6. Pelaksanaan tindakan pada Ny.E dilakukan sesuai dengan rencana

tindakan yang telah dibuat.

7. Evaluasi yang didapat setelah diberikan asuhan kebidanan pada Ny. E

adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70

mmHg, R : 20x/menit, N : 84x/menit, S: 36,3ºC, mata : simetris,

tidakn pucat, conjungtiva merah muda, sklera putih, mulut bersih tidak

stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak berdarah, ibu sudah tidak mual

dan muntah lagi, nafsu makan meningkat.

8. Pada kasus Ny.E G1P0A0 umur 21 tahun hamil 12 minggu dengan

emesis gravidarum tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori

dan kasus yang ada dilahan praktek.


B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan


saran bagi :

1. Bagi Institusi

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan

diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya

tentang ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum.

2. Bagi Bidan

Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan

konsep asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu

memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.

3. Bagi klien

Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya

secara teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang

mungkin terjadi pada emesis gravidarum dan menganjurkan klien untuk

mencari informasi ke tenaga kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Admin. 22017. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Emesis Gravidarum. Melalui


http : obstetriginekologi.com.diakses tanggal 08 Oktober 2013

Alimul, H.A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Ambarwati,E. Wulandari, D. 2018. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :


Nusa Offset

DepKes RI. 22017.Permenkes 1464/MENKES/PER/X/22017

, 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

Dinkes Kabupaten Bangkalan. 2011. Profil Kesehatan : Bangkalan. Dinkes


Kabupaten Bangkalan. Diakses 08 Oktober 2013

Hidayat A. Sujiyatini. 22017. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta :


Nusa Medika.

Mansjoer, A. 2019. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Hipokrates.

Manuaba. 22017. Gawat Darurat Obstetri dan Ginekologi untuk Profesi Bidan.
Jakarta : EGC

Marmi et.al. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerpurium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Menkes RI. 2012. AKI tinggi, Menkes tak puas hasil SDKI 2012.
www.bkkbn.go.id Indek Berita. Bkkbn online. Diakses tanggal 30
September 2013.

Mustika, Sofyan.2006. 50 Tahun Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta :


PP IBI

Neil. 22017. Panduan Lengkap : Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat.

Nursalam. 2018. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba


Merdeka.

, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Jakarta : Salemba Medika
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. 2019. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka

,22017. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Masyarakat . 2012. Situasi Derajat


Kesehatan. www.dinkesjatengprov.go.id/.../Bab I-VI. Diakses tanggal
11 Mei 2013

Riwikdikdo, H. 2019. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.

Sulistyawati, A. 2019. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Saifuddin, Abdul, Bari, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

, 2017. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Varney, H. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, H. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Wildan, M. Alimul, A.A. 2019. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika.

Yuni. 2019. Emesis Gravidarum. Melalui www.belbuk.com/Emesis-


Gravidarum- p-3898.html. diakses tanggal 19 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai